LP DM ULKUS Deviekasaputri
LP DM ULKUS Deviekasaputri
KONSEP PENYAKIT
1. Pengertian
ulkus diabetes Ulkus diabetikum merupakan kerusakan yang terjadi sebagian (Partial
Thickness) atau keseluruhan (Full Thickness) pada daerah kulit yang meluas ke
jaringan bawah kulit, tendon, otot, tulang atau persendian yang terjadi pada
seseorang yang menderita penyakit Diabetes Melitus (DM), kondisi ini timbul akibat
dari peningkatan kadar gula darah yang tinggi. Apabila ulkus kaki berlangsung lama,
tidak dilakukan penatalaksanaan dan tidak sembuh, luka akan menjadi terinfeksi.
Ulkus kaki, infeksi, neuroarthropati dan penyakit arteri perifer merupakan penyebab
terjadinya gangren dan amputasi ekstremitas pada bagian bawah ( Tarwoto & Dkk.,
2012).
Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemi yang
berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang
disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau keduanya
dan menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskular, makrovaskular, dan neuropati (Yuliana
dalam NANDA, 2015).
Diabetes Millitus (DM) merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai oleh kadar glukosa
darah melebihi normal serta gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang
disebabkan oleh kekurangan hormon insulin secara relatif. Pada umumnya ada 2 tipe
diabetes, yaitu diabetes tipe 1 (tergantung insulin), dan diabetes tipe 2 (tidak tergantung
insulin), tetapi ada pula diabetes dalam kehamilan yang biasa disebut diabetes
gastointestinal. Kasus diabetes dilaporkan mengalami peningkatan di berbagai negara
berkembang termasuk di indonesia (Suyono, 2009).
2. Penyebab/faktor resiko
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya ulkus diabetik, yaitu
a. Neuropati diabetik
Adalah kelainan urat saraf akibat DM karena tinggi kadar dalam darah yang bisa merusak
urat saraf penderita dan menyebabkan hilang atau mnurunya rasa nyeri pada kaki,
sehingga apabila penderita mengalami trauma kadang kadang tidak terasa. Gejala gejala
neuropati : kesemutan, rasa panas (wedangan bahasa jawa), rasa tebal di telapak kaki,
kram, badan sakit semua di malam hari.
b. Angiopati diabetik (penyempitan pembuluh darah)
Pembuluh darah besar atau kecil pada penderita DM mudah menyempit dan tersumbat
oleh gumpalan darah. Apabila sumbatan terjadi di pembulu darah sedang/besar pada
kaki yang merah kehitaman dan berbau busuk.
c. Infeksi
Infeksi sering merupakan komplikasi akibat kekuranganya aliran listrik (neuropati)
(Roger watson,2002)
3. Patofisiologi
Menurut Wijaya (2013) patofisiologi diabetes melitus yaitu sebagian besar gambaran
patologik dari DM dapat dihubungkan dengan salah satu efek utama akibat kurangnya insulin
berikut: berkurangnya pemakaian glukosa oleh sel-sel tubuh yang mengakibatkan naiknya
konsentrasi glukosa darah setinggi 200-1200 mg/dl. Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah
penyimpanan lemak yang menyebabkan terjadinya metabolisme lemak yang abnormal
disertai dengan endapan kolesterol pada dinding pembuluh darah dan akibat dari
berkurangnya protein dalam jaringan tubuh.
4. Manifestasi klinis
c. Kadar gula darah dua jam setelah makan > 200 mg/dl
5. komplikasi
Komplikasi yang bersifat kronik
a. Makroangiopati yang mengenai pembuluh darah besar, pembuluh darah jantung,
pembuluh darah tepi, pembuluh darah otak.
b. Mikroangiopati yang mengenai pembuluh darah kecil, retinopati diabetika, nefropati
diabetik. Nefropati terjadi karena perubahan mikrovaskulr pada struktur dan fungsi ginjal
yang menyebabkan komplikasi pada pelvis ginjal. Tubulus dan glomerulus penyakit ginjal
dapat berkembang dari proteinuria ringan ke ginjal. Retinopati adanya perubahan dalam
retina karena penurunan protein dalan retina. Perubahan ini dapat berakibat gangguan
dalam penglihatan.
c. Neuropati diabetika Akumulasi orbital didalam jaringan dan perubahan metabolik
mengakibatkan fingsi sensorik dan motorik saraf menurun kehilangan sensori
mengakibatkan penurunan persepsi nyeri.
d. Rentan infeksi seperti tuberculosis paru, gingivitis, dan infeksi saluran kemih.
e. Ulkus diabetik Perubahan mikroangiopati, mikroangiopati dan neuropati menyebabkan
perubahan pada ekstermitas bawah. Komplikasinya dapat terjadi gangguan sirkulasi,
terjadi infeksi, gangre.
6. Pemeriksaan penunjang
7. Penatalaksanaan
Ketidakstabilan Setelah dilakukan tindakan Manajemen
gula darah b.d keperawatan selama 1x 24 hiperglikemia
resistensi insulin jam maka ketidakstabilan Observasi :
gula darah membaik KH : - Identifikasi
Kestabilan kadar glukosa darah kemungkinan
penyebab
Status nutrisi membaik hiperglikemia
Tingkat pengetahuan - Monitor tanda
meningkat dan gejala
hiperglikemia
Terapeutik :
- Berikan asupan
cairan oral
Edukasi :
- Ajurkan
kepatuhan
terhadap diet dan
olah raga
Kolaborasi :
- Kolaborasi
pemberian insulin
6 Iu
Edukasi program
pengobatan
Observasi :
- Identifikasi
pengobatan yang
direkomendasi
Terapeutik :
- Berikan
dukungan untuk
menjalani program
pengobatan
dengan baik dan
Nama :
Usia :
Jenis kelamin :
Status perkawinan :
Pekerjaan :
Agama :
Pendidikan :
Suku :
Alamat :
Sumber biaya :
Tanggal masuk :
Diagnosa medis :
Sumber informasi
Nama :
Usia :
Jenis kelamin :
Hubungan dengan pasien :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
DAFTAR PUSTAKA