Anda di halaman 1dari 6

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

NOMOR 20 TAHUN 2022

TENTANG

KAWASAN TANPA ROKOK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SEMARANG

Menimbang :

a. Bahwa demi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, perlu dibiasakan pola hidup
yang sehat dan terbebas dari polusi asap rokok yang ditimbulkan, sehingga diperlukan
kawasan yang terbebas dari asap rokok;
b. Bahwa demi meningkatkan kesehatan masyarakat, perlu diadakannya ruangan atau
area yang menyatakan melarang kegiatan merokok;
c. Bahwa merokok adalah salah satu penyebab kematian terbesar di Indonesia;
d. Bahwa merokok menyebabkan penurunan kesehatan bagi perokok atau masyarakat
yang tidak merokok namun terpapar asap rokok orang lain;
e. bahwa Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 115 ayat (2)
mewajibkan kepada Pemerintah Daerah untuk menetapkan kawasan tanpa rokok di
wilayahnya;
f. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, c, d dan e
di atas, maka perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Kawasan Tanpa Rokok.

Mengingat :

1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan Yang
Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan.
3. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pengendalian
Lingkungan Hidup (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2007.
4. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 5 Tahun 2009 tentang Bangunan Gedung.
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERAWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SEMARANG
dan
WALIKOTA SEMARANG
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah yang dimaksud dalam Peraturan Daerah ini adalah Kota Semarang.
2. Pemerintah Daerah yang dimaksud dalam Peraturan Daerah ini adalah Pemerintah
Kota Semarang.
3. Walikota yang dimaksud dalam Peraturan Daerah ini adalah Walikota Semarang.
4. Kesehatan adalah suatu kondisi ketika seseorang dapat hidup sehat secara jasmani
maupun rohani dan produktif dalam kehidupan sosialnya.
5. Kesehatan berhak diperoleh oleh setiap orang sebagaimana Pasal 28 H Ayat (1) UUD
1945 bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan.
6. Rokok adalah hasil olahan tembakau dapat berupa gulungan tembakau, cerutu atau
bentuk lainnya yang mengandung unsur nikotin di dalamnya.
7. Merokok adalah kegiatan menghisap rokok dan perokok adalah orang yang
melakukan kegiatan merokok tersebut.
8. Kawasan Tanpa Rokok adalah ruangan atau area yang dibangun oleh Pemerintah
Daerah berdasar Peraturan Daerah atau Peraturan Perundang-Undangan lainnya.
9. Kawasan Tanpa Rokok adalah ruangan atau area yang dinyatakan dilarang kegiatan
merokok, oleh karena itu semua Kawasan Tanpa Rokok harus bebas dari asap rokok,
penjualan, produksi, promosi dan sponsor rokok.
10. Penyelenggaraan Kawasan Tanpa Rokok adalah serangkaian kegiatan yang meliputi
penetapan Kawasan Tanpa Rokok, pemanfaatan Kawasan Tanpa Rokok, dan
pengendalian pemanfaatan Kawasan Tanpa Rokok.
11. Dalam wilayahnya, Kawasan Tanpa Rokok meliputi fasilitas pelayanan kesehatan,
tempat proses belajar mengajar, tempat anak bermain, tempat ibadah, angkutan
umum, tempat kerja, tempat umum dan tempat lain yang ditetapkan.

BAB II
TUJUAN DAN MANFAAT
Bagian Kesatu
Tujuan
Pasal 2
Penetapan Kawasan Tanpa Rokok Bertujuan:
a. Menurunkan angka kesakitan dan/atau angka kematian akibat asap rokok dengan cara
mengubah perilaku masyarakat untuk hidup sehat.
b. Meningkatkan produktivitas untuk hidup sehat.
c. Mewujudkan kualitas udara yang sehat dan bersih, bebas dari asap rokok.
d. Menurunkan angka perokok dan mencegah perokok pemula.
e. Mewujudkan generasi muda yang sehat.
Bagian Kedua
Manfaat
Pasal 3
Penetapan Kawasan Tanpa Rokok memiliki manfaat untuk:
a. Masyarakat dapat menghirup udara bersih tanpa asap rokok.
b. Membuat lingkungan nyaman.
c. Mengurangi dampak merokok bagi tubuh terhadap kesehatan.

BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN
Bagian Kesatu
Hak
Pasal 4
Setiap orang berhak atas:
a. Hidup di lingkungan hidup yang baik dan sehat;
b. Menghirup udara bersih yang tidak mengganggu atau berpotensi menyebabkan sakit;
c. Terbebas dari adanya asap rokok;
d. Mendapat pendidikan berupa informasi dan edukasi mengenai bahaya asap rokok
terhadap lingkungan dan kesehatan manusia;
e. Menerima informasi mengenai Kawasan Tanpa Rokok; dan
f. Berikut serta aktif dalam mengikuti pemanfaatan, penetapan dan pengendalian
Kawasan Tanpa Rokok.

BAB IV
PENETAPAN KAWASAN TANPA ROKOK
Pasal 5
Melalui ditetapkannya Peraturan Daerah ini, Pemerintah Daerah akan menyatakan beberapa
lingkungan atau area yang dinyatakan sebagai Kawasan Tanpa Rokok yaitu meliputi:
a. Fasilitas pelayanan kesehatan;
b. Tempat proses belajar mengajar;
c. Tempat bermain anak-anak;
d. Lingkungan tempat beribadah;
e. Transportasi umum;
f. Lingkungan tempat kerja; dan
g. Tempat umum dan tempat lain yang ditetapkan.

BAB V
LARANGAN
Pasal 6
(1) Dilarang melakukan kegiatan memproduksi, menjual, mempromosikan atau
menghisap rokok di lingkungan atau area yang telah ditetapkan sebagai Kawasan
Tanpa Rokok.
(2) Larangan kegiatan memproduksi, menjual, mempromosikan atau menghisap rokok
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberlakukan pada lingkungan atau area yang
telah tercantum dalam pasal 5.

BAB VI
SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 7
Seseorang yang diketahui telah melanggar Peraturan Daerah ini sesuai dengan ketentuan
pasal 6 di lingkungan atau area yang disebutkan pada pasal 5 maka akan dikenakan sanksi
berupa:
a. Teguran ringan agar mematuhi aturan di Kawasan Tanpa Rokok; dan
b. Apabila teguran sebagaimana disebutkan pada huruf a diacuhkan, maka pelanggar
diperintah untuk meninggalkan Kawasan Tanpa Rokok.

BAB VI
KETENTUAN PIDANA
Pasal 7
Dalam hal sanksi administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 Peraturan Daerah ini
telah dijatuhkan, orang, pimpinan atau penanggung jawab Kawasan Tanpa Rokok tidak
melaksanakan kewajiban sebagaimana dipersyaratkan dalam sanksi administrasi, maka
diancam pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan dan/atau denda paling banyak sebesar
Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).

BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 8
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini
dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Semarang.

Ditetapkan di Semarang
pada tanggal 30 Mei 2013
Plt. WALIKOTA SEMARANG
WAKIL WALIKOTA,

Ttd

HENDRAR PRIHADI
Diundangkan di Semarang
pada tanggal 22 Februari 2022
SEKRETARIS DAERAH KOTA SEMARANG

Ttd

ADI TRI HANANTO

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2022 NOMOR 20

Anda mungkin juga menyukai