Anda di halaman 1dari 10

Pengurusan Jenazah

BAB XI
MEMAHAMI HUKUM ISLAM TENTANG PENGURUSAN JENAZAH

A. TATA CARA MEMANDIKAN JENAZAH


Orang yang memandikan jenazah muslim harus orang Islam. Diutamakan orang
yang paling dekat hubungan keluarganya dengan jenazah. Jika seorang suami
yang meninggal, maka istrinya boleh memandikannya, apabila tidak ada anak
laki-laki dari pihak keluarga jenazah, demikian juga apabila seorang istri yang
meninggal, suaminya boleh memandikannya apabila tidak ada perempuan dari
pihak jenazah. Bahkan sebenarnya suami atau istrinyalah yang lebih berhak
memandikan jenazah terlebih dahulu sebelum pihak yang lainnya.
Apabila ada pihak keluarga yang akan memandikan jenzah, pihak keluarga
itulah yang terlebih dahulu dipersilahkan sebelum orang lain.
Adapun yang memandikan jenazah laki-laki harus laki-laki, dan jenazah
perempuan harus perempuan. Apabila jenazah laki-laki berada di lingkungan
perempuan dan tidak ada laki-laki lain, atau apabila jenazah perempuan berada
ditengah laki-laki, dan tidak ada jenis perempuan lainnya, maka jenazah itu
tidak perlu dimandikan dengan air, tetapi cukup dengan ditayammumkan. Ini
berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW:

‫ْس َم َعهُ ْم اِ ْم َرَأةٌ َغ ْي ُرهَا َوال َّر ُج ُل َم َع‬ َ ‫ال لَي‬ ِ ‫ت ْال َم رْ َأةُ َم َع الرِّ َج‬ ِ َ‫ِإ َذا َم ات‬
‫ان َوهُ َمابِ َم ْن ِزلَ ِة َم ْن‬ ِ ‫ْس َم َعه َُّن َر ُج ٌل َغ ْي ُرهُ فَِإنَّهُ َمايُتَيَ َّم َم‬
ِ َ‫ان َويُ ْدفَن‬ َ ‫النِّ َسا ِء لَي‬
)‫(رواه البخارى‬.‫ء‬ َ ‫لَ ْم يَ ِج ِد ْال َما‬
Artinya: "Apabila seorang wanita meninggal di lingkungan laki-laki, dan tidak
ada wanita lain kecuali dia, dan jika seorang laki-laki meninggal di lingkungan
peremuan dan tidak ada laki-laki kecuali dia, maka hendaklah keduanya
ditayammumkan kemudian kuburkan. Keadaan mereka itu sama dengan tidak
adanya air...." . (Riwayat al-Bukhari)
Selain itu orang yang memandikan jenazah itu hendaklah orang yang jujur,
shaleh dan dapat dipercaya shaleh dan dapat dipercaya, agar tidak
memberitahukan ke'aiban jenazah yang mungkin terdapat pada dirinya.
Rasulullah SAW bersabda:

)‫(رواه ابن ماجه‬ .‫لِيَ ْغ ِسلْ َم ْوتَا ُك ُم ْال َمْأ ُم ْونُ ْو َن‬
Page 1 of 10
Pengurusan Jenazah

Artinya: "Hendaklah orang yang akan memandikan jenazah-jenazahmu itu


orang-orang yang dapat dipecaya". (H.R. Ibnu Majah)
Orang yang memandikan jenazah itu pertama-pertama harus berniat
memandikannya. Kemudian paling tidak menyiramkan air ke seluruh tubuh
jenazah satu kali secara merata. Setelah itu dimulainya memijit perut jenazah
dengan pelan-pelan untuk mengeluarkan isinya kalau ada. Najis atau kotoran
yang dibadannya dibersihkan. Kemudian dibersihkannya harus memakai sarung
tangan. Kemudian hendaknya diwujudkan jenazah itu seperti wudhu mau
shalat, hal ini berdasarkan sabda Nabi SAW:

ِ ‫اِ ْب َدْأ بِ َميَا ِم ْنهَا َو َم َو‬


‫اض ِع ْال ُوضُو ِء ِم ْنهَا‬
Artinya: "Mulailah dengan bagian yang kanan dan anggota-anggota
wudhunya".
Setelah itu hendaknya dimandikan sebanyak tiga kali, dengan sabun atau
dengan air bidara, dimulai dari sebelah kanan, sampai bersih. Jika tiga kali
belum bersih, boleh sampai lima atau tujuh kali maupun lebih, asal ganjil.
Rasulullah SAW bersabda, kepada wanita-wanita:

.‫ك ِإ ْن َرَأ ْيتُ َّن‬


َ ِ‫او ْترًا ثَالَثًا َأ ْو َخ ْمسًا اَ ْو َس ْبعًا َأ ْو َأ ْكثَ َر ِم ْن ذل‬
ِ َ‫اِ ْغ ِس ْلنَه‬
Artinya: "Mandikanlah jenazah-jenazah itu secara ganjil. Tiga, lima atau tujuh
kali. Atau boleh juga lebih, jika kamu pandang perlu".
Jika jenazah itu wanita, sunnah menguraikan rambutnya, lalu dicuci dan dijalin
kembali dan dilepaskan di belakangnya, menjadi tiga jalinan.

Ini berdasarkan hadits yang diterima dari Ummu 'Athiyyah:

.‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َس لَّ َم ثَالَثَ ةَ قُ ر ُْو ٍن‬ َ ‫س ا ْبنَ ِة النَّبِ ِّى‬ َ ‫اَنَّه َُّن َج َع ْل َن َرْأ‬
َ َ‫ َو ِع ْن َد ُم ْسلِ ٍم ف‬.‫ت نَ َع ْم‬
‫ض فَرْ نَا‬ ْ َ‫ت نَقَضْ نَهُ َو َج َع ْلنَهُ ثَالَثَةَ قُر ُْو ٍن؟ قَال‬ ُ ‫قُ ْل‬
‫َّان‬
ِ ‫ْح اب ِْن ِحب‬ ِ ‫ص ِحي‬ َ ‫ َوفِى‬.‫اص يَتَهَا‬ ِ َ‫َش ْع َرهَا ثَالَثَ ةَ قُ ر ُْو ٍن قَرْ نَ ْيهَ ا َون‬
‫ َواجْ َع ْل َن لَهَ ا‬:‫ص لَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َس لَّ َم‬َ ‫يرهَا ِم ْن قَ ْولِ ِه‬ ِ ِ‫ض ف‬ ْ َ‫االَ ْم ُر بِت‬
.‫ثَالَثَةَ قُر ُْو ٍن‬
Artinya: "Bahwasanya wanita-wanita itu menjalin rambut putri Nabi SAW
menjadi tiga untau". Saya tanyakan padanya "Apakah menguraikan rambutnya
lalu menjalinnya menjadi tiga untai? Katanya: "Benar". Dan menurut riwayat
Muslim berbunyi. "Maka jalinan rambutnya menjadi tiga untai, yaitu dua
Page 2 of 10
Pengurusan Jenazah

disamping dan satu ditengah". Sedangkan pada Shahih Ibnu Hibban, perintah
untuk menjalin rambut itu diambil dari pada sabda Nabi SAW: "Dan jadikanlah
rambutnya menjadi tiga untai".
Jika setelah selesai, tubuh jenazah itu hendaknya dikeringkan dengan kain atau
handuk yang bersih, lalu diberi wangi-wangian. Apabila setelah itu dari
perutnya keluar kotoran lagi, cukup dibersihkan saja lalu diwujudkan kembali,
walaupun ada yang berpendapat harus dimandikan lagi.

B. TATA CARA MENGKAFANI JENAZAH


Mengkafani jenazah laki-laki maupun perempuan dilakukan setelah
memandikannya selesai. Kai kafan itu sedikitnya satu lapis yang menutupi
seluruh tubuhnya, dan disunnahkan bagi laki-laki tiga lapis dan bagi perempuan
lima lapis.
Kain kafan diambil dari harta peninggalan jenazah, jika tidak ada diambil dari
sebagian harta keluarga yang mengurusinya, dan jika tidak ada diambil dari
sebagian harta kaum muslimin di Baitul Mal. Bila Baitul Mal belum ada, maka
diambil dari kaum muslimin yang mampu.
Jika tidak ada yang menyediakan, seluruh kaum muslimin berdosa karenanya.
Kain kafan itu harus yang bersih, berwarna putih, tidak terlalu mahal harganya
dan juga tidak terlalu murah.
Nabi Muhammad SAW bersabda:

َ ‫اِ ْلبِس ُْوا ِم ْن ثِيَابِ ُك ُم ْالبِي‬


.‫ْض فَِإنَّهَ ا ِم ْن َخي ِْرثِيَ ابِ ُك ْم َو َكفِّنُ ْوا فِ ْيهَا َم ْوتَ ا ُك ْم‬
)‫(رواه احمد وابوداود‬
Artinya: "Pakailah di antara pakaian-pakaianmu yang berwarna putih, karena
itu merupakan pakaianmu yang terbaik, dan kafanilah dengan warna putih itu
jenazah-jenazahmu". (H.R. Abu Daud)
Kemudian Nabi SAW bersabda:

)‫ (رواه ابوداود‬.‫ر ْيعًا‬


ِ ‫َس‬ ‫الَتُ َغالُ ْوا ِفى ْال ُك ْف ِن فَِإنَّهُ يُ ْسلَبُ َسلَبًا‬
Artinya: "Janganlah kamu berlebih-lebihan dalam memilih kain kafan, karena ia
akan segera hancur". (H.R. Abu Dawud)
Adapun cara mengkafani jenazah sebagai berikut: Pertama-tama kain kafan
dihamparkan di atas tempat yang bersih misalnya di atas tikar. Kemudian kain
kafan itu diberi wangi-wangian. Jika ada, diberi asap kayu wangi sebanyak tiga
kali, berdasarkan sabda Nabi SAW:

)‫(رواه أحمد والحاكم‬ .‫ْت فََأجْ ِمر ُْوهُ ثَالَثًا‬


َ ‫ِإ َذا َأجْ َمرْ تُ ُم ْال َمي‬
Page 3 of 10
Pengurusan Jenazah

Artinya: "Jika kamu mengasapi jenazah. Maka asapilah tiga kali". (H.R. Ahmad
dan Al-Hakim)
Setelah itu jenazah dietakkan diatasnya, dengan posisi kiri. Kemudian seluruh
bagian tubuh yang berlubang harus ditutup dengan kapas, yakni mata, hidung,
telinga, dubur dan kemaluan, lalu berulah kain kafan satu persatu
dibungkuskan, dengan mendahulukan yang sebelah kiri kemudian yang sebelah
kanan. Terakhir, setelah seluruh tubuh jenazah tertutup kain kafan, jenazah
diikat dengan tali yang dibuat dari kain itu sendiri, di sebelah ujung kepala,
dada, perut, lutut, dan di bawah ujung kaki. Selesailah proses mengkafankani
jenazah.
Jika seseorang yang sedang melakukan ihram meninggal dunia, maka ia wajib
dimandikan seperti orang yang tidak sedang ihram, tetapi dikafani dengan kain
ihramnya sendiri, tidak usah mencari kain kafan lain, dengan kepala yang tidak
ditutup dan tidak diberi wangi-wangian, karena masih berlaku hukum ihram
baginya. Hal ini berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW:

ُ‫ الَتُ َحنِّطُ ْوهُ َوالَتُ َخ ِّمر ُْوا َرْأ َس ه‬،‫ِإ ْع ِسلُ ْوهُ ِب َما ٍء َو َس ْد ٍر َو َكفِّنُ ْوهُ فِى ثَ ْوبَ ْي ِه‬
)‫ (رواه الجماعة‬.‫ملَبِّيًا‬ ُ ‫فَِإ َّن هللاَ تَ َعالَى يَ ْب َعثُهُ يَ ْو َم ْالقِيَا َم ِة‬
Artinya: "Mandikanlah ia (seorang laki-laki yang meninggal waktu wuquf di
Arafah) dengan air dan daun bidara, serta kafanilah dengan kainnya itu,
janganlah diberi minyak wangi, jangan ditutup kepalanya, sesungguhnya Allah
Ta'ala akan membangkitkannya pada hari kiamat dalam keadaan membaca
talbiyah". (H.R. Al-Jama'ah)
C. TATA CARA MENYALATKAN JENAZAH
Beberapa hal yang harus diketahui dan diperhatikan oleh orang yang mau
menshalatkan jenazah:
1) Harus suci dari hadats dan najis, sebagaimana yang mau shalat fardhu
2) Harus menghadap kiblat dan menutup aurat
3) Berniat mau menshalatkan jenazah
4) Dilakukan sambil berdiri, tidak dibenarkan sambil duduk atau di atas
kendaraan, karena mengganggu sikap berdiri
5) Shalat jenazah dilakukan kapan saja, termasuk pada waktu-waktu yang
6) Sebelum shakat dimulai, jenazah harus diletakkan di depan orang yang akan
menshalatkannya. Apabila jenazah laki-laki harus diletakkan dengan posisi
kepalanya searah dengan orang yang akan menshalatkan harus searah

Page 4 of 10
Pengurusan Jenazah

dengan pinggang jenazah. Jika shalat jenazah dilakukan searah berjamaah,


cukup imamnya saja yang dalam posisi demikian.
Rukun shalat jenazah: Niat, takbiratul ihram, membaca surat al-Fatihah, takbir
kedua, membaca shalawat dan salam terhadap Nabi SAW, takbir ketiga,
membaca doa, takbir keempat, membaca doa, takbir keempat, membaca do'a,
memberi salam.
Lafazh shjalawat dan salam setelah takbir kedua paling tidak demikia:

َ ‫اَللّهُ َّم‬
‫ص ِّل َو َسلَّ َم َعل َم َح َّم ٍد‬
Artinya: "Ya Allah, limpahkan shalawat dan salam kepada rasul-Mu
Muhammad".

Lafaz do'a setelah takbir ketiga paling tidak demikian:

‫ف‬ُ ‫ َو َعافِهَا َوا ْع‬/‫ َوارْ َح ْمهَا َو َعافِ ِه‬/ُ‫لَهَا َوارْ َح ْمه‬/ُ‫اَللّهُ َّم ا ْغفِرْ لَه‬
‫ َم ْد َخلَهَا‬/ُ‫نُ ُزلَهَا َو َو ِّس ْع َم ْد َخلَه‬/ُ‫ف َع ْنهَا َوَأ ْك ِر ْم نُ ُزلَه‬ ُ ‫ َوا ْع‬/ُ‫َع ْنه‬
.‫ َم ْث َواهَا‬/ُ‫َواجْ َع ِل ْال َجنَّةَ َم ْث َواه‬
Artinya: "Ya Allah ampunilah ia, rahmatilah ia, selamatkanlah ia, ma'afkanlah
ia, muliakanlah ia, lapangkanlah tempatnya, jadikanlah surga sebagai tempat
kembalinya".
Lafaz do'a setelah takbir keempat paling tidak demikian:

‫هَا‬/ُ‫هَا َوا ْغفِرْ لَنَا َولَه‬/ُ‫هَا َوالَتَ ْفتِنَّابَ ْع َده‬/ُ‫اَللّهُ َّم الَتَحْ ِر ْمنَاَأجْ َره‬
Artinya: "Ya Allah, janganlah Engaku halangi kami untuk memperoleh
pahalanya (karena ia telah banyak beramal shaleh waktu hidupnya), janganlah
kami memperoleh fitnah sepeninggalnya, serta ampunilah kami dan ia.
Apabila jenazah berada di tempat yang jauh dari orang yang mau
menshalatkannya, sedangkan jenazah belum dishalatkan, maka hukum
menshalatkannya fardhu kifayah; sementara apabila sudah dishalatkan, lalu ada
orang yang mau menshalatkannya di tempat yang jauh dari tempat jenazah
tersebut maka hukumnya sunnah. Inilah yang disebut shalat ghaib. Tata cara
shalat ghaib sama dengan shalat hadir, hanya saja sudah barang tentu tidak
mungkin keadaan jenazah terletak di depan orang yang menshalat ghaibkannya
dengan posisi jenazah seperti dalam shalat hadhir. Shalat ghaib boleh dilakukan
setelah jenazah dikuburkan berdasarkan hadits:

Page 5 of 10
Pengurusan Jenazah

‫ تَ َوفِّ َي ْاليَ ْو َم َر ُج ٌل‬:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬


َ ِ‫َع ْن َجابِرْ قَا َل َرس ُْو ُل هللا‬
ُ‫صلَّى هللا‬َ ُ‫صفِ ْفنَا َخ ْلفَه‬ ُ َ‫ ف‬،‫صلُّ ْوا َعلَ ْي ِه‬ ِ ‫صالِ ٌح ِم َن ْال َحب‬
َ َ‫ْش فَهَلُ ُّم ْوا ف‬ َ
)‫ (رواه البخارى ومسلم‬.‫ف‬ ٌ ‫صفُ ْو‬ ُ ‫َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َونَحْ ُن‬
Artinya: "Dari jabir, bersabda Rasulullah SAW: "Telah meninggal hari ini
seorang laki-laki yang shaleh di negeri Habsyi, maka berkumpullah kamu,
shalatkan untuknya!". Maka kamipun membuat shaf di belakang beliau.
Rasulullah shalat untuknya dan kami bershaf-shaf menjadi ma'mum di
belakang beliau. (H.R. al-Bukhari dan Muslim)

D. TATA CARA MENGUBUR JENAZAH


Menguburkan jenazah mempunyai tata cara sebagai berikut:
1. Apabila tempat penguburan jenazah dekat, disunnatkan jenazah dipukul
dengan usungan. Di sini usungan dipikul oleh para pengantar dalam kadaan
tentang, khidmat, tidak sambil berkata-kata membicarakan kepentingan
dunia. Jika tempat penguburan jauh, atau sebab lain yang mendesak, boleh
dibawa dengan kendaraan yang tidak dijalankan dengan kecepatan tinggi.
Hal ini karena sebagian ulama memakruhkan mengantar jenazah ke
kuburannya dengan berkendaraan, sedangkan jika pulangnya, tidak
dimakruhkan. Ini berdasarkan hadits dari Tsauban:

‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ُأ ْوتِ َي بِ َدابَّ ٍة َوهُ َو َم َع َجنَ ا َز ٍة فَ َأبَى‬ َ ‫ى‬ َّ ِ‫َأ َّن النَّب‬
‫ ِإ َّن‬:‫ فَقَ ا َل‬،ُ‫ فَقِ ْي َل لَ ه‬،‫ب‬ َ ‫ف ُأ ْوتِ َي بِ َذابَّ ٍة فَ َر ِك‬َ ‫ص َر‬َ ‫َأ ْن يَرْ َكبَهَا فَلَ َّما ا ْن‬
‫ب َوهُ ْم يِ ْم ُش ْو َن فَلَ َّما َذهَبُ ْوا‬ َ ‫ت تَ ْم ِش ى فَلَ ْم َأ ُك ْن َِألرْ َك‬ْ َ‫ْال َمالَِئ َك ةَ َك ان‬
)‫ (رواه أبوداود والبيهقى والحاكم‬.‫ْت‬ ُ ‫َر ِكب‬
Artinya: Bahwasanya kepada Nabi SAW dibawakan kendaraan sewaktu akan
mengantarkan jenazah, tetapi nabi tidak mau mengendarainya. Ketika pulang,
dibawakan lagi kendaraan, maka Nabi pun mengendarainya. Hal itu ditanyakan
kepada Nabi. Maka sabda Nabi: "Sesungguhnya para malaikat yang mengiringi
jenazah, mereka itu berjalan, maka aku tidak mau berkendaraan sementara
mereka berjalan. Maka katika mereka telah pergi, akupun naik kendaraan".
(H.R. Abu Dawud, al-Baihaqy dan al-Hakim).
2. Ketika jenazah sudah sampai di lokasi penguburan, segerad diturunkan ke
dalam lubang kubur, dan semua ikatan kain kafannya dibuka. Setelah itu
usahakan agar mukanya terbuka, pipi jenazah dikenakan ke tanah, badan
jenazah dihadapkan kearah kiblat dengan cara dimiringkan ke sebelah
kanan.

Page 6 of 10
Pengurusan Jenazah

Sementara itu pada saat jenazah diturunkan ke dalam kubur, dibaca lafazh:

ِ‫بِس ِْم هللاِ َو َعلى ِملَّ ِة َرس ُْو ِل هللا‬


Artinya: "Dengan nama Allah dan atas agama Rasulullah".
Dan bagi para pengiring jenazah dilarang duduk sebelum jenazah diletakkan di
dalam kubur. Ini berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW.

‫(رواه‬ َ ‫ فَ َم ْن تَبِ َعهَ افَالَ يَ ْق ُع ْد َحتَّى تُ ْو‬،‫ِإ َذا َرَأ ْيتُ ُم ْال َجنَ ا َزةَ فَقُ ْو ُم ْوا‬
‫ض َع‬
)‫البخارى‬
Artinya: "Jika kamu melihat jenazah, hndaklah kamu berdiri,; barang siapa
mengiringinya, janganlah duduk sehingga jenazah itu diletakan". (H.R. Al-
Bukhari)
3. Jenazah kemudian ditimbun dengan tanah secara tertib, yakni agar
dipadatkan di bagian bawah tertelebih dahulu, lalu sedikit ke bagian
kuburnya.
4. Setelah penimbunan lubang kuburan selesai, sebaiknya ditinggikan sedikit
dari bagian tanah biasa, untuk tanda bahwa di dalamnya memang sudah ada
jenazah. Dalam hal ini, diperkenankan memberi tanda khusus yang lebih
lama terlihatnya, seperti meletakkan batu nisan baik dengan diberi nama
ataupun tidak, diletakkan di atas arah kepala jenazah.
5. Kemudian disunnahkan melemparkan tanah kedalam kubur diarah kepala
jenazah sebanyak tiga kali, pada saat jenazah sudah tertimbun tanah, baik
baru sebagian dari lubang kubur yang tertimbun, ataupun sudah semuanya,
berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW:

‫ص لَّى َعلَى َجنَ ا َز ٍة ثُ َّم َأتَى‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َس لَّ َم‬َ ِ‫َأ َّن َرس ُْو ُل هللا‬
)‫ (رواه ابن ماجه‬.‫ه ثَالَثًا‬ِ ‫ت َعلَ ْي ِه ِم ْن قَب ِْل َرْأ ِس‬
ِ ِّ‫قَ ْب َر ْال َمي‬
Artinya: Bahwasanya Rasulullah SAW menshalatkan jenazah kemudian beliau
mendatangi kuburannya dan melemparkan tanah ke dalam kuburan di arah
kepala jenazah tiga kali. (H.R. Ibnu Majjah)
6. Selanjutnya setelah demikian, dilakukan do'a untuk jenazah agar ia diampuni
segala dosanya, dan dikuatkan dalam menghadapi pertanyaan kubur. Inilah
yang di istilahkan dengan talqin mayit . Adanya do'a untuk jenazah setelah
selesai proses penguburannya, berdasarkan hadits:

Page 7 of 10
Pengurusan Jenazah

‫ت‬ِ ‫ص لَّى هللاُ َعلض ْي ِه َو َس لَّ َم ِإ َذا فَ َر َغ ِم ْن َد ْف ِن ْال َم ْي‬ َ ‫ان النَّبِ ُّي‬
َ ‫َك‬
ُ‫ْت فَِإنَّه‬َ ‫اس َئلُ ْوا لَ هُ التَّ ْثبِي‬
ْ ‫اس تَ ْغفِرُوا َِأل ِخ ْي ُك ْم َو‬
ْ :‫ف َعلَ ْي ِه فَقَ ا َل‬َ َ‫َوق‬
ُ ‫آلن يُ ْسَأ‬
)‫ل (رواه أبوداود‬ َ ‫ْا‬
Artinya: Adapun Nabi SAW apabila selesai menguburkan jenazah, berdiri di
sebelah depannya, maka beliaupun bersabda: "Mohonkanlah ampunan
Tuhanmu untuk temanmu ini, dan mintalah agar dikuatkan dirinya,
sesungguhnya ia sekarang sedang ditanya malaikat". (H.R. Abu dawud)
Adapun lafaz talqin mayyit, telah disusun oleh para ulama fiqih secara tertib
dalam berbagai bentuk do'a dan lafazh-lafazh khusus.

— Hikmah Pengurusan Jenazah


Pengurusan jenazah mempunyai himah berikut:
a. Mengingatkan bahwa kematian akan menimpa setiap individu
b. Mengingatkan bahwa kematian orang lain mendorong untuk mawas diri
c. Membuahkan rasa solidaritas Ukhuwah Islamiyah
d. Membangkitkan semangat kerja sama dalam mengatasi kesulitan

— Mau Terlibat dalam Pengurusan Jenazah


Seperti telah diketahui bahwa pengurusan jenazah hukumnya fardhu kifayah.
Hukum ini, bagi orang yang malas berbuat, dapat menimbulkan sifat acuh
terhadap mayat. Sifat acuh ini sangat buruk dan harus dihindari.
Sebaiknya harus diinsyafi oleh setiap individu muslim bahwa melakukan sesuatu
yang hukumnya fardhu kifayah, justru harus memacu adanya kompetisi siapa
yang paling dahulu untuk berbuat kebaikan yang akan menyelamatkan seluruh
kaum muslimin terkena dosa. Maka mengurus jenazah, seyogiyanya diminati
oleh setiap muslim.
Sementara itu pengurusan jenazah memerlukan keterampilan khusus, terutama
pada saat memandikan, mengkafani dan menguburkan, karena ketiga
pekerjaan tersebut dapat dikatakan sebagai pekerjaan kasar. Adapun
menshalatkan jenazah, pada umumnya dapat dilakukan oleh setiap orang yang
telah mengetahui tata caranya.

Page 8 of 10
Pengurusan Jenazah

Berangkat dari kenyataan ini, maka bagi siapa yang mau mengabdikan dirinya
dalam pengurusan jenazah secara lengkap, perlu mempelajari tata cara
pengurusan jenazah itu sendiri dengan seksama, agar terhindar dari kesalahan.

EVALUASI
PILIHAN GANDA
1. Orang yang paling utama berkewajiban memandikan mayat adalah....
a. keluarganya d. sahabatnya
b. temannya e. anaknya
c. tetangganya

2. Pada basuhan terakhir memandikan mayat, air sebaiknya telah dicampur


dengan....
a. minyak wangi d. sabun mandi
b. kapur barus e. Bunga melati
c. kayu putih

3. Mayat wanita dikafani sebanyak....


a. lima lapis d. dua lapis
b. empat lapis e. satu lapis
c. tiga lapis

4. Mayat pria dikafani sebanyak....


a. lima lapis d. dua lapis
b. empat lapis e. satu lapis
c. tiga lapis

5. Shalat jenazah terdiri dari....


a. lima takbir d. dua takbir
b. empat takbir e. satu takbir
c. tiga takbir

6. Pada takbir pertama dalam shalat jenazah membaca....


a. Shalawat d. Allahu akbar
b. doa e. Allahumma shalli
Page 9 of 10
Pengurusan Jenazah

c. fatihah

7. Membaca shalawat atas nabi Muhammad seharusnya pada takbir....


a. pertama d. keempat
b. kedua e. sebelum niat shalat jenazah
c. ketiga

8. Meminta petunjuk kepada orang yang telah meninggal dunia termasuk....


a. syirik d. maksiat
b. kadir zimmi e. dosa besar
c. murtad

9. Dalam hadits Rasulullah SAW ada beberapa hal yang tidak boleh ditunda-
tunda, yakni....
a. shalat muakkad d. Bersegera dalam pengurusan jenazah
b. shalat tahajjud e. berpuasa
c. shalat subuh

10. Memandikan jenazah hukumnya....


a. wajib d. fardhu kifayah
b. sunnah c. makruh kalau sudah malam
e. sunnah kifayah

Soal Essay
1. Jelaskan cara memandikan jenazah!
2. Jelaskan cara mengkafani jenazah!
3. Jelaskan cara menshalatkan jenazah!
4. Jelaskan cara menguburkan jenazah!
5. Sebutkan rukun shalat jenazah!
6. Jelaskan cara mengkafani jenazah wanita
7. Tuliskan doa yang harus dibaca pada takbir ketiga!
8. Tuliskan doa yang harus dibaca pada takbir keempat!
9. Tuliskan bacaan yang harus dibaca pada takbir kedua!

10 . ِ‫بِ ْس ِم هللاِ َو َعلى ِملَّ ِة َر ُس ْو ِل هللا‬, terjemahkan bacaan ini ke dalam


bahasa Indonesia!

Page 10 of 10

Anda mungkin juga menyukai