Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH

JARINGAN KOMPUTER

VLAN DAN JARINGAN NIRKABEL

Disusun Oleh:
Zulkifli (1710128262205)
Kurnia Mustafani (1710128262211)
Andi Lewis Pratama (1710128262254)
Windi Eka Angriani (1710128262230)
Bakhrul Huda Solihin (1710128262272)
Aldialma Firsanov S R (1710128262195)

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS IBNU SINA BATAM
TA.GANJIL 2019/2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan
sehingga penulis dapat menyelesaikan buku panduan penulisan makalah ini
dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya penulis tidak akan sanggup
untuk menyelesaikan buku panduan penulisan makalah ini dengan baik. Shalawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan buku panduan penulisan makalah ini
sebagai acuan penulisan bagi mahasiswa yang akan membuat suartu makalah
sebagai tugas kuliah.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tlah
membantu dalam menulis buku panduan penulisan makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Batam, 10 November 2019

ii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul/ Cover .......................................................................................... i


Kata Pengantar ....................................................................................................... iii
Daftar Isi................................................................. Error! Bookmark not defined.
Daftar Gambar ........................................................ Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ I-1
1.2 Perumusan Masalah ................................................................................... I-2
1.3 Batasan Masalah ........................................................................................ I-3
1.4 Tujuan .......................................................................................................... I-3
1.5 Manfaat ........................................................................................................ I-3
1.5.1 Bagi Penulis. ....................................................................................... I-3
1.5.2 Bagi Universitas .................................................................................. I-3
BAB II ISI
2.1 Virtual Local Area Network (VLAN) ....................................................... II-1
2.1.1 Sejarah Perkembangan VLAN (Virtual Local Area Network) ......... II-1
2.1.2 Pengertian VLAN ............................................................................. II-2
2.1.3 Tipe-tipe VLAN ................................................................................ II-4
2.1.4 Perbedaan Mendasar Antara LAN dan VLAN .................................. II-6
2.1.5 Variable Length Subnet Mask (VLSM) .......................................... II-11
2.2 Jaringan Nirkabel ..................................................................................... II-12
2.2.1 Pengertian Wireless (Nirkabel) ....................................................... II-12
2.2.2 Sejarah Jaringan Nirkabel ............................................................... II-13
2.2.3 Tipe dari Jaringan Nirkabel ............................................................ II-14
2.2.4 Konsep Jaringan Wireless ............................................................... II-21
2.2.5 Layanan Pengembangan Wireless .................................................. II-23
2.2.6 Komponen Jaringan Wireless ........................................................ II-24
BAB III PENUTUP

iii
3.1. Kesimpulan .............................................................................................. III-2
3.2 Saran ......................................................................................................... III-3
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Typical VLAN Constitution ............................................................ II-3i


Gambar 2.2 Penggunaan IP Adress .................................................................. II-11i
Gambar 2.3 VLSM Subnetting ........................................................................ II-12i

v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan berkembanganya teknologi terutama computer dan internet
kita dapat melihat dan mengetahui informasi dengan mudah, salah satu penunjang
perkembangan teknologi tersebut tidak lepas dari Teknologi wireless (tanpa
kabel/nirkabel). Penggunaan teknologi wireless yang diimplementasikan dalam
suatu jaringan local sering dinamakan WLAN (Wireless Local Area Network),
namun perkembangan teknologi wireless yang terus berkembang sehingga
terdapat istilah yang mendampingi WLAN seperti WMAN (Metropolitan),
WWAN (Wide), dan WPAN (Personal/Private) (Supriyanto, A (2006). Jaringan
nirkabel sebagai media informasi dan komunikasi tidak lepas dari kebutuhan
pengguna, diantaranya komputer, Notebook, PDA, Telepon selular (Handphone).
Pada dasarnya pengguna Wireless LAN pada suatu jaringan tidak berbeda
dengan jaringan yang menggunakan kabel sebagai media transmisinya, hanya
saja. biaya pemasangan akan relative lebih ringan terutama pada saat jaringan
yang jaraknya cukup berjauhan, sehingga walaupun alat tersebut relative mahal di
banding penggunaan kabel tetapi jika di lihat kemudahan dan total biaya instalasi
jaringannya lebih murah khususnya jika jarak yang berjauhan dan medan yang
sulit jika menggunakan perangkat kabel. Selain WLAN, ada juga Virtual Local
Area (VLAN) yang merupakan konfigurasi jaringan computer secara virtual
(virtualisasi).
Menurut Abdurrahaman, H (2017) VLAN (Virtual Area Network) adalah
sebuah teknologi yang memungkinkan sebuah Local Area Network (LAN) dapat
dibagi menjadi beberapa segmen yang berbeda. VLAN juga memungkinkan
penggabungan jaringan yang terpisah lokasi fisiknya, namun seperti berada dalam
satu segmen yang sama. Penerapan VLAN dapat meningkatkan performa
jaringan, pengelompokan jaringan berdasarkan ketentuan tertentu, mempermudah
pengelolaan, meminimalkan biaya, dan penerapan metode keamanan lebih baik,
contoh VLAN dapat membagi user yang banyak menjadi kelompok-kelompok
user yang lebih kecil secara logical tanpa harus menambah peralatan jaringannya.
I-2

Sehingga kelompok user yang lebih sedikit membuat performa jaringan


jadi lebih baik.
Universitas Ibnu Sina yang terdiri dari beberapa fakultas diantaranya
fakultas teknik, fakultas ekonomi, fakultas kesehatan berdiri ditengah kota batam
yang strategis mahasiswa yang hamper dari 3.000 (tiga ribu mahasiswa) membuat
kebutuhan universitas prasarana pengguna jaringan sangat banyak. Dengan
jaringan yang kompleks, membuat universitas kesulitan membagi informasi
jaringan karena keterbatasan pembiayaan penambahan jaringan. Salah satu
alternatif yang dapat digunakan sebagai media penghantar gelombang Wireless
LAN adalah membangun jaringan virtual menggunakan VLAN.
VLAN adalah sebuah teknologi yang akan memungkinkan sebuah LAN
dibagi menjadi beberapa domain yang berbeda, VLAN (virtual Local Area
Network) yang menggunakan switch untuk menghubungkan tiap interfaces secara
virtual sebagai pengembangan dari sistem jaringan yang ada secara keseluruhan.
VLAN juga memungkinkan penggabungan jaringan yang terpisah lokasi, namun
seakan akan terletak dalam 1 domain yang sama. Pertambahan user pengguna
jaringan akan meningkatkan performa jaringan lebih baik
Dari analisa penulis menyarankan penggunaan sebuah jaringan untuk
memenehui prasarana pada universitas Ibnu Sina Batam, perlu alat ini karena
penggunaannya yang mudah dan fungsi yang banyak. VLAN juga memakan biaya
pemasangan yang tidak terlalu besar dari pengadaan dan perawatan alat.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis
merumuskan beberapa masalah yang akan dibahas sebagai berikut:
1. Bagaimana merancang dan membangun jaringan Komputer
berbasis inter VLAN di universitas Ibnu Sina Batam.
2. Bagaiamana mengimplementasikan penambahan jaringan kepada
mahasiswa & dosen.
I-3

1.3 Batasan Masalah


Agar pembahasan tidak terlalu luas namun dapat mencapai hasil yang
optimal, maka penulis membatasi ruang lingkup pembahasan meliputi
konfigurasi, topologi VLAN, hardware ataupun software yang digunakan serta
kekurangan atau kendala yang dihadapi dalam membangun jaringan wireless pada
Universitas Ibnu Batam.

1.4 Tujuan
Tujuan utama dari membangun sebuah jaringan yang dapat di akses oleh
banyak pengguna (user) dan untuk mengembangkan jaringan wlan pada lokasi
yang belum terdapat sinyal dengan penggunaan perangkat wireless yang tidak
terlalau banyak, sehingga pengembangan jaringan wlan Universitas Ibnu Sina
Batam menjadi lebih efesien.

1.5 Manfaat
Manfaat dari Penulisan Makalah ini adalah:
1.5.1 Bagi Penulis.
a. Untuk memenuhi salah satu syarat tugas Praktikum Jaringan Komputer
di Universitas Ibnu Sina Batam Fakultas Teknik Program Studi Teknik
Informatika.
b. Bisa menerapkan ilmu-ilmu yang diperoleh selama penulis kuliah.
c. Menambah wawasan penulis tentang teknologi informasi, khususnya
dalam membangun sebuah Jaringan Virtual Local Area Network
(WLAN).
1.5.2 Bagi Universitas
a. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi teori
yang telah diperoleh selama di bangku perkuliahan.
b. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmunya
dan sebagai bahan evaluasi.
c. Memperluas jaringan vlan di Area Universitas Ibnu Sina.
d. Menghemat biaya pengadaan perangkat wireless.
I-4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Virtual Local Area Network (VLAN)


2.1.1 Sejarah Perkembangan VLAN (Virtual Local Area Network)
Pemanfaatan teknologi jaringan komputer sebagai media komunikasi data
hingga saat ini semakin meningkat. Kebutuhan atas penggunaan
bersama resources yang ada dalam jaringan baik software maupun hardware telah
mengakibatkan timbulnya berbagai pengembangan teknologi jaringan itu sendiri.
Seiring dengan semakin tingginya tingkat kebutuhan dan semakin banyaknya
pengguna jaringan yang menginginkan suatu bentuk jaringan yang dapat
memberikan hasil maksimal baik dari segi efisiensi maupun peningkatan
keamanan jaringan itu sendiri.
Berlandaskan pada keinginan-keinginan tersebut, maka upaya-upaya
penyempurnaan terus dilakukan oleh berbagai pihak. Dengan memanfaatkan
berbagai teknik khususnya teknik subnetting dan penggunaan hardware yang
lebih baik (antara lain switch) maka muncullah konsep Virtual Local Area
Network (VLAN) yang diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih baik
dibanding Local area Network (LAN).
Jumlah IP Address Versi 4 sangat terbatas, apalagi jika harus memberikan
alamat semua host di Internet. Oleh karena itu, perlu dilakukan efisiensi dalam
penggunaan IP Address tersebut supaya dapat mengalamati semaksimal mungkin
host yang ada dalam satu jaringan.
Konsep subnetting dari IP Address merupakan teknik yang umum
digunakan di Internet untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah
jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address. Subnetting
merupakan proses memecah satu kelas IP Address menjadi beberapa subnet
dengan jumlah host yang lebih sedikit, dan untuk menentukan batas network ID
dalam suatu subnet, digunakan subnet mask. Seperti yang telah diketahui, bahwa
selain menggunakan metode classfull untuk pembagian IP address, kita juga dapat
menggunakan metode classless addressing (pengalamatan tanpa klas),
II-2

menggunakan notasi penulisan singkat dengan prefix. Metode ini


merupakan metode pengalamatan IPv4 tingkat lanjut, muncul karena ada ke-
khawatiran persediaan IPv4 berkelas tidak akan mencukupi kebutuhan, sehingga
diciptakan metode lain untuk memperbanyak persediaan IP address.
Metode VLSM ataupun CIDR pada prinsipnya sama yaitu untuk
mengatasi kekurangan IP Address dan dilakukannya pemecahan Network ID guna
mengatasi kekerungan IP Address tersebut. Network Address yang telah diberikan
oleh lembaga IANA jumlahnya sangat terbatas, biasanya suatu perusahaan baik
instansi pemerintah, swasta maupun institusi pendidikan yang terkoneksi ke
jaringan internet hanya memilik Network ID tidak lebih dari 5 – 7 Network ID (IP
Public).
2.1.2 Pengertian VLAN
Sebuah Local Area Network (LAN) pada dasarnya diartikan sebagai
sebuah network dari kumpulan komputer yang berada pada lokasi yang sama.
Sebuah LAN diartikan sebagai single broadcast domain, artinya ada sebuah
broadcast informasi dari seorang user dalam LAN, broadcast akan diterima oleh
setiap user lain dalam LAN tersebut. Broadcast yang keluar dari LAN bisa difilter
dengan router. Susunan dari broadcast domain tergantung juga dari jenis koneksi
fisik perangkat networknya. Virtual Local Area Network (VLAN) dikembangkan
sebagai pilihan alternatif untuk mengurangi broadcast traffic.
Sebuah Virtual LAN merupakan fungsi logik dari sebuah switch. Fungsi
logik ini mampu membagi jaringan LAN ke dalam beberapa jaringan virtual.
Jaringan virtual ini tersambung ke dalam perangkat fisik yang sama.
Implementasi VLAN dalam jaringan memudahkan seorang administrator dalam
membagi secara logik group-group workstation secara fungsional dan tidak
dibatasi oleh lokasi. Penggunaan VLAN akan membuat pengaturan jaringan
menjadi sangat fleksibel dimana dapat dibuat segmen yang bergantung pada
organisasi atau departemen, tanpa bergantung pada lokasi workstation seperti
pada gambar berikut ini:
II-3

Gambar 2.1 Typical VLAN Constitution

Berikut ini diberikan beberapa terminologi di dalam VLAN.


a. VLAN Data
VLAN Data adalah VLAN yang dikonfigurasi hanya untuk membawa
datadata yang digunakan oleh user. Dipisahkan dengan lalu lintas data suara
atau pun manajemen switch. Seringkali disebut dengan VLAN
pengguna (User VLAN).
b. VLAN Default
Semua port switch pada awalnya menjadi anggota VLAN Default. VLAN
Default untuk Switch Cisco adalah VLAN 1. VLAN 1 tidak dapat diberi
nama dan tidak dapat dihapus.
c. Native VLAN
Native VLAN dikeluarkan untuk port trunking 802.1Q. port trunking 802.1Q
mendukung lalu lintas jaringan yang datang dari banyak VLAN (tagged
traffic) sama baiknya dengan yang datang dari sebuah VLAN (untagged
traffic). Port trunking 802.1Q menempatkan untagged traffic pada Native
VLAN.
d. VLAN Manajemen
VLAN Manajemen adalah VLAN yang dikonfigurasi untuk memanajemen
switch. VLAN 1 akan bekerja sebagai Management VLAN jika kita tidak
mendefinisikan VLAN khusus sebagai VLAN Manajemen. Kita dapat
memberi IP address dan subnet mask pada VLAN Manajemen, sehingga
switch dapat dikelola melalui HTTP, Telnet, SSH, atau SNMP.
II-4

e. VLAN Voice
VLAN yang dapat mendukung Voice over IP (VoIP). VLAN yang
dikhususkan untuk komunikasi data suara.
VLAN diklasifikasikan berdasarkan metode (tipe) yang digunakan untuk
mengklasifikasikannya, baik menggunakan port, MAC addresses dan sebagainya.
Semua informasi yang mengandung penandaan/pengalamatan suatu
VLAN (tagging) di simpan dalam suatu database (tabel), jika penandaannya
berdasarkan port yang digunakan maka database harus mengindikasikan port-port
yang digunakan oleh VLAN.
Untuk mengaturnya maka biasanya digunakan switch/bridge
yang manageable atau yang bisa diatur. Switch/bridge inilah yang bertanggung
jawab menyimpan semua informasi dan konfigurasi suatu VLAN dan dipastikan
semua switch/bridge memiliki informasi yang sama. Switch akan menentukan
kemana data-data akan diteruskan dan sebagainya atau dapat pula digunakan
suatu software pengalamatan (bridging software) yang berfungsi
mencatat/menandai suatu VLAN beserta workstation yang didalamnya, untuk
menghubungkan antar VLAN dibutuhkan router.
2.1.3 Tipe-tipe VLAN
Keanggotaan dalam suatu VLAN dapat di klasifikasikan berdasarkan port
yang di gunakan , MAC address, tipe protokol.
1. Berdasarkan Port
Keanggotaan pada suatu VLAN dapat di dasarkan pada port yang di gunakan
oleh VLAN tersebut. Sebagai contoh, pada bridge/switch dengan 4 port, port 1, 2
dan 4 merupakan VLAN 1 sedang port 3 dimiliki oleh VLAN 2,
Port 1234
VLAN 2212
Kelemahannya adalah user tidak bisa untuk berpindah pindah, apabila harus
berpindah maka Network Administrator harus mengkonfigurasikan ulang.
2. Berdasarkan MAC Address
Keanggotaan suatu VLAN didasarkan pada MAC address dari setiap
workstation/komputer yang dimiliki oleh user. Switch mendeteksi/mencatat
II-5

semua MAC address yang dimiliki oleh setiap Virtual LAN. MAC address
merupakan suatu bagian yang dimiliki oleh NIC (Network Interface Card) di
setiap workstation. Kelebihannya apabila user berpindah pindah maka dia akan
tetap terkonfigurasi sebagai anggota dari VLAN tersebut. Sedangkan
kekurangannya bahwa setiap mesin harus di konfigurasikan secara manual, dan
untuk jaringan yang memiliki ratusan workstation maka tipe ini kurang efissien
untuk dilakukan.
MAC address 132516617738 272389579355 536666337777 24444125556
VLAN 1 2 2 1
3. Berdasarkan tipe protokol yang digunakan
Keanggotaan VLAN juga bisa berdasarkan protocol yang digunakan,
Protokol IP IPX
VLAN 1 2
4. Berdasarkan Alamat Subnet IP
Subnet IP address pada suatu jaringan juga dapat digunakan untuk
mengklasifikasi suatu VLAN.
IP subnet 22.3.24 46.20.45
VLAN 1 2
Konfigurasi ini tidak berhubungan dengan routing pada jaringan dan juga tidak
mempermasalahkan funggsi router. IP address digunakan untuk memetakan
keanggotaan VLAN. Keuntungannya seorang user tidak perlu
mengkonfigurasikan ulang alamatnya di jaringan apabila berpindah tempat, hanya
saja karena bekerja di layer yang lebih tinggi maka akan sedikit lebih lambat
untuk meneruskan paket di banding menggunakan MAC addresses.
5. Berdasarkan aplikasi atau kombinasi lain
Sangat dimungkinkan untuk menentukan suatu VLAN berdasarkan aplikasi
yang dijalankan, atau kombinasi dari semua tipe di atas untuk diterapkan pada
suatu jaringan. Misalkan: aplikasi FTP (file transfer protocol) hanya bisa
digunakan oleh VLAN 1 dan Telnet hanya bisa digunakan pada VLAN 2.
II-6

2.1.4 Perbedaan Mendasar Antara LAN dan VLAN


Perbedaan yang sangat jelas dari model jaringan Local Area
Network dengan Virtual Local Area Network adalah bahwa bentuk jaringan
dengan model Local Area Network sangat bergantung pada letak/fisik dari
workstation, serta penggunaan hub dan repeater sebagai perangkat jaringan yang
memiliki beberapa kelemahan. Sedangkan yang menjadi salah satu kelebihan dari
model jaringan dengan VLAN adalah bahwa tiap-tiap workstation/user yang
tergabung dalam satu VLAN/bagian (organisasi, kelompok, dan sebagainya)
dapat tetap saling berhubungan walaupun terpisah secara fisik.
Adapun beberapa perbandingan dalam jaringan LAN dengan VLAN,
diantaranya sebagai berikut:
1. Perbandingan Tingkat Keamanan
Penggunaan LAN telah memungkinkan semua komputer yang terhubung
dalam jaringan dapat bertukar data atau dengan kata lain berhubungan. Kerjasama
ini semakin berkembang dari hanya pertukaran data hingga penggunaan peralatan
secara bersama (resource sharing atau disebut juga hardware sharing). 10 LAN
memungkinkan data tersebar secara broadcast keseluruh jaringan, hal ini akan
mengakibatkan mudahnya penggunayang tidak dikenal (unauthorized user) untuk
dapat mengakses semua bagian dari broadcast. Semakin besar broadcast, maka
semakin besar akses yang didapat, kecuali hub yang dipakai diberi fungsi kontrol
keamanan.
VLAN yang merupakan hasil konfigurasi switch menyebabkan setiap port
switch diterapkan menjadi milik suatu VLAN. Oleh karena berada dalam satu
segmen, port-port yang bernaung dibawah suatu VLAN dapat saling
berkomunikasi langsung.
Sedangkan port-port yang berada di luar VLAN tersebut atau berada
dalam naungan VLAN lain, tidak dapat saling berkomunikasi langsung karena
VLAN tidak meneruskan broadcast.
VLAN yang memiliki kemampuan untuk memberikan keuntungan
tambahan dalam hal keamanan, jaringan tidak menyediakan penggunaan
media/data dalam suatu jaringan secara keseluruhan. Switch pada jaringan
II-7

menciptakan batas-batas yang hanya dapat digunakan oleh komputer yang


termasuk dalam VLAN tersebut. Hal ini mengakibatkan administrator dapat
dengan mudah mensegmentasi pengguna, terutama dalam hal penggunaan
media/data yang bersifat rahasia (sensitive information) kepada seluruh pengguna
jaringan yang tergabung secara fisik.
Keamanan yang diberikan oleh VLAN meskipun lebih baik dari LAN,
belum menjamin keamanan jaringan secara keseluruhan dan juga belum dapat
dianggap cukup untuk menanggulangi seluruh masalah keamanan. VLAN masih
sangat memerlukan berbagai tambahan untuk meningkatkan keamanan jaringan
itu sendiri seperti firewall, pembatasan pengguna secara akses
perindividu, intrusion detection, pengendalian jumlah dan besarnya broadcast
domain, enkripsi jaringan, dan sebagainya.
Dukungan Tingkat keamanan yang lebih baik dari LAN inilah yang dapat
dijadikan suatu nilai tambah dari penggunaan VLAN sebagai sistem jaringan.
Salah satu kelebihan yang diberikan oleh penggunaan VLAN adalah kontrol
administrasi secara terpusat, artinya aplikasi dari manajemen VLAN dapat
dikonfigurasikan, diaturdan diawasi secara terpusat, pengendalian broadcast
jaringan, rencana perpindahan, penambahan, perubahan dan pengaturan akses
khusus ke dalam jaringan serta mendapatkan media/data yang memiliki fungsi
penting dalam perencanaan dan administrasi di dalam grup tersebut semuanya
dapat dilakukan secara terpusat. Dengan adanya pengontrolan manajemen secara
terpusat maka administrator jaringan juga dapat mengelompokkan grup-grup
VLAN secara spesifik berdasarkan penggunadan port dari switch yang digunakan,
mengatur tingkat keamanan, mengambil dan menyebar data melewati jalur yang
ada, mengkonfigurasi komunikasi yang melewati switch, dan memonitor lalu
lintas data serta penggunaan bandwidth dari VLAN saat melalui tempat-tempat
yang rawan di dalam jaringan.
2. Perbandingan Tingkat Efisiensi
Untuk dapat mengetahui perbandingan tingkat efisiensinya maka perlu di
ketahui kelebihan yang diberikan oleh VLAN itu sendiri diantaranya:
a. Meningkatkan Performa Jaringan
II-8

LAN yang menggunakan hub dan repeater untuk menghubungkan


peralatan komputer satu dengan lain yang bekerja dilapisan physical memiliki
kelemahan, peralatan ini hanya meneruskan sinyal tanpa memiliki pengetahuan
mengenai alamat-alamat yang dituju. Peralatan ini juga hanya memiliki
satu domain collision sehingga bila salah satu port sibuk maka port-port yang lain
harus menunggu. Walaupun peralatan dihubungkan ke port-port yang berlainan
dari hub.
Protokol ethernet atau IEEE 802.3 (biasa digunakan pada LAN)
menggunakan mekanisme yang disebut Carrier Sense Multiple Accsess Collision
Detection (CSMA/CD) yaitu suatu cara dimana peralatan memeriksa jaringan
terlebih dahulu apakah ada pengiriman data oleh pihak lain. Jika tidak ada
pengiriman data oleh pihak lain yang dideteksi, baru pengiriman data dilakukan.
Bila terdapat dua data yang dikirimkan dalam waktu bersamaan, maka terjadilah
tabrakan (collision) data pada jaringan. Oleh sebab itu jaringan ethernet dipakai
hanya untuk transmisi half duplex, yaitu pada suatu saat hanya dapat mengirim
atau menerima saja.
Berbeda dari hub yang digunakan pada jaringan ethernet (LAN), switch
yang bekerja pada lapisan datalink memiliki keunggulan dimana setiap port
didalam switch memiliki domain collision sendiri-sendiri. Oleh sebab itu sebab
itu switch sering disebut juga multiport bridge. Switch mempunyai tabel
penterjemah pusat yang memiliki daftar penterjemah untuk semua port. Switch
menciptakan jalur yang aman dari port pengirim dan port penerima sehingga jika
dua host sedang berkomunikasi lewat jalur tersebut, mereka tidak mengganggu
segmen lainnya. Jadi jika satu port sibuk, port-port lainnya tetap dapat berfungsi.
Switch memungkinkan transmisi full-duplex untuk hubungan ke port
dimana pengiriman dan penerimaan dapat dilakukan bersamaan dengan
penggunakan jalur tersebut diatas. Persyaratan untuk dapat mengadakan
hubungan fullduplex adalah hanya satu komputer atau server saja yang dapat
dihubungkan ke satu port dari switch. Komputer tersebut harus memiliki network
card yang mampu mengadakan hubungan full-duflex, serta collision
detection dan loopback harus disable.
II-9

Switch pula yang memungkinkan terjadinya segmentasi pada jaringan atau


dengan kata lain switch-lah yang membentuk VLAN. Dengan adanya segmentasi
yang membatasi jalur broadcast akan mengakibatkan suatu VLAN tidak dapat
menerima dan mengirimkan jalur broadcast ke VLAN lainnya. Hal ini secara
nyata akan mengurangi penggunaan jalur broadcast secara keseluruhan,
mengurangi penggunaan bandwidth bagi pengguna, mengurangi kemungkinan
terjadinya broadcast storms (badai siaran) yang dapat menyebabkan kemacetan
total di jaringan komputer.
Administrator jaringan dapat dengan mudah mengontrol ukuran dari jalur
broadcast dengan cara mengurangi besarnya broadcast secara keseluruhan,
membatasi jumlah port switch yang digunakan dalam satu VLAN serta jumlah
pengguna yang tergabung dalam suatu VLAN.
b. Terlepas dari Topologi Secara Fisik
Jika jumlah server dan workstation berjumlah banyak dan berada di lantai
dan gedung yang berlainan, serta dengan para personel yang juga tersebar di
berbagai tempat, maka akan lebih sulit bagi administrator jaringan yang
menggunakan sistem LAN untuk mengaturnya, dikarenakan akan banyak sekali
diperlukan peralatan untuk menghubungkannya. Belum lagi apabila terjadi
perubahan stuktur organisasi yang artinya akan terjadi banyak perubahan letak
personil akibat hal tersebut.
Permasalahan juga timbul dengan jaringan yang penggunanya tersebar di
berbagai tempat artinya tidak terletak dalam satu lokasi tertentu secara fisik. LAN
yang dapat didefinisikan sebagai network atau jaringan sejumlah sistem komputer
yang lokasinya terbatas secara fisik, misalnya dalam satu gedung, satu komplek,
dan bahkan ada yang menentukan LAN berdasarkan jaraknya sangat sulit untuk
dapat mengatasi masalah ini.
Sedangkan VLAN yang memberikan kebebasan terhadap batasan lokasi
secara fisik dengan mengijinkan workgroup yang terpisah lokasinya atau
berlainan gedung, atau tersebar untuk dapat terhubung secara logik ke jaringan
meskipun hanya satu pengguna. Jika infrastuktur secara fisik telah terinstalasi,
maka hal ini tidak menjadi masalah untuk menambah port bagi VLAN yang baru
II-10

jika organisasi atau departemen diperluas dan tiap bagian dipindah. Hal ini
memberikan kemudahan dalam hal pemindahan personel, dan tidak terlalu sulit
untuk memindahkan peralatan yang ada serta konfigurasinya dari satu tempat ke
tempat lain. Untuk para pengguna yang terletak berlainan lokasi maka
administrator jaringan hanya perlu menkofigurasikannya saja dalam satu port
yang tergabung dalam satu VLAN yang dialokasikan untuk bagiannya sehingga
pengguna tersebut dapat bekerja dalam bidangnya tanpa memikirkan apakah ia
harus dalam ruangan yang sama dengan rekan-rekannya. Hal ini juga mengurangi
biaya yang dikeluarkan untuk membangun suatu jaringan baru apabila terjadi
restrukturisasi pada suatu perusahaan, karena pada
LAN semakin banyak terjadi perpindahan makin banyak pula kebutuhan
akan pengkabelan ulang, hampir keseluruhan perpindahan dan perubahan
membutuhkan konfigurasi ulang hub dan router. VLAN memberikan mekanisme
secara efektif untuk mengontrol perubahan ini serta mengurangi banyak biaya
untuk kebutuhan akan mengkonfigurasi ulang hub dan router. Pengguna VLAN
dapat tetap berbagi dalam satu network address yang sama apabila ia tetap
terhubung dalam satu swith port yang sama meskipun tidak dalam satu lokasi.
Permasalahan dalam hal perubahan lokasi dapat diselesaikan dengan membuat
komputer pengguna tergabung kedalam port pada VLAN tersebut dan
mengkonfigurasikan switch pada VLAN tersebut.
c. Mengembangkan Manajemen Jaringan
VLAN memberikan kemudahan, fleksibilitas, serta sedikitnya biaya yang
dikeluarkan untuk membangunnya. VLAN membuat jaringan yang besar lebih
mudah untuk diatur manajemennya karena VLAN mampu untuk melakukan
konfigurasi secara terpusat terhadap peralatan yang ada pada lokasi yang terpisah.
Dengan kemampuan VLAN untuk melakukan konfigurasi secara terpusat, maka
sangat menguntungkan bagi pengembangan manajemen
jaringan.
Dengan keunggulan yang diberikan oleh VLAN maka ada baiknya bagi
setiap pengguna LAN untuk mulai beralih ke VLAN. VLAN yang merupakan
pengembangan dari teknologi LAN ini tidak terlalu banyak melakukan perubahan,
II-11

tetapi telah dapat memberikan berbagai tambahan pelayanan pada teknologi


jaringan.

2.1.5 Variable Length Subnet Mask (VLSM)


VLSM adalah suatu teknik untuk mengurangi jumlah alamat terbuang.
Sebagai ganti memberi suatu kelas lengkap A, B atau C jaringan bagi suatu
admin. Kita dapat memberi suatu subnet ke seseorang, dan dia dapat lebih lanjut
membagi subnet ke dalam beberapa subnets. Oleh karena lebar dari subnet akan
diperkecil, maka disebut dengan variable length subnet mask. Jaringan yang
berkaitan dengan router serial interface hanya mempunyai dua alamat, oleh
karena itu jika kita memberi suatu subnet mungkin paling kecil adalah (/30).
Untuk itu perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah
metode yang berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu
subnet mask, jika menggunakan CIDR dimana suatu Network ID hanya memiliki
satu subnet mask saja. Perbedaan yang mendasar disini juga adalah terletak pada
pembagian blok, pembagian blok VLSM bebas dan hanya dilakukan oleh si
pemilik Network Address yang telah diberikan kepadanya atau dengan kata lain
sebagai IP address local dan IP Address ini tidak dikenal dalam jaringan internet.
Namun tetap dapat melakukan koneksi kedalam jaringan internet, hal ini terjadi
dikarenakan jaringan internet hanya mengenal IP Address berkelas.

Gambar 2.2 Penggunaan IP Address


Subnet adalah salah satu cara untuk memecah jaringan komputer menjadi
jaringan-jaringan yang lebih kecil dibawahnya. Tujuan pemecahan ini adalah
untuk menghindari Collision dan mengantisipasi keterbatasan IP Address. Subnet
II-12

dibuat dengan mengorbankan satu atau beberapa host, sehingga bit-bit yang
tadinya diperuntukkan buat indentifikasi host maka dijadikan menjadi bit
jaringan.
Permasalahan yang muncul dengan adanya subnet ini adalah munculnya
subnetid yang diambil dari kelipatan bit host tadi, akibatnya pengenal jaringan
yang secara default dinyatakan dengan bit-bit nol dengan adanya subnet maka
pengenal jaringan tidak lagi bit-bit nol melainkan bit-bit kelipatan subnet yang
dimasking. IP dengan bit-bit nol dan bit-bit satu misalnya 192.168.0.0 atau
255.255.255.255 tidak dapat dipakai, bit-bit ini sering diistilahkan
dengan subnetmask zeros dan subnetmask ones. Kondisi ini akan berbeda dengan
ditemukannya sistem VLSM (Variabel Length Subnet Mask), membantu dan
dapat membuat subnet ones dan zeros dikenali dijaringan.

Gambar 2.3 VLSM Subnetting

2.2 Jaringan Nirkabel


2.2.1 Pengertian Wireless (Nirkabel)
Wireless atau dalam bahasa indonesia disebut nirkabel, adalah teknologi
yang menghubungkan dua piranti untuk bertukar data tanpa media kabel. Data
dipertukarkan melalui media gelombang cahaya tertentu (seperti teknologi infra
merah pada remote TV) atau gelombang radio (seperti bluetooth pada komputer
dan ponsel) dengan frekuensi tertentu.
II-13

Teknologi jaringan nirkabel sebenarnya terbentang luas mulai dari


komunikasi suara sampai dengan jaringan data, yang mana membolehkan
pengguna untuk membangun koneksi nirkabel pada suatu jarak tertentu. Peranti
yang umumnya digunakan untuk jaringan nirkabel termasuk di dalamnya adalah
komputer, komputer genggam, PDA, telepon seluler, tablet PC dan lain
sebagainya. Teknologi nirkabel ini memiliki kegunaan yang sangat banyak.
Contohnya, pengguna bergerak bisa menggunakan telepon seluler mereka untuk
mengakses e-mail. Sementara itu para pelancong dengan laptopnya bisa
terhubung ke internet ketika mereka sedang di bandara, kafe, kereta api dan
tempat publik lainnya. Di rumah, pengguna dapat terhubung ke desktop mereka
(melalui bluetooth) untuk melakukan sinkronisasi dengan PDA-nya.
Kelebihan teknologi ini adalah mengeliminasi penggunaan kabel, yang
bisa cukup menganggu secara estetika, dan juga kerumitan instalasi untuk
menghubungkan lebih dari 2 piranti bersamaan. Misalnya: untuk menghubungkan
sebuah 1 komputer server dengan 100 komputer client, dibutuhkan minimal 100
buah kabel, dengan panjang bervariasi sesuai jarak komputer klien dari server.
Jika kabel2 ini tidak melalui jalur khusus yang ditutupi (seperti cable tray atau
conduit), hal ini dapat mengganggu pemandangan mata atau interior suatu
bangunan. Pemandangan tidak sedap ini tidak ditemui pada hubungan antar
piranti berteknologi nirkabel
Kekurangan teknologi ini adalah kemungkinan interferensi terhadap
sesama hubungan nirkabel pada piranti lainnya.
2.2.2 Sejarah Jaringan Nirkabel
Pada tahun 1970 Norman Abramson, seorang profesor di University of
Hawaii, mengembangkan komputer pertama di dunia jaringan komunikasi,
ALOHAnet, menggunakan biaya rendah seperti ham-radio. Dengan bi-directional
topologi bintang, sistem komputer yang terhubung tujuh ditempatkan lebih dari
empat pulau untuk berkomunikasi dengan komputer pusat di Pulau Oahu tanpa
menggunakan saluran telepon.
Pada tahun 1979, FR Gfeller dan U. Bapst menerbitkan makalah di
Proceedings IEEE pelaporan percobaan jaringan area lokal nirkabel menggunakan
II-14

komunikasi infra merah disebarkan. Tak lama kemudian, pada tahun 1980, P.
Ferrert melaporkan percobaan penerapan kode satu radio spread spectrum untuk
komunikasi di terminal nirkabel IEEE Konferensi Telekomunikasi Nasional. Pada
tahun 1984, perbandingan antara infra merah dan CDMA spread spectrum untuk
komunikasi jaringan informasi kantor nirkabel diterbitkan oleh IEEE Kaveh
Pahlavan di Jaringan Komputer Simposium yang muncul kemudian dalam IEEE
Communication Society Magazine. Pada bulan Mei 1985, upaya Marcus
memimpin FCC untuk mengumumkan ISM band eksperimental untuk aplikasi
komersial teknologi spread spectrum. Belakangan, M. Kavehrad melaporkan
percobaan sistem PBX nirkabel kode menggunakan Division Multiple Access.
Upaya-upaya ini mendorong kegiatan industri yang signifikan dalam
pengembangan dari generasi baru dari jaringan area lokal nirkabel dan diperbarui
beberapa lama diskusi di radio portabel dan mobile industri.
Generasi pertama dari modem data nirkabel dikembangkan pada awal
1980-an oleh operator radio amatir, yang sering disebut sebagai radio paket ini.
Mereka menambahkan komunikasi data pita suara modem, dengan kecepatan data
di bawah 9.600-bit / s, untuk yang sudah ada sistem radio jarak pendek, biasanya
dalam dua meter band amatir. Generasi kedua modem nirkabel dikembangkan
FCC segera setelah pengumuman di band eksperimental untuk non-militer
penggunaan spektrum penyebaran teknologi. Modem ini memiliki kecepatan data
yang diberikan atas perintah ratusan kbit / s. Generasi ketiga modem nirkabel
ditujukan untuk kompatibilitas dengan LAN yang ada dengan data tingkat atas
perintah Mbit/s. Beberapa perusahaan yang mengembangkan produk-produk
generasi ketiga dengan kecepatan data diatas 1 Mbit / s dan beberapa produk
sudah diumumkan oleh waktu pertama IEEE Workshop on Wireless LAN.
2.2.3 Tipe dari Jaringan Nirkabel
Sama halnya seperti jaringan yang berbasis kabel, maka jaringan nirkabel
dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa tipe yang berbeda berdasarkan pada
jarak dimana data dapat ditransmisikan.
II-15

1. Wireless Wide Area Networks (WWANs)


Teknologi WWAN memungkinkan pengguna untuk membangun koneksi
nirkabel melalui jaringan publik maupun privat. Koneksi ini dapat dibuat
mencakup suatu daerah yang sangat luas, seperti kota atau negara, melalui
penggunaan beberapa antena atau juga sistem satelit yang diselenggarakan oleh
penyelenggara jasa telekomunikasinya. Teknologi WWAN saat ini dikenal
dengan sistem 2G (second generation). Inti dari sistem 2G ini termasuk di
dalamnya Global System for Mobile Communications (GSM), Cellular Digital
Packet Data (CDPD) dan juga Code Division Multiple Access (CDMA). Berbagai
usaha sedang dilakukan untuk transisi dari 2G ke teknologi 3G (third generation)
yang akan segera menjadi standar global dan memiliki fitur roaming yang global
juga. ITU juga secara aktif dalam mempromosikan pembuatan standar global bagi
teknologi 3G.
a. GSM
GSM memberikan suatu rekomendasi bukan suatu persyaratan. GSM
menspesifikasikan fungsi-fungsi dan antarmuka yang diperlukan secara detail
bukan mengarah ke perangkat keras yang digunakan. Alasan tersebut didasari
untuk membatasi para desainer sekecil mungkin namun tetap saja
memungkinkan para operator untuk membeli perangkat dari penyedia yang
berbeda. Jaringan GSM dibagi menjadi tiga sistem utama: sistem
switching (SS), sistem base station (BSS), dan sistem operasi dan
support (OSS).
Kelebihan GSM
a. Kapasitas sistem lebih besar, karena menggunakan teknologi digital
dimana penggunaan sebuah kanal tidak hanya diperuntukkan bagi satu
pengguna saja. Sehingga saat pengguna tidak mengirimkan informasi,
kanal dapat digunakan oleh pengguna lain.
b. Sifatnya yang sebagai standar internasional memungkinkan
international roaming
c. Dengan teknologi digital, tidak hanya mengantarkan suara, tapi
memungkinkan servis lain seperti teks, gambar, dan video.
II-16

d. Keamanan sistem yang lebih baik


e. Kualitas suara lebih jernih dan peka.
f. Mobile (dapat dibawa kemana-mana)

Kelamahan GSM
a. Kualitas datanya sering terjadi drop call
b. Keamanan datanya mudah disadap

b. TDMA
Time division multiple access (TDMA) diperkenalkan oleh Asosiasi
Industri Telekomunikasi (Telecommunications Industry Association, TIA)
yang terakreditasi oleh American National Standards Institute (ANSI), adalah
teknologi transmisi digital yang mengalokasikan slot waktu yang unik untuk
setiap pengguna pada masing-masing saluran.dan menjadi salah satu metode
utama yang digunakan oleh jaringan digital telepon seluler untuk
menghubungkan panggilan telepon. Sinyal digital dari jaringan digital
dihubungkan ke pengguna tertentu untuk berhubungan dengan sebuah kanal
frekuensi digital tersendiri tanpa memutuskannya dengan mengalokasikan
waktu. TDMA juga merupakan metode pengembangan dari FDMA yakni
setiap kanal frekuensinya dibagi lagi dalam slot waktu sekitar 10 ms. Sistem
ini juga didukung oleh berbagai macam pelayanan untuk pengguna terakhir
seperti suara, data, faksimili, layanan pesan singkat (sms), dan pesan siaran.

Setiap daerah layanan dalam sistem telepon seluler dibagi menjadi


beberapa kolom. Setiap kolomnya digunakan kurang lebih satu hingga tujuh
kali dari kanal-kanal yang tersedia. Kolom telepon digital merubah panggilan
telepon menjadi digital sebelum berhubungan. Kolom ini menyediakan tempat
yang besar dan dengan baik menaikkan kapasitas dari setiap kolom. TDMA
mengambil setiap kanal dan membelahnya menjadi tiga kali celah. Setiap
pembicaraan di telepon mendapat sinyal radio untuk satu hingga tiga kali, dan
sistem tersebut secara cepat merubah dari satu telepon ke telepon yang lain.
II-17

Hal ini diserahkan ke time-division multiplexing. Karena sinyal digital sangat


ditekan, pergantian diantara tiga pembicaraan yang berbeda di telepon
disempurnakan dengan tidak menghilangkan informasi . Hasilnya berupa
sistem yang mempunyai tiga kali dari kapasitas sebuah sistem analog dan
menggunakan kanal yang sama tanpa TDMA. Sebuah kolom yang
menggunakan TDMA dapat menangani 168 penggilan yang tidak teratur secara
menyeluruh. TDMA juga digunakan dalam GSM yang merupakan dasar dari
PCS (Personal Communication Service). Dengan PCS, kanalnya dibagi
menjadi delapan bagian.
Pengoperasian TDMA membutuhkan kontrol outlink semua bagian
pengatur yang berisi beberapa informasi kontrol. Pembawa outlink ini juga
memiliki struktur bingkai yang menyediakan informasi waktu akurat untuk
semua bagian pengontrol. Peralatan teleport sentral komputer VSAT
mengatakan ke setiap situs slot waktu khusus untuk digunakan dalam struktur
TDMA dan rencana informasi ini disiarkan ke semua bagian secara berkala.
Rencana waktu ledakan mungkin sudah ditetapkan, sehingga setiap bagian
mengalokasikan proporsi tertentu dari keseluruhan struktur waktu TDMA atau
mungkin bersifat dinamis, dimana slot waktu yang ditempatkan, disesuaikan
sebagai tanggapan terhadap kebutuhan lalu lintas setiap bagian.
Keungulan TDMA
a. TDMA didesain untuk digunakan di setiap lingkungan dan situasi, dari
penggunaan tanpa kabel di daerah bisnis ke pengguna yang sering
bepergian pada kecepatan tinggi di jalan bebas hambatan (TOL).
b. Keunggulan lain dari TDMA selain meningkatkan efisiensi hubungan,
dibandingkan dengan teknologi seluler lain
Kelemahan TDMA
a. Penggunaan dari celah waktu yang sudah ditetapkan membuat sulit
untuk mengendalikan panggilan ke kolom berikutnya, menambah
kemungkinan dari sebuah panggilan akan terputus ketika panggilan
tersebut bergerak diantara kolom – kolom.
II-18

b. TDMA merupakan pokok dari penggabungan bagian-bagian distorsi,


yang berdampak ketika potongan dari perbincangan melompat
mengelilingi bangunan dan kesulitan lainnya seperti sikap pada saat
perbincangan sampai pada telepon dari urutan.
c. CDMA
Tidak seperti konsep pendahulunya yaitu TDMA yang mengalokasikan
frekuensi tertentu (Ditambah alokasi slot waktu untuk TDMA) dalam proses
transmisi data, pada CDMA data dibagi menjadi potongan-potongan kecil,
kemudian disebar sehingga menduduki banyak frekuensi diskrit dalam
jangkauan tertentu. Proses penyebaran (spreading) ini dilakukan
menggunakan spreading code untuk menyebar data sebelum transmisi
dilakukan. Tiap potongan data yang tersebar memiliki kode unik yang
disebut Pseudo Random Noise Code atau disebut juga PN Code untuk
mengidentifikasi tiap sinyal yang dikirim. Pada bagian penerima,
digunakan correlator untuk menyusun data yangtersebar itu sesuai dengan
susunannya semula berdasarkan PN Code-nya.Pada proses ini
digunakan bandpassfilter untuk memilih sinyal yang akan digunakan. Sinyal
yang diinginkan akan dinaikkan dayanya sedangkansedangkan sinyal yang
tidak diinginkan akan dianggap noise.
Kelabihan CDMA
a. Hanya membutuhkan satu frekuensi yang dibutuhkan untuk beberapa
sektor/cell
b. Tidak membutuhkan equalizer untuk mengatasi gangguan spektrum
sinyal
c. Dapat bergabung dengan metode akses lainnya,
d. Tidak membutuhkan penghitung waktu (guard time) untuk melihat
rentang waktu dan penjaga pita (guard band) untuk menjaga intervensi
antarkanal tidak membutuhkan alokasi dan pengelolaan frekuensi
e. Memiliki kapasitas yang halus untuk membatasi para pengguna akses
f. Memiliki proteksi dari proses penyadapan
Kekurangan CDMA
II-19

a. Luas cakupan BTS pada CDMA sangat tergantung dari berapa


pelanggan yang menggunakannya. Beda dengan GSM, berapa pun yang
menggunakan, cakupannya tetap. Ini karena sifat CDMA, seperti paru-
paru yang akan mengecil saat bekerja keras meniupkan udara ke luar.
Kalau penggunanya sedikit pada waktu bersamaan, cakupan BTS
CDMA akan kembali meluas. Pada beberapa kasus pemasangan
pengulang (repeater) tidak optimal karena malah mempersempit
cakupan.
b. Cakupan CDMA (maksimal) sama dengan GSM, tergantung dari
berapa frekuensi yang digunakan. Makin kecil frekuensinya, makin luas
cakupannya. Kalau seluler, CDMA atau GSM, menggunakan frekuensi
1.900 MHz, cakupannya hanya sekitar 2 km, dengan 800 MHz bisa
sampai 5-6 km. Namun, dengan 450 MHz, seperti yang digunakan PT
Mobisel, bisa sampai 30 km, bahkan hingga 120 km dengan antena
khusus.
2. Wireless Metropolitan Area Networks (WMANs)
Teknologi WMAN memungkinkan pengguna untuk membuat koneksi
nirkabel antara beberapa lokasi di dalam suatu area metropolitan (contohnya,
antara gedung yang berbeda-beda dalam suatu kota atau pada kampus
universitas), dan ini bisa dicapai tanpa biaya fiber optic atau kabel tembaga yang
terkadang sangat mahal. Sebagai tambahan, WMAN dapat bertindak sebagai
backup bagi jaringan yang berbasis kabel dan dia akan aktif ketika jaringan yang
berbasis kabel tadi mengalami gangguan. WMAN menggunakan gelombang radio
atau cahaya infrared untuk mentransmisikan data.
Jaringan akses nirkabel broadband,Yang memberikan pengguna dengan
akses berkecepatan tinggi, merupakan hal yang banyak diminati saat ini.
Meskipun ada beberapa teknologi yang berbeda, seperti multichannel multipoint
distribution service (MMDS) dan local multipoint distribution services (LMDS)
digunakan saat ini, tetapi kelompok kerja IEEE 802.16 untuk standar akses
nirkabel broadband masih terus membuat spesifikasi bagi teknologi-teknologi
tersebut.
II-20

3. Wireless Local Area Networks (WLANs)


Teknologi WLAN membolehkan pengguna untuk membangun jaringan
nirkabel dalam suatu area yang sifatnya lokal (contohnya, dalam lingkungan
gedung kantor, gedung kampus atau pada area publik, seperti bandara atau kafe).
WLAN dapat digunakan pada kantor sementara atau yang mana instalasi kabel
permanen tidak diperbolehkan. Atau WLAN terkadang dibangun sebagai
suplemen bagi LAN yang sudah ada, sehingga pengguna dapat bekerja pada
berbagai lokasi yang berbeda dalam lingkungan gedung. WLAN dapat
dioperasikan dengan dua cara.
Dalam infrastruktur WLAN, stasiun wireless (peranti dengan network
card radio atau eksternal modem) terhubung ke access point nirkabel yang
berfungsi sebagai bridge antara stasiun- stasiun dan network backbone yang ada
saat itu. Dalam lingkungan WLAN yang sifatnya peer-to-peer (ad hoc), beberapa
pengguna dalam area yang terbatas, seperti ruang rapat, dapat membentuk suatu
jaringan sementara tanpa menggunakan access point, jika mereka tidak
memerlukan akses ke sumber daya jaringan.
4. Wireless Personal Area Networks (WPANs)
Teknologi WPAN membolehkan pengguna untuk membangun suatu
jaringan nirkabel (ad hoc) bagi peranti sederhana, seperti PDA, telepon seluler
atau laptop. Ini bisa digunakan dalam ruang operasi personal (personal operating
space atau POS). Sebuah POS adalah suatu ruang yang ada disekitar orang, dan
bisa mencapai jarak sekitar 10 meter. Saat ini,dua teknologi kunci dari WPAN ini
adalah Bluetooth dan cahaya inframerah. Bluetooth merupakan teknologi
pengganti kabel yang menggunakan gelombang radio untuk mentransmisikan data
sampai dengan jarak sekitar 30 feet.
Data Bluetooth dapat ditransmisikan melewati tembok, saku ataupun tas.
Teknologi Bluetooth ini digerakkan oleh suatu badan yang bernama Bluetooth
Special Interest Group (SIG), yang mana mempublikasikan spesifikasi Bluetooth
versi 1.0 pada tahun 1999. Cara alternatif lainnya, untuk menghubungkan peranti
dalam jarak sangat dekat (1 meter atau kurang), maka user bisa menggunakan
cahaya inframerah.
II-21

2.2.4 Konsep Jaringan Wireless


1. Topologi Wireless LAN
Wireless LAN memungkinkan workstation untuk berkomunikasi dan
mengakses jaringan dengan menggunakan propagasi radio sebagai media
transmisi. Wireless LAN bisa menghubungkan LAN kabel yang telah ada sebagai
sebuah extensi atau menjadi basis dari jaringan baru. WLAN sangat mudah
beradaptasi artinya dapat dirancang untuk lingkungan dalam ruangan dan juga
untuk luar ruangan seperti menghubungkan gedung-gedung kantor, lantai
produksi, rumah sakti dan Universitas.
Dasar dari blok wireless LAN disebut dengan Sel. Sel adalah area yang
dicakupi oleh Komunikasi Wireless. Area cakupan ini tergantung pada kekuatan
propagasi signal radio dan tipe konstruksi dari penghalang, partisi dan atau
karakter fisik pada lingkungan dalam ruangan. PC Workstation, notebook, laptop,
dan PDA dapat bergerak dengan bebas di dalam area sel.
Setiap sel Wireless LAN membutuhkan komunikasi dan traffic
management. Yang mana hal ini dilakukan oleh Access Point (AP) yang
mengatur komunikasi pada setiap wireless station pada areal cakupan. Station
juga saling berkomunikasi satu dengan lainnya melalui AP, jadi proses
komunikasi antar station dapat disembunyikan antara satu dengan lainnya.
Dalam hal ini AP berfungsi sebagai relay. AP juga dapat berfungsi sebagai bridge
yaitu penghubung antara wireless station dan jaringan kabel dan juga dengan sel
wireless lainnnya.
2. Roaming
Jika ada beberapa area dalam sebuah ruangan di cakupi oleh lebih dari
satu Access Poin maka cakupan sel telah melakukan overlap. Setiap wireless
station secara otomatis akan menentukan koneksi terbaik yang akan ditangkapnya
dari sebuah AP. Area cakupan yang overlapping merupakan attribute penting
dalam melakukan setting wireless LAN karena hal inilah yang menyebabkan
terjadinya roaming antar overlapping cel.
3. Roaming Melalui Overlaping Sel
II-22

Roaming memungkinkan para pengguna mobile dengan portable station


untuk bergerak dengan mudah pada overlapping sel. Roaming merupakan work
session yang terjadi ketika bergerak dari satu sel ke sel yang lainnya. Sebuah
gedung dapat dicakupi oleh beberapa access point.
Ketika areal cakupan dari dua atau lebih access point mengalami overlap
maka station yang berada dalam areal overlapping tersebut bisa menentukan
koneksi terbaik yang dapat dilakukan, dan seterusnya mencari access point yang
terbaik untuk melakukan koneksi. Untuk meminimalisasi packet loss selama
perpindahan, AP yang lama dan AP yang baru saling berkomunikasi untuk
menkoordinasikan proses.
4. Load Balancing
Area cakupan dengan banyak pengguna dan traffik yang padat
membutuhkan mult struktur sel. Pada multi struktur sel, beberapa AP
digambarkan pada area yang sama untuk membangun sebuah area cakupan yang
menghasilkan throughput secara aggregate.
Sebuah station yang berada di dalam sebuah coverage area secara otomatis
mengasosiasikan diri dengan AP yang memiliki kualitas signal terbaik. Station
akan terkoneksi dengan AP dengan pembagian yang seimbang pada semua
AP. Efisiensi akan didapatkan karena semua AP bekerja pada load level yang
sama. Load balancing juga dikenal dengan load sharing.
5. Dynamic Rate Switching
Rate data pada masing station secara otomatis disesuaian berdasarkan
kualitas signal yang diperoleh. Performance (throughput) akan dimaksimalkan
dengna menambah rate data dan mengurangi retransmisi. Hal ini akan sangat
penting untuk applikasi mobile dimana kualitas signal sangat fluktuatif tapi
kurang penting untuk instalasi outdoor dimana kualitas signal stabil.
6. Media Access
Wireless LAN menggunakan algoritma CSMA (Carrier Sense Multiple
Access) dengan mekanisme CA (Collision Avoidance), sebelum sebuah unit
memulai transmisi. Jika media kosong dalam beberapa milidetik maka unit dapat
melakukan transmisi untuk waktu yang terbatas. Jika media sibuk atau padat, unit
II-23

akan mengunggu dengan random time sebelum mencoba lagi. Keuntungan dari
CSMA adalah kesederhanaan. Hardware dan Software yang di implementasikan
lebih sederhana, cepat dan tidak mahal pada hardware dan software yang
diimplementasikan yang lebih kompleks.
7. Menghindari Tabrakan Data
Untuk menghindari terjadinya tabrakan data, setiap stasiun akan
mentransmisikan frame RTS (Request To Send). Access point mengirim balik
frame CTS (Clear To Send) untuk memulai transmisi data. Frame ini termasuk
waktu saat stasiun mulai di transmisikan. Frame ini akan diterima oleh semua
station dalam sel, memberitahukan bahwa ada unit yang akan ditransmisikan
selama X milidetik, jadi yang lain tidak bisa melakukan transmisi walaupun
media transmisinya terlihat kosong.
2.2.5 Layanan Pengembangan Wireless
1. Hotspot
Hotspot merupakan coverage area yang dimiliki access point agar
komputer dengan perangkat wireless disekitar dapat terkoneksi internet. Hotspot
menyediakan layanan wireless LAN dan internet secara gratis maupun dengan
biaya. Area Hotspot biasanya menggunakan tempat area umum (seperti ruang
lobby, area parkir, kantin dll) agar perangkat WLAN yang digunakan user bisa
melakukan akses kelayanan Access Point. Ada 3 range frekuensi umum yang
dalam tranmisi wireless yaitu :
a. Frekuensi microwave dengan range 2–40 GHz, cocok untuk tranmisi
point- to point.
b. Frekuensi dalam range 30 MHz – 1 GHz, cocok untuk aplikasi
omnidirectional. Range ini ditujuan untuk range broadcast radio.
c. Range frekuensi lain yaitu antara 300 – 200000 GHz untuk aplikasi local,
adalah spectrum infra merah. Infra merah sangat berguna untuk aplikasi
point-to-point dan multipoint dalam area terbatas, seperti sebuah ruangan.
2. Bluetooth
Sebuah teknologi wireless yang mampu menyediakan layanan komunikasi
data dan suara dengan jarak jangkauan yang terbatas. Bluetooth adalah sebuah
II-24

teknologi komunikasi wireless (tanpa kabel) yang beroperasi dalam pita frekuensi
2,4 GHz unlicensed ISM (Industrial, Scientific and Medical) dengan
menggunakan sebuah frequency hopping tranceiver yang mampu menyediakan
layanan komunikasi data dan suara secara real-time antara host-host bluetooth
dengan jarak jangkauan layanan yang terbatas.
Bluetooth sendiri dapat berupa card yang bentuk dan fungsinya hampir
sama dengan card yang digunakan untuk wireless local area network (WLAN)
dimana menggunakan frekuensi radio standar IEEE 802.11, hanya saja pada
bluetooth mempunyai jangkauan jarak layanan yang lebih pendek dan
kemampuan transfer data yang lebih rendah. Bluetooth menggunakan salah satu
dari dua jenis frekuensi Spread Specturm Radio yang digunakan untuk kebutuhan
wireless. Jenis frekuensi yang digunakan adalah Frequency Hopping Spread
Spedtrum (FHSS), sedangkan yang satu lagi yaitu Direct Sequence Spread
Spectrum (DSSS).
2.2.6 Komponen Jaringan Wireless
Komponen Utama Pada Wireless LAN
1. Network Adapter, dapat berupa NIC, external USB atau external
PC Card ( NIC) internal integrated merupakan komponen yang
paling umum yang harus diinstall agar bisa berkomunikasi pada
jaringan wireless. Wireless Network adapter bisa built in pada
komputer atau merupakan peripheral tambahan.
2. Wireless Router; Router mengirimkan paket antara jaringan.
Dalam wireless router telah ditambahkan fungsi akses point pada
sebuah multiport ethernet router. Terdapat 4 ethernet port , 802.11
access point , dan kadang terdapat port yang bergungsi untuk
server print, sehingga memungkinkan pengguna wireless mengirim
dan menerima paket data melalui multiple networks.
3. Wireless Repeater; Sebuah device yang mengirim dan menerima
sinyal untuk satu tujuan utama yaitu memeperluas area jangkauan .
Repeater merupakan salah satu cara untuk memperluas jangkauan
jaringan atau memperkuat sinyal daripada menambahkan beberapa
II-25

perangkat access point. Namun kekurangan repeater adalah bisa


mengurangi performansi wireless LAN. Repeater harus menerima
dan mengirim setiap frame pada kanal radio yang sama ,
mengakibatkan terjadinya peggandaan jumlah trafic pada jaringan.
Hal ini terjadi jika digunakan banyak repeater.
Bridge merupakan¥• Wireless Bridge; device yang
menghubungkan dua jaringan yang sama atau berbeda. Bridge
menerima paket pada satu port dan mengirim ulang pada port
lainnya. Oleh karena itu bridge bisa mentransmisikan paket dan
secara terus menerus tanpa menyebabkan terjadinya collision.
4. Antenna; Biasanya antena yang digunakan pada teknologi wireless
merupakan antenna omnidirectional, karena antena omnidirectional
lebih baik dalam area jangkauan. Antena umumnya sudah langsung
terintegrasi built in) pada perangkat access point, atau router.
III-2

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah penulis kemukakan pada bab-bab sebelumnya,
maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Jadi dengan menggunakan konsep jaringan VLAN, jaringan dapat dibagi-bagi
berdasarkan grup.
2. Jaringan bisa lebih aman dan bisa termanage dengan mudah oleh seorang
administrator jaringan.
3. Mempermudah bagi pekerjaan seorang administrator jaringan dalam
melakukan pengecekan dan monitoring clientnya.
4. Sebuah Virtual LAN merupakan fungsi logik dari sebuah switch. Fungsi
logik ini mampu membagi jaringan LAN ke dalam beberapa jaringan virtual.
5. VLSM adalah suatu teknik untuk mengurangi jumlah alamat terbuang.
Sebagai ganti memberi suatu kelas lengkap A, B atau C jaringan bagi suatu
Admin, kita dapat memberi suatu subnet ke seseorang, dan dia dapat lebih
lanjut membagi lebih lanjut membagi subnet ke dalam beberapa subnets.
Oleh karena lebar dari subnet akan diperkecil, maka disebut dengan variable
subnet length mask.
Dalam komunikasi data terdapat beberapa unsur agar sebuah proses
komunikasi dapat berlangsung dengan baik. Unsur-unsur tersebut dapat berupa,
sumber data, media dan penerima data. Pada komunikasi data, media yang
digunakan adalah kabel dan tanpa kabel. Saluran komunikasi tanpa Kabel
(Wireless), seperti microwave, satellite, dan cellular phone merupakan bagian
dari wireless, tanpa menggunakan kabel. Sedangkan satelite adalah suatu stasiun
relay (penguat) yang mentransmisikan sinyal microwave melewati jarak yang
jauh.
Sistem satelite yang banyak dipakai pada saat ini adalah satelite yang non
regenerative. Penggunaan sistem satelite regenaratif akan menyebabkan harga
dari satelite itu mahal. saat ini, komunikasi bergerak memainkan peran yang
III-3

semakin signifikan dalam memenuhi kebutuhan telekomunikasi, khusunya


mobile system. Saat ini jumlah pengguna telepon mencapai angka ±1 milyar dan
angka ini melampaui jumlah pengguna jaringan telepon tetap. Sehingga pada
saat itu komunikasi wireless akan merupakan modal akses teknologi yang
dominan.

3.2 Saran
Sebaiknya untuk sistem jaringan yang ada pada perkantoran, Gedung
perkuliahan, dan sekolah hendaknya menerapkan jaringan VLAN. Hal ini untuk
memudahkan dalam monitoring terhadap client. apabila kita ingin menggunakan
jaringan Nirkabel untuk computer kita, sebaiknya menggunakan sistim
pengamanan yang telah dibahas dalam pembahasan I atas, agar computer kita
dapat terlindungi dengan baik.
III-4
DAFTAR PUSTAKA

Ayu,Mutiara.2014. Internet Media (Wired Dan Wireless). Diambil dari:


http://mutiaraayu.web.ugm.ac.id/2014/12/02/internet-media-wired-dan-
31wireless/ (diakses tanggal 10 Oktober 2017)
Arib,Ahmad.2014. Topologi Jaringan Komputer, Penjelasan Pengertian Dan
Jenisnya. Diambil dari : https://ahmadarib.com/topologi-jaringan-komputer-
penjelasan-pengertian-jenisnya.html(diakses tanggal 10 Oktober
Abdurrahman, H. (2017). Analisis Dan Perancangan Jaringan Iain Langsa
Berbasis VLAN. Jurnal TIMES, 5(2), 58-62.
Arifin,Hasnul.2011.Kitab Suci Jaringan Komputer & Koneksi Internet.
Yogyakarta: Mediakom.
Herlambang, Moch. Linto.2008. Panduan Lengkap Menguasai Router Masa
Depan Menggunakan Mikrotik RouterOS. Yogyakarta: Andi
Listanto,Virgiawan.2011. Teknik Jaringan Komputer. Jakarta: PT. Prestasi
Pustakarya.
Maulana.Andri.2016. Konsep Jaringan VLAN. Diambil dari :
http://www.unijarkom.id/2016/04/cara-konfigurasi-vlan-dengan-cisco-
packet-tracer.html (diakses tanggal 10 Oktober 2017)
Nugrogo,Kukuh.2017. Switch dan Multilayer Switch Cisco. Bandung:
Informatika.
Sofana,Iwan.2012. Cisco CCNP dan Jaringan Komputer. Bandung: Informatika.
Sofana,Iwan.2014. Membangun Jaringan Komputer. Bandung: Informatika.
Syamsul,SidiqHidayat.2013. Panduan Lengkap Pembuatan Jaringan Nirkabel
Menggunakan Simulator Cisco Packet Tracer. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Saputra,Agus.2012. Mengenal Jaringan Komputer (PAN, LAN, MAN dan WAN).
Diambil dari : http://www.catatanteknisi.com/2012/05/jaringan-komputer-
pan-lan-man-wan.html (diakses tanggal 10 Oktober 2017)
Supriyanto, A. (2006). Analisis kelemahan keamanan pada jaringan wireless.
Dinamik, 11(1).2017)
Zakaria.Muhammad.2014. Apa Itu Perangkat Jaringan Komputer? Simak
Pengertian dan Jenis-Jenisnya Sebagai Berikut. Diambil dari :
https://www.nesabamedia.com/perangkat-jaringan-komputer/ (diakses
tanggal 10 Oktober 2017)

Anda mungkin juga menyukai