Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

DENGAN DIAGNOSA ANEMIA

OLEH :

MUHAMMAD TAKDIR

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

STIKES NANI HASANUDDIN

MAKASSAR

2021

1
BAB I

KONSEP MEDIS

A. PENGERTIAN
Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah
hemoglobin ( protein pembawa oksigen ) dalam sel darah merah berada dibawah
normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin, yang memungkinkan
mengangkut oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya keseluruh bagian
tubuh. Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah
hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut
oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh. (Desmawati, 2013)
B. ETILOGI
Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang
diperlukan untuk sintesis eritrosis, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat.
Selebihnya merupakan akibat dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan
genetik, penyakit kronik, keracunan obat, dan sebagainya. (Desmawati, 2013)
 Penyebab Umum Dari Anemia
1. Karena Cacat Sel Darah Merah (SDM)
Sel darah merah mempunyai komponen penyusunan yang
banyak sekali. Tiap – tiap komponen ini bila mengalami cacat atau
kelainan, akan menimbulkan masalah bagi SDM sendiri, sehingga
selini tidak berfungsi sebagaimana mestinya dan dengan cepat
mengalami penuaan dan segera dihancurkan. Pada umumnya cacat
yang di alami SDM menyangkut senyawa - senyawa protein yang
menyusunnya.Oleh karena kelanan ini menyangkut protein,
sedangkan sintesis protein di kendalikan oleh gen di DNA.

2. Karena Kekurangan Zat Gizi


Anemia jenis ini merupakan salah satu anemia yang
disebabkan oleh factor luar tubuh, yaitu kekurangan salah satu zat
gizi. Anemia karena kelainan dalam SDM disebabkan oleh factor

2
konstitutif yang menyusunsel anemia tersbut. Anemia jenis ini
tidak dapat diobati, yang dapat dilakukan adalah hanya memper
panjang usia SDM sehingga mendekati umur yang seharusnya,
mengurangi beratnya gejala atau bahkan hanya mengurangi
penyulit yang terjadi.
3. Karena Perdarahan
Kehilangan darah dalam jumlah besar tentu saja akan
menyebabkan kurangnya jumlah SDM dalam darah, sehingga
terjadi anemia. Anemia karena perdarahan besar dan dalam waktu
singkat ini secara ini jarang terjadi. Keadaan ini biasanya terjadi
karena kecelakan dan bahaya yang di akibatkannya langsung
disadari. Akibatnya, segala usaha akan dilakukan untuk mencegah
perdarahan dan kalau mungkin mengembalikan jumlah darah ke
keadaan semula, misalnya dengan tranfusi.
4. Karena Autoimun
Dalam keadaan tertentu, system imun tubuh dapat mengenali
dan menghancurkan bagian – bagian tubuh yang biasanya tidak
dihancurkan. Keadaan ini sebenarnya tidak seharusnya terjadi
dalam jumlah besar.Bila hal tersebut terjadi terhadap SDM, umur
SDM akan memendek karena dengan cepat dihancurkan oleh
system imun. (Desmawati, 2013)
C. MANIFESTASI KLINIS (Tarwanto, 2008)
Manifestasi klinis pada anemia timbul akibat respon tubuh terhadap
hipoksia (kekurangan oksigen dalam darah). Manifestasi klinis tergantung dari
kecepatan kehilangan darah, akut atau kronik anemia, umur dan ada atau
tidaknya penyakit misalnya penyakit jantung. Kadar Hb biasanya dengan
manifestasi klinis. bila Hb 10-12 g /dl biasanya tidak ada gejala.manifestasi
klinis biasanya terjadi apabila Hb antara 6 – 10 g / dl diantaranya dyspnea
( kesulitan bernapas, napas pendek), palpitasi, keringat banyak, keletihan.
Apabila Hb kurang dari 6 g/ dl manifestasi klinis seperti pada tabel 3-4.
(Tarwanto, 2008)
Tabel : 3-4 manifestasi klinik anemia berat (Hb <6 g/dl)

3
AREA MANIFESTASI KLINIK
Keadaan umum Pucat, keletihan berat, kelemehan, nyeri
kepala, demam, dyspnea,vertigo,
sensitive terhadap dingin,berat badan
menurun.
Kulit Pucat, jaundice (pada anemia hemolitik),
kulit kering, kuku rapuh, klubbing.
Mata Penglihatan, jaundice sklera dan
perdarahan retina.
Telinga Vertigo, tinnitus.
Mulut Mukosa licin dan mengkilap, stomatitis.
Paru-paru Dyspnea, orthopnea.
Kardiovaskuler Takhikardia, palpitasi, murmur,angina,
hipotensi, kardiomegali, gagal jantung.
Gastrointestinal Anoreksia, disfagia, nyariabdomen,
hepatomegali, splenomegali.
Genitourinaria Amenore dan menoragia,menurunnya
fertilisasi, hematuria (pada anemia
hemolitik)
Muskulokeletal Nyeri pinggang, nyeri sendi, tenderness
sternal
Sistem persarafan Nyeri kepala, bingung, neuropati perifer,
parestesia, mental despresi, cemas,
kesulitan koping.

D. PATOFISIOLOGI/PATWAY (Tarwanto, 2008)

ETIOLOGI

Eritropoiesisi kehilangan

Sel darah merah, hemoglobin


(kondisi anemik)

4
Kemampuan membawa oksigen
(hipoksemia)

HIPOKSIA
Pucat pada JARINGAN Respirasi Sistem saraf
kulit mukosa (RR, nafas pusat
mulut dalam, (pusing,pings
dispnea) ang, letargi)
MEKANISME

Kebutuhan Kardiovaskuler heart Ginjal respon


oksigen untuk rate, dilatasi kapiler renaldosteron retensi
kerja jantung stroke volum garam dan air cairan
ekstra seluler

eritropolitin
eritropolitin Sirkulasi
Cairan ekstra seluler
hiperdinamik

Stimulasi
sumsung Murmur Gagal
tulang jantung jantung

E. KLASIFIKASI ANEMIA
Klasifikasi anemia berdasarkan penyebabnya dapat dikelompokkan menjadi tiga
ketegori yaitu: (Tarwanto, 2008)
1. Anemia karna hilangnya sel darah merah, terjadi akibat perdarahan karna
berbagai sebab seperti perlukaan, perdarahan gastrointestinal, perdarahan
uterus, perhadarah hidung, perdarahan akibat operasi
2. Anemia karna menurunya produksi sel darah merah, dapat disebabkan
karna kekurangan unsur penyususn sel darah merah (asam folat, vitamin
B12, dan zat besi), gangguan fungsi sumsung tulang (adanya tumor,
pengobatan, toksin), tidak adekuatnya stimulasi karna berkurangnya
eritropoiting (pada penyakit ginjal kronik)

5
3. Anemia karna meningkatnya dekstruksi/kerusakan sel darah merah,
dapat terjadi karna oferaktifnya Reticuloendothelial System (RES)
(Tarwanto, 2008)

Meningkatnya dekstruksi sel darah merah dan tidak adekuatnya produksi


sel darah merah biasanya karna faktor-faktor:

a. Kemampuan respon sumsung tulang terhadap penurunan sel


darah merah karna meningkatnya jumlah retikulosit dalam
sirkulasi darah
b. Meningkatnya sel-sel darah merah yang masih muda dalam
sumsung tulang di bandingkan yang matur/matang
c. Ada atau tidaknya hasil destruksi sel darah merah dalam sirkulasi
(seperti meningktnya kadar bilirubin) (Tarwanto, 2008)
F. PENATALAKSANAAN
 Pemberian diet tinggi zat besi
 Atasi penyebab seperti cacingan, perdarahan
 Pemberian preparat zat besi seperti sulfas ferusus (dosis: 3x200 mg), ferro
glukonat 3x200 mg/hari atau di berikan secara parenteral jika elergi
dengan obat peroral 250 mg Fe (dosis : 3 mg/kg BB)
 Iron dextran mengandung Fe 50 mg/ml dengan IM, kemudian 100-250 mg
tiap 1-2 hari sampai dosis total sesuai perhitungan
 Pemberian vit.C (dosis : 3x100 mg/hr)
 Transfusi darah jika diperlukan
 Diet nutrisi dengan tinggi vitamin B12 dan asam folat
 pemberian hydoxycobalamin IM 200 mg/hari atau 100 mg diberikan setiap
minggu selama tujuh minggu
 Berikan asam folat 5 mg/hari selama 4 bulan (Tarwanto, 2008)
G. KOMPLIKASI
 Gagal Jantung
 Angina
 Parestesia
 Konfusi/Kebingungan

6
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
a. Dapatkan riwayat kesehatan, lakukan pemeriksaan fisik, dan dapatkan
nilai laboratorium.
b. Tanyakan pasien tingkat keperahan dan jenis gejala yang dialami serta
dampak gejala pada gaya hidup riwayat pengobatan asupan alcohol kerja
keras yang dilakukan oleh atlet (olahraga/latihan ekstrem).
c. Tanyakan tentang riwayat keluarga mengenai anemia yang diwariksan.
d. Lakukan pegkajian nutrisi: Tanyakan tentang kebiasaan diet yang
menyebabkan deafisiensi nutrisi, seperti defisiensi zat besi, vitamin B,
dan asam folat.
e. Pantau hasil tes laboratorium yang relevan perhatikan/catat adanya
perubahan.

7
f. Kaji status jantung (untuk gejala peningkatan beban kerja atau gagal
jantung): takikardia, palpitasi, dispnea, pening, otopnea, dispnea
mengerahkan tenang, kardiomegali, hepatomegali, edema perifer.
g. Kaji fungsi GI: mual, muntah, diare, melena, atau feses hitam, darah
samar/okulta, anoreksia, glostitis pada wanita, tanyakan tentang periode
menstruasi mereka (mis, aliran menstruasi sangat banyak, perdarahan
lain per vagina) dan penggunaan suplemen zat besi selama kehamilan
h. Kaji deficit neurologis (penting dalam anemia pernisiosa): adanya dan
tingkat keparahan kebas purifier dan prestasia, ataksia, koordinasi buruk,
konfusi. (Bunner, 2013)

B. DIAGNOSA

C. INTERVENSI

RENCANA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA Intervensi Implementasi
KEPERAWATAN
1. Keletihan Dukungan Tidur Dukungan tidur
Batasan karakteristik: 1. Atur suhu lingkungan 1. Mengatur suhu lingk
a. Ganguan tidur yang sesuai 2.Menghindari p
b. Depresi 2. Hindari paparan langsung langsung dengan
dengan cahaya matahari matahari atau cahaya
atau cahaya yang tidak tidak perlu
perlu

2. Perfusi Perifer Tidak  Perawatan Sirkulasi Perawatan Sirkulasi


Efektif 1. Periksa sirkulasi perifer 1. Memreriksa sirkulasi p
Batasan Karakteristik: (mis,nadi, periferedema, pengisian kapiler,warna,s
a. Pemantauan tanda pengisian Menghindari pemasangan
vital kapiler,warna,suhu,ankle- area keterbatasan perfusi

8
b. Edukasi proses brachial index )
penyakit 2. Hindari pemasangan infus
atau pengambilan darah di
area keterbatasan perfusi

3. Risiko Disfunsi Motilitas Edukasi proses penyakit Edukasi Proses Penyakit


Gastointestinal 1. jelaskan tanda dan gejala 1. Menjelaskan tanda d
Batasan karastrist: yang ditimbulkan oleh penyakit
a. Kecemasan penyakit 2. Menjelaskan penyeb
2. Jelaskan penyebab dan
faktor dan risiko penyakit

9
DAFTAR PUSTAKA

Desmawati, (2014). Sistem Hematologi dan Imunologi, Penerbit In Medika:


Jakarta. proses
Bunner (2013). Keperawatan Medikal Bedah, Buku Kedokteran: Jakarta.
DiGiulio, M (2014). Keperawatan Medikal Bedah, Rapha Publishing:
Yogyakarta.
Nurarif, H, A (2015). Aolikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan Nanda NIC-NOC, Medication: Jogjakarta.
Tartowo (2016). Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Hematologi,
Trans Info Media: Jakarta Timur.

10

Anda mungkin juga menyukai