Sebutkan satu (1) dari banyak tipe anak berkebutuhan khusus, jelaskan
pengertian, area utama yang terhambat, dan ciri-ciri untuk identifikasi pada
tipe yang Anda sebutkan.
Jawab :
Pengertian Tunagrahita :
Tunagrahita adalah anak yang mengalami hambatan dan keterbelakangan mental,
jauh di bawah rata-rata. Gejalanya Menurut Efendi anak tunagrahita adalah “anak
yang mengalami taraf kecerdasan yang rendah sehingga untuk meniti tugas
perkembangan ia sangat membutuhkan layanan pendidikan dan bimbingan secara
khusus”.
Definisi lain yang diterima secara luas dan menjadi rujukan utama ialah definisi
yang dirumuskan oleh Grossman yang secara resmi digunakan AAMD (American
Association of Mental Deficiency) yaitu ketunagrahitaan mengacu pada fungsi
intelektual umum yang secara nyata (signifikan) berada di bawah rata-rata
(normal) bersamaan dengan kekurangan dalam tingkah laku penyesuaian diri dan
semua ini berlangsung pada masa perkembangan.
Area utama yang terhambat pada anak tunagrahita adalah fungsi intelektual
yang berada di bawah rata-rata, disertai kelainan mental, atau tingkah laku akibat
kecerdasan yang terganggu misalnya dalam merawat diri, bermasyarakat,
pengendalian diri, dan sebagainya.
Ciri-Ciri Anak yang mengalami Tunagrahita
Segi Intelektual. Tingkat kecerdasan tunagrahita selalu dibawah rata-rata anak
yang berusia sama. Sebagai contoh: anak normal rata-rata IQ 100, sedangkan
anak tunagrahita memiliki IQ paling tinggi 70.
Segi Sosial. Kemampuan bidang sosial anak tunagrahita mengalami
kelambatan. Hal ini ditunjukkandengan kemampuan anak tunagrahita yang
rendah dalam hal mengurus, memelihara, dan memimpin diri, sehingga tidak
mampu bersosialisasi.
Ciri pada Fungsi Mental Lainnya. Anak tunagrahita mengalami kesukaran
dalam memusatkan perhatian, jangkauan perhatiannya sangat sempit dan cepat
beralih sehingga kurang mampu menghadapi tugas.
Ciri Dorongan dan Emosi. Perkembangan dorongan emosi anak tunagrahita
berbeda-beda sesuai dengan ketunagrahitaannya masing-masing. Anak yang
berat dan sangat berat ketunagrahitaannya hampir tidak memperlihatkan
dorongan untuk mempertahankan diri, dalam keadaan haus dan lapar tidak
menunjukkan tanda-tandanya, ketika mendapat stimulus yang menyakitkan
tidak mampu menjauhkan diri dari stimulus tersebut. Kehidupan emosinya
lemah, dorongan biologisnya dapat berkembang tetapi peng-hayatannya
terbatas pada perasaan senang, takut, marah, dan benci.
Ciri Kemampuan dalam Bahasa. Kemampuan bahasa anak tunagrahita sangat
terbatas terutama pada perbendaharaan kata abstrak. Pada anak yang
ketunagrahitaannya semakin berat banyak yang mengalami gangguan bicara
disebabkan cacat artikulasi dan masalah dalam pembentukan bunyi di pita
suara dan rongga mulut.
Ciri Kemampuan dalam Bidang Akademis. Anak tunagrahita sulit mencapai
bidang akademis membaca dan kemampuan menghitung yang problematis,
tetapi dapat dilatih dalam kemampuan dasar menghitung umum.
Ciri Kepribadian dan Kemampuan Organisasi. Dari berbagai penelitian oleh
Leahy, Balla, dan Zigler (Hallahan & Kauffman, 1988) disebutkan bahwa
terkait kepribadian anak tunagrahita umumnya tidak memiliki kepercayaandiri,
tidak mampu mengontrol dan mengarahkan dirinya sehingga lebih banyak
bergantung pada pihak luar (external locus of control). Kemampuan anak
tunagrahita untuk mengorganisasi keadaan dirinya sangat jelek, terutama pada
anak tunagrahita dengan kategori berat. Hal ini ditunjukkan dengan baru dapat
berjalan dan berbicara pada usia jauh lebih tua daripada anak normal, sikap
gerak langkahnya kurang serasi, pendengaran dan penglihatannya seringkali
tidak dapat difungsikan, kurang rentan terhadap beberapa hal seperti perasaan
sakit, bau yang tidak enak, serta makanan yang tidak enak.
b. Layanan pendidikan untuk anak tuna grahita
Anak tunagrahita sangat memerlukan pendidikan serta layanan khusus yang
berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Ada beberapa pendidikan dan layanan
khusus yang disediakan untuk anak tunagrahita, yaitu:
Kelas Transisi
Kelas ini diperuntukkan bagi anak yang memerlukan layanan khusus termasuk
anak tunagrahita. Kelas transisi sedapat mungkin berada disekolah reguler,
sehingga pada saat tertentu anak dapat bersosialisasi dengan anak lain. Kelas
transisi merupakan kelas persiapan dan pengenalan pengajaran dengan acuan
kurikulum SD dengan modifikasi sesuai kebutuhan anak.
Tipe Down Syndrome. Jurnal Studi Islam, Gender dan Anak. Vol. 14 No. 1:112-
134
Jawab:
Hasil dari identifikasi adalah untuk pada menemukan (secara kasar) apakah
seorang anak tergolong anak dengan kebutuhan khusus atau bukan. Sedangkan
secara umum tujuan identifikasi adalah untuk menghimpun informasi apakah
seorang anak mengalami kelainan/penyimpangan (phisik, intelektual, social,
emosional, dan/atau sensoris neurologis) dalam pertumbuhan/perkembangannya
dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya (anak-anak normal), yang hasilnya
akan dijadikan dasar untuk penyusunan program pembelajaran sesuai dengan
keadaan dan kebutuhannya.
Pentingnya upaya identifikasi dan asesmen bagi anak usia dini berkebutuhan
khusus dalam konteks pendidikan anak usia dini yaitu agar hambatan atau
gangguan yang dialami oleh anak daat segera diatasi baik oleh guru maupun
orangtua. Selain itu upaya identifikasi dan asesmen penting karena melalui proses
ini dapat diketahui penyebab dari permasalahan yang dialami anak sehingga guru
dapat merancang, memperbaiki program pembelajaran yang sesuai dengan
permasalahan yang ditemukan pada anak.
Diaksesmelalui.https://www.google.com/amp/s/hansdwi.wordpress.com/2012/01/
09/identifikasi-dini-dan-asesmen-anak-berkebutuhan-khusus/amp/ pada tanggal 8
Juni 2020
Akses : meski situasi mengharuskan anak untuk belajar dirumah seperti saat ini
setiap anak berkebutuhan khusus berhak mendapatkan akses pendidikan yang
sama dengan yang didapatkan oleh anak-anak lain dikelas reguler dengan
pelayanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhannya.
Dukungan dan Kolaborasi : di situasi pandemi seperti saat ini, orangtua bersama
dengan guru disekolah harus saling berkerjasama dalam memberikan segala
dukungan dan pelayanan pendidikan tambahan yang diperlukan anak untuk
menjamin efektifnya pendidikan pendidikan mereka (anak usia dini berkebutuhan
khusus)
Jawab :
Menyusun instrumen asesmen pendidikan bersama-sama dengan guru
kelas dan guru pendamping
Membangun system koordinasi antara guru, pihak sekolah dan orangtua
peserta didik
Melaksanakan pendampingan anak berkelainan pada kegiatan pembelajaran
bersama-sama dengan guru kelas maupun dengan guru pendamping
Memberikan bantuan layanan khusus bagi anak-anak berkebutuhan khusus
yang mengalami hambatan dalam mengikuti pembelajaran dikelas umum
berupa remidi atau pengayaan
Memberikan bimbimngan secara berkesinambungan dan membuat catatan
khusus kepada anak yang berkebutuhan khusus selama mengikuti kegiatan
pembelajaran yang dapat dipahami apabila terjadi pergantian guru
Memberikan bantuan (berbagi pengalaman) antar guru kelas maupun guru
pendamping agar mereka dapat memberikan pelayanan pendidikan kepada
anak-anak berkebutuhan khusus disekolah
Membuat laporan kemajuan anak selama disekolah untuk diberitahukan
kepada orangtua masing-masing.
Jawab:
Jawab:
Dengan cara ini sosialisasi anak dan jiwa kerjasama serta saling tolong
menolong akan berkembang dengan baik. Dengan demikian, jiwa kompetisi
dan jiwa kerjasama anak akan berkembang harmonis. Selain itu proses belajar
disesuaikan dengan berbagai tipe belajar siswa (ada yang bertipe visual; ada
yang bertipe auditoris; ada pula yang bertipe kinestetis).
http://izzaucon.blogspot.com/2014/06/modifikasi-atau-pengembangan-
kurikulum.html?m=