Anda di halaman 1dari 17

METODE HITUNG CAWAN (ANGKA LEMPENG TOTAL)

Melly Nadia (210305052)


[Abstrak, Pendahuluan, Hasil dan Pembahasan]
Dassio Jonathan Sinaga (210305065)
[]
Aufa Andira Lubis (210305077)
[Pendahuluan, Bahan dan Metode]
Maychel Yohana Panjaitan (210305088)
[]

Laboratorium Mikrobiologi Pangan, Program Studi Teknologi Pangan


Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan

ABSTRAK
Praktikum ini membahas tentang metode hitung cawan dengan Angka Lempeng Total
(ALT) untuk uji konfrontasi terhadap bakteri patogen yang dapat ditemukan di dalam bahan
pangan hewani. Metode hitung cawan yang digunakan adalah metode tuang (pour plate) dan
metode sebar (spread plate). Metode tuang (pour plate) merupakan suatu cara untuk
menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan mencampurkan media yang
masih cair dengan kultur bakteri. Sedangkan metode sebar (spread plate) merupakan teknik
untuk penumbuhan mikroorganisme dengan kultur bakteri dituang dan disebar di atas media
yang padat. Prinsip dari Total Plate Count (TPC) atau ALT adalah untuk menentukan jumlah
mikroba yang terdapat dalam suatu produk dengan cara menghitung koloni bakteri yang
ditumbuhkan pada media agar. Dari hasil penelitian di laboratorium, uji konfrontasi terhadap
bakteri patogen dengan metode tuang lebih baik dibandingkan dengan metode sebar. Hal ini
karena permukaan bakteri lebih halus dan merata di seluruh permukaan media sehingga zona
bening kelihatan lebih jelas, pengukuran diameter lebih mudah, durasi waktu yang digunakan
untuk mengkultur satu cawan petri lebih singkat, dan risiko kontaminasinya lebih sedikit.

Kata kunci: angka lempeng total, metode hitung cawan, metode sebar, metode tuang

1
2
PENDAHULUAN
Masalah keamanan pangan merupakan masalah yang kompleks baik di negara maju
maupun di negara berkembang. Sumber protein dari hewan seperti daging dan produk daging,
ikan dan produk ikan umumnya dianggap sebagai komoditas berisiko tinggi sehubungan
dengan adanya kandungan patogen, racun, dan kontaminan lain yang mungkin. Flora mikroba
atau mikroorganisme yang terdapat dilingkungan pada umumnya merupakan populasi
campuran. Pemisahan bakteri diperlukan untuk mengetahui jenis, ciri-ciri kultural,
morfologis, fisiologis, maupun karakteristik. Teknik pemisahan tersebut dinamakan isolasi
yang disertai dengan pemurnian. Isolasi adalah suatu cara untuk memisahkan
mikroorganisme tertentu dari lingkungan, sehingga diperoleh biakan yang tidak tercampur
dengan jenis lainnya atau biakan murni.
Teknik pengambilan sampel untuk mendapatkan mikroba yang diinginkan merupakan
suatu aspek penting yang harus diperhatikan ketika melakukan penelitian mikrobiologi.
Sampel yang diambil haruslah merupakan representasi dari seluruh bagian yang diteliti.
Untuk itu diperlukan teknik yang benar agar terhindar dari kesalahan yang mengakibatkan
sampel menjadi bias. Beberapa prinsip pengambilan sampel antara lain adalah; sampel yang
diambil merupakan perwakilan dari keseluruhan bagian yang diteliti; sampel yang diambil
benar-benar dari sumbernya dan sampel tetap terjaga kondisinya seperti saat pengambilan
sampai dilakukan tahap pembiakan dan analisa sampel.
Morfologi mikroba serta jumlahnya dapat diobservasi dengan cara mengisolasi dan
membiakkannya pada media agar nutrisi terlebih dahulu. Koloni bakteri dapat diamati
pertumbuhannya setelah diinkubasi selama 1 x 24 atau 2 x 24 jam pada suhu yang sesuai,
sedangkan jamur dapat diamati setelah 5-7 hari inkubasi. Karakteristik morfologi tiap koloni
perlu dicatat sesuai dengan ciri-ciri yang ditunjukkan sebagai bagian dari proses identifikasi
bakteri.
Mikroba patogen seperti Salmonella, Escherichia coli, Shigella sonnie dan
Listeriamonocytogenes telah ditemukan dalam air yang digunakan untuk mencuci produk
pangan (Agyei dan Maalekuu, 2014). Maka itu, perlu dilakukan uji konfrontasi terhadap
bakteri patogen dengan metode hitung cawan.maupun teknik kultur terhadap bakteri patogen
dengan metode hitung cawan. Uji konfrontasi terhadap bakteri pathogen adalah salah satu
persyaratan yang harus dilalui oleh suatu kandidat probiotik sebelum dinyatakan sebagai
probiotik. Pengujian ini bertujuan untuk melihat kemampuan suatu mikroba dalam
menghambat atau bahkan membunuh bakteri pathogen (Isnansetyo, 2005).
Pelaksanaannya harus dilakukan dengan benar agar hasil yang didapatkan dapat terukur
dengan jelas. Menurut Sumarsih (2011), pengujian konfrontasi terhadap bakteri pathogen
dapat dilakukan dengan menggunakan metode tuang, metode sebar bakteri uji berupa paper
disk. Metode hitungan cawan didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup
akan berkembang menjadi suatu koloni. Jumlah koloni yang muncul pada cawan merupakan
indeks jumlah mikroba yang hidup terkandung dalam sampel. Setelah inkubasi, koloni
masing-masing cawan diamati. Jumlah mikroba dalam sampel ditentukan dengan mengalikan
jumlah koloni dengan faktor pengenceran pada cawan yang bersangkutan (Waluyo,2010).
Metode hitung cawan yang sering digunakan adalah metode tuang (pour plate)
dan metode sebar (spread plate).
Metode tuang (pour plate) merupakan suatu cara untuk menumbuhkan mikroorganisme di
dalam media agar dengan mencampurkan media yang masih cair dengan kultur bakteri. Pada
3
metode ini, perlu adanya pengenceran sebelum proses penumbuhan pada media agar cair di
dalam cawan petri. Setelah proses inkubasi, koloni akan terbentuk di dalam cawan dengan
jumlah yang dapat dihitung. Sedangkan metode sebar (spread plate) juga merupakan teknik
untuk penumbuhan mikroorganisme, hanya saja pada metode ini kultur bakteri dituang dan
disebar di atas media yang padat (Darmayanti, dkk. 2020).
Kedua metode memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, menurut
Darmayanti, dkk (2020), metode tuang dapat dimanfaatkan untuk memperoleh biakan murni,
namun sel-sel tumbuh berhimpitan dan membentuk satu koloni, sehingga perhitungan jumlah
bakteri pada metode ini tidak konkret. Dan menurut pernyataan Angelia, Ika Okhtora (2020),
metode tuang membutuhkan waktu yang lebih lama dan bahan yang lebih banyak, namun
tidak membutuhkan keterampilan yang tinggi. Selanjutnya jika pada metode sebar, jumlah
bakteri dapat diperkirakan dalam satuan sel. Kekurangan yang dimiliki metode ini adalah
kesulitan saat meratakan suspensi dengan jarum, dengan tujuan menumbuhkan koloni secara
merata, biakan justru terkontaminasi oleh jarum.

Hitungan pelat aerobik (APC) dimaksudkan untuk menunjukkan tingkat


mikroorganisme dalam suatu produk. Prosedur terperinci untuk menentukan APC makanan
telah dikembangkan oleh Association of Official Analytical Chemists (AOAC) dan American
Public Health Association (APHA). Aerobic Plate Count atau Perhitungan Pelat Aerobik
terbagi atas dua metode yaitu metode perhitungan piring konvensional dan metode
perhitungan pelat spiral. Metode penghitungan piring konvensional untuk memeriksa
makanan beku, dingin, dimasak sebelumnya, atau makanan siap saji dan metode
penghitungan pelat spiral otomatis untuk pemeriksaan makanan dan kosmetik.. 
BAHAN DAN METODE
Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu cawan petri, tabung reaksi,
pembakar spirtus, korek api, pipet mikro, tip pipet mikro, pipet ukur, fol pipet, vortex mixer,
inkubator oven, autoklaf, spidol.
Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu air steril, etanol 70%,
media NA, biakan campuran mikroorganisme.

METODE TUANG
Prosedur Praktikum
1. Melakukan pembersihan meja praktik dengan etanol
2. Mengambil cawan petri yang telah disteril
3. Melakukan penulisan kode dan tanggal pada bagian bawah cawan dan penomoran
pada bagian atas cawan
4. Mengisi 6 tabung reaksi dengan air steril sebanyak 9 ml
5. Melakukan penomoran pada tabung reaksi yang telah diisi
6. Memutar tabung reaksi yang berisi suspense bakteri dengan gerakan memutar
7. Memasukkan 1 ml campuran biakan ke tabung reaksi 1 dengan pipet mikro secara
aseptik
8. Melakukan pengadukan dengan vortex mixer
4
9. Memasukkan 1 ml cairan tabung reaksi 1 ke dalam tabung reaksi 2
10. Melakukan pengadukan dengan vortex mixer
11. Melakukan hal yang sama untuk kelima tabung lainnya
12. Memindahkan 1 ml campuran biakan dari tiap tabung reaksi ke tiap cawan petri
secara aseptik
13. Memberi penomoran serta keterangan pengenceran sesuai asal biakan
14. Memasukkan media NA cair yang bersuhu ± 40℃ secukupnya ke cawan petri secara
aseptik
15. Memutar cawan petri searah jarum jam sebanyak lima kali, berlawanan jarum jam
sebanyak lima kali, dan putar membentuk angka 8 sebanyak lima kali
16. Membungkus cawan petri dengan kertas pembungkus
17. Melakukan inkubasi pada cawan petri selama 24 jam di dalam inkubator oven dengan
posisi terbalik
18. Mengatur suhu pada inkubator oven
19. Membuka pembungkus setelah diinkubasi
20. Mengamati diameter, warna, ketinggian koloni, tepian, bentuk, konsistensi, dan aroma

Gambar 1. Metode Tuang (Pour Plate)

METODE SEBAR
Prosedur Praktikum
1. Membersihkan meja praktik dengan alkohol 70%
2. Membuat media biakan
3. Melakukan pengisian media biakan ke dalam cawan secara aseptik
4. Membiarkan media hingga berubah menjadi padat
5. Melakukan pengenceran bakteri dengan pengenceran bertingkat
6. Memindahkan sampel bakteri ke media padat secara aseptik
7. Meratakan kultur bakteri di atas media padat dengan jarum ose yang membentuk
huruf L dan disterilkan
8. Melakukan inkubasi pada media

5
6
1 ml suspensi pengenceran 10-1 dipindahkan dengan pipet steril ke
dalam larutan 9 ml Buffer Peptone Water (BPW) untuk mendapatkan
pengenceran 10-2

Pengenceran 10-3, 10-4, 10-5 dan seterusnya dibuat dengan cara yang
sama sesuai kebutuhan
Gambar 2. Metode Sebar (Spread Plate)

METODE TOTAL 1 mlPLATE


suspensiCOUNT
dimasukkan
(TPC)dari setiap pengenceran ke dalam cawan
petri secara duplo
Total Plate Count (TPC) dimaksudkan untuk menunjukkan jumlah mikroba yang terdapat
dalam suatu produk dengan cara menghitung koloni bakteri yang ditumbuhkan pada media
agar.
Plate Count Agar (PCA) yang sudah didinginkan ditambahkan
Media dan reagen sebanyak 15 ml sampai 20 ml hingga temperatur 45°C ± 1°C pada
a) PCA; masing-masing cawan yang sudah berisi suspensi
b) BPW 0,1%.
Peralatan
a) cawan petri; m) magnetic stirer
Dilakukan pemutaran cawan ke depan atau ke belakang atau
b) tabung reaksi;
membentuk angka delapan agar n) pengocok tabung
larutan dan PCA tercampur seluruhnya
c) pipet volumetrik; o) inkubator
dan diamkan sampai menjadi padat
d) botol media; p) penangas air
e) penghitung koloni (colony counter); q) autoklaf
f) gunting; r) lemari steril
g) pinset; s) lemari
Larutan pengencer diinkubasikan padapendingin
suhu 34°C sampai dengan 36°C
h) jarum inokulasi (ose); t) freezer
selama 24 jam sampai dengan 48 jam dengan meletakkan cawan pada
i) stomacher; posisi terbalik
j) pembakar bunsen;
k) pH meter;
l) timbangan;

7
Metode pengujian Total Plate Count (TPC) menurut SNI 2897 : 2008 adalah sebagai berikut.

1 ml suspensi pengenceran 10-1 dipindahkan dengan pipet


steril ke dalam larutan 9 ml Buffer Peptone Water (BPW)
untuk mendapatkan pengenceran 10-2

Pengenceran 10-3, 10-4, 10-5 dan seterusnya dibuat dengan cara


yang sama sesuai kebutuhan

1 ml suspensi dimasukkan dari setiap pengenceran ke dalam


cawan petri secara duplo

Plate Count Agar (PCA) yang sudah didinginkan ditambahkan


sebanyak 15 ml sampai 20 ml hingga temperatur 45°C ± 1°C
pada masing-masing cawan yang sudah berisi suspensi

Dilakukan pemutaran cawan ke depan atau ke belakang atau


membentuk angka delapan agar larutan dan PCA tercampur
seluruhnya dan diamkan sampai menjadi padat
8

Larutan pengencer diinkubasikan pada suhu 34°C sampai


dengan 36°C selama 24 jam sampai dengan 48 jam dengan
Metode Aerobic Plate Count
A. Metode Hitungan Plat Konvensional
A. Peralatan dan bahan
0. Area kerja, meja rata dengan permukaan yang cukup di ruangan yang bersih,
cukup penerangan (100 kaki lilin di permukaan kerja) dan berventilasi baik,
dan cukup bebas dari debu dan angin. Kepadatan mikroba udara di area kerja,
diukur dalam pelat tuang kejatuhan yang diambil selama pelapisan, tidak
boleh melebihi 15 koloni/piring selama paparan 15 menit.
1. Ruang penyimpanan, bebas dari debu dan serangga dan cukup untuk
melindungi peralatan dan persediaan
2. Cawan petri, kaca atau plastik (minimal 15 × 90 mm)
3. Pipet dengan alat bantu pipet (tanpa pipet mulut) atau pipettor, 1, 5, dan 10 ml,
lulus dalam satuan 0,1 ml
4. Botol pengenceran, 6 oz (160 ml), kaca tahan borosilikat, dengan sumbat karet
atau tutup ulir plastik
5. Wadah pipet dan cawan petri, cukup untuk perlindungan
6. Penangas air bersirkulasi, untuk temper agar, dikontrol secara termostatik
hingga 45 ± 1°C
7. Inkubator, 35 ± 1°C; susu, 32 ± 1°C
8. Penghitung koloni, medan gelap, Quebec, atau yang setara, dengan sumber
cahaya dan pelat kisi yang sesuai
9. daftar penghitungan
10. Pengenceran blanko, 90 ± 1 ml air pengenceran buffer fosfat Butterfield; susu,
99 ± 2 ml
11. Plate count agar (metode standar)
12. Kulkas, untuk mendinginkan dan menjaga sampel pada 0-5 °C; susu, 0-4.4°C
13. Freezer, untuk menjaga sampel beku dari -15 hingga -20°C
14. Termometer (merkuri) kisaran yang sesuai; akurasi diperiksa dengan
termometer yang disertifikasi oleh Institut Nasional Standar dan Teknologi
(NIST)
Metode Pelat Spiral
Metode spiral plate count (SPLC) untuk mikroorganisme dalam susu, makanan, dan kosmetik
adalah metode resmi APHA dan AOAC . Dalam metode ini, pelat mekanis menginokulasi
pelat agar yang berputar dengan sampel cair. Volume sampel yang dikeluarkan berkurang
saat jarum penunjuk bergerak dari pusat ke tepi pelat yang berputar. Konsentrasi mikroba
ditentukan dengan menghitung koloni pada bagian cawan petri yang mudah dihitung dan
membagi jumlah ini dengan volume yang sesuai. Satu inokulasi menentukan kepadatan
mikroba antara 500 dan 500.000 mikroorganisme/ml. Pengenceran tambahan dapat dibuat
untuk dugaan konsentrasi mikroba yang tinggi.
A. Peralatan dan bahan
0. Pelat spiral (Spiral Systems Instruments, Inc., 7830 Old Georgetown Road,
Bethesda, MD 20814)

9
1. Penghitung koloni spiral (Sistem Spiral) dengan kisi khusus untuk
menghubungkan volume sampel yang diendapkan ke bagian tertentu dari
cawan petri
2. Perangkap vakum untuk pembuangan cairan (botol vakum 2-4 liter sebagai
reservoir vakum dan sumber vakum 50-60 cm Hg)
3. Gelas mikro sekali pakai, 5 ml
4. Cawan petri, plastik atau gelas, 150 × 15 mm atau 100 × 15 mm
5. Plate count agar (metode standar)
6. Kalkulator (opsional), kalkulator tangan elektronik murah direkomendasikan
7. Kantong polietilen untuk menyimpan piring yang sudah disiapkan
8. Larutan natrium hipoklorit komersial, sekitar 5% NaOCl (pemutih)
9. Air pengenceran steril
10. Jarum suntik, dengan ujung Luer untuk penghalang di stylus; kapasitas tidak
kritis
11. Area kerja, ruang penyimpanan, lemari es, termometer, penghitung, inkubator,
seperti yang dijelaskan untuk Metode Hitung Piring Konvensional, di atas.
12. Larutan natrium hipoklorit (5,25%). Tersedia secara komersial.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil penelitian Seniati, dkk. (2017) di laboratorium, uji konfrontasi
terhadap bakteri patogen dengan metode tuang adalah yang terbaik dibandingkan dengan
metode sebar dan metode gores. Hal ini karena permukaan bakteri lebih halus dan merata di
seluruh permukaan media sehingga zona bening kelihatan lebih jelas, pengukuran diameter
lebih mudah, durasi waktu yang digunakan untuk mengkultur satu cawan petri lebih singkat,
dan risiko kontaminasinya lebih sedikit. Penggunaan metode cawan ini merupakan cara yang
paling sensitif untuk menentukan jumlah jasad renik, dengan alasan :
1. Hanya sel mikroba yang hidup yang dapat dihitung
2. Beberapa jasad renik dapat dihitung sekaligus
3. Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba, karena koloni yang
terbentuk mungkin berasal dari mikroba yang mempunyai penampakan spesifik.
Selain keuntungan-keuntungan tersebut di atas, metode hitungan cawan juga
mempunyai kelemahan sebagai berikut:
1. Hasil perhitungan tidak menunjukkan jumlah sel yang sebenarnya, karena beberapa
sel yang berdekatan mungkin membentuk koloni.
2. Medium dan kondisi inkubasi yang berbeda mungkin menghasilkan jumlah yang
berbeda pula
3. Mikroba yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat dan
membentuk koloni yang kompak, jelas, tidak menyebar.
4. Memerlukan persiapan dan waktu inkubasi relatif lama sehigga pertumbuahan
koloni dapat dihitung (Waluyo, 2010).

10
Dari tinjauan jurnal Soesetyaningsih dan Azizah (2020), dilakukan metode hitung
cawan untuk menghitung jumlah bakteri pada daging sapi. Ada tiga metode hitung cawan
yang dilakukan yaitu metode tuang (pour plate), metode sebar (spread plate), dan drop plate.
Penggunaan metode hitung cawan dan larutan pengencer yang berbeda akan menyebabkan
hasil perhitungan yang berbeda juga. Pada penelitian ini menggunakan dua cara preparasi
sampel yaitu daging yang dipotong dan daging yang dihaluskan. Ada tiga larutan
pengenceran yang digunakan yaitu akuades steril, garam fisiologis 0,85 %, dan larutan Buffer
Peptone Water (BPW). Dari hasil penelitian ini dikatakan bahwa cara preparasi sampel
daging sapi yang lebih efisien yaitu dengan cara dihaluskan. Ini ditunjukkan dengan hasil
hitung cawan yaitu 106 CFU/gram dan hasil hitung tidak bervariasi dibandingkan daging sapi
yang dipotong (105 CFU/gram) dengan hasil hitung yang bervariasi. Sedangkan larutan
pengencer yang lebih baik adalah larutan BPW dan garam fisiologis 0,85 % dibandingkan
dengan larutan akuades. Berdasarkan hasil hitung yang didapatkan, larutan BPW
menghasilkan hasil perhitungan jumlah koloni terbesar.
Alamin dan Ahmed (2015) meneliti tentang jumlah bakteri total dan pemeriksaan
organoleptik berbagai jenis sosis di Sudan yang bertujuan untuk mengevaluasi rata-rata
jumlah bakteri pada sampel segar dan beku. Dalam pembuatan sosis, sampel daging yang
digunakan adalah daging unta, daging sapi, dan daging kambing. Pengenceran dibuat untuk
setiap sampel dan setiap pengenceran dilapisi dengan plate count agar standar. Paramater
lama penyimpanan sampel ini adalah 7 hari, 15 hari, 21 hari, dan 28 hari dengan suhu
penyimpanan (-18°C). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyimpanan pada suhu (-18°C)
selama empat minggu secara signifikan terjadi penurunan jumlah bakteri. Pembekuan dapat
melukai sel bakteri dan menurunkan jumlah sel bakteri yang hidup. Secara umum, jumlah
bakteri total (TBC) menurun untuk semua perlakuan seiring dengan bertambahnya waktu
penyimpanan.
Uji ALT menggunakan media padat untuk memudahkan perhitungan koloni dengan
hasil akhir berupa koloni yang dapat diamati secara visual dan dapat dihitung (Cahya, 2019).
Pada pengujian ALT, sampel dilakukan pengenceran yang bertujuan untuk mengurangi
jumlah populasi mikroorganisme, karena tanpa dilakukan pengenceran koloni yang tumbuh
akan menumpuk sehingga akan menyulitkan dalam perhitungan jumlah koloni (Cahya,2019).
Media yang digunakan untuk pengujian ALT adalah media Plate Count Agar (PCA). PCA
adalah suatu media yang umumnyan digunakan sebagai tempat menumbuhkan koloni yang
dapat dilihat, dihitung dan diisolasi. Masa inkubasi dilakukan selama 1 x 24 jam dengan
membalik cawan petri yang berisi biakan. Hal ini dimaksudkan dengan untuk menghindari
jatuhnya butir air hasil pengembunan disebabkan suhu inkubator. Apabila sampai terdapat air
yang jatuh maka akan merusak pembacaan angka lempeng total dari sampel yang diuji
(Cahya,2019).

KESIMPULAN

11
DAFTAR PUSTAKA
Agyei PA dan Maalekuu BK. 2014. Determination of Microbial Contamination in Meat and
Fish Products Sold in the Kumasi Metropolis (A Case Study of Kumasi Central Market and
the Bantama Market). Merit Research Journals 2 (3) : 38 – 46. ISSN: 2350-2274.
Alamin SA dan Ahmed DA. 2015. A Study of Total Bacterial Count and Organoleptic
Examination of Different Types of Sausages in the Sudan. IOSR Journal of Agriculture and
Veterinary Science 8 (8) : 18 – 23. DOI: 10.9790/2380-08811823.
Maturin L dan Peeler JT. 2001. BAM Chapter 3: Aerobic Plate Count. U.S. Food & Drug
Administration.
Seniati, Marbiah, dan Nurhayati. 2017. Kajian Uji Konfrontasi Terhadap Bakteri Pathogen
dengan Menggunakan Metode Sebar, Metode Tuang, dan Metode Gores. Jurnal Galung
Tropika. 6 (1) : 42 – 48. ISSN Online : 2407-6279.
SNI Standar Nasional Indonesia 2897 : 2008. Metode Pengujian Cemaran Mikroba dalam
Daging, Telur dan Susu, serta Hasil Olahannya. Badan Standarisasi Nasional.
Soesetyaningsih E dan Azizah. 2020. Akurasi Perhitungan Bakteri pada Daging Sapi
Menggunakan Metode Hitung Cawan. Berkala Sainstek 8 (3) : 75 – 79. ISSN : 2339-0069.
Utami Nadia. 2021. UJI ANGKA LEMPENG TOTAL DAN BAKTERI COLIFORM PADA
MARGARIN YANG DIJUAL DI PASAR TRADISIONAL DI KOTA MEDAN. Fakultas
Farmasi. Sumatra Utara

12
Utami Ulfah, Harianie L, Kusmiyati N, Fitriasari D P. 2018. Buku Panduan Pratikum
Mikrobiologi Umum. Fakultas Sains dan Teknologi. Malang
Maturin L dan Peeler J.T. 2001. Aerobic Plate Count. https://www.fda.gov/food/laboratory-
methods-food/bam-chapter-3-aerobic-plate-count

LAMPIRAN

13
14
15
16
17

Anda mungkin juga menyukai