Anda di halaman 1dari 8

I.

TORT

1. Terkait dengan Malice (Niat Buruk) atau Motif Jahat dalam Tort
1.a) Bradford Corporation v. Pickles (1895)
- Pokok Perkara
Tergugat (Pickles) ingin menjual tanahnya kepada Penggugat (Bradford Corp.).
Karena Penggugat menolak membeli tanah itu, si tergugat kemudian coba menekan
penggugat dengan cara melakukan penggalian di lahannya dan
merubah/membelokkan aliran air yang seharusnya melewati saluran pembuangan
(reservoir) si Penggugat.
- Putusan
Hakim memutuskan tindakan Tergugat membelokkan aliran air dari saluran yang
seharusnya adalah melanggar hukum. Fakta bahwa tindakan itu dilakukan dengan
motif untuk memaksa Penggugat membeli tanahnya tidak bisa menjadi pembenaran
tindakannya tersebut.

1.b) Hollywood Silver Fox Farm Ltd. V. Emmett (1936)


- Pokok Perkara
Tergugat setelah berselisih paham dengan Penggugat, dengan sengaja meletuskan
tembakan-tembakan senapan dari lahannya yang berdekatan dengan tanah
penggugat, saat musim rubah berkembang biak. Tujuannya untuk mencegah agar
rubah-rubah itu tidak berkembang biak.
- Putusan
Si tergugat pada dasarnya bebas melakukan apapun diatas lahannya termasuk
menembakkan senapan. Tetapi karena dilakukan dengan niat jelek dan motivasi
jahat, maka perbuatan tergugat dikategorikan sebagai nuisance.

Kesimpulan:
Ada beberapa kasus dimana Malice mempunyai relevansi dengan Tort, yaitu:

A) Malice adalah esensi dari tort itu sendiri. Contohnya, penuntutan yang dilakukan tidak
dengan itikad baik (malicious prosecution).
B) Untuk kasus pencemaran nama baik, apabila terbukti ada unsur Malice disitu maka
dipastikan tidak ada pembelaan yang bisa dipakai oleh tergugat.
C) Untuk kasus nuisance, apabila terbukti ada unsur malice, maka suatu hal yang wajar
bisa dianggap sebagai perbuatan melanggar hukum.

II. TRESPASS

2.a) Letang v. Cooper (1965)


- Pokok Perkara
Tergugat mengendarai mobil jaguar dengan lalai melindas kaki Penggugat yang
sedang berjemur. Penggugat mengajukan gugatan trespass atas tindakan tergugat.
- Putusan
Gugatan trespass ditolak karena tidak ada unsur kesengajaan. Perbuatan tergugat
adalah murni suatu kecelakaan.
- Analisa
Seharusnya Penggugat agar menang dalam kasus ini mengajukan gugatan dengan
dasar negligence. Prinsipnya kedua tort tersebut (Negligence dan Trespass) tidak
bisa tumpang tindih (overlap).

Terkait dengan Assault


2.b) Tuberville v. Savage (1669)
- Pokok Perkara
Tergugat dengan memegang pedangnya mengancam akan membunuh penggugat
bila tidak ada hakim.

586853648.doc Page 1 of 8
- Putusan
Hakim tidak menganggap ancaman itu sebagai suatu assault, karena dengan
kehadiran hakim, maka tidak ada potensi atau kesempatn bagi tergugat untuk
membunuh penggugat.
- Analisa
Selalu ada pro-kontra mengenai apakah ancaman dengan kata-kata tanpa
perbuatan yang menunjukkan maksud ancaman tersebut (accompanying gesture)
masuk dalam assault atau tidak.

Terkait dengan Salah-Tangkap (False Imprisonment)


2.c) Meering v. Graham White Aviation Co. (1919)
- Pokok Perkara
Seorang pria dibujuk oleh polisi bertugas untuk tetap di kantor dan tidak
menyadari akan dicegah dan dilarang untuk keluar dari kantor tersebut.
- Putusan Hakim
Hakim memutuskan tindakan tersebut adalah false imprisonement) walaupun pada
saat itu pria tersebut tidak mengetahui bahwa dirinya sedang “dikurung”.

Terkait dengan Trespass to Land


2.d) Davies v. Bennison (1927)
- Pokok Perkara
Tergugat menembak seekor kuciang diatas atap rumah penggugat.
- Putusan Hakim
Perbuatan tergugat dianggap sebagai trespass to goods (kucing dianggap
goods/barang) dan juga trespass to land karena pelurunya melewati lahan
penggugat.
- Analisa Putusan
Prinsip ini tidak berlaku bagi organisasi yang mendapat izin terbang melintasi lahan
orang lain. Misalnya maskapai penerbangan komersial.

2.e) Smith v. Stone (1647)


- Pokok Perkara
Dua orang (A & B) melempar orang lain (C) ke tanah tergugat (D).
- Putusan Hakim
Merupakan trespass yang dilakukan oleh A&B karena C adalah “objek material”. C
tidak melakukan trespass karena dia tidak berniat masuk ke lahan D. Perbuatan
A&B terhadap C dikategorikan sebagai trespass to person.

2.f) The Six Carpenters Case (1610)


- Pokok Perkara
Enam tukang kayu menolak membayar makanan dan minuman di penginapan
mereka.
- Putusan Hakim
Hakim memutuskan walaupun mereka memasuki penginapan itu dengan sah,
tetapi karena penolakan mereka membayar makanan dan minuman membuat
mereka dianggap sebagai tresspaser ab initio. Artinya sejak awal (ab initio) mereka
dianggap sebagai tresspaser.

III. NEGLIGENCE

3.a) Donoghue v. Stevenson (1932)


- Pokok Perkara
Penggugat datang ke kafe bersama temannya. Kemudian temannya membelikan
sebotol minuman untuk penggugat. Setelah diminum oleh penggugat ternyata
didalam botol tersebut ada siput kecil yang sudah mati. Walaupun dia tidak
menderita sakit karena meminum minuman itu, hanya merasa jijik saja, dia tetap
mengajukan gugatan. Gugatannya tidak bisa diajukan pada pemilik kafe karena
botol tersebut saat dibeli masih disegel sehingga pemilik kafe tidak tahu kalau ada
siput dalam botol itu. Maka dia mengajukan gugatan terhadap produsen minuman.

586853648.doc Page 2 of 8
- Putusan Hakim
Hakim memutuskan bahwa produsen minuman itu liable terhadap gugatan
tersebut.

3.b) Wilsher v. Essex Health Authority (1986)


- Pokok Perkara
Seorang dokter yang baru berpraktek (baru lulus kuliah) melakukan malpraktek
sehingga mencederai seorang bayi yang lahir prematur. Dia mengajukan pembelaan
bahwa malpraktek itu terjadi karena kurang pengalaman.
- Putusan Hakim
Hakim menolak pembelaan tergugat dan memutuskan tergugat bertanggung jawab
atas malpraktek tersebut.

3.c) Overseas Tankship (UK) Ltd v. Mort’s Dock and Engineering Co. Ltd (1961)
- Pokok Perkara
Karyawan tergugat dengan tidak sengaja menumpahkan bahan bakar ke perairan
pelabuhan Sydney. Bahan bakar tersebut bercampur dengan limbah tekstil dan
patahan kayu hanyut ke areal penggugat dimana penggugat sedang melakukan
pengelasan dan percikan lasnya terpercik ke laut sehingga menyambar tumpahan
minyak dan menimbulkan kebakaran di shipyard penggugat.
- Putusan Hakim
Walaupun kebakaran diakibatkan secara langsung karena tumpahan minyak
tersebut, tetapi hakim memutuskan bahwa kerugian yang terjadi “too remote”
karena pada saat itu kejadian tersebut tidak bisa diprediksi. Tidak terprediksi saat
itu bahwa tumpahan minyak itu bisa menyulut api. Sehingga tergugat tidak liable
atas kerugian penggugat.

3.d) Smith v. Leech Brain and Co. Ltd (1961)


- Pokok Perkara
Seorang pekerja menderita tumor jinak di bibirnya yang kemudian semakin parah
karena terkena pecahan logam akibat kelalaian yang dilakukan oleh rekan
kerjanya. Tumor itu menjadi kanker ganas yang membuat pekerja itu kemudian
meninggal karena penyakit itu.
- Putusan Hakim
Si majikan tetap bertanggung jawab atas kasus tersebut walaupun kejadian
tersebut tidak bisa diperkirakan sebelumnya dan “too remote” antara penyebab dan
kerugiannya.

3.e) Hogan v. Bentinck Collery (1949)


- Pokok Perkara
Penggugat mengalami kecelakaan kerja dan dibawa ke rumah sakit. Di rumah sakit
jempolnya diamputasi karena malpraktek.
- Putusan Hakim
Liability atas diamputasinya jempol penggugat dibebankan kepada petugas medis
yang melakukan malpraktek, karena malpraktek itu dianggap sebagai novum actus
interveniens.

3.f) Hedley Byrne v. Heller and Partners (1963)


- Pokok Perkara
Penggugat mengontak tergugat yang merupakan seorang bankir guna meminta
saran bisnis atas pemberian kredit kepada calon debitur. Tergugat memberikan
sejumlah dokumen mengenai laik kredit atau tidaknya si debitur tetapi di kop
dokumen itu ada tulisan “Without Responsibility”, yang merupakan suatu
pengelakan tanggung jawab atas isi dokumen tersebut. Ternyata saran dalam
dokumen itu salah dan tidak akurat sehingga kredit tersebut macet dan
menyebabkan si tergugat pailit.
- Putusan House of Lords
House of Lords memutuskan tergugat tidak liable karena mereka secara jelas
mencantumkan pernyataan disclaimer atas dokumen itu.

586853648.doc Page 3 of 8
3.g) Weller v. Foot and Mouth Disease Research Institute (1966)
- Pokok Perkara
Kelalaian tergugat mengakibatkan virus sebagai riset menyebar keluar laboratorium
sehingga menyebabkan pandemi Penyakit Mulut dan Kuku didaerah tersebut.
Daerah tersebut kemudian diisolir untuk mencegah penularan meluas.
Penggugat yang merupakan juru lelang, kehilangan sejumlah besar transaksi
karena karantina / isolasi tersebut. Oleh karena itu ia mengajukan gugatan.
- Putusan Hakim
Pengadilan memutuskan tidak ada tanggung jawab tergugat atas kerugian finansial
murni yang dialami tergugat. Lain halnya bila ada kerugian fisik yang diderita
olehnya.

3.h) Alcock v. South Yorkshire Police (1992)


- Pokok Perkara
Kelalaian polisi menyebabkan ratusan suporter masuk kedalam lapangan sepakbola
dan menyebabkan 94 orang mati terinjak-injak dan 400 orang cidera. Beberapa
saksi mata dan pemirsa televisi menggugat karena kejadian itu menimbulkan rasa
shock.
- Putusan Hakim
Hakim hanya mengabulkan gugatan bagi saksi mata di tempat kejadian (tidak
termasuk yang melihat di televisi) dan juga mempunyai hubungan dekat dengan
korban dalam peristiwa itu.
- Analisa Putusan
Hakim terlihat enggan (reluctant) untuk memperluas tanggung jawab dalam
nervous shock

IV. NUISANCE

4.a) Castle v. St. Augustine’s Links (1922)


- Pokok Perkara
Seorang supir taksi mengalami cidera karena terkena bola golf yang keluar dari
lapangan golf milik tergugat. Bola tersebut dipukul dari Hole 13 dan seringkali
keluar ke jalanan sehingga mengganggu publik.
- Putusan Hakim
Hakim mengabulkan gugatan karena melihat fakta bahwa seringkali bola yang
dipukul dari hole 13 keluar ke jalanan.
- Analisa Putusan
Dengan adanya pengulangan kejadian (repetisi) maka gugatan kemungkinan besar
menang di pengadilan.

4.b) Sturges v. Bridman (1879)


- Pokok Perkara
Tergugat yang merupakan pengusaha tekstilnya mengoperasikan bisnisnya selama
20 tahun berturut – turut dan pengoperasian mesin itu menimbulkan kebisingan
sejak dulu.
Penggugat seorang dokter membangun ruang praktek baru di tamannya dan
merasa terganggu dengan kebisingan pabrik itu. Sebelumnya dia tidak merasa
terganggu karena ruang praktek di taman itu belum dibangun.
- Putusan Hakim
Hakim mengabulkan gugatan karena daerah tempat penggugat tinggal merupakan
area dimana banyak dokter membuka kamar praktek ditaman.

4.c) Adams v. Ursell (1913)


- Pokok Perkara
Tergugat mempunyai usaha penjualan ikan goreng yang pelanggannya kebanyakan
berasal dari karyawan kantoran di daerah tersebut. Penggugat yang rumahnya
bersebelahan dengan tempat tergugat menggugat karena rumahnya sering bau dan
penuh asap.

586853648.doc Page 4 of 8
- Putusan Hakim
Gugatan dikabulkan walaupun usaha tergugat demi kepentingan umum.

V. STRICT LIABILITY

5.a) Rylands v. Fletcher (1868)


- Pokok Perkara
Tergugat mempekerjakan kontraktor independen untuk membangun saluran air
(reservoir) di lahan penggugat guna persediaan air. Tanpa diketahui, pembangunan
saluran itu melintasi tambang tua yang tidak terpakai lagi yang terkoneksi dengan
tambang yang masih digunakan penggugat.
Setelah pembangunan selesai, salah satu klep saluran itu bocor sehingga air
menyembur dan membanjiri tambang penggugat. Tidak ditemukan unsur kelalaian
dalam kasus ini.
- Putusan Hakim
Hakim Blackburn J memutuskan bahwa setiap orang yang mengolah lahannya
untuk kepentingan pribadi, dimana kegiatan pengolahan itu bisa menimbulkan
bahaya kerugian bagi pihak lain bila terjadi miskalkulasi, harus menjaga hasil
lahannya untuk tidak keluar dari lahannya. Bila tidak berhasil menjaganya, maka
sesuai dengan prinsip prima facie answerable yang diterapkan pada kasus ini,
seluruh gejala alam yang terjadi karena dipicu oleh kegiatan pengolahan lahan itu
menjadi tanggung jawab pengolah lahan, dalam ini si tergugat.
- Analisa Putusan
Merupakan contoh dari Strict Liability, yaitu tetap bertanggung jawab walaupun
tidak ada unsur kelalaian ataupun unsur kesalahan.

5.b) Giles v. Walker (1890)


- Pokok Perkara
Tergugat membajak lahannya dan menanam benih – benih tanaman. Setelah benih
itu tumbuh, angin meniupnya ke lahan penggugat.
- Putusan Hakim
Hakim menolak gugatan karena tertiupnya benih murni karena proses alamiah
tanpa campur tangan penggugat.

VI. BREACH OF STATUTORY DUTY

6.a) John Summers v. Frost (1955)


- Pokok Perkara
Undang – undang mewajibkan setiap mesin di pabrik agar dipasang pagar
disekelilingnya guna menhindari ada orang yang cidera.
- Putusan Hakim
Tergugat tetap bertanggung jawab atas cideranya penggugat. Pembelaan tergugat
bahwa bila mesin itu dipagari maka mesin tersebut tidak beroperasi.

6.b) Gorris v. Scott (1874)


- Pokok Perkara
Undang – undang mewajibkan agar setiap pengangkutan binatang, maka moda alat
angkutnya itu harus terpasang kandang – kandang untuk memisahkan setiap
hewan.
Kemudian kapal tersapu ombak yang membuat binatang milik penggugat hanyut
dan tenggelam.
Gugatan diajukan untuk pelanggaran peraturan undang – undang karena kapal
tersebut tidak dilengkapi dengan kandang – kandang.
- Putusan Hakim
Gugatan ditolak, karena maksud dari peraturan itu adalah untuk mencegah
penularan penyakit antar hewan bukan mencegah hewan tenggelam.

586853648.doc Page 5 of 8
VII. LIABILITY FOR DEFECTIVE PREMISES

7.a) British Railways Board v. Herrington (1972)


- Pokok Perkara
Seorang anak bertindak sebagai trespasser memanjat pagar dan masuk ke dalam
rel kereta. Anak itu kemudian luka serius karena tersengat listrik. Daerah tersebut
diketahui sebagai tempat anak – anak biasanya bermain.
- Putusan Hakim
British Railways bertanggung jawab atas kejadian tersebut. Putusan House of Lords
ini berdasarkan pertimbangan kemanusiaan.
- Analisa Putusan
Putusan ini menempatkan pemikiran untuk memperluas tanggung jawab pemilik
premises pada trespassers atau “tamu tak diundang” lainnya. Tetapi duty of care-
nya mempunyai standard yang rendah.

VIII. DEFAMATION

8.a) Monson v. Tussauds (1900)


- Pokok Perkara
Tergugat yang bisnisnya di permuseuman dimana museum itu menampilkan
replika patung lilin dari orang – orang terkenal atau kontroversial. Patung
penggugat ditempatkan di samping patung – patung pembunuh berantai di dalam
museum itu di kamar chamber of horror yang bertema hal – hal yang sadis dan
mengerikan.
Tergugat merasa terganggu dengan penempatan patung itu disamping para
pembunuh berantai dan khawatir orang – orang yang mengenalnya mengira bahwa
dia adalah pembunuh berantai.
- Putusan Hakim
Gugatan dikabulkan oleh hakim.

8.b) Cassidy v. Daily Mirror Newspapers Ltd (1929)


- Pokok Perkara
Tergugat menerbitkan gambar penggugat dengan seorang wanita muda dan
menyatakan bahwa mereka berdua akan segera menikah. Kenyataannya tergugat
sudah menikah dan istri penggugat mengajukan gugatan atas berita tersebut.
- Putusan Hakim
Gugatan dikabulkan hakim. Karena berita tersebut bisa menimbulkan persepsi
orang bahwa tergugat dan istri sahnya selama ini “kumpul kebo”.

8.c) Newstead v. London Express Newspaper Ltd (1940)


- Pokok Perkara
Tergugat memberitakan suatu fakta bahwa seseorang bernama harold Newstead
berusia 30 tahun tinggal di Camberwell melakukan poligami. Penggugat yang
kemudian mempunyai nama, usia, daerah domisili yang sama dengan orang yang
diberitakan itu, tetapi bukan penganut poligami, mengajukan gugatan karena
khawatir orang – orang menganggap dia penganut poligami.
- Putusan Hakim
Gugatan dikabulkan karena hakim berpendapat pemberitaan itu merupakan suatu
defamatory bagi tergugat.

8.d) Hulton v. Jones (1910)


- Pokok Perkara
Penggugat seorang pengacara sukses dan juga kolomnis surat kabar merasa
dicemarkan nama baiknya ketika tergugat menggunakan namanya dengan lengkap
untuk nama seorang karakter jahat dalam komik yang dibikin penggugat.
- Putusan Hakim
Gugatan dimenangkan oleh hakim.

586853648.doc Page 6 of 8
IX. DEFENCES IN TORT

Based on Necessity

9.a) Leigh v. Gladstone (1909)


- Pokok Perkara
Tergugat adalah sipir penjara yang terpaksa melakukan trespass to person (battery)
dengan cara memaksa para tahanan yang mogok makan untuk makan (dicekokin).
- Putusan Hakim
Pembelaan tergugat bahwa hal tersebut dilakukan untuk mencegah para tahanan
yang mogok makan mati kelaparan diterima hakim, sehingga pengadilan
memenangkan tergugat.

9.b) Cope v. Sharpe (1912)


- Pokok Perkara
Tergugat dalam kasus trespass to the land masuk ke lahan penggugat dan
menebang ranting – ranting pohon penggugat guna menjaga agar ranting tersebut
tidak masuk lahannya.
- Putusan Hakim
Pembelaan tergugat diterima dan gugatan dimenangkan tergugat.

Based on Statutory Authority

9.c) Allen v. Gulf Oil Refining Ltd (1981)


- Pokok Perkara
Tergugat dalam mengoperasikan kilang minyaknya membuat lingkungan sekitar
terganggu oleh suara bising, bau, dan vibrasi dari kilang tersebut.
- Putusan Hakim
Tergugat mengajukan pembelaan bahwa aktivitasnya itu diberikan wewenang oleh
peraturan perundangan. Pembelaan tersebut diterima hakim dan tergugat kalah
dalam gugatan ini.

Based on Act of God

9.d) Nichols v. Marsland (1876)


- Pokok Perkara
Hujan sangat deras telah membuat danau buatan tergugat meluap dan
menghanyutkan jembatan penggugat.
- Putusan Hakim
Hakim berpendapat cuaca saat itu begitu luar biasa sehingga dalam hal ini tidak
ada tanggung jawab tergugat. Kasus dimenangkan tergugat.

Based on Consent and Volenti Non Fit Injuria

9.e) Smith v. Baker (1891)


- Pokok Perkara
Penggugat yang merupakan karyawan kontraktor tertimpa batu. Penggugat
menyadari risiko tersebut karena kerapkali crane melintas tepat diatas tempat dia
bekerja sambil mengangkut batuan.
- Putusan Hakim
Pembelaan tergugat bahwa penggugat menyetujui risiko bekerja di tempat itu tidak
merupakan suatu consent, karena saat itu tergugat tidak mempunyai pilihan lain.
Penggugat terpaksa bekerja dengan risiko tinggi guna mencari pendapatan untuk
hidupnya. Gugatan dimenangkan penggugat.

9.f) Haynes v. Harewood (1935)


- Pokok Perkara
Seorang polisi dengan sengaja dan sukarela menghadang kuda yang lepas guna
menyelamatkan para pengguna jalan lainnya. Dia kemudian menggugat pemiliknya
yang kelalaiannya menyebakan kudanya lepas.

586853648.doc Page 7 of 8
- Putusan Hakim
Pembelaan tergugat atas prinsip volenti tidak diterima hakim. Tugas penggugat
adalah melindungi masyarakat jadi mau tidak mau polisi itu harus melakukan
tindakan tersebut.

9.g) Cutler v. United Dairies (1933)


- Pokok Perkara
Penggugat terluka saat mencoba menangkap kuda yang lepas. Dia kemudian
menggugat pemilik kuda.
- Putusan Hakim
Pembelaan tergugat atas dasar volenti diterima hakim. Kuda itu lepas tetapi di
lapangan dan tidak mempunyai potensi ancaman pada siapapun, sehingga
tindakan penggugat sebenarnya tidak diperlukan. Gugatan dimenangkan tergugat.

9.h) Morris v. Murray (1991)


- Pokok Perkara
Penggugat dan temannya meminum 17 sloki whisky. Kemudian si penggugat setuju
naik pesawat capung yang dipiloti oleh temannya yang mabuk itu. Kemudian
pesawat jatuh dan membuat pilot tewas serta penggugat cidera berat. Dia kemudian
menggugat keluarga alamrhum tergugat atas kejadian itu karena terbang sambil
mabuk.
- Putusan Hakim
Pembelaan volenti yang diajukan diterima hakim karena ada persetujuan tergugat
untuk dipiloti penggugat. Beda halnya bila kecelakaannya adalah kecelakaan mobil
di jalan raya, maka pembelaan ini pasti ditolak. Gugatan dimenangkan tergugat.

Dalam pembelaan Contributory Negligence

9.i) Sayers v. Harlow Urban District Council (1958)


- Pokok Perkara
Penggugat terjebak dalam toilet umum di gedung yang dikelola penggugat yang
kuncinya rusak. Takut tertinggal bus, dia mencoba memanjat pintu toilet tapi
cidera karena terjatuh.
- Putusan Hakim
Penggugat liable atas kejadian itu tetapi kompensasinya dikurangi 25% karena
kerugian diperbesar oleh tergugat dengan memanjat pintu toilet.

9.j) Gregory v. Kelly (1978)


- Pokok Perkara
Penggugat menderita cidera serius akibat mobil yang disupiri tergugat mengalami
kecelakaan.
- Putusan Hakim
Gugatan dimenangkan penggugat hanya saja kompensasinya dikurangi 40% karena
penggugat saat kecelakaan tidak pakai sabuk pengaman dan penggugat tahu
bahwa mobil tersebut rem-nya blong.

X. KOMPENSASI DALAM TORT

10.a) Cassell & Co. v. Broome (1972)


- Pokok Perkara
Tergugat kerapkali menerbitkan buku yang diketahuinya isinya tidak benar guna
menciptakan kontroversi sehingga bukunya laku keras dan meraup untung banyak.
Asumsinya, kalaupun ada gugatan terhadap dia, hasil keuntungan penjualan buku
itu masih lebih besar daripada kompensasi yang harus dibayarkan atas gugatan
itu.
- Putusan Hakim
Hakim menjatuhkan vonis tambahan atas tindakan tergugat tersebut.

586853648.doc Page 8 of 8

Anda mungkin juga menyukai