Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Administrasi Rumah Sakit Indonesia Volume 5 Nomor 2

Strategi Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien di Rumah Sakit


Umum Daerah Kepulauan Seribu Tahun 2019 – 2023
Strategy in Increasing Quality and Patient Safety of Kepulauan Seribu Public
Hospitals Years 2019 to 2013

Agus Ariyanto Haryoso1, Dumilah Ayuningtyas2


1
Program Pasca Sarjana Kajian Administrasi Rumah Sakit Indonesia Departemen Administrasi dan
Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Indonesia
2,3
Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Indonesia

*Email: agusariee@gmail.com

ABSTRAK

Mutu dan keselamatan pasien saat ini merupakan salah satu tuntutan utama pengguna jasa layanan rumah
sakit. Bahkan menjadi salah satu elemen penilaian akreditasi rumah sakit. Namun demikian, saat ini, mutu
dan keselamatan pasien RSUD Kepulauan Seribu belum terakreditasi. Dengan demikian, RSUD Kepulauan
Seribu berencana meningkatkan mutu dan keselamatan pasien agar dapat terakreditasi dua tahun
mendatang. Tesis ini bertujuan menyusun rencana strategis RSUD Kepulauan seribu dalam peningkatan
mutu dan keselamatan pasien untuk tahun 2019-2023. Penelitian dalam tesis ini adalah penelitian kualitatif.
Penelitian menggali informasi dari informan untuk mendapatkan faktor-faktor internal dan eksternal
sebagai bahan dasar menyusun strategi. Selanjutnya faktor-faktor tersebut dianalisis menggunakan
intrumen-instrumen Internal Factor Evaluation (IFE), dan Eksternal factor Evaluation (EVE), matriks I-E,
matriks TOWS, untuk menghasilkan strategi. Semua pegawai bersemangat melaksanakan kegiatan yang
ditetapkan, sumber daya keuangan yang sangat banyak merupakan faktor kekuatan. Akan tetapi, sosialisasi
visi dan misi yang belum maksimal, belum menetapkan prioritas program, dan belum melakukan
pengukuran mutu dan keselamatan pasien masih menjadi faktor kelemahan RSUD Kepulauan seribu.
Faktor peluang RSUD Kepulauan Seribu adalah Lembaga lintas sektor yang mendukung, sedangkan
adanya gap kompetensi pegawai RSUD dengan puskesmas yang menghambat pelayanan adalah faktor
ancaman yang harus diantisipasi. Skor IFE diperoleh 2,40 sedangkan skor EFE 2,31, sehingga RSUD
Kepulauan Seribu berdasarkan matriks I-E berada pada kotak V. Dengan demikian, strategi paling tepat
adalah hold dan maintain. RSUD Kepulauan Seribu, berdasarkan matriksTOWS, direkomendasikan
melakukan penguatan arah kebijakan organisasi, optimalisasi anggaran, pemanfaatan kerjasama lintas
sector, pemantapan wawasan pegawai, dan penyusunan standar diklat, penyusunan program prioritas,
pelaksanaan manajemen risiko, dan pengukuran mutu dan keselamatan pasien.
Haryoso dan Ayuningtyas, Strategi Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien di
Rumah Sakit Umum Daerah Kepulauan Seribu Tahun 2019-2023
Kata kunci: rencana; strategi; mutu; keselamatan pasien.

ABSTRACT

Quality of service and patient savety now adays has become the main demand of hospital customer, even
now, become one of evaluation point in hospital accreditation. Nevertheless, quality and patient savety in
Kepulauan Seribu Public Hospital (RSUD Kepulauan Seribu) has not been accredited yet. RSUD
Kepulauan Seribu plans to increase quality and patient savety so that can go through accreditation. This
thesis aims to arrange strategies of Quality improvement and Patient Savety in Years 2019- 2023. The study
in this thesis is qualitative. The study digs informations from informans to obtain internal and external
factors hich used to arrange strategies. The factors then be analized with instruments such as Internal
Factor Evaluation (IFE), Eksternal factor Evaluation (EVE), I-E matrix, TOWS Matrix, to obtain
strategies. All employees are enthusiastic to work, and the great quantities of financial resources are
obtained as strength factor, while vision and misson of hospital which are not maximal socialized, no
program prioriting, and have not done quality and patien safety assessment yet are still become weakness
of RSUD Kepulauan Seribu. One of the opportunity obtained in study is stake holders support, while the

Jurnal ARSI/Februari 2019 115


Jurnal Administrasi Rumah Sakit Indonesia Volume 5 Nomor 2

challenge is the capacity gap of medical officer in hospital and primary service. IFE scor is 2,40 and EFE
score 2,31. RSUD Kepulauan Seribu Position of I-E matrix is in fifth cel, which mean that the best strategy
to execute are hold and maintain strategies. RSUD Kepulauan Seribu, based on TOWS Matrix analysis,
recommended to settle the target of organizational policy, optimize the financial resources, optimalize
stakeholder cooperation, increase the employee’ knowledge, standardize employee’s upgrading, arrange
priority programs, do risk management, and assess quality and patient safety.

Keywords: plan, strategy; quality; patient.

PENDAHULUAN
Mutu menurut terminologi Bahasa Indonesia berarti
Saat ini, tuntutan masyarakat terhadap kesehatan (ukuran) baik buruk suatu benda; kadar; taraf atau
tidak terbatas hanya pada kebutuhan untuk hidup derajat (kepandaian, kecerdasan, dan sebagainya);
sehat. Tuntutan masyarakat terhadap kesehatan kualitas. (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
telah berkembang menuju pada kualitas pelayanan Republik Indonesia, 2016) Mutu juga didefinisikan
kesehatan. Mutu pelayanan kesehatan merupakan sebagai kemampuan suatu produk atau layanan
jaminan bagi masyarakat untuk memperoleh memenuhi kebutuhan pelanggan. (Bhat, 2010)
derajad kesehatan yang optimal (Leebov dalam Menurut Kros dan Brown 2013, dalam banyak
Prastiwi, 2010). Suatu studi mengenai analisis kasus, mutu dapat didefinisikan sebagai identifikasi
kepuasan pelanggan di suatu rumah sakit di Jakarta dan tingkat kepuasan atas kebutuhan dan
menyatakan bahwa mutu pelayanan rumah sakit persyaratannya. Untuk organisasi yang bergerak
berbanding lurus dengan kepuasan pelanggan. dalam bidang jasa, beberapa pakar mendefinisikan
mutu sebagai perbedaan antara pelayanan yang
RSUD Kepulauan Seribu telah melakukan self diharapkan (harapan pelanggan) dan pelayanan
assessment, berdasarkan standar akreditasi yang diberikan (persepsi pelanggan). (Kros &
menunjukkan bahwa nilai program peningkatan Brown, 2013) Mutu pelayanan dibagi menjadi
mutu dan keselamatan pasien adalah nol. Oleh dua, yaitu mutu teknis dan mutu fungsional. (Kros
karena itu, RSUD Kepulauan Seribu menyusun & Brown, 2013) Mutu teknis adalah ketepatan
rencana strategis untuk menaikan diharapkan nilai teknis, kesesuaian prosedur, ketepatan diagnosis,
program peningkatan mutu dan keselamatan pasien kesesuaian kompetensi tenaga dengan spesifikasi
menjadi ≥ 80 %. medis dan sebagainya. Sedangkan mutu
fungsional adalah cara pelayanan diberikan.
Tujuan umum penelitian ini adalah menyusun Biasanya pasien memberi perhatian lebih pada
strategi peningkatan mutu dan keselamatan pasien mutu fungsional dibandingkan dengan mutu teknis.
RSUD Kepulauan Seribu. Tujuan khususnya
adalah mengetahui faktor-faktor internal RSUD Untuk melakukan pengukuran mutu suatu
Kepulauan Seribu yang berkaitan dengan layanan, diperlukan alat dan standar. Banyak alat
peningkatan mutu dan keselamatan pasien, yang digunakan oleh pakar dalam mengukur mutu.
mengetahui faktor-faktor eksternal RSUD Parasurama dalam (Rodrigues, 2013) mengukur
Kepulauan Seribu yang berkaitan dengan perbedaan persepsi dan harapan pelanggan dengan
peningkatan mutu dan keselamatan pasien, SERVQUAL affects service quality. Dengan itu,
mengetahui alternatif-alternatif strategi yang pelanggan akan mempunyai persepsi mutu
berkaitan dengan peningkatan mutu dan pelayanan yang tinggi karena harapan mereka lebih
keselamatan pasien RSUD Kepulauan Seribu, rendah dari performa pelayanan yang diberikan.
mengetahui strategi yang ditetapkan RSUD Begitupun sebaliknya, jika harapan pelanggan lebih
Kepulauan Serib, berkaitan dengan peningkatan tinggi dari performa pelayanan yang diberikan
mutu dan keselamatan pasien untuk digunakan. maka akan menimbulkan persepsi mutu yang
TINJAUAN TEORITIS rendah. (Rodrigues, 2013). Kelomok yang kedua

Jurnal ARSI/Februari 2019 116


Haryoso dan Ayuningtyas, Strategi Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien di
Jurnal Administrasi Rumah Sakit Indonesia Rumah Sakit Umum Daerah Kepulauan Seribu Volume
Tahun52019-2023
Nomor 2

dipelopori oleh Cronin & Taylor (1992) yang arahan pemimpin yang mengelola kegiatan utama
mengukur performa layanan dengan SERVPERF dalam proses perencanaan strategis namun
metrik, yang hanya memperhatikan persepsi meninggalkan banyak isi dari strategi individu
pelanggan sebagai dasar pengukuran mutu layanan. lainnya. Ada sepuluh langkah dalam proses
(Rodrigues, 2013) perencanaan strategis menurut Ayuningtyas (2015)
yaitu:
Standar mutu yang digunakan rumah sakit 1. Memulai dan menyetujui suatu proses dalam
bermacam-macam. Ada yang menggunakan ISO perencanaan strategis;
9001 sebagai standar mutu. Khusus di bidang 2. Mengidentifikasi tugas-tugas organisasional;
pelayanan kesehatan, lembaga International 3. Mengklarifikasi misi serta nilai organisasi;
Society for Quality in Health Care (ISQua) juga 4. Menilai faktor lingkungan eksternal dan juga
membuat standar mutu layanan. Kementerian internal;
Kesehatan RI, sebagai regulator bidang kesehatan di 5. Mengidentifikasi macam-macam persoalan
Republik Indonesia (RI), juga telah menetapkan strategis organisasi;
standar mutu pelayanan rumah sakit pada tahun 6. Merumuskan strategi penanganan masalah
2008, yaitu Standar Pelayanan Minimal Rumah organisasi.,
Sakit. (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 7. Meninjau ulang dan mengadopsi strategi atau
2008) perencanaan strategis;
8. Menciptakan visi organisasi yang efektif;
RSUD Kepulauan Seribu, dalam melaksanakan 9. Mengembangkan suatu proses implementasi
pengendalian dan peningkatan mutu layanan, sesuai yang efektif; dan
dengan Undang-undang Republik Indonesia 10. Meninjau ulang strategi dan juga proses
Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, perencanaan strategis.
menggunakan standar yang ditetapkan oleh
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. METODOLOGI PENELITIAN

Perencanaan adalah suatu fungsi manajemen yang Penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian
terpenting karena berbagai fungsi manajemen operasional dengan pendekatan kualitatif.
lainnya baru dapat berperan apabila perencanaan Penelitian dilakukan pada bulan Februari
selesai dilakukan dan semua harus berpedoman hingga Maret 2018. pemilihan waktu terebut
pada perencanaan yang telah ditetapkan. sesuai dengan kalender akademik program
(Ayuningtyas, 2015) Perencanaan strategis adalah Magister Administrasi Rumah Sakit Fakultas
proses sistematis dimana organisasi sepakat Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas
membangun komitmen diantara para pemangku Indonesia, tahun penerimaan 2016. diharapkan
kepentingan untuk mewujudkan misi-misi dengan pemeilihan waktu tersebut, peneliti
organisasi dan bertanggung jawab terhadap dapat menyelesaikan penelitian sebagai tugas
lingkungan organisasi. Perencanaan strategis akhir studi.
mengarahkan organisasi untuk mengerahkan
sumber daya pada misi-misi tersebut. (Allison & Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum
Kaye, 2005) Daerah Kepulauan Seribu. Pemilihan rumah sakit
ini adalah dengan pertimbangan tempat tugas
Organisasi-organisasi non profit, organisasi publik, peneliti sebagai Kepala Seksi Sumber Daya
layanan lintas batas dan komunitas, sering Kesehatan Kabupaten Administrasi Kepulauan
menggunakan pendekatan Siklus Perubahan Seribu. Dengan demikian diharapkan penelitian ini
Strategis (The Strategy Change Cycle) dalam dapat memberikan manfaat bagi tempat tugas
menyusun rencana strategis bagi organisasi. peneliti, peneliti sendiri dan bagi Fakultas Ilmu
(Ayuningtyas, 2015) Menurut Ayuningtyas (2015) Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Siklus perubahan strategis adalah suatu kelompok

Jurnal ARSI/Februari 2019 117


Jurnal Administrasi Rumah Sakit Indonesia Volume 5 Nomor 2

Informan penelitia dalam penelitian ini berkaitan b. Matriks EFE


dengan faktor internal atau eksternal RSUD c. Matriks I-E
Kepulauan Seribu. Informan penelitian ditetapkan d. Matriks TOWS
oleh peneliti adalah sebagai berikut: e. QSPM
a. Direktur Rumah Sakit
b. Kepala Sub Bag Tata Usaha Untuk menentukan skor atau nilai, peneliti
c. Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan menggunakan teknik Consensus Decision Making
d. Kepala Seksi Keperawatan dan penunjang Group (CDMG), yaitu kegiatan memberikan nilai
e. Kepala Suku Dinas Kesehatan Kepulauan terhadap sesuatu berdasarkan kesepakatan bersama
Seribu dalam suatu diskusi kelompok atau Focused Group
f. Pegawai RSUD Kepulauan Seribu Discussion (FGD). Adapun CDMG dilakukan
bersama dengan pimpinan rumah sakit.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah: HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Data primer diperoleh dari wawancara
mendalam (in depth interview) menggunakan Analisis IFE-EFE
pedoman wawancara dengan informan yang
telah ditentukan Faktor internal yang mempengaruhi mutu RSUD
2. Data sekunder berupa: Kepulauan Seribu, antara lain:
a. Rencana, jadwal, absensi, laporan, 1. Sosialisasi tentang visi, misi rumah sakit
feedback dan asesmen binwasdal Suku belum dimaksimalkan.
Dinas Kesehatan Kepulauan Seribu 2. Nilai-nilai budaya organisasi belum menjadi
terhadap RSUD Kepulauan Seribu; perhatian pimpinan.
b. DPA APBD RSUD Kepulauan Seribu; 3. Direktur tidak menetapkan secara kongkrit
c. Dokumen tertulis tentang visi, misi, kalimat kebijakan mutu rumah sakit. Hal-hal
kebijakan dan target RSUD mengenai mengenai mutu diserahkan sepenuhnya
peningkatan mutu; kepada Komite medik, Tim Pencegahan dan
d. Dokumen analisa jabatan dan kompetensi Pengendalian Ineksi (PPI), dan Tim Mutu.
pegawai; 4. Evaluasi penerapan peningkatan mutu dan
e. SOP yang dimiliki RSUD dalam keselamatan pasien belum maksimal (belum
dokumen mutu; terdokumentasi dengan baik)
f. Laporan hasil pelaksanaan, pengawasan, 5. Para pegawai bersemangat untuk selalu
dan juga pengendalian mutu di RSUD melaksanakan rencana kegiatan yang telah
Kepulauan Seribu; dan ditetapkan.
g. Peraturan perundang-undangan dan juga 6. Semua elemen organisasi RSUD Kepulauan
kebijakan pemerintah. Seribu memiliki keinginan yang kuat untuk
meningkatkan mutu dan keselamatan pasien
Instrumen yang digunakan oleh peneliti adalah: 7. RSUD Kepulauan Seribu, belum memenuhi
a. Pedoman wawancara mendalam untuk elemen penilaian Perbaikan Mutu dan
digunakan pada pengambilan data melalui Keselamatan Pasien (PMKP), yakni belum
wawancara. terdapat standar waktu minimal pengetahuan
b. Pedoman pengambilan data untuk digunakan pegawai dalam tentang peningkatan mutu dan
pada pengambilan data sekunder berupa keselamatan pasien.
dokumen manajemen. 8. Pimpinan RSUD Kepulauan seribu belum
Data yang diperoleh dalam penelitian sebelumnya, menunjukan partisipasinya dalam rencana
oleh peneliti kemudian diolah menggunakan cara peningkatan mutu dan keselamatan pasien
pengolah data sebagai berikut: seperti disyaratkan dalam elemen penilaian
a. Matriks IFE

Jurnal ARSI/Februari 2019 118


Haryoso dan Ayuningtyas, Strategi Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien di
Jurnal Administrasi Rumah Sakit Indonesia Rumah Sakit Umum Daerah Kepulauan Seribu Volume
Tahun52019-2023
Nomor 2

Perbaikan Mutu dan Keselamatan Pasien 2) Semua struktur organisasi bersemangat


(PMKP). untuk melaksanakan rencana kegiatan
9. Direktur RSUD Kepulauan Seribu juga yang telah ditetapkan.
tampak belum menetapkan prioritas seperti 3) RSUD Kepulauan Seribu memiliki
yang disyaratkan Perbaikan Mutu dan potensi sumber daya yang tinggi, siap
Keselamatan Pasien (PMKP). digunakan untuk pelaksanaan program
10. Komunikasi dan penyampaian informasi dari apapun.
Pimpinan rumah sakit kepada pegawai sudah b. Faktor Kelemahan
sesuai dengan standar penilaian Perbaikan 1) Sosialisasi tentang visi, misi rumah sakit
Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) belum dimaksimalkan.
11. Pengukuran yang dilakukan oleh RSUD 2) Nilai-nilai budaya organisasi belum
Kepulauan Seribu belum cukup detail seperti menjadi perhatian pimpinan.
yang dipersyaratkan Standar Nasional 3) Direktur tidak menetapkan secara
Akreditasi Rumah Sakit (SNARS). kongkrit kalimat kebijakan mutu rumah
12. RSUD Kepulauan Seribu masih belum sakit.
melaksanakan manajemen risiko. 4) Evaluasi penerapan peningkatan mutu
dan juga keselamatan pasien belum
Di sisi lain, faktor eksternal yang mempengaruhi mutu maksimal.
RSUD Kepulauan Seribu, antara lain: 5) RSUD Kepulauan Seribu, belum
1. Adanya komitmen lembaga-lembaga lintas memenuhi elemen penilaian Perbaikan
sektor untuk saling mendukung dalam hal Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)
kebijakan. yakni belum ada standar waktu minimal
2. Kemudahan oleh Pemerintah Provinsi DKI pengetahuan pegawai dalam tentang
Jakarta dalam menyetujui anggaran yang peningkatan mutu dan keselamatan
diajukan RSUD Kepulauan Seribu. pasien.
3. Adanya gap kompetensi tenaga kesehatan di 6) Pimpinan RSUD Kepulauan Seribu
antara Puskesmas dengan RSUD, yang belum menunjukan partisipasinya
menghambat layanan rujukan. dalam rencana peningkatan mutu dan
4. Kebiasaan pasien dan keluarga pasien sering keselamatan pasien seperti disyaratkan
tidak mematuhi aturan rumah sakit. dalam elemen penilaian Perbaikan
5. Kondisi geografis pulau-pulau terpencar Mutu dan Keselamatan Pasien
mempersulit akses masyarakat terhadap (PMKP).
layanan RSUD Kepulauan Seribu. 7) Direktur RSUD Kepulauan Seribu juga
6. Peraturan-peraturan tentang unit cost tampak belum menetapkan prioritas
pengadaan tenaga ahli kurang diminati oleh seperti yang disyaratkan Perbaikan
dokter spesialis, sehingga RSUD Kepulauan Mutu dan Keselamatan Pasien
Seribu kurang diminati oleh dokter spesialis. (PMKP).
7. Kondisi lingkungan iklim dan cuaca mudah 8) Komunikasi dan juga penyampaian
membuat peralatan berkarat dan rusak. informasi dari pimpinan rumah sakit
kepada pegawai sudah sesuai dengan
Intenal Faktor Evaluation (IFE) RSUD Kepulauan standar penilaian Perbaikan Mutu dan
Seribu ialah sebagai berikut: Keselamatan Pasien (PMKP).
a. Faktor Kekuatan 9) Pengukuran yang dilakukan oleh
1) Kewenangan Direktur sangat tinggi RSUD Kepulauan Seribu belum cukup
dalam memimpin. Semua sistem dan detail seperti yang dipersyaratkan
struktur organisasi tunduk pada perintah Standar Nasional Akreditasi Rumah
Direktur. Sakit (SNARS).

Jurnal ARSI/Februari 2019 119


Jurnal Administrasi Rumah Sakit Indonesia Volume 5 Nomor 2

10) RSUD Kepulauan Seribu belum


melaksanakan manajemen risiko seperti Hasil analisa Intenal Faktor Evaluation (IFE)
dipersyaratkan dalam elemen penilaian disajikan pada tabel berikut ini.
Perbaikan Mutu dan Keselamatan
Pasien (PMKP).

Tabel 1. Matriks Analisa IFE

Jurnal ARSI/Februari 2019 120


Jurnal Administrasi Rumah Sakit Indonesia Volume 5 Nomor 2

Ekstenal Faktor Evaluation (IFE) RSUD 2) Kebiasaan pasien dan keluarga pasien
Kepulauan Seribu ialah sebagai berikut: sering tidak mematuhi aturan rumah
a. Faktor Peluang sakit.
1) Adanya komitmen lembaga-lembaga 3) Kondisi geografis pulau-pulau terpencar
lintas sektor untuk saling mendukung mempersulit akses masyarakat terhadap
dalam hal kebijakan. layanan RSUD Kepulauan Seribu.
2) Kemudahan oleh Pemerintah Provinsi 4) Peraturan-peraturan tentang unit cost
DKI Jakarta dalam menyetujui pengadaan tenaga ahli kurang diminati
anggaran yang diajukan RSUD oleh dokter spesialis, sehingga RSUD
Kepulauan Seribu. Kepulauan Seribu kurang diminati oleh
b. Faktor Ancaman dokter spesialis.
1) Adanya gap kompetensi tenaga 5) Kondisi lingkungan iklim dan cuaca
kesehatan di Puskesmas dengan mudah membuat peralatan berkarat dan
RSUD, yang menghambat layanan rusak (Tabel 2 Matriks Analisa EFE).
rujukan.

Tabel 2. Matriks analisa EFE

Jurnal ARSI/Februari 2019 121


Haryoso dan Ayuningtyas, Strategi Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien di
Jurnal Administrasi Rumah Sakit Indonesia Rumah Sakit Umum Daerah Kepulauan SeribuVolume
Tahun 52019-2023
Nomor 2

Setelah melakukan analisis IFE dan EFE, maka posisi kuadran organsasi dengan hasil sebagai
dilakukan analisis Matriks I-E yang menampilkan berikut.

Tabel 3. Matriks Analisa I-E

I II III

IV VI
V

VI VII IX

Dari gambaran matriks I-E, diketahui bahwa dibandingkan kelemahan dan hambatannya.
RSUD Kepulauan Seribu masuk dalam sel V. Dengan demikian, RSUD Kepulauan Seribu
Artinya, RSUD Kepulauan Seribu memiliki direkomendasikan menggunakan strategi hold dan
kekuatan dan peluang yang kurang lebih sama maintain. (Ayuningtyas, 2015)

Jurnal ARSI/Februari 2019 122


Jurnal Administrasi Rumah Sakit Indonesia Volume 5 Nomor 2

Tabel 4. Matriks Analisa TOWS

Jurnal ARSI/Februari 2019 123


Haryoso dan Ayuningtyas, Strategi Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien di
Jurnal Administrasi Rumah Sakit Indonesia Rumah Sakit Umum Daerah Kepulauan Seribu Volume
Tahun 52019-2023
Nomor 2

Berdasarkan matriks analisa TOWS di atas, maka 6. Penyusunan program prioritas RSUD
strategi yang sebaiknya dilakukan oleh RSUD Kepulauan Seribu seperti yang disyaratkan
Kepulauan Seribu adalah sebagai berikut: Perbaikan Mutu dan Keselamatan Pasien
1. Penguatan arah kebijakan organisasi. (PMKP).
2. Optimalisasi anggaran untuk peningkatan 7. Pelaksanaan pengukuran mutu dan
mutu dan keselamatan pasien. keselamatan pasien secara detail seperti yang
3. Pemanfaatan kerjasama lintas sektor untuk dipersyaratkan Standar Nasional Akreditasi
pengembangan mutu dan keselamatan Rumah Sakit (SNARS).
pasien. 8. Pelaksanaan manajemen risiko RSUD
4. Pemantapan wawasan pegawai tentang Kepulauan Seribu seperti dipersyaratkan
peningkatan mutu dan keselamatan pasien. dalam elemen penilaian Perbaikan Mutu dan
5. Penyusunan standar diklat bagi pegawai Keselamatan Pasien (PMKP).
tentang peningkatan mutu dan keselamatan
pasien.

Tabel 5. Tujuan dan Sasaran

Jurnal ARSI/Februari 2019 124


Jurnal Administrasi Rumah Sakit Indonesia Volume 5 Nomor 2

Tabel 6. Target Pelaksanaan Tahunan RSUD Kepulauan Seribu

Jurnal ARSI/Februari 2019 125


Haryoso dan Ayuningtyas, Strategi Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien di
Jurnal Administrasi Rumah Sakit Indonesia Rumah Sakit Umum Daerah Kepulauan Seribu Volume
Tahun5 2019-2023
Nomor 2

KESIMPULAN DAN SARAN Kepulauan Seribu pada matriks I-E adalah terletak
pada kotak V.
Analisis situasi internal RSUD Kepulauan Seribu
menunjukkan bahwa untuk melaksanakan upaya Rekomendasi strategi bagi RSUD Kepulauan
peningkatan mutu dan keselamatan pasien, RSUD Seribu yang berada pada kotak V matriks I-E adalah
Kepulauan Seribu memiliki pegawai bersemangat strategi hold dan maintain. Dengan strategi hold
untuk melaksanakan rencana kegiatan yang telah dan maintain, maka kegiatan yang
ditetapkan sebagai faktor kekuatan. Faktor direkomendasikan kepada RSUD Kepulauan
kekuatan lain yang dapat ditemukan adalah Seribu untuk program peningkatan mutu dan
keinginan yang kuat dari seluruh elemen rumah keselamatan pasien adalah penguatan arah
sakit untuk meningkatkan mutu dan keselamatan kebijakan organisi, pemanfatan anggaran,
pasien. Faktor komunikasi yang baik diantara pemanfaatan kerjasama lintas sektor, pemantapan
pimpinan dan pegawai RSUD Kepulauan Seribu wawasan pegawai tentang mutu, penyusunan
juga menjadi faktor kekuatan. standar diklat mutu bagi pegawai, penyusunan
program prioritas, pelaksanaan pengukuran mutu
Namun demikian, visi, misi dan nilai buda ya yang dan keselamatan pasien dan pelaksanaan
belum tersosialisasikan menjadi faktor kelemahan manajemen risiko. Beberapa saran dari peneliti
RSUD Kepulauan Seribu. RSUD Kepulauan mengenai peningkatan mutu dan keselamatan
Seribu juga belum menetapkan arah kebijakan pasien di RSUD Kepulauan seribu adalah:
organisasi yang jelas mengenai peningkatan mutu 1. Senantiasa melakukan koordinasi dengan
dan keselamatan pasien. Belum adanya prioritas seluruh elemen RSUD;
program, dan belum dilaksanakannya asesmen 2. Evaluasi terhadap pelaksanaan strategi
mutu dan keselamatan pasien juga menjadi faktor wajib dilaksanakan secaraperiodik;
kelemahan. 3. Pencatatan dan juga pelaporan harus menjadi
tugas wajib yang dijalankan; serta
Dari analisis situasi eksternal didapatkan bahwa 4. Mengembangkan inovasi dalam pelaksanaan
RSUD Kepulauan Seribu memiliki kerja sama rencana strategis.
yang baik dengan lintas sektor. Hal tersebut menjadi
faktor peluang untuk upaya peningkatan mutu dan
keselamatan pasien. Faktor peluang lain adalah DAFTAR PUSTAKA
mudahnya Pemerintah DKI Jakarta dalam Allison, M. (Michael J. ., & Kaye, J. 2005. Strategic planning
memberikan dukungan keuangan kepada RSUD for nonprofit organizations : a practical guide and
workbook. Wiley.
Kepulauan Seribu. Ayuningtyas, D. 2015. Perencanaan Strategis Untuk
Organisasi Pelayanan Kesehatan (Kedua). Jakarta:
Raja Grafindo Persada, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Faktor tantangan yang harus dihadapi oleh RSUD Universitas Indonesia. Retrieved from http://lib.ui.ac.
KEpulauan Seribu diantaranya adalah kondisi id/detail?id=20427878
Ayuningtyas, D. 2017. Template Program Pengolah Renstra.
geografis laut yang mempersulit akses pasien ke Badan Pusat Statistik. Kabupaten Kepulauan Seribu Dalam
RSUD Kepulauan Seribu, adanya gap kompetensi Angka 2017. Retrieved February 26, 2018, from
https://kepulauanseribukab.bps.go.id/publication/2018
petugas rumah sakit dengan puskesmas, dan /01/01/8a6d4fa76c60ef91bf4feb34/kabupaten-
kebiasaan masyarakat yang sering tidak mematuhi kepulauan-seribu-dalam-angka-2017.html
Bhat, K. S. 2010. Total quality management : text and cases.
peraturan di rumah sakit. Himalaya Pub. House. Retrieved from https://remote-
lib.ui.ac.id:6486/lib/indonesiau-
ebooks/detail.action?docID=3011272&query=quality
Setelah melakukan analisis IFE terhadap faktor- +management
faktor kekuatan dan kelemahan, dan juga analisis Kementrian Kesehatan RI. 2008. Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 129 Tahun 2008 Tentang Standar
EFE terhadap faktor-faktor peluang dan ancaman, Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
maka didapatkan skor IFE adalah 2,12 dan skor Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. PERMENKES
Nomor 34 Tahun 2017 tentang Akreditasi Rumah
EFE adalah 2,31. Dengan demikian, posisi RSUD Sakit. Dapat diakses di laman http://www.pdpersi
.co.id/kanalpersi/data/regulasi/permenkes/pmk342017
_akreditasirs.pdf

Jurnal ARSI/Februari 2019 126


Jurnal Administrasi Rumah Sakit Indonesia Volume 5 Nomor 2

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, PerSkpdRealAction/PerSKpd


B. P. dan P. B. 2016. KBBI Daring. Retrieved February Prastiwi, E. N. 2010. Analisis Mutu Pelayanan Intensive Care
22, 2018, from https://kbbi.kemdikbud.go. Unit (ICU) Melalui Audit Kematian di RSUD Kota
id/entri/mutu Bekasi Tahun 2009. Universitas Indonesia. Diakses di
Komisi Akreditasi Rumah Sakit. 2017. Standar Nasional http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2027 1804-T28456-
Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1. Komisi Akreditasi Analisis mutu-full text.pdf
Rumah Sakit. https://doi.org/362.11 Program, O. D., Philbin, A., & Mikush, S. 1999. A Framework for
Kros, J. F., & Brown, E. C. 2013. Health Care Operations and Organizational Development: The Why, What and How
Supply Chain Management: Strategy, Operations, ofODWork.MaryReynoldsBabcockFoundation.
Planning, and Control. International Journal of Health Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Republik
Care Quality Assurance (Vol. 26). Jossey-Bass. Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah
https://doi.org/10.1108/ijhcqa.2013.06226eaa.014 Sakit. Jakarta/
Parung, J. M. A. 2014. Analisis Permintaan Jasa Pelayanan Rodrigues, L. L. R. 2013. Service quality measurement : issues
Kesehatan di Kabupaten Toraja Utara. Universitas and perspectives. Anchor Academic Pub.
Hasanuddin. Retrieved from http://repository.unhas. RSUD, K. S. 2017. Profil RSUD Kepulauan Seribu. Jakarta:
ac.id/bitstream/handle/123456789/9126/SKRIPSI dr. Johan.
LENGKAP-FEB-IE-JENNYFER M A PARUNG.pdf Wibowo, A. 2014. Metodologi Penelitian Praktis : Bidang
?sequence=1 Kesehatan. RajaGrafindo Persada. Retrieved from
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. (n.d.). 2009. Dashboard EIS http://lib.ui.ac.id/detail?id=20398347&lokasi=lokal
- BPKAD Provinsi DKI Jakarta. Diakses pada 7
Januari 2019 dari http://dashboard-bpkd.jakartago.id/

Jurnal ARSI/Februari 2019 127

Anda mungkin juga menyukai