I. KATA PENGANTAR
Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Upaya perbaikan status gizi
masyarakat akan memberikan kontribusi nyata bagi tercapainya tujuan pembangunan nasional
terutama dalam hal penurunan prevalensi gizi kurang pada balita dan anak Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) serta Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil, yang
pada akhirnya akan dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Kegiatan pembinaan gizi
masyarakat yang akan dicapai dalam rangka pencapaian sasaran RPJMN , telah menetapkan 6
sasaran dan indikator kinerja yaitu : 1) Persentase ibu hamil KEK yang mendapat makanan
tambahan, 2) Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah (TTD) 90 tablet selama
masa kehamilan, 3) Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif, 4)
Persentase bayi baru lahir mendapat Inisiasi Menyusu Dini (IMD), 5) Persentase balita kurus
yang mendapat makanan tambahan, 6) Persentase remaja puteri yang mendapat Tablet Tambah
Darah (TTD).
Pemberian suplementasi gizi merupakan suatu upaya yang dapat dilakukan dalam rangka
mencukupi kekurangan kebutuhan gizi dari konsumsi makan harian yang berakibat pada
timbulnya masalah kesehatan dan gizi pada kelompok rawan gizi. Salah satu program
suplementasi yang saat ini dilaksanakan oleh pemerintah yaitu Pemberian Makanan Tambahan
pada balita, anak SD/MI dan ibu hamil. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 51 Tahun 2016
tentang Standar Produk Suplementasi Gizi merupakan penyempurnaan sekaligus pengganti dari
Kepmenkes Nomor 224/Menkes/SK/II/2007 Tentang Spesifikasi Teknis Makanan Pendamping
Air Susu Ibu (MP-ASI) dan Kepmenkes Nomor 899/Menkes/SK/X/2009 Tentang Spesifikasi
Teknis Makanan Tambahan Anak Balita 2-5 Tahun, Anak Usia Sekolah Dasar dan Ibu Hamil,
disesuaikan dengan perkembangan hukum, ilmu pengetahuan dan teknologi. Selanjutnya dalam
rangka penyesuaian dengan kebutuhan zat gizi pada tiap sasaran berdasarkan Angka Kecukupan
Gizi (AKG) tahun 2013 serta perbaikan tampilan produk Makanan Tambahan (MT) telah pula
dilakukan perubahan terhadap bentuk kemasan menyesuaikan dengan aturan pemberian. Agar
pemberian makanan tambahan pada Balita, Anak Sekolah dan Ibu Hamil dapat dilaksanakan
secara efektif dan efisien diperlukan adanya suatu Petunjuk Teknis Pemberian Makanan
Tambahan bagi tenaga kesehatan dan semua pihak terkait. Ruang lingkup petunjuk teknis ini
mencakup hal hal yang berkaitan dengan jenis dan karakteristik produk MT, pengiriman,
penyimpanan dan distribusi MT serta monitoring dan evaluasi. Kami menyadari bahwa petunjuk
teknis ini masih memiliki kekurangan, sehingga sekiranya ada masukan untuk perbaikan akan
kami terima untuk penyempurnaan pada masa yang akan datang. Jakarta, Agustus 2017 Direktur
Gizi Masyarakat Ir. Doddy Izwardy, MA 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Status gizi yang baik merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
pembangunan kesehatan yang pada dasarnya adalah bagian yang tak terpisahkan dari
pembangunan nasional secara keseluruhan. Anak balita, anak usia sekolah, dan ibu hamil
merupakan kelompok rawan gizi yang sangat perlu mendapat perhatian khusus karena dampak
negatif yang ditimbulkan apabila menderita kekurangan gizi. Berdasarkan Riskesdas tahun 2013
diketahui bahwa prevalensi balita kurus dan prevalensi balita stunting masing-masing sebesar
12,1 % dan 37,2 %, sedangkan prevalensi ibu hamil risiko Kurang Energi Kronis (KEK) sebesar
24,2%. Selain hal tersebut data Riskesdas tahun 2013 juga menunjukkan kurang gizi pada anak
usia 5-12 tahun sebesar 11,2 % yang disebabkan karena berbagai hal diantaranya tidak sarapan
pagi dan lebih suka makanan yang tidak/kurang bergizi. Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG)
tahun 2016 menujukkan bahwa prevalensi stunting pada balita sebesar 27,5 %, balita kurus 8,0
%, balita sangat kurus 3,1 % dan balita risiko kurus 22,8 %. Masalah gangguan tumbuh kembang
pada bayi dan anak usia di bawah 2 tahun (baduta) merupakan masalah yang perlu ditanggulangi
dengan serius. Usia di bawah dua tahun merupakan masa yang amat penting sekaligus masa
kritis dalam proses tumbuh kembang anak baik fisik maupun kecerdasan. Kurus dan stunting
pada usia sekolah akan berdampak pada performa belajar di sekolah, yang pada gilirannya akan
mempengaruhi kualitas Sumber Daya Manusia. Ibu hamil dengan status Kurang Energi Kronis
(KEK) dapat berdampak pada pertumbuhan dan kesehatan bayinya. Pemberian makanan
tambahan khususnya bagi kelompok rawan merupakan salah satu strategi suplementasi dalam
mengatasi masalah gizi. Berdasarkan data Survei Diet Total (SDT) tahun 2014 diketahui bahwa
lebih dari separuh balita (55,7%) mempunyai asupan energi yang kurang dari Angka Kecukupan
Energi (AKE) yang dianjurkan. Pada kelompok ibu hamil baik di pedesaan maupun perkotaan
lebih dari separuhnya mengalami defisit asupan energi dan protein.
Berdasarkan hal tersebut pemberian makanan tambahan yang berfokus baik pada zat gizi
makro maupun zat gizi mikro bagi balita dan ibu hamil sangat diperlukan dalam rangka
pencegahan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan balita pendek (stunting). Pemberian makanan
tambahan ditujukan untuk sasaran kelompok rawan gizi yang meliputi balita kurus 6-59 bulan
berdasarkan hasil pengukuran berat badan menurut Panjang Badan/Tinggi Badan lebih kecil dari
minus dua Standar Deviasi (<-2 Sd), serta ibu hamil risiko Kurang Energi Kronis (KEK) yaitu
ibu hamil dengan hasil pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) lebih kecil dari 23,5 cm.
Penelitian Elisabeth Kristiamsson, et all, 2016 berdasarkan hasil analisis data dari 31 negara
memperlihatkan suplementasi makanan menunjukan adanya kenaikan berat badan pada keluarga
kurang mampu. Demikian halnya anak-anak usia 6 23 bulan yang diberikan makanan tambahan
selama 6 bulan menunjukan kenaikan berat badan, selanjutnya ketika MT diberikan bersama
edukasi gizi dan intervensi berbasis pangan lokal maka kenaikan berat badan menjadi lebih
besar.
a. Tujuan Memberikan informasi kepada petugas kesehatan dan pihak terkait tentang :
1. Jenis dan karaktristik produk makanan tambahan Balita dan Ibu Hamil
2. Pengiriman, penyimpanan dan pendistribusian MT
3. Pemberian MT kepada sasaran
4. Pemantauan dan Evaluasi kegiatan MT
b. Pengertian
a. Suplementasi Gizi merupakan penambahan makanan atau zat gizi yang diberikan dalam bentuk;
a) makanan tambahan,
b) tablet tambah darah,
c) kapsul vitamin A, dan
d) bubuk tabur gizi yang bertujuan untuk memenuhi kecukupan gizi bagi bayi
b. Makanan Tambahan Penyuluhan adalah suplementasi gizi dalam bentuk makanan tambahan dengan
formulasi khusus dan difortifikasi dengan vitamin dan mineral sebagai tambahan selain makanan
utama bagi kelompok sasaran guna memenuhi kebutuhan gizi.
c. Makanan Tambahan Pemulihan adalah suplementasi gizi dalam bentuk makanan tambahan dengan
formulasi khusus dan difortifikasi dengan vitamin dan mineral yang diperuntukkan bagi kelompok
sasaran sebagai tambahan makanan untuk pemulihan status gizi.
d. MT Balita adalah suplementasi gizi berupa makanan tambahan dalam bentuk biskuit dengan
formulasi khusus dan difortifikasi dengan vitamin dan mineral yang diberikan kepada bayi dan
anak balita usia 6-59 bulan dengan kategori kurus. Bagi bayi dan anak berumur 6-24 bulan,
makanan tambahan ini digunakan bersama Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI).
Makanan Tambahan Ibu Hamil adalah suplementasi gizi berupa biskuit lapis yang dibuat dengan
formulasi khusus dan difortifikasi dengan vitamin dan mineral yang diberikan kepada ibu hamil
dengan kategori Kurang Energi Kronis (KEK) untuk mencukupi kebutuhan gizi. c. Sasaran 1.
Sasaran utama MT Balita adalah balita kurus usia 6-59 bulan dengan indikator Berat Badan (BB)
menurut Panjang Badan (PB)/Tinggi Badan (TB) kurang dari minus 2 standar deviasi (<- 2 Sd)
yang tidak rawat inap dan tidak rawat jalan. Sasaran utama MT Ibu Hamil adalah Ibu Hamil
risiko Kurang Energi Kronis (KEK) yang mempunyai Lingkar Lengan Atas (LiLA) kurang dari
23,5 cm.
a. Kandungan Zat Gizi Makanan Tambahan Balita adalah suplementasi gizi berupa makanan
tambahan dalam bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi dengan vitamin dan
mineral yang diberikan kepada bayi dan anak balita usia 6-59 bulan dengan kategori kurus. Bagi
bayi dan anak berumur 6-24 bulan, makanan tambahan ini digunakan bersama Makanan
Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI). Tiap kemasan primer (4 keping/40 gram) Makanan
Tambahan Balita mengandung minimum 160 Kalori, 3,2-4,8 gram protein, 4-7,2 gram lemak.
Makanan Tambahan Balita diperkaya dengan 10 macam vitamin (A, D, E, K, B1, B2, B3, B6,
B12, Asam Folat) dan 7 macam mineral (Besi, Iodium, Seng, Kalsium, Natrium, Selenium,
Fosfor). b. Karakteristik Produk Bentuk : biskuit yang pada permukaan atasnya tercantum tulisan
MT Balita Tekstur/Konsistensi : renyah, bila dicampur dengan cairan menjadi lembut. Berat :
berat rata-rata 10 gram/keping. Warna : sesuai dengan hasil proses pengolahan yang normal
(tidak gosong). Rasa : Manis. Mutu dan keamanan : produk makanan tambahan balita memenuhi
persyaratan mutu dan keamanan sesuai untuk bayi dan anak balita. Masa kedaluwarsa : waktu
antara selesai diproduksi sampai batas akhir masih layak dikonsumsi, produk MT mempunyai
masa kedaluwarsa 24 bulan.
Kemasan Setiap 4 (empat) keping biskuit dikemas dalam 1 (satu) kemasan primer (berat 40
gram). Setiap 21 (dua puluh satu) kemasan primer dikemas dalam 1 (satu) kotak kemasan
sekunder (berat 840 gram). Setiap 4 (empat) kemasan sekunder dikemas dalam 1 (satu) kemasan.
C. MAKANAN TAMBAHAN IBU HAMIL KURANG ENERGI KRONIS (KEK)
a. Kandungan Zat Gizi Makanan Tambahan Ibu Hamil adalah suplementasi gizi
berupa biskuit lapis yang dibuat dengan formulasi khusus dan difortifikasi dengan vitamin
dan mineral yang diberikan kepada ibu hamil dengan kategori Kurang Energi Kronis
(KEK) untuk mencukupi kebutuhan gizi. Tiap kemasan primer (3 keping/60 gram)
Makanan Tambahan Ibu Hamil mengandung minimum 270 Kalori, minimum 6 gram
protein, minimum 12 gram lemak. Makanan Tambahan Ibu Hamil diperkaya 11 macam
vitamin(a, D E, B1, B2, B3, B5, B6, B12, C, Asam Folat) dan 7 macam mineral (Besi,
Kalsium, Natrium, Seng, Iodium, Fosfor, Selenium).
b. Karakteristik Produk Bentuk : biskuit lapis (sandwich) yang pada permukaan atas
biskuit tercantum tulisan MT Ibu Hamil. Tekstur/Konsistensi : - biskuit : renyah - isi :
krim/selai padat dan lembut. Berat : berat rata-rata 20 gram/biskuit lapis. Warna : sesuai
dengan hasil proses pengolahan yang normal (tidak gosong). Rasa : - Biskuit : manis - Isi :
manis rasa strawberry/nenas/lemon Mutu dan keamanan : produk makanan tambahan ibu
hamil memenuhi persyaratan mutu dan keamanan sesuai untuk ibu hamil. Masa
kedaluwarsa : waktu antara selesai diproduksi sampai batas akhir masih layak dikonsumsi,
produk MT mempunyai masa kedaluwarsa 24 bulan. c. Kemasan Setiap 3 (tiga) biskuit
lapis dikemas dalam 1 (satu) kemasan primer (berat 60 gram). Setiap 7 (tujuh) kemasan
primer dikemas dalam 1 (satu) kotak kemasan sekunder (berat 420 gram). Setiap 4 (empat)
kemasan sekunder dikemas dalam 1 (satu) kemasan tersier. 12
16 2. Di Puskesmas a. Tempat Penyimpanan harus selalu higienis, tidak berdebu dan bebas dari
tikus, kecoa dan binatang pengerat lainnya; b. Tempat penyimpanan tidak bocor dan lembab
ruangan mempunyai ventilasi dan pencahayaan yang baik; c. Makanan tambahan hendaknya
tidak diletakkan langsung di lantai; d. Penyusunan/peletakan/penumpukan makanan tambahan
sedemikian rupa sehingga barang tetap dalam kondisi baik. e. Makanan tambahan yang masuk ke
tempat penyimpanan yang lebih awal dikeluarkan terlebih dahulu (First in First Out = FIFO); f.
Penyimpanan makanan tambahan tidak dicampur dengan bahan pangan lain dan bahan bukan
pangan; g. Makanan tambahan yang rusak selama penyimpanan, diambil dan dipisahkan dari
makanan tambahan yang masih baik; h. Makanan tambahan yang telah dinyatakan rusak perlu
dibuatkan Berita Acara Penghapusan oleh Kepala Puskesmas setempat; i. Makanan tambahan
dinyatakan rusak apabila kemasan berlubang, robek, pecah, kempes dan teksturnya berubah. 3.
Di tempat pendistribusian (Posyandu, Polindes, Sekolah atau tempat penyimpanan lainnya) a.
Tempat penyimpanan MT harus selalu bersih, higienis. b. MT diletakkan diatas alas dan
usahakan tidak menempel dinding. c. Atap tidak bocor mempunyai ventilasi dan pencahayaan
yang baik serta tidak lembab. d. Tempat penyimpanan harus bebas dari tikus, kecoa, dan
binatang pengerat lainnya. e. Penyimpanan MT tidak boleh dicampur dengan bahan berbahaya. f.
MT biskuit dinyatakan rusak apabila bungkus berlubang, sobek, pecah, atau biskuit tidak renyah.
4. Di Rumah Tangga/Keluarga Makanan Tambahan yang diterima harus disimpan pada tempat
yang kering, bersih dan tertutup agar terhindar dari bahan cemaran dan binatang pengganggu.
19 Biaya pengiriman MT buffer stock dari pusat ke daerah dengan pranko gudang
Provinsi/Kabupaten/Kota ditanggung oleh pusat, sedangkan biaya pengiriman ke sasaran dari
Provinsi/Kabupaten/Kota ditanggung oleh masing-masing pihak pemohon. Pihak pemohon
menyiapkan tempat penerimaan atau penyimpanan sementara (gudang) dan menyusun rencana
distribusi (rensi) pendistribusiannya sampai ke sasaran. 6. Pengiriman MT buffer stock ke lokasi
akan dilaksanakan setelah dinyatakan layak untuk diberikan dan akan dikirimkan ke lokasi
dengan jumlah bantuan yang telah disetujui. 7. Dinas Kesehatan Kabupaten//Kota mendapatkan
pemberitahuan berupa tembusan surat bahwa ada pengiriman MT kepada pihak pemohon dan
dapat membantu memonitor pelaksanaannya pendistribusian MT kepada sasaran di tingkat
lapangan. 18
21 b. Ketentuan Pemberian : 1. MT diberikan pada anak usia sekolah dasar dengan kategori
kurus yaitu anak usia sekolah dasar yang memiliki status gizi berdasarkan indeks IMT/U
dibawah -2 Sd, tidak rawat inap dan tidak rawat jalan 2. Tiap bungkus MT anak sekolah berisi 6
keping biskuit (36 gram) 3. Setiap anak SD/MI diberikan satu bungkus setiap kali pemberian 4.
Bila sudah mencapai status gizi baik, pemberian MT Anak Sekolah pemulihan bisa dihentikan.
Selanjutnya mengonsumsi makanan keluarga gizi seimbang 5. Dilakukan pemantauan
pertambahan berat badan tiap bulan di sekolah 5. Setiap siswa SD/MI diwajibkan makan biskuit
di sekolah bersama-sama pada jam istirahat sesuai jadwal yang ditetapkan oleh sekolah dan
diawasi oleh guru kelas 6. Biskuit tersebut harus dimakan habis di sekolah dan tidak boleh
dibawa pulang C. Makanan Tambahan Ibu Hamil KEK a. Prinsip Dasar Pemberian Pemberian
makanan tambahan dilakukan untuk memenuhi kecukupan gizi ibu hamil. b. Ketentuan
Pemberian : 1. MT diberikan pada ibu hamil KEK yaitu ibu hamil yang memiliki ukuran Lingkar
Lengan Atas (LiLA) dibawah 23,5 cm 2. Pemberian MT pada ibu hamil terintegrasi dengan
pelayanan Antenatal Care (ANC) 3. Tiap bungkus MT ibu hamil berisi 3 keping biskuit lapis (60
gram) 4. Pada kehamilan trimester I diberikan 2 keping per hari hingga ibu hamil tidak lagi
berada dalam kategori Kurang Energi Kronis (KEK) sesuai dengan pemeriksaan Lingkar Lengan
Atas (LiLA) 5. Pada kehamilan trimester II dan III diberikan 3 keping per hari hingga ibu hamil
tidak lagi berada dalam kategori Kurang Energi Kronis (KEK) sesuai dengan pemeriksaan
Lingkar Lengan Atas (LiLA) 6. Pemantauan pertambahan berat badan sesuai standar kenaikan
berat badan ibu hamil. Apabila berat badan sudah sesuai standar kenaikan berat badan
selanjutnya mengonsumsi makanan keluarga gizi seimbang. 20
25 d. Pusat - Data sasaran balita dan ibu hamil penerima MT yang sudah dientri oleh puskesmas
ke dalam aplikasi eppgbm dapat amati dan dianalisis oleh pusat online melalui menu konsumsi
PMT - Umpan balik dapat dilakukan setiap saat secara berjenjang B. Evaluasi Kegiatan evaluasi
bertujuan untuk menilai hasil kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai tujuan yang diharapkan
dan mengkaji masalah-masalah yang ada untuk perbaikan program selanjutnya. Evaluasi yang
perlu dilakukan mencakup aspek kegiatan maupun hasil kegiatan untuk dapat menjawab apakah
kegiatan pemberian MT telah berjalan dengan baik dan dapat meningkatkan status gizi sasaran
sesuai yang diharapkan. Kegiatan dilaksanakan secara berjenjang dengan mempertimbangkan
ketersediaan sumberdaya yang ada di masing-masing tingkat administrasi. Hasil dari kegiatan
evaluasi ini sebagai bahan perencanaan kegiatan pada pelaksanaan pemberian makanan
tambahan pada tahun berikutnya. 24
26 BAB VII PENUTUP Pemberian makanan tambahan kepada kelompok rawan gizi pada
dasarnya bertujuan untuk meningkatkan asupan gizi yang pada akhirnya dapat meningkatkan
status gizi sasaran. Peran serta semua pihak sangat diharapkan dalam mendukung keberhasilan
kegiatan pemberian MT kepada sasaran. Dalam kegiatan pemberian makanan tambahan disertai
dengan kegiatan konseling dan pendidikan gizi masyarakat untuk memberikan pemahaman
tentang pentingnya gizi bagi kesehatan dan upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam rangka
pencegahan dan penanggulangan masalah gizi yang terjadi di masyarakat sebagai bagian dari
pembangunan sumberdaya manusia. Buku petunjuk teknis ini dapat menjadi panduan bagi
petugas kesehatan maupun pihak terkait lainnya dalam melaksanakan kegiatan pemberian
makanan tambahan agar mencapai tujuan yang diharapkan secara efektif dan efisien. 25
27 FORMULIR PEMANTAUAN PENDISTRIBUSIAN MAKANAN TAMABAHAN DI
TINGKAT PROVINSI Lampiran 1 Propinsi :.. No. INFORMASI 1. Mengetahui jadwal
penerimaan dari penyedia barang ke gudang provinsi 2. Ada gudang penyimpanan PMT, amati
penyimpanan PMT di gudang - Kebersihan - Ventilasi - Kelembaban - Atap tidak bocor -
Kapasitas - Cara penyimpanan - Tumpukan kardus - Palet - Penyimpanan terpisah dari bahan
berbahaya - Penyimpanan yang rusak terpisah 3. Penerimaan PMTtepat waktu YA JAWABAN
TIDAK KETERANGAN Lihat Surat Rencana Pengiriman dari penyedia barang ke Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi atau cek apakah ada informasi lisan melalui telepon Amati gudang
penyimpanan PMT Cocokkan dokumen SPB dengan BAPB 4. Jumlah yang diterima sesuai Surat
Pengiriman Barang (SPB) Cocokkan dokumen SPB dengan BAPB 5. Jumlah dan jenis yang
diterima sesuai dengan Surat Pengiriman Barang (SPB) 6. Ada catatan administrasi PMT -
Masuk - Keluar - Sisa - Rusak 7. Apakah ada PMT dari sumber lain 8. Ada rencana distribusi
PMT ke Puskesmas/Kab/Kota Cocokkan dokumen SPB dengan BAPB Cek catatan administrasi
gudang APBD I/dan lain-lain Lihat catatan rencana distribusi 26
28 - Jumlah - Jenis - Waktu distribusi 9. Pelaksanaan distribusi PMT - Sesuai jumlah - Sesuai
jenis - Sesuai waktu - PMT tahap ke berapa - Kalau tidak sesuai sebutkan alasannya 10.
Pendistribusian PMT : - Dikirim oleh Petugas Provinsi/Perusahaan Jasa Pengiriman Barang PMT
ke Puskesmas/Kab/Kota Lihat dokumen SBBK Lihat dokumen pengiriman PMT.20.. Petugas
Pemantau Provinsi Pusat.. 27
30 - Keluar - Sisa - Rusak 7. Apakah ada PMT dari sumber lain 8. Ada rencana distribusi PMT
ke Puskesmas - Jumlah - Jenis - Waktu distribusi 9. Pelaksanaan distribusi PMT - Sesuai jumlah
- Sesuai jenis - Sesuai waktu - PMT tahap ke berapa - Kalau tidak sesuai sebutkan alasannya 10.
Pendistribusian PMT : - Dikirim oleh Petugas Kabupaten/Kota /Perusahaan Jasa Pengiriman
Barang APBDII/lain-lain Lihat catatan rencana distribusi PMT ke Puskesmas Lihat dokumen
SBBK Lihat dokumen pengiriman PMT.20.. Petugas Pemantau Kabupaten/Kota Provinsi.. 29
32 - Masuk - Keluar - Sisa - Rusak 7. Apakah ada PMT dari sumber lain 8. Apakah ada data
sasaran: - Balita 6-59 bulan - Bumil KEK gudang APBDII/lain-lain Cek data sasaran PMT di
seluruh desa wilayah kerja Puskesmas 9. Apakah ada rencana kegiatan distribusi PMT Cek
dokumen rencana distribusi PMT 10. Apakah sebelum pendistribusian PMT, ada pemberitahuan
dari Puskesmas Cek arsip surat pemberitahuan distribusi PMT dari Puskesmas ke BDD/petugas
yg ditunjuk/kader 11. Apakah pendistribusian PMT sesuai rencana - Jumlah - Jenis - Waktu
distribusi Cek kesesuaian jumlah PMT yang dikirim dengan jumlah sasaran 12. Bagaimana cara
pendistribusian PMT 13. Apakah ada PMT dari sumber lain yang didistribusikan : - Sumber -
Nama produk - Jenis - Jumlah - Sasaran Jelas Jelas.20.. Petugas Pemantau Puskesmas
Kabupaten/Kota.. 31
36 8. Masalah dan Hambatan dalam pengelolaan PMT : 9. Upaya yang dilakukan dalam
mengatasi masalah dan hambatan yang ada : 10. Kesimpulan 11. Saran Pelapor Provinsi Pusat..
Keterangan : Sarana dan prasarana *) - Baik : jika > % memenuhi persyaratan - Cukup : jika > %
memenuhi persyaratan - Kurang : jika 60 % memenuhi persyaratan Prosedur *) - Baik : jika > %
sesuai prosedur - Cukup : jika > % sesuai prosedur - Kurang : jika 60 % sesuai prosedur 35
38 18. Prosedur Pencatatan dan Pelaporan PMT : Baik/cukup baik/kurang baik *) 19. Masalah
dan Hambatan dalam pengelolaan PMT : 20. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi masalah
dan hambatan yang ada : 21. Kesimpulan 22. Saran Pelapor Kabupaten/Kota Provinsi..
Keterangan : Sarana dan prasarana *) - Baik : jika > % memenuhi persyaratan - Cukup : jika > %
memenuhi persyaratan - Kurang : jika 60 % memenuhi persyaratan Prosedur *) - Baik : jika > %
sesuai prosedur - Cukup : jika > % sesuai prosedur - Kurang : jika 60 % sesuai prosedur 37
Menunjukkan lagi
KERANGKA ACUAN PROGRAM GIZI PUSKESMAS KAMPAR KIRI