Anda di halaman 1dari 6

Kelompok 9

1. Rizka Fiddiyansyah (Sistem Informasi/21082010052)


2. Faradila Kusuma Dewi ( Sistem Informasi/21082010085)
3. Lintang Firdaus (Sistem Informasi/21082010121)
4. Moch Syamsudin S. (Manajemen/21082010465)

a) Halaman 88
Apakah istilah lain yang memiliki makna sama dengan makna constituer? Coba Anda periksa
dalam kamus masing-masing bahasa dimaksud, yakni Kamus bahasa Latin/Italia, Kamus
bahasa Inggris, Kamus bahasa Belanda, Kamus bahasa Jerman, dan dalam Kamus bahasa
Arab. Lakukan dengan mengisi pemetaan seperti berikut :
Istilah Makna 1 Makna 2 Makna 3
Constitutio Grondwet yaitu Setiap warga negara Diatur dalam tiga bagian
undang- undang dasar memiliki kebebasan dan utama yaitu hak dan
martabat kewajiban warga negara,
organisasi republic dan
ketetntuan transit (final)
Constitution Mula-mula digunakan Untuk menyebut Sebagai pembuatan atau
sebagai istilah teknis peraturan-peraturan penyusunan yang
untuk menyebut the eklesiastik yang berlaku menentukan hakikat
acts of legislation by di seluruh gereja pada sesuatu (the “make” or
the Emperor pada saat itu. Oleh karena composition which
zaman kekaisaran itu, kitab-kitab hukum determines the nature of
Romawi Romawi sumber anything)
referensi paling awal
untuk penggunaan
perkataan constitution
Constitutie Aparatur negara, Cara mengatur negara Jumlah perturan tertulis
menyangkut dan tidak tertulis lainnya
penggunaan, kekuatan, Bersama dengan
dan yurisprudensi serta konstitusi. Seluruh
peraturan tertulis peraturan yang berkaitan
dengan administrasi
negara dan hak-hak dasar
warga negara
Verfassung Artinya keadaan Seluruh kondisi Tidak mengacu pada
kesatuan politik dan sistem norma hukum
tatanan sosial suatu yang mengatur informasi
negara tertentu kemauan politik dan
pelaksanaan kekuasaan
negara tetapi mengacu
pada pengertian
menyeluruh terhadap
kondisi politik konkret
dan negara individu
Masyrutiyah Konstitusi dikenal Hukum, dasar organik
dengan sebutan atau prinsip
DUSTUS yang berarti pemerintahan manusia
kumpulan faedah yang yang terkandung dalam
mengatur dasar dan dokumen tertulis, atau
kerja sama antar sesame tersirat dalam institusi
anggota masyarakat dan penggunaan negara
dalam sebuah negara atau masyarakat,
instrument tertulis yang
organik semacam itu,
dan meletakkan
peraturan dan prinsip
dasar untuk
pelaksanaan urusan

b) Halaman 104
Bentuklah kelompok terdiri antara 5-7 orang. Siapkan naskah UUD NRI 1945, kemukakan
dua contoh tantangan kehidupan bernegara saat ini, yang menurut Anda perlu diantisipasi.
Apakah pasal-pasal dalam UUD NRI 1945 sekarang sudah mampu menjadi pedoman untuk
menyelesaikan tantangan tersebut? Jika belum, apakah aturan tersebut perlu dilakukan
perubahan? Mengapa demikian
Jawaban :
1. Meluasnya penyebaran berita HOAX. Banyaknya masyarakat yang kurang pandai
dalam menyaring berita atau informasi menyebabkan semakin meluasnya penyebaran
berita hoax. Penyebaran berita hoax dapat menyebabkan keruntuhan dan persatuan
bangsa karena bisa saja oknum-oknum jahat membuat berita yang mengadu domba
masyarakat satu sama lain sehingga hal ini perlu diantisipasi. Pasal 28 ayat
(1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang UU ITE menurut saya sudah
mampu menjadi pedoman dalam menyelesaikan tantangan penyebaran berita hoax.
Kedepannya tinggal memberikan sosialisasi pada masyarakat untuk lebih selektif lagi.
2. Banyaknya kasus pelecehan pada perempuan. Belakangan terlihat banyak kasus
pelecahan pada perempuan apalagi pada anak dengan usia di bawah umur. Hal
tersebut menjadi tantangan bagi warga negara khusunya perempuan. Padahal dalam
UU sudah diatur tentang Hak Asasi Perempuan namun masih saja menjadi kasus yang
terbilang cukup banyak sehingga hal tersebut cukup mengkhawatirkan dan perlu
untuk diantisipasi. Hak Asasi Perempuan sudah diatur dalam pasal 45051 UU No. 39
Tahun 1999, adanya peraturan tersebut sudah menjadi pedoman dalam menyelesaikan
tantangan tersebut. Tetapi, hal ini tetap haru menjadi pengawasan bagi pihak-pihak
berwajib agar kasus-kasus seperti ini dapat ditangani dan mengurangi kekhawatiran
bagi para perempuan.
c) Halaman 106
Anda telah mempelajari konstitusi dan UUD NRI 1945 sebagai konstitusi negara Indonesia.
Kemukakan kembali dengan kalimat Anda sendiri, apa sebenarnya hakikat dari konstitusi itu?
Apa pentingnya konstitusi bagi suatu negara, seperti halnya Indonesia dengan adanya UUD
NRI 1945? Hasil kajian Anda tulis secara singkat, dan presentasikan di kelas.
Jawaban :
Konstitusi merupakan keseluruhan sistem ketatanegaraan yang berisi peraturan yang
mengatur Lembaga negara, hubungan antar lembaga, tugas dan fungsi lembaga, dan
hubungan lembaga negara dengan warga negara. Konstitusi sangat penting bagi suatu negara,
karena dengan adanya konstitusi dapat membatasi kekuasaan pemerintah atau penguasa
negara, dapat membagi kekuasaan negara dan memberi jaminan HAM bagi warga negara.

d) Halaman 107
1. Seperti apakah tata urutan perundangan Indonesia menurut ketentuan yang baru,
yakni Undang-Undang No. 11 Tahun 2012?
Jawaban :
Pada UU No 12 Tahun 2011, UUD 1945 masih menjadi kedudukan tertinggi
dalam tata urutan perundang-undangan. UUD 1945 merupakan peraturan tertinggi dan
sebagai dasar tertulis yang membuat dasar dan garis besar hukum dalam
penyelenggaraan negara. Pada tingkatan berikutnya terdapat Tap MPR. Untuk urutan
dibawahnya selama masih memiliki ketentuan dalam berkontribusi tidak sebelah
pihak, dan ketentuannya dapat menyatukan dan mempersatukan negara maka untuk
susunan tersebut tidak begitu perlu dibandingkan.

2. Tuliskan tata urutan tersebut?


Jawaban :
a. UUD 1945
b. Tap MPR
c. UU/Perpu
d. PP
e. Perpres
f. Perda Provinsi
g. Perda Kab/Kota

3. Bandingkan dengan ketentuan yang lama, yakni Undang-Undang No. 10 Tahun 2004.
Apa yang dapat Anda simpulkan?
Jawaban :
Perbandingan yang terlihat bahwa ada perubahan dengan susunan perundang-
undangan yang lama yaitu UU No. 10 Tahun 2004, menurut peraturan yang lama
terdapat beberapa hal yang dianggap rancu, seperti kedudukan perpres yang
dipertanyakan. Pada pasal 4 UUD 1945 dinyatakan bahwa presiden memungkinkan
untuk mengeluarkan regulasi atau dengan kata lain perpres wajib untuk hak presiden
sebagai kepala negara dan pemegang kekuasaan. Sehingga jika dilihat pada peraturan
perundang-undangan yang baru yaitu UU No. 12 Tahun 2011 yaitu :
 Kembali masuknya Tap MPR
 Perda yang memiliki tingkatan antara Perda Prov dan Perda Kab/Kota, pada peraturan
sebelumnya memiliki tingkatan yang sejajar
 Dihapuskannya peraturan desa yang sebelumnya tercantum dalam pasal 7 ayat 1
peraturan perundang-undangan yang lama.
e) Halaman 108
Secara berkelompok, temukan dan kenali undang-undang apa sajakah yang saat ini ada
berkaitan dengan bidang ilmu yang sedang Anda tekuni. Misalnya jika Anda adalah
mahasiswa bidang ilmu kesehatan, maka undang-undang yang perlu Anda kenali adalah
bidang kesehatan. Lakukan penilaian, apakah isi undang-undang tersebut menurut Anda
bertentangan dengan UUD NRI 1945?
Jawaban :
Menurut kami, setelah membaca UU No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik (ITE) tidak terdapat isi undang-undang yang bertentangan dengan UUD
1945.
f) Halaman 108

Klipinglah pemberitaan dari media mengenai warga negara yang mengajukan uji
konstitusional suatu undang-undang ke Mahkama Konstitusi. Apa putusan MK terhadap
pegujuan undang-undang tersebut? Apa yang terjadi jika suatu undang-undang yang isinya
bertentangan dengan UUD tidak dilakukan uji konstitusional.

Jawaban :

Permohonan pengujian Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (UU
HAM) akhirnya tidak dapat diterima. “Amar putusan mengadili, menyatakan permohonan
Pemohon tidak dapat diterima,” kata Ketua Pleno Hakim Konstitusi Anwar Usman didampingi
para hakim konstitusi lainnya dalam sidang pengucapan Putusan Nomor 52/PUU-XVIII/2020 pada
Senin (28/9/2020). Uji materi UU HAM ini diajukan oleh Alamsyah Panggabean, warga Desa
Tanjung Botung, Kecamatan Barumun, Kabupaten Padang Lawas, Provinsi Sumatera Utara.

Mahkamah dalam pertimbangan hukum putusan tersebut menyatakan Pemohon mengajukan


pengujian Pasal 15 UU HAM. Namun, hal yang dipermasalahkan Pemohon dalam bagian awal
alasan-alasan permohonan (posita) adalah mengenai pembentukan Kabupaten Padang Lawas yang
dilandaskan pada Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Padang
Lawas Di Provinsi Sumatera Utara (UU 38/2007). 

Secara lebih spesifik Pemohon mempermasalahkan pengisian anggota DPRD Kabupaten


Padang Lawas yang dilakukan melalui penetapan karena merupakan pengisian pertama.
Terkait hal tersebut Pemohon tidak menjelaskan bagian mana dari mekanisme pengisian
keanggotaan DPRD Kabupaten Padang Lawas yang merugikan hak konstitusionalitas
Pemohon. 

Di sisi lain, dalam permohonan hlm. 19, Pemohon mengajukan permohonan yang ditujukan kepada
Pemerintah Republik Indonesia “supaya diberikan kemudahan dan perlakuan khusus untuk
memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama, agar ditetapkan sebagai anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Kabupaten Padang Lawas”. 

Selanjutnya Pemohon menghubungkan ketentuan mengenai pengisian keanggotaan DPRD Kabupaten


Padang Lawas yang diatur dalam UU 38/2007 tersebut dengan UU 39/1999 terutama frasa “secara
pribadi” dalam Pasal 15 UU HAM. Pemohon berpendapat frasa “secara pribadi” dalam Pasal 15 UU
39/1999 bertentangan dengan frasa “secara kolektif” dalam Pasal 28C ayat (2) UUD 1945.

Menurut Pemohon frasa “secara pribadi” dalam Pasal 15 UU HAM bertentangan dengan UUD 1945
sepanjang tidak dimaknai “secara kolektif”. Namun Pemohon tidak memberikan argumentasi lebih
lanjut di mana letak pertentangan antara frasa “secara pribadi” a quo dengan Pasal 28C ayat (2) UUD
1945. Hal demikian menurut Mahkamah tidak memenuhi persyaratan sebagaimana ditentukan dalam
Pasal 5 Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 06/PMK/2005 tentang Pedoman Beracara Dalam
Pengujian Undang-Undang. 

“Ketiadaan argumentasi yang memadai dari Pemohon mengenai inkonstitusionalitas frasa “secara
pribadi” dalam Pasal 15 UU 39/1999, serta tidak dijelaskannya pula hubungan antara frasa tersebut
dengan uraian Pemohon mengenai UU 38/2007, menurut Mahkamah mengakibatkan
permohonan Pemohon tidak dapat dipahami. Oleh karenanya, berdasarkan hal demikian
Mahkamah berpendapat permohonan Pemohon kabur,” kata Hakim Konstitusi Wahiduddin
Adams yang membacakan pendapat Mahkamah.

Anda mungkin juga menyukai