Anda di halaman 1dari 9

KESEHATAN MENTAL DAN KEMAMPUAN

KONSENTRASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH

Disusun Oleh :

MUBARIKA RAMDHAN
2026711/005982623
Kelas XI IPS 3

SMAN 2 MAKASSAR
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjat kan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat
karunia-nya lah penulis bisa menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Kesehatan
Mental dan Kemampuan Konsentrasi Belajar Siswa Di Sekolah”
Karya tulis ini di susun dan diiajukan untuk memenuhi salah satu tugas dari mapel Bahasa
Indonesia pada Kelas XI IPS 3 SMAN 2 MAKASSAR. Selain itu bertujuan pula untuk
menambah wawasan dan informasi kepada pembaca.
Penulis menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan dari karya tulis ilmiah ini
sehingga dalam menyelesaikan karya tulis ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak. Tak
lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nur Maria Ulfah, S.Pd. selaku guru Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia yang telah membimbing penulis dalam mengerjakan karya ilmiah
ini. Dan juga kepada teman dekat penulis yang selalu memberikan pendapat, saran, dan kritik
serta selalu mendorong penulis untuk menyeleaaikan karya tulis ini Vira Ananda Ramadhani.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah berkontribusi dalam
pembuatan karya ilmiah ini.
Karya Tulis ini berisi tentang Info kesehatan mental yang berhuubungan dengan
konsentrasi belajar seorang siswa. Karya Tulis ini juga di harapkan dapat meningkatkan
kesadaran mengenai pentingnya kesehatan mental.
Penulis menyadari ada kekurangan pada karya ilmiah ini. Oleh sebab itu, saran dan kritik
senantiasa diharapkan demi perbaikan karya penulis. Penulis juga berharap semoga karya
ilmiah ini mampu memberikan pengetahuan tentang kesehatan mental dan kemampuan
konsentrasi belajar.

Makassar , 29 Maret 2022

Mubarika Ramdhan
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan Penelitian
d. Manfaat Peneliatian
BAB II PEMBAHASAN
a. Kesehatan Mental
b. Konsentrasi Belajar
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan
b. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kesehatan mental yang kurang baik bisa terjadi karena banyak hal, Salah satunya dari
lingkungan keluarga, tempat tinggal, pertemanan, sekolah, dan lain-lain. Seperti keluarga
yang tidak harmonis.
Ada banyak pandangan buruk terhadap anak-anak yang memiliki mental kurang baik.
Kurangnya informasi mengenai kesehatan mental juga sangat mempengaruhi, hal ini
membuat penulis ingin menginformasikan kepada pembaca melalui karya tulis ini.
Banyaknya orang yang menyepelekan kesehatan mental dapat berdampak buruk bahkan fatal.
Orang atau siswa yang bermental kurang bagus cenderung lebih sensitif dan mudah
tersinggung. Dengan demikian itu hal ini bisa mengganggu konsentrasi belajar bahkan masa
depannya.
Oleh karena itu mental dan kemampuan konsentrasi belajar saling berhubungan sehingga
penulis mengambil judul kesehatan mental siswa dan kemampuan konsentrasi belajarnya di
sekolah.

B. RUMUSAN MASALAH
1) Bagaimana cara siswa yang memiliki kesehatan mental kurang bagus dapat belajar dengan
konsisten?
2) Bagaimana cara menjaga kesehatan mental seorang siswa?
3) Apa saja Faktor Faktor yang mempengaruhi Kesehatan Mental dengan konsentrasi belajar?

C. TUJUAN PENELITIAN
Untuk menginformasikan kepada pembaca tentang bagaimana pentingnya kesehatan mental
untuk konsentrasi belajar siswa di sekolah.

D. MANFAAT PENELITIAN
1) Menambah wawasan mengenai kesehatan mental
2) Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental utamanya untuk siswa yang
dapat terganggu belajarnya
3) Memberikan pemahaman untuk lebih menjaga kualitas kesehatan mental

BAB 2
PEMBAHASAN

A. KESEHATAN MENTAL
a.1 pengertian
Kesehatan mental merupakan salah satu macam kesehatan yang dibutuhkan oleh manusia
dalam mencapai tujuan hidupnya. Secara etimologis kata mental berasal dari kata latin yaitu
mens atau mantis yang berarti jiwa, nyawa .Dan secara etimologis juga disebut mental
Hygene nama dewi kesehatan Yunani Kuno
Kesehatan mental seseorang dapat berubah setiap saat karena adanya faktor-faktor. Agar
kesehatan mental tetap terjaga dengan baik hendaknya memperhatikan faktor yang
mempengaruhinya. Misal, seorang siswa terlihat murung, kurang bergairah untuk belajar,
cemas, merasa rendah hati, lesu, dan gangguan psikologis lainnya.
Hal ini dapat disebabkan oleh adanya masalah yang dihadapi siswa tersebut sehingga, 
berpengaruh terhadap mental kejiwaan. Untuk itu kesehatan mental murid sebaiknya
diupayakan dengan dukungan dari berbagai pihak. Baik dari sekolah, masyarakat, utamanya
keluarga. Sehingga gangguan mental dapat diatasi.
Kedekatan orang tua dan anak memberikan pengaruh yang paling besar dalam proses
pembentukan kepribadian . Orang tua yang membiarkan anaknya tumbuh dan mengerjakan
apapun sehendaknya merupakan perlakuan yang kurang adil dan termasuk tidak
bertanggungjawab. Perlakuan yang seperti itu kurang bijaksana. Demikian pula perlakuan
yang serba ketat dan keras akan membentuk mental anak yang kurang, selalu ragu-ragu, dan
dipenuhi kecemasan.

a.2 Faktor-Faktor Kseehatan Mental


Diantara cara menjaga kesehatan mental, khususnya pada siswa adalah dengan
memperhatikan faktor-faktor nya. Ada 2 faktor yang mempengaruhi, yaitu faktor yang
berasal dari dalam diri sendiri (internal) dan faktor yang berasal dari luar diri (eksternal).
1) Faktor internal meliputi sikap independen, rasa harga diri, rasa kekurangan atau
"insecure",  terlepas dari rasa ingin sendiri, bebas dari segala neurosis (gangguan jiwa).
2) Faktor eksternal meliputi faktor kekeluargaan, pendidikan di sekolah, dan lain sebagainya.
B. KONSENTRASI BELAJAR
b.1 konsentrasi
Konsentrasi adalah pemusatan pemikiran pada suatu hal dengan cara menyampingkan hal-hal
yang tidak berhubungan. Murid yang berkonsentrasi untuk belajar dapat dilihat dari
perilakunya ketika proses belajar.
Konsentrasi memungkinkan individu untuk terhindar dari pikiran pikiran yang mengganggu
ketika berusaha memecahkan persoalan persoalan yang sedang dihadapi. Pada kenyataannya,
justru banyak individu yang tidak mampu berkonsentrasi ketika menghadapi tekanan.
Perhatian mereka terpecah dalam berbagai arus pemikiran yang membawa perasaan menjadi
tidak terarah.

b.2 Belajar
Menurut Arthur J. Gates belajar adalah salah satu perubahan tingkah laku melalui
pengalaman dengan latihan. Sedangkan menurut Cliddford T. Morgan belajar ialah Salah satu
perubahan tingkah laku yang relatif tetap merupakan hasil pengalaman yang lalu.
Dari beberapa pengertian di atas dapat diketahui bahwa belajar mengacu pada berubahnya
sifat seseorang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, penilaian mengenai sikap.
Pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi atau lebih luas
lagi dalam aspek kehidupan dan pengalaman belajarnya selalu menunjukkan proses
perubahan tingkah laku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik pengalaman yang
dialaminya.

C. HUBUNGAN KONSENTRASI BELAJAR DENGAN KESEHATAN


MENTAL
Berdasarkan pembahasan diatas konsentrasi belajar adalah terpusatnya perhatian siswa pada
proses pembelajaran yang berlangsung tanpa melakukan hal-hal yang lain. Menurut Dimyati
dan Mudjiono konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada
pembelajaran pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar maupun proses
untuk memperolehnya.
Gangguan konsentrasi pada saat belajar banyak dialami oleh siswa, terutama dalam
mempelajari mata pelajaran yang sulit. Utamanya pada metode pembelajaran online atau
daring yang diberlakukan pada saat ini yang disebabkan oleh wabah covid-19 yang tengah
menyebar.
Konsentrasi besar pengaruhnya terhadap belajar siswa. Jika seorang siswa mengalami
kesulitan dalam berkonsentrasi jelas pelajarnya akan sia-sia, karena hanya akan membuang
tenaga, waktu, pikiran, maupun biaya. Seseorang yang dapat belajar dengan baik adalah
orang yang dapat berkonsentrasi dengan baik pula.
Salah satu penunjang untuk menjaga konsentrasi belajar, ialah kondisi kesehatan
mental. ,Namun ada juga beberapa siswa yang tetap mampu untuk menjaga konsentrasi
belajarnya di saat kondisi mental mereka tidak begitu bagus.
Menurut penulis siswa yang bermental kurang bagus dapat belajar dan konsisten  sebab
mereka telah terbiasa dan mulai mengabaikan nya. Hal ini juga tidak dapat dilakukan dan
mudah, membutuhkan waktu yang cukup lama dan bahkan perlu untuk konsultasi ke ahlinya
Salah satu cara yang cukup ampuh untuk dapat terus belajar dengan konsisten ialah dengan
mencoba untuk mengambil istirahat sejenak atur waktu agar tidak stres berlebihan dan belajar
untuk memisahkan hal-hal yang tidak berhubungan sehingga dapat melakukan hal-hal seperti
pembelajaran menjadi lebih terfokus secara efisien dan tidak sia-sia.
Namun jika kedua hal tersebut tidak dapat dilakukan, mungkin bisa mencoba untuk
berkonsultasi dengan ahli. Menyelesaikan permasalahan mental terlebih dahulu sehingga
dapat memfokuskan untuk  pembelajaran selanjutnya.
Dibandingkan "mengobati" lebih baik "mencegah". Ada beberapa cara untuk mencegah
mental siswa. Dilansir dari Jurnalis Nuansa, menerapkan 5T yaitu talking, training, teaching,
tools, taking care. Cara ini dapat diterapkan agar siswa tidak menumpuk stress dan menjadi
depresi.
1) Talking, siswa harus di edukasi mengenai kesehatan mental sejak dini. Hal ini bertujuan
untuk meningkatkan kesadaran mereka untuk meminta bantuan kepada profesional dan
mengurangi stigma yang ada di masyarakat.
2) Training, memberikan pelatihan kepada tenaga pendidik agar tenaga pendidik dapat
memberikan informasi yang benar kepada siswa dan mengurangi disinformasi.
3) Teaching, mengintegrasikan sistem pembelajaran dalam kurikulum dalam sekolah
mengenai kesehatan mental.
4) Tools, menyediakan infrastruktur untuk menyalurkan beban mental siswa. Seperti
konseling, curhat, dan sebagainya.
5) Taking Care, pihak pendidik dan siswa diharapkan untuk peduli dan hati-hati pada
kesehatan mentalnya sendiri dan orang lain saling menjaga dengan begitu stakeholder yang
ada di sekolah dari atas sampai bawah memiliki kesadaran yang baik mengenai pentingnya
kesehatan mental.
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas, Penulis dapat menyimpulkan bahwa kesehatan mental erat
kaitannya dengan kemampuan konsenstrasi belajar siswa di sekolah. Apabila kesehatan
mental seorang siswa terganggu, besar kemungkin konsentrasi belajar akan terhambat dan
dapat memberikan dampak dampak yang cukup fatal. Oleh karena itu, kesehatan mental perlu
di jaga. Bukan hanya demi konsentrasi belajar, tetapi untuk bidang bidang lain pula seperti
Lingkungan Sosial.

B. SARAN
1) Bagi Pembaca :
-Kiranya setelah membaca tulis ini dapat lebih peduli terhadap kesehatan mental
- Menyaring informasi-informasi yang tersedia dan tidak menyalahgunakannya.
2) Bagi Penulis :
- Memuat informasi yang lebih rinci dan terpercaya
- Mengambil dan Membuat informasi yang valid dan terpercaya.
3) Bagi Sekolah
- Kiranya dapat memberikan edukasi yang lebih mengenai kesehatan mental kepada pelajar
dan pengajar guna meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental.
- Memperhatikan siswa siswa yang kiranya memililiki mental kurang bagus sehingga dapat di
tangani secepatnya
4) Bagi Orang Tua :
- Menjaga kesehatan mental anak anak nya sejak dini
- Memberikan perhatian yang cukup kepada anaknya
- Mengajarkan kepada anak sendiri untuk menjaga kesehatan mentalnya
- Berusaha untuk mengurangi beban mental yang mungkin di alami oleh anak
- Sering sering bercerita dengan anak

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai