PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Materi dasar pembentuk Bumi ini adalah batuan, dimana batuan sendiri
adalah kumpulan dari mineral, dan mineral terbentuk dari kristal – kristal. Jadi
intinya, untuk dapat mempelajari ilmu Geologi, kita harus menguasai ilmu
tentang kristal disebut kristalografi.
Kristalografi adalah suatu ilmu pengetahuan kristal yang dikembangkan
untuk mempelajari perkembangan dan pertumbuhan kristal, termasuk bentuk,
struktur dalam dan sifat-sifat fisiknya. Dahulu, kristalografi merupakan bagian
mineralogi. Tetapi karena bentuk-bentuk kristal cukup rumit dan bentuk
tersebut merefleksikan susunan unsur-unsur penyusunnya dan bersifat tetap
untuk tiap mineral yang dibentuknya, maka pada akhir abad XIX, kristalografi
dikembangkan menjadi ilmu pengetahuan tersendiri.
Kata “kristal” berasal dari bahasa Yunani crystallon yang berarti tetesan
yang dingin atau beku. Menurut pengertian kompilasi yang diambil untuk
menyeragamkan pendapat para ahli, maka kristal adalah bahan padat homogen
yang biasanya anisotropy dan tembus air serta menuruti hukum-hukum ilmu
pasti, sehingga susunan bidang-bidangnya mengikuti hukum geometri, jumlah
dan kedudukan dari bidangnya tertentu dan teratur. Mineral adalah padatan
senyawa kimia homogen, non-organik yang memiliki bentuk teratur dan
terbentuk secara alami.
Sumbu kristalografi adalah suatu garis lurus yang dibuat melalui pusat
kristal. Sudut kristalografi adalah sudut yang dibentuk oleh perpotongan
sumbu-sumbu kristalografi pada titik potong.
Sumbu simetri yaitu garis bayangan yang dibuat menembus pusat kristal,
dan bila kristal diputar dengan poros sumbu tersebut sejauh satu putaran penuh
akan didapatkan beberapa kali kenampakan yang sama. Ada tiga sumbu
simetri putar, yaitu gire adalah sumbu simetri biasa, giroide yaitu sumbu
simetri yang cara mendapatkan nilai simetrisnya dengan memutar kristal pada
porosnya dan memproyeksikannya pada bidang horizontal. Dan ada sumbu
inversi putar yaitu sumbu simetri yang cara mendapatkan nilai simetrinya