NIM :
Learning Issue
1. Jelaskan mengenai fungsi system imunologi! (ayu)
• Pertahanan melawan patogen invasif (mikroorganisme penyebab penyakit).
• Menyingkirkan sel yang "aus" dan jaringan yang rusak oleh trauma atau
penyakit, melicinkan jalan untuk penyem-buhan luka dan perbaikan jaringan.
• Mengenali dan menghancurkan sel abnormal yang berasal dari tubuh. Fungsi
ini, yang dinamai pengawasan imun, merupakan mekanisme pertahanan internal
utama terhadap kanker (Sherwood, 2010)
2. Jelaskan mengenai system alamiah dan system imun adaptif dan jelaskan perbedaan
dan contohnya! (Sofyan)
Imunitas alami merupakan tahap awal yang penting dalam pertahanan inang
terhadap infeksi. Imunitas alami menghambat invasi mikroba melalui pertahanan
epitel, menghancurkan berbagai mikroba yang masuk ke dalam tubuh serta
mengontrol bahkan eradikasi infeksi. Respons imunitas alami dapat melawan
mikroba secara cepat selama infeksi; sebaliknya, imunitas adaptif hams distimulasi
oleh antigen sehingga imunitas ini terjadi lebih lambat. Respons imunitas alami juga
memberikan instruksi ke sistem imunitas adaptif untuk berespons terhadap mikroba
yang berbeda sehingga lebih efektif dalam membasmi mikroba. Disamping itu,
imunitas alami merupakan kunci penting dalam pembersihan jaringan mati serta
perbaikan kerusakan jaringan.
• Dua tipe reaksi utama terhadap sistem imun alami adalah inflamasi dan
pertahanan antivirus.
• Sistem imun alami memberi respons yang sama terhadap pertemuan kembali
dengan suatu mikroba, sedangkan sistem imun adaptif berespons lebih efisien pada
tiap pertemuan kembali dengan suatu mikroba.
• Sistem imunitas alami mengenali struktur yang sama pada berbagai kelas
mikroba dan tidak ada pada sel inang.
• Komponen imunitas alami berkembang untuk mengenali struktur mikroba
yang seringkali penting untuk kehidupan dan infektivitas mikroba mikroba tersebut.
• Sistem imun alami juga mengenali molekul yang dilepaskan oleh sel inang
yang rusak atau nekrosis..
• Reseptor pada sistem imun alami disandi oleh gen identik pada semua sel
yang diturunkan. (Abbas K, 2016)
Figure 2
(Baratawidjaja & Rengganis, 2014) & (Abbas K, 2016)
3. Bagaimana reaksi system imun alami menstimulasi respon imun adaptif? (donna)
4. Bagaimana system imun alami mengenali mikroba (pathogen) dan kerusakan sel,
bagian pathogen apa yang dikenali oleh system imun, jelaskan prosesnya! (rama)
Figure 3
Figure 5
- Sensor DNA sitosolik (CDSs) termasuk beberapa protein yang terkait struktur
yang mengenali DNA virus sitosolik dan juga menginduksi produksi IFN tipe
1.
- Suatu reseptor permukaan sel yang dieskpresikan terutama pada sel fagosit
mengenali peptida, yang dirnulai dengan N-formylmethionine, spesifik
terhadap protein bakteri dan merangsang migrasi serta aktivitas antimikroba
sel fagosit
RESEPTOR ANTIGEN
Limfosit B dan T mengekspresikan reseptor yang berbeda yang mampu
mengenali antigen: antibodi terikat membran pada sel B dan reseptor sel T (T cell
receptors/TCRs) pada permukaan limfosit T.
Ketika imunoglobulin (lg) atau molekul TCR mengenali antigen,
sinyal dikirim ke limfosit oleh protein yang terkait dengan reseptor
antigen tersebut. Reseptor antigen dan protein sinyal yang melekat
pada reseptor tersebut, membentuk kompleks reseptor sel B (BCR) dan
TCR.
Ketika molekul antigen berikatan dengan reseptor antigen limfosit,
protein pembawa sinyal yang terkait kompleks reseptor tersebut akan
mendekat. Akibatnya, enzim yang melekat pada bagian sitoplasma
protein pembawa sinyal tersebut akan mengkatalisis fosforilasi protein
lainnya (Abbas K, 2016).
Penyusup asing dan sel mutan yang baru terbentuk segera dihadapi oleh berbagai
mekanisme pertahanan yang saling berkaitan yang bertujuan menghancurkan dan
mengeliminasi segara sesuatu yang bukan merupakan bagian dari diri. Mekanisme-
mekanisme ini, yang secara kolektif disebut imunitas, mencakup respons imun bawaan
dan didapat. Respons imun bawaan adalah respons non-spesifik yang secara non-selektif
mempertahankan tubuh dari benda asing bahkan pada pajanan pertama. Respons imun
didapat (adaptif) adalah respons spesifik yang secara selektif menyerang benda asing
tertentu yang terhadapnya tubuh telah tersensitisasi oleh pajanan sebelumnya. Penyusup
tersering adalah bakteri dan virus. Bakteri adalah organisme bersel tunggal dan dapat
mempertahankan hidupnya sendiri yang menimbulkan penyakit melaffii bahan-bahan
kimia yang dikeluarkannya. Virus adalah partikel asam nukleat terbungkus protein yang
masuk ke sel pejamu dan mengambil alih perangkat metabolik sel untuk kelangsungan
hidupnya sendiri dengan mengorbankan sel pejamu, Leukosit dan turunan-turunannya
adalah sel efektor utama sistem imun dan diperkuat oleh sejumlah protein plasma
berbeda. Pengenalan TLR terhadap patogen memicu fagosit untuk menelan dan
menghancurkan mikroorganisme yang infeksius. Contohnya, beberapa mengenali bakteri
gram positif (bakteri yang dapat diwarnai dengan pewarnaan Gram biru gelap) yang lain
mengenali bakteri gram negatif (bakteri yang dinding selnya tidak dapat diwarnai dengan
pewarnaan Gram) yang lainnya lagi mengenali DNA atau RNA virus, dan seterusnya.
TLR telah digelari sebagai "mata sistem imun bawaan" karena sensor imun ini mengenali
dan terikat dengan penanda patogen pemberi petunjuk yang unik, memungkinkan sel
efektor dari sistem bawaan untuk "melihat" patogen sebagai sesuatu yang berbeda dengan
sel dirinya yang normal, Lebih jauh lagi, aktivasi TLR menginduksi sel fagositik untuk
menyekresi beberapa bahan kimia yang beberapa di antaranya berperan terhadap
inflamasi. TLR menghubungkan sistem imun bawaan dan adaptif karena bahan-bahan
kimia lain yang dikeluarkan oleh fagosit penting untuk perekrutan sel-sel sistem imun
adaptif. Karena peran pentingnya dalam sistem imun, TLR menjadi sasaran bagi banyak
obat baru dan vaksin yang sedang dalam penelitian.
(Sherwood, 2013)