Laporan Lengkap
Laporan Lengkap
ARSAD
M1A118092
KELOMPOK VI
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui,
Asisten Pembimbing
Mengetahui,
Koordinator Mata Kuliah
iii
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vii
KATA PENGENTAR ...................................................................................... viii
RIWAYAT HIDUP.......................................................................................... ix
KESAN DAN PESAN ..................................................................................... x
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Tujuan dan Manfaat ............................................................................ 3
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Persiapan Lahan .................................................................................. 4
2.2 Penanaman ......................................................................................... 6
2.3 Jenis Tanaman ..................................................................................... 8
2.4Penyapihan ........................................................................................... 15
2.5 Pemupukan .......................................................................................... 18
2.6 Pemeliharaan ....................................................................................... 21
2.7 Pengembangan Agroforestri ............................................................... 23
V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 39
5.2 Saran.................................................................................................... 39
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Shalawat serta
salam semoga curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW
Agroforestry ini disusun sebagai salah satu syarat untuk meluluskan praktikum
serta Tim Asisten Dosen Agroforestry yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan
pikiran dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan kegiatan praktikum ini dengan baik serta berbagai pihak yang telah
Penulis tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk laporan ini, supaya
laporan ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
ARSAD
M1A118092
ix
RIWAYAT HIDUP
pendidikan di Sekolah Dasar di SD Negeri 1 Moramo dan selesai pada tahun 2011.
Kemudian pada tahun itu juga penulis melanjutkan ke jenjang pendidikan di SMP
Negeri 4 Konawe Selatan dan selesai pada tahun 2014. Kemudian melanjutkan
jenjang pendidikan di SMA Negri 5 Konawe Selatan dan berhasil tamat pada tahun
berhasil di terima di Universitas Halu Oleo pada tahun 2018 melalui jalur
x
KESAN DAN PESAN
Kesan saya selama praktikum buat kak Aladin yaitu, orangnya baik, kadang
arahan-arahan mengenai praktikum, selain itu juga kak aldin orangnya tidak
saja yang bisa saya tuliskan mengenai kesan saya terhadap kak aladin.
Pesan saya buat kak aladin yaitu, tetap menjadi asisten kami yang baik seperti
selama praktikum ini dan semoga di lancarkan segala urusannya dan di limpahkan
rezekinya aamin.
Kesan saya yaitu, kak triska orangnya baik, sering memerikan toleransi terhadap
praktikannya di saat pengumpulan laporan mingguan, selain itu kak triska kadang
juga bercanda.
Pesan: selalu menjadi kakak yang baik terhadap adik-adiknya dan semoga di
xi
xii
1
I PENDAHULUAN
yang dinamis dan berbasis ekologi dengan memadukan berbagai jenis pohon pada
tingkat lahan (petak) pertanian maupun pada suatu bentang lahan (landskap).
sosial ekonomi dan lingkungan bagi para penggunaan lahan (Lestari, 2018).
makro. Keberlanjutan sistem produksi usaha tani agroforestri pada tingkatan mikro
merupakan titik berat bahan kuliah ini. Namun demikian, upaya ini tidak bisa
terlepas dari tingkatan yang lebih tinggi (meso dan makro). Kebijakan nasional,
karena merupakan gabungan antara bidang kajian ilmu kehutanan dengan pertanian
tanaman rempah dan obat. Kayu membentuk tajuk-tajuk tinggi; kulit manis dan
karet membentuk tajuk sedang; tanaman rempah dan obat berada di tajuk bagian
bawah. Kayu dapat diambil untuk kebutuhan pembangunan desa dengan jumlah
umum lainnya, kulit manis dapat dipanen pada umur tertentu dan menjadi tabungan,
karet menjadi sumber pendapatan utama yang dapat disadap setiap hari, tanaman
Subekti, 2016).
manfaat dari hasil kayu sebagai bahan bangunan untuk pembangunan desa dan
pribadi. Begitu juga dari hasil buah-buahan seperti petai, kabau, durian, duku,
mendapatkan penghasilan dari panen berbagai jenis tegakan pohon seperti hasil
buah durian, bedaro, petai, cempedak, duku, serta getah karet. Disamping untuk
tersebut mempunyai potensi jual dan pasar yang sangat bagus. Dari hasil menjual
getah karet dapat dipergunakan untuk biaya anak sekolah, membangun rumah.
3
agroedowisata (grenity)
media tanam bagi tanaman untuk pertumbuhan yang optimal. Perlakuan tahap
persiapan lahan disesuaikan dengan kondisi tanah. Pesisir, dataran rendah dan
sedemikian rupa sehingga dapat memelihara struktur tanah dan dapat mencegah.
terhadap tinggi tanaman, karena kondisi tanah sebelum tanam sudah gembur
Persiapan tanah bertujuan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi
tanah. Tanah yang diolah akan menjadi gembur, aerasinya baik sehingga memberi
peluang untuk benih agar dapat menyerap air, unsur hara, udara dan panas secara
(Birnadi, 2014). Persiapan lahan dapat mencegah hama dan penyakit, memperoleh
lahan yang terbebas dari gulma dan tanaman pengganggu lainnya(Seran, 2014).
5
membersihkan lahan dari sampah dan tanaman liar yang menganggu, lahan yang
pemupukan dan penyiraman tanah yang bertujuan agar tanah menjadi lebih gembur
Langkah pertama, persiapan dimulai dengan membersihkan lahan dari gulma dan
tanaman liar (Handayani, 2018). Sisa tanaman yang berada pada lahan tersebut
Langkah kedua pemberian pupuk dasar yang dimana pupuk dasar yang baik
adalah pupuk kandang atau kompos. Pupuk dasar digunakan untuk tanah atau lahan
yang kering dan tandus. Langkah ketiga yaitu persiapan benih atau bibit tanaman
yang baik, tanaman yang sudah berusia minimal 2 bulan (Raharjo, 2020).
Persiapan lahan banyak juga yang menggunakan sistem tebas bakar yang
kebanyakan dilakukan oleh petani yaitu lahan terlebih dahulu disemprot dengan
2.2 Penanaman
budidayakan. Penanaman Bibit tanaman cabai rawit yang telah berumur 1 bulan
segera ditanam. Menurut Mubarok (2018), penanaman sebaiknya pada sore hari
agar tanaman tidak layu. Ciri-ciri bibit yang siap tanam yakni telah berumur satu
lalu memilih bibit yang akan ditanam. Kemudian Lepaskan bumbung atau plastik
dari bibit, padatkan tanah disekeliling tanaman bibit yang telah dimasukkan
baik pagi maupun sore hari. Selanjutnya dapat di lakukan pemupukan yakni
tegak atau tidak tumbang dapat dilakukan dengan memasang ajir pada setiap
tanaman dengan ketinggian sekitar 1,5 – 1,75 meter pada masa tanam 21 hari
(Fauzi, 2021).
juga memiliki rata-rata persentase hidup yang tertinggi (Susilawati et al., 2011).
Pengamatan tanaman dapat dilihat dari pertumbuhan dan hasil tanaman yang
meliputi persentase tanaman yang hidup (%), kemampuan tanaman bertahan hidup
(hari), tinggi tanaman (cm), jumlah daun (daun), umur berbunga (hari), jumlah
cabang (cabang), rasio tajuk akar, proporsi berat kering organ (g)/tanaman, jumlah
buah/tanaman (buah), berat buah/panen dan total berat buah (g) (Susilawatiet al.,
2011).
volume, jumlah, bentuk dan ukuran organ-organ vegetatif seperti daun, batang dan
akar yang dimulai dari terbentuknya daun pada proses perkecambahan hingga awal
penuh dan setengah tergenang dimana tanaman masih tetap hidup sampai umur 3
8
(cerospora sp) dan cendawan tepung (oidium sp) berkisar 5-30%. Serta beberapa
hama yakni, ulat grayak (Spodoptera litura), kutu daun (Myzus persicae Sulz), lalat
buah (Bactrocera dorsalis).Tanaman cabai juga tumbuh pada berbagai jenis tanah,
asalkan mempunyai drainase dan aerasi yang baik. Tanah yang paling ideal untuk
dan mempunyai pH antara 6.0 – 6.5. Keadaan pH tanah sangat penting karena erat
serta iklim dan curah hujan . Suhu yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman cabai
adalah 25°–27°C pada siang hari dan 18°–20°C pada malam hari. Pembungaan
tanaman cabai tidak banyak dipengaruhi oleh panjang hari. Curah hujan yang tinggi
atau iklim yang basah kurang sesuai untuk pertumbuhan tanaman cabai. Curah
hujan yang baik untuk pertumbuhan cabai adalah sekitar 600–1200 mm per
tahun(Tsurayya, 2015).
Jenis tanaman yang terdapat pada lahan praktikum agroforestri yaitu terdiri
dari tanaman pertanian diantaranya yaitu cabai rawit (Capsicum frutesicum L.) dan
9
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Capsicum
beberapa negara Asia yang lebih menyukai pedasnya lada, masyarakat Indonesia
cabai rawit berbentuk bulat telur dengan ujung runcing dan tepi daun rata atau tidak
bergerigi atau berlekuk. Daun merupakan daun tunggal dengan kedudukan agak
mendatar, memiliki tulang daun yang menyirip dan tangkai tunggal yang melekat
pada batang atau cabang. Batang tanaman cabe rawit memiliki struktur yang keras
dan berkayu, berwarna hijau gelap berbentuk bulat halus dan bercabang
10
banyak.Perakaran tanaman cabai rawit terdiri atas akar tunggang yang tumbuh
lurus ke pusat bumi dan akar serabut yang tumbuh menyebar ke samping atau
horizontal. Bunga tanaman cabai rawit merupakan bunga tunggal yang berbentuk
bintang. Bunga tumbuh menunduk pada ketiak daun dengan mahkota bunga
berwarna putih.
memiliki keanekaragaman dalam hal ukuran, bentuk, warna dan rasa buah. Ukuran
buah bervariasi menurut jenisnya, cabai rawit yang kecil-kecil memiliki ukuran
panjang antara 2 cm dan lebar 5 mm sedangkan cabe rawit yang agak besar
memiliki ukuran panjang mencapai 3,5 cm dan lebar mencapai 12 cm. Warna buah
cabai bervariasi, buah muda berwarna hijau atau putih sedangkan buah yang telah
masak berwarna merah menyala atau merah jingga. Biji cabai berwarna putih
pada empulur
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Anarcadiaceae
Genus : Mangifera
Tanaman mangga ialah tanaman buah tahunan berupa pohon yang berasal
dari negara India. Tanaman ini kemudian menyebar ke wilayah Asia Tenggara
latin Mangifera indica L. merupakan pohon yang sepanjang tahun terus memiliki
memiliki percabangan berat yang berasal dari batang yang kokoh. Daunnya
tersusun secara spiral di percabangan dengan panjang helai daun sekitar 25 cm dan
lebar 8 cm. terkadang daunnya memiliki warna merah dan lebih tipis ketika masih
muda dan mengeluarkan aroma ketika diremas. Bunga kecil berwarna putih
kemerahan atau hijau kekuningan dan tumbuh di ujung percabangan dengan jumlah
sekitar 3000. Buah tanaman mangga memiliki biji besar dan memiliki banyak
variasi dalam bentuk dan ukuran. Daging buahnya tebal dan berwarna kuning,
memiliki biji dan kulit kuning ketika matang (Luqyana dan Husni, 2019).
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Muntingiaceae
Genus : Muntingia
Tumbuhan ini memiliki buah kecil dan manis, berwarna hijau ketika masih muda
dan berwarna merah setelah tua dan matang. Pohon kersen termasuk ke dalam
tumbuhan liar yang rindang dan mudah berkembang biak walaupun pada suhu
sepanjang jalan sebagai penyerap polusi udara dan peneduh. Selain bermanfaat
sebagai tumbuhan peneduh, kersen juga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan
tumbuhan yang hidup dengan baik dengan iklim tropis seperti Indonesia (Zahara
sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
Genus : Cocos
nucifera L) terdiri atas akar, batang, daun, bunga dan buah. Akar, tanaman kelapa
13
monokotil lain. Jumlah akar serabut berkisar antara 2.000- 4.000, tergantung
kedalaman 2-3 m.Batang, tanaman kelapa hanya mempunyai satu titik tumbuh
terletak pada ujung dari batang, sehingga tumbuhnya batang selalu mengarah ke
atas dan tidak bercabang. Tanaman kelapa tidak berkambium, sehingga tidak
memiliki pertumbuhan sekunder. Luka-luka pada tanaman kelapa tidak bisa pulih
daun kelapa terdiri atas tangkai (pelepah) daun, tulang poros daun, dan helai daun.
Tangkai daun terletak dibagian pangkal dengan bentuk melebar sebagai tempat
melekat tulang poros daun. Daun kelapa bersirip genap dan bertulang sejajar. Helai
batang. Tajuk dan terdiri atas 20-30 buah pelepah. Pada pohon yang sudah dewasa
panjang pelepah antara 5-8 m dengan berat rata-rata 15 kg. Jumlah anak daun 100-
130 lembar (50-65) pasang.Bunga, umumnya tanaman kelapa mulai berbunga pada
umur 6-8 tahun. Namun sekarang banyak jenis tanaman kelapa yang berbuah lebih
cepat yaitu kelapa hibrida, yang mulai berbunga pada umur 4 tahun. Bunga kelapa
pada dasarnya merupakan bunga tongkol yang dibungkus selaput upih yang keluar
dari sela-sela pelepah daun. Bunga akan terbuka namun upihnya mengering lalu
jatuh. Upih yang kering dan jatuh disebut mancung. Bunga kelapa tergolong bunga
serumah (Monoecious), artinya alat kelamin jantan dan betina terdapat pada satu
berlangsung selama 4-6 bulan. Pada fase ini bagian tempurung dan sabut hanya
membesar dan masih lunak. Lubang embrio juga ikut membesar dan berisi penuh
air. Fase 2, berlangsung selama 2-3 bulan. Pada fase ini tempurung berangsur-
angsur menebal tetapi belum keras betul. Fase 3, pada fase ini putih lembaga atau
endosperm sedang dalam penyusunan, yang dimulai dari pangkal buah berangsur-
angsur menuju ke ujung. Pada bagian pangkal mulai tampak bentuknya lembaga,
warna tempurung berubah dari putih menjadi coklat kehitaman dan bertambah
keras.
Menurut Putri (2019), tanaman pucuk merah dengan nama latin Syzygium
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Syzygium
Pucuk Merah (Syzyginium oleana) adalah tanaman hias populer dari family
berukuran sedang dan sering ditanam sebagai tanaman pagar karena kanopinya
Bentuk dari daun pucuk merah ini berbentuk oval dengan lancip pada ujung
daunnya, untuk struktur daun pucuk merah mempunyai tulang daun dengan tumbuh
ditiap rantingnya. Warna dari daun pucuk merah ini cukup unik, karena jika daun
masih muda, daunnya akan berwarna merah, seiring waktu daunnya akan berubah
menjadi hijau. Dua warna yang dikombinasikan tersebut menjadikan tanaman ini
Tanaman dengan nama latin Syzygium oleana ini sering ditanam dipinggir
jalan, halaman maupun dipekarangan rumah. Pucuk merah dapat diperbanyak bisa
dengan 2 cara yakni cara Vegetatif dan cara generatif. Bunga dari tanaman pucuk
merah ini merupakan bunga yang majemuk dengan tersusun dalam malai berkarang
terbatas. Ketika bunga sudah mekar, bunga dari pucuk merah akan tampak kepala
putik yang berwarna putih dengan tangkai putik yang berukuran lebih pendek jika
dibanding benang sari dari bunganya. Letak putik tepat berada di tengah sedangkan
tangkai sari berwarna putih berukuran lebih panjang dari putiknya dan memiliki
2.4Penyapihan
Kegiatan tersebut meliputi penyiapan benih, media benih dan media sapih,
merupakan kegiatan memindahkan tanaman semai atau kecambah yang sehat dari
bak tabur ke dalam polybag yang berisi media sapih pada umur dan ukuran tertentu.
16
dilakukan pada sore hari, hal ini bertujuan untuk mengurangi laju evapotranspirasi
memberikan kemungkinan pertumbuhan agar cabang dan bulu akar yang baik,
sehingga apabila semai ditanam akan diperoleh tanaman yang tumbuh baik dengan
persentase hidup tinggi (Ramadhan et al., 2018). Penyapihan juga dapat bertujuan
untuk mengetahui kandungan unsur hara yang terkandung dalam media penyapihan
dipindahkan ke pot besar dan diberi bibit yang seragam sehingga bisa ditempatkan
dalam media sapih di dalam polybag. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam
17
penyapihan (Irawan et al., 2020).Untuk penyapihan dilakukan pada sore hari agar
dapat mencegah kematian bibit akibat stres. Hal ini menyebabkan penyapihan tidak
biasanya anakan tanaman akan sedikit layu selama satu atau dua hari sebelum
penyapihan bibit adalah bibit dicabut dari media tanam sebelumnya dan
dibersihkan serta akar bibit tersebut direndam di dalam air selama 30 menit.
Kemudian lubang tanam kecil dibuat di tailing dengan menggunakan kayu kecil
agar mudah menanam bibit ke dalam polybag yang berisi tailing tersebut. Setelah
campuran tailing.
lebih dahulu disapih dan ditanam telah beradaptasi lebih awal, sehingga
kemampuan fisiologisnya lebih baik dalam memanfaatkan unsur hara yang terdapat
kecil. Media tumbuh menggunakan tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan
dengan cara merobek plastik kantong semai dengan menghindari pecahnya media
yang dapat menyebabkan putusnya akar. Masukkan bibit pada lubang tanam. Agar
bibit dapat tumbuh dengan tegak, maka tanah di sekitar bibit ditekan sedemikian
rupa dengan kedua telapak tangan. Untuk menghindari kerusakan bibit akibat
pantulan cahaya matahari dari plastik, maka dapat dilakukan penutupan bibit
2.5 Pemupukan
pupuk organik. Pupuk anorganik lebih banyak digunakan dengan alasan lebih cepat
Pupuk organik adalah kunci dari pemupukan yang tepat karena pupuk
memperbaiki struktur fisik, kimia, dan biologi tanah serta memberikan tambahan
bahan organik dan mengembalikan hara yang terangkut oleh hasil panen
yang ditambahkan pada tanah untuk menambah satu atau lebih unsur hara esensial
persediaan unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk meningkatkan produksi dan
mutu tanaman. Ketersediaan unsur hara yang lengkap dan berimbang yang dapat
unsur hara agar selalu tersedia di dalam tanah (Pratama et al., 2015).
banyak terbuang akibat penguapan (Susanti, 2014). Menurut Balai Penelitian atau
Balai Teknologi Pertanian faktor yang menentukan seberapa 8 banyak unsur hara
yang diperlukan untuk koreksi ialah kondisi kesuburan tanah itu sendiri,
kemasaman tanah (pH), kelembaban tanah, tinggi rendahnya kadar bahan organik
cara, yaitu dengan melalui perakaran dan disemprotkan melalui daun tanaman
(Swastika et al., 2017). Pemupukan harus mengacu pada enam tepat, yaitu dengan
20
dosisyang tepat, tepat cara, tepat waktu, tepat jenis, tepat harga dan tepat tempat
dengan cara melarutkan pupuk bersama air ke dalam ember kemudian disalurkan
rawit dilakukan dengan tahapan kerja sebagai berikut: (a) melakukan pembibitan
cabai rawit menggunakan polybag, (b) membersihkan lahan, (c) membuat lubang
ukuran polybag, (e) memberikan pupuk kompos pada setiap lubang tanam dengan
takaran pupuk 500 gram di setiap lubang ta nam, (f) menyiram lubang tanam
dengan air hingga jenuh, (g) mengiris polybag menggunakan parang sebelum di
masukan ke dalam lubang tanam, (h) mengisi satu polybag dengan satu bibit cabai
rawit, (i) memberi pelepah pisang sebagai naungan dan memberi ajir agar cabai
tanah(Polii et al., 2019). Pupuk disiram pada tanah dengan jarak 5 cm dari batang
2.6Pemeliharaan Tanaman
tumbuh dengan baik dan mampu memberikan hasil atau produksi yang maksimal.
Dalam hal ini, pemeliharaan tanaman sangatlah penting, karena merupakan salah
satu faktor penentu dalam produktivitas tanaman. Semakin baik cara pemeliharaan
tanamannya, maka semakin tinggi pula produktivitas tanaman dan begitu juga
kegiatan penanaman di lapangan, yaitu kematian bibit dan Pertumbuhan lambat dan
bisa tumbuh subur, berproduksi maksimal dan tidak mudah terserang penyakit
belum tumbuh cabang, pengukuran dimulai dari pangkal batang diatas permukaan
dimulai pada saat tanaman berumur 1 minggu setelah pindah tanam hingga 4
minggu setelah pindah tanam. Pengukuran dilakukan mulai dari pangkal batang
tanaman sampai titik tumbuh cabang utama tanaman menggunakan alat ukuran
pengendalian hama dan penyakit tanaman hingga pemangkasan daun dan cabang
(Dermawan et al., 2020). Penyiraman dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore
hari dengan menggunakan gembor agar media tetap lembab (Jafar et al., 2013).
Kekurangan air pada tanaman akan menyebabkan kelayuan daun, tanaman menjadi
kerdil dan hasil panen yang menurun. Kekurangan air juga akan menyebabkan
atau cairan yang ditambahkan pada tanah untuk menambah satu atau lebih unsur
untuk mendapatkan pertumbuhan yang optimal. Pupuk ialah bahan yang diberikan
ke dalam tanah baik yang organik maupun anorganik guna mencukupi kebutuhan
fisik/mekanik, secara biologi, khemis. Cara pengendalian yang relatif cepat dan
praktis adalah dengan cara khemis, tetapi sering kali menimbulkan efek samping
(Tanjung et al., 2018). Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman dilakukan
23
tergantung jenis hama dan penyakit tanaman tersebut. Karena beda jenis hama dan
2.7.1 Agroforestri
yang dinamis dan berbasis ekologi dengan memadukan berbagai jenis pohon pada
tingkat lahan (petak) pertanian maupun pada suatu bentang lahan (landskap).
sosial ekonomi dan lingkungan bagi para penggunaan lahan (Lestari, 2018).
kayu tahunan secara seksama (pepohonan, belukar, palem, bambu) pada suatu unit
pengelolaan lahan yang sama sebagai tanaman yang layak tanam, padang rumput
dan atau hewan, baik dengan pengaturan ruang secara campuran atau ditempat dan
Menurut Mahendra (2009) dalam Haq (2021), Pola pemanfaatan lahan yang
penggunaan lahan yang terdiri atas kombinasi tanaman pertanian (pangan) dengan
tanaman kehutanan dalam ruang dan waktu yang sama.Sylvopastoral system, yaitu
24
pengelolaan lahan yang memiliki tiga fungsi produksi sekaligus, antar lain sebagai
penghasil kayu, penyedia tanaman pangan dan juga padang penggembaaan untuk
memelihara ternak. Ketiga fungsi tersebut bisa maksimal bila lahan yang dikelolah
memiliki luasan lahan yang cukup. Bila terlalu sempit maka akan terjadi kompetisi
sumber pakan lebah madu. Selain memproduksi kayu juga menghasilkan madu
yang memiliki nilai jual yang tinggi dan berkasiat obat. Semiculture, yaitu sistem
Sehingga murbei yang menjadi makanan pokok ulat sutera harus ada dalam jumlah
yang besar dalam lahan tersebut.Multipurpose forest tree production, yaitu sistem
pengelolaan lahan yang mengambil berbagai macam manfaat dari pohon baik dari
pohon yang ditanam. Sistem ini merupakan kombinasi penghasil kayu, penghasil
buah maupun yang diambil daunnya untuk hijauan makanan ternak (HMT).
level bentang lahan yang sudah terbukti berhasil adalah kemampuannya untuk
pada level bentang lahan ini antara lain: (a) memelihara sifat fisik dan
kan cadangan karbon, (d) mengurangi emisi gas rumah kaca dan (e) mempertahan
susunan spesies tanaman dan pepohonan yang ada dalam satu bidang lahan. Sistem
2.7.4 Agrowisata
yang memanfaatkan lokasi atau sektor pertanian mulai dari awal produksi hingga
diperoleh poduk pertanian dalam berbagai sistem dan skala dengan tujuan
pertanian.
masyarakat lokal antara ecotourism dan agritourism berpegang pada prinsip yang
sama.
bisnis yang bertanggung jawab yang bekerjasama dengan unsur pemerintah dan
ekonomi untuk negara, pebisnis, dan masyarakat lokal, terutama penduduk yang
yang dapat diterima seperti yang ditetapkan para peneliti yang telah bekerjasama
sumber pendapatan baru yang dapat dinikmati oleh masyarakat setempat. seperti
dan lain-lain. Selain itu agroeduwisata juga merupakan salah satu wahana yang
efektif dalam rangka edukasi teknologi agribisnis dan sarana promosi produk-
sisi hulu hingga hilir. Integrated farming system yang mencakup berbagai subsektor
yang dapat memberi pengalaman tentang alam pertanian melalui ilmu pertanian
dalam arti luas yang mencakup pertanian bercocok tanam, peternakan, perikanan,
sampai tanggal 1 Januari 2022. Tempat praktikum ini berlokasi di lahan Greenity,
40x30 digunakan untuk menjadi wadah pengganti pot dalam menanam tanaman,
tally sheet digunakan untuk mencatat dan mengklasifikasi data yang telah diamati,
tanah digunakan untuk media tanam, buku tulis digunakan untuk mencatat data
yang akan diamati, pupuk organik dan bibit tanaman cabai rawit (capsicum
frutesicum).
tiap sudutnya.
2. persiapan lahan yaitu pemilahan dan pemindahan tanaman yang lama ke area
lain untuk memberi ruang bagi tanaman baru yang akan ditanam, serta
3. Penyiapan media tanam yang pertama yakni membersihkan tanah dari rumput,
dan kerikil
6. Setelah itu pemindahan bibit cabai rawit di lahan yang sudah di siapakan
sebelumnya
8. Pemberian pupuk : Pupuk menjadi pemberi nutrisi paling bagus untuk cabai,
apalagi jika yang digunakan adalah pupuk kompos, organik atau kandang. Pupuk
11. Mengukur tinggi tanaman, jumlah daun, lebar daun dan panjang daun setiap
tally sheet.
13. Melakukan pemanenan buah pada tanaman yang buahnya telah masuk.
31
Denah kelompok pada praktikum ini disajikan pada Gambar 1 yaitu sebagai
berikut:
B
E
D
E
N
G
A
N
N
Analisis data yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
4.1. Hasil
pada penelitian ini adalah tinggi tanaman, panjang daun, lebar daun, jumlah daun
tabel 8.
33
45
Jumlah
40 Tanaman Yang
Hidup
35 T. Tanaman
30
25 J. Daun
20
15 L. Daun
10
P. Daun
5
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Grafik 1. Rata-rata pertumbuhan vegetatif tanaman Cabai Rawit
120
100
80
60
40
20
0
1 2 3 4 5 6 7 Minggu ke-
Cabai rawit (Capsicum frutesicum) yang masih termasuk dalam kategori semai,
pancang karena diameternya masih berukuran 5,73 cm, Kelapa (Cocos nucifera)
yang termasuk kategori tiang dengan diameter 17,5 cm, dan Pucuk merah
pancang.
35
dedaunan. kadar pupuk yang di berikan pada 200 gram yang ditaburkan di
permukaan. Manfaat dari pupuk organik ini dapat memperbaiki sifat fisik seperti
penghanyutan hara oleh erosi, pencucian hara dan terangkut pada saat panen
(Kartasapoetra, 2015).
Tabel 6. Pengeluaran
No Jenis Pengeluaran Volume Harga Total (Rp)
1. Polybag Rp. 30.000
2. Pupuk Organik 1 Karung Rp. 35.000
3. Benih 1 Bungkus Rp. 15.000
Jumlah Rp. 80.000
Keterangan: KB= Keuntungan bersih, TK= Total Keuntungan, TM= Total Modal
= Rp. 130.000
Jadi total pendapatan yang dihasilkan dalam lokasi dengan luasan 0,0024
4.2. Pembahasan
yang terdiri dari campuran pepohonan, semak atau tanaman semusim yang sering
disertai dengan ternak dalam satu bidang lahan(Olivi et al., 2015). Penerapan pola
tajuk yang tinggi bisa menjadi pelindung bagi tanaman bawah dan mempertahankan
minggu terakhir dalam 20 polybag dan 1 bedengan yang diamati selama 3 minggu
dengan tinggi 6,4 cm dan terendah pada bedeng 1 tanaman ke 27, 28, 31 dan 34
yaitu 2,4 cm. Jumlah daun tertinggi pada polybag 4 dan 8 dengan jumlah 5 daun
dan terendah pada bedeng 1tanaman ke 22 dan 23 yaitu 1 daun. Panjang daun
tertinggi pada bedeng 1 tanaman ke 4 dengan panjang 2,5 cm dan terendah pada
bedeng 1 tanaman ke 25 yaitu 0,8 cm. Lebar daun tertinggi pada bedeng 1 tanaman
ke 40 dengan lebar 1,2cm dan terendah pada bedeng 1 tanaman ke 22 yaitu selebar
0,5 cm.
Pupuk yang di gunakan pada praktikum ini yaitu pupuk organik dari sisa
pembakaran dedaunan. kadar pupuk yang di berikan pada setiap tanaman sebanyak
500 gram yang terbagi menjadi 300 gram yang berada di bawah polibag dan 200
gram yang ditaburkan di permukaan. Manfaat dari pupuk organik ini dapat
memperbaiki sifat fisik seperti permeabilitas, porositas, struktur dan daya menahan
kesuburannya akibat penghanyutan hara oleh erosi, pencucian hara dan terangkut
kurang suburnya tanah pada lokasi penanaman dan pemberian pupuk tidak merata
atau teratur. Hal ini di sebabkan tanaman stres yang di sebabkan oleh kurangnya
arah sinar matahari bergerak. Prinsipnya pada pagi hari bisa mendapatkan sinar
produksi tanaman cabai rawit menurun yakni, rendahnya tingkat kesuburan tanah,
38
tingginya penguapan air yang disebabkan oleh suhu udara serta serangan
keuntungan bersih yang diperoleh jika dikonversikan dalam bentuk hektar, maka
total keuntungan yang didapatkan yaitu Rp. 130.000. Dengan analisis jumlah
pendapatan petani jika pendapatan yang dihasilkan dari penjualan cabai rawit
5.1 Kesimpulan
manfaat mencegah timbulnya erosi. Tanaman dengan tajuk yang tinggi bisa
menjadi pelindung bagi tanaman bawah dan mempertahankan keberadaan mata air
selama perawatan tanaman hingga pemanenan yaitu Rp. 80.000,. Dengan analisis
jumlah pendapatan petani jika pendapatan yang dihasilkan dari penjualan cabai
5.2Saran
berkunjung.
DAFTAR PUSTAKA
Ajis, A dan Harso, W. 2020. Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari dan ketersediaan
Air Terhadap Pertumbuhan tanaman Cabai Rawit (Capsicum Frutescens
L.). Biocelebes. 14 (1) : 31-36.
Ambari, Y., Wahyuni, K. I., Lehana, Z. R., Syamsudin, M dan Fitri, S. 2020.
Pengembangan Desa Wisata dengan Penanaman Tanaman Obat Keluarga
(Toga) di Desa Jembul Kecamatan Jatirejo Kabupaten Mojokerto Propinsi
Jawa Timur. Jurnal Karinov. 3 (1) : 22-26.
Aripin, Z. 2016. Pengaruh Lama Penggunaan Mulsa dan Dosis Pupuk Kandang
Terhadap Pertumbuhan Cabai (Capsicum annum) Sebagai Bahan Penyusun
Petunjuk Praktikum Biologi Kelas XII Sma Negeri 1 Barat. Jurnal Biologi
dan Pembelajarannya. 3 (1) : 34-38.
Ashari, D. S. 2017. Peran Pupuk Bio-organik dan Pupuk NPK Majemuk terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Kelapa Sawit Umur Empat Tahun [Tesis]. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Deli, S. Z. A. 2019. Optimasi Dosis Pupuk Nitrogen untuk Fertigasi melalui Irigasi
Tetes pada Budidaya Tanaman Cabai Rawit dengan Mulsa
Polyethylene [Disertasi]. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
41
Hapsoh, G., Amri, A. I dan Diansyah, A. 2017. Respon Pertumbuhan dan Produksi
Tanaman Cabai Keriting (Capsicum Annuum L.) Terhadap Aplikasi Pupuk
Kompos dan Pupuk Anorganik di Polibag. Jurnal Hort Indonesia. 8 (3) :
203-208.
Haryadi, D., Yetti, H dan Yoseva, S. 2015. Pengaruh Pemberian Beberapa Jenis
Pupuk Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kailan (Brassica
alboglabra L.) [Disertasi]. Jom Faperta. 2 (2) : 1-10.
Irawan, U. S., Arbainsyah., Ramlan, A., Putranto, H dan Afifudin, S. 2020. Manual
Pembuatan Persemaian dan Pembibitan Tanaman Hutan. Jakarta.
Tropenbos Indonesia.
Jafar, S. H., Thomas, A., Kalangi, J. I dan Lasut, M. T. 2013. Pengaruh Frekuensi
Pemberian Air terhadap Pertumbuhan Bibit Jabon Merah (Anthocephalus
macrophyllus (Roxb.) Havil). 2 (2) : 102-108.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Buku Teks Bahan Ajar Siswa
Agribisnis Tanaman Perkebunan Pembiakan Tanaman. Jakarta. Erlangga.
Lisdiyanti, M dan Guchi, H. 2018. Pengaruh Pemberian Bahan Humat dan Pupuk
SP-36 untuk Meningkatkan Ketersediaan Fosfor pada Tanah Ultisol. Jurnal
Pertanian Tropik. 5 (2) : 192-198.
43
Maftuah, E dan Hayati, A. 2019. Pengaruh Persiapan Lahan dan Penataan Lahan
terhadap Sifat Tanah, Pertumbuhan dan Hasil Cabai Merah (Capsicum
annum) di Lahan Gambut. Jurnal Hort. 10 (2) : 102-111.
Meilin, A. 2014. Hama dan Penyakit pada Tanaman Cabai serta Pengendaliannya.
Jambi. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi.
Miftuah, E dan Afifah, H. 2019. Pengaruh Persiapan Lahan dan Penataan Lahan
terhadap Sifat Tanah, Pertumbuhan dan Hasil Cabai Merah (Capsicum
annum) di Lahan Gambut. Jurnal Hort. Indonesia. 10(2): 102-111.
Nanda, R. 2017. Pengaruh Jarak Tanam dan Pemberian Air Kelapa Terhadap
Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Semangka (Citrulus Vulgaris
Schard.) [Skripsi]. Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Medan.
Novianti, T. T. 2016. Daya Hasil Cabai Keriting Dan Rawit (Capsicum Annum L.)
IPB di Bogor, Jawa Barat [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Polii, M. G. M., Sondakh, T. D., Raintung, J. S. M., Doodoh, B dan Titah, T. 2019.
Kajian Teknik Budidaya Tanaman Cabai (Capsicum Annuum L.)
Kabupaten Minahasa Tenggara. Jurnal Eugenia. 25 (3) : 72-77.
Prasetya, M. E. 2014. Pengaruh Pupuk NPK Mutiara Dan Pupuk Kandang Sapi
Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Cabai Merah Keriting Varietas
Arimbi (Capsicum annuum L.). Jurnal Agifor. 13 (2) : 91-198.
Raharjo, T., Shofwan, I., Kisworo, B., Ilyas, I dan Lestari, J. 2020. Penyuluhan
Pertanian Budidaya Ubi Jalar Organik Berbasis Sociopreneurship. Jurnal
Panjar. 2 (2) : 35-41.
Risco, M. 2021. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sewa Lahan yang Dibayar engan
Pemeliharaan Tanaman (Studi Kasus Di Desa Panaragan Kecamatan Tulang
46
Safitri, A. D dan Riza, L. R. 2017. Aplikasi Pupuk Organik Cair (POC) Kotoran
Kambing Difermentasikan dengan EM4 Terhadap Pertumbuhan dan
Produktivitas Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescents L.) Var.
Bara. Protobiont. 6 (3) : 182 – 187.
Salvia, E. 2018. Teknologi Budidaya Tanaman Cabai Loker Telun Berasap. Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian Kementrian Pertanian.
Siadi, I. K., Raka, G. N dan Purwadi, G. N. W. 2007. Produksi Benih Cabai Rawit
(Capsicum frutescens L.) Bebas TMV (Tobacco mosaic virus) melalui Dry
Heat Treatment. Agrotrop Journal on Agricultural Sciences. 2 (1) : 77-84.
Sibarani, K. P. 2019. Formulasi Ekstrak Buah Kersen (Muntingia calabura L.) dan
Ekstrak Buah Lemon (Citrus limon) Terhadap Pembuatan Hard Candy
[Skripsi]. Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Medan.
47
Suarjana, I., Supadma, A dan Arthagama, I. 2015. Kajian Status Kesuburan Tanah
Sawah untuk Menentukan Anjuran Pemupukan Berimbang Spesifik Lokasi
Tanaman Padi di Kecamatan Manggis. Jurnal Agroekoteknologi Tropika. 4
(4) : 314-323.
Suherman, C., Soleh, M. A., Nuraini, A dan Fatimah, A. N. 2018. Pertumbuhan dan
Hasil Tanaman Cabai (Capsicum sp.) Yang diberi Pupuk Hayati pada
Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.). Jurnal Kultivasi. 17 (2)
: 648-655.
Swastika, S., Pratama, D., Hidayat, T dan Andri, K. B. 2017. Buku Petunjuk Teknis
Teknologi Budidaya Cabai Merah. Riau. UR Press.
Syahputra, E. 2019. Analisis Usahatani Tanaman Hias Bunga Pucuk Merah Jakarta
(Syzygium oleana) di Desa Bangun Sari, Kecamatan Tanjung Morawa,
Kabupaten Deli Serdang [Skripsi]. Universitas Muhammadiyah Sumatera
Utara. Medan.
Undang. 2014. Identifikasi Dua Spesies Cabai Rawit dan Pewarisan Karakter
Penting pada Cabai Rawit Spesies Capsicum annuum L [Tesis]. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Wali, M dan Soamole, S. 2015. Studi Tingkat Kerusakan Akibat Hama Daun pada
Tanaman Meranti Merah (Shorea Leprosula) di Areal Persemaian PT.
Gema Hutani Lestari Kec. Fene Leisela. Jurnal Agribisnis Perikanan. 8 (2)
: 36-45.
Wijayanti, M., Hadi, M. S dan Pramono, E. 2013. Pengaruh Pemberian Tiga Jenis
Pupuk Kandang dan Dosis Urea pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Cabai (Capssicum Annum L.). Jurnal Agrotek Tropika. 1 (2) : 172-178.
Zahara, M dan Suryady. 2018. Kajian Morfologi dan Review Fitokimia Tumbuhan
Kersen (Muntingia calabura L). Jurnal Ilmiah Pendidikan dan
Pembelajaran. 5 (2) : 69 – 74.