Anda di halaman 1dari 19

RENCANA KESELAMATAN KONSTRKSI

( RKK )

Pekerjaan Renovasi Gedung Pelayanan Lama RSUD Balaraja

DAFTAR ISI

A. KEPEMIMPINAN DAN PARTISIPASI PEKERJA DALAM KESELAMATAN KONSTRUKSI


A.1. Kepedulian pimpinan terhadap Isu Eksternal dan Internal
A.2. Komitmen Keselamatan Konstruksi

B. PERENCANAAN KESELAMATAN KONSTRUKSI


B.1. Identifikasi bahaya, Penilaian resiko, Pengendalian dan Peluang.
B.2. Rencana tindakan (sasaran & program)
B.3. Standar dan Peraturan Perundangan

C. DUKUNGAN KESELAMATAN KONSTRUKSI


C.1. Sumber Daya
C.2. Kompetensi
C.3. Kepedulian
C.4. Komunikasi
C.5. Informasi Terdokumentasi

D. OPERASI KESELAMATAN KONSTRUKSI


D.1. Perencanaan Operasi
D.2. Kesiapan dan Tanggapan Terhadap Kondisi Darurat

E. EVALUASI KINERJA KESELAMATAN KONSTRUKSI


E.1. Pemantauan dan Evaluasi
E.2. Tinjauan Manajemen
E.3. Peningkatan Kinerja Keselamatan Konstruksi

I. LATAR BELAKANG
Sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor : 05/Men/1996 Tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja bagi seluruh Personil dan segala sesuatu yang berhubungan dengan
Pelaksanaan pekerjaan dilapangan, Membuat suatu manajemen yang mengatur dan mengelola
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pelaksanaan Pekerjaan yang merujuk pada ketetapan/Aturan Resmi
dari Pemerintah seperti tersebut diatas.

II. PERSYARATAN UMUM


Secara umum Sistem Manajemen MK3 Perusahaan adalah sebagaimana tergambar dalam skema berikut:
A. KEPEMIMPINAN DAN PARTISIPASI PEKERJA DALAM KESELAMATAN KONSTRUKSI

A1 Kepedulian Pimpinan Terhadap Isu External dan Internal


Kami Selaku Direktur CV. WIJAYA KARSA dengan Ini kami memberikan Pernyataan atas nama
perusahaan bahwa kami akan menerapkan Sistem Manejemen Keselamatan Konstruksi dan
berpartisipasi dalam keselamatan konstruksi Dalam Melaksanakan Kegiatan Konstruksi

* Memenuhi persyaratan pelanggan dan mencegah cidera dan sakit akibat kerja serta melakukan
peningkatan berkelanjutan terhadap manajemen dan kerja

* Menetapkan Kebijakan sesuai dengan sifat alamiah dan skala resiko MK3 yang ada di Perusahaan

* Menjadikan Kebijakan Ini sebagai kerangka dalam menetapkan dan mengevaluasi sasaran MK3

* Seluruh efisiensi dan efektifitas kegiatan perusahaan dipantau dan diukur secara berkala dengan
mengacu pada sasaran mutu dan K3 perusahaan beserta semua unit pendukungnya.

* Mematuhi peraturan perundangan dan persyaratan MK3 lainnya yang relevan bagi perusahaan

* Mengkomunikasikan kebijakan kepada semua orang yang bekerja di bawah kendali organisasi.

* Mengevaluasi kebijakan ini secara periodik untuk peningkatan kinerja MK3 yang
berkesinambungan.

Direktur memberikan bukti perlibatan dan partisipasinya pada pengembangan dan penerapan sistem
manajemen mutu dan K3 dan terus menerus memperbaiki keefektifannya dengan jalan :

Mengadakan rapat pengarahan secara berkala, dan menekankan pentingnya memenuhi persyaratan
pelanggan, K3, undang-undang dan peraturan yang berlaku.
Menetapkan dan mengesahkan kebijakan mutu dan K3
Menetapkan dan mengesahkan sasaran mutu dan K3 (MK3) perusahaan hingga sasaran mutu dan K3
unit-unit kerja yang mendukungnya.
Melaksanakan dan bertindak sebagai ketua rapat tinjauan manajemen, yang pelaksanaannya diatur
dalam Prosedur Rapat Tinjauan Manajemen (RTM).

Direksi menetapkan dan mengesahkan Kebijakan MK3, berupa surat keputusan yang mencakup :

* Maksud dan Tujuan


* Ikrar Perlibatan untuk Memenuhi persyaratan dan terus menerus memperbaiki Sistem Manajemen
K3
* Tersedianya Kerangka Kerja untuk menetapkan dan meninjau Sasaran MK3
* Kebijakan MK3 ini dikomunikasikan, dipahami dalam Organisasi dan didokumentasikan
* Pelaksanaan Tinjauan pada waktu terjadwal, sehingga dapat dilakukan penyesuaian terus-
menerus
Unit Keselamatan Konstruksi JKK (Organisasi Pengelola SMKK)
Bagian Struktur Organisasi yang dapat menjelaskan hubungan koordinasi antara Pelaksana Konstruksi.
Kantor Pusat dan Pengelola SMKK.

Direktur HSE

Pimpinan UKK

Petugas Petugas
Keselamatan Tanggapan Petugas P3K
Konstruksi Darurat

Diagram A-2 Contoh Tugas dan Tanggung Jawab Organisasi Unit Keselamatan Kostruksi

Jabatan Tugas dan Tanggung Jawab


Direktur HSE Menetapkan Kebijakan Keselamatan Konstruksi
Memastikan Dipenuhinya Persyaratan SMKK Pada Pelaksanaan Kegiatan
Memastikan Terlaksananya Pelaksanaan Keselamatan Konstruksi pada Proyek
Konstruksi
Menetapkan Sasaran Program Keselamatan Konstruksi
Melaporkan Kinerja Penerapan SMKK kepada Pengguna Jasa
Pimpinan UKK Mengkoordinir Penerapan SMKK ditempat kegiatan Konstruksi
Menyiapkan dokumen – dokumen yang dipersyaratkan dalam penerapan SMKK
Memastikan Kegiatan Keselamatan Konstruksi ditempat kerja
Melakukan inspeksi keselamatan konstruksi di tempat kerja
Melakukan Koordinsi dengan Pihak-Pihak terkait
Petugas Melaksanakan induksi keselamatan konstruksi
Keselamatan Melaksanakan Konsultasi dan komunikasi keselamatan konstruksi ditempat kerja
Konstruksi Melakukan inspeksi keselamatan konstruksi ditempat kerja
Melaporkan kejadian baik berupa insiden maupun accident kepada
Manager/Koordinator Keselamatan Konstruksi
Petugas Tanggap Melaporkan kejadian tanggap darurat kepada Manajer/Koordinator Keselamatan
Darurat Konstruksi
Mengumumkan Kondisi darurat ditempat kerja, kepada seluruh pekerja
Petugas P3K Melakukan tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan di tempat kerja.
Memastikan perlalatan P3K dalam kondisi baik
Memastikan isi kotak P3K sesuai dengan peraturan.
A2 Komitmen Keselamatan Konstruksi

PAKTA KOMITMEN KESELAMATAN


KONSTRUKSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : MAS MUHAMAD ROIS
Jabatan : Direktur
Bertindak untuk : CV. WIJAYA KARSA

dalam rangka pengadaan Pekerjaan Renovasi Gedung Pelayanan Lama RSUD Balaraja berkomitmen
melaksanakan konstruksi berkeselamatan demi terciptanya Zero Accident, dengan memastikan bahwa
seluruh pelaksanaan konstruksi :

1. Memenuhi ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi;


2. Menggunakan tenaga kerja kompeten bersertifikat;
3. Menggunakan peralatan yang memenuhi standar kelaikan;
4. Menggunakan material yang memenuhi standar mutu;
5. Menggunakan teknologi yang memenuhi standar kelaikan;
6. Melaksanakan Standar Operasi dan Prosedur (SOP); dan
7. Memenuhi 9 (sembilan) komponen biaya penerapan SMKK.
8. Mematuhi protokol kesehatan tentang pencegahan penyebaran COVID-19

Serang, 09 September 2021


CV. WIJAYA KARSA

MAS MUHAMAD ROIS


Direktur
B. Perencanaan Keselamatan Konstruksi

CV. WIJAYA KARSA sebagai Peyedia Jasa Pekerjaan Renovasi Gedung Pelayanan Lama RSUD
Balaraja mengetahui bahwa Perusahaan Jasa Konstruksi memiliki potensi bahaya tinggi, seperti
penggunaan alat berat, mesin gerinda, las, dan lain-lain. Dengan adanya hal tersebut maka
dipergunakan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang penerapannya meliputi Kantor, Project
Site serta pendukung lainya yang merupakan kebijakan pihak perusahaan.
Tersedianya sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau Occoputional Health and Safety
Management System (SMK3/OHSMS) dimana system ini diperlukan untuk menurunkan insiden dan
penyakit akibat kerja sehingga tercipta tempat kerja yang aman dan sehat. Untuk memberikan
kepuasan pelanggan dan perlindungan kepada karyawan dan keselamatan dan kesehatan kerja serta
menjaga kelestarian lingkungan hidup maka diperlukan suatu Rencana Program Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di Proyek.

Kebijakan K3
Sudah menjadi kebijakan direksi agar setiap karyawan dan pekerja mendapatkan tempat yang aman dan
sehat dalam melaksanakan tugas sehari-hari, pada prinsipnya semua pihak harus berupaya serta
mengambil langkah-langkah positif sehingga seluruh karyawan dan pekerja terjamin dan pekerja dengan
aman dan sehat, secara garis besar kebijakan ini adalah :

- Memenuhi seluruh peraturan perundangan dalam bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, yang
merupakan persyaratan minimum kinerja keselamatan dan kesehatan kerja

- Selalu memberikan perlindungan kepada seluruh karyawan,tamu,pihak ketiga, aset perusahaan.

- Melakukan komunikasi yang efektif kepada seluruh karyawan, masyarakat, dan pihak-pihak yang
berkepentingan.

- Mempertimngkan setiap aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada setiap tahap
penyelenggaraan kegiatan serta mengendalikan pengertian bahwa kecelakaan itu dapat dicegah.

- Meningkatkan kesadaran dan memberikan pengertian bahwa kecelakaan itu dapat dicegah.

- Memberikan pengertian bahwa target utama perusahaan adalah “Zero Accident”

- Mengutamakan keselamatan karyawan dan pekerja dari penggunaan peralatan dan bahan di lokasi
proyek.

- Menjamin bahwa semua karyawan dan pekerja telah mengetahui dan melaksanakan pekerjaannya
secara produktif yaitu dengan cara yang aman melalui petunjuk yang benar, instruksi pemakaian
bahan yang tepat melalui pengawasan yang tepat.

- Memastikan bahwa yang diminta direkomendasikan dalam kebijakan K3 telah diikuti.

- Meningkatkan perlindungan dan pelestarian lingkungan dalam segala aktifitas dan menimumkan
kerusakan yang mungkin terjadi akibat aktifitas tersebut.

Penyusunan identifikasi bahaya, penilaian resiko K3, Skala Prioritas K3, Pengendalian Resiko K3, dan
Penanggung Jawab K3 terdapat pada tabel berikut ini :
B1. INDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, PENGENDALIAN DAN PELUANG

DESKRIPSI PENILAIAN TINGKAT PENILAIAN SISA RESIKO


RESIKO RESIKO
PERSYARATAN PENGENDALIAN LANJUTAN
NO PENGENDALIAN AWAL KETERANGAN
PEMENUHAN ATURAN KEMUN NILA TINGKAT KEMUNG NILAI TINGKAT
IDENTIFIKASI BAHAYA JENIS BAHAYA (Tipe KEPAR KEPARAH
URAIAN PEKERJAAN G I RESIKO KINAN RESIKO RESIKO
(Skenario Kecelakaan) AH AN (A)
KINAN RESI (TR) (F) (F x A) (TR)
bahaya) AN
(F) KO
(A)
(F x
A)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

PEKERJAAN PERSIAPAN Keputusan Bersama Menteri


Tenaga Kerja dan Materi Menempatkan tenaga yang Jika terjadi Kecelakaan akibat :
Terjadi kecelakaaan akibat : Luka ringan Pekerjaan Umum RI No 174 profesional dan berpengalaman, Mata kena serpihan, cidera ringan,
Mata kena serpihan, cidera ringan 2 2 6 Ringan maka pekerja melaporkan ke petugas 2 2 6 Ringan
Tahun 1986 No Memberikan panduan
PEKERJAAN RENOVASI keselamatan dan instruksi kerja, K3 dan Petugas medis
104/KPTS/1986 tentang
BANGUNAN RUANG Keselamalan dan Kesehatan dan penempatan rambu yang
FISIOTHERAPY LANTAI - 1 ( SATU Kerja pada Tempat Kegiatan dapat terlihat dengan jelas. Dan
) Konstruksi memasang safetybelt dan Helm
Helmet, google Jika terjadi Kecelakaan akibat :
Keputusan Bersama Menteri Cidera Kepala, cidera ringan, maka
Luka ringan Tenaga Kerja dan Materi Menempatkan tenaga yang 2 2 6 Ringan pekerja melaporkan ke petugas K3 2 2 6 Ringan
profesional dan berpengalaman, dan Petugas medis
PEKERJAAN ARSITEKTUR RUANG Terjadi kecelakaaan akibat : Pekerjaan Umum RI No 174 Memberikan panduan
FISIOTHERAPY LANTAI - 1 ( SATU ) Cidera Kepala, cidera ringan Tahun 1986 No keselamatan dan instruksi kerja,
104/KPTS/1986 tentang dan penempatan rambu yang
Keselamalan dan Kesehatan dapat terlihat dengan jelas. Dan
Terjadi kecelakaaan akibat : memasang safetybelt dan Helm
Luka ringan Kerja pada Tempat Kegiatan Jika terjadi Kecelakaan akibat :
PEKERJAAN MEKANIKAL DAN Cidera Kepala, cidera ringan Helmet, google
Konstruksi 2 2 6 Ringan Cidera Kepala, cidera ringan, maka 2 2 6 Ringan
ELEKTRIKAL RUANG FISIOTHERAPY Menempatkan tenaga yang pekerja melaporkan ke petugas K3
LANTAI - 1 ( SATU ) Keputusan Bersama Menteri profesional dan berpengalaman, dan Petugas medis
Tenaga Kerja dan Materi Memberikan panduan
Terjadi kecelakaaan akibat : Luka ringan keselamatan dan instruksi kerja,
PEKERJAAN FINISHING RUANG Pekerjaan Umum RI No 174 ‘ ‘
Cidera ringan dan cidera kaki dan penempatan rambu yang Jika terjadi Kecelakaan akibat :
FISIOTHERAPY LANTAI - 1 ( SATU ) Tahun 1986 No dapat terlihat dengan jelas. Dan
104/KPTS/1986 tentang Cidera ringan dan cidera kaki, maka
memasang safetybelt dan Helm pekerja melaporkan ke petugas K3
PEKERJAAN RENOVASI Keselamalan dan Kesehatan Sapetu boot dan Petugas medis
2 2 6 Ringan 2 2 6 Ringan
BANGUNAN RUANG Kerja pada Tempat Kegiatan
Menempatkan tenaga yang
LABORATORIUM LANTAI - 1 ( Konstruksi
profesional dan berpengalaman, Jika terjadi Kecelakaan akibat :
SATU ) Memberikan panduan Cidera ringan dan cidera kaki, maka
Luka ringan Keputusan Bersama Menteri pekerja melaporkan ke petugas K3
Terjadi kecelakaaan akibat : keselamatan dan instruksi kerja,
Tenaga Kerja dan Materi dan penempatan rambu yang dan Petugas medis
PEKERJAAN ARSITEKTUR LRUANG Cidera ringan dan cidera kaki
Pekerjaan Umum RI No 174 dapat terlihat dengan jelas. Dan
LABORATORIUM LANTAI - 1 ( SATU ) memasang safetybelt dan Helm
Tahun 1986 No
Sapetu boot 2 2 6 Ringan Jika terjadi Kecelakaan akibat : 2 2 6 Ringan
PEKERJAAN MEKANIKAL DAN Terjadi kecelakaaan akibat : 104/KPTS/1986 tentang
Luka ringan Cidera ringan dan cidera kaki, maka
Cidera ringan dan cidera kaki Keselamalan dan Kesehatan
ELEKTRIKAL RUANG LABORATORIUM Menempatkan tenaga yang pekerja melaporkan ke petugas K3
Kerja pada Tempat Kegiatan profesional dan berpengalaman, dan Petugas medis
LANTAI - 1 ( SATU ) Memberikan panduan
Konstruksi
Terjadi kecelakaaan akibat : keselamatan dan instruksi kerja, Jika terjadi Kecelakaan akibat :
PEKERJAAN FINISHING RUANG Cidera ringan dan cidera kaki dan penempatan rambu yang
Keputusan Bersama Menteri Cidera ringan dan cidera kaki, maka
LABORATORIUM LANTAI - 1 ( SATU ) Luka ringan Tenaga Kerja dan Materi
dapat terlihat dengan jelas. Dan pekerja melaporkan ke petugas K3
memasang safetybelt dan Helm 2 2 6 Ringan dan Petugas medis 2 2 6 Ringan
PEKERJAAN RENOVASI Pekerjaan Umum RI No 174 Sapetu boot
Tahun 1986 No
BANGUNAN RUANG RAWAT INAP Menempatkan tenaga yang
Jika terjadi Kecelakaan akibat :
104/KPTS/1986 tentang Cidera ringan dan cidera kaki, maka
LANTAI - 2 ( DUA ) Keselamalan dan Kesehatan
profesional dan berpengalaman,
pekerja melaporkan ke petugas K3
Memberikan panduan
Luka ringan Kerja pada Tempat Kegiatan keselamatan dan instruksi kerja, dan Petugas medis
PEKERJAAN ARSITEKTUR RUANG Terjadi kecelakaaan akibat : 2 2 6 Ringan 2 2 6 Ringan
Cidera ringan dan cidera kaki Konstruksi dan penempatan rambu yang
RAWAT INAP LANTAI - 2 ( DUA ) dapat terlihat dengan jelas. Dan Jika terjadi Kecelakaan akibat :
Keputusan Bersama Menteri memasang safetybelt dan Helm Cidera ringan dan cidera kaki, maka
Sapetu boot pekerja melaporkan ke petugas K3 dan
Luka ringan Tenaga Kerja dan Materi
Petugas medis
PEKERJAAN MEKANIKAL DAN Terjadi kecelakaaan akibat : Pekerjaan Umum RI No 174 Menempatkan tenaga yang
Cidera ringan dan cidera kaki Tahun 1986 No profesional dan berpengalaman, Jika terjadi Kecelakaan akibat :
ELEKTRIKAL RUANG RAWAT INAP
104/KPTS/1986 tentang Memberikan panduan Cidera ringan dan cidera kaki, maka
LANTAI - 2 ( DUA ) keselamatan dan instruksi kerja, 2 2 6 Ringan pekerja melaporkan ke petugas K3 dan 2 2 6 Ringan
Keselamalan dan Kesehatan
dan penempatan rambu yang Petugas medis
Luka ringan Kerja pada Tempat Kegiatan dapat terlihat dengan jelas. Dan
Terjadi kecelakaaan akibat : Konstruksi memasang safetybelt dan Helm
Cidera ringan dan cidera kaki Jika terjadi Kecelakaan akibat :
PEKERJAAN FINISHING RUANG Sapetu boot
Cidera ringan dan cidera kaki, maka
Keputusan Bersama Menteri
RAWAT INAP LANTAI - 2 ( DUA ) Menempatkan tenaga yang
pekerja melaporkan ke petugas K3 dan
Tenaga Kerja dan Materi Petugas medis
Pekerjaan Umum RI No 174 profesional dan berpengalaman,
Memberikan panduan 2 2 6 Ringan 2 2 6 Ringan
Tahun 1986 No keselamatan dan instruksi kerja,
Terjadi kecelakaaan akibat : Luka ringan
PEKERJAAN LAIN-LAIN 104/KPTS/1986 tentang dan penempatan rambu yang Jika terjadi Kecelakaan akibat :
Cidera ringan dan cidera kaki dapat terlihat dengan jelas. Dan Cidera ringan dan cidera kaki, maka
Keselamalan dan Kesehatan
memasang safetybelt dan Helm pekerja melaporkan ke petugas K3 dan
Kerja pada Tempat Kegiatan
Sapetu boot Petugas medis
Konstruksi
2 2 6 Ringan 2 2 6 Ringan
Menempatkan tenaga yang
Keputusan Bersama Menteri profesional dan berpengalaman, Jika terjadi Kecelakaan akibat :
Tenaga Kerja dan Materi Memberikan panduan Cidera ringan dan cidera kaki, maka
Pekerjaan Umum RI No 174 keselamatan dan instruksi kerja, pekerja melaporkan ke petugas K3 dan
Protokol pencegahan Covid-19 Meninggal, sesak napas dan penempatan rambu yang Petugas medis
Terpapar Covid-19 Tahun 1986 No
dapat terlihat dengan jelas. Dan
104/KPTS/1986 tentang memasang safetybelt dan Helm
Keselamalan dan Kesehatan Sapetu boot
Kerja pada Tempat Kegiatan 2 2 6 Ringan Jika terjadi Pekerja terjangkit virus covid 2 2 6 Ringan
Menempatkan tenaga yang 19, maka pekerja melaporkan ke
Konstruksi prtugas K3 dan Petugas medis
profesional dan berpengalaman,
Memberikan panduan
Instruksi Menteri PUPR No . keselamatan dan instruksi kerja,
02/IN/M/2020 tentang dan penempatan rambu yang
dapat terlihat dengan jelas. Dan 3 3 9 Berat
Protokol Pencegahan memasang safetybelt dan Helm
Penyebaran Corona Virus Sapetu boot 3 3 9 Berat
Disease 2019 (COVID - 19)
dalam Penyelenggaraan
Jasa Konstruksi

(terlampir pada B.3 Standar


dan Peraturan Perundangan
B.2. Rencana tindakan (sasaran & program)

Sasaran Program
NO Pengendalian Risiko
Jadwal Indicator
Uraian Tolak Ukur Uraian Kegiatan Sumber Daya Bentuk Monitoring Penanggung Jawab
Pelaksanaan Pencapaian

Menggunakan APD dan Rambu Peringatan dilapangan Memastikan pekerja aman dan Pekerjaan wajib Memastikan Helm, Rompi, Selama Pekerjaan Menerapkan Diawasi Ahli/Petugas K3 1 Orang & Sesuai
tidak Terjadi kecelakaaan akibat : memenuhi standar menggunakan APD pengerjaan sesuai Manager Personil
Sepatu Safety,
Mata kena serpihan, cidera ringan SOP diawasi dan Terdapat SOP Pelaksana dan yang di tawarkan
rambu-rambu Sarung Tangan
Engineer/Pelaksana Pengawas
peringatan Helmet, google

Memastikan pekerja aman dan tidak Pekerjaan wajib


Menggunakan APD dan Rambu Peringatan dilapangan Memastikan
Terjadi kecelakaaan akibat : memenuhi standar
menggunakan APD
Cidera Kepala, cidera ringan SOP diawasi
dan Terdapat rambu-
Engineer/Pelaksana Diawasi Ahli/Petugas K3 1 Orang & Sesuai
rambu peringatan Selama Pekerjaan Menerapkan
Helm, Rompi, Sepatu pengerjaan sesuai Manager Personil
Safety, Sarung SOP Pelaksana dan yang di tawarkan
Menggunakan APD dan Rambu Peringatan dilapangan Pekerjaan wajib Pengawas
Memastikan pekerja aman dan tidak Memastikan Tangan
Terjadi kecelakaaan akibat : memenuhi standar menggunakan APD Helmet, google
Cidera Kepala, cidera ringan SOP diawasi dan Terdapat rambu-
Engineer/Pelaksana rambu peringatan
Selama Pekerjaan Menerapkan Diawasi Ahli/Petugas K3 1 Orang & Sesuai
Helm, Rompi, Sepatu pengerjaan sesuai Manager Personil
Safety, Sarung SOP Pelaksana dan yang di tawarkan
Menggunakan APD dan Rambu Peringatan dilapangan Pekerjaan wajib Tangan Pengawas
Memastikan pekerja aman dan tidak Memastikan
memenuhi standar menggunakan APD
Terjadi kecelakaaan akibat :
SOP diawasi dan Terdapat rambu-
Cidera ringan dan cidera kaki Engineer/Pelaksana rambu peringatan
Selama Pekerjaan
Helm, Rompi, Sepatu Menerapkan Diawasi Ahli/Petugas K3 1 Orang & Sesuai
Safety, Sarung pengerjaan sesuai Manager
Menggunakan APD dan Rambu Peringatan dilapangan Tangan SOP Personil
Memastikan pekerja aman dan tidak Pekerjaan wajib Pelaksana dan
Terjadi kecelakaaan akibat :
Memastikan
Pengawas yang di tawarkan
memenuhi standar menggunakan APD
Cidera ringan dan cidera kaki SOP diawasi dan Terdapat rambu-
Engineer/Pelaksana rambu peringatan Selama Pekerjaan Menerapkan Diawasi
Manager Ahli/Petugas K3 1 Orang & Sesuai
Helm, Rompi, Sepatu pengerjaan sesuai Personil
Memastikan pekerja aman dan tidak Pelaksana dan
Safety, Sarung SOP yang di tawarkan
Terjadi kecelakaaan akibat : Pengawas
Menggunakan APD dan Rambu Peringatan dilapangan Tangan
Cidera ringan dan cidera kaki Pekerjaan wajib Memastikan
memenuhi standar menggunakan APD
SOP diawasi dan Terdapat rambu-
Engineer/Pelaksana rambu peringatan
Selama Pekerjaan Menerapkan Diawasi
Helm, Rompi, Sepatu pengerjaan sesuai Manager Ahli/Petugas K3 1 Orang & Sesuai
Memastikan pekerja aman dan tidak Personil
Menggunakan APD dan Rambu Peringatan dilapangan Terjadi kecelakaaan akibat : Safety, Sarung SOP Pelaksana dan
Pengawas yang di tawarkan
Cidera ringan dan cidera kaki Pekerjaan wajib Tangan
memenuhi standar Memastikan
Memastikan pekerja aman dan tidak SOP diawasi menggunakan APD
Terjadi kecelakaaan akibat : Engineer/Pelaksana dan Terdapat rambu-
Cidera ringan dan cidera kaki rambu peringatan
Menggunakan APD dan Rambu Peringatan dilapangan Selama Pekerjaan
Helm, Rompi, Sepatu Menerapkan Ahli/Petugas K3 1 Orang & Sesuai
Memastikan Diawasi
Pekerjaan wajib Safety, Sarung pengerjaan sesuai Manager Personil
menggunakan APD SOP
Memastikan pekerja aman dan tidak memenuhi standar Pelaksana dan yang di tawarkan
dan Terdapat rambu- Tangan
Terjadi kecelakaaan akibat : SOP diawasi Pengawas
rambu peringatan Selama Pekerjaan Menerapkan
Cidera ringan dan cidera kaki Engineer/Pelaksana
Helm, Rompi, Sepatu pengerjaan sesuai
Menggunakan APD dan Rambu Peringatan dilapangan Safety, Sarung SOP Diawasi
Memastikan pekerja aman dan tidak Pekerjaan wajib Manager Ahli/Petugas K3 1 Orang & Sesuai
Memastikan Tangan
Terjadi kecelakaaan akibat : memenuhi standar Pelaksana dan Personil
menggunakan APD
Cidera ringan dan cidera kaki SOP diawasi Pengawas
dan Terdapat rambu- Menerapkan yang di tawarkan
Engineer/Pelaksana rambu peringatan Selama Pekerjaan
pengerjaan sesuai
Helm, Rompi, Sepatu SOP Diawasi Ahli/Petugas K3 1 Orang & Sesuai
Safety, Sarung Manager Personil
Menggunakan APD dan Rambu Peringatan dilapangan Pelaksana dan
Memastikan Tangan yang di tawarkan
Memastikan pekerja aman dan tidak Pekerjaan wajib menggunakan APD Pengawas
Terjadi kecelakaaan akibat : memenuhi standar dan Terdapat rambu-
Cidera ringan dan cidera kaki SOP diawasi rambu peringatan Selama Pekerjaan Menerapkan
Engineer/Pelaksana Helm, Rompi, Sepatu pengerjaan sesuai Diawasi Manager Ahli/Petugas K3 1 Orang & Sesuai
Safety, Sarung SOP Pelaksana dan
Memastikan pekerja aman dan tidak Tangan Personil
Menggunakan APD dan Rambu Peringatan dilapangan Terjadi kecelakaaan akibat : Pengawas yang di tawarkan
Cidera ringan dan cidera kaki
Menerapkan Diawasi
pengerjaan sesuai Manager
SOP Ahli/Petugas K3 1 Orang & Sesuai
Menggunakan APD dan Rambu Peringatan dilapangan Pelaksana dan Personil
Pengawas
yang di tawarkan
Tidak terjangkit virus covid 19
Pekerja sehat tidak
Sumber Daya
terkena virus covid 19 Pembentukan tim Selama Pekerjaan Penyuluhan, pengecekan Ketua Satgas Covid-19/Ahli K3
Melaksanakan protokol kesehatan tentang covid-19 Manusia (SDM), Terbentuknya
Satgas Covid-19 langsung dan monitoring Konstruksi
(Pembentukan tim satgas pencegahan Covid-19, pengadaan Peralatan Medis Tim Satgas
fasilitas kesehatan untuk pencegahan Covid-19, Cuci tangan Covid-19
sebelum dan sesudah meakukan pekerjaan, Pengecekan suhu
tubuh secara berkala, pemakaian handsanitizer,penyemprotas
cairan desinfektan)
B3. Standar dan Peraturan Perundangan
1. Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Resiko Bahaya
2. Pemenuhan Perundang -undangan persyaratan lainnya.
Daftar Perundang-undangan dan persyaratan lain yang terkait dengan K3 yang wajib dipunyai dan
dipenuhi dalam melaksanaan paket peker jaan ini adalah :
Perundang-undangan K3 salah satu alat kerja yang penting bagi para Ahli K3 (Keselamalan dan Kesehatan
Kerja) guna menerapkan K3 (Keselamatan don Kesehatan Kerja) di tempat kerja.

Kumpulan Perundang-undangan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Republik Indonesia tersebut


antara
antara lain:
Undang-Undang K3
1. Undang-Undang Uap Tahun 1930 (Stoorm Ordonnantie).
2. Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kera.
3. undang-Undang Republik Indonesia No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Peraturan Pemerintah terkait K3


1, Peraturan Uap Tahun 1930 (Stoom verordening).
2. Peraturan Pemerintah No 7 Tahun 1973 tentang Pengawasan atas Peredaran, Penyimpanan
dan Peredaran Pestisida.
3 Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 1973 tentang Pengaturan dan Pengawasan Keselamatan
Kerja di Bidang Pertambangan.
4. Peraturan Pemerintah No 11 Tahun 1979 tentang keselamatan kerja Pada Pemurnlan dan
Pengolaan minyak dan Gas Bumi.

Peraturan Menterl terkait K3


1. Pormenakertranskop RI No 1 Tahun 1976 lentang Kewajiban Latihan Hiperkes Bagi Dokter
Perusahaan.
2. Pesmenakertrans RI No 1 Tahun 1978 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam
Pengangkulan dan Penebangan Kayu.
3. Permenskertrans RI No 3 Tahun 1978 tentang Penunjukan dan Wewenang Serta Kewajiban
Pegawai Pengawas Keselamalan dan Kesehatan Kerja dan Ahli Keselamatan Kerja.
4. Permenakertrans RI No 1 Tahun 1979 tenlang Kewaijiban Latihan Hygnenen Perusahaan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja bagi Tenaga Paramedis Perusanaan.
5. Permenakertrans RI No 1 Tahun 1980 tentang Keselamatan Kerja pada Konstruksi Bangunan
6. Permenakertrans RI No 1 Tahun 1980 terntang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga kerja dalam
Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
7. Permenakertrans RI No 1 Tahun 1980 tentang Syaral-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan
Alat Pemadam Api Ringan.
8. Permenakertrans RI No 1 Tahun 1981 tentang Kewajiban Molapor Penyakit Akibat kerja.
9. Permenakertrans RI No 1 Tahun 1982 tentang Bejana Tekan.
10.Permenakertrans RI No 1 Tahun 1982 tentang Kualifikasi Juru Las.
11.Permenakertrans RI No 1 Tahun 1982 tentang tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja
12. Permenaker RI No 2 Tahun 1983 tentang Instalasi Alarm Kebakaran Otomatis.
13. Permenaker RI No 3 Tahun 1985 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pemakaian Asbes.
14. Permenaker RI No 4 Tahun 1985 tentang Pesawat Tenaga dan Produksi.
15. Permenaker RI No 5 Tahun 1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut.
16. Permenaker RI No 4 Tahun 1987 tentang Panita Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja.
17. Permenaker RI No 1 Tahun 1988 tentang Kualifikasi dan Syarat-syarat Operator Pesawat Uap.
18. Pemenaker R! No 1 Tahun 1989 tentang Kualfikasi dan Syarat-syarat Operator Keran Angkat
19. Permenaker Ri No 2 Tahun 1989 tentang Pengawasan Instalasi-Instalasi Penyalur Petir.
20. Permenaker Ri No 2 Tahun 1992 tentang Tata Cara Penunjukan, Kewajiban dan Wewenang
Ahli Keselamatan dan Kesehaten Kerja.
21. Permenaker RI No 4 Tahun 1995 tentang Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
22. Permenaker RI No 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
23. Permenaker RI No 1 Tahun 1998 tntang Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan Bagi Tenaga
Kerja dengan Manfaat Lebih Dari Paket Jaminan Pemeliharaan Dasar Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
24. Permeneker RI No 3 Tahun 1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan.
25. Permeneker RI No 3 Tahun 1998 tentang Pengangkatan, Pemberhentian dan tata Kerja Dokter
Penasehat.
26. Permeneker RI No 3 Tahun 1999 tentang Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Lift Peagangkutan Orang dan Barang.

Keputusan Monteri terkait K3


1. Kepmenaker RI No 155 Tahun 1984 tentang Ponyempurnaan keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Nomor Kep 125/MEN/82 Tenlang Pembentukan, Susunan dan tata Kerja Dewan
Keselamatan dan Kosehatan Kerja Nasional, Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Wieyah dan
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
2. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Materi Pekerjaan Umum RI No 174 Tahun 1986 No
104/KPTS/1986 tentang Keselamalan dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi.
3. Kepmenaker RI No 1135 Tahun 1987 Tentang Bendera keselamatan dan Kesehatan Kerja.
4. Kepmenaker RI No 333 Tahun 1989 tentang Diagnosls dan Pelaporan Penyakit Akibat Kerja.
5. Kepmenaker RI No 215 Tahun 1990 tentang Hari Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional.
6. Kepmenaker RI No 51 Tahun 1999 tontang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja.
7. Kepmenaker Ri No 186 Tahun 1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja.
8. Kepmenker RI No 7 Tahub 1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya.
9. Kepmenakertrans Rl No 75 Tahun 2002 tentang Pemberlakuan Standar Nasional ndonesia
(SNI) No SNI-04-0225-2000 Mengenai Persyaralan Umum instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000)
di Tempat Kerja.
10. Kepmenakertrans RI No 235 Tahun 2003 tentang Jeris-jenis Pekerjaan yang Membahayakan
Kesehatan, Keselamatan atau Moral Anak.
11. Kepmenakertrnas RI No 68 Tahun 2004 lentang Pencegahan dan Penanggulangan HIVIAIDS
di Tempat Kerja.

Instruksi Menteri terkait K3


1. Instruksi Henteri Tenaga Rerja No 11 Tahun 1997 tentang Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan
kebakaran.
C. Dukungan Keselamatan Konstruksi

Tabel 3 Jadwal Program Komunikasi


No. Jenis Komunikasi PIC Waktu Pelaksanaan
1 Indikasi Keselamatan Konstruksi Ahli/Petugas K3 Awal mulai pekerjaan dan pada saat
penjelasan K3 kepada seluruh pekerja
dilokasi proyek dan tamu
2 Pertemuan Pagi Hari Ahli/Petugas K3 Setiap hari kurang lebih 10 Menit (Mulai
dari 08.00-08.10)
3 Pertemuan Kelompok Kerja Manager Setiap hari sabtu diminggu terakhir setiap
Proyek/Pelaksana bulan jam 13.00-15.00 (kurang lebih 120
menit)
4 Rapat Keselamatan Konstruksi Ahli/Petugas K3 Setiap hari sabtu 10.30-11.30 (60 menit)

C.1. Sumder Daya


Menyediakan fasilitas yang memadai dan sumber daya sehingga kebijakan kesehatan dan keselamatan
capat dimplementasikan dengan baik -temasuk anggaran, personil, pelatihan, kesempatan meningkatkan
Kualitas dan wadah untuk berpartisipasi dalam perencanaan, evaluasi pelaksanaan, dan tindakan menuju
perbaikan. Pelatihan K3 harus dimulai dengan orientasi karyawan, ketika seorang karyawan baru atau
ditransfer ke pekerjan baru. Sesi orientasi yang berkailan dengan K3 blasanya harus mencakup :

1. Prosedur darurat;,
2 Lokasi pertolongan pertama;
3. Tanggung Jawab K3;
4 Pelaporan cedera, kondisi tidak aman dan tindakan tidak aman;
S. Penggunaan peralatan pelindung diri (APD):
6. Hak untuk menolak pekerjaan yang berbahaya,
7. Bahaya, temasuk di luar area kerja mereka sendiri;
8. Alasan untuk setiap aturan K3.

Pekerja tidak harus dilihat sebagai pengamat dalam K3. Mereka bertanggung jawab untuk melindungi
keselamatan dan kesehatan mereka sendiri di tempat kerja sehingga mereka perlu mengambil bagian
dalam
memastikan berfungsinya kebijakan K3. Untuk melakukan ini, mereka peru menyadari dan memahami
berbagai bahaya kesehatan dan keselamatan, standar dan praktek-praktek yang relevan dengan pekerjaan.
C.2. Kompetensi
Perusahaan dengan ketentuan dalam Undang-undang No 13 tahun 2005 tentang ketenagakerjaan,
setiap perusahaan wajib melaksanakan upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk melindungi
Keselamatan Tenaga Kerja dan sarana produksi. Untuk iu diperiukan tenaga- tenaga K3 yang
profesional dan kompeten dalam mengembakan, mengkoordinir, memfaslitasi dan melaksanekan
program-program K3 dalam perusahaan.
Sehubungan dengan kebutuhan tersebut, diperlukan pembinaan dan pengembangan kompetesi SDM
K3
Untuk berbagai bidang keahlian dan bidang kegiatan. salah satu bidang kompetensi yang dperlukan
dalam dunia usaha adalah Sertifikasi K3, Ahli K3 untuk tingkat utama, madya dan muda yang
dituangkan dalam SKKNI bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

C.3. Kepedulian
Sesual dengan ketentuan dalam Undang-undang No 13 tahun 2005 tentang Ketenagakerjaan, setiap
perusahaan wajib melaksanakan upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk melindungi
keselamatan tenaga karja dan sarana produksi. Untuk itu diperlukan tenaga-tenaga K3 yang profesional
dan kompeten dałam mengembangkan, mengkoordinir, memfasiliasi dan melaksanakan program-
program K3 dalam perusahaan.
Sehubungan dengan kebutuhan tersebut, diperiukan pembinaan dan pengembangan kompetensi SDM
K3 untuk berbagai bidang keahlian dan bidang kegiatan. Saah satu bidang kompetensi yang dipertlukan
dalam dunla usaha adalah Ahil K3 untuk tingkat utama, madya dan muda yang dituangkan dalam
SKKNI bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

C4. Komunikasi
Faktor Komunikasi memiiki unsur yang penting dalam mengkoordinasikan pelaksanaan K3 di Lapangan.
Karena hal itu, maka Kami akan membuat Prosedur Operasi Standard sebagai acuan dalam
pelaksanaan di lapangan.

C.5. Informasl Terdokumentasi


IS0 9O01: 2015 mendefinisikan informasi terdokumentasi sebagai data yang diperlukan untuk
dikendalikan dan dikelola oleh organisasi, Dalam IS0 9001:2015 dijelaskan bahwa persyaratan
mengenai Informasi

Terdokumentasi adalah sbb:


1. Membuat dan memperbarui informasi didokumentasikan.
2. Dikontrol dan tersedia khususnya yang sesuai dengan yang diperlukan oleh organisasi
3. Perlindungan yang memadai
4. Ketentuan Distribusi yang berlaku misalnya akses, pengambilan, penggunaan, penyimpanan
5. Pengendalian perubahan, retensi dan disposisi.
D. Operasi Keselamatan Konstruksi

Tabel 4 Analisis Keselamatan Pekerjaan (Job Safety Analysis)


Alat Pelindung Diri untuk melaksanakan pekerjaan :
1 Helm/Safety Helm V 4 Rompi Keselamatan/Safety Vest V
2 Sepatu/Safety Shoes V 5 Masker Pernafasan/Respiratory V
3 Sarung Tangan/Safety Gloves V 6 Kacamata Kerja V
7 Penunjang seluruh tubuh (Full V
bodu harness)

Uraian Langkah Identifikasi Bahaya Pengendalian Penanggung


Pekerjaan Jawab
Memberikan panduan Kecelakaan akibat : Jika Terjadi kecelakaaan akibat Pelaksana/
keselamatan dan instruksi Mata kena serpihan, cidera Mata kena serpihan, cidera Pengawas
kerja, dan penempatan ringan ringan, maka pekerja
rambu yang dapat terlihat melaporkan ke petugas K3 dan
dengan jelas. Dan Petugas medis.
memasang safetybelt dan
Helm

Jika Terjadi kecelakaaan akibat Pelaksana/


Memberikan panduan kecelakaaan akibat : Cidera Kepala, cidera ringan, Pengawas
keselamatan dan instruksi
Cidera Kepala, cidera maka pekerja melaporkan ke
kerja, dan penempatan
ringan petugas K3 dan Petugas medis.
rambu yang dapat terlihat
dengan jelas. Dan
memasang safetybelt dan
Helm

Jika Terjadi kecelakaaan akibat


Memberikan panduan Pelaksana/
kecelakaaan akibat : a Cidera Kepala, cidera ringan,
keselamatan dan instruksi Pengawas
Cidera Kepala, cidera maka pekerja melaporkan ke
kerja, dan penempatan
ringan petugas K3 dan Petugas medis.
rambu yang dapat terlihat
dengan jelas. Dan
memasang safetybelt dan
Helm

kecelakaaan akibat : Jika Terjadi kecelakaaan akibat Pelaksana/


Memberikan panduan Pengawas
Cidera ringan dan cidera kecelakaaan akibat :
keselamatan dan instruksi
kerja, dan penempatan kaki Cidera ringan dan cidera kaki,
rambu yang dapat terlihat maka pekerja melaporkan ke
dengan jelas. Dan petugas K3 dan Petugas medis.
memasang safetybelt dan
Helm
Pelaksana/
Jika Terjadi kecelakaaan akibat
Memberikan panduan kecelakaaan akibat : Pengawas
kecelakaaan akibat :
keselamatan dan instruksi Cidera ringan dan cidera
kerja, dan penempatan kaki Cidera ringan dan cidera kaki,
rambu yang dapat terlihat maka pekerja melaporkan ke
dengan jelas. Dan petugas K3 dan Petugas medis.
memasang safetybelt dan
Helm

Jika Terjadi kecelakaaan akibat


Memberikan panduan kecelakaaan akibat : Pelaksana/
kecelakaaan akibat :
keselamatan dan instruksi Cidera ringan dan cidera
Cidera ringan dan cidera kaki, Pengawas
kerja, dan penempatan kaki
rambu yang dapat terlihat maka pekerja melaporkan ke
dengan jelas. Dan petugas K3 dan Petugas medis.,
memasang safetybelt dan
Helm

Jika Terjadi kecelakaaan akibat Pelaksana/


Memberikan panduan
keselamatan dan instruksi kecelakaaan akibat : kecelakaaan akibat : Pengawas
kerja, dan penempatan Cidera ringan dan cidera Cidera ringan dan cidera kaki,
rambu yang dapat terlihat kaki maka pekerja melaporkan ke
dengan jelas. Dan petugas K3 dan Petugas medis.
memasang safetybelt dan
Helm

Jika Terjadi kecelakaaan akibat


Memberikan panduan Pelaksana/
kecelakaaan akibat :
keselamatan dan instruksi kecelakaaan akibat :
Cidera ringan dan cidera kaki, Pengawas
kerja, dan penempatan
Cidera ringan dan cidera maka pekerja melaporkan ke
rambu yang dapat terlihat
kaki petugas K3 dan Petugas medis.
dengan jelas. Dan
memasang safetybelt dan
Helm

Jika Terjadi kecelakaaan akibat Pelaksana/


Memberikan panduan kecelakaaan akibat : kecelakaaan akibat : Pengawas
keselamatan dan instruksi
Cidera ringan dan cidera Cidera ringan dan cidera kaki,
kerja, dan penempatan
kaki maka pekerja melaporkan ke
rambu yang dapat terlihat
dengan jelas. Dan petugas K3 dan Petugas medis.
memasang safetybelt dan
Helm

kecelakaaan akibat : Pelaksana/


Jika Terjadi kecelakaaan akibat
Memberikan panduan Pengawas
Cidera ringan dan cidera kecelakaaan akibat :
keselamatan dan instruksi kaki
kerja, dan penempatan Cidera ringan dan cidera kaki,
rambu yang dapat terlihat maka pekerja melaporkan ke
dengan jelas. Dan petugas K3 dan Petugas medis.
memasang safetybelt dan
Helm Jika Terjadi kecelakaaan akibat
Memberikan panduan kecelakaaan akibat :
keselamatan dan instruksi kecelakaaan akibat : Pelaksana/
kerja, dan penempatan Cidera ringan dan cidera Cidera ringan dan cidera kaki, Pengawas
rambu yang dapat terlihat kaki maka pekerja melaporkan ke
dengan jelas. Dan petugas K3 dan Petugas medis.
memasang safetybelt dan
Helm Jika Terjadi kecelakaaan akibat
kecelakaaan akibat :
Memberikan panduan Cidera ringan dan cidera kaki,
keselamatan dan instruksi kecelakaaan akibat : Pelaksana/
maka pekerja melaporkan ke
kerja, dan penempatan Cidera ringan dan cidera petugas K3 dan Petugas medis. Pengawas
rambu yang dapat terlihat kaki
dengan jelas. Dan
memasang safetybelt dan Melaksanakan protokol
Helm kesehatan tentang covid-19
(Pembentukan tim satgas
pencegahan Covid-19, Tim Satgas
pengadaan fasilitas kesehatan Covid-19
Terpapar Covid-19 untuk pencegahan Covid-19,
Pembentukan tim Satgas Cuci tangan sebelum dan
Covid-19 sesudah meakukan pekerjaan,
Pengecekan suhu tubuh secara
berkala, pemakaian
handsanitizer,penyemprotas
cairan desinfektan)
D1 Perencanaan dan Pengendalian Operasi
SASARAN K3
Sasaran Kesehatan dan Keselamatan Kerja dilokasi proyek adalah karyawan dan pekerja yang terlibat
langsung dengan peralatan kerja dan material serta lingkungan disekitarnya. Sasaran yang dituju dalam
penerapan K3 adalah :
a. Menghindari adanya kecelakaan kerja
b. Menghindari adanya pemyakit akibat kerja
c. Menyediakan lingkungan kerja yang sehat
d. Mengnindari tejadinya efek negatif terhadap lingkungan yang diakibatkan oleh aktifitas kerja
e. Semua karyawan dan pokerja wajib memakai APD yang sesual bahaya dan reslko pekerjaannya
masing-masing.

PROGRAM K3
1. Promosi program K3 Promosi program K3 iardiri dari :
- Pemasangan Berdera Negara Republik Indonesla, Bendera K3, Bender Perusahaan,
- Pemasangan sign board K3
- Siogan-slogan yang mengisyaratkan akan perlunya bekerja dengan selamat seperti contoh
Pada lampiran.
- Gambar-gambar pamplet tentang bahaya/kecelakaan yang mungkin terjadi dilokasi pekerjaan
dipasang diantor proyek atau kokasi pekerjaan diapangan.
2. Sarana peralatan untuk K3
sarana peralatan untuk K3 terdiri dari :
a. Yang melekat pada orang, yaitu:
1. Topi helm
2. Sepatu lapangan
3. Sabuk pengaman (untuk pekerja ditempat yang tinggi)
4. Sarung tangan (untuk pekerja tertentu)

5. Masker pengaman untuk gas beracun (untuk pekerjaan tertentu)


6. Kacamata las/google
7. Obat-obatan untuk P3K
8. Pelampung renang untuk lokasi tertentu
b. Sarana peralatan lingkungan yaitu :
Tabung pemadam kebakaran pada ruang-tuang antara lain:
a. Kantor proyek
b. Gudang bahan bakar
c. Ruang genset
d. Bengkel
e. Gudang bahan peledak
f. Mess karyawan
g. Barak tenaga kerja
h. Gudang material
i. Tiap lantai bangunan Proyek (Pada saat Pekerjaan Bekisting dan finishing)
c. Rambu-rambu peringatan
Rambu-rambu peringatan antara lain untuk:
1. Peringatan bahaya dari atas
2. Peringatan bahaya benturan kepala
3. Peringatan bahaya longsoran
4. Peringatan bahaya api kebakaran
5. Peringatan tersengat listrik
6. Petunjuk ketinggian (urntuk bangunan yang lebih tinggi dari 2 (dua) lantai)
7. Petunjuk jalur instalasi listrlk kerja sementara
8. Petunjuk batas ketinggian penumpukan material
9. Larangan memasuki area tertentu
10. Larangan membawa bahan-bahan yang berbahaya
11. Petuniuk untuk melapor (Keluar Masuk Proyek)
12. Peringatan untuk nemakai alal pengaman kerja
13. Peringatan ada alatimasin yang berbahaya (untuk lokasi tertenu)
14. Peringatan larangan masuk lokasi genset /power listrik (untuk orang terentu)
Ada pemahaman yang keliru, yailu menganggap bahwa kalau sudah memenuhi syarat Peraturan K3
Berarti sudah memenuhi persayaratan K3 padahal sarana peralatan K3 ini adalah baru sebagian dari
sistem kerja K3. Bekerja dengan K3 yang benar adalah bila memenuhi 3 hal sebagal berikut :
1. pengawas dan tenaga keria punya sikap kerja yang benar yaitu:
- Punya pengetahuan dan keteramplan K3
- Berperaku sesuai ketentuan K3
- Sehat jasmani dan rohani.
2. Mesin/alat kerja serta sarana peralatan K3 sesusi ketentuan.
3. Lingkungan kerja sesuai ketentuan

Lingkungan kerja meliputi:


a. Lay out planning (perencanaan tata letak)
b. Huose keeping (pemeliharaan alat-alat rumah tangga)
c. Penerangan dan ventilasi
Penatan lingkungan
Lay aut planning (perencanaan tala letak)
Perencanaan tata letak harus diatur sedemkian rupa sehingga orang dan alat yang aken bekerja tidak
saling terganggu justru saling mendukung sehingga dapat dicapai pelaksanaan dengan produktivitas
tinggi dan aman.
Fakior yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan tata letak yaini :
a. Dimensi (ukuran), posisi, elevasi (ketingglan);
b. Gerakan manusia dan alat;
c. Suara (kebisingan):
d. Getaran;
e. Cahaya dan situasi udara.
House keeping kebersihan dan kerapian tempat kerja merupakan syarat K3
Sarana kebersihan dan kerapihan untuk program K3 terdiri atas.
a. Penyediaan air bersih yang cukup;
b. Penyediaan toilet/Wc yang bersih;
c. Penyediaan musholah yang bersih dan terawat
d. Penyediaan toilet/Wc untuk pekarja proyek;
e. Penyediaan bak-bak sampah pada lokasi yang diperlukan
f. Pebuatan saluran pembuangan limbah
g. Pembersihan sampah secara teratur,
h. Keraplan penempatan alat-alat kerja di lapangan setelah dipakai

Perencanaan operasional berupa prosedur kerja/petunjuk kerja yang harus mencakup seluruh
upaya pengendalan, diantaranya :
1. Upaya pengendalan berdasarkan lingkup pekerjaan
2. Rencana penunjukan personil yang akan ditugaskan menjadi penanggung jawab kegiatan SMK3.
3. Predksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja
4. Rencana prosedur/ petanjuk kerja yang perlu disiapkan.
5. Rancana program pelatihan/sosialisasi sesuai pengendalian resiko
6. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan
7. Persyaratan Operalor Aiat Angkat.
8. Rambu Peringatan /Larangen/ Anjuran
- Penempatan rambu-rambu peringatan/larangan/anjuran harus dipasang sesuai dengan kondisi
ditempat Kerja
- Rambu peringatan/larangan/anjuran harus mudah dilihat dan dibaca.
9. AlatPelindung Diri
- Alat pelindung diri diindenfikasikan berdasarkan hasil penerimaan resiko
- Alat Pelindung Diri (APD) diberikan kepada pekerja sesuai dengan jenis pekerjaan

10. Tamu/Pengunjung dari pihak luar


- Pengendalian dan Pembatasan akses masuk dan akses keluar tempat kerja
- Persyaratan APD
- Instruksi K3
- Prosedur dan Persyaratan tanggap darurat

D2. Kesiapan dan Tanggapan Kondisi Darurat


Keadaan Darurat didefinisikan sebagai keadaan sulit yang tidak diduga yang memerlukan
penanganan segera supaya tidak terjadi kacelakaan kefatalan. Definisi Unit Tanggap Darurat
adalah unit kerja yang dibentuk secara khusus untuk menanggulangi keadaaan darurat di tempat
kerja tereobut antara tain :
1. Kebakaran yang tidak mampu dipadamkan Regu Pemadam Kebakaran, Perusahaan dalam
waktu singkat.
2. Peledakan spontan pada tangki, dsb
3. Kebocoran gas/cairan/bahan material berbahaya lainrya dalam skala besar dan tisk bisa
diatasi dalam waktu singkat.
4. Bencana alam di ingkungan Perusahaan (Banjir, Gempa Bumi, Angin Ribut. Gurung Meletus,
dsb).
6. Terorisme (Ancaman Bom, Perampokan, dsb).
6. Demonstrasi Unjuk Rasa Huru-hara di dalam/diluar lingkungan Perusahaan.
7. Kecelakaan /Keracunan Massal.

Mendefinisikan Tugas dan Fungsi Unit Tanggap Darurat


1. Menentukan dan menanggulangi keadaan darurat Perusahaan
2. Meiaksanakan latihan tanggap darurat bersama serta melibatkan selurun karyawan
secara berkala.

Melaksanakan pertemuan rutin/non-rutin kinerja Unit Tanggap Darurat

E. Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi

E.1. Pemaniauan dan Evaluasi


Perusahaan membangun metode sistematis unituk pengukuran dan pemantauan kinerja K3
secara terarur sebagai satu kesatuan bagian dari keseluruhan sistem manajemen Perusahaan.
Pemantauan melibatkan pengumpulan linformas-informasi berkaitan dengan bahaya K3, berbagai
macam pengukuran dan penelitian berkaitan dengan resiko K3, jam lembur tenaga kerja serta
penggunaan peralatan/mesin/perlengkapan/bahan/material beserta cara-cara penggunaannya di
tempat kerja.
Hasil dari pemantauan dan pengukuran kinerja K3 dianalisa dan digunakan untuk mengidentifikasi
tingkat keberhasilan kinerja K3 ataupun kebutuhan perlunya tindakan parbaikan ataupun
tindakan-tindakan peningkatan kinega K3 lainnya. Pengukuran kinerja K3 menggunakan metode
pengukuran proaktíf dan metode pengukuran reaktf di tempat kerja. Prioritas pengukuran kinerja
K3 menggunakan metode pengukuran proaktf dengan tujuan untuk mendorong peningkatan
kineja K3 dan mengurangi kejadian kecelakaan kerja di tempat kerja.

Tabel 5. Jadwal Inspeksi dan Audit

KEGIATAN PIC BULAN KE


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Inspeksi Keselamatan Petugas/Ahli V V V V V V V V V V V V
Konstruksi K3
Patroli Keselamatan Konstruksi Petugas/Ahli V V V V V V V V V V V V
K3
Audit Internal Petugas/Ahli V V V V V V V V V V V V
K3

Hal-hal yang harus dilaporkan dalam laporan evaluasi dan kinerja K3 adalah :
- Rekapitulasi kecelakaan kerja dengan mengacu pada pelaporan dan penyelidikan kecelakaan
yang sudah dibuat.
- Occupaional lnjury/ Winess (Cidera/Sakit Akibatl Kerja)
- Fatality (Meninggal Duia)
- Loss Work Day/ Loss Time Injury (Hilang Harl Kerja)
- Resthicted Work Day (Kerja Terbatas)
- Medical Treatment (Perawatan Kesehatan)
- FirstAid (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)
- Fire Accident (Kebakaran)
- Traffic Accident (Kecelakaan lalu intas)
- Environmental Accident (Kecelakaan Lingkungan)
- Property Damage Accident (Kecelakaan peralatan atau mesin)
- Near miss (Hampir celaka)
- Man Hour (Jam kerja)

E.2. Tinjauan manajemen


Tinjauan Manajemen fokus terhadap keseluruhan kinerja Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Kesesuaian Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap operasional dan
aktivitas Perusahaan.
2. Kecukupan pemenuhan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
terhadap Kebijakan K3 Perusahaan.
3. Keefektifan penyelesalan tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan serta hasi-hasil lain
yang dicita-citakan.

E3. Peningkatan kinerja keselamatan konsiruksi


Peninjauan yang dlakukan terhadap manajemen perusahaan diantaranya tentang evaluasi kepatunan
Terhadap pesyaralan petauran, kinerja K3, pencepaian sasaran K3, komunikasi yang terjalin dergan
pihak luar berkaltan dengan kritik dan saran yang merbangun, status penyelidikan IBPR Serta
persyatalan perundang-undarigan yang terkait dengan K3.

Untuk mejamin kesesualan dan keefektifan yang berkesinambungan guna pencapaian tujuan SMK3,
pongusaha dan/atau pengurus perusahaan atau tempal kerja harus Melakukan tinjauan ulang
terhadap ponerapan SMK3 Secara borkala. Tinjauan ulang SMK3 harus dapat mengatasi impikasi K3
terhadap seluruh kegiatan, produk barang dan jasa termasuk dampaknya terhadap kinerja
penusahaan.

Demikian Penyusunan Rencana Keselamatan Konstruksi disusun sebagai petunjuk dalam pelaksanaan
Manajemen Rencana Keselamalan Konstruksi (RKK) akan terus diperbarui demi efektifitas
pelaksanaan Sistem Marajemen Keselamatan Konstruksi secara berkesinambungan.

Serang, 09 September 2021

Mengetahui : Tenaga Ahli K3


CV. WIJAYA KARSA

MAS MUHAMAD ROIS APRIANTO


Direktur

Anda mungkin juga menyukai