ANOVA DUA Arah
ANOVA DUA Arah
Kata “dua arah” berarti pada disain eksperimen ada dua veriabel independent dan tiap variabel
independen ada C dan R kategori. Istilah C dan R merujuk pada tempat variabel dalam tabel disain
eksperimen. Ada variabel independent yang terletak di baris (r = row) ada variabel independent yang
terletak di kolom.
ANOVA dua-arah digunakan untuk menguji hipotesis beda lebih dari dua rata-rata yang berasal dari dua
veriabel independent, dimana masing-masing variabel independent memiliki beberapa kategori.
Kesimpulan ANOVA dua arah adalah pengaruh masing-masing variabel independent dan interaksi kedua
variabel independent
Bagaimana bentuk tampilan data hasil eksperimen yang akan dioleh dengan ANOVA dua-arah?
Misalkan ada dua variabel independent, yaitu variabel independen yang terletak di kolom dengan
jumlah kategori C dan variabel yang terletak di kolom dengan R kategori dan setiap kelompok yang
dikenai perlakuan kombinasi R dan C ada n anggota. Bentuk tabel datanya adalah
Cara partisi sum of square dilakukan dengan pertama-tama misalkan tiap kombinasi RC (tiap kelompok)
hanya ada sekali pengukuran (anggota kelompok hanya ada satu), maka jumlah kuadrat total, ss total
dapat dipartisi menjadi tiga komponen, yaitu kuadrat total, ss total kuadrat antar baris, ssr, kuadrat kolom,
ssc, kuadrat total, ssrc. Proses partisi, seperti pada ANOVA satu-arah, dimulai dengan identitas
1. Operasi identitas
(X ¿ ¿ rc− X ..)=( X r .− X ..)+(X .C −X .. )+( X rc−X r .− X .C + X ..)¿
Operasi identitas menyatakan bahwa simpangan setiap skor dari grand mean dapat dipandang
sebagai terdiri dari tiga bahagian, yaitu simpangan rata-rata baris dari grand mean, rata-rata kolom
dari grand mean dan simpangan dalam bentuk interaksi antara baris dan kolom
2. Kuadratkan kedua
Kuadrat identitas akan menghasilkan enam suku disebelah kanan 1. Suku-suku di sebelah kanan di
kiri sama dengan kemudian dijumlahkan untuk semua baris R dan kolom C. Tiga suku mengandung
jumlah simpangan akan berharga nol (lansung dihilangkan!), maka ss total dapat ditulis sebagai
1
(a – b) = (c – b) + (d – b) + (a – c – d + b)
(a – b)2 = (c – b)2 + (d – b)2 + [(a – c – d + b)]2 +2[(c – b)(d – b)]+2[(c – b) (a – c – d + b)] + 2[(d – b) (a – c – d + b)]
R C R C R C R C
R C
Suku sebalah kiri adalah jumlah kuadrat total, sstotal =∑ ∑ X rc −X .. ¿ ¿
r =1 c=1
Suku sebelah kanan terdiri dari
R C
a. jumah kuadrat deviasi rata-rata baris dari grand mean, ss R=C ∑ ∑ ( X r . −X .. ) . Jumlah
2
r =1 c=1
kuadrat ini menggambarkan variasi rata-rata baris
R C
b. jumlah kuadrat deviasi rata-rata kolom dari grand mean , ss C =R ∑ ∑ (X .C − X ..) . Jumlah
2
r=1 c=1
kuadrat ini menggambarkan variasi rata-rata kolom
R C
c. Jumlah kuadrat interaksi, ss RC =∑ ∑ (X rc −X r . − X .C + X .. )
r=1 c=1
3. Jika tiap kelompok terdiri dari n skor (ada n anggota kelompok yang diukur), maka jumlah kuadrat
total dapat dipartisi menjadi empat jumlah kuadrat, yaitu jumlah kuadrat antar baris, jumlah
kuadrat antar kolom, jumlah kuadrat interaksi dan jumlah kuadrat dalam kelompok. Partisi ini
terlihat jika jumlah kuadrat total pada no. 2 dijumlah untuk n skor menjadi:
R C n R C R C
R C n
+ ∑ ∑ ∑ ( X ¿ ¿rci− X rc . )2 ¿
r=1 c=1 i=1
ssw
a. Derajad kebebasan total, dftotal. Dengan n skor untuk tiap kelompok (kombinasi RC), maka jumlah
total skor adalah nRC = N. maka dftotal = NRC – 1 = N – 1
b. Derajad kebebasan baris, dfR = R – 1; dan derajad kebebasan kolom, df C = C – 1
c. Derajad kebebasan interaksi. dfRC = (R – 1)(C – 1)
d. Derajad kebebasan dalam kelompok, dfw = N – RC = RC (n – 1)
Dengan mendefinisikan df, maka variance estimate, s 2 untuk masing-masing jumlah kuadrat dapat
dihitung, yaitu
2 ss R 2 ssC 2 ss RC 2 ss w
a. s R= b. sC = c. s RC = d. sw =
df R df C df RC df w
Hasil perumusan jumlah kuadrat, derajad kebabasan dan variance estimate dapat diringkas pada tabel
berikut:
ANOVA dua-arah dengan n skor tiap kelompok: n>1
Sumber Jumlah kuadrat Cara Menghitung df s2
variansi
R Kuadratkan beda rata-rata baris dari R – 1 2
Baris sr
nC ∑ (X r . −X ..)
2
grand mean untuk semua baris
r=1 kemudian kalikan dengan nC
C Kuadratkan beda rata-rata kolom dari 2
Kolom C–1 sc
nR ∑ (X . C −X .. )
2
grand mean untuk semua kolom
c=1 kemudian kalikan dengan nC
R C Kuadratkan beda rata-rata tiap kelompok 2
Interaksi RC - 1 src
n ∑ ∑ ( X rc −X r . − X .C + X .. )
2
dan nomor kelompok digunakan untuk
r =1 c=1 kolom dan baris kemudian dikali n
R C n Kuadratkan beda rata-rata tiap skor 2
Dalam N - RC sw
kelompo ∑ ∑ ∑ (X ¿ ¿ rci− X rc .)2 ¿ dengan rata-rata kelompok dan nomor
r=1 c=1 i=1 kelompok digunakan untuk kolom dan
k baris
R C n Kuadratkan beda rata-rata tiap skor
Total N–1
∑ ∑ ∑ (X ¿ ¿ rci− X ..)2 ¿ dengan grand mean dan nomor
r=1 c=1 i=1 kelompok digunakan untuk kolom dan
baris
Sifat interaksi
Sifat interaksi ini dapat diilustrasikan dengan contoh. Misalkan ada eksperimen bidang pertanian pada
dua varietas gandum dan dua tipe pupuk. Asumsikan bahwa salah satu varietas menghasilkan gandum
yang lebih banyak dibandingkan varietas yang lain.
a. Jika hasil panen gandum pertama lebih tinggi dari varietas gandum ke dua untuk pupuk apapun
yang dipakai, maka dikatakan tidak ada interaksi antara varietas gandum dan pupuk yang
dipakai
b. Jika hasil panen gandum yang pertama lebih tinggi dari varietas kedua untuk salah satu pupuk
dan lebih rendah untuk jenis pupuk yang lain, maka dikatakan ada interaksi antara varietas
gandum dan pupuk yang dipakai
Dengan demikian harga X rc . Dibawah kondisi tidak ada interaksi dinyatakan dengan E( X RC ) =
X r ..−X . C . + X ... . Harga E( X RC ) dicantumkan pada bahagian sebelah kanan tabel.
Perhatikan perbandingan harga rata-rata yang diperoleh dari observasi dan harga rata-rata yang
diperkirakan (expected mean) jika tidak ada interaksi pada tabel berkut:
Perbandingan harga rata-rata observasi dan harga rata-rata yang diharapkan (expected mean) jika tidak ada interaksi
X RC hasil pengamatan E( X RC ) diharapkan
X r .. X r ..
I II III I II III
A 2 12 16 10 A 4 16 10 10
B 6 20 34 20 B 14 26 20 20
C 64 76 40 60 C 54 66 60 60
X .c . 24 36 30 30 X ... X .c . 24 36 30 30 X ...
Pada Tabel di atas di kolom sebelah kiri diperlihatkan hasil observasi rata-rata kelompok untuk disain
eksperimen dua variabel independen dengan masing-masing tiga kategori yang akan diolah dengan
ANOVA dua arah. Rata-rata kelompok berasal dari kelompok dengan jumlah skor, n, yang sama. Kolom
sebelah memperlihatkan berapa harusnya rata-rata kelompok jika tidak ada interaksi antara kedua
variabel.
Relasi dalam fomulasi jumlah kadrat interaksi menujukkan bahwa kedua variabel independent tidak
akan berinteraksi jika X rc .− X r ..=X .C . −X ....
Rata-rata kelompok pada tabel sebelah kanan menunjukkan relasi ini. Contoh data pada baris pertama
kolom pertama, maka X 11. =4 ; X 1.. =10 ; X .1. =24 ; X ...=30. Dengan rata-rata ini maka syarat tidak ada
interaksi terpenuhi, dimana X 11. −X 1.. = X .1. −X ... 2 – 10 = 24 – 30 atau X 11. =X 1.. − X .1. + X .... Rata-
rata lain juga dapat dibuktikan akan memberikan hasil yang sama.
Namun untuk rata-rata hasil observasi di sebelah kiri , relasi ini tidak dapat dibuktikan. Contoh data pada
baris pertama kolom pertama, maka X 11. =2 ; X 1.. =10 ; X .1. =24 ; X ...=30. Dengan rata-rata ini maka
syarat tidak ada interaksi terpenuhi, dimana X 11. −X 1.. X .1. −X ... 4 – 10 24 – 30. Rata-rata lain juga
dapat dibuktikan akan memberikan hasil yang mirip. Dengan demikian hasil observasi menujukkan ada
interaksi antara kedua variabel.
Uji hipotesis
Bagaimana uji hipotesis dilakukan?
Uji hipotesis adalah dilakukan untuk menguji pengaruh variabel yang diletakkan di baris dan kolom serta
interaksi antara kedua variabel. Ada tiga metode pengujian yang dikenal dengan finite model, yang
teridiri dari tiga model, yaitu model random, fixed dan mixed. Pemilihan model tergantung pada sifat
variabel independent yang digunakan pada disain eksperimen.
Finite model didasarkan pada asumsi bahwa simpangan skor hasil observasi, X rcidari grand mean
populasi populasi, , dinyatakan dengan:
X rci − = ar + bc + (ab)rc + erci
Partisi secara implisit menyatakan pengaruh perlakuan dapat dipartisi menjadi menjadi komponen-
komponen yang dapat dijumlahkan (additive) untuk setiap anggota kelompok. Karena ar, bc, (ab)rc, erci
adalah suku deviasi, maka jumlah setiapnya adalah nol. Variansi populasi untuk kempat komponen
2 2 2 2
adalah σ a ,σ b , σ ab , dan σ e .
PENGUJIAN HIPOTESIS
Model apa yang digunakan untuk pengujian hipotesis?
Ada tiga hipotesis yang akan diuji, yaitu
1) Pengaruh variabel baris (yang mengadung beberapa kategori) dengan hipotesis null : H r : 1 = 2
= … = r (tidak ada pengaruh kategori variabel baris pada variabel dependent, atau perbedaan
yang diamati adalah sifat populasi dari mana sampel diambil) dan H 1: sekurang-kurangnya salah
satu dari kategori variabel baris memberi pengaruh pada variabel dependent. Uji hipotesis
dilakukan dengan menghitung Fr dan bandingkan dengan Ftabel pada taraf signifikansi yang
ditetapkan
2) Pengaruh variabel kolom (yang mengadung beberapa kategori) dengan hipotesis null : H c : 1 =
2 = … = c (tidak ada pengaruh kategori variabel kolom pada variabel dependent, atau
perbedaan yang diamati adalah sifat populasi dari mana sampel diambil) dan H 1: sekurang-
kurangnya salah satu dari kategori variabel kolom memberi pengaruh pada variabel dependent.
Uji hipotesis dilakukan dengan menghitung F c dan bandingkan dengan Ftabel pada taraf signifikansi
yang ditetapkan
3) Interaksi variabel independent baris dan variabel independent kolom dengan hipotesis null: H rc:
tidak ada interaksi antara variabel independent baris dan varabel independent kolom. Uji
hipotesis dilakukan dengan menghitung F rc dan bandingkan dengan F tabel pada taraf signifikansi
yang ditetapkan
hipotesis Sesuai dengan rumusan maka nilai F r; Fc dan Frc dihitung dengan memilih salah satu dari tiga
model peritung untuk ketiga harga F. Pemilihan salah satu dari tiga model tergantung pada sifat variabel
bebas dalam eksperimen. Ketiga model itu adalah:
1. Model Random: n> 1 . Model ini dipakai bila kategori variabel baris dan kolom dipilih secara
random dari sejumlah tak tebatas kategori. Dengan model ini maka harga F dihitung dengan
cara :
2 2 2
s rc sr sc
a. F rc= 2 b. F r= 2 c. F c = 2
sw s rc sw
2. Model Fixed: n > 1. Model ini dipakai bila kategori variabel baris dan variabel kolom tersedia
dalam jumlah terbatas dan pemilihan kategori tidak dilakukan secara random. Dengan model ini
maka harga F dihitung dengan cara :
s 2rc s2r s 2c
a . F rc= b. F r= c. F c =
s2w s 2w s 2w
3. Model Mixed: n > 1. Model ini dipakai bila salah satu dari variabel memiliki kategori yang dipilih
secara random. Bila kategori variabel baris dipilh secara random dan variabel kolom tersedia
dalam jumlah terbatas dan pemilihan kategori tidak dilakukan secara random, maka harga F
dihitung dengan cara :
s 2rc s 2r s 2c
a . F rc= b. F r= c. F c =
s2w s 2rc s 2w
Bila kategori variabel kolom dipilh secara random dan variabel baris tersedia dalam jumlah
terbatas dan pemilihan kategori tidak dilakukan secara random, maka harga F dihitung dengan
cara :
s 2rc s2r s2c
a . F rc= b. F r= c. F c =
s2w s 2w s 2rc
X ...
X r .. ssw sst
1 2 3 1 2 3 1 2
rc 441 752 901 2094 6480,875 6558 11677,875 8168,68 11301,38
total 3343
X ... 69,65
4267,88 18150,04 14875,52 77024,98 1332,04 dfw =42 1015,89 9075,02 14875,52 666.02
4209,875 dfc = 2
9472,875 dfr =1
6480,875 df rc =2
6558
11677,88
42667,38
Sumber variansi Jumlah df Variansi Identitas
kuadrat (ss) estimasi (s2)
Antar baris 14875,52 1 14875,52 s2r
Antar Kolom 18150,04 2 9075,021 s2c
interaksi 1332,042 2 666,0208 s2rc
Dalam kelompok 42667,38 42 1015,89 s2w
Total 77024,98 47
s 2rc s2r s2c
F rc= =0.656 F r= F r= =8,93
s2w s 2w s 2w
=14.64
F0.05,(1,42) = 4.07 dan F0.01,(1,42) = 7.27 F0.05,(2,42) = 3.22 dan F0.01,(3,42) = 5.12
Kesimpulan :
1. Frc < F0.05,(1,42) dan Frc < F0.01,(1,42) tidak ada interaksi kedua variabel independent (p > 0.05 dan p > 0.01)
2. Fr > F0.05,(1,42) dan Fr > F0.01,(1,42) Ada pengaruh variabel independent baris pada variabel dependent (p < 0.05 dan p < 0.01)
3. Fc > F0.05,(1,42) dan Fr > F0.01,(1,42) Ada pengaruh variabel independent kolom pada variabel dependent (p < 0.05 dan p < 0.01)
Bagaimana jika jumlah anggota kelompok tidak sama?
Nilai n pada formulasi diganti dengan rata-rata harmonik, n h, dimana
RC
n h=
1 1 1
+ + …+
n11 n12 nrc
Sehingga formulasi pada tabel ss berubah menjadi:
r=1
C
Kolom
n h R ∑ ( X .C −X ..)
2
c=1
R C
Interaksi
n h ∑ ∑ ( X rc −X r . − X .C + X .. )2
r =1 c=1
R C n
Dalam
kelompok ∑ ∑ ∑ ( X ¿ ¿ rci− X rc .)2 ¿
r=1 c=1 i=1
R C n
Total
∑ ∑ ∑ ( X ¿ ¿ rci− X ..)2 ¿
r=1 c=1 i=1
Tugas :
Berikut ini adalah data disain eksperimen dengan dua fixed variabel independent.
C1 C2 C3
R1 29 31 23 62 17 32
26 50 31 20 18 49
42 25 18 60 50 58
R2 17 62 35 83 17 28
27 62 50 42 14 58
50 29 62 19 49 62
Lakukan uji hipotesis untuk melihat pengaruh variabel baris, variabel kolom dan interaksi variabel baris
dan kolom