Peng JEnazah - PJJ
Peng JEnazah - PJJ
BAB XI
MEMAHAMI HUKUM ISLAM TENTANG PENGURUSAN JENAZAH
ْس َم َعهُ ْم اِ ْم َرَأةٌ َغ ْي ُرهَا َوال َّر ُج ُل َم َع َ ال لَي ِ ت ْال َم رْ َأةُ َم َع الرِّ َج ِ َِإ َذا َم ات
ان َوهُ َمابِ َم ْن ِزلَ ِة َم ْن ِ ْس َم َعه َُّن َر ُج ٌل َغ ْي ُرهُ فَِإنَّهُ َمايُتَيَ َّم َم
ِ َان َويُ ْدفَن َ النِّ َسا ِء لَي
)(رواه البخارى.ء َ لَ ْم يَ ِج ِد ْال َما
Artinya: "Apabila seorang wanita meninggal di lingkungan laki-laki, dan tidak
ada wanita lain kecuali dia, dan jika seorang laki-laki meninggal di lingkungan
peremuan dan tidak ada laki-laki kecuali dia, maka hendaklah keduanya
ditayammumkan kemudian kuburkan. Keadaan mereka itu sama dengan tidak
adanya air...." . (Riwayat al-Bukhari)
Selain itu orang yang memandikan jenazah itu hendaklah orang yang jujur,
shaleh dan dapat dipercaya shaleh dan dapat dipercaya, agar tidak
memberitahukan ke'aiban jenazah yang mungkin terdapat pada dirinya.
Rasulullah SAW bersabda:
)(رواه ابن ماجه .لِيَ ْغ ِسلْ َم ْوتَا ُك ُم ْال َمْأ ُم ْونُ ْو َن
Page 1 of 10
Pengurusan Jenazah
.صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َس لَّ َم ثَالَثَ ةَ قُ ر ُْو ٍن َ س ا ْبنَ ِة النَّبِ ِّى َ اَنَّه َُّن َج َع ْل َن َرْأ
َ َ َو ِع ْن َد ُم ْسلِ ٍم ف.ت نَ َع ْم
ض فَرْ نَا ْ َت نَقَضْ نَهُ َو َج َع ْلنَهُ ثَالَثَةَ قُر ُْو ٍن؟ قَال ُ قُ ْل
َّان
ِ ْح اب ِْن ِحب ِ ص ِحي َ َوفِى.اص يَتَهَا ِ ََش ْع َرهَا ثَالَثَ ةَ قُ ر ُْو ٍن قَرْ نَ ْيهَ ا َون
َواجْ َع ْل َن لَهَ ا:ص لَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َس لَّ َمَ يرهَا ِم ْن قَ ْولِ ِه ِ ِض ف ْ َاالَ ْم ُر بِت
.ثَالَثَةَ قُر ُْو ٍن
Artinya: "Bahwasanya wanita-wanita itu menjalin rambut putri Nabi SAW
menjadi tiga untau". Saya tanyakan padanya "Apakah menguraikan rambutnya
lalu menjalinnya menjadi tiga untai? Katanya: "Benar". Dan menurut riwayat
Muslim berbunyi. "Maka jalinan rambutnya menjadi tiga untai, yaitu dua
Page 2 of 10
Pengurusan Jenazah
disamping dan satu ditengah". Sedangkan pada Shahih Ibnu Hibban, perintah
untuk menjalin rambut itu diambil dari pada sabda Nabi SAW: "Dan jadikanlah
rambutnya menjadi tiga untai".
Jika setelah selesai, tubuh jenazah itu hendaknya dikeringkan dengan kain atau
handuk yang bersih, lalu diberi wangi-wangian. Apabila setelah itu dari
perutnya keluar kotoran lagi, cukup dibersihkan saja lalu diwujudkan kembali,
walaupun ada yang berpendapat harus dimandikan lagi.
Artinya: "Jika kamu mengasapi jenazah. Maka asapilah tiga kali". (H.R. Ahmad
dan Al-Hakim)
Setelah itu jenazah dietakkan diatasnya, dengan posisi kiri. Kemudian seluruh
bagian tubuh yang berlubang harus ditutup dengan kapas, yakni mata, hidung,
telinga, dubur dan kemaluan, lalu berulah kain kafan satu persatu
dibungkuskan, dengan mendahulukan yang sebelah kiri kemudian yang sebelah
kanan. Terakhir, setelah seluruh tubuh jenazah tertutup kain kafan, jenazah
diikat dengan tali yang dibuat dari kain itu sendiri, di sebelah ujung kepala,
dada, perut, lutut, dan di bawah ujung kaki. Selesailah proses mengkafankani
jenazah.
Jika seseorang yang sedang melakukan ihram meninggal dunia, maka ia wajib
dimandikan seperti orang yang tidak sedang ihram, tetapi dikafani dengan kain
ihramnya sendiri, tidak usah mencari kain kafan lain, dengan kepala yang tidak
ditutup dan tidak diberi wangi-wangian, karena masih berlaku hukum ihram
baginya. Hal ini berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW:
ُ الَتُ َحنِّطُ ْوهُ َوالَتُ َخ ِّمر ُْوا َرْأ َس ه،ِإ ْع ِسلُ ْوهُ ِب َما ٍء َو َس ْد ٍر َو َكفِّنُ ْوهُ فِى ثَ ْوبَ ْي ِه
) (رواه الجماعة.ملَبِّيًا ُ فَِإ َّن هللاَ تَ َعالَى يَ ْب َعثُهُ يَ ْو َم ْالقِيَا َم ِة
Artinya: "Mandikanlah ia (seorang laki-laki yang meninggal waktu wuquf di
Arafah) dengan air dan daun bidara, serta kafanilah dengan kainnya itu,
janganlah diberi minyak wangi, jangan ditutup kepalanya, sesungguhnya Allah
Ta'ala akan membangkitkannya pada hari kiamat dalam keadaan membaca
talbiyah". (H.R. Al-Jama'ah)
C. TATA CARA MENYALATKAN JENAZAH
Beberapa hal yang harus diketahui dan diperhatikan oleh orang yang mau
menshalatkan jenazah:
1) Harus suci dari hadats dan najis, sebagaimana yang mau shalat fardhu
2) Harus menghadap kiblat dan menutup aurat
3) Berniat mau menshalatkan jenazah
4) Dilakukan sambil berdiri, tidak dibenarkan sambil duduk atau di atas
kendaraan, karena mengganggu sikap berdiri
5) Shalat jenazah dilakukan kapan saja, termasuk pada waktu-waktu yang
6) Sebelum shakat dimulai, jenazah harus diletakkan di depan orang yang akan
menshalatkannya. Apabila jenazah laki-laki harus diletakkan dengan posisi
kepalanya searah dengan orang yang akan menshalatkan harus searah
Page 4 of 10
Pengurusan Jenazah
َ اَللّهُ َّم
ص ِّل َو َسلَّ َم َعل َم َح َّم ٍد
Artinya: "Ya Allah, limpahkan shalawat dan salam kepada rasul-Mu
Muhammad".
فُ َو َعافِهَا َوا ْع/ َوارْ َح ْمهَا َو َعافِ ِه/ُلَهَا َوارْ َح ْمه/ُاَللّهُ َّم ا ْغفِرْ لَه
َم ْد َخلَهَا/ُنُ ُزلَهَا َو َو ِّس ْع َم ْد َخلَه/ُف َع ْنهَا َوَأ ْك ِر ْم نُ ُزلَه ُ َوا ْع/َُع ْنه
. َم ْث َواهَا/َُواجْ َع ِل ْال َجنَّةَ َم ْث َواه
Artinya: "Ya Allah ampunilah ia, rahmatilah ia, selamatkanlah ia, ma'afkanlah
ia, muliakanlah ia, lapangkanlah tempatnya, jadikanlah surga sebagai tempat
kembalinya".
Lafaz do'a setelah takbir keempat paling tidak demikian:
هَا/ُهَا َوا ْغفِرْ لَنَا َولَه/ُهَا َوالَتَ ْفتِنَّابَ ْع َده/ُاَللّهُ َّم الَتَحْ ِر ْمنَاَأجْ َره
Artinya: "Ya Allah, janganlah Engaku halangi kami untuk memperoleh
pahalanya (karena ia telah banyak beramal shaleh waktu hidupnya), janganlah
kami memperoleh fitnah sepeninggalnya, serta ampunilah kami dan ia.
Apabila jenazah berada di tempat yang jauh dari orang yang mau
menshalatkannya, sedangkan jenazah belum dishalatkan, maka hukum
menshalatkannya fardhu kifayah; sementara apabila sudah dishalatkan, lalu ada
orang yang mau menshalatkannya di tempat yang jauh dari tempat jenazah
tersebut maka hukumnya sunnah. Inilah yang disebut shalat ghaib. Tata cara
shalat ghaib sama dengan shalat hadir, hanya saja sudah barang tentu tidak
mungkin keadaan jenazah terletak di depan orang yang menshalat ghaibkannya
dengan posisi jenazah seperti dalam shalat hadhir. Shalat ghaib boleh dilakukan
setelah jenazah dikuburkan berdasarkan hadits:
Page 5 of 10
Pengurusan Jenazah
صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ُأ ْوتِ َي بِ َدابَّ ٍة َوهُ َو َم َع َجنَ ا َز ٍة فَ َأبَى َ ى َّ َِأ َّن النَّب
ِإ َّن: فَقَ ا َل،ُ فَقِ ْي َل لَ ه،ب َ ف ُأ ْوتِ َي بِ َذابَّ ٍة فَ َر ِكَ ص َرَ َأ ْن يَرْ َكبَهَا فَلَ َّما ا ْن
ب َوهُ ْم يِ ْم ُش ْو َن فَلَ َّما َذهَبُ ْوا َ ت تَ ْم ِش ى فَلَ ْم َأ ُك ْن َِألرْ َكْ َْال َمالَِئ َك ةَ َك ان
) (رواه أبوداود والبيهقى والحاكم.ْت ُ َر ِكب
Artinya: Bahwasanya kepada Nabi SAW dibawakan kendaraan sewaktu akan
mengantarkan jenazah, tetapi nabi tidak mau mengendarainya. Ketika pulang,
dibawakan lagi kendaraan, maka Nabi pun mengendarainya. Hal itu ditanyakan
kepada Nabi. Maka sabda Nabi: "Sesungguhnya para malaikat yang mengiringi
jenazah, mereka itu berjalan, maka aku tidak mau berkendaraan sementara
mereka berjalan. Maka katika mereka telah pergi, akupun naik kendaraan".
(H.R. Abu Dawud, al-Baihaqy dan al-Hakim).
2. Ketika jenazah sudah sampai di lokasi penguburan, segerad diturunkan ke
dalam lubang kubur, dan semua ikatan kain kafannya dibuka. Setelah itu
usahakan agar mukanya terbuka, pipi jenazah dikenakan ke tanah, badan
jenazah dihadapkan kearah kiblat dengan cara dimiringkan ke sebelah
kanan.
Page 6 of 10
Pengurusan Jenazah
Sementara itu pada saat jenazah diturunkan ke dalam kubur, dibaca lafazh:
(رواه َ فَ َم ْن تَبِ َعهَ افَالَ يَ ْق ُع ْد َحتَّى تُ ْو،ِإ َذا َرَأ ْيتُ ُم ْال َجنَ ا َزةَ فَقُ ْو ُم ْوا
ض َع
)البخارى
Artinya: "Jika kamu melihat jenazah, hndaklah kamu berdiri,; barang siapa
mengiringinya, janganlah duduk sehingga jenazah itu diletakan". (H.R. Al-
Bukhari)
3. Jenazah kemudian ditimbun dengan tanah secara tertib, yakni agar
dipadatkan di bagian bawah tertelebih dahulu, lalu sedikit ke bagian
kuburnya.
4. Setelah penimbunan lubang kuburan selesai, sebaiknya ditinggikan sedikit
dari bagian tanah biasa, untuk tanda bahwa di dalamnya memang sudah ada
jenazah. Dalam hal ini, diperkenankan memberi tanda khusus yang lebih
lama terlihatnya, seperti meletakkan batu nisan baik dengan diberi nama
ataupun tidak, diletakkan di atas arah kepala jenazah.
5. Kemudian disunnahkan melemparkan tanah kedalam kubur diarah kepala
jenazah sebanyak tiga kali, pada saat jenazah sudah tertimbun tanah, baik
baru sebagian dari lubang kubur yang tertimbun, ataupun sudah semuanya,
berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW:
ص لَّى َعلَى َجنَ ا َز ٍة ثُ َّم َأتَى َ صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َس لَّ َمَ َِأ َّن َرس ُْو ُل هللا
) (رواه ابن ماجه.ه ثَالَثًاِ ت َعلَ ْي ِه ِم ْن قَب ِْل َرْأ ِس
ِ ِّقَ ْب َر ْال َمي
Artinya: Bahwasanya Rasulullah SAW menshalatkan jenazah kemudian beliau
mendatangi kuburannya dan melemparkan tanah ke dalam kuburan di arah
kepala jenazah tiga kali. (H.R. Ibnu Majjah)
6. Selanjutnya setelah demikian, dilakukan do'a untuk jenazah agar ia diampuni
segala dosanya, dan dikuatkan dalam menghadapi pertanyaan kubur. Inilah
yang di istilahkan dengan talqin mayit . Adanya do'a untuk jenazah setelah
selesai proses penguburannya, berdasarkan hadits:
Page 7 of 10
Pengurusan Jenazah
تِ ص لَّى هللاُ َعلض ْي ِه َو َس لَّ َم ِإ َذا فَ َر َغ ِم ْن َد ْف ِن ْال َم ْي َ ان النَّبِ ُّي
َ َك
ُْت فَِإنَّهَ اس َئلُ ْوا لَ هُ التَّ ْثبِي
ْ اس تَ ْغفِرُوا َِأل ِخ ْي ُك ْم َو
ْ :ف َعلَ ْي ِه فَقَ ا َلَ ََوق
ُ آلن يُ ْسَأ
)ل (رواه أبوداود َ ْا
Artinya: Adapun Nabi SAW apabila selesai menguburkan jenazah, berdiri di
sebelah depannya, maka beliaupun bersabda: "Mohonkanlah ampunan
Tuhanmu untuk temanmu ini, dan mintalah agar dikuatkan dirinya,
sesungguhnya ia sekarang sedang ditanya malaikat". (H.R. Abu dawud)
Adapun lafaz talqin mayyit, telah disusun oleh para ulama fiqih secara tertib
dalam berbagai bentuk do'a dan lafazh-lafazh khusus.
Page 8 of 10
Pengurusan Jenazah
Berangkat dari kenyataan ini, maka bagi siapa yang mau mengabdikan dirinya
dalam pengurusan jenazah secara lengkap, perlu mempelajari tata cara
pengurusan jenazah itu sendiri dengan seksama, agar terhindar dari kesalahan.
EVALUASI
PILIHAN GANDA
1. Orang yang paling utama berkewajiban memandikan mayat adalah....
a. keluarganya d. sahabatnya
b. temannya e. anaknya
c. tetangganya
c. fatihah
9. Dalam hadits Rasulullah SAW ada beberapa hal yang tidak boleh ditunda-
tunda, yakni....
a. shalat muakkad d. Bersegera dalam pengurusan jenazah
b. shalat tahajjud e. berpuasa
c. shalat subuh
Soal Essay
1. Jelaskan cara memandikan jenazah!
2. Jelaskan cara mengkafani jenazah!
3. Jelaskan cara menshalatkan jenazah!
4. Jelaskan cara menguburkan jenazah!
5. Sebutkan rukun shalat jenazah!
6. Jelaskan cara mengkafani jenazah wanita
7. Tuliskan doa yang harus dibaca pada takbir ketiga!
8. Tuliskan doa yang harus dibaca pada takbir keempat!
9. Tuliskan bacaan yang harus dibaca pada takbir kedua!
Page 10 of 10