Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH KIMIA BAHAN ALAM LAUT

“AGAR-AGAR DAN KARAGENAN”

OLEH:

KELOMPOK 5

IIN MELYANI RISAL (51821011074)

SRI AYULIA (51621011056)

MELINDA SOELIYANTO (51721011085)

GUSTI RANDA KILA (51721011090)

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PANCA SAKTI

MAKASSAR

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat TUHAN YANG MAHA ESA karena atas limpahan

rahmatdan Kasih-Nya, penyusunan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Khususnya,bagi penyusun yang telah menyelesaikan makalah dengan judul“Agar-agar

dan Karagenan”

Dalam menyusun makalah ini, penyusun tidak mendapat kendala apapun.

sehingga,penyelesaiannya dapat dikerjakan dengan baik. Selain itu, penyusun juga

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dan telah memberikan

dorongan dan motivasi sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

AkhirNya, bagai pepatah : Tiada gading yang tak retak , demikian juga dalam

penyusunan makalah ini, mungkin masih terdapat banyak kekurangan atau kesalahan

disana sini. Kritik dan saran yang membangun dari pembaca makalah ini sangat kami

harapkan untuk menyempurnakan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat

bermanfaat dan mencapai sasaran yang diinginkan.

Makassar, 18 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii

BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 5

2.1 Pengertian Agar-Agar........................................................................................... 5

2.2 Sifat-Sifat Agar Agar............................................................................................. 6

2.3 Jenis-Jenis Agar-Agar ......................................................................................... 6

2.4 Proses Pembuatan Agar-Agar ............................................................................. 6

2.5 Komposisi Agar-Agar............................................................................................ 7

2.6 Kandungan Agar-Agar.......................................................................................... 7

2.7 Cara Pembuatan Agar-Agar................................................................................. 8

2.8 Manfaat Agar-Agar............................................................................................... 10

2.9 Pengertian Karagenan.......................................................................................... 11

2.10 Macam-Macam Karagenan................................................................................ 12

2.11 Ciri-Ciri Karagenan............................................................................................. 12

2.12 Sifat-Sifat Kargenan........................................................................................... 14

2.13 Proses Pembuatan Karagenan.......................................................................... 17

BAB 3. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 19

3.1. Kesimpulan .......................................................................................................... 19

3.2. Saran ................................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang

Agar-agar merupakan makanan yang biasa disajikan sebagai hidangan

penutup ataupun camilan diwaktu senggang. Agar-agar mengandung banyak

serat yang dapat membantu proses pencernaan makanan dalam tubuh. Serat

sendiri banyak terdapat pada buah dan sayuran. Tetapi tidak semua kalangan

masyarakat menyukai sayuran ataupun buah. Oleh karena itu, agar sangat

cocok sebagai pengganti kebutuhan akan serat bagi mereka yang tidak

menyukai buah ataupun sayur pada khususnya.

Agar-agar telah banyak dipasarkan di berbagai situasi dan acara. Karena

agar-agar mudah dibuat dan mudah dipadukan dengan berbagai macam bahan

yang tidak mengurangi cita rasa atau manfaat dari agar-agar tersebut. Rasa

agar-agar yang manis dapat menggugah selera makan apabila dikonsumsi.

Agar-agar tersaji dalam berbagai rasa, ada yang rasa buah-buahan

ataupun rasa cokelat. Agar-agar juga dapat dimanfaatkan sebagai jajanan

alternative untuk anak yang sehat dibandingkan dengan makanan siap saji yang

kurang sehat. Warna yang cantik dari produk agar-agar pun dapat menarik minat

konsumen.

Bagi masyarakat yang suka mengkonsumsi buah-buahan, agar-agar

dapat dipadukan dengan menambahkan buah didalamnya.

1
Agar-agar, agar atau agarosa adalah zat yang biasanya berupa gel yang

diolah dari rumput laut atau alga. Di Jepang dikenal dengan nama kanten dan

oleh orang Sunda disebut lengkong. Jenis rumput laut yang biasa diolah untuk

keperluan ini adalah Eucheuma spinosum (Rhodophycophyta). Beberapa jenis

rumput laut dari golongan Phaeophycophyta (Gracilaria dan Gelidium) juga

dapat dipakai sebagai sumber agar-agar.

Agar-agar sebenarnya adalah karbohidrat dengan berat molekul tinggi

yang mengisi dinding sel rumput laut. Ia tergolong kelompok pektin dan

merupakan suatu polimer yang tersusun dari monomer galaktosa. Agar-agar

dapat dibentuk sebagai bubuk dan diperjualbelikan.

Gel terbentuk karena pada saat dipanaskan di air, molekul agar-agar dan

air bergerak bebas. Ketika didinginkan, molekul-molekul agar-agar mulai saling

merapat, memadat dan membentuk kisi-kisi yang mengurung molekul-molekul

air, sehingga terbentuk sistem koloid padat—cair. Kisi-kisi ini dimanfaatkan

dalam elektroforesis gel agarosa untuk menghambat pergerakan molekul obyek

akibat perbedaan tegangan antara dua kutub. Kepadatan gel agar-agar juga

cukup kuat untuk menyangga tumbuhan kecil sehingga sangat sering dipakai

sebagai media dalam kultur jaringan.

Apabila dilarutkan dalam air panas dan didinginkan, agar-agar bersifat

seperti gelatin: padatan lunak dengan banyak pori-pori di dalamnya sehingga

bertekstur 'kenyal'. Sifat ini menarik secara inderawi sehingga banyak olahan

2
makanan melibatkan agar-agar: pengental sup, puding (jelly), campuran es krim,

anmitsu (di Jepang).

Agar-agar dikenal luas di daerah Asia Tropika sebagai makanan sehat

karena mengandung serat (fiber) lunak yang tinggi dan kalori yang rendah.

Kandungan serat lunak yang tinggi membantu melancarkan pembuangan sisa-

sisa makanan di usus (laksatif).

Selain digunakan sebagai makanan, agar-agar juga digunakan secara

luas di laboratorium sebagai pemadat kemikalia dalam percobaan, media

tumbuh untuk kultur jaringan tumbuhan dan biakan mikroba, dan juga sebagai

fase diam dalam elektroforesis gel. Di laboratorium, agar-agar (biasanya

dikemas dalam bentuk bubuk) dikenal sebagai agar atau agarosa saja.

2.2 Rumusan masalah

2.1 Pengertian Agar-Agar

2.2 Sifat-Sifat Agar-Agar

2.3 Jenis-Jenis Agar-Agar

2.4 Proses Pembuatan Agar-Agar

2.5 Komposisi Agar-Agar

2.6 Kandugan Agar-Agar

2.7 Cara Pembuatan Agar-Agar

3
2.8 Manfat Agar-Agar

2.9 Pengertian Karagenan

2.10 Macam-Macam Karagenan

2.11 Cirri-Ciri Karagenan

2.12 Sifat-Sifat Karagenan

2.13 Proses Pembuatan Karagenan

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A) AGAR-AGAR

2.1 Pengertian Agar-Agar

Agar-agar adalah karbohidrat dengan berat molekul tinggi yang

mengisdinding sel rumput laut. Ia tergolong kelompok pektin dan merupakan

suatu polimer yang tersusun dari monomer galaktosa. Agar-agar yang terbuat

dari rumput laut dapat dibentuk sebagai bubuk dan diperjualbelikan. Gel

terbentuk karena pada saat dipanaskan di air, molekul agar-agar dan air

bergerak bebas. Ketika didinginkan, molekul-molekul agar-agar mulai saling

merapat, memadat dan membentuk kisi-kisi yang mengurung molekul-molekul

air, sehingga terbentuk sistem koloid padat-cair (Poncomulyo, 2006).

2.2 Sifat-Sifat Agar-Agar

Sifat yang paling menonjol dari agar-agar adalah memiliki daya gelasi

(membentuk gel), viskositas (kental), setting point (suhu pembentukan gel) dan

melting point (suhu mencairnya gel) yang sangat menguntungkan untuk dipakai

pada dunia industri pangan maupun non pangan. Agar-agar dengan kemurnian

5
tinggi tidak akan larut pada air bersuhu 250C, tetapi larut di dalam air panas.

Pada suhu 32-390C, agar-agar akan berbentuk padatan yang tidak akan

mencair lagi pada suhu di bawah 800C.

2.3 Jenis-Jenis Agar-Agar

 Agar-agar Sailan, dibuat dari Gracilaria Lichenoides (Graville)

 Agar-Agar Makasar, dibuat dari Eucheuma spinosum (Ag) tercampur

dengan garam dapur.

 Agar-Agar Amerika, agar-agar pantai di pasifik diperoleh dari ganggang

Gelidium cartilagenium, Gelidium amansii, Anhfeltia plicata.

 Agar-agar Pantai Atlantik, diperoleh dari Gracilaria confervoides, Hypnea

mucifornis dan ganggang merah lainnya.

 Agar-agar Jepang, dibuat dengan nama Japanese Isinglass, diperoleh

dari Gelidium Cartilagenium, dan Gloiopeltis tenax.

 Agar-agar Australia, dari Gracilaria confervoides dan Sphaerococcus

compressus (Ag).

2.4 Proses Pembuatan Agar-Agar

6
Pembuatan agar-agar secara komersial adalah dengan cara

menggunakan air panas yang dilanjutkan dengan proses pembekuan dan

thawing. Mula-mula rumput laut direndam dan dicuci dengan air tawar dan

diekstrak dengan air mendidih. Kalsium hipoklorit atau sodium bisulfit digunakan

untuk memutihkan agar-agar yang dihasilkan. Ekstrak yang dihasilkan kemudian

disaring dalam keadaan panas dan residu diekstrak lagi satu atau dua kali.

Ekstraksi yang dihasilkan menjadi dingin, membentuk gel kemudian dibekukan.

Setelah itu gel beku dilelehkan, dikeringkan, digiling dan dikemas.

2.5 Komposisi Agar-Agar

Agar-agar merupakan senyawa poligalaktosa yang diperoleh dari

pengolahan rumput laut jenis agarophyte. Agar-agar disebut sebagai gelosa

atau gelosa bersulfat. Agar-agar mengandung polisakarida sebagai senyawa

utama, agar-agar juga mengandung kalsium dan mineral lainnya. Kandungan

kalsium ini cukup tinggi dibandingkan dengan mineral-mineral lain.

Kandugan agar Gracilaria sp. Beragam tergantung pada jenis dan lokasi

penanamannya. Umumnya kandungan agar Gracilaria sp. Berkisar antara 16-

45%. Kandungan agar Gracilaria sp. Di Indonesia mencapai 47,34%.

2.6 Kandungan Agar-Agar

 Air : 16-20%

 Protein : 2,3-5,9%

7
 Lemak : 0,3-0,5%

 Karbohidrat : 67,8-76,1%

 Serat : 0,9-3,1%

 Abu : 3,4-3,6%

 Mineral Lainnya : kalsium ,fosfor, zat besi, natrium, kalium, sulfur, dan

lain-lain.

2.7 Cara Pembuatan Agar-Agar

Langkah-langkah pembuatan agar-agar rumput laut Gracilaria Sp

diuraikan dibawah ini dan hasil akhirnya berupa tepung, batangan, atau

lembaran. Adapun cara pengolahan rumput laut menjadi agar-agar sebagai

berikut.

A Pencucian dan Pembersihan

Rumput laut dicuci dengan air tawar sampai bersih. Kotoran yang

menempel seperti pasir, karang, lumpur, dan rumput laut jenis lain

dihilangkan.

B Perendaman dan Pemucatan

8
Perendaman dilakukan agar rumput laut menjadi lunak, sehingga

proses ekstraksi nantinya dapat berjalan dengan baik. Caranya rumput

laut direndam dalam air murni sebanyak 20 kali berat rumput laut selama

3 hari. Setelah itu pemucatan dilakukan dengan direndam dalam larutan

kaporit 0,25 % atau larutan kapur tohor 5 % sambil diaduk, setelah 4 – 6

jam, rumput laut dicuci kembali selama 3 jam untuk menghilangkan bau

kaporit. Rumput laut yang telah bersih dan pucat dikeringkan selama 2

hari, sampai tahap ini rumput laut dapat disimpan lebih dulu bila tidak

segera diolah.

C Pelembutan

Untuk lebih memudahkan ekstrasi, dinding sel perlu dipecah

dengan ditambah H2SO4 selama 15 menit. Banyaknya H2SO4

tergantung pada jenis rumput laut, yaitu Gracilaria 5 – 10 %. Gelidium 15

% dan Hypnea 25 %. Bila tidak ada asam sulfat dapat digunakan asam

asetat, asam sitrat, buah asam atau daun asam. Oleh karena asam sulfat

ini berbahaya, maka diperlukan pencucian dengan cara rumput laut

direndam dalam air bersih selama 15 menit kemudian ditiriskan.

D Pemasakan

Rumput laut dimasak dalam air sebanyak 40 kali berat rumput laut.

Setelah mendidih ( 90 – 100 C ), kita tambahkan asam cuka 05 % untuk

9
memperoleh pH 6 – 7. Bila > 7, pH nya diturunkan dengan penambahan

asam cuka dan bila < 6, ditambahkan NaOH. Pemeriksaan pH dapat

dilakukan dengan memakai kertas pH. Pemanasan ini dilakukan kira-kira

45 menit tetapi dapat juga selama 2 – 4 jam tergantung cara

pengadukannya. Proses setelah pemasakan tergantung dari bentuk akhir

agar-agar yang diinginkan, yakni berupa batangan, lembaran atau pun

tepung

E Proses Pengolahan Agar-Agar Rumput Laut

 Penyaringan dan Penggilingan

Agar-agar yang telah masak disaring dengan fillet press

filtrate. Cairan yang keluar ditampung dan didinginkan selama 7

jam. Agar-agar beku dihancurkan dan dipres dengan kain.

Hasilnya berupa lembaran-lembaran yang kemudian diangin-

anginkan. Lembaran-lembaran kering dipotong kira-kira 3 x 5 mm,

kemudian dimasukkan dalam alat penggiling atau grinder. Hasil

penggilingan adalah agar-agar tepung..

 Pengepakan

Agar-agar tepung dimasukkan dalam kemasan berupa

kertas glasin yang dilapisi lilin atau dapat juga dimasukkan plastik

kemudian dibungkus dengan kertas.

10
2.8 Manfaat Agar-Agar

Fungsi utama dari agar-agar adalah

 sebagai bahan pemantap, penstabil, pengemulsi, pengental,

pengisi, penjernih, pembuat gel, dan lain-lain. Agar- agar pada

industri makanan digunakan untuk meningkatkan viskositas sup,

saus, juga fruit Jely, memberi kehalusan dan keseimbangan es

krim dan keju, permen, dan lain-lain.

 Agar-agar juga digunakan sebagai penjernih pada berbagai

industri minuman seperti bir, anggur, kopi dan sebagai penstabil

pada minuman coklat. Dalam dunia kesehatan, seperti pada

perang Dunia II, agar-agar digunakan untuk membersihkan luka.

Hal ini karena agar-agar mempunyai komponen yang dapat

menghentikan pendarahan, menggumpalkan darah, sehingga luka

mudah untuk dibersihkan.

 Agar-agar juga mempunyai efek laxatif yaitu sebagai obat

pencahar yang melancarkan buang air besar. Pada bidang

farmasi, agar-agar merupakan bahan baku kapsul obat dan

vitamin, campuran obat pencahar, pasta gigi, kosmetika (bahan

baku sabun, lipstik, salep, lotion dan krim).

B) KARAGEAN

11
2.9 Pengertian Karagenan

Karagenan merupakan senyawa polisakarida yang tersusun dari unit D-

galaktosa dan L-galaktosa 3,6 anhidrogalaktosa yang dihubungkan oleh ikatan

1 - 4 glikosilik. Ciri kas dari karagenan adalah setiap unit galaktosanya

mengikat gugusan sulfat, jumlah sulfatnya lebih kurang 35,1%. Kegunaan

keraginan hampir sama dengan agar-agar, antara lain sebagai pengatur

keseimbangan, pengental, pembentuk gel, dan pengemulsi. Keraginan banyak

digunakan dalam industry makanan untuk pembuatan kue, roti, makroni, jam,

jelly, sari buah, bir, es krim, dan gel pelapis produk daging. 9 Dalam industri

farmasi banyak dimanfaatkan untuk pasta gigi dan obat - obatan. Selain itu

juga dapat dimanfaatkan dalam industri tekstil, kosmetik dan cat.

2.10 Macam-Macam Karagenan

 Iota karagenan (ι-karagenan) adalah jenis yang paling sedikit jumlahnya

di alam, dapat ditemukan di Euchema spinosum(rumput laut) dan

merupakan karagenan yang paling stabil pada larutan asam dserta

membentuk gel yang kuat pada larutan yang mengandung

garam kalsium.

 Kappa karagenan (κ-karagenan) merupakan jenis yang paling banya

terdapat di alam (menyusun 60% dari karagenan pada Chondrus

crispus dan mendominasi pada Euchema cottonii).Karagenan jenis

iniakan terputus pda larutan asam, tetapi setelah gel terbentuk, kargenan

12
ini akan resisten terhadap degradasi. Kappa karagenan membentuk gel

yang kuat pada larutan yang mengandung garam kalium.

 Lambda karagenan (λ-karagenan) adalah jenis karagenan kedua

terbanyak di alam serta merupakan komponen utama pada Gigartina

acicularis dan Gigatina pistillata dan menyusun 40% dari karagenan

pada Chondrus crispus.Selain itu, lambda karagenan adalah yang kedua

paling stabil setelah iota karagenan pada larutan asam, tetapi pada

larutan garam, karagenan ini tidak larut.

2.11 Ciri-Ciri Karagenan

 Iota Karagenan

a. Larutan memperlihatkan karakteristik thiksotropik

b. Larut dalam air panas, Natrium karagenan iota larut dalam air dingin dan

air panas.

c. Penambahan ion kalsium akan menyebabkan pembentukan gel tahan

lama, elastic, dan meningkatkan temperatur pembentukan gel dan

pelelehan.

d. Gel bersifat elastic, membentuk heliks dengan ion Kalsium.

e. Gel bening

f. Stabil dalam keadaan dingin

g. Tidak dapat larut dalam sebagian besar pelarut organic

h. Diperkirakan mengandung 32% ester sulfat dan 30% 3,6-AG

i. Penggunaan konsentrasi 0.02-2.0%

 Kappa Karagenan

13
a. Larut dalam air panas

b. Penambahan ion Kalium menyebabkan pembentukan gel yang tahan

lama, namun rapuh, serta manambah temperatur pembnetukan gel dan

pelelehan.

c. Kuat, gel padat, beberapa ikatan dengan ion K+ dan Ca++ menyebabkan

bentuk helik terkumpul, dan gel menjadi rapuh

d. Gel berwarna transparan

e. Diperkirakan terdapat 25% ester sulfat dan 34% 3,6-AG

f. Sesuai dengan pelarut yang dapat bercampur dengan air

g. Tidak dapat larut dalam sebagian besar pelarut organic

h. Penggunaan konsentrasi 0.02-2.0%

 Lambda Karagenan

a. Aliran bebas, larutan pseudo-plastik non-gel dalam air

b. Larut sebagian dalam air dingin, dan larut dengan baik dalam air panas.

c. Tidak terbentuk gel, rantai polimer terdistribusi acak

d. Kekentalan bervariasi dari kekenatalan rendah hingga tinggi

e. Penambahan kation memberikan efek yang kecil terhadap viskositas.

f. Sesuai untuk pelarut yang dapat bercampur dengan air

g. Tidak dapat larut dalam sebagian besar pelarut organic

h. Stabil dalam berbagai variasi temperatur, termasuk temperatur

pembekuan

14
i. Larut dalam larutan garam 5%, baik dingin maupun panas

j. Diperkirakan mengandung 35% ester sulfat dan sedikit atau bahkan tidak

mengandung 30% 3,6-AG sama sekali

k. Penggunaan konsentrasi 0.1-1.0%

2.12 Sifat-Sifat Karagenan

a. Kelarutan

Semua jenis karagenan memiliki kelarutan yang baik di dalam air

panas. Namun, hanya jenis lambda dan larutan garam Natrium

karagenan kappa dan iota dapat larut dalam air dingin. Karagenan

lambda membentuk larutan kental dengan karakteristik pseudoplastik

ketika dipompa atau diaduk. Dengan kelarutan seperti itu, larutan-larutan

karagenan tersebut memiliki kemampuan untuk mengentalkan dan

memberikan tekstur krimi. Temperatur merupakan factor yang cukup

penting dalam penggunaan karagenan dal;am system pangan. Semua

jenis hidrat karagenan pada temperatur tinggi, karagenan jenis iota dan

jenis kappa memiliki kekentalan yang cukup rendah.

b. Kestabilan Asam

Larutan karagenanakan kehilangan karakteristik gel dan

kekentalannya dalam system dengan nilai pH di bawah 4.3. Penyebabnya

adalah pada proses autohidrolisis karagenan yang terjadi pada pH rendah

yang membentuk ikatan 3,6-anhydrogalaktosa. Laju autohidrolisis

bertambah pada kenaikan temperatur dan konsentrasi kation yang

15
rendah. Untuk mencegah terjadinya autohidrolisis, karagenan didinginkan

pada temperatur yang lebih rendah daripada temperatur pembentukan

gel. Dalam produk yang bersifat asam, karagenan ditambahkan pada

bagian akhir proses untuk mencegah degradasi kelebihan asam, dan jika

mungkin, asam ditambahkan segera sebelum dilakukan pengisian oleh

karagenan untuk mencegah penguraian polimer. Waktu pembentukan gel

akan bergantung pada konsentrasi karagenan dan bahan penyusun

pangan lainnya seperti garam dan gula. Dalam proses kontinu, waktu

pemrosesan dijaga minimum. Dalam system dengan pH 4.5, kondisi

proses menjadi irelevan untuk larutan karagenan menjadi stabil untuk

berbagai waktu pemrosesan sebagian besar makanan utama.

c. Karakteristik Gel

Larutan panas karagenan iota dan kappa akan mulai membentuk

gel ketika system tersebut didinginkan pada temperatur 40 and 60ºC

bergantung pada kehadiran kation. Gel karagenan bersifat reversible dan

memperlihatkan efek histerisis atau perbedaan antara temperatur

penentuan gelling dengan melting. Gel tersebut stabil pada temperatur

ruangan namun dapat meleleh kmbali dengan pemanasan 5–20ºC di atas

temperatur pembentukan gel. Dengan pendinginan gel kembali akan

membentuk gel. Komposisi ionic dari system pangan adalah penting untuk

16
utilisasi karagenan. Misalnya, karagenan kappa lebih memilih ion kalium

untuk menstabilkan zona sambungan yang melingkupi karakteristik

kekokohan gel sebagai gel yang sedikit rapuh. Karagenan iota memilih ion

kalsium untuk menjembatani rantai untuk memberikan pengaruh gel yang

lembut elastic.

d. Sinergisasi dengan bahan pengental dan Stabilizer lainnya

Larutan panas karagenan iota dan kappa akan mulai membentuk

gel ketika system tersebut didinginkan pada temperatur 40 and 60ºC

bergantung pada kehadiran kation. Gel karagenan bersifat reversible dan

memperlihatkan efek histerisis atau perbedaan antara temperatur

penentuan gelling dengan melting. Gel tersebut stabil pada temperatur

ruangan namun dapat meleleh kmbali dengan pemanasan 5–20ºC di atas

temperatur pembentukan gel. Dengan pendinginan gel kembali akan

membentuk gel. Komposisi ionic dari system pangan adalah penting untuk

utilisasi karagenan. Misalnya, karagenan kappa lebih memilih ion kalium

untuk menstabilkan zona sambungan yang melingkupi karakteristik

kekokohan gel sebagai gel yang sedikit rapuh. Karagenan iota memilih ion

kalsium untuk menjembatani rantai untuk memberikan pengaruh gel yang

lembut elastic.

2.13 Proses pembuatan Karagenan

a. Rumput laut direndam dalam air tawar selama 12-24 jam, kemudian

dibilas dan ditiriskan.

17
b. Setelah bersih rumput laut direbus dalam air dengan perbandingan rumput

laut dengan air sebesan 1:15, pada suhu 120 oC selama 15 menit.

Perebusan memakai pemasak bertekanan (pressure cooker). Selanjutnya

dilakukan perebusan ulang tanpa tekanan pada suhu 100°C selama 2-3

jam.

c. Rumput laut yang lunak dihancurkan dengan blender dan ditambahkan air

panas (90 oC). Perbandingannya 1:30. Hasilnya disaring dengan kain

kasa halus.

d. Filtrat diendapkan dengan menambahkan metil alkohol dengan

perbandingan 2,5:1, bisa juga dengan menambahkan alkohol 90%, atau

membekukannya pada suhu 10 oC – 6°C selama 24-48 jam.

Endapan bercampur alkohol disaring dengan kain kasa. Hasil saringan ini

berupa karagenan basah. Filtrat yang beku dicairkan dahulu untuk selanjutnya

disaring lagi. Karagenan basah dikeringkan selama 3-4 hari.

18
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan

Agar-agar merupakan makanan yang biasa disajikan sebagai hidangan

penutup ataupun camilan diwaktu senggang. Agar-agar mengandung banyak

serat yang dapat membantu proses pencernaan makanan dalam tubuh. Serat

sendiri banyak terdapat pada buah dan sayuran. Tetapi tidak semua kalangan

masyarakat menyukai sayuran ataupun buah. Oleh karena itu, agar sangat

cocok sebagai pengganti kebutuhan akan serat bagi mereka yang tidak

menyukai buah ataupun sayur pada khususnya.

19
Karagenan merupakan senyawa yang termasuk kelompok polisakarida

galaktosa hasil ekstraksi dari rumput laut. Karagenan mengandung natrium,

magnesium, dan kalsium yang dapat terikat pada gugus ester sulfat dari

galaktosa dan kopolimer 3,6-anhydro-galaktosa. Karagenan banyak digunakan

pada sediaan makanan, sediaan farmasi dan kosmetik sebagai bahan pembuat

gel, pengental atau penstabil. Karagenan mempunyai tiga macam, yaitu Iota

karagenan, Kappa karagenan , dan Lambda karagenan.

Prosedur isolasi karagenan dari berbagai rumput laut telah banyak

dikembangkan. Umumnya prosedur ini terdiri atas tiga tahapan kerja yaitu;

ekstraksi, penyaringan, dan pengendapan. Pada tahapan ekstraksi, kecepatan

dan daya larut karagenan dalam air dipengaruhi oleh temperatur dan waktu

proses bergabungnya seluruh fraksi karagenan dari rumput laut dengan fraksi air

yang digunakan sebagai media pelarut

3.2. Saran

1. Pengolahan limbah dari industri agar – agar hendaknya dilakukan dengan

memperhatikan pengurangan nilai investasi dan biaya operasional dari proses

tersebut.

2. Pemanfaatan limbah industri agar – agar seharusnya digunakan sebagai pupuk

organik yang dapat memperbaiki kesuburan dan serta meningkatkan

produktivitas tanah.

20
Pada saat penyaringan perlu diperhatikan agar filtrat yang dihasilkan

murni dan bebas dari impuritas, dan perlu dilakukan pengujian terhadap

kandungan logam dan sulfat pada karaginan.

21
DAFTAR PUSTAKA

Anggadiredja, J T., Zatnika, A., Heri Purwoto, dan Istini, S., (2006). Rumput Laut.
Jakarta :Penerbit Penebar Swadaya.

Aslan, L. M. 1998. Budidaya Rumput Laut. Kanisius. Yogyakarta. Hal 96.

Engelen, A. t.t. Standar Prosedur Operasional (SPO) Pada Proses Produksi


Pengolahan R umputLaut Menjadi Tepung Di PT Bantimurung Indah
Kabupaten Maros 15.

Kadi, A. 2004. Potensi Rumput Laut Dibeberapa Perairan Pantai Indonesia : 4, 13.

Poncomulyo, Taurino, M. Herti, K. Lusi. 2008. Budidaya danpengolahan rumput


laut.Agromedia. Surabaya.

Tri Yuni Hendrawati. 2016. Pengolahan Rumput Laut Dan Kelayakan Industrinya, 1
ed. UMJPress.

Google, Ciri-ciri dan Sifat Karagenan.

Google, Manfaat Karagenan.

Google, Jenis-jenis Karagenan

Google, Pengertian Karagenan.

Google, Pengolahan Karagenan.

Anda mungkin juga menyukai