Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NIM : 191440133
MATA KULIAH : KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
TINDAKAN : PEMERIKSAAN FISIK SISTEM
PENCERNAAN
DEFINISI Suatu kegiatan mengevaluasi sistem pencernaan yang
mencangkup teknik inspeksi, perkusi palpasi dan auskultasi
TUJUAN 1. Melakukan pemeriksaan inspeksi sistem pencernaan
2. teknik inspeksi, perkusi,palpasi dan auskultasi.
3. Tu+u"n
4. Untuk mengetahui kemampuan mahasiswa keperawataan
yang akanmelaksanakan praktek klinik di rumah sakit
dalam :1.Melakukan pemeriksaan inspeksi pada sistem
pencernaan2.Melakukan pemeriksaan perkusi pada sistem
pencernaan.Melakukan pemeriksaan palpasi pada sistem
pencernaan!.Melakukan pemeriksaan auskultasi pada sistem
pencernaan".Mengidenti#ikasi kelainan yang ditemukan pada
pemeriksaan sistem pencer
5.
6.
STANDAR A. PERSIAPAN ALAT
OPERASIONAL 1. Stetoskop
PROSEDURE 2. Tensimeter
3. Handscoon
B. PERSIAPAN PASIEN
1. Ucapkan salam dan perkenalkan diri
2. Klarifikasi nama dan umur pasien atau nama dan alamat
pasien
3. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan
dilakukan kepada pasien atau keluarga
4. Kontrak waktu
5. Beri kesempatan pasien untuk bertanya
6. Minta persetujuan pasien atau keluarga
7. Dekatkan alat didekatkan pasien
8. Jaga privacy pasien, tutup tirai atau pintu
C. PROSEDURE
1. TAHAP KERJA
1. Cuci tangan (lakukan gerakan 6 langkah cuci tangan
dengan menggunakan hand rub) .
2. Melakukan anamnesis pada pasien dengan
pertanyaan meliputi keluhan utama, riwayat kesehatan
lalu dan riwayat kesehatan keluarga. Adapun rincian
pertanyaan sebagai berikutsebagai berikut:
a. Keluhan utama
Tanyakan keluhan pasien secara detail khusus
berkaitan dengan sistem perkemihan meliputi
a) Nyeri
b) Hematuri
c) Perubahan dalam pengeluaran volume (anuria,
poliuria, oliguria)
d) Inkontensia
e) Simtom saluran urin bawah atau lower urinary
tract symptom (berkemih berulang setiap
kurang dari 2 jam, nokturia dan disuria.
b. Riwayat kesehatan keluarga dan Individu
Riwayat penyakit genetik yang berkaitan dengan
maifestasi saluran urogenital (penyakit ginjal
polikistik autosomal dominan, sklerosis tuberus,
keganasan sistem saluran urogenital, anggota
keluarga kelianan kongenital, penyakit batu,
hipertensi, diabetes dan BPH.
3. Melakukan inspeksi dengan memperhatikan tampilan
umum pasien secara keseluruhan. Apakah pasien
mengalami masalah berat badan (obesitas atau terlalu
kurus), warna kulit (pucat), dan edema (palpebra,
ekstremitas).
4. Posisikan pasien terlentang dengan lengan disamping
dan lutut sedikit ditekuk untuk melemaskan otot
abdomen. Jika pasien memiliki keluhan nyeri
abdomen, punggung atau pinggang dengan tetap
memperhatikan kenyamanan pasien.
5. Perhatikan pasien kesimetrisan abdomen dan kontur
abdomen. Asimetris atau adanya massa pada kuadran
atas dapat mengindikasikan adanya tumor renal atau
hidronefrosis. Pada area suprapubik yang tampak
menonjol mengindikasikan distensi vesika urinaria.
6. Pemeriksaan genitalia pasien (laki-laki/perempuan)
dilakukan dengan melihat adanya iritasi
kulit/ekskoriasi, meatus glans (pada pasien laki-laki
yang yang telah disirkumsisi akan tampak kering
sedangkan yang tidak disirkumsisi akan tampak
lembab dan berwarna merah muda). Meatus terletak
sentral pada glans dan mukosanya berwarna merah
muda dan lembab.
7. Pada pemeriksaan genetalia perempuan, meliputi
pemeriksaan terhadap sekret uretra ataupun vagina
yang dapat mengindikasikan adaya infksi. Bila
memungkinkan minta pasien untuk batuk atau
mengejan, perhatikan respon munculnya penonjolan
pada dinding dalam vagina yang mengindikasikan
adanya retrokel. Kondisi ini dapat diakibatkan relaksasi
otot dasar panggul (pada umumnya karena
melahirkan) dan dapat menjadi sumber manifestasi
berkemih iritatif dan inkontinensia stres.
Catatan:
Pemeriksaan inspeksi pada individu yang sehat akan
ditemukan abdomen bagian bawah datar, tidak
terdistensi, orifisium uretra eksterna berwarna merah
mudah, tidak ditemukan adanya sekresi.
8. Melakukan Palpasi dengan cara memberikan sentuhan
ringan, menekan kulit,, tidak lebih dari kedalaman 1-2
cm, untuk menilai nyeri dan resistensi otot atau tahan
yang dapat menjadi tanda adanya iritasi peritoneum.
Periksa setiap kuadran dengan memperhatikan
adanya resistensi otot (indikasi adanya massa pelvis
besar atau superfisial, infeksius atau neoplastik atau
distensi vesika urinaria. Bila ditemukan adanya massa,
maka deskripsikan berdasarkan lokasi, ukuran,
konsistensi, karakteristik permukaan, nyeri, mobilitas
dan pulsasi.
9. Palpasi dalam mengikuti palpasi ringan. Hal ini
dilakukan untuk mengidentifikasi adanya pembesaran
renal atau massa. Teknik yang digunakan hampir
sama dengan palpasi ringan, dengan kedalaman 4-5
cm. Pada kondisi nirmal, ginjal tidak mudah terba
kecuali pada kasus ginjal polikistik autosomal dominan.
Palpasi vesika urinaria dalam keadaan kosong tidak
teraba kecuali pada kondisi retensi urin.
10. Palpasi juga dilakukan pada area supraklavikular atau
inguinal bila pada kasus kanker prostat atau testis
untuk mengidentifikasi adanya kecurigaan metastasis.