Saya tidak mengerti permasalahan yang sesungguhnya.
Saya nggak ngerti permasalahan yang sesungguhnya. Saya ndak ngerti masalahnya. Apa ukuran kebakuan Bahasa? Silakan telusuri dari berbagai sumber untuk menemukan jawabannya Kata baku adalah kata-kata yang lazim digunakan dalam situasi formal atau resmi yang penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah yang dibakukan. Baku tidaknya sebuah kata dapat dilihat dari segi lafal, ejaan, gramatika, dan kenasionalan-nya. Menurut Chaer (2006:4) kata baku adalah satu ragam bahasa yang dijadikan pokok, yang dijadikan dasar ukuran atau yang dijadikan standar.. Penggunaaan kedua kalimat di atas terdapat perbedaan dalam pemilihan kata bakunya, pada kalimat pertama di dominasi dengan penggunaan kata bakau. Sedangkan pada kalimat kedua terdapat pemilihan kata tidak baku misalnya kata; nggak, ngeti dan kata ndak, kata tersebut tidak terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang menjadi tolok ukur atau pedoman kebakuan bahasa indonesia. Penggunaan bahasa oleh masyarakat dapat dijadikan ukuran kebakuan bahasa berdasarkan kesepakatan sosial, walaupun kesepakatan sosial itu dimulai dengan prakarsa seseorang atau prakarsa sekelompok orang, baik dalam bentuk formal maupun nonformal. Dengan demikian, kenyataan penggunaan bahasa oleh pemimpin masyarakat yang bersangkutan tidak selamanya dijadikan ukuran kebakuan bahasa walaupun kesepakatan sosial itu dimulai dengan prakarsa seseorang atau prakarsa sekelompok orang, baik dalam bentuk yang formal maupun nonformal. variasi ragam bahasa dalam kehidupan remaja, sebagai berikut: (a) segi penutur, (b) segi keformalan, (c) segi sarana, dan (d) segi pemakaian sehingga terjadi variasi bahasa yang diakibatkan adanya keberagaman penutur dari segi wilayah, serta penggunaan variasi bahasa disesuaikan dengan tempat (diglosia), seperti bahasa resmi atau bahasa tidak resmi. Hal ini dapat dilihat melalui variasi bahasa yang dibagi menjadi dua adalah: (a) variasi bahasa tinggi (resmi) dan (b) variasi bahasa rendah.