Anda di halaman 1dari 2

A.

Latar Belakang

Era Modernisasi telah banyak merubah kehidupan pada zaman ini perkembangan
kebutuhan hidup manusia yang dipicu oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terus
mengalami perubahan dari zaman ke zaman. Kemajauan ilmu pengetahuan dan teknologi juga
membawa pengaruh yang cukup besar terhadap perubahan sosial, ekonomi dan sosial budaya
ditengah masyarakat. Gejala modernisasi ini telah merubah seluruh aspek kehidupan manusia,
maka tidak heran ruang privasi sulit dibedakan dengan ruang publik. Tidak hanya soal perubahan
teknologi yang canggih bersifat material tetapi gejala modernisasi sudah sampai kepada tingkat
gagasan atau ide yang bersifat non material. (Nanang Matono, Sosiologi Perubahan Sosial
Perspektif Klasik,Modern,Postmodern, dan Poskolonial edisi Revisi, 171).
Modernisasi dalam jangka waktu tertentu dapat menciptakan sebuah proses yang
dinamakan globalisasi, yang mana globalisasi merupakan suatu proses penyatuan berbagai bentuk
kelompok manusia menjadi satu, globalisasi merupakan suatu penyebaran kebiasaan-kebiasaan
yang mendunia, ekspansi hubungan yang melintasi benua, organisasi kehidupan sosial pada skala
global, juga pertumbuhan kesadaran global bersama (LBID : 188). Artinya globalisasi menuntut
manusia untuk berperilaku yang sesuai dengan harapan masyarakat dunia karena memang konsep
modernisasi berjalan beriringan dengan globalisasi dalam hal perubahan masyarakat.
Semakin banyaknya kebutuhan manusia, semakin menuntut pula terjadinya peningkatan
gaya hidup (lifestyle). Gaya hidup (lifestyle) merupakan gaya hidup yang berkaitan dengan
bagaimana seseorang menghabiskan waktunya, untuk apa yang penting pertimbangkan pada
minat dan lingkunganya, dan apa yang orang pikirkan tentang diri sendiri dan lingkungan sekitar.
(Donni Juni Priansa, Perilaku Konsumen dalam Persaingan Bisnis Kontemporer, 2017:185). Pola
hidup yang dianggap mengkhawatirkan adalah, pola hidup konsumtif yang meninggalkan pola
hidup produktif. Pola dan gaya hidup konsumtif memberikan kenikmatan dan kepuasan baik
secara fisik maupun psikologi. Namun disadari atau tidak, gaya hidup konsumtif justru memiliki
dampak kurang baik terhadap “Kesehatan Finansial”. Gaya hidup konsumtif dapat dikatakan
sebagai pemborosan. sementara pemborosan itu sendiri bisa dimaknai sebagai suatu perilaku yang
berlebih-lebihan melampaui apa yang dibutuhkan. Kesibukan yang tinggi serta perubahan budaya
yang terjadi itu membuat seseorang yang tinggal di perkotaan mengalami kepenatan dalam
menjalani rutinitas sehari-harinya. Sehingga masyarakat perkotaan mulai mencari hiburan yang
dapat melepaskan kepenatannya pada hal tertentu, seperti shopping, nongkrong dan bersantai ria
dengan teman-teman di Coffe shop.
Coffe Shop atau kedai kopi identik dengan gaya hidup kaum muda. Menurut National
Coffe Association United Stated tahun 2011, terdapat peningkatan konsumsi kopi harian pada
remaja usia 18-24 tahun. Dengan maraknya Coffe shop ini juga menimbulkan sifat
konsumenrisme terhadap remaja. Pengertian konsumenrisme adalah paham terhadap gaya hidup
yang menganggap barang-barang (mewah) sebagai ukuran kebahagian, kesenangan, dan
sebagainya. Dapat dikatakan pola konsumenrisme adalah gaya hidup yang sifatnya tidak hemat.
Tujuan dari konsumenrisme adalah untuk mencapai kepuasan diri dengan mengkonsumsi
atau membeli barang-barang (mewah) tanpa melihat nilai guna dari barang yang dikonsumsi
tersebut. selain dari pada itu, konsumenrisme juga menjadi tolak ukur keberadaan individu dalam
kelas sosial masyarakat. Gervasi (Baudrillard,1998:63) menyatakan bahwa pertumbuhan dalam
masyarakat konsumsi diiringi dengan kemunculan produk-produk baru yang didorong oleh
meluasnya lingkup konsumsi.
Jika berbicara dari sisi positif bahwa keberadaan Coffe Shop ini dapat menjadi tempat
yang nyaman untuk melakukan interaksi dan silahturahmi kepada teman sebaya ataupun rekan
bisnis sehingga kamu muda dapat bertukar fikiran dan menemukan inspirasi didalamnya. Tetapi
kita tidak boleh menutup mata bahwa disisi lain bisa saja generasi muda yang diharapkan menjadi
generasi cerdas, produktif, inovatif dan kritis jurstu terperangkap dalam kebiasaan yang
membuatnya tidak produktif. Mengingat gaya hidup adalah salah satu aspek yang mempengaruhi
pola piker dan pola hidup yang terjadi di masyarakat era modern ini.
Fenomena keberadaan Coffe Shop ini sangat penting untuk dikaji karena Coffe Shop telah
mengalami pergesaran makna, terleboh berkaitan dengan gaya hidup minum kopi kaum muda
pada zaman sekarang. Maka dari itu penulis akan mengkaji tentang “Coffe Shop menjadi Gaya
Hidup Kaum Muda”.

Anda mungkin juga menyukai