B. Dasar/Landasan
UU NO 20 THN 2003 BAB XIII Tentang Pendanaan Pendidikan
Pasal 46 : Tanggung jawab pendanaan
Pasal 47 : Sumber dana Pendidikan
Pasal 48 : Pengelolaan dana pendidikan
Pasal 49 : Pengalokasian dana pendidikan
1. Asas Plafond
Artinya bahwa Anggaran Belanja yang boleh diminta tidak dapat melebihi jumlah teringgi yang
telah ditentukan.
1. Asas Plafond
Artinya bahwa Anggaran Belanja yang boleh diminta tidak dapat melebihi jumlah teringgi yang
telah ditentukan.
2. Asas Pengeluaran berdasarkan Mata Anggaran
Artinya bahwa pengeluaran pembelanjaan harus didasarkan atas mata anggaran yang telah
ditetapkan.
3. Asas Tidak Langsung
Yaitu suatu ketentuan bahwa setiap penerimaan uang tidak boleh digunakan secara langsung
untuk suatu keperluan pengeluaran.
Pembiayaan pendidikan tidak pernah tetap, tapi selalu berkembang dari tahun ke tahun. Secara
garis besar pembiayaan ini dipengaruhi oleh dua hal, yaitu faktor eksternal dan faktor internal.
1. Faktor Eksternal
Yaitu faktor-faktor yang ada diluar sistem pendidikan.
a. Berkembangnya Demokrasi Pendidikan
Dahulu banya negara yang masih dijajah oleh bangsa lain yang tidak membolehkan
penduduknya menikmati pendidikan. Dengan lepasnya bangsa itu dari cengkeraman
penjajah, terlepas pulalah kekangan atau keinginan memperoleh pendidikan. Di Indoensia
demokrasi pendidikan dirumuskan dengan jelas dalam pasal 31 UUD 1945 ayat (1) dan (2).
Konsekuensi dari adanya demokrasi ini Pemerintah menyediakan dana yang cukup untuk itu.
b. Kebijaksanaan Pemerintah
Pemberian hak kepada warga negara untuk memperoleh pendidikan merupakan kepentingan
suatu bangsa agar mampu mempertahankan dan mengembangkan bangsanya. Namun demikian
agar tujuan itu tercapai Pemerintah memberikan fasilitas-fasilitas berupa hal-hal yang bersifat
meringankan dan menunjang pendidikan, misalnya:
1. Pemberian pembiayaan yang besar bagi pendirian gedung dan kelengakapannya.
2. Meringankan beban siswa dalam bentuk pembebasan SPP, pengaturan pungutan, pemberian
beasiswa
3. Kenaikan gaji guru, dsb.
c. Tuntutan akan Pendidikan
Kenaikan tuntutan akan pendidkan terjadi di mana-mana. Di dalam negeri tuntutan pendidikan
ditandai oleh segi kuantitas yaitu semakin banyaknya orang yang mengingingkan pendidikan,
dan segi kualitas yaitu naiknya keinginan memperoleh tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
Kalau dahulu orang sudah puas dengan tingak pendidikan SD, maka kini orang belum puas kalau
belum menyandang gelar. Bagi suatu bangsa kenaikan tuntutan ini juga mempertinggi kualitas
bangsa dan menaikan taraf hidup. Di luar pendidikan selalu dicari dinegara-negara yang
melaksanakan sistem pendidikan yang lebih baik dan lebih bervariasi. Hal ini berarti bahwa
bukan hanya terjadi aliran dari negara berkembang ke negara maju, tetapi hal yang sebaliknya
mungkin juga terjadi. Banyak orang dari negara maju menuntutn ilmu di negara berkembang
karena ingin mendalami hal-hal yang menarik perhatiannya.
Di samping tingkat pendidikan sebagai lambang status sosial bagi keluarga, sistem penggajian di
Indonesia masih mempertimbangkan pendidikan (ingat sistem skala ganda dalam pendidikan).
Di beberapa negara yang masih kekurangan tenaga kerja, tambahan ijazah tidak banyak
berpengaruh terhadpa kenaikan gaji sehingga sebagai misal, lulusan SMTA memilih langsung
bekerja dibandingkan melanjutkan kuliah di PT. Penyebab lain mengapa mereka lebih senang
bekerja adalah pengaruh sistem kekeluargaannnya, yaitu adanya tuntutan bagi pemuda yang
sudah dianggap dewasa (tamat SMTA) tidak pantas lagi menerima biaya hidup dari orang
tuanya.