Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG

DOSEN PENGAMPU : Mudzakir Fahmi, S.Pi, M.IP

OLEH
ZULFIKRI
NIM : T1A118007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
SITI KHADIJAH
MUARA TEWEH
2022
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan atas kehadirat Allah yang


maha Esa atas ridho dan hidayahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas Makalah ini dengan penuh keyakinan serta usaha
maksimal. Semoga dengan terselesaikannya tugas ini dapat memberi
pelajaran positif bagi kita semua.
Selanjutnya penulis juga ucapkan terima kasih kepada dosen
pengampu mata kuliah Sejarah Pendidkan Islam Indonesia yang telah
memberikan tugas Makalah ini kepada kami sehingga dapat memicu
motivasi kami untuk senantiasa belajar lebih giat dan menggali ilmu
lebih dalam khususnya mengenai Sejarah Pendidikan Islam Indonesia
sehingga dengan ini kami dapat menemukan hal-hal baru yang belum
kami ketahui.
Terima kasih juga kami sampaikan atas petunjuk yang di berikan
sehingga penulis dapat menyelasaikan tugas Makalah ini dengan usaha
semaksimal mungkin. Terima kasih pula atas dukungan para pihak yang
turut membantu terselesaikannya makalah ini, ayah bunda, teman-teman
serta semua pihak yang penuh kebaikan dan telah membantu penulis.
Terakhir kali sebagai seorang manusia biasa yang mencoba
berusaha sekuat tenaga dalam penyelesaian Makalah ini,  tetapi tetap saja
tak luput dari sifat manusiawi yang penuh khilaf dan salah, oleh karena
itu segenap saran penulis harapkan dari semua pihak guna perbaikan
tugas-tugas serupa di masa datang.

Muara Teweh,25 Februari 2022


Penyusun,
Zulfikri
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1
A. Latar Belakang.............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan........................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................... 3
A. Kondisi Pendidikan Pada Masa Penjajahan Jepang...................... 3
B. Kebijakan Jepang Terhadap Agama Islam.................................... 4
C. Perkembangan Pendidikan Islam Masa Penjajahan Jepang.......... 5
D. Pengaruh Yang Ditimbulkan Dari Kebijakan Pemerintah Jepang
Bagi Perkembangan Pendidikan Islam Di Indonesia.................... 7
BAB III PENUTUP ........................................................................... 9

A. Kesimpulan................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Setelah Belanda ditaklukan oleh Jepang di Indonesia pada tanggal 8


maret 1942, maka Belanda angkat kaki dari Indonesia semenjak itu
mulailah penjajahan Jepang di Indonesia. Jepang muncul sebagai negara
kuat di Asia, bangs Jepang bercita-cita besar menjadi pemimpin asia
timur raya. Sejak tahun 1940 jepang berencana untuk mendirikan
kemakmuran bersama asia raya. Dalam rencana tersebur jepang
menginginkan menjadi pusat suatu lingkungan yang berpengaruh atas
daerah-daerah mansyuria, daratan cina, kepulauam Filipina, Indonesia,
Malaysia, Thailand, Cina dan Rusia. Hal ini dilatar belakangi oleh
perkembangan ekonomi dan industri jepang yang memerlukan perluasan
daerah. Oleh karena itu rencana “kemakmuran bersama asia raya”
dianggap sebagai suatu keharusan. Dengan semboyan “asia untuk bangsa
asia” jepang menguasai daerah yang berpenduduk lebih dari 400 juta
jiwa yang antara lain menghasilkan 50% poduksi karet dan 70% timah
dunia. Indonesia yang kaya sumber bahan mentah merupakan sasaran
yang perlu dibina dan dimanfa’atkan sebaik –baiknya  untuk kepentingan
perang jepang. Sehingga jepang menyerbu indonesia, karena tanah air
indonesia merupakan sumber bahan-bahan mentah yang kaya raya dan
tenaga manusia yang banyak tersebut sangat besar artinya demi
kelangsungan perang pasifik, dan hal ini sesuai pula dengan cita-cita
politik ekspansinya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi pendidikan di Indonesia pada masa penjajahan
jepang?
2. Bagaimana kebijakan jepang terhadap agama islam?
3. Bagaimana perkembangan pendidikan Islam pada masa pemerintah
Jepang di Indonesia?

1
4. Bagaimana pengaruh dari kebijakan pemerintah Jepang bagi
perkembangan pendidikan Islam di Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui kondisi pendidikan di Indonesia pada masa penjajahan
jepang
2. Mengetahui kebijakan jepang terhadap agama islam  
3. Mengetahui perkembangan pendidikan Islam pada masa pemerintah
Jepang di Indonesia     
4. Mengetahui pengaruh yang ditimbulkan dari kebijakan pemerintah
Jepang bagi perkembangan pendidikan Islam di Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kondisi Pendidikan Pada Masa Penjajahan Jepang


Sistem pendidikan Belanda yang selama ini berkembang di
Indonesia, semuanya diganti oleh bangsa Jepang sesuai dengan sisitem
pendidikan yang berorientasi kepada kepentingan perang. Tidak
mengherankan bahwa segala komponen sistem pendidikannya
ditujukan untuk kepentingan perang. Adapun karakteristik sistem
pendidikan Jepang adalah sebagai berikut:
1. Dihapusnya “dualisme pendidikan”
Pada masa Belanda terdapat dua jenis pengajaran, yaitu pengajaran
kolonial dan pengajaran bumi putera, oleh jepang diganti diganti
sisitem seperti itu di hilangkan. Hanya satu jenis sekolah rendah
yang diadakan bagi semua lapisan masyarakat , yaitu: sekolah
rakyat selama 6 tahun , yang ketika itu dipopulerkan dengan nama
“Kokumin Gakko” atau disebut juga sebagai Sekolah Nippon
Indonesia ( S N I ). Sekolah-sekolah desa masih tetap ada dan
namanya diganti menjadi sekolah pertama. Serta jenjang
pengajaran pun menjadi: a.    Sekolah rakyat 6 tahun (termasuk
sekolah pertama) b.    Sekolah menengah 3 tahun c.    Sekolah
menengah tinggi 3 tahun (SMA-nya pada zaman Jepang)
2. Berubahnya tujuan pendidikan Tujuan
pendidikan adalah untuk menyedian tenaga cuma-cuma (romusha)
dan prajurit-prajurit untuk membantu peperangan bagi
kepentingan Jepang. Oleh karena itu, murid-murid diharuskan
latihan fisik, latihan kemiliteran dan indroktrinasi ketat. Pada akhir
zaman Jepang terdapat tanda-tanda tujuan menjepangkan anak-
anak Indonesia.

3
3. Proses pembelajaran diganti kegiatan yang tidak ada kaitannya
dengan pendidikan
Proses pembelajaran disekolah diganti dengan berbagai kegiatan
yang dilaksanakan di sekolah antara lain:
a) Mengumpulkan batu, pasir untuk kepentingan perang
b) Membersihkan bengkel-bengkel & asrama militer
c) Menanam umbi-umbian, sayur-sayuran di pekarngan
sekolah untuk persediaan makanan
d) Menanam pohon jarak untuk pelumas
4. Pendidikan dilatih agar mempunyai semangat perang
Seorang pendidik sebelum mengajar diwajibkan terlebih dahulu
mengikuti didikan dan latihan (diklat) dalam rangka penanaman
ideologi dan semangat perang, yang pelaksanaannya dipusatkan di
Jakarta selama tiga bulan. Untuk menanamkan semangat jepang
tersebut, maka diajarkan bahasa jepang dan nyanyian-nyanyian
semangat kemiliteran kepada para murid.
5. Pendidikan pada masa jepang sangat memprihatinkan
Kondisi pendidikan pada masa pemerintahan jepang bahkan lebih
buruk dari pada pendidikan pada masa penjajahan belanda.
Sebagai gambarannya dapat dilihat dari segi kuantitatif trend nya
mengalami kemunduran (sekolah, murid,dan guru).
6. Pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi
Meskipun bahasa Indonesia resmi menjadi bahasa pengantar pada
tiap-tiap jenis sekolah, akan tetapi sekolah-sekolah itu
dipergunakan juga sebagai alat untuk memperkenalkan budaya
jepang kepada rakyat.
B. KEBIJAKAN JEPANG TERHADAP AGAMA ISLAM
Walaupun kondidsi pendidikan jepang sedemikian parahnya,
namun bagi agama islam ada sedikit nilai positifnya pada masa awal
masuknya jepang ke Indonesia, umat islam penuh harapan bahwab
cita-cita kemerdekaan Indonesia dapat terwujud, dengan masuknya
jepang ke ndonesia dan terusirnya belanda. Sebagai umat islam,

4
bangsa Indonesia yang selama ini merasakan adanya diskriminasi
dalam soal kehidupan beragama, dengan masuknya jepang ke
Indonesia akan berakhir. Karena itu, jepang selalu mengulang-ulang
menyampaikan maksudnya menghormati dan menghargai islam. Di
depan ulama, letnan jendral Imamura, pejabat militer jepang tertinggi
di jawa menyampaikan pidato yang isinya  bahwa pihak jepang
bertujuan untuk melindungi dan menghormati islam.
Pemerintah jepang menampakkan diri seakan akan membela
kepentingan islam, yang merupakan siasat untuk kepentingan dunia
dua. Untuk mendekati ummat islam, mereka menempuh beberapa
kebijakan, diantaranya ialah:
1. Kantor urusan agama yang ada pada zaman belanda disebut
kantoor voor islamistiche zaken yang dipimpin oleh orang-
orang orientalis belanda, diubah oleh jepang  menjadi kantor
sumubi yang dipimpin oleh KH. Hasyim Asy’ari.
2. Para ulama islam bekerja sama dengan pimpinan-pimpinan
orientalis dizinkan membentuk barisan pembela tanah air
(PETA).
3. Umat islam diizinkan meneruskan organisasi persatuan yang
disebut majelis islam a’la indonesia (MIAI) yang bersifat
kemasrayarakatan. Namun pada bulan oktober 1943 MIAI di
bubarkan dan diganti dengan majelis sura muslimin indonesia
(MASYUMI) Pondok pesantren yang besar-besar sering
mendapat kunjungan dan bantuan dari pemerintah Jepang.
4. Sekolah negeri diberi pelajaran budi pekerti yang isinya identik
dengan ajaran agama.
5. Pemerintah Jepang mengizinkan pembentukkan barisan
hizbullah untuk memberikan dasar kemiliteran bagi pemuda
Islam, barisan ini dipimpin oleh K.H. Zainal Arifin.
6. Pemerintah Jepang mengizinkan berdirinya sekolah tinggi
Islam di Jakarta yang dipimpin oleh K.H. Wahid Hasyim,
Kahar Muzakir dan Bung Hatta.

5
C. PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM MASA PENJAJAHAN
JEPANG
Ramayulis Mengatakan bahwa, sikap penjajah jepang terhadap
pendidikan islam ternyata lebih lunak, sehingga ruang gerak
pendidikan lebih bebas ketimbang pada zaman pemerintahan kolonial
belanda. Hal ini memberikan kesempatan bagi pendidikan islam untuk
berkembang.
1. Madrasah
Awal pendudukan jepang, madrasah berkembang dengan cepat
terutama dari segi kuantitas. Hal ini dapat dilihat terutama di
daerah Sumatra yang terkenal dengan madrasah awaliyahnya,
yang diilhami oleh majlis ulama tinggi.
2. Pendidikan agama di Sekolah
Sekolah negeri diisi dengan pelajaran budi pekerti. Hal ini
memberi kesempatan pada guru agama islam untuk mengisinya
dengan ajaran agama, dan di dalam pendidikan agama tersebut
juga di masukan ajaran tentang jihad melawan penjajah.
3. Perguruan tinggi Islam
Pemerintah jepang mengizinkan berdirinya sekolah tinggi
Islam di jakarta yang dipimpin oleh KH. Wahid Hasyim, KH.
Muzakkar, dan Bung Hatta. Walaupun jepang berusaha
mendekati umat islam dengan memberikan kebebasan dalam
beragama dan dalam mengembangkan pendidikan namun para
ulama tidak akan tunduk kepada pemerintahan jepang, apabila
mereka menggangu akidah umat hal ini kita dapat saksikan
bagaimana masa jepang ini perjuangan KH. Hasyim Asy’ari
beserta kalangan santri menentang kebijakan kufur jepang yang
memerintahkan untuk melakukan seikere (menghormati kaisar
jepang yang dianggap keturunan dewa matahari) . Akibat sikap
tersebut beliau ditangkap dan dipenjarakan oleh jepang selama
8 bulan. Ramayulis juga menyimpulkan bahwa, meskipuin

6
dunia pendidikan secara umum terbengkalai, karena murid-
muridnya sekolah setiap hari hanya disuruh gerak badan, baris-
berbaris, kerja bakti (romusha), bernyayi dan sebagainya. Yang
agak beruntung adalah madrasah-madrasah yang ada di dalam
lingkungan pondok pesantren yang bebas dari pengwasan
langsung pemerintah pendudukan jepang. Pendidikan dalam
pondok pesantren masih dapat berjalan secara wajar.

D. PENGARUH YANG DITIMBULKAN DARI KEBIJAKAN


PEMERINTAH JEPANG BAGI PERKEMBANGAN PENDIDIKAN
ISLAM DI INDONESIA
Ada satu hal yang melemahkan dari aspek pendidikan yang
diterapkan Jepang yakni penerapan sistem pendidikan militer. Sistem
pengajaran dan kurikulum disesuaikan untuk kepentingan perang.
Siswa memiliki kewajiban mengikuti latihan dasar kemiliteran dan
harus mampu menghapal lagu kebangsaan Jepang. Begitu pula dengan
para gurunya, diwajibkan untuk menggunakan bahasa Jepang dan
Indonesia sebagai pengantar di sekolah menggantikan bahasa Belanda.
Untuk itu para guru wajib mengikuti kursus bahasa Jepang yang
diadakan oleh pemerintah Jepang. Dengan demikian sistem
pendidikan yang diterapkan Jepang di Indonesia memiliki kelebihan
dan kekurangan dibandingkan dengan sistem pendidikan yang
diterapkan Belanda yakni pendidikan masa penjajahan Belanda
bersifat lebih liberal namun terbatas untuk kalangan tertentu
saja,sementara pada masa Jepang konsep diskriminasi tidak ada tetapi
terjadi penurunan kualitas secara drastis baik dari sisi keilmuan
maupun mutu murid dan guru. Kondisi ini tidak terlepas dari target
pemerintah Jepang melalui pendidikan, Jepang bermaksud mencetak
kader-kader yang akan mempelopori dan mewujudkan konsep
kemakmuran bersama Asia Timur Raya yang diimpi-impikan Jepang.
Satu hal yang menarik untuk dicermati adalah adanya pemaksaan yang
dilakukan oleh pemerintah Jepang agar masyarakat Indonesia terbiasa

7
melakukan penghormatan kepada Tenno (Kaisar) yang dipercayai
sebagai keturunan dewa matahari (Omiterasi Omikami).
Sistem penghormatan kepada kaisar dengan cara membungkukkan
badan menghadap Tenno, disebut dengan Seikeirei. Penghormatan
Seikerei ini, biasanya diikuti dengan menyanyikan lagu kebangsaan
Jepang (kimigayo). Tidak semua rakyat Indonesia dapat menerima
kebiasaan ini, khususnya dari kalangan Agama. Penerapan Seikerei ini
ditentang umat Islam, salah satunya perlawanan yang dilakukan KH.
Zainal Mustafa, seorang pemimpin pondok pesantren Sukamanah
Jawa Barat. Peristiwa ini dikenal dengan peristiwa Singaparna. 

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem pendidikan Belanda yang selama ini berkembang di
Indonesia, semuanya diganti oleh bangsa Jepang sesuai dengan sisitem
pendidikan yang berorientasi kepada kepentingan perang, adapun
karakteristik sistem pendidikan Jepang adalah sebagai berikut:

1) Dihapusnya “dualisme pendidikan”


2) Berubahnya tujuan pendidikan
3) Proses pembelajaran diganti kegiatan yang tidak ada kaitannya
dengan       pendidikan
4) Pendidikan dilatih agar mempunyai semangat perang      
5) Pendidikan pada masa jepang sangat memprihatinkan     
6) Pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Sikap
penjajah jepang terhadap pendidikan islam ternyata lebih
lunak, sehingga ruang gerak pendidikan lebih bebas ketimbang
pada zaman pemerintahan kolonial belanda. Hal ini
memberikan kesempatan bagi pendidikan islam untuk
berkembang, diantaranya:
a. Mendirikan madrasah
b. Pendidikan agama di sekolah
c. Perguruan tinggi Islam
Jepang selalu mengulang-ulang menyampaikan maksudnya
menghormati dan menghargai Islam. Di depan ulama, Letnan Jendral
Imamura (pejabat militer Jepang tertinggi di jawa) menyampaikan pidato
yang isinya bahwa pihak Jepang bertujuan untuk melindungi dan
menghormati islam. Untuk mendekati umat Islam, mereka menempuh
beberapa kebijakan. Ada satu hal yang melemahkan dari aspek
pendidikan yang diterapkan Jepang yakni penerapan sistem pendidikan
militer. Sistem pengajaran dan kurikulum disesuaikan untuk kepentingan
perang. Siswa memiliki kewajiban mengikuti latihan dasar kemiliteran
dan harus mampu menghapal lagu kebangsaan Jepang. Kondisi ini tidak
terlepas dari target pemerintah Jepang melalui pendidikan, Jepang
bermaksud mencetak kader-kader yang akan mempelopori dan
mewujudkan konsep kemakmuran bersama Asia Timur Raya yang
diimpi-impikan Jepang, serta adanya pemaksaan yang dilakukan oleh

9
pemerintah Jepang agar masyarakat Indonesia terbiasa melakukan
penghormatan kepada Tenno (Kaisar) yang dipercayai sebagai keturunan
dewa matahari (Omiterasi Omikami). Sistem penghormatan kepada
kaisar dengan cara membungkukkan badan menghadap Tenno, disebut
dengan Seikeirei. Penghormatan Seikerei ini, biasanya diikuti dengan
menyanyikan lagu kebangsaan Jepang (kimigayo).

10

Anda mungkin juga menyukai