Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

METODE-METODE PEMBERIAN PENGOBATAN

Mata Kuliah : Keperawatan Kritis


Dosen Mata Kuliah : Yulianus S.S.Kep.Ns.M.Med.Ed (K)

Di Susun Oleh : SUSANTI


Nim : PO7120318005

1
KEMENTERIAN KESEHATAN SULAWESI TENGAH POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENKES PALU PRODI SARJANA TERAPAN
JURUSAN KEPERAWATAN TAHUN 2021/2022

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah keperawatan
kritis yang berjudul “ Metode-metode Pemberian Pengobatan”  ini dengan lancar.

Makalah ini disusun dari hasil penyusunan data-data sekunder yang penulis peroleh dari
internet dan buku, tak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada Dosen pembimbing atas
bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah

Penulis harap, dengan membaca Makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua,
dalam hal ini dapat menambah wawasan atau pengetahuan kita tentang penanganan metode-
metode pemberian pengobatan, khususnya bagi penulis.

Memang makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka penulis mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.

Palu, 23 Maret 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................4
A. Latar Belakang..................................................................................................................4
B. Tujuan Penulisan...............................................................................................................4
C. Rumusan Masalah.............................................................................................................4

BAB II TINJAUAN TEORI.......................................................................................................5

A. Pemberian Pengobatan......................................................................................................5
B. Teknik Pemberian Pengobatan..........................................................................................8

BAB III PENUTUP.....................................................................................................................18

A. Kesimpulan.......................................................................................................................18
B. Saran..................................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................19

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perawat berperan penting dalam memberikan obat-obatan sebagai hasil kolaborasi
dengan dokter kepada pasien. Mereka bertanggung jawab dalam pemberian obat – obatan
yang aman. Untuk itu, perawat harus mengetahui semua komponen dari perintah pemberian
obat dan mempertanyakan perintah tersebut jika tidak lengkap atau tidak jelas atau dosis yang
diberikan di luar batas yang direkomendasikan. Secara hukum perawat bertanggung jawab
jika mereka memberikan obat yang diresepkan dan dosisnya tidak benar atau obat tersebut
merupakan kontraindikasi bagi status kesehatan klien. Sekali obat telah diberikan, perawat
bertanggung jawab pada efek obat yang diduga bakal terjadi.
Agar dapat menyusun perencanaan keperawatan atau intervensi yang tepat berkaitan
dengan pemberian obat, perawat hendaknya mempelajari tentang obat-obatan, meliputi
konsep dasar farmasetika, farmakodinamik, farmakokinetik, penggolongan obat berdasarkan
sistem tubuh, meliputi dosis, indikasi-kontra indikasi obat, efek samping dan pertimbangan
pemberian obat pada pasien. Selanjutnya, peran kolaboratif perawat dalam pelaksanaan
prinsip farmakologi serta penghitungan dosis, termasuk bagaimana implikasinya dalam
keperawatan juga merupakan hal penting yang harus dikuasai oleh perawat.

B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keterampilan Dasar Praktik Keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pemberian pengobatan
b. Untuk mengetahui teknik pemberian pengobatan

4
C. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu pemberian pengobatan
2. Apa saja teknik pemberian pengobatan
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. PEMBERIAN PENGOBATAN
1. DEFINISI OBAT
Obat yaitu zat kimia yang dapat mempengaruhi jaringan biologi pada organ tubuh
manusia (Batubara, 2008). Definisi lain menjelaskan obat merupakan sejenis subtansi yang
digunakan dalam proses diagnosis, pengobatan, penyembuhan dan perbaikan maupun
pencegahan terhadap gangguan kesehatan tubuh. Obat adalah sejenis terapi primer yang
memiliki hubungan erat dengan proses penyembuhan sebuah penyakit (Potter & Perry,
2009).
Definisi obat merupakan sebuah terapi primer tersusun atas substansi zat kimia yang
digunakan dalam proses diagnosis, penyembuhan atau perbaikan dan pencegahan terhadap
proses penyakit serta berpengaruh terhadap organ tubuh secara biologis.

2. PROSEDUR PEMBERIAN OBAT


Dokter merupakan penanggung jawab utama dalam pemberian resep obat bagi
masing-masing pasien yang dirawat di rumah sakit. Kemudian apoteker memberikan obat
yang sesuai dengan resep dokter. Sedangkan cara dalam pemberian obat harus sesuai
dengan prosedur dan tergantung pada keadaan umum pasien, kecepatan respon yang
diinginkan, sifat obat, dan tempat kerja obat yang diinginkan serta pengawasan terkait efek
obat dan sesuai dengan SOP rumah sakit yang bersangkutan (Depkes, 2014).
Prosedur pemberian obat berdasarkan prinsip 7 benar pemberian obat merupakan
suatu kegiatan yang dilakukan oleh perawat dalam memersiapkan obat yang diberikan
kepada pasien sebagai upaya mencegah terjadinya kesalahan obat yang diterima pasien
(RSU PKU Muhammadiyah Bantul, 2014).

3. PRINSIP 7 BENAR DALAM PEMBERIAN OBAT

5
Perawat sebagai pelaksana dalam memberikan obat hanya boleh memberikan obat
sesuai dengan resep yang telah diberikan oleh dokter dan melakukan pengecekan ulang
apabila ada keraguan terhadap instruksi tersebut. Proses pemberian obat minimal
menggunakan prinsip 7 benar dalam pemberian obat dengan cara membandingkan resep
yang didapatkan terhadap label obat. Adapun prinsip 7 benar berdasarkan standar yang
berlaku di Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Bantul nomor SPO.220/004/2014
yang direkomendasikan antara lain :
a. Benar pasien
Perawat harus memastikan sebelum memberikan obat apakah obat yang diberikan
benar sesuai dari catatan keperawatan dengan identitas gelang klien. Identifikasi
menggunakan dua identitas klien dan penanda alergi klien.
b. Benar dosis
Setelah memastikan bahwa obat yang akan diberikan pada klien benar, perawat
juga perlu memastikan dosis dengan jumlah yang benar. Semua perhitungan dosis obat
harus diperiksa ulang agar tidak terjadi kesalahan pemberian obat.
c. Benar jenis obat
Sebelum memberikan obat pada klien, perawat memastikan kembali obat yang
telah diresepkan oleh dokter dengan memeriksa label obat sebanyak tiga kali
d. Benar waktu
Perawat perlu memastikan kapan waktu yang tepat untuk memberikan obat.
Sebagai contoh klien diberikan resep obat dokter yang diberikan 8 jam sekali dalam
tiga kali sehari, misal dari pukul 6 pagi, 2 sore, dan jam 10 malam.
e. Benar cara pemberian
Sikap hati-hati sangat diperlukan agar perawat dapat memberikan obat yang
benar. Perawat perlu memastikan apakah obat yang akan diberikan sudah dengan jalur
yang tepat. Perawat juga perlu berkonsultasi pada dokter jika tidak disertakan jalur
pemberian obat.
f. Benar petugas
Perawat sebagai orang yang bekerja di ruang keperawatan harus sesuai dengan
perannya. Hal ini dapat dilihat antara kesesuaian perawat yang memberikan obat

6
dengan obat yang diberikan. Tujuannya untuk memastikan obat yang diberikan oleh
petugas yang memiliki tanggung jawab dan peran terhadap pasien.

g. Benar dokumentasi
Setelah pemberian obat perawat harus mencatat tindakan yang telah diberikan
segera setelah tindakan dengan mencatat nama klien, nama obat dan alergi, dosis obat,
jalur obat, serta waktu pemberian obat.

4. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN OBAT


Menurut Harmiady (2014) dalam penelitiannya menyatakan ada tiga faktor yang
mempengaruhi perawat dalam pemberian obat antara lain:
a. Tingkat pengetahuan perawat
Perawat dengan tingkat pengetahuan yang tinggi cenderung untuk mampu
melaksanakan prinsip benar dalam pemberian obat dengan tepat dibandingkan
yang memiliki pengetahuan yang kurang baik. Seseorang yang memiliki ilmu
pengetahuan yang baik akan memiliki adab yang baik dan mengamalkan ilmu
tersebut. Tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil
keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi oleh pasien.
Pengetahuan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-hal yang menunjang
pengambilan tindakan yang tepat sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup
pasien. Pengetahuan dapat mempengaruhi seseorang dalam pengambilan keputusan
sehingga nantinya akan memotivasi perawat untuk bersikap dan berperan serta dalam
peningkatan kesehatan pasien dalam hal ini pemberian tindakan pemberian obat
dengan tepat.
b. Tingkat pendidikan
Pendidikan yang telah dicapai oleh perawat dapat digunakan sebagai salah satu
indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat dan juga berperan dalam
menurunkan angka kesakitan. Dengan semakin tingginya tingkat pendidikan seseorang
dapat membantu menekan/menurunkan tingginya angka kesakitan pad pasien
(Nursalam, 2012). Semakin tinggi tingkat pendidikan perawat maka semakin baik

7
kemampuan perawat dalam melaksanakan prinsip-prinsip dalam pemberian obat. Hal
ini disebabkan karena ukuran tingkat pendidikan seseorang bisa menjadi tolak ukur
sejauh mana pemahaman perawat terhadap prosedur dan prinsip yang berlaku dalam
lingkup kerjanya.
c. Motivasi kerja
Motivasi kerja perawat merupakan tingkah laku seseorang yang mendorong
kearah suatu tujuan tertentu karena adanya suatu kebutuhan baik secara internal
maupun eksternal dalam melaksanakan perannya. Semakin baik motivasi kerja yang
dimiliki perawat maka cenderung mendorong diri mereka untuk melaksanakan prinsip
dan prosedur yang berkaitan dibandingkan yang memiliki motivasi yang kurang.
Timbulnya motivasi dalam diri seorang perawat dapat disebabkan oleh adanya rasa
tanggung jawab yang timbul dalam diri seorang atau aspek internal perawat. Oleh
sebab itu ketika perawat memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap pasien
maka tentunya perawat akan berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan tindakan
yang cepat, tepat dan terarah untuk mengatasi masalah pasien termasuk ketepatan
dalam pemberian obat. Sedangkan aspek internal perawat berasal dari lingkup rumah
sakit. Rumah sakit akan memberikan rangsangan tersebut baik dalam bentuk
penghargaan yang diterima, insentif kerja serta pujian. Hal inilah yang bisa
menimbulkan suatu dorongan untuk selalu berbuat yang lebih baik.

B. TEKNIK PEMBERIAN OBAT


1. Secara Intramuscular
a. Pengertian
Merupakan cara memasukkan obat ke dalam jaringan otot. Lokasi penyuntikan
dapat dilakukan pada daerah paha (vastus lateralis) dengan posisi ventrogluteal (posisi
berbaring), dorsogluteal (posisi tengkurap), atau lengan atas (deltoid).
b. Tujuan
Agar obat di absorbs tubuh dengan cepat.
c. Hal-hal yang perlu di perhatikan
1) Tempat injeksi.
2) Jenis spuit dan jarum yang digunakan.

8
3) Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi.
4) Kondisi atau penyakit klien.
5) Obat yang tepat dan benar.
6) Dosis yang diberikan harus tepat.
7) Pasien yang tepat.
8) Cara atau rute pemberian obat harus tepat dan benar.
d. Indikasi
Bisa dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama karena
tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral, bebas dari infeksi, lesi kulit,
jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau saras besar di bawahnya.
e. Kontraindikasi
Infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau saraf besar di
bawahnya.
f. Alat dan bahan
1) Daftar buku obat/catatan dan jadwal pemberian obat.
2) Obat dalam tempatnya.
3) Spuit da jarum suntik sesuai dengan ukuran. Untuk dewasa panjangnya 2,5-3 cm,
untuk anak-anak panjangnya 1,25-2,5 cm.
4) Kapas alkohol dalam tempatnya.
5) Cairan pelarut.
6) Bak injeksi.
7) Bengkok
g. Prosedur kerja
1) cuci tangan.
2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3) Ambil obat dan masukkan ke dalam spuit sesuai dengan dosisnya. Setelah itu
letakkan dalam bak injeksi.
4) Periksa tempat yang akan di lakukan penyuntikan (perhatikan lokasi penyuntikan).
5) Desinfeksi dengan kapas alcohol pada tempat yang akan dilakukan injeksi.
6) Lakukan penyuntikan :
7) Lakukan penusukan dengan posisi jarum tegak lurus.

9
8) Setelah jarum masuk, lakukan aspirasi spuit, bila tidak ada darah yang tertarik
dalam spuit, maka tekanlah spuit hingga obat masuk secara perlahan-lahan hingga
habis
9) Setelah selesai, tarik spuit dan tekan daerah penyuntikan dengan kapas alcohol,
kemudian spuit yang telah di gunakan letakkan dalam bengkok.
10) Catat reaksi pemberian, jumlah dosis, dan waktu pemberian.
11) Cuci tangan
h. Daerah penyuntikan
1) Bagian lateral bokong (vastus lateralis)
2) Butoks (bagian lateral gluteus maksimus)
3) Lengan atas (deltoid)

2. Secara Intravena
a. Secara tidak langsung
1) Pengertian
Merupakan cara memberikan obat dengan menambahkan atau memasukkan obat
ke dalam wadah cairan intra vena.
2) Tujuan
Pemberian obat intra vena secara tidak langsung bertujuan untuk meminimalkan
efek samping dan mempertahankan kadar terapeutik dalam darah.
3) Hal-hal yang perlu di perhatikan
a) injeksi intra vena secara tidak langsung hanya dengan memasukkan cairan obat
ke dalam botol infuse yang telah di pasang sebelumnya dengan hati-hati.
b) Jenis spuit dan jarum yang digunakan.
c) Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi.
d) Obat yang baik dan benar.
e) Pasien yang akan di berikan injeksi tidak langsung adalah pasien yang tepat
dan benar.
f) Dosis yang diberikan harus tepat.
4) Indikasi

10
Bisa dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama karena
tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral dan steril.

5) Kontraindikasi
Tidak steril, obat yang tidak dapat larut dalam air, atau menimbulkan endapan
dengan protein atau butiran darah.
6) Alat dan bahan
a) Spuit dan jarum sesuai ukuran
b) Obat dalam tempatnya.
c) Wadah cairan (kantung/botol).
d) Kapas alcohol dalam tempatnya.
7) Prosedur kerja
a) cuci tangan.
b) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
c) Periksa identitas pasien dan ambil obat dan masukkan ke dalam spuit.
d) Cari tempat penyuntikan obat pada daerah kantung. Alangkah baiknya
penyuntikan pada kantung infuse ini dilakukan pada bagian atas kantung/botol
infuse.
e) Lakukan desinfeksi dengan kapas alcohol pada kantung/botol dan kunci aliran
infuse.
f) Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarum spuit hingga menembus
bagian tengah dan masukkan obat secara perlahan-lahan ke dalam
kantong/botol infuse/cairan.
g) Setelah selesai, tarik spuit dan campur larutan dengan membalikkan kantung
cairan dengan perlahan-lahan dari satu ujung ke ujung yang lain.
h) Ganti wadah atau botol infuse dengan cairan yang sudah di injeksikan obat di
dalamnya. Kemudian gantungkan pada tiang infuse.
i) Periksa kecepatan infuse.
j) Cuci tangan.
k) Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu dan dosis pemberian.

11
b. Secara langsung
1) Pengertian
Cara memberikan obat pada vena secara langsung. Diantaranya vena mediana
kubiti/vena cephalika (lengan), vena sephanous (tungkai), vena jugularis (leher),
vena frontalis/temporalis (kepala)
2) Tujuan
Pemberian obat intra vena secara langsung bertujuan agar obat dapat bereaksi
langsung dan masuk ke dalam pembuluh darah.
3) Hal-hal yang di perhatikan
a) Setiap injeksi intra vena dilakukan amat perlahan antara 50 sampai 70 detik
lamanya.
b) Tempat injeksi harus tepat kena pada daerha vena.
c) Jenis spuit dan jarum yang digunakan.
d) Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi.
e) Kondisi atau penyakit klien.
f) Obat yang baik dan benar.
g) Pasien yang akan di injeksi adalah pasien yang tepat dan benar.
h) Dosis yang diberikan harus tepat harus benar.
i) Cara atau rute pemberian obat melalui injeksi
4) Indikasi
Bisa dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama karena
tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral dan steril.
5) Kontraindikasi
Tidak steril, obat yang tidak dapat larut dalam air, atau menimbulkan endapan
dengan protein atau butiran darah.
6) Alat dan bahan
a) Daftar buku obat/catatan dan jadual pemberian obat.

12
b) Obat dalam tempatnya.
c) Spuit sesuai dengan jenis ukuran
d) Kapas alcohol dalam tempatnya.
e) Cairan pelarut (aquades).
f) Bak injeksi.
g) Bengkok.
h) Perlak dan alasnya.
i) Karen pembendung.
7) Prosedur kerja
a) Cuci tangan.
b) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
c) Bebaskan daerah yang akan disuntik dengan cara membebaskan pakaian pada
daerah penyuntikan, apabila tertutup, buka dan ke ataskan.
d) Ambil obat pada tempatnya sesuai dosi yang telah ditentukan. Apabila obat
dalam bentuk sediaan bubuk, maka larutkan dengan aquades steril.
e) Pasang perlak atau pengalas di bawah vena yang akan dilakukan injeksi.
f) Tempatkan obat yang telah di ambil ke dalam bak injeksi.
g) Desinfeksi dengan kapas alcohol.
h) Lakukan pengikatan dengan karet pembendung pada bagian atas daerah yang
akan dilakukakn pemberian obat atau minta bantuan untuk membendung
daerah yang akan dilakukan penyuntikan dan lakukan penekanan.
i) Ambil spuit yang berisi obat.
j) Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan memasukkan
ke pembuluh darah.
k) Lakukan aspirasi, bila sudah ada darah lepaskan karet pembendung dan
langsung semprotkan hingga habis.
l) Setelah selesai ambil spuit dengan menarik secara perlahan-lahan dan lakukan
masase pada daerah penusukan dengan kapas alcohol, spuit yang telah
digunakan di masukkan ke dalam bengkok.
m) Catat hasil pemberian, tanggal, waktu, dan dosis pemberian obat.
n) Cuci tangan.

13
8) Daerah penyuntikan
a) Pada Lengan (v. mediana cubiti / v. cephalika)
b) Pada Tungkai (v. Spahenous)
c) Pada Leher (v. Jugularis)
d) Pada Kepala (v. Frontalis atau v. Temporalis) khusus pada anak – anak

3. Secara subcutan
a. Pengertian
Merupakan cara memberikan obat melalui suntikan di bawah kulit yang dapat
dilakukan pada daerah lengan bagian atas sebelah luar atau sepertiga bagian dairi
bahu, paha sebelah luar, daerah dada dan sekitar umbilicus (abdomen).
b. Tujuan
Pemberian obat melalui jaringan sub kutan ini pada umumnya dilakukan dengan
program pemberian insulin yang digunakan untuk mengontrol kadar gula darah.
Pemberian insulin terdapat 2 tipe larutan yaitu jernih dan keruh karena adanya
penambahan protein sehingga memperlambat absorbs obat atau juga termasuk tipe
lambat.
c. Hal yang perlu di perhatikan
1) Tempat injeksi
2) Jenis spuit dan jarum suntik yang akan digunakan
3) Infeksi nyang mungkin terjadi selama injeksi
4) Kondisi atau penyakit klien
5) Apakah pasien yang akan di injeksi adalah pasien yang tepat
6) Obat yang akan diberikan harus benar
7) Dosis yang akan diberikan harus benar
8) Cara atau rute pemberian yang benar
9) Waktu yang tepat dan benar
d. Indikasi
Bisa dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama, karena
tidak memungkinkan diberikan obat secara oral, bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan

14
parut, tonjolan tulang, otot atau saras besar di bawahnya, obat dosis kecil yang larut
dalam air.
e. Kontraindikasi
Obat yang merangsang, obat dalam dosis besar dan tidak larut dalam air atau
minyak.

f. Alat dan bahan


1) Daftar buku obat/catatan dan jadual pemberian obat
2) Obat dalam tempatnya
3) Spuit insulin
4) Kapas alcohol dalam tempatnya
5) Cairan pelarut
6) Bak injeksi
7) Bengkok perlak dan alasnya
g. Prosedur kerja
1) Cuci tangan
2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3) Bebaskan daerah yang akan disuntik atau bebaskan suntikan dari pakaian. Apabila
menggunakan pakaian, maka buka pakaian dan di keataskan.
4) Ambil obat dalam tempatnya sesuai dosis yang akan diberikan. Setelah itu
tempatkan pada bak injeksi.
5) Desinfeksi dengan kapas alcohol.
6) Regangkan dengan tangan kiri (daerah yang akan dilakukan suntikan subkutan).
7) Lakukan penusukan dengan lubang jarum menghadap ke atas dengan sudut 45
derajat dari permukaan kulit.
8) Lakukan aspirasi, bila tidak ada darah, suntikkan secara perlahan-lahan hingga
habis.
9) Tarik spuit dan tahan dengan kapas alcohol dan spuit yang telah dipakai
masukkan ke dalam bengkok.
10) Catat hasil pemberian, tanggal, waktu pemberian, dan jenis serta dosis obat.
11) Cuci tangan.

15
h. Daerah penyuntikan
1) Otot Bokong (musculus gluteus maximus) kanan & kiri ; yang tepat adalah 1/3
bagian dari Spina Iliaca Anterior Superior ke tulang ekor (os coxygeus)
2) Otot paha bagian luar (muskulus quadriceps femoris)
3) Otot pangkal lengan (muskulus deltoideus)
4. Secara intracutan
a. Pengertian
Merupakan cara memberikan atau memasukkan obat ke dalam jaringan kulit.
Intra kutan biasanya di gunakan untuk mengetahui sensivitas tubuh terhadap obat yang
disuntikkan.
b. Tujuan
Pemberian obat intra kutan bertujuan untuk melakukan skintest atau tes terhadap
reaksi alergi jenis obat yang akan digunakan. Pemberian obat melalui jaringan intra
kutan ini dilakukan di bawah dermis atau epidermis, secara umum dilakukan pada
daerah lengan tangan bagian ventral.
c. Hal-hal yang perlu di perhatikan
1) Tempat injeksi
2) Jenis spuit dan jarum yang digunakan
3) Infeksi yang mungkin terjadi selama infeksi
4) Kondisi atau penyakit klien
5) Pasien yang benar
6) Obat yang benar
7) Dosis yang benar
8) Cara atau rute pemberian obat yang benar
9) Waktu yang benar
d. Indikasi
Bisa dilkakukan pada pasien yang tidak sadar, tidak mau bekerja sama karena
tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral, tidak alergi. Lokasinya yang
ideal adalah lengan bawah dalam dan pungguang bagian atas.
e. Kontaindikasi
Luka, berbulu, alergi, infeksi kulit

16
f. Alat dan bahan
1) Daftar buku obat/catatan, jadwal pemberian obat.
2) Obat dalam tempatnya
3) Spuit 1 cc/spuit insulin
4) Cairan pelarut
5) Bak steril dilapisi kas steril (tempat spuit)
6) Bengkok
7) Perlak dan alasnya.
g. Prosedur kerja
1) Cuci tangan
2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien
3) Bebaskan daerah yang akan disuntik, bila menggunakan baju lengan panjang
terbuka dan keatasan
4) Pasang perlak/pengalas di bawah bagian yang akan disuntik
5) Ambil obat untuk tes alergi kemudian larutkan/encerkan dengan aquades.
Kemudian ambil 0,5 cc dan encerkan lagi sampai kurang lebih 1 cc dan siapkan
pada bak injeksi atau steril.
6) Desinfeksi dengan kapas alcohol pada daerah yang akan dilakukan suntikan.
7) Tegangkan dengan tangan kiri daerah yang akan disuntik.
8) Lakukan penusukan dengan lubang jarum suntik menghadap ke atas dengan sudut
15-20 derajat di permukaan kulit.
9) Suntikkkan sampai terjadi gelembung.
10) Tarik spuit dan tidak boleh dilakukan masase.
11) Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/tes obat, waktu, tanggal dan jenis obat.
h. Daerah penyuntikan
1) Dilengan bawah : bagian depan lengan bawah 1/3 dari lekukan siku atau 2/3 dari
pergelangan tangan pada kulit yang sehat, jauh dari PD.
2) Di lengan atas : 3 jari di bawah sendi bahu, di tengah daerah muskulus deltoideus.

17
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Obat dapat diberikan dengan berbagai cara disesuaikan dengan kondisi pasien,
diantaranya : sub kutan, intra kutan, intra muscular, dan intra vena. Dalam pemberian
obat ada hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu indikasi dan kontra indikasi pemberian
obat. Sebab ada jenis-jensi obat tertentu yang tidak bereaksi jika diberikan dengan cara
yang salah.
B. SARAN
Setiap obat merupakan racun yang yang dapat memberikan efek samping yang
tidak baik jika kita salah menggunakannya. Hal ini tentunya dapat menimbulkan kerugian
bahkan akibatnya bisa fatal. Oleh karena itu, kita sebagai perawat kiranya harus
melaksanakan tugas kita dengan sebaik-baiknya tanpa menimbulkan masalah-masalah
yang dapat merugikan diri kita sendiri maupun orang lain.

18
DAFTAR PUSTAKA

Priharjo, Robert. 2014. Tekhnik Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat, Jakarta: EGC
Hidayat, AAA. Uliyah, Musriful. 2015. Buku Saku Pratikum: Kebutuhan Dasar Manusia.
Jakarta:EGC
Potter, Patricia A. 2015. Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik Edisi 1. Jakarta:
EGC
Hidayat, AAA, Uliyah, Musriful. 2018. Konsep Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan Edisi 2.
Jakarta:Salemba Medika

19

Anda mungkin juga menyukai