A. Pengertian
Post partum endometritis adalah infeksi setelah melahirkan pada endometrium setelah lepasnya plasenta,
sering terjadi pada persalinan SC lama atau pecahnya membran yang terlalu dini. Infeksi ini juga sering
terjadi bila ada plasenta yang tertinggal di dalam rahim, mungkin pula terjadi infeksi dari luka pada
leher rahim, vagina atau vulva.
B. Tanda dan Gejala
Demam, nyeri abdomen bawah, keluar nanah dari vagina, susah buang air kecil, kenaikan suhu,
keputihan, perdarahan, penyebaran meometritis, parametritis, salpingitis, ooforitis, sepsis, pembentukan
pernanahan, lokea bermasalah.
C. Klasifikasi
Terdapat berbagai tipe endometritis, yaitu
a. endometritis post partum (radang dinding rahim sesudah melahirkan),
b. endometritis sinsitial (peradangan dinding rahim akibat tumor jinak disertai sel sintitial dan
trofoblas yang banyak)
c. endometritis tuberkulosa (peradangan pada dinding rahim endometrium dan tuba fallopi, biasanya
akibat Mycobacterium tuberculosis.
D. Etiologi
Infeksi ini terjadi setelah persalinan, kuman masuk dalam tubuh pada saat berlangsungnya proses
persalinan. Diantaranya, saat ketuban pecah sebelum maupun saat persalinan berlangsung sehingga
menjadi jembatan masuknya kuman dalam tubuh lewat rahim. Jalan masuk lainnya adalah dari penolong
persalinan sendiri, seperti alat-alat yang tidak steril digunakan pada saat proses persalinan.
Infeksi bisa timbul akibat bakteri yang sering kali ditemukan didalam vagina (endogenus) atau akibat
pemaparan pada agen pathogen dari luar vagina (eksogenus) (Bobak, 2004). Namun biasanya infeksi ini
tidak menimbulkan penyakit pada persalinan, kelahiran, atau pascapersalinan. Hampir 30 bakteri telah
diidentifikasi ada disaluran genital bawah (vulva, vagina dan sevik) setiap saat (Faro 1990). Sementara
beberapa dari padanya, termasuk beberapa fungi, dianggap nonpatogenik dibawah kebanyakan
lingkungan, dan sekurang-kurangnya 20, termasuk e.coli, s. aureus, proteus mirabilis dan clebsiela
pneumonia, adalah patogenik
E. Diagnose Pemeriksaan, diagnosis endometritis diantaranya :
Diagnosis endometritis dapat didasarkan pada riwayat kesehatan, pemeriksaan rektal, pemeriksaan
vaginal dan biopsi. Pemeriksaan vaginal dapat dilakukan dengan menggunakan vaginoskop dengan
melihat adanya lendir, lubang leher rahim (serviks) agak terbuka dan kemerahan di daerah vagina dan
leher rahim. Pada palpasi per rektal akan teraba dinding rahim agak kaku dan di dalam rahim ada cairan
tetapi tidak dirasakan sebagai fluktuasi (tergantung derajat infeksi). Dan dapat dilakukan sebagai
berikut:
a. Biopsi atau pengambilan sampel jaringan dari dinding rahim.
b. Menghitung jumlah sel darah putih atau leukosit dan laju endap darah melalui tes urine dan
pemeriksaan darah lengkap.
c. Pemeriksaan cairan pada vagina yang keluar.
d. Laparskopi atau operasi kecil dnegan membuat sayatan di dinding perut.
e. CT-scan dan USG panggul sebagai bagian dari pemeriksaan radiologis.
f. tes keberadaan bakteri chlamydia atau gonore yang mungkin jadi salah satu penyebabnya.
F. Penanganan Umum
a. Obat penghilang nyeri. Obat ini biasanya digunakan untuk meredakan sakit yang dialami ketika
haid, namun pada kasus yang parah obat ini menjadi tidak efektif.
b. Terapi hormon. Mengkonsumsi obat hormon bisa meredakan rasa nyeri dan menghambat
pertumbuhan jaringan endometriosis. Terapi ini juga membantu menjaga perubahan hormon lebih
teratur setiap bulan, sehingga dapat mencegah terjadinya pertumbuhan jaringan endometrium.
c. Kontrasepsi hormon. Metode pengobatan yang satu ini menurunkan tingkat kesuburan wanita dan
mencegah pertumbuhan jaringan endometrium.
d. Menghambat produksi estrogen dengan GRNH. Hormon estrogen diyakini sebagai salah satu
pemicu terjadinya endometriosis. Salah satu penanganan penyakit ini ialah dengan mengkonsumsi
obat untuk mengurangi produksi estrogen. Obat ini juga mencegah menstruasi dan menciptakan
menopause dini.
e. Operasi konservatif. Operasi ini bertujuan untuk menghilangkan atau menghancurkan sel jaringan
endometrium yang tumbuh di luar rahim tanpa merusak organ reproduksi.
f. Histerektomi (pengangkatan rahim). 7. Operasi adalah jalan terakhir jika kondisi penderita tak
kunjung membaik dengan perawatan sebelumnya atau malah bertambah parah. Operasi ini akan
mengangkat rahim secara keseluruhan beserta indung telur yang memproduksi estrogen. Efek
sampingnya, histerektomi akan membuat pasien tidak bisa punya anak selamanya.
Referensi:
Tietjen, L; Bossemeyer, D, & McIntosh, N, 2004.
https://stikestulungagung.ac.id/wp-content/uploads/2019/10/infeksi-postpartum.docx
http://p2k.unkris.ac.id/id3/3065-2962/Endometritis_160178_sttmcileungsi_p2k-unkris.html
https://www.morulaivf.co.id/penanganan-endometriosis/
POST PARTUM
ENDOMETRITIS
Persalinan
Ketuban Pecah
Bakteri yang sering kali
ditemukan didalam vagina
(endogenus) dan alat-alat
yang tidak steril
Kuman/Bakteri digunakan pada saat
Masuk Lewat proses persalinan
Rahim (eksogenus)
Terjadi infeksi
POST PARTUM
ENDOMETRITIS