Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH PENULISAN KARYA ILMIAH

‘’ Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini ‘’

ULANGAN TENGAH SEMESTER GENAP

DOSEN PENGAMPU

Dr,Kristiana Maryani,S.Pd,M.Pd.

DISUSUN OLEH

Alfia Batshila

2228210064

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas


segala rahmat-Nya, karena dengan-Nya kita masih bisa diberi kesehatan baik
itu kesehatan jasmani maupun rohani dan dengan bantuan doa tidak luput
dari usaha juga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak
lupa saya mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.

saya sebagai penyusun makalah ini berharap dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Karena bukan hanya untuk
pembaca saja tapi dengan saya membuat dan menyusun makalah ini
membantu kami untuk saling belajar. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi
agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam makalah ini kami menyusun ‘’Perkembangan Bahasa Pada Anak Usia
Dini ’’

Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak


kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Serang, 8 April 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ii
BAB I..............................................................................................................1
(PENDAHULUAN).........................................................................................1
A. Rumusan Masalah...............................................................................2
B. Tujuan Masalah...................................................................................2
BAB II.............................................................................................................4
(PEMBAHASAN)............................................................................................4
A. Konsep Bahasa Anak Usia Dini...........................................................4
B. Pengertian Perkembangan Bahasa.....................................................4
C. Dasar Perkembangan Bahasa.............................................................5
D. Hakikat Bahasa....................................................................................6
E. Hubungan Antara Bahasa dan Berbicara............................................6
F. Faktor yang Memengaruhi Perkembangan Bahasa Anak.................12
G. Teori-Teori Pemeroleh Bahasa...........................................................13
H. Peran Orang Tua Dalam Menstimulasi Perkembangan Bahasa Anak
Usia Dini.......................................................................................................
BAB III..........................................................................................................26
(PENUTUP).................................................................................................26
A. Kesimpulan........................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................28

ii
BAB I

(PENDAHULUAN)

A. Pendahuluan

Masa kanak-kanak adalah masa yang paling tepat untuk


mengembangkan bahasa karena masa kanak-kanak berada dalam fase
pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat. Masa kanakkanak ini
disebut dengan istilah The Golden Age, yaitu masa keemasan. Pada masa ini
berbagai potensi yang ada dalam diri manusia berkembang dengan pesat.
Dimana perkembangan fisik, motorik, intelektual, emosional, bahasa dan
sosial berlangsung dengan cepat. Masa kanakkanak ini juga merupakan
masa yang menuntut perhatian ekstra. Segala kelebihan atau keistimewaan
yang dimiliki pada masa ini tidak dapat terulang untuk kedua kalinya. Itulah
sebabnya masa kanak-kanak ini dikatakan sebagai masa penentu bagi
kehidupan selanjutnya (Fauziah & Rahman, 2021).

Bahasa merupakan ‘’alat komunikasi yang dipergunakan manusia untuk


bersosialisasi sosial’’. Mengingat pentingnya bahasa, maka seseorang harus
mempelajari bahasa untuk berkomunikasi. Pembelajaran bahasa perlu
diajarkan pada anak sejak usia dini, karena dalam berkomunikasi sehari-hari
anak memerlukan bahasa sebagai medianya. Penguasaan bahasa
khususnya kemampuan berkomunikasi anak usia dini dapat diperoleh melalui
pembelajaran.

Perkembangan adalah suatu pola perubahan dimana anak belajar


menguasai tingkat yang lebih kompleks dari berbagai aspek. Salah satu
aspek penting dalam perkembangan anak adalah aspek perkembangan
bahasa.
1

Menurut Vygotsky dalam Ahmad Susanto (2012:73), ‘’menyatakan bahwa


bahasa merupakan salah satu alat untuk mengungkapkan ide dan bertanya,

bahasa juga menciptakan konsep dalam kategori-kategori berpikir’’.

Selain itu bahasa juga merupakan’’ salah satu tempat dalam berkomunikasi
yang sangat penting dalam kehidupan manusia’’, karena di samping
berfungsi sebagai media untuk menyatakan pikiran dan perasaan kepada
orang lain juga sekaligus sebagai media untuk memahami perasaan dan
pikiran orang lain.

A. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian konsep dasar bahasa anak usia dini?

2. Apa Pengertian Perkembangan Bahasa?

3. Bagaimana Dasar Perkembangan Bahasa?

4. Bagaimana Hakikat Bahasa Anak Usia Dini?

5. Bagaimana Hubungan Antara Berbicara dan Berbahasa?

6. Apa saja Faktor yang Memengaruhi Perkembangan Bahasa


Anak Usia Dini?

7. Apa saja Teori-Teori Dalam Pemerolehan Bahasa?

8. Bagaimana Peran Orangtua dalam menstimulasi


Perkembangan Bahasa Aanak Usia Dini?
3

B. Tujuan Masalah

1. Menjelaskan pengertian konsep dasar bahasa anak usia dini

2. Menjelaskan Pengertian Perkembangan Bahasa

3. Menjelaskan Dasar Perkembangan Bahasa

4. Menjelaskan Hkikat Bahasa Anak Usia Dini

5. Menjelaskan Hubungan Antara Berbicara dan Berbahasa

6. Menjelaskan Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan


Basaha Anak Usia Dini

7. Menjelaskan Teori-Teori Dalam Pemerolehan Bahasa

8. Menjelaskan Bagaimana Peran Orangtua Dalam Menstimulasi


Perkembanga Bahasa Anak Usia Dini
BAB II

(PEMBAHASAN)

A. Konsep Bahasa Anak Usia Dini

(Fauziah & Rahman, 2021) Menurut Jahja,(2011:53)


bahasa‘’merupakan salah satu alat untuk berkomunikasi’’. Dalam artian
mencakup semua cara untuk berkomunikasi. Untuk mengungkapkannya
seperti dengan menggunakan lisan, tulisan, isyarat, dan ekspresi wajah.
Selanjutnya menurut Santrock (2007:353) bahasa adalah ‘’Bacaan suatu
bentuk komunikasi yang berupa lisan, tertulis atau isyarat yang berdasar
pada suatu sistem dari simbol-simbol’’. Bahasa terdiri dari kata-kata yang
digunakan berdasarkan aturan-aturannya untuk merangkai bermacam-
macam variasi dan memadukannya.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa bahasa ‘’merupakan


salah satu media yang paling efektif dalam membangun komunikasi’’. Tanpa
adanya bahasa komunikasi tidak dapat berjalan dengan baik dan interaksi
sosial pun tidak akan terjadi. Karena tanpa bahasa siapapun tidak dapat
mengekspresikan diri untuk menyampaikan apa yang dirasakan kepada
orang lain, tidak terkecuali pada anak-anak usia dini.

B. Pengertian Perkembangan Bahasa

(Fauziah & Rahman, 2021) (Simandjuntak dan Pasaribu, 1984:49)


‘’mengatakan bahwa anak mempunyai kemampuan untuk mengungkapkan
apa yang ada di dalam pikiran dan hatinya melalui suara’’. Pertumbuhan
suara akan membentuk bahasa.
4

Bahasa adalah’’ ucapan melalui pikiran dan perasaan manusia dengan


menggunakan alat bunyi yang teratur’’. Dengan berkembangnya bahasa
pada anak akan memudahkan anak berkomunikasi dan mengutarakan apa
yang ia inginkan dan ia rasakan kepada orang lain terlebih kepada teman
sebaya. Oleh karena itu, perlunya guru memahami konsep dari
perkembangan bahasa pada anak.

Menurut Patmonodewo (2008:29) “Perkembangan bahasa pada anak


secara perlahan berganti dari melakukan ekspresi suara lalu berekspresi
dengan berkomunikasi’’, dan dari hanya berkomunikasi dengan
menggunakan gerakan dan isyarat untuk menunjukkan keinginannya,
berkembang menjadi komunikasi melalui ucapan yang tepat dan jelas”.
Tahapan perkembangan anak yang diungkapkan melalui pikiran dan
menggunakan kata-kata yang menandakan meningkatnya kemampuan dan
keterampilan anak sesuai dengan tahap pengembangannya.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa


‘’perkembangan bahasa anak dimulai sejak bayi, yang berlandaskan pada
pengalaman, kecakapan dan progres dalam berbahasa’’. Perkembangan
bahasa merupakan’’Alat yang efektif bagi anak dalam menjalin komunikasi
sosial’’. Dengan berkembang nya bahasa pada anak akan memudahkan
anak dalam mengutarakan apa yang ia inginkan dan sampaikan kepada
orang lain. Oleh karena itu, pengembangan bahasa untuk anak usia dini
bertujuan agar anak mampu berkomunikasi dengan baik.

C. Dasar Perkembangan Bahasa


(Fauziah & Rahman, 2021) Fungsi bahasa ini dijelaskan dalam
Depdikbud (1996) bahwa ‘’pengembangan kemampuan berbahasa anak di
TK bertujuan agar anak dapat berinteraksi dengan lingkungannya’’.

Lingkungan yang dimaksud yaitu, lingkungan teman sebaya, maupun dengan


lingkungan di sekitar tempat tinggalnya. Oleh karena itu, pemahaman tentang
perkembangan bahasa anak tidak boleh dianggap sebagai hal yang biasa
karena guru harus memiliki pengetahuan tentang perkembangan bahasa.
Maka hal ini diharapkan menjadi dasar dan ramburambu pada saat guru
melaksanakan program pembelajarannya.

Dapat disimpulkan bahwa pengertian pengembangan bahasa AUD


dalam tulisan ini adalah’’cara kita dalam rangka mendapatkan tujuan
pendidikan AUD dalam mengembangkan bahasanya’’. Yang lebih difokuskan
pada ruang lingkup pengembangan bahasa yang tertuang dalam Satuan
Pendidikan TK. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, pemahaman guru
tentang berbahasa khususnya menyimak dan berbicara perlu dipahami
secara baik.

D. Hakikat Bahasa

(Zubaidah, 2004) Bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa


pengantar di semuajenis pendidikan danjenjang sekolah, mulai dari TK
sampai PerguruanTinggi di Indonesia. OIeh karena fungsi tersebut, maka
bahasa memegang peranan penting daIampembaharuan dan peningkatan
mutu pendidikan. Khususnya di TK, fungsi bahasa ini dijelaskan dalam
Oepdikbud (1996) bahwa: pengembangan kemampuan berbahasa di TK
bertujuan agar anak didik mampu berkomunikasisecara lisan dengan
lingkungannya. Selanjutnya, dinyatakan lingkungan yang dimaksud adalah
lingkungan di sekitar anak antara lain lingkungan ternan sebaya, ternan
bermain, orang dewasa, baik yang ada di rumah, di sekolah, maupun dengan
tetangga di sekitartempat tinggalnya. Oleh karena itu, pemahaman tentang
perkembangan bahasa anak tidakboleh diabaikan begitu saja oleh guru.

Oimilikinyawawasan guru tentang perkembangan bahasa tersebut,


diharapkan menjadi dasar dan rambu-rambu pada saat guru melaksanakan
program pembelajarannya,

Jadi pengertian pengembangan bahasa Anak Usia Oini (AUO) dalam


tulisan ini adalah ‘’cara guru dalam rangka mendapatkan tujuan pendidikan
AUO dalam mengembangkan bahasanya’’, yakni yang lebih difokuskan pada
ruang lingkup pengembangan bahasa yangtertuang dalam Satuan
Pendidikan, TK. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, pemahaman guru
tentang berbahasa khususnya menyimak dan berbicara perlulah dipahami
secara baik.

E. Hubungan Antara Bahasa dan Berbicara

(Zubaidah, 2004) Bahasa (language) dan bicara (speech) adalah ‘’dua


hal yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain’’. Bahasa
mencakup setiap bentuk komunikasi yang ditimbulkan oleh pikiran dan
perasaanuntukmenyampaikan makna kepada orang lain (Hurlock,1988).
Dalam bahasa tersebut, diperlukan penggunaan tanda-tanda atau simbul ke
dalam sebuah tatabahasa yang berada dalam struktur aturan tertentu. Anak
akan mengerti ungkapan seseorang karena melalui perbendaharaan kata
yang disampaikan. Akan tetapi, apabila tidak dimiliki sejumlah perbendaraan
kataatau kosa kata, yang akan digunakan sebagai elemen berbicara, anak
tidak dapat berbicara atau berkata-kata.
Dengan demikian, meskipun sarana lain untuk berbicara terpenuhi, jika
tidak memiliki kosakata, Pada mulanya anak belajar berbicara, agar ia dapat
memenuhi kebutuhannya. Pemenuhan kebutuhan tersebut tampak pada saat
anak menggunakan kata-katayang diperlukan. Anak akan lancar berbicarajika

anak sudah memiliki kesiapan berbicara. Ada dua bentuk proses yang
menentukan kesiapan anak dalam berbicara. Kedua hal tersebut adalah (i)
perkembangan kognitif dan (ii) perkembangan bahasa (Dworetzky,1990).
seseorang/anak tidak dapat berbicara (Tarmansyah, 1966). Jadi, bahasa
tidak sama dengan bicara.

1. Perkembangan Kognitif Anak

Menurut pandangan Piaget, kognitif adalah ‘’hasil aktivitas asirnilasi dan


akornodasi dari kernatangan otak dan sistern syaraf terhadap
pengalarnanpengalarnan ketika individu berinteraksi’’ (Dworetzky, 1990).
Selanjutnya dinyatakan bahwa, ‘’sernua rnanusia secara genetik mengalarni
tahap perkernbangan yang sarna, dan mereka siap rnenerirna
pengalarnanpengalamantersebut dari lingkungannya’’.

Bayi menurut Piaget belum menampakkan kepemilikan cilIamental atau


keterampilan simbolik, namun masih terfokus pada gerakan fisiknya. Piaget
berpendapat bahwa selama permulaan periode sensorimotor, "pikiran" bayi
didasarkan pada tindakan-tindakan fisiknya. Piaget mendeskripsikan unit
dasar kognisi tersebut dengan istilah skema atau konsep. Dengan 'skema,
bayi dapat mengasosiasikan dunianya ke dalam kategori-kategori tenentu.
Misalnya, tentang barang yang bisa dimakan, barang yang dapat disentuh
dan sebagainya. Seorang bayi menggunakan skema sensorimotor, secara
kualitati£ Piaget percaya bahwa anak mengembangkan kerangka skemanya
danmenyimpannyadalam ingatan. Dalam ingatan itulah anak berpikir tentang
sesuatu melalui proses adaptasi (Dworetzky,1990).

Adaptasi adalah ‘’usaha anak dalam menyesuaikan diri dengan


lingkungan’’. Menurut Piaget, anak melakukan adaptasi melalui dua cara,
yaitu . melalui asimilasi dal\oakomodasi. Asimilasi adalah integrasi unsur-

unsur ekstemal ke dalam pengemban,gan dan penyempumaan struktur


kognisi. Asimilasi merupakan tindakan menangkap informasi dan persepsi
dengan cara yang compatible (cocok, serasi, selaras, sesuai) dengan
dunianya, sedanpakomodasi adalah kecenderungan organisme
untukmengubah dirinya sendiritentang sesuatu dengan sekelilingnya.

Dalam situasi di sekolah, akomodasi memegang peranan penting.


MenurutPiaget setiap organisme yangmengadakan penyesuaian(adapatasi)
dengan lingkungannya, harus mencapai ekuilibrium (keseimbangan) yaitu
antaraaktivitas organisme dengan Iingkungan dan antara lingkungan dengan
organisme. Ekuilibriumte jadi dalamperkembangan dan mempunyai dasar
biologis untuk penyesuaian diri, serta menjadi dasar bagi perkembangan
kognitif.

Jadi,jelaslah bahwa ter jadinya pertumbuhan dan perkembangan kognitif


itu'karena adanya proses yang kontinyu dari adanya keseimbangan dan
ketidakseimbangan. Bila anak dapat menjaga adanya keseimbangan
tersebut, berarti dapatmencapai tingkat pekembangan intelektual yang Iebih
tinggi.Tmgkatperkembangan intelektual itulah yang oleh Piaget digambarkail
ke dalamtahap-tahap perkembangan kogniti£ Tahapperkembangankognitif
yang dimaksud adalah tahap sensori motor, preoperasional, operasional
konkret, dan operasional formal. Dalam tahap perkembangan kognitifini
pulalah bahasa anak berkembang.
2. Perkembangan Bahasa Anak

Perkembangan bahasa anak ditempuhmelalui cara yang sistematis dan


berkembang bersama-sama dengan pertambahan usianya. Menurut
Lenneberg (dalamPurwo 1997) perkembangan bahasa anak seiring dengan
perkembangan biologisnya. Hal inilah yang digunakan sebagai dasar

10

mengapa anak pada umurtertentu sudah dapat berbicara, sedangkan anak


pada umur tertentu pula belum dapat berbicara. Akan tetapi, dalam
perkembangannya, pada umumnya anakmemiliki komponen pemerolehan
bahasa yang hampirsarna, baik perkembangan fonologinya, sintaksisnya,
semantiknya, maupun pragmatiknya. Hal ini tentunya dilihat dari segi
perkembangan'bahasa anak yang normal. Kesemua komponen tersebut,·
dapat dilihat dari gejala dan tingkah laku anak seperti diuraikan Levin dalam
bukunyayang beIjudul PsikologiAnak (Jalongo, 1992:13). Menurul Levin,
padamasa perkembangan sistem bunyi (fonologis) anakmemiliki keutuhan
dalam bersuara; padamasa perkembangan sintaksisnya (sistem gramatikal)
anak telah mampu memproduksi suara; pada masa perkembangan sistim
maknanya (semantik) anak telah memiliki keutuhan dalam memberikan
makna; dan pada masa perkembangan sistem sosial bahasanya (pragmalik)
anak telah mampumenerapkan ucapan dalam kehidupan sosialsecara utuh.
Dworetzsky (1990) menyatakan bahwa dalam kehidupan manusia mengalami
perkembangan bahasamelalui dua lahapan, yakni (i) pralinguistik dan (ii)
linguistik. Kedua lahap tersebut diuraikan berikut.

a. Periode Pralinguistik

Periode pralinguistik adalah masa anak sebelum mengenal bahasa, alau


mampu berbahasa. Saat bayi mulai tumbuh, secara berangsur-angsur ia
mengembangkan bahasanyamelalui urutan lahap demi tahap.
Tahap pertama,sejak lahirsampai sekitar usia 2 bulan yaitu masa fonasi
(phonation stage). Selama ini bayisering membuat apa yang disebut "bunyi-
bunyi yang menyenangkan". Ini adalah bunyi-bunyi "quasi vower’’ (disebut
"quasi" karena tidak sepenuh dan sekaya suara vokal yang dibuat
berikutnya). Kuasi vokal dibentuk dari suara yang mirip bahasa pertama
(Dworezky, 1990). Antara usia 2 dan 4 bulan, bayi biasanya berada pada

11

going stage, yaitu bayi mengucapkan kata sejenis dengan kombinasi quasi
vokal dengan keras, sebagai tanda'awal konsonan. Antara 4 dan 7 bulan
anak memproduksi beberapa kata baru, disebut masa expansion stage.

Tahap kedua, setelah anak belajar mengeluarkan suara dalam bentuk


tangis, anak mulai mengoceh (bablingstage). Bunyi yangmuncul pada masa
ini, yakni antara 7 sampai 10 bulan, berupa bunyi yang dapat dipisahkan
antara vokal dan konsonannya, namun belumadabunyi yang membedakan
makna. Antara usia 7 dan 10 bulan tersebut, ocebanbayi semakin meningkat
karena dia mulai menghasilkan sukukata dan menirukan seperti
ucapan'bababa' atau 'mamama'. Ini disebut tahap kononikal (cononical
stage). Yang menarik adalah, ba)'i yang mampu mendengarsegera miilai
mengoceh suku kata kononikal,'sedangkan bayi tuli yangjuga berada pada
masamengoceh, tidak dapat mengucapkan bunyi kononikal tersebut(Oller &
Eiler, dalam Dworetzky, 1990:214).

Tahap ketiga, bayi setelah melalui masakononikal,secara meningkat bayi


mempersempitpenggunaan fonem mereka, terutama pada fonem yang
akanmerekagunakan daIam bahasa yangmerekapelajari. Ini disebut dengan
tabap kontraksi (contraction stage) dan umumnya terjadi antara usia 10 dan
14 bulan. Pada masa ini bayi juga memperoleh langkah dan irama bahasa.
Tampaknya balikan diperlukan sebelum masa kontraksi dimulai. Bayi
belajarmeniru apa yang mereka dengar.
Jalongo (1992:8) mengelompokkan perkembangan bahasa anak tahap
pralinguastik ini, sejak bayi lahir sampai usia II bulan. Pada tahap
perkembangan bahasa ini, anaktampakmasih dalam taraf berlatih mengenal
lingkungannya sendiri atas dasar yang dirasakan, dilihat, dan didengarnya.
Ketika anakmerasakan sesuatu,sementara diabelum mampu mengucapkan
sesuatu, anak hanya mampu memberikan pertandabahwa dia senang atau

12

tidak senang. Ungkapan rasa tidak senang, ditunjukkan dengan menangis,


menunjukan kesenangannya, misalnya dengan tidak rewel, melakukan
gerakanyangpositif,selalumemberikan respenketika diajakberkomunikasi.

b. Periode Linguistik

Kata infans berasal dari kata latin"tanpa ucapan" atau "tidakberbicara".


Kata infant (bayi) berasal dari Infans (Dworetzky,1990). Hal tersebut tampak
logis jika dianggap kata-kata yang kali pertama diucapkan oleh seorang anak
sebagai titik akhir masa bayi. Pada masa tersebut, anak sudah mulai tampak
perkembangan bahasanya, ia sudah mulai mampu menggunakan kata-kata
dalamberbicara. Katayang dimaksud adalah ucapan yang berhubungan
langsung dengan benda atau kegiatan tertentu,sebagai bentuk dasar.
Misalnya mama, papa, baba dan barn kemudian mempelajari kata abstrak.
Ini terjadi antara umur 10 sampai 17 bulan (Benedict, 1979 dalam Dworetzky,
1990). Jalongo (1992:8-9) mengelom.pokkan perkembangan linguistik
inisebagaitahapan kedua Pada awaltahun pertama yakni usia sekitar 12
bulan, anak menggunakan kata antara 3-6 kata (holofrase). Tahap berikutnya
anak berusia antara 12 sampai 18 bulan, anak telah mampu menggunakan
kata benda yang luasserta telah mampu menggunakan kosakata yang terdiri
antara 3 sampai dengan 50 kata. Pada usia sekitar 2-3 tahun, anak sudah
mampu menerima bahasa dengan menggunakan bahasa telegrafik 2-3 kata.
Anak, selanjutnya mampu berkomunikasi dengan menggunakan kata antara
3-50 kata.

Anak ketika berusia sekitar 3 tahun, kosakatanya bertambah setiap hari.


Pada usia tersebut, menurutJalongo (1992) anakmemiliki kosakata antara
200 sampai 300 kata. Pada usia 4 tahun, anak telah mampu menerapkan
pengucapan dan tatabahasa. Anak telah memiliki kosakata sebanyak 1400

13

sampai 1600 kata. Pada usia 5 sampai 6 tahun, anak telah memiliki susunan
kalimat dan tata bahasa yang benar.

F. Faktor yang Memengaruhi Perkembangan Bahasa Anak

ั วัฒนศพ
(วันชย ั ท์, 2546) Bahasa anak dapat berkembang cepat jika anak
memiliki kemampuan dan didukung oleh lingkungan yang baik. Berikut ini ada
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan bahasa pada
anak usia dini:

1. Anak berada di dalam lingkungan yang positif dan bebas dari


tekanan. Stimulasi tersebut akan optimal jika anak tidak merasa
tertekan. Anak yang tertekan dapat menghambat kemampuan
bicaranya. Dapat ditemukan anak gagap yang disebabkan karena
dari lingkungannya

2. Menunjukkan sikap dan minat yang tulus pada anak.

3. Menyampaikan pesan verbal diikuti dengan pesan non verbal.

4. Dalam bercakap-cakap dengan anak, orang dewasa perlu


menunjukkan ekspresi yang sesuai dengan ucapannya. Perlu
diikuti gerakan, mimik muka, dan intonasi yang sesuai.

5. Melibatkan anak dalam komunikasi


14

G. Teori-Teori Pemeroleh Bahasa

(Isna, 2019) Beberapa ahli berpendapat bahwa Bahasa ‘’merupakan


keahlian yang dibawa sejak lahir, sedangkan para ahli lain berpendapat
adanya pengaruh faktor baik eksternal maupun internal terhadap
kemampuan bahasa’’. Uraian di bawah ini akan menjelaskan beberapa teori
pengembangan penembangan bahasa yang sehubungan dengan adanya
perbedaan pendapat di antara para ahli tersebut.

1. Teori Navitis

Teori Navitis ini berpandangan bahwa ada unsur keterkaitan yang erat
antara faktor biologis dengan perkembangan bahasa. Teori Navitis meyakini
bahwa ‘’kemampuan bahasa merupakan kemampuan bawaan sejak lahir’’.
Selanjutnya belajar bahasa tidak dipengaruhi oleh intelegensi maupun
pengalaman individu. Menurut aliran Navitis ini, terdapat peran evolusi
biologis dalam membentuk individu untuk menjadi makhluk linguistik. Sejalan
dengan pertumbuhan fisik dan mental anak perkembangan bahasa menjadi
lebih baik dan meningkatPara ahli Navitis berpendapat bahwa kemampuan
berbahasa sifatnya sangat natural (bawaan), sebagaimana halnya
kemampuan berjalan, merupakan bagian dari perkembangan manusia yang
dipengaruhi oleh kematangan otak.Selain itu, alasan mereka adalah
beberapa bagian neurologi tertentu dari otak manusia memiliki hubungan
dengan perkembangan bahasa sehingga kerusakan pada bagian tersebut
menyebabkan hambatan bahasa.

Para ahli Navitis juga meyakini bahwa anak-anak menginternalisasi aturan


tata bahasa sehingga mereka dapat menyusun berbagai macam kalimat
tanpa latihan, penguatan, maupun meniru bahasa orang dewasa.
Selanjutnya, teori ini mengemukakan bahwa untuk mendeteksi kategori
bahasa tertentu, seperti fonologi, sintaksis, dan semantik. Teori Navitis
meyakini bahwa kemampuan bahasa merupakan ‘’kemampuan bawaan sejak
15

lahir’’, ini juga didukung oleh Lenneberg, yang mengemukakan bahwa’’


kemampuan bahasa adalah kemampuan yang dimiliki seseorang
berdasarkan pengetahuan awal yang diperoleh secara biologis’’(Yusuf,
2016).

Sebagaimana dikemukakan oleh Chomsky, bahwa hanya manusia yang


bisa menguasai bahasa verbal, ia mendasarkan pada berapa asumsi.
Pertama, perilaku berbahasa adalah sesuatu yang genetis, dimana ia
memiliki pola perkembangan yang universal dan lingkungan memiliki peran
kecil dalam pematangan sebuah bahasa. Kedua, orang bisa menguasai
dalam waktu yang relatif sinkgat. Ketiga, lingkungan bahasa tidak memiliki
data yang cukup bagi tata bahasa orang dewasa yang rumit. Chomksy juga
mengemukakan bahwa setiap anak yang dilahirkan dilengkapi dengan alat
penguasaan bahasa yang disebut LAD (language Acquisition Device).
Adapun mengenai bahasa apa saja yang akan dikuasai anak sangat
bergantung dengan lingkungan dimana ia tinggal. Maka keturunan bangsa
manapun bisa menguasai bahasa apapun sesuai dengan dimana ia
dibesarkan, maka anak yang tinggal di Amerika sudah hampir bisa dipastikan
bisa bahasa inggris, begitupun yang di kawasan Arab, China, Indonesia.
Tanpa perangkat LAD seorang anak tidak mungkin bisa memiliki kemampuan
berbahasa dalam waktu cepat (Bawono, 2007).Kelebihan dab kekurangan :

a. Mampu memunculkan bakat yang dimiliki

b. Mendorong mewujudkan diri yang berkompetensi.

c. Mendorong untuk menentukan pilihan.

d. Mendorong untuk membangun potensi dari dalam diri.

e. Mendorong untuk mengembangkan bakat minat


16

2. Teori Behavioristik

Pandangan behavioristik beranggapan bahwa bahasa merupakan


masalah respondan sebuah imitasi. Tokoh yang menganut behavioristikini
adalah Skinner dan Bandurs. Dia menulis buku Verbal Behavior yang
digunakan sebagai rujukan bagi pengikut alran ini. Ia mengungkapkan bahwa
berbicara dan memahami bahasa diperoleh melalui rangsangan lingkungan,
yaitu tentang teori belajar yang disebut operant conditioning,oleh karena itu
Skinner yakin bahwa perilaku verbal adalah perilaku yang dikehendaki adalah
perilaku yang dikendalikan oleh akibatnya. Bila akibatnya itu hadiah atau
sesuatu yang menyenangkan maka perilaku ini akan terus dipertahankan,
kemampuan dan frekuensinya akan terus berkembang. Namun, sebaliknya,
akibatnya adalah adalah hukuman maka akan terjadi sebaliknya.

Sementara itu menurut Bandura, perkembangan bahasa dapat


dkembangkan melalui tiruan atau imitasi dari orang lain. bandura juga
berpendapat bahwa anak belajar bahasa dengan melakukan imitasi atau
menirukan suatu model, yang berarti tidak harus menirukan penguatan dari
orang lain. dengan kata lain, perkembangan keterampikan dasar bahasa
pada anak usia dini ini diperoleh melalui pergualan dan interaksi yang
diperoleh anak dengan teman sebayanya atau orang dewasa.

Tokoh penting dalam teori ini Jhon B.Watson dimana ia mencetuskan


teori belajar manusia manusia yang memusatkan perhatian pada aspek yang
dirasakan langsung pada perilaku berbahasa dan hubungannya dengan
stimulus dan respon terhadap lingkungan. Teori ini meyakini bahwa tindak
balasan atau respon segala sesuatu itu bisa terjadi hanya ada rangsangan
atau stimulus. Dalam bahasa yang sederahan ada reaksi karena ada aksi,
ada akibat karena ada sebab, ada asap karena ada api (Adriana, 2008).
Kelebihan dan kekurangan
17

Kekurangan :

a. Pembelajaran peserta didik hanya berpusat pada guru.

b. Peserta didik hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan


guru.

c. Peserta didik tidak bebas berkreasi dan berimajinasi

Kelebihan :

a. Sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang


membutuhkan praktek dan pembiasaan.

b. Materi yang diberikan sangat detail.

c. Membangun konsentrasi pikiran.

2. Teori Perkembangan Kognitif

Teori ini beranggapan bahwa berpikir sebagai prasyarat berbahasa, terus


berkembang sebagai hasil dari pengalaman dan penalaran. Teori ini
menekankan proses berpokir dan penalaran. Salah satu tokoh yang
terkemuka adalah Jean Paget. Jean Paget mengemukakan bahwa
perkembangan bahasa bersifat progresif dan terjadi pada setiap tahap
perkembangan. Perkembangan anak secara umum dan dan perkembangan
bahasa awal anak berkaitan erat dengan berbagai kegiatan anak, objek dan
kejadian yang mereka alami dengan menyentuh, mendengar, melihat,
merasa, dan mencium.

Menurut Paget, perkembangan kognitif yang terjadi dalam diri anak


mempunyai empat aspek, yaitu kematangan (merupakan pengembangan dari
susunan syaraf), pengalaman (merupakan hubungan timbal balik
antarorganisme dengan lingkungannya), transmisi sosial (pengaruh-pengaruh
18

yang diperoleh dalam hubungannya dengan lingkungan sosial), ekuilibrasi


(adanya kemampuan yang mengatur dalam diri anak agar ia selalu mampu
mempertahankan keseimbangan dan penyesuaian diri terhadap
lingkunganya).

Selanjutnya, Paget menyusun tahapan perkembangan kognitif ke dalam


lima yahapan sebagai berikut:

1. Tahap Sensorimotor. Pada tahap ini, bayi menggunakan


kemampuan respon dan motor untuk memahami dunia.
Berawal dari reflek dan berakhir dengan kombinasi kompleks
dari kemampuan sensorimotor

2. Tahap Praoprasional. Pada tahap ini, anak mempunyai


gambaran mental dan mampu untuk berpura-pura, anak mulai
menggunakan symbol.

3. Tahap Praoprasional. Pada tahap ini, anak mempunyai


gambaran mental dan mampu untuk berpura-pura, anak mulai
menggunakan symbol.

4. Tahap formal operasional. Pada tahap ini, gaya berpikir


melibatkan penggunaan operasional logika dan
menggunakannya secara mutlak

Selain Piaget, Vygtsky juga mengemukakan bahwa


perkembangan kognitif dan bahasa anak berkaitan erat dengan
kebudayaan dan masyarakat tempat anak dibesarkan. Dalam
perkembangan kemampuan bahasa bukan murni dari bawaan
(Navitis), bukan juga karena tingkah lakunatau perubahan
(behavior), tetapi lebih pada kebudayaan dan tempat asal anak
19

Vygotsky juga mengemukakan bahwa melalui alat berpikir (tool


of the mind) inilah perkembangan kognitif dan bahasa
seseorang berkembang sejak usia dini sampai dewasa.

kaitannya dengan Avaygotsky mengemukakan beberapa


fungsi alat berpikir, yaitu:

a. Membantu memecahkan masalah

b. Memudahkan dalam melakukan tindakan, memperluas


tindakan, dan melakukan sesuatu sesuai dengan
kapasitas alaminya.

Vygotsky juga mengemukakan peningkatan fungsi-fungsi mental


seseorang terutama berasal dari kehidupan sosial atau kelompoknya dan
muncullah istilah Zona Proaximal Development (ZAP) untuk tugas-tugas yang
sulit untuk dipahami sendiri ileh anak. Dengan bimbingan dan bantuan dari
orang dewasa anak akan memiliki keterampilan untuk mengerjakan tugas-
tugas tersebut

Tokoh lain yang termasuk pada aliran teori kognitif ini ialah Bruner. Bruner
menyatakan bahwa anak belakar dari yang konkret ke abstrak melalui tia
tahapan, yaitu enactive, iconic, dan symbolic. Pada tahap enactive, anak
berinteraksi dengan objek berupa benda-benda, orang, dan kejadian. Dari
interkasi tersebut anak belajar nama dan merekam symbol dan kejadian.
Pada proses iconica, nak mulai belajar mengembang simbol dengan benda.
Tahap terakhir, symbolic, anak mengembangkan konsep. Pada tahap ini,
anak mulai belajar berpikir abstrak, anak mampu menghubungkan tahap ini,
anak mampu menghubungkan berkaitan antara berbagai benda, orang atau
objek salam suatu urutan kejadian. Ia juga mulai mengembangkan arti atau
makna dari suatu kejadian Khadijah. (2006).
20

Kelebihan dan kekurangan

A. Siswa mendapat bimbingan dari guru pada saat belajar.

B. Pembelajaran berpusat pada otak.

C. Siswa belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.


Kekurangan

Kekurangan :

a. Kemampuan fungsi kognisi dari setiap siswa dianggap


sama.

b. Siswa tidak dapat menemukan gaya belajarnya sendiri.

c. Kuantitas kognisi lebih ditekankan darpada kualitas.

3. Teori interaksionisme

Menurut teori ini, pemerolehan bahasa adalah ‘’hasil interaksi antara


kemampuan psikologis siswa dan lingkungan bahasa. Bahasa yang diperoleh
siswa erat kaitannya dengan kemampuan internal siswa dan input dari
lingkungannya. LAD sejak lahir, hanya saja kemampuan anak dalam
menguasai bahasa beerbanding lurus dengan kualitas dengan pendapat
Howard Guadner yang mengakatakan bahwa semenjak lahir sudah memiliki
kecerdasan bahasa. Hanya saja kecerdasan bahasa bukan satu-satunya
penopang yang menjadikan anak memiliki kemampuan bahasa yang baik,
harus ada faktor eksternal yang mendukung dia mendapat input bahasa yang
baik juga.
21

4. Teori fungsional

Melakukan melakukan revolusi penelitian dalam pembelajaran dan


pemerolehan bahasa, dimana mereka melihat bahwa bahasa adalah hasil
manifestasi kemampuan kognitif dan afektif yang bermanfaat bagi manusia
itu sendiri, manusia dan lingkungan sekitar untuk berhubungan dengan
mereka ataupun dalam rangka menjelajar dunia. Teori ini juga memperjelas
teori navitisme yang masih masih general, bersifat abstrak, formal, eksplisik,
dan logis. Teori fungsional lebih menekankan bahasa pada fungsi
komunikatifnya.

Penelitian Bloom, Piaget dan Slobin memberi cara pandang baru bagi
kajian bahasa anak, dimana mereka memfokuskan pada perkembangan
kognitif dengan pemerolehan bahasa pertama. Piaget mengemukakan bahwa
perkembangan bahasa adalah hasil hubungan yang erat anara anak dan
lingkungannya ditambah dengan interaksi komplementer antara
perkembangan kapasitas kognitif dan pengalaman bahasa anak.
Kemampuan belajar anak sangat ditentkan oleh sejauh mana mereka
mengetahui dunia sekitar dan kemampuan penafsiran terhadap konseptual
dalam membuat kategori dunia sekitar.

Kemampuan bahasa anak sangat bergantung faktor kognitigf anak, apa


yang diketahui anak akan menjadi penentu kemampuan berbahasa verbal
dan memahami pesan. Karenanya para ahli bahasa mulai mengatasi struktur
kaidah fungsi bahasa dan hubungan bentuk bahasa itu dengan fungsi
tersebut. Slobin mengatakan bahwa komplekskitas makna ditentukan oleh
perkembangan kognitif dan urutan perkembangannya daripada kompleksitas
bahsa itu sendiri.

Menurut Slobin, yang menentukan hal ini adalah :


22

1. Asas fungsional, bahwa perkembangan diikuti oleh


perkembangan kemampuan komunikatif dan konseptual, yang
beroperasi dalam konjungsu dengan skema batin kognisi .

2. Asas formal, bahwa perkembangan diikuti oleh kapasitas


perseptual dan meprosesan informasi yang bekerja dalam
konjungsi skema batin tata bahasa. Saat ini menjadi semakin
jelas bahwa fungsi bahasa berkembang dengan baik di luar
pikiran kognitif dan struktur memori.

Bahasa pada hakikatnya digunakan untuk komunikasi interaksi seperti


fungsi komunikstif bahasa dan untuk menganalisa bahasa dengan baik maka
fungsi pragmatic dan komunikatif harus dikaji dengan segala variabelnya
Susanto, A. (2017).

G. Peran Orang Tua Dalam Menstimulasi Perkembangan Bahasa


Anak Usia Dini

(Sari, 2018) Keluarga merupakan institusi pertama dalam


menumbuhkembangkan perkembangan anak, termasuk dalam
mengoptimalkan perkembangan bahasa anak. Menurut Yusuf (Nakita, 2008)
“kemampuan berbicara dan bahasa merupakan hasil dari belajar melalui
peniruan yang didengar anak dari orang lain terutama orangtuanya”.
anakmerupakan makhluk peniru (imitator), ia mencontoh orang lain di
sepanjang kehidupannya. Kemampuan imitasi anak menjadi modal penting
dalam perkembangan bahasanya, anak senang meniru bunyi-bunyi tertentu
ataupun ucapan-ucapan orang-orang sekitarnya.

Sebagaimana Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 bab IV pasal 10


ayat 4 yang menyatakan bahwa “pendidikan keluarga merupakan bagian dari
jalur pendidikan luar sekolah, yang diselenggarakan dalam keluarga dan
23

memberikan nilai agama, nilai budaya, nilai moral, dan keterampilan. Dapat
dipahami bahwa keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan anak,
waktu anak lebih banyak dihabiskan di rumah daripada di sekolah.
Selayaknya keluarga mampu menstimulasi perkembangan anak terutama
aspek bahasa, keluarga memberi rangsangan dan model yang baik dan
dapat dilakukan melalui pendidikan dan pembiasaan.

Selain itu, Papalia (2008 : 248) menjelaskan bahwa mayoritas bayi sangat
menyukai dibacakan cerita. Nada pembacaan yang dilakukan oleh orang tua
atau pengasuh dan cara membacakan ketika bercerita dapat mempengaruhi
seberapa baik anak berbicara dan pada akhirnya seberapa baik anak
membaca. Pendapat ini didukung oleh Jalongo (2007:156) yang mengatakan
bahwa semakin dini anak dikenalkan dengan teks yang ada dalam buku
maka anak semakin siap untuk membaca dan sadar terhadap cetakan
tulisan.

Anak yang belajar membaca dini biasanya adalah anak-anak yang orang
tuanya sangat sering membacakan cerita untuk anak dan melakukan
kegiatan membaca tersebut ketika usia anak masih sangat muda. Dengan
demikian, potensi untuk bisa membaca pada anak terbentuk dari pengalaman
mendengarkan cerita sejak usia sedini mungkin. Hal ini berarti perlu peran
dari orang tua atau orang terdekat dengan anak sejak dini.

Selain itu, orang tua beranggapan bahwa yang memberikan pendidikan


guna meingkatkan perkembangan anak itu adalah sekolah sehingga mereka
melimpahkan semua tanggungjawab pendidikan kepada pihak sekolah.
Namun di lain pihak, banyak orang tua yang mengalami kesulitan dalam
mengasuh dan mendidik anak, melakukan kesalahan dalam mendidik anak,
mengabaikan karakteristik perkembangan anak, dan budaya asuh yang tidak
24

suportif. Oleh karena itu, perlu diberikan pendidikan terhadap orangtua agar
memiliki kemampuan untuk memberi intervensi pendidikan kepada anak.

Selain itu, orang tua beranggapan bahwa yang memberikan pendidikan


guna meingkatkan perkembangan anak itu adalah sekolah sehingga mereka
melimpahkan semua tanggungjawab pendidikan kepada pihak sekolah.
Namun di lain pihak, banyak orang tua yang mengalami kesulitan dalam
mengasuh dan mendidik anak, melakukan kesalahan dalam mendidik anak,
mengabaikan karakteristik perkembangan anak, dan budaya asuh yang tidak
suportif. Oleh karena itu, perlu diberikan pendidikan terhadap orangtua agar
memiliki kemampuan untuk memberi intervensi pendidikan kepada anak.

Program intervensi memiliki pengaruh yang positif terhadap


kesejahteraan anak-anak apabila program tersebut: a) dimulai sedini mingkin,
b) meberi layanan kepada orang tua dan anak-anak, c) memiliki rasio guru-
anak yang rendah, d) memiliki keterlibatan orang tua yang tinggi, dan e)
memiliki kontak yang sering. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan intervensi
akan berpengaruh positif terhadap kesejahteraan anak-anak. Oleh karena itu,
pemberian layanan berupa penyuluhan kepada orang tua sangat dibutuhkan
dalam meningkatkan praktek pendidikan di lingkungan keluarga.

Lebih rinci Tracey, 2000 (dalam Wortham: 2006) mengemukakan 10


cara yang dapat dilakukan orang tua dalam mengembangkan keterampilan
bahasa anak, meluputi:

1. Upayakananak untuk berbicara, anak-anak belajar dengan


berbicara dan bertanya

2. Bantu anak-anak dalam memahami cerita, bantu anak untuk benar-


benar memahami dan mengerti cerita dalam buku.
25

3. Memberikan pujian, buatanak bangga ketika mereka mengajukan


pertanyaan yang baik, mengatakan sesuatu yang menarik atau
membaca dengan baik.

4. Kaitkan buku dengan kehidupan, gunakan buku sebagai lompatan


untuk memberitahukananak tentang sesuatu yang menarik dalam
hidup anda

5. Tanyakan pertanyaan yang baik kepada anak selama membaca


buku cerita, upayakan pertanyaan tersebut mengharuskan mereka
untuk banyak berbicara dan menjawab

6. Tunggu jawaban, beri anak waktu untuk menjawab pertanyaan


yang diajukan

7. Dampingi anak, menunjuk ke kata-kata ketika kita membacaakan


membantu anak untuk mempelajari apa kata-kata yang kita baca,
seperti menunjuk dari kiri ke kanan dan halaman buku

8. Membaca secara bergiliran dengan anak

9. Berhati-hati memilih buku, pilih buku yang tidak terlalu mudah dan
tidak terlalu sulit

10. Bersenang-senang, menjaga buku dan berbagi pengalaman yang


meyenangkan
BAB III

(PENUTUP)

A. Kesimpulan

Bahasa digunakan untuk menyampaikan maksud dengan jelas dan


digunakan agar anak dapat berkomunikasi dengan baik. Perkembangan
bahasa pada anak sangatlah penting karena berguna untuk mengembangkan
kemampuan dasar seorang anak agar apa yang diucapkannya sesuai
dengan apa yang akan dilakukannya. Bahasa tidak hanya melalui berbicara
secara langsung tetapi dapat pula melalui menulis, keterampilan membaca,
menyimak dan lain sebagainya. Perkembangan bahasa anak dimulai sejak
bayi yang didapat mulai dari pengalaman dan penguasaan. Adapun beberapa
faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa anak tersebut yakni anak
berada pada lingkungan positif, memiliki minat yang tulus pada anak, dalam
bercakap dengan seorang anak orang dewasa perlu mengekspresikan sesuai
dengan apa yang telah diucap kannya, dan selanjutnya yakni melibatkan
seorang anak dalam berkomunikasi. Selain itu, ada pula tahapan yakni ada
eksternal, egosentris, dan internal. Perkembangan bahasa anak dilandasi
oleh rangkaian kesatuan yang bergerak dari ucapan yang sederhana menuju
kata-kata yang lebih kompleks.

Potensi bahasa merupakan salah satu potensi yang harus dikembangkan


pada anak usia dini karena, dengan kemampuan berbahasa yang baik, anak
tidak saja dapat berkembang dalam bidang akademik tetapi anak mampu
pula berinteraksi secara baik dalam lingkungan sosialnya. Membantu proses
perkembangan bahasa pada anak prasekolah perlu diawali dengan
pemahaman kita tentang dunia anak, kemampuan-kemampuan bahasa anak,

26
27

factor-faktor yang mungkin dapat mempengaruhi proses perkembangan


bahasa anak, dan sebagainya.

Orangtua merupakan orang yang memainkan peran utama dalam


perkembangan bahasa anak, orang tua dapat menyediakan bahan menulis,
berbicara secara ekstensif dengan anakanak mereka serta membacakan
buku cerita kepada mereka”. Keluarga merupakan pihak yang menggiring
perkembangan seseorang sampai ia benar-benar dewasa dan matang.
DAFTAR PUSTAKA

Fauziah, F., & Rahman, T. (2021). Meningkatkan Perkembangan Bahasa


Anak Usia Dini Melalui Metode Bercerita. Jurnal Kajian Anak (J-Sanak),
2(02), 108–114. https://doi.org/10.24127/j-sanak.v2i02.870
Isna, A. (2019). Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini. Jurnal Al Athaf, 2(2),
62–69.
Sari, M. (2018). Peran Orang Tua Dalam Menstimulai Perkembangan Bahasa
Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Dan Perkembangan Anak, I(2), 37–46.
Zubaidah, E. (2004). Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini Dan Teknik
Pengembangannya Di Sekolah Oleh: Enny Zubaidah. Cakrawala
Pe.Didih., 3(c), 459–479.
ั ท์. (2546). No Title การมีสว่ นร่วมกับการพัฒนาองค์กร บรรยายในการ
ั วัฒนศพ
วันชย
ั มนานายจ ้างและลูกจ ้างภาครัฐวิสาหกิจ เรือ
สม ่ ง ระบบทวิภาคีกบ
ั การแก ้ไขปั ญหา
แรงงานในรัฐวิสาหกิจ: กอรัฐวิสาหกิจสม ั พันธ์ กรมสวัสดิการและคุ ้มครองแรงงาน
กระทรวงแรงงาน.

Anda mungkin juga menyukai