TORT
1. Terkait dengan Malice (Niat Buruk) atau Motif Jahat dalam Tort
1.a) Bradford Corporation v. Pickles (1895)
- Pokok Perkara
Tergugat (Pickles) ingin menjual tanahnya kepada Penggugat (Bradford Corp.).
Karena Penggugat menolak membeli tanah itu, si tergugat kemudian coba menekan
penggugat dengan cara melakukan penggalian di lahannya dan
merubah/membelokkan aliran air yang seharusnya melewati saluran pembuangan
(reservoir) si Penggugat.
- Putusan
Hakim memutuskan tindakan Tergugat membelokkan aliran air dari saluran yang
seharusnya adalah melanggar hukum. Fakta bahwa tindakan itu dilakukan dengan
motif untuk memaksa Penggugat membeli tanahnya tidak bisa menjadi pembenaran
tindakannya tersebut.
Kesimpulan:
Ada beberapa kasus dimana Malice mempunyai relevansi dengan Tort, yaitu:
A) Malice adalah esensi dari tort itu sendiri. Contohnya, penuntutan yang dilakukan tidak
dengan itikad baik (malicious prosecution).
B) Untuk kasus pencemaran nama baik, apabila terbukti ada unsur Malice disitu maka
dipastikan tidak ada pembelaan yang bisa dipakai oleh tergugat.
C) Untuk kasus nuisance, apabila terbukti ada unsur malice, maka suatu hal yang wajar
bisa dianggap sebagai perbuatan melanggar hukum.
II. TRESPASS
586853648.doc Page 1 of 8
- Putusan
Hakim tidak menganggap ancaman itu sebagai suatu assault, karena dengan
kehadiran hakim, maka tidak ada potensi atau kesempatn bagi tergugat untuk
membunuh penggugat.
- Analisa
Selalu ada pro-kontra mengenai apakah ancaman dengan kata-kata tanpa
perbuatan yang menunjukkan maksud ancaman tersebut (accompanying gesture)
masuk dalam assault atau tidak.
III. NEGLIGENCE
586853648.doc Page 2 of 8
- Putusan Hakim
Hakim memutuskan bahwa produsen minuman itu liable terhadap gugatan
tersebut.
3.c) Overseas Tankship (UK) Ltd v. Mort’s Dock and Engineering Co. Ltd (1961)
- Pokok Perkara
Karyawan tergugat dengan tidak sengaja menumpahkan bahan bakar ke perairan
pelabuhan Sydney. Bahan bakar tersebut bercampur dengan limbah tekstil dan
patahan kayu hanyut ke areal penggugat dimana penggugat sedang melakukan
pengelasan dan percikan lasnya terpercik ke laut sehingga menyambar tumpahan
minyak dan menimbulkan kebakaran di shipyard penggugat.
- Putusan Hakim
Walaupun kebakaran diakibatkan secara langsung karena tumpahan minyak
tersebut, tetapi hakim memutuskan bahwa kerugian yang terjadi “too remote”
karena pada saat itu kejadian tersebut tidak bisa diprediksi. Tidak terprediksi saat
itu bahwa tumpahan minyak itu bisa menyulut api. Sehingga tergugat tidak liable
atas kerugian penggugat.
586853648.doc Page 3 of 8
3.g) Weller v. Foot and Mouth Disease Research Institute (1966)
- Pokok Perkara
Kelalaian tergugat mengakibatkan virus sebagai riset menyebar keluar laboratorium
sehingga menyebabkan pandemi Penyakit Mulut dan Kuku didaerah tersebut.
Daerah tersebut kemudian diisolir untuk mencegah penularan meluas.
Penggugat yang merupakan juru lelang, kehilangan sejumlah besar transaksi
karena karantina / isolasi tersebut. Oleh karena itu ia mengajukan gugatan.
- Putusan Hakim
Pengadilan memutuskan tidak ada tanggung jawab tergugat atas kerugian finansial
murni yang dialami tergugat. Lain halnya bila ada kerugian fisik yang diderita
olehnya.
IV. NUISANCE
586853648.doc Page 4 of 8
- Putusan Hakim
Gugatan dikabulkan walaupun usaha tergugat demi kepentingan umum.
V. STRICT LIABILITY
586853648.doc Page 5 of 8
VII. LIABILITY FOR DEFECTIVE PREMISES
VIII. DEFAMATION
586853648.doc Page 6 of 8
IX. DEFENCES IN TORT
Based on Necessity
586853648.doc Page 7 of 8
- Putusan Hakim
Pembelaan tergugat atas prinsip volenti tidak diterima hakim. Tugas penggugat
adalah melindungi masyarakat jadi mau tidak mau polisi itu harus melakukan
tindakan tersebut.
586853648.doc Page 8 of 8