Anda di halaman 1dari 7

Nama : Ahmad Gemayel D Haikal W

NPM : C10200169

Kelas :D

Matakuliah : Akuntansi Bank Konvensional

UTS

Jawaban Teori

1. Komitmen Bank
Komitmen adalah ikatan atau kontrak berupa janji yang tidak dapat dibatalkan
(irrevocable) secara sepihak dan harus dilaksanakan bila persyaratan yang disepakati
bersama dipenuhi. Komitmen dituangkan dalam perjanjian tertulis yang mengikat
kedua belah pihak dan sifatnya pasti. Pembatalan sepihak akan berakibat hukum
dan oleh karena itu harus dilaksanakan bila semua persyaratan yang disetujui dalam
perjanjian tersebut telah dipenuhi. Komitmen hanya dapat dibatalkan bila ada
persetujuan kedua belah pihak atau perjanjian tersebut cacat demi hukum.
Komitmen dapat menimbulkan tagihan atau kewajiban bagi pihak-pihak yang
bertransaksi. Transaksi ini dikelompokkan menjadi rekening administratif untuk
komitmen. Sistematika penyajian laporan komitmen dan kontinjensi yang masih
bersifat administratif perlu dilakukan. Sebab transaksi ini mengandung risiko
terutama bila pihak yang bertransaksi dengan bank melakukan wanprestasi atau
cidera janji. Di sisi lain pelaporan rekening ini akan membantu bank dalam
mengelola likuiditas bank. Dengan mengetahui tagihan dan kewajiban potensial di
masa datang, maka bank dapat memperkirakan kebutuhan dan sumber likuiditas
yang harus dipenuhi.
Konstinjensi Bank
Konstinjensi bank adalah keadaan yang masih diliputi ketidakpastian mengenai
kemungkinan diperolehnya laba atau rugi oleh suatu bank.
Dan hal ini baru akan terselesaikan dengan terjadi atau tidak terjadinya peristiwa di
masa datang.
Transaksi yang bersifat kontinjensi (bersyarat) ini belum mengikat bank untuk
melakukan tagihan ataupun kewajiban riil saat ini.
Akan tetapi secara antisipatif kontinjensi tersebut akan menjadi kewajiban atau
tidak sangat tergantung terjadi atau tidak terjadinya peristiwa yang berkaitan
dengan kontinjensi ini di masa yang akan datang.

2. Pengertian Kredit
Definisi Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak
lain. Yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Termasuk kredit
yang diberikan adalah kredit dalam kerangka pembiayaan bersama atau kredit dalam proses
penyelamatan. Jika diperhatikan, bank dapat memberikan kredit kalau memiliki sumber
dana bank atau tagihan yang sama dengan itu. Bank terlibat kesepakatan perjanjian
kerjasama dengan calon debitur baik volume, tingkat bunga, jangka waktu, maupun agunan.
Kesepakatan itu dituangkan dalam perjanjian kredit. Dengan ditandatanganinya surat
perjanjian kesepakatan kredit berarti bank dan debitur telah terikat untuk melaksanakan.
Bagi bank, persetujuan kredit merupakan komitmen yang tak bisa dibatalkan, begitu juga
bagi debitur. Di samping itu, setelah kredit dikucurkan, bank selalu harus memantau kualitas
kredit. Semakin lama jangka waktu kredit, umumnya semakin besar risikonya.
Penggolongan Kualitas Kredit
• Kolektibiltas 1: Kredit Lancar (Pass)
Kolektibiltas 1 atau kredit lancar mengindikasikan bahwasanya calon debitur
memiliki track record kredit yang baik, dalam artian debitur tidak pernah mengalami
keterlambatan dalam hal pembayaran angsuran pokok maupun angsuran bunga
sampai dengan 30 hari.
Tipe debitur seperti ini biasanya tidak akan memiliki kesulitan berarti dalam
memperoleh fasilitas pinjaman dari lembaga pembiayaan tempat ia mengajukan
kredit.
• Kolektibilitas 2: Dalam Perhatian Khusus (Special Mention)
Kolektibilitas 2 atau ‘dalam perhatian khusus’ mengindikasikan bahwasanya calon
debitur pernah mengalami keterlambatan dalam pembayaran angsuran pokok
maupun angsuran bunga selama 30 – 90 hari.
• Kolektibiltas 3: Kurang Lancar (Substandard)
Kolektibilitas 3 atau ‘kurang lancar’ mengindikasikan bahwasanya calon debitur
pernah mengalami keterlambatan dalam pembayaran angsuran pokok maupun
angsuran bunga selama 90 – 120 hari.
Pada kondisi ini, calon debitur akan mulai menghadapi ‘jalan terjal’ untuk bisa
mendapatkan fasilitas pinjaman dari lembaga pembiayaan yang bersangkutan.
• Kolektibilitas 4: Diragukan (Doubtful)
Kolektibilitas 4 atau ‘diragukan’ mengindikasikan bahwasanya calon debitur pernah
mengalami keterlambatan dalam pembayaran angsuran pokok maupun angsuran
bunga selama 120 – 180 hari.
• Kolektibilitas 5: Macet (Loss)
Kolektibilitas 5 atau ‘macet’ adalah kualitas kredit paling bawah, di mana debitur
memiliki riwayat kredit yang ‘buruk’ oleh karena tidak melakukan pembayaran
angsuran pokok dan angsuran bunga selama lebih dari 180 hari terhitung dari
tanggal jatuh tempo.
Kondisi ini tentu saja akan membuat debitur kecil kemungkinan untuk bisa kembali
mendapatkan fasilitas pinjaman dana dari pihak bank maupun lembaga pembiayaan
lainnya.
Perlakuan Akuntansinya
Perlakuan akuntansi restrukturisasi kredit pada prinsipnya dilaksanakan sesuai dengan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 54. PSAK tersebut mengatur tentang
Akuntansi Utang Bermasalah, dengan memperhatikan 8 hal sebagai berikut:
1) Nilai Buku Kredit
Nilai buku kredit setelah restrukturisasi kredit (new net book carrying value) dihitung
dengan menggunakan metode berdasarkan urutan prioritas
2) Perhitungan Nilai Tunai
Dalam perhitungan nilai tunai penerimaan kas masa depan atas kredit yang
direstrukturisasi, bank wajib menggunakan tingkat bunga efektif dari kredit adalah
sebelum restrukturisasi sebagai tingkat diskonto. Dalam hal akad kredit sebelum
restrukturisasi menggunakan tingkat bunga tidak tetap, bank dapat menggunakan
tingkat bunga yang mencerminkan tingkat bunga tidak tetap tersebut. Misalnya,
dengan mengambil tingkat bunga pada saat dilakukan restrukturisasi kredit atau
pada awal periode kredit memperoleh kualitas kredit adalah tergolong untuk
restrukturisasi.
3) Perhitungan Nilai Buku Kredit
Bila nilai buku baru kredit setelah restrukturisasi dengan menggunakan salah satu
metode perhitungan dalam butir #1 lebih dari saldi kredit sebelum restrukturisasi.
Maka bank wajib memperhitungkan selisih tersebut sebagai kerugian. Kerugian
tersebut dibebankan setelah diperhitungkan dengan PPAP karena perbaikan kualitas
kredit adalah dilakukan setelah restrukturisasi.
4) Proyeksi Kas
Dalam memperhitungkan proyeksi penerimaan kas masa depan atau kredit yang
direstrukturisasi untuk keperluan perhitungan nilai tunai sebagaimana dimaksud
dalam butir 1. Bank wajib menggunakan asumsi yang wajar sesuai dengan
perkembangan yang ada, agar proyeksi tersebut realistis.
5) Pengalihan Aset Seluruhnya
Dalam hal restrukturisasi kredit seluruhnya dilakukan dengan pengalihan aset
termasuk surat berharga, atau konversi kredit menjadi penyertaan modal
sementara. Maka pengakuan kerugian dicatat sebesar selisih antara nilai pasar dari
aset atau ekuitas yang diterima dengan nilai buku kredit.
6) Pengalihan Aset Sebagian
Dalam hal sebagian direstrukturisasi dengan pengalihan aset termasuk surat
berharga, atau konversi kredit menjadi penyertaan modal sementara. Dan sebagian
kredit adalah direstrukturisasi dengan modifikasi persyaratan kredit. Maka
pengakuan kerugian dicatat sebesar selisih antara nilai pasar dari aset atau ekuitas
yang diterima dengan nilai buku kredit. Dan pengakuan kerugian atas modifikasi
persyaratan kredit sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam angka 1.
7) Perhitungan Kerugian
Perhitungan kerugian untuk kredit usaha kedil (KUK) dan kredit konsumsi yang
direstrukturisasi dapat dilakukan menurut jenis kredit. Dengan menggunakan
metode statistik atau dilakukan penilaian terhadap setiap fasilitas kredit sesuai
dengan angka 1, 2, 3 dan angka 4.
8) Evaluasi Kredit
Bank wajib mengevaluasi kredit yang telah direstrukturisasi setiap triwulan.

3. Aktiva produktif memberikan pendapatan paling besar bagi bank, tetapi memiliki tingkat
risiko berdasarkan kolektibilitasnya. Dimana salah satu item yang mendatangkan
penghasilan bagi Bank Pembangunan Daerah DIY Cabang Senopati yaitu berasal dari
pengelolaan aktiva produktif kredit. Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya risiko
akibat tertagihnya sebagian atau seluruh kredit yang telah disalurkan, maka BPD DIY Cabang
Senopati membentuk Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) berdasarkan surat
Keputusan Bank Indonesia No.31/148/KEP/DIR. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
evaluasi perlakuan akuntansi atas Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) kredit
yang diberikan berdasarkan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI). Berdasarkan
hasil penelitian dan perhitungan yang telah dilakukan disimpulkan bahwa perlakuan
akuntansi atau Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) kredit yang diberikan telah
dilaksanakan sesuai dengan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI). Sebagaimana
dengan adanya kolektibilitas kredit untuk tahun 2009 sebesar Rp. 273.372.504.018 dibentuk
PPAP sebesar Rp. 9.590.000.000,50 setelah dikurangi jumlah agunan dan mengalami
peningkatan pada tahun 2010 dengan jumlah kolektibilitas kredit Rp 337.430.934.614
terbentuk PPAP sebesar Rp. 12.318.999.982.
Penyajiannya baik pada ikhtisar laba rugi maupun pada neraca.
PPAP dengan menggunakan metode cadangan akan membawa konsekuensi pada penentuan
besarnya penyisihan. Dan cadangan yang akan disajikan dalam neraca maupun laporan laba
rugi. Untuk menentukan besarnya cadangan, ada 2 pendekatan yang digunakan, yaitu:
• Pendekatan Laba Rugi
Dalam pendekatan ini, yang ditentukan terlebih dahulu adalah besarnya
penghapusan/ penyisihan PPAP yang akan disajikan dalam laporan laba rugi.
Sedangkan besarnya cadangan penyisihan ditentukan kemudian . Penentuan
besarnya cadangan penghapusan dapat dilakukan secara intuisi atau persentase
tertentu dari debet aktiva produktif.
• Pendekatan Neraca
Dalam pendekatan ini yang ditentukan terlebih dahulu adalah besarnya cadangan
penghapusan aktiva produktif yang disajikan di neraca keuangan. Sedangkan
besarnya cadangan penghapusan yang disajikan di laporan laba rugi ditentukan
kemudian.

4. Definisi (PBI APMK No.11/11/PBI/2009 sebagaimana diubah dengan PBI No.14/2/PBI/2012


tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu): Alat
Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) adalah alat pembayaran yang berupa kartu kredit,
kartu automated teller machine (ATM), dan kartu debet.
Perbedaan Kartu Debit dan Kredit
Perbedaan mekanisme transaksi kartu debit dan kredit dalam artian, pada pemakaian
fisik, kartu kredit harus digunakan oleh pemilik kartu itu sendiri, tidak boleh dipergunakan
oleh orang atau pihak lain. Sedangkan, kartu debit bisa dipindahtangankan.
a) Fisik kartu berbeda
b) Beda limit penggunaan
c) Biaya transaksi
d) Perbedaan berdasarkan solusi pembayaran
e) Perbedaaan promo
f) Perbedaan berdasarkan kewajiban nasabah

5. Metode ekuitas adalah suatu metode pencatatan investasi yang mencatat investasi awal
sebagai biaya perolehan dan akan ditambah atau dikurangi dengan laba maupun rugi yang
didapatkan setelah tanggal perolehan. Sementara itu, pengertian metode ekuitas
berdasarkan PSAK 15 adalah sebagai berikut. Metode ekuitas merupakan sebuah metode
akuntansi yang mencatat investasi pada mulanya sebagai biaya perolehan (at cost) dan
selanjutnya akan disesuaikan untuk perubahan dalam bagian kepemilikan investor atas
aktiva bersih investee setelah tanggal perolehan. Metode ini berlaku apabila kepemilikan
atau kendali perusahaan induk (investor) terhadap anak perusahaan (investee) lebih besar
dari 20%.
Metode biaya adalah suatu metode pencatatan investasi yang mencatat nilai investasi
sebagai harga perolehan. Dalam hal ini, penghasilan investasi dianggap sebagai bagi hasil
dan tidak mempengaruhi besar investasi dari investor bersangkutan. Metode biaya
digunakan apabila besar kendali atau kepemilikan investor terhadap perusahaan tersebut
lebih kecil dari 20%.
Untuk melihat perbedaan dan menggambarkan ayat-ayat jurnal menurut cost
method dan equity method, dapat di lihat pada ilustrasi di bawah ini
Contoh
PT C membeli 5.000 lembar common stock PT S pada tanggal 2 januari dengan harga 20 per
lembar, termasuk commision dan biaya lainnya.
PT S mempunyai 25.000 lembar stock yang beredar, sehingga jumlah 5.000 lembar itu
mencerminkan 20% pemilikan.

Jawaban Kasus

Surat Berharga Obligasi

a) Perhitungan bunga: 2/12 x 7,5% x Rp. 375.000.000 = Rp. 4.687.500


Harga perolehan: 98% x Rp. 375.000.000 = Rp. 367.500.000
Harga nominal: 15 x Rp. 25.000.000 = Rp. 375.000.000
Pendpt yang ditangguhkan : Rp. 375.000.000 – Rp. 367.500.000
= Rp. 7.500.000
Jurnal:
Db. Surat berharga – obligasi Rp. 375.000.000
Db. Pendpt bunga obligasi Rp. 4.687.500
Kr. Pendpt premi obligasi yang ditangguhkan Rp. 7.500.000
Kr. Cek BNI Rp. 372.187.500
b) Db. Kas Rp. 4.687.500
Kr. Pendpt bunga obligasi Rp. 4.687.500
c) Penyajian pada neraca per 30 juni 2021:
6/12 x Rp. 7.500.000 = Rp. 3.750.000
Kredit yang Diberikan
a. Membuat jurnal pada saat penandatanganan akad kredit.
jurnal komitmen (ayat jurnal tunggal)
tanggal rekening debit kredit
RAD - fasilitas kredit disetujui Rp750.000.000

Tanggal Rekening Debit Kredit


Giro - CV Sukses Rp12.000.000
Pendapatan Provinsi Rp7.500.000
Giro-Notaris Rp3.750.000
Biaya Administrasi Rp750.000

b. Membuat jurnal pada saat pencairan fasilitas kredit tersebut dan dibukukan pada rekening giro CV.
Sukses sebesar Rp 750 juta.
tanggal rekening debit kredit
Kredit YDB - CV Sukses Rp750.000.000
Giro Bank Indonesia Rp750.000.000
jurnal komitmen (ayat jurnal tunggal)
tanggal rekening debit kredit
RAD - fasilitas kredit disetujui Rp750.000.000

c. Membuat jurnal pada saat CV. Sukses mencairkan cek dari rekening gironya sebesar Rp 150 juta.
tanggal rekening debit kredit
Kredit YDB - CV Sukses Rp150.000.000
Giro Bank Indonesia Rp150.000.000
jurnal komitmen (ayat jurnal tunggal)
tanggal rekening debit kredit
RAD - fasilitas kredit disetujui Rp150.000.000

Anda mungkin juga menyukai