Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN

ANALISIS VEGETASI

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Ekologi Tumbuhan

Dosen Pengampu:
Dr. Cartono, M.Pd., M.T
Zamzam I”lanul Anwar Atsaury, M.Si

Disusun Oleh:
Kelompok 2
Shanti Novtiani 195040003
Rizka Putri Nur Azizah 195040006
Hasvia Rahmanisa A 195040029
Dini Nur Azizah 195040033
Meilani Fitri 195040042
Putri Desvayanti Nur Fadillah 195040043
Fadila Nur Kholida 195040046
Annisa Azzahra 195040048

BIOLOGI A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG
2022
A. Identitas Laporan
a. Judul : Analisis Vegetasi Tumbuhan
b. Hari/Tanggal : Minggu, 26 Desember 2021
c. Tempat : Taman Raya Ir. H. Djuanda

B. Tujuan
1. Mengetahui struktur dam kompoisi vegetasi suatu komunitas di suatu lingkungan
2. Mengetahui kerapatan, frekuensi, dan dominasi dari organisme penyusun dalam
suatu komunitas
3. Mengetahui variabel kerimbunan dan kerapatan
4. Mengetahui spesies yang ditemukan dari sejumlah kuadran yang dibuat
5. Mengetahui keadaan vegatasi di Taman Raya Ir. H. Djuanda

C. Dasar teori
Ekologi adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
interaksi makhluk hidup atau sekelompok makhluk hidup dengan lingkungannya. Salah
satu contoh ekologi adalah ekologi tumbuhan yang mempelajari berbagai komunitas
tumbuhan. Komunitas merupakan suatu kelompok makhluk hidup yang terdiri atas
beberapa populasi dan saling berinteraksi satu sama lainnya pada suatu tempat dan
waktu tertentu.
Tumbuhan, hewan, organisme lain dan lingkungan fisiknya berinteraksi satu
terhadap yang lain dalam suatu sistem yang disebut ekosistem. Ekosistem merupakan
benda nyata yang ukuran bervariasi. Berbagai ciri dapat digunakan untuk mengenal
tipe-tipe ekosistem, tetapi yang paling mudah digunakan adalah ciri vegetasi. Vegetasi
merupakan komunitas tumbuhan yang merupakan komponen ekosistem yang paling
mudah dikenali dan sering digunakan untuk mengidentifikasi dan mendefinisi batas-
bata ekosistem.
Vegetasi merupakan sekelompok tumbuhan atau komunitas tumbuhan yang
hidup bersamaan dalam suatu ekosistem dan saling berinteraksi satu dengan yang
lainnya sehingga mampu memodifikasi habitnya, mampu memperkaya tanah
disekitarnya, dan dapat mengurangi pancaran sinar matahari. Bentu vegetasi
merupakan hasil interaksi dari beberapa faktor lingkungan seperti tanah, iklim,
topografi, kelembaban, pH, suhu dan intensitas cahaya.
Keseimbangan yang terjadi pada ekosistem akan dipengaruhi oleh vegetasi yang
ada di dalam ekosistem tersebut. Vegetasi dalam ekosistem memegang peranan yang
penting daam interaksi yang terjadi di dalamnya. Selain itu, vegetasi juga terkait dengan
aktivitas pengaturan keseimbangan karbon dioksida dan oksigen dalam udara,
perbaikan sifat fisik, kimia dan biologis tanah pengaturan tata air dan lainnya.

D. Alat dan Bahan


No Nama alat Foto Kegunaan
1. Tali rapia Untutk membuat
plot

2. Pasak Untuk mengikatkan


tali rapia yang dibuat
untuk plot.

3. Kompas bidik Untuk membidik


besar derajat pada
sebuah medan untuk
di proyeksikan pada
peta.

4. Meteran gulung Untuk mengukur


panjang dan jarak.
5. Dbh meter/meteran Untuk mengukur
jahit diameter pohon.

6. GPS Untuk menentukan


ketiggian.

7. Soiltester Untuk mengukur


kelembaban, suhu
dan pH tanah.

8. Thermohigrometer Untuk mengukur


suhu dan
kelembaban.

9. Luxmeter Untuk mengukur


besarnya intensitas
cahaya.

E. Langkah Kerja
1. Buatlah petak kecil ukuran 1 x 1 m
2. Hitunglah jumlah jenis tumbuhan yang ada dalam petak 1 x 1 m tersebut
3. Perbesar petak 1 x 1 m tersebut dua kali lipat sehingga menjadi 2 x1 m, kemudian
hitunglah jumlah jenis tumbuhannya.
4. Perbesar lagi petak petak terakhir dua kali lipat, dan lakukan perhitungan jumlah
jenis tumbuhannya.
5. Demikian seterusnya sampai tidak terjadi lagi penambahan jumlah jenis atau
penambahannya kurang dari 10%

F. Bahan Diskusi
Berikan deskripsi dan analisis data hasil pengamatan yang anda dapatkan lalu
hubungkan dengan Indek Nilai Penting dan Indeks Keanekaan Jenis di daerah dimana
anda melakukan pengamatan!

G. Hasil Diskusi
Indeks nilai penting (INP) merupakan salah suatu indeks yang dihitung
berdasarkan jumlah yang didapatkan untuk menentukan tingkat dominansi jenis dalam
suatu komunitas tumbuhan. Dari hasil pengamatan anggota kelompok kami didapatkan
adalah plot pertama yaitu tumbuhan cover ground ditemukan sebanyak 7 jenis, yang
memiliki INP tertinggi adalah Microstegium vimineu (0,064%) sedangkan yang INP
terendah adalah Ageratum conyzoides (0,0056%). Plot kedua yaitu tumbuhan
seedling/anakan ditemukan 4 jenis, yang memiliki INP tertinggi adalah Impatiens
walleriana (0,1406%) sedangkan INP terendah adalah Pennisetum purpureum
(0,0135%). Plot ketiga yaitu tumbuhan sapling/pancang ditemukan 11 jenis, yang
memiliki INP tertinggi adalah Dracaena fragrans ( 0,198%) sedangkan INP terendah
adalah Gmelina elliptica (0,0132). Plot keempat yaitu tumbuhan pole/tiang ditemukan
4 jenis, yang memiliki INP tertinggi adalah Persea americana (0,475%) sedangkan INP
terendah adalah Manihot esculenta (0,0159%). Plot kelima yaitu tumbuhan tree/pohon
ditemukan 19 jenis, yang memiliki INP tertinggi adalah Santalum album (0.1598%)
sedangkan INP terendah adalah Archidendron pauciflorum (0.01299%). Pada hasil
analisis praktikum Indeks Nilai Penting (INP) dari 46 jenis tanaman, pada setiap plot
memiliki 1 jenis tanaman yang dominan.
Keanekaragaman spesies merupakan ciri tingkatan komunitas berdasarkan
organisasi biologinya. Keanekaragaman spesies dapat digunakan untuk menyatakan
struktur komunitas. Selain itu juga dapat digunakan untuk mengukur stabilitas
komunitas, seperti kemampuan suatu komunitas untuk menjaga dirinya tetap stabil
meskipun ada gangguan terhadap komponen-komponennya. Penentuan besarnya
keanekaragaman jenis tumbuhan dilakukan analisis dengan menggunakan Indeks
keragaman yang mengacu adalah metode Shannon atau Shannon index of general
diversity (H).
H= -∑ {((n.i)/N)log ((n.i)/N)}
Keterangan:
H = Indeks keanekaragaman Shannon
n.i = nilai penting dari spesies
N = total nilai penting

Berdasarkan analisis menunjukkan bahwa indeks keanekaragaman jenis untuk


tingkat cover ground 0,607; seedling/anakan 0,627; sapling/pancang 0,853; pole/tiang
0,194; tree/pohon 1,242. Menurut Shannon-Wiener, kriteria keragaman jenis
menunjukkan, jika H > 3 berarti keanekaragaman spesies tinggi/melimpah. Jika nilai H
: 1 ≤ H ≤ 3 berarti tingkat keanekaragaman kategori sedang-melimpah, sedangkan jika
H < 1 berati tingkat keanekaragaman sedikit atau rendah. Berdasarkan analisis data
praktikum ini menunjukkan tingkat keanekaragaman spesies pada tingkat cover ground,
seedling/anakan, sapling/pancang, dan pole/tiang dalam kategori sedikit atau rendang,
sedangkan tree/pohon dalam kategori sedang-melimpah. Komposisi jenis dan
keanekaragaman tumbuha dalam suatu kawasan tergantung pada beberapa faktor
lingkungan, seperti kelembapan, nutrisi, cahaya matahari, topografi, batuan induk,
karakteristik tanah, struktur kanopi dan sejarah tata guna lahan.
H. Hasil Pengamatan

Lokasi Taksa Plot Muncul Jumlah Kerapatan Kerapatan Frekuensi Frekuensi Kanopi Dominansi Dominansi INP

1 2 3 4 5 plot relative (%) relative relative


(%) (%)
1 Cyperus rotundus 3 1 3 0,00005 0,0062 0,33 0,0022 60 cm 0,0073 0,00011 0,0085
Synedrella nodiflora 2 1 2 0,000033 0,0041 0,5 0,0034 40 cm 0,0048 0,00074 0,0123
Cynodon dactylon 1 1 1 0,0001 0,0125 1 0,0069 10 cm 0,0012 0,000018 0,0194
Ageratum conyzoides 3 5 3 0,0003 0,0375 0,67 0,0046 30 cm 0,0036 0,00074 0,0056
Microstegium vimineu 5 1 5 0,0005 0,0627 0,2 0,0013 10 cm 0,0012 0,000018 0,064
Arachis Pintoi 1 5 1 0,0001 0,0125 5 0,0345 25 cm 0,0030 0,00046 0,0474
Eleusine indica 1 5 1 0,0001 0,0125 5 0,0345 25 cm 0,0030 0,00046 0,0474
2 Pennisetum purpureum 4 3 4 0,000067 0,0084 0,75 0,00518 3 cm 0,00036 0,0000056 0,0135
Syngonium podophyllum 2 3 2 0,000033 0,0041 1,5 0,0103 15 cm 0,0018 0,000028 0,0144
Melastoma affine 5 5 5 0,0005 0,0625 1 0,0069 15 cm 0,0018 0,000028 0,0694
Impatiens walleriana 11 5 11 0,0011 0,1375 0,45 0,00311 20 cm 0,0024 0,000037 0,1406
3 Pachystachys lutea 1 3 1 0,0000167 0,0021 3 0,0207 25 cm 0,0030 0,000046 0,022
Citrus amblycarpa 2 4 2 0,0002 0,025 2 0,0138 30 cm 0,0036 0,0000056 0,0388
Musa parasidica 3 2 3 0,0003 0,0375 0,67 0,0046 20 cm 0,0024 0,000037 0,042
Petiveria alliacea L 1 5 1 0,0001 0,0125 5 0,0345 25 cm 0,0030 0,000046 0,04737
Santalum album 1 5 1 0,0001 0,0125 5 0,0345 40 cm 0,0048 0,00007 0,047
Coffea sp 2 2 2 0,0002 0,025 1 0,0069 25 cm 0,0030 0,000046 0,032
Gmelina Elliptica 1 1 1 0,0001 0,0125 1 0,0069 60 cm 0,0073 0,000113 0,01320
Cordyline fruticosa 2 4 2 0,0002 0,025 2 0,0138 65 cm 0,0079 0,000123 0,038
Solanum betaceum 4 4 4 0,0004 0,05 1 0,0069 50 cm 0,0061 0,000095 0,0578
Dracaena fragrans 2 5 2 0,0002 0,025 2,5 0.0172 58 cm 0,0070 0,0001 0,198
Bauhinia blakeana dunn 2 5 2 0,0002 0,025 2,5 0.0172 60 cm 0,00732 0,04762 0,089
4 Manihot esculenta 1 2 1 0,0000167 0,0021 2 0,0138 10 cm 0,0012 0,000018 0,0159
Bambusoideae 1 2 1 0,0001 0,0125 2 0,0138 20 cm 0,0024 0,000037 0,0263
Persea americana 1 5 1 0,0001 0,0125 5 0,0345 5 cm 0,00061 0,000009 0,0475
Camelia Sinensis 1 4 1 0,0001 0,0125 4 0,0276 5 cm 0,00061 0,000009 0,0401
5 Swietenia mahagoni 1 4 1 0,0000167 0,0021 4 0,0276 200 cm 0,0244 0,00038 0,03008
Durio zibethinus 2 5 2 0,0002 0,025 2,5 0.0172 250 cm 0,030 0,000046 0,0422
Mangifera indica 1 3 1 0,0001 0,0125 3 0,0207 300 cm 0,0366 0,0057 0,0389
Theobroma cacao 2 4 2 0,0002 0,025 2 0,0138 150 cm 0,0183 0,00028 0,0405
Parkia speciosa 1 2 1 0,0001 0,0125 2 0,0138 200 cm 0,0244 0,00038 0,0266
Archidendron pauciflorum 1 4 1 0,0001 0,0125 4 0,0276 250 cm 0,030 0,000046 0,01299
Ceiba pentadra 1 4 1 0,0000167 0,0021 4 0,0276 270 cm 0,0329 0,00051 0,0297
Bischofia javanica blume 1 3 1 0,0000167 0,0021 3 0,0207 260 cm 0,0317 0,0049 0,0277
Terminalia mantaly 1 5 1 0,0001 0,0125 5 0,0345 200 cm 0,0244 0,00038 0,0473
Ficus lyrata 1 5 1 0,0001 0,0125 5 0,0345 150 cm 0,0183 0,00028 0,0475
Santalum album 1 5 1 0,0001 0,0125 5 0,0345 400 cm 0,0488 0,0076 0,1598
Antidesma bunius 1 5 1 0,0001 0,0125 5 0,0345 500 cm 0,061 0,0095 0,0546
Artocarpus camansi 1 5 1 0,0001 0,0125 5 0,0345 300 cm 0,0366 0,0057 0,0527
Syzygium paniculatum 1 1 1 0,0001 0,0125 1 0,0069 500 cm 0,061 0,0095 0,0289
Casuarina equisetifolia 4 5 4 0,0004 0,05 1,25 0,0086 700 cm 0,0854 0,0013 0,0599
Macadamia 2 4 2 0,0002 0,025 2 0,0138 1000 cm 0,122 0,0019 0,0407
Melaleuca leucadendra 6 5 6 0,0006 0,075 0,83 0,0057 400 cm 0,0488 0,0076 0,0883
Artocarpus heterophyllus 1 4 1 0,0001 0,0125 4 0,0276 500 cm 0,061 0,0095 0,0496
Peronema canescens 1 4 1 0,0001 0,0125 4 0,0276 10000 cm 0,122 0,0019 0,042
Total 96 0,0080 1,0231 144,65 0,8389 8.191 cm 64,042 0,109856 1,78598
Rata-rata 2,13 0,00017 0,0227 3,214 0,0186 0,182 1,423 0,0024 0,0396
Nilai tertinggi 11 0,0000167 0,0125 5 0,0345 10000 cm 0,0854 0,04762 0,198
Nilai terendah 1 0,0001 0,05 0,2 0,0022 3 cm 0,00036 0,0000056 0,0056
I. Pembahasan
Tabel diatas merupakan tabel hasil pengamatan analisis vegerasi yang
dilaksanakan di berbagai tempat. Terdapat 5 plot yaitu plot 1× 1, 2 ×2 , 4×4, 8×8 dan
10×10.
Pada plot 1 yaitu plot yang berukuran 1×1, terdapat beberapa tanaman
diantaranya, tanaman cover ground yaitu Cyperus rotundus dan Synedrella nodiflora,
Cyperus rotundus, Ageratum conyzoides, Microstegium vimineu, Arachis Pintoi,
Eleusine indica.
Kemudian pada plot 2 yaitu plot yang berukuran 2 ×2, terdapat beberapa
tamanan seedling yaitu tanaman Pennisetum purpureum, Syngonium podophyllum,
Melastoma affine, Impatiens walleriana.
Pada plot 3 yang berukuran 4×4 terdapat beberapa tanaman pancang, yaitu
Pachystachys lutea dan Citrus amblycarpa, Musa parasidica, Petiveria alliacea L,
Santalum album, Coffea sp, Gmelina Elliptica, Cordyline fruticose, Solanum betaceum,
Dracaena fragrans, Bauhinia blakeana dunn.
Pada plot 4 yang berukuran 8×8 terdapat beberapa tanaman tiang, diantaranya
yaitu Manihot esculenta, Bambusoideae, Persea Americana, dan Camelia Sinensis
Dan pada plot terakhir yaitu plot yang berukuran 10×10, terdapat beberapa
tanaman pohon yaitu Swietenia mahagoni, Durio zibethinus, Mangifera indica,
Theobroma cacao, Parkia speciosa, Archidendron pauciflorum, Ceiba pentadra,
Bischofia javanica blume, Terminalia mantaly, Ficus lyrata, Santalum album,
Antidesma bunius, Artocarpus camansi, Syzygium paniculatum, Casuarina
equisetifolia Casuarina equisetifolia, Macadamia, Melaleuca leucadendra, Artocarpus
heterophyllus,dan Peronema canescens.

J. Kesimpulan
Analisis vegetasi adalah metode yang dilakukan untuk mengetahui seberapa
besar sebaran berbagai macam spesies yang ada dalam suatu area. Kegiatan ini
umumnya dilakukan melalui pengamatan langsung dan dilakukan pula dengan
membuat plot, serta mengamati morfologi dan identifikasi vegetasi yang ada. Menurut
Greigh-Smith (1983), analisis vegetasi adalah cara untuk mempelajari susunan dan atau
komposisi vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi dari masyarakat tumbuh-
tumbuhan. Bentuk atau struktur vegetasi yang dimaksud ilah bentuk pertumbuhan,
stratifikasi dan tutupan tajuk. Untuk melakukan analisa terhadap suatu vegetasi,
diperlukan data-data antara lain jenis, diameter dan tinggi dalam menentukan indeks
nilai penting penyusun komunitas hutan. Analisis vegetasi dapat dilakukan secara
kuantitatif dan kualitatif untuk mengetahui sebaran ragam hayati pada suatu ekosistem.
Analisis vegetasi dilakukan oleh para ilmuwan ekologi. Analisa dilakukan
dengan maksud untuk mengetahui dan mempelajari kelimpahan serta struktur berbagai
jenis vegetasi pada suatu tempat. Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam melakukan analisis vegetasi. Salah satunya adalah sampel yang dipersiapkan
untuk dianalisis. Dalam melakukan analisa vegetasi juga perlu dilakukan dua jenis
pengukuran yaitu destructive measures dan non destructive measures. Destructive
measures adalah pengukuran yang bersifat merusak, sedangkan non destructive
measures adalah pengukuran yang tidak bersifat merusak. Kedua jenis pengukuran ini
dilakukan dengan mengambil sampel terlebih dahulu, misalnya sampel berupa objek
hutan dengan cakupan areal yang cukup luas. Dengan adanya sampel, maka peneliti
dapat melakukan analisis atau penelitian dengan lebih tepat dan cepat. Berdasarkan
sampel yang diperoleh, akan diketahui berbagai macam data atau informasi yang
dibutuhkan. Dalam melakukan deskripsi terhadap vegetasi, umumnya ada tiga macam
parameter kuantitatif yang diukur dari suatu tipe komunitas tumbuhan. Tiga macam
parameter tersebut, yaitu kerapatan, frekuensi, dan cover.
Kerapatan mengacu pada jumlah individu suatu jenis tumbuhan dalam suatu
luasan tertentu seperti misalnya 100 individu per hektar. Dalam mengukur kerapatan
terkadang akan timbul kesulitan, terutama bila tanaman yang dijadikan sampel adalah
tanaman menjalar yang memiliki akar jenis rimpang. Untuk mengatasinya, maka
peneliti dapat membuat suatu kriteria tersendiri mengenai pengertian individu dari tipe
tumbuhan tersebut. Kerapatan, ditentukan berdasarkan jumlah individu suatu populasi
jenis tumbuhan didalam area cuplikan. Pada beberapa keadaan kesulitan dalam
melakukan batasan individu tumbuhan, kerapatan dapat ditentukan dengan cara
pengelompokan berdasarkan kreteria tertentu. Frekuensi merupakan suatu jenis
tumbuhan merupakan jumlah petak contoh dari sejumlah petak contoh yang dibuat.
Frekuensi mengacu pada jumlah petak contoh pada tempat ditemukannya jenis
tumbuhan yang dijadikan sebagai sampel. Frekuensi biasanya dinyatakan dalam
hitungan persentase (%). Dalam penentuan frekuensi, tidak ada perhitungan yang pasti,
namun yang ada hanyalah suatu perisalah mengenai keberadaan suatu jenis saja.
Kerimbunan, ditentukan berdasarkan penutupan oleh populasi jenis tumbuhan. Apabila
dalam menentukan kerapatan di jabarkan dalam bentuk kelas kerapatan, maka untuk
perimbunannya pun lebih baik di gunakan kelas keribunan.
Analisa vegetasi berkaitan dengan hubungan antara spesies dan luasan
lingkungan. Hubungan yang terjalin antara spesies tertentu dengan luasan lingkungan
akan menunjukkan suatu pola klasik ekologi yang menjadi fokus penelitian. Terdapat
dua hal yang berkaitan dengan analisis vegetasi, yaitu area dan kurva. Area merupakan
suatu daerah yang dikuasai oleh makhluk hidup. Sedangkan, kurva merupakan metode
grafik yang digunakan untuk mempresentasikan data pada tabel kehidupan. Dengan
menggunakan metode yang tepat maka akan dihasilkan perhitungan antara area dan
jumlah spesies di area tersebut secara representatif. Hasil perhitungan akan
menunjukkan pola keanekaragaman hayati dalam suatu wilayah.
Beberapa ilmuwan melakukan analisis untuk tujuan tertentu. Salah satu
tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa besar sebaran berbagai macam spesies
dalam suatu area. Jika diamati secara langsung, maka kita dapat melihat vegetasi
dominan pada suatu ekosistem. Namun dibutuhkan analisis yang tepat untuk
mengetahui dengan jelas persentase dari vegetasi dominan. Analisis vegetasi juga bisa
dilakukan untuk tujuan mengetahui hubungan antara vegetasi dengan komunitas
lainnya yang terdapat pada satu area tertentu. Melalui penelitian, maka dapat diketahui
hubungan apa yang terdapat di antara vegetasi dengan makhluk hidup lain pada suatu
ekosistem. Misalnya, seperti pohon, semak, rumput, lumut kerak, dan lain sebagainya.
Hasil akhir dari analisa vegetasi, antara lain diketahuinya kepadatan dan frekuensi serta
dominasi dari organisme penyusun komunitas melalui data dalam bentuk grafik.
Analisis vegetasi merupakan suatu metode penting yang dianjurkan untuk mengetahui
persebaran spesies pada area tertentu, serta hubungan antara spesies dengan komunitas
lainnya.
Daftar Pustaka

Hidayat, Muslich. 2017. Analisis Vegetasi dan Keanekaragam Tumbuhan di Kawasan


Manifestasi Geotermal IE SUUM Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar.
Diakses pada tanggal 1 Januari 2022 pukul 14.45 WIB. Tersedia pada
file:///C:/Users/HP/Downloads/3019-6108-1-SM.pdf
JC Havid Parmadi, Eggy. Dkk. 2016. Indeks Nilai Penting Vegetasi Mangrove Di Kawasan
Kuala Idi, Kabupaten Aceh Timur. Diakses pada tanggal 3 Januari 2022 pukul 14.27
WIB. Tersedia pada https://media.neliti.com/media/publications/188339-ID-indeks-
nilai-penting-vegetasi-mangrove-d.pdf
Lia Rahmawati, dkk. 2016. Laporan Praktikum 5. Diakses pada tanggal 1 Januari 2022 pukul
12.15 WIB. Tersedia Pada
https://www.academia.edu/31703337/LAPORAN_PRAKTIKUM_5
Nurrahma, Yoan Melly. 2019. Laporan Praktikum Biologi Dasar “Sampling Analisis Vegetasi
Dengan Plot.” Diakses pada tanggal 1 Januari 2022 pukul 13.15 WIB. Tersedia pada
https://www.scribd.com/document/405169938/LAPORAN-PRAKTIKUM-PLOT-
docx
yuliantoro dody. 2019. Analisis Vegetasi Tumbuhan di Sekitar Mata Air Pada Dataran Tinggi
danRendah Sebagai Upaya Konservasi Mata Air di Kabupaten Wonogiri, Provinsi
Jawa Tengah. Jurnal Dinamika Lingkungan Indonesia, Januari 2019, p 1-7, Volume 6,
Nomor1. Diakses pada tanggal 3 januari 2022 pukul 14.46 WIB. Tersedia pada
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://dli.ejournal.unri.ac
.id/index.php/DL/article/view/7185&ved=2ahUKEwirmrmmoZr1AhXuS2wGHT2U
Ad8QFnoECAQQAQ&usg=AOvVaw2qVN9RAanWZ1g8mqTZknqU

Anda mungkin juga menyukai