Dengan dukungan kemajuan teknologi transportasi dan entry barrier yang makin tipis
dalam perdagangan internasional, maka produk-produk tersebut dalam waktu yang amat singkat
dapat menyebar ke berbagai negara dengan jaringan distribusi yang sangat luas dan mampu
menjangkau seluruh strata masyarakat.
Untuk itu Indonesia harus memiliki Sistem Pengawasan Obat dan Makanan (SisPOM)
yang efektif dan efisien yang mampu mendeteksi, mencegah dan mengawasi produk-produk
termaksud untuk melindungi keamanan, keselamatan dan kesehatan konsumennya baik di dalam
maupun di luar negeri. Untuk itu telah dibentuk BPOM yang memiliki jaringan nasional dan
internasional serta kewenangan penegakan hukum dan memiliki kredibilitas profesional yang
tinggi.
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
Dengan pertimbangan bahwa pengawasan Obat dan Makanan berfungsi strategis nasional
dalam upaya perlindungan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia dan untuk
mendukung daya saing nasional, dan dalam rangka meningkatkan efektivitas pengawasan Obat
dan Makanan, pemerintah memandang perlu didukung penguatan kelembagaan di bidang
pengawasan Obat dan Makanan.
Atas dasar pertimbangan tersebut, pada 9 Agustus 2017, Presiden Joko Widodo telah
menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) Nomor: 80 Tahun 2017 tentang Badan Pengawas
Obat dan Makanan (BPOM).
Dalam melaksanakan tugas pengawasan Obat dan Makanan, menurut Perpres ini, BPOM
mempunyai kewenangan :
a. menerbitkan izin edar produk dan sertifikat sesuai dengan standar dan persyaratan
keamanan, khasiat/ manfaat dan mutu, serta pengujian obat dan makanan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. melakukan intelijen dan penyidikan di bidang pengawasan Obat dan Makanan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
c. pemberian sanksi administratif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Berdasarkan pasal 2 pada Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2017 tentang Badan Pengawas
Obat dan Makanan :
Berdasarkan Pasal 2 Peraturan Kepala BPOM Nomor 14 Tahun 2014, Unit Pelaksana
Teknis di lingkungan BPOM mempunyai tugas melaksanakan kebijakan dibidang pengawasan
obat dan makanan, yang meliputi pengawasan atas produk terapetik, narkotika, psikotropika, zat
adiktif, obat tradisional, kosmetik, produk komplemen serta pengawasan atas keamanan pangan
dan bahan berbahaya
Kewenangan
Berdasarkan pasal 4 pada Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2017 tentang Badan
Pengawas Obat dan Makanan
Dalam melaksanakan tugas pengawasan Obat dan Makanan, BPOM mempunyai kewenangan :
1. menerbitkan izin edar produk dan sertifikat sesuai dengan standar dan persyaratan
keamanan, khasiat/manfaat dan mutu, serta pengujian obat dan makanan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. melakukan intelijen dan penyidikan di bidang pengawasan Obat dan Makanan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
3. pemberian sanksi administratif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.