Anda di halaman 1dari 4

Nama : Indah Suci Lestari

Nim : T20185052

Prodi : pg piaud

Kelas : mpi 4

Judul penelitian : Tradisi Membaca Asmaul Husna dalam Upaya Meningkatkan Budaya Religius
di RA Qomarul Ulum Sana Daya Pasean Pamekasan Tahun 2020-2021

Alasan memilih judul : Krn penanaman ataupun penerapan budaya religius (keagamaan) sangat
penting di mulai dari sejak kecil krn mengaca pada zaman ini banyak anak2 yg jatuh ke lemba
nista menuman keras, narkoba, dan sex bebas. Yang tidak pernah di ingin kan oleh org tua,
maka dari itu penanaman budaya religius harus di tanamkan sejak kecil krn semua org tua
pastilah mengharapkan anak yg sholeh sholehah, yang berbakti kpd org tua dg menjunjung
tinggi nilai-nilai agama dan budaya, serta anak sholeh itu merupakan aset berharga sebagai
penyelamat kedua orang tua di akhirat nantinya. Seperti yang diajarkan dalam Islam bahwa ada
tiga amal yang tidak akan terputus sampai alam kubur, yaitu sodakoh jariyah, anak yang soleh,
dan ilmu yang bermanfaat.

Pendahuluan

A. Latar belakang

Secara bahasa pendidikan berasal dari bahasa Yunani, paedagogy, yang mengandung makna
seorang anak yang pergi dan pulang sekolah diantar oleh seorang pelayan. Pelayan yang
mengantar dan menjemput dinamakan Paedagogos. Dalam bahasa Romawi pendidikan
diistilahkan sebagai Educate yang berarti mengeluarkan sesuatu yang berada di dalam. Dalam
bahasa Inggris pendidikan diistilahkan to educate yang berarti memperbaiki moral dan melatih
intelektual.1

Sedangkan menurut istilah Muhibbin Syah berkata:” Pendidikan adalah usaha sadar untuk
menumbuh kembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pengajaran.2 Oemar
Hamalik berkata: Sedangkan pengajaran bertugas mengarahkan proses ini agar sasaran dari
perubahan itu dapat tercapai sebagaimana yang diinginkan.3 Pendidikan juga tercantum dalam
UU No. 2 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan

1
Abdul Kadir, Dasar-Dasar Pendidikan, paket 3 (Surabaya: Amanah Pustaka, 2009), hal. 6.

2
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), hal. 1

3
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), hal. 79.
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.4

Peranan sekolah di sini adalah sebagai agen perubahan yaitu terwujudnya perubahan-
perubahan nilai, sikap, pola pikir, perilaku, intelektual, keterampilan dan wawasan para siswa
sesuai dengan tujuan pendidikan. Secara umum tujuan pendidikan Islam adalah pendidikan
yang berwarna Islam Dengan demikian, nilai-nilai ajaran Islam itu sangat mewarnai dan
mendasari seluruh proses pendidikan.5

Kemajuan ilmu dan teknologi yang semakin canggih telah menimbulkan berbagai macam
perubahan dalam kehidupan manusia termasuk perubahan dalam tatanan sosial dan moral
yang dahulu sangat dijunjung tinggi kini tampaknya sudah mulai diabaikan. Dalam hal ini
pendidikan merupakan salah satu upaya yang dianggap ampuh untuk mengatasi permasalahan
tersebut terutama pendidikan Agama.

Religius berarti bersifat religi atau keagamaan atau yang bersangkutan dengan religi
(keagamaan). Penciptaan suasana religius berarti menciptakan suasana atau iklim kehidupan
keagamaan. Dalam kontek pendidikan di sekolah berarti menciptakan suasana kehidupan
keagamaan yang dampaknya merupkan berkembangnya suatu pandangan hidup yang
bernafaskan atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai agama, yang diwujudkan dalam sikap hidup
serta keterampilan hidup oleh para warga sekolah dalam kehidupan mereka sehari-hari. 6

Cara yang dapat digunakan untuk menciptakan suasana dan sikap religius siswa yaitu, dengan
metode pembiasaan. Armai Arief berkata :”Pembiasaan adalah sebuah cara yang dapat
dilakukan untuk membiasakan anak didik berfikir, bersikap, dan bertindak sesuai dengan
tuntunan ajaran agama Islam”.7

Telah kita ketahui bersama bahwa umat Islam telah dianugerahi sebuah kitab suci yang mulia,
yaitu Al-Qur’an yang berfungsi sebagai pedoman hidup. Selain sebagai pedoman hidup di
dalamnya juga terdapat nama-nama Allah yang terdiri dari 99 nama yang mulia yang
kesemuanya itu terangkum dalam 99 Asmaul Husna. Karena dengan mengenal Allah yakni
4
Dwi Siswoyo, dkk, Ilmu Pendidikan (Yogyakarta: UIY Press, 2008), hal. 19.

5
Heri Gunawan, Pendidikan Islam Kajian Teoritis dan Pemikiran Tokoh (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2014), hal. 1.

6
Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam Mengurai Benang Kusut Dunia Pendidikan (Jakarta: Raja
Grafindo Press, 2006), hal. 106-107.

7
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam (Jakarta: Ciputat Press, 2002), hal. 110.
mengenal sifat-sifatnya akan melahirkan optimisme dalam hidupnya, sekaligus mendorongnya
berupa meneladani sifat-sifatnya tersebut sesuai dengan kedudukan dan kemampuannya
sebagai makhluk.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan penulis, bahwa di RA Qomarul Ulum ditemukan
beberapa kegiatan yang sengaja dilaksanakan untuk meningkatkan budaya religius siswa-siswi.
Kegiatan-kegiatan tersebut adalah kegiatan keagamaan guna menanamkan nilai Islami yang
diharapkan mampu meningkatkan religiusitas siswa.

Lembaga RA Qomarul Ulum merupakan lembaga pendidikan yang berupaya meningkatkan


religiusitas Islami siswa melalui kegiatan-kegiatan yang ada di lembaga tersebut. Di antara
kegiatan yang ada di lembaga tersebut adalah pembiasaan membaca Asmaul Husna setiap
sebelum pembelajaran dimulai, dengan tujuan bisameneladani akhlak-akhlak Allah yang
terkandung di dalam Asmaul-Husna. Maka dengan hal itu dari ulasan di atas peneliti tertarik
untuk mengadakan penelitian terkait religiusitas siswa-siswi RA Qomarul Ulum. Penelitian ini
dengan judul : Tradisi Membaca Asmaul Husna dalam Upaya Meningkatkan Budaya Religius di
RA Qomarul Ulum Sana Daya Pasean Pamekasan Tahun 2020-2021.

B. Fokus penelitian

Mengingat luasnya masalah, cangkupan pembahasan, terbatasnya waktu dan dana, maka
penelitian ini difokuskan pada upaya meningkatkan religiusitas pada siswa melalui kegiatan
pembiasaan membaca Asmaul Husna sebelum pembelajaran, studi kasus di RA Qomarul Ulum

C. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana latar belakang program pembiasaan membaca Al-Qur’an dan Asmaul Husna di
MAN 2 Ponorogo?

2. Bagaimana pelaksanaan membaca Al-Qur’an dan Asmaul Husna di MAN 2 Ponorogo?

3. Bagaimana dampak pembiasaan membaca Al-Qur’an dan Asmaul Husna terhadap religiusitas
siswa di MAN 2 Ponorogo.

D. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka peneliti memiliki tujuan penelitian yang ingin
dicapai, yaitu:
1. Untuk memaparkan latar belakang program pembiasaan membaca Al-Qur’an dan Asmaul
Husna di MAN 2 Ponorogo.

2. mendeskripsikan pelaksanaan program membaca Al-Qur’an dan Asmaul Husna di MAN 2


Ponorogo

3.Untuk memaparkan dampak pembiasaan membaca Al-Qur’an dan Asmaul Husna terhadap
religiusitas siswa di MAN 2 Ponorogo

E. Manfaat penelitian

1. Secara Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi pengembangan
keilmuan dan menambah wawasan dalam khazanah pendidikan Islam, khususnya dalam
memaksimalkan pembinaan kesadaran beragama.

2. Secara Praktis

Dengan hasil penelitian ini dapat menjadi bekal ketika penulis terjun langsung dalam dunia
pendidikan terutama yang berkaitan dengan penerapan pembinaan kesadaran beragama
melalui pembiasaan membaca Asmaul Husna.

Anda mungkin juga menyukai