Anda di halaman 1dari 3

Sekar Pangkur kang winarna,

Lelabuhan kang kanggo wong ngaurip,


Ala lan becik puniku,
Prayoga kawruhana,
Adat waton puniku dipun kadulu,
Miwah ta ing tata krama,
Den kaesthi siyang ratri.

1. Apa isine tembang macapat kasebut?


2.Adat eaton puniku dipunkadulu. apa maksudte?
3.Apa sing komangerteni bab sêrat Wulangreh?

Jawaban:
Pada (bait) ke-42, Pupuh ke-4 Pangkur, Serat Wulangreh karya SISK Susuhunan
Paku Buwana IV:
Sekar pangkur kang winarna.
Lelabuhan kang kanggo wong ngaurip.
Ala lan becik puniku,
prayoga kawruhana.
Adat waton puniku dipun kadulu.
Miwah ingkang tata krama,
den kaesthi siyang ratri.
Terjemahan dalam bahasa Indonesia:
Tembang Pangkur yang dihias warna-warni.
Tentang pengabdian yang berguna bagi kehidupan.
Perihal buruk dan baik,
lebih utama kau ketahui.
Adat kebiasaan (tadisi) dan aturan hendaknya dipahami.
Serta dalam hal tata krama,
patuhilah siang dan malam.
 
Kajian per kata:
Sekar (tembang) pangkur (pangkur) kang (yang) winarna (diwarnai, maksudnya
dihias dengan warna-warni). Tembang Pangkur yang dihias warna-warni.
Inilah tembang Pangkur yang dihias dengan bahasa yang warna-warni, dengan
maksud agar nasihat yang disampaikan lewat tembang ini berkesan di hati. Seperti
kelaziman pada jaman itu, hampir semua serat atau kitab ditulis memakai tembang
atau kidung yang mempunyai metrum tertentu. Hal itu semata-mata  demi keindahan
bahasa, agar yang mendengar tidak bosan, berkesan lebih dalam dan masuk ke
dalam relung sanubari. Demikian juga tembang Pangkur ini.
Lelabuhan (pengabdian) kang (yang) kanggo (berguna) wong (orang) ngaurip
(berkehidupan). Tentang pengabdian yang berguna bagi kehidupan.
Tembang ini membicarakan tentang perbuatan yang berguna bagi orang
berkehidupan.  Pengabdian apa yang seharusnya disumbangkan untuk masyarakat
banyak, agar terwujud tatanan yang lebih baik.
Ala (buruk) lan (dan) becik (baik) puniku (itulah), prayoga (lebih utama) kawruhana
(kau ketahui). Tentang buruk dan baik, lebih utama kau ketahui.
Yang pertama, tentang perbuatan buruk dan perbuatan lebih utama(atau harus)
diketahui. Ini penting agar kita bisa mengarahkan diri kita mengenai apa yang pantas
dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan. Baik dan buruk adalah kriteria moral yang
universal. Ia berkaitan dengan kepercayaan tertentu yang menjadi dasar keyakinan.
Walau keyakinan setiap orang bisa berbeda tetapi keriteria moral relatif tidak banyak
berbeda karena moral lebih mengurusi sifat-sifat universal yang ada pada manusia.
Misalnya mencuri adalah perbuatan buruk, hal itu disepakati oleh agama manapun
bahkan orang-orang yang mengaku tak beragama pun mengakui itu.
Adat (adat) waton (aturan) puniku (itu) dipun (harus) kadulu (dipahami). Adat dan
aturan hendaknya dipahami.
Yang kedua, adat kebiasaan (tradisi) dan aturan yang berlaku dalam masyarakat
hendaknya dipahami agar tidak menimbulkan kesalahpahaman. Setiap masyarakat
pasti punya kebiasaan masing-masing. Hal ini erat kaitannya dengan sejarah
terbentuknya suatu komunitas. Entah itu suatu padukuhan, kelurahan, atau suatu
bangsa. Latar belakang, motif dan tujuan apa yang mendasari sehingga mereka
hidup bersama.
Pada setiap komunitas pasti akan terbentuk tradisi, sebuah kesepakatan yang
didasari kepentingan bersama dan diikat dengan komitmen masing-masing anggota
masyarakat. Dalam hal-hal seperti ini setiap komunitas akan mempunyai bentuk
adat istiadat dan aturan lokal yang berbeda-beda. Inilah yang harus dipahami oleh
setiap anggota agar suasana harmonis tetap terjaga.
Miwah (serta) ingkang (yang berkaitan) tata krama (tata krama), den kaesthi
(patuhilah) siyang (siang) ratri (malam). Serta dalam hal tata krama, patuhilah di
siang dan malam.
Yang ketiga, tata krama harus dipatuhi di siang dan malam. Tatakrama adalah adab,
etika atau aturan kebaikan yang bersifat lokal. Ia berkaitan dengan berkembangnya
akal budi manusia. Adab ini berbeda dengan akhlak. Jika akhlak lebih menekankan
tentang perbuatan hati, motif dan tujuan, adab lebih berkaitan dengan bentuk
perbuatan. Orang yang beradab baik bisa jadi tidak berakhlak baik, karena adab
hanya mengatur badan fisik. Tetapi orang yang berakhlak baik biasanya juga
beradab baik.
Walau demikian adab tetap penting karena kehormatan seseorang terletak juga
pada cara orang itu membawa tubuh fisiknya. Dan satu kenyataan bahwa kita tak
dapat menilai akhlak seseorang itu baik atau tidak, karena akhlak lebih berkaitan
dengan hati. Tetapi terhadap adab seseorang kita bisa menilai baik dan buruknya.
Contoh tentang tatakrama secara konkrit misalnya: bagaimana cara kita berbicara
kepada orang yang lebih tua, bagaimana cara kita melayani tamu, bagaimana cara
kita meminta sesuatu kepada orang lain, dll. Dari sikap seseorang ketika melakukan
perbuatan-perbuatan yang disebutkan tadi kita dapat menilai seseorang itu beradab
baik atau buruk. Hal-hal seperti inilah yang mesti kita perhatikan di siang dan malam.

Anda mungkin juga menyukai