RANGKAIAN RLC
Disusun Oleh:
Kelompok I
1. Rika Evaniska Giawa (npm 21210005)
2. Hiasinta Helti laia (npm21210017)
3. Defihandayani Hulu (npm21210015)
Puji syukur panjatkan kepada tuhan yang maha esa karena dengan rahmatnya sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik yang berjudul rangkaian rlc. Penulisan makalah ini, dimasudkan sebagai
salah satu tugas kelompok pada mata kulia fisika terapan.
Menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, dengan kata lain masih banyak kekurangan baik
dari segi penulisan maupun penyajian materi. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
guna perbaikan makalah ini kedepannya.
Dalam menyelesaikan makalah ini, tak lupa pula kami ucapkan terimah kasih kepada berbagai pihak atas
bantuannya dalam penyusunan makalah ini karena makalah ini dapat terselesaikan tepat waktunya. Dan kami
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis khususnya.
penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………………… i
Daftar isi…………………………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………....................... 1
A. latar belakang……………………………………………………………………………. 1
B. Rumusan masalah……………………………………………………………………….. 2
C. Tujuan pembahasan…………………………………………………………………...… 3
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………….. 4
A. Pengertian RLC………………………………………………………………………… 5
Arus AC (Arus bolak balik) pada resistor…………………………………………………….... 6
B. Arus AC(Arus bolak balik) pd induktor……………………….……………………......7
C. Arus AC(Arus bolak balik) pd kapasitor………………………………………………. 8
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………. 9
A. Kesimpulan……………………………………………………………………. 10
B. Saran…………………………………………………………………………… 11
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….. 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebelumnya mengetahui bagaimana pengaruh resistor, induktor, dan kapasitor yang dihubungkan secara
terpisah dengan sumber tegangan bolak-balik terhadap arus yang mengalir dalam rangkaian. Sekarang kita akan
meninjau apa bila ketiga elemen tersebut dirangkai secara seri, yang sering disebut sebagai rangkaian seri rlc dan
dihubungkan dengan sumber arus bolak-balik.
Komponen-komponen hambatan listrik suatu penghantar dapat disusun secara seri,paralel atau gabungan
seri dan paralel. Pada hambatan-hambatan yang dipasang secara seri, kuat arus listrik yang mengalir pada tiap-
tiap hambatan adalah sama.
Fungsi penyusunan hambatan secara seri paralel adalah untuk mendapatkan hambatan pengganti yang
lebih besar. Pada setiap hambatan yang dipasang secara paralel , beda potensial listriknya pada tiap-tiap hambatan
adalah sama. Fungsi penyusunan hambatan secara paralel dalam sebuah rangkaian listrik adalah untuk
mendapatkan hambatan pengganti yang harganya lebih kecil daripada harga tiap-tiap hambatan rangkaian
tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
1) Apa yang dimaksud dengan rangkaian rlc
2) Apa yang dimaksdu dengan arus ac (arus bola balik)
3) Apa yang dimaksud dengan arus ac bola balik pada induktor serta prosesnya
4) Apakah yang dimaksud dengan arus ac arus bola balik pada kapasitor rangkaian rlc
C. TUJUAN
Tujuan ditulisnya makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman pada mahasiswa tentang
prinsip kerja sebuah rangkaian yang terdiri dari hambatan,induktor dan kapasitor ketika dialiri oleh arus
bolak-balik. Diharapkan kepada mahasiswa agar dapat membedakan respons komponen-komponen
elektronika (reaktansi) ketika dialiri oleh arus bolak-balik.
BAB II
PEMBAHASAN
Besar tegangan yang ada pada arus ac dapat dinyatakan dalam rumus berikut ini :
V(t)=VmaxSinωtV(t)
Pada dasarnya kita masih dapat menggunakan resistor di dalam suatu rangkaian atau sirkuit dc. Bahkan kita pun
bisa menerapkan kaidah hukum Ohm yang berkaitan dengan resistor ke dalam rangkaian resistor arus ac. Namun
ada sedikit perbedaan terhadap nilai tegangan dan arus listrik pada rangkaian ac, dimana kedua besaran nilai
tersebut dinyatakan dalam bentuk rms.
Nilai rms merupakan nilai efektif arus ac yang setara dengan arus dc untuk memindahkan muatan listrik dengan
jumlah dan waktu yang sama.
Seperti yang sudah kita ketahui, resistor merupakan komponen pasif elektronika yang tidak mempunyai
kemampuan untuk menghasilkan atau menguatkan sinyal. Resistor hanya bisa mengubah daya listrik yang
diterimanya menjadi bentuk panas.
Di dalam rangkaian arus dc, nilai resistensi atau hambatan resistor dapat dihitung berdasarkan perbandingan
tegangan dan arus listrik yang melintasi resistor tersebut. Artinya, kita bisa secara mudah mengetahui besar
hambatan yang dimiliki oleh resistor ketika nilai tegangan dan arus listrik sudah diketahui.
Resistor di dalam rangkaian arus ac, besar aliran arus yang melintasinya tidak akan terpengaruh oleh perilaku
resistor. Sehingga akan ikut naik dan turun ketika tegangan naik dan turun. Arus dan tegangan mencapai titik
maksimum, kemudian turun melewati titik nol dan akhirnya mencapai titik minimum pada waktu yang
bersamaan.
Pergerakan naik dan turun tegangan dan arah arus listrik ini disebut sebagai in-phase. Perhatikan gambar di
bawa ini .
Kita lihat pada gambar diatas, titik manapun di dalam garis horisontal 0, tegangan dan arus listrik berada dalam
fasa yang, karena arus dan tegangan mencapai titik maksimum yang sama di saat bersamaan, yaitu pada sudut
fasa 0°.
Selanjutnya nilai tegangan dan arus ini dapat dibandingkan untuk menghitung nilai hambatan resistor
berdasarkan rumus Ohm. Coba perhatikan gambar rangkaian di bawah ini :
Besar tegangan yang melintasi resistor R sama dengan tegangan supplai AC, sehingga dapat dituliskan dengan
rumus :
Sementara arus listrik yang melintasi resistor adalah :
Karena di dalam hukum Ohm tegangan pada resistor dinyatakan dalam V = IR, maka tegangan yang melintasi
resistor bisa juga dihitung dengan rumus :
Di dalam rangkaian seri resistor arus ac, semua penurunan tegangan yang terjadi pada masing masing resistor
dapat dijumlahkan untuk menghasilkan tegangan totoal yang mengalir pada rangkaian, karena semua tegangan
tersebut berada dalam satu fasa.
Demikian juga, arus total di dalam rangkaian paralel resistor arus ac merupakan jumlah dari keseluruhan arus
yang melintasi tiap resistor., karena semua arus pada cabang rangkaian berada dalam satu fasa yang sama.
Sementara itu, untuk menghitung daya yang digunakan oleh resistor dalam rangkaian ac adalah :
Karena cos (Φ) = 1 di dalam rangkaian resistor muurni, maka daya yang dikonsumsi oleh resistor adalah :
Dengan demikian rumus daya resistor untuk rangkaian arus ac sama seperti pada resistor yang digunakan untuk
rangkaian arus dc.
Dimana :
P adalah daya resistor (watt)
Vrms adalah sumber tegangan (Volt)
Irms adalah sumber arus (Ampere)
R adalah impedansi atau hambatan resistor (Ohm)
Efek panas yang dihasilkan oleh resistor dalam rangkaian arus ac tidak sama dengan yang timbul pada
rangkaian arus dc. Karena itu harus menggunakan nilai rms untuk menghasilkan efek dari ac ke dc.
Contoh penggunaan bentuk resistor untuk arus ac adalah misalnya adalah elemen pemanas setrika listrik, mesin
pemanggang atau sirkuit pemanas air.
Contoh soal
Agar lebiih mudah memahami, berikut ini merupakan contoh soal yang melibatkan penggunaan resistor dalam
rangkaian ac.
Contoh Soal
Sebuah elemen pemanas memiliki daya listrik sebesar 350 watt yang diberikan tegangan ac sebesar 220 Volt.
Hitung impedansi atau hambatan ac elemen dan arus yang melintasi elemen tersebut ketika dalam kondisi panas
maksimum ?
Jawab :
Analisa arus AC pada induktor perlu dipelajari karena induktor akan memberikan karakteristik khusus apabila
dilewati arus AC. Pada saat sebuah induktor dialiri arus bolak-balik (AC), maka pada induktor tersebut akan
timbul reaktansi induktif resistansi semu atau disebut juga dengan istilah reaktansi induktansi dengan notasi XL.
Besarnya nilai reaktansi induktif tergantung dari besarnya nilai induktansi induktor L (Henry) dan frekuensi (Hz)
arus bolak-balik (AC). Gambar berikut memperlihatkan hubungan antara reaktansi induktif terhadap frekuensi
arus bolak-balik.
Hubungan Reaktansi Induktif Terhadap Frekuensi
Besarnya reaktansi induktif berbanding langsung dengan perubahan frekuensi dan nilai induktansi induktor,
semakin besar frekuensi arus bolak-balik dan semakin besar nilai induktor, maka semakin besar nilai reaktansi
induktif XL pada induktor sebaliknya semakin kecil frekuensi arus bolak-balik dan semakin kecil nilai dari
induktansinya, maka semakin kecil nilai reaktansi induktif XL pada induktor tersebut.Hubungan ini dapat
ditulis seperti persamaan berikut,
dimana :
XL = reaktansi induktif (resistansi semu) induktor dalam (Ω)
f = frekuensi arus bolak-balik dalam (Hz)
L = nilai induktansi induktor (Farad)
Contoh: Pada rangkaian arus bolak-balik mempunyai reaktansi induktif (resistansi semu) sebesar 2,5 kΩ pada
frekuensi 1000 Hz. Tentukan besarnya induktansi dari induktor tersebut. Penyelesaian:
Perbedaan sudut fasa antara arus (i) dan tegangan (v) pada induktor sebesar 900 berada pada kuadran 1
(tegangan mendahului 900 terhadap arus). Gambar dibawah memperlihatkan hubungan arus-tegangan bolak-
balik pada induktor, dimana arus pada saat t0 tertinggal 900 terhadap tegangan.
Bilamana sebuah kapasitor dialiri arus bolak-balik (arus AC), maka pada kapasitor tersebut akan timbul
resistansi semu atau disebut juga dengan istilah reaktansi kapasitif dengan notasi (Xc). Besarnya nilai reaktansi
kapasitif tersebut tergantung dari besarnya nilai kapasitansi suatu kapasitor (F) dan frekuensi (Hz) arus bolak-
balik. Gambar berikut memperlihatkan hubungan antara resistansi semu (reaktansi kapasitif) terhadap frekuensi
arus bolak-balik.
Hubungan Reaktansi Kapasitif Terhadap Frekuensi
Besarnya reaktansi kapasitif berbanding terbalik dengan perubahan frekuensi dan kapasitansi suatu kapasitor,
semakin kecil frekuensi arus bolak-balik dan semakin kecil nilai kapasitansi suatu kapasitor, maka semakin
besar nilai reaktansi kapasitif (Xc) pada kapasitor, sebaliknya semakin besar frekuensi arus bolak-balik dan
semakin besar nilai kapasitansi, maka semakin kecil nilai reaktansi kapasitif (Xc) pada kapasitor tersebut
Hubungan ini dapat ditulis seperti persamaan berikut berikut,
dimana :
Contoh:
Pada rangkaian arus bolak-balik mempunyai reaktansi kapasitif (resistansi semu) sebesar 1591,5 Ω pada
frekuensi 1000Hz. Tentukan besarnya kapasitansi kapasitor tersebut.
Penyelesaian;
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Rangkaian RLC adalah rangkaian yang terdiri atas hambatan (R), induktor (L), dan kapasitor (C) yang
dihubungkan secara seri, kemudian dihubungkan dengan sumber tengangan arus AC.
Fungsi rangkaian resistor dalam arus bolak-balik ialah untuk menurunkan potensial listrik dalam rangkaian, atau
sebagai pembatas arus listrik yang masuk. Nah jika sudah dibatasi, arus dan tegangan dalam rangkaian resistor
mempunyai fase yang sama saat terhubung dengan sumber tegangan bolak-balik.
Induktor atau reaktor adalah sebuah komponen elektronika pasif (kebanyakan berbentuk torus) yang
dapat menyimpan energi pada medan magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melintasinya.
Rangkaian kapasitor merupakan rangkaian yang unik dimana rangkaian ini dapat menyimpan energi listrik
sementara. Kapasitor jika dialiri arus bolak balik akan menimbulkan resistansi semu atau biasa disebut reaktansi
kapasitif. Nilai dari reaktansi kapasitif bergantung dari kapasitas kapasitor dan frekuensi sudut.
B. SARAN
Kami penulis berharap pada makalah ini dapat meningkatkan pengetahuan kita tentang rangkaian RLC
Dan arus AC,pada resistor ,induktor,dan kapasitor.smoga kita dpt mengerti makna dan fungsinya dan dapat
mengimplementasikan dalam hidup kita sehari hari.saran kami supaya kegiatan kelompok ini dapat dilanjut
sehingga mahasiswa bisa lebih mandiri dalam menyusun dam membuat materi pembelajaran yg baik kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://fisikazone.com/rangkaian-arus-bolak-balik/
https://www.ruangguru.com/blog/rangkaian-arus-bolak-balik
https://rumuspintar.com/arus-bolak-balik/