Anda di halaman 1dari 58

SARANA BERPIKIR

ILMIAH
Pertemuan ke 11

Prof. Dr. M. Zaim, M.Hum


Seluruh pikiran
Kemampuan binatang dipenuhi
oleh kebutuhan
untuk yang menyebabkan
mengambil mereka secara
jalan melingkar langsung mencari
dalam obyek yang
diinginkannya atau
mencapai membuang benda
tujuannya yang
menghalanginya
Manusia sering disebut sebagai homo
Pengetahuan
faber (makhluk yang membuat alat}
dan homo sapien (makhluk yang
berfikir)
Sarana berpikir
membutuhkan ilmiah

Penguasaan sarana berpikir


ilmiah ini merupakan suatu hal
yang bersifat imperatif.
Definisi
Sarana berpikir ilmiah
2 hal yang harus diperhatikan
dalam sarana berpikir ilmiah:

Alat yang membantu


kegiatan ilmiah dalam
berbagai langkah yang
harus ditempuh.

Fungsi: membantu
proses metode ilmiah,
dan bukan merupakan
ilmu itu sendiri
Sarana berpikir
ilmiah

Bahasa Logika

Mate Statisti
matika ka
CEK PM COYYYY !!!!
EMANGNYA MANUSIA
AJA YANG BISA BBM
AN, GUE JUGA BISA.
HIHIHIHI

Ernst Cassire:
Keunikan manusia Manusia sebagai animal
bukanlah terletak pada
symbolicum (makhluk yang
kemampuan berpikirnya
(homo sapiens) menggunakan simbol)
melainkan terletak pada
kemampuannya
berbahasa
Aldous Huxley:
“tanpa bahasa manusia tak berbeda dengan
anjing atau monyet”
APA ITU BAHASA?

Alat
komunikasi
antar
manusia

Blonch and Trager:


Bahasa adalah suatu sistem simbol-simbol bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh
suatu kelompok sosial sebagai alat untuk berkomunikasi

Joseph Broam:
Bahasa adalah suatu sistem yang berstruktur dari sinbol-simbol bunyi arbitrer yang
dipergunakan oleh para anggota sesuatu kelompok sosial sebagai alat bergaul satu
sama lain.
Unsur-unsur yang terdapat pada pengertian bahasa:

1. Simbol-simbol
Sesuatu yang menyatakan sesuatu
yang lain yang mana bahwa ucapan
si pembicara dihubungkan secara
simbolis dengan objek-objek
ataupun kejadian dalam dunia
praktis.
Unsur-unsur yang terdapat pada pengertian bahasa:

Bunyi-bunyi yang urutan-urutan


2. simbol-simbol vokal
bunyinya dihasilkan dari
kerjasama berbagai organ atau
alat tubuh dengan sistem
pernapasan.

Misalnya kata ’sarang’ dalam bahasa


Korea artinya cinta, sedangkan dalam
bahasa Indonesia artinya kandang atau
tempat.
Unsur-unsur yang terdapat pada pengertian bahasa:

3. simbol-simbol vokal Tidak perlu ada hubungan yang


arbitrer valid secara filosofis antara
ucapan lisan dan arti yang
dikandungnya.

Contohnya:
Konsep binatang berkaki empat yang bisa
dikendarai:
1. Bahasa Indonesia (kuda)
2. Bahasa inggris (horse)
3. Bahasa prancis (cheval)
4. Bahasa Arab (hison)
Unsur-unsur yang terdapat pada pengertian bahasa:

4. Suatu sistem yang berstuktur


dari simbol-simbol yang arbitrer Bahasa terdiri atas unsur-unsur
atau komponen-komponen
yang secara teratur tersusun
menurut pola tertentu dan
membentuk satu kesatuan

Contoh:
1. Kucing itu melompat ke meja.
2. Kucinglah melompat itu ke meja
Unsur-unsur yang terdapat pada pengertian bahasa:

5. Yang dipergunakan oleh para


anggota sesuatu kelompok sosial
sebagai alat bergaul satu sama
lain
Fungsi bahasa

• Fungsi bahasa secara umum:


1. Koordinator kegiatan-kegiatan masyarakat
2. Penetapan pemikiran dan pengungkapan
3. Penyampaian pikiran dan perasaan
4. Penyenangan jiwa
5. Pengurangan kegoncangan jiwa
Fungsi bahasa
• Menurut Halliday, fungsi bahasa sebagai berikut:
1. Fungsi instrumental
Penggunaan bahasa untuk mencapai suatu hal yang bersifat materi.
2. Fungsi regulatoris
Penggunaan bahasa untuk memerintah dan perbaikan tingkah laku.
3. Fungsi interaksional
Penggunaan bahasa untuk saling mencurahkan perasaan pemikiran antara seseorang dan orang lain.
4. Fungsi personal
Seseorang menggunakan bahasa untuk mencurahkan perasaan dan pikiran
5. Fungsi heuristik
Penggunaan bahasa untuk mencapai mengungkap tabir fenomena dan keinginan untuk
mempelajarinya.
6. Fungsi imajinatif
Penggunaan bahasa untuk mengungkapkan imajinasi seseorang dan gambaran-gambaran tentang
discovery seseorang dan tidak sesuai denngan realita
7. Fungsi representasional
Penggunaan bahasa untuk menggambarkan pemikiran dan wawasan serta menyampaikannya pada
orang lain
Fungsi bahasa
• Menurut Buhler:
1. Bahasa ekspresif
Bahasa yang terarah pada diri sendiri.
2.Bahasa konotatif
Bahasa yang terarah pada lawan bicara
3. Bahasa representasional
Bahasa yang terarah pada kenyataan lainnya.
Fungsi bahasa
• Desmond Morris (Filsafat Ilmu : 182) mengemukakan 4 fungsi yaitu :
1)Information talking, pertukaran keterangan dan informasi
2)Mood talking, hal ini sama dengan fungsi bahasa ekspresif yaitu
bahasa yang terarah pada diri sendiri
3) Exploratory talking, sebagai ujaran untuk kepentingan ujaran,
sebagaimana fungsi estetis
4) Grooming talking, tuturan yang sopan yang dimaksudnya kerukunan
melalui percakapan, yakni menggunakan bahasa untuk
memperlancar proses social dan menghindari pertentangan.
Fungsi bahasa
• Kneller dalam Jujun, mengemukakan ada 3 fungsi bahasa:
1. Simbolik
Bahasa memungkinkan manusia berpikir secara abstrak di mana obyek-obyek yang faktual ditransformasikan
menjadi simbol-simbol bahasa yang bersifat abstrak
2. Emotif
Makna yang timbul akibat adanya reaksi pembicara atau sikap pembicara mengenai apa yang di pikirkan atau
di rasakan.
Contoh emotif :
Kata kerbau yang muncul dalam urutan kata engkau kerbau. Kata kerbau ini menimbulkan perasaan tidak enak
bagi pendengar, atau dengan kata lain, kata kerbau mengandung makna emosi. Kata kerbau di hubungkan
dengan prilaku yang malas, lamban, dan dianggap sebagai penghinaan.
3. Afektif
Makna yang muncul akibat reaksi pendengar atau pembaca terhadap penggunaan kata atau kalimat. Makna
afektif berhubungan dengan reaksi pendengar atau pembaca dalam dimensi rasa, maka dengan sendirinya
makna afektif berhubungan pula dengan gaya bahasa.
Contoh afektif:
Seseorang berkata ”Datanglah ke pondok buruk kami” urutan kata pondok buruk mengandung makna afektif
terlihat adanya rekasi yang berhubungan dengan perasaan pendengar. Kalau seseorang berkata ” monyet’’ maka
mengandung makna yang berhubungan atau mengakibatkan perasaan tersinggung. Dengan kata lain
kata monyet memiliki makna yang berkaitan dengan nilai rasa. Kata monyet berhubungan dengan penghinaan.
BAHASA ILMIAH DAN BAHASA AGAMA

Bahasa ilmiah Bahasa agama

• Bahasa yang digunakan • Kalam ilahi (terabadikan


dalam kegiatan ilmiah dalam kitab suci)
• Bergaya deskriptif • Ungkapan serta perilaku
keagamaan dari
seseorang/ sebuah
kelompok sosial
• Bergaya deskriptif dan
preskriptif
KEKURANGAN/KELEMAHAN BAHASA:
1. Kecenderungan Emosional
Bahasa ilmiah harus objektif, bersifat antiseptik dan reproduktif.

2. Arti yang tidak jelas dan eksak yang dikandung oleh kata-kata yang membangun
bahasa.
Contoh: menurut KBBI kata ‘ingat’: (1) berada dalam pikiran; tidak lupa; (2)
timbul kembali dalam pikiran; (3) sadar; siuman; (4) menaruh perhatian;
memikirkan akan; (5) hati-hati; berwas-was; (6) mempertimbangkan; (7) berniat;
hendak.

3. Konotasi yang bersifat emosional: makna kultural atau emosional yang bersifat
subjektif dan melekat pada suatu kata atau frase.
Contoh: Pilihan kata kerap merupakan pilihan konotasi “pertentangan” atau
“pemogokan”, “penangkapan” atau “pengamanan”. Ini merupakan contoh-
contoh yang menunjukkan konotasi emosional atau subyektif, meski kita
beranggapan bahwa orang lain dalam kebudayaan kita pun menggunakan
sebagian besar dari kata-kata itu karena kata-kata tadi intersubjektif.
• Pengkajian filsafat, termasuk pengkajian
hakikat ilmu padadasarnya merupakan analisis
logico-linguistic, yang bersifat analitik.
• Bahasa bukan saja merupakan alat berfikir,
namun juga bahan dasar dan dalam hal
tertentu merupakan hasil akhir dari filsafat.
1. Matematika sebagai bahasa

2. Sifat kuantitatif dari matematika

3. Matematika : sarana berfikir deduktif

4. Matematika untuk ilmu alam dan sosial

5. Perkembangan matematika

6. Beberapa aliran dalam filsafat matematika

7. Matematika dan peradapan


Sarana berfikir ilmiah

Alat yang
membantu kegiatan
ilmiah dalam
berbagai langkah
yang ditempuh
Untuk dapat melakukan kegiatan ilmiah dengan baik
diperlukan bahasa , logika, matematika dan statistika

Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai


untuk menyampaikan pikiran kepada orang lain. Dan
ditinjau dari pola berfikirnya ilmu merupakan gabungan
pola berfikir deduktif (matematika) dengan induktif (fisika)
Matematika Sebagai Bahasa

Matematika

Bahasa yang melambangkan Bahasa yang berusaha untuk


serangkaian makna dari menghilangkan sifat kubur ,
pernyataan yang ingin kita majemuk dan emosional dari
sampaikan bahasa verbal
Lambang lambang dalam
matematika bersifat artifisial
(makna buatan) yang mempunyai
arti setelah makna itu dicirikan
padanya.

Lambang yang bersifat artifisial


merupakan perjanjian yang
berlaku kusus untuk masalah
yang sedang dikaji
Sebagai contoh kita memberi lambang pada :

1. Kecepatan jalan kaki seorang anak dengan X (dalam hal ini


tidak mengandung makna majemuk),
2. Jarak tempuh seorang anak (Y),
3. Waktu jalan kaki seorang anak (Z).
4. Maka dalam memberikan hubungan terhadap Y, X, Z yang
menghilangkan sifat emotif maka kita dapat melambangkan
hubungan tersebut dengan
5. Z = Y/X.
Pernyataan matematik mempunyai sifat yang jelas, spesifik
dan informatif dengan tidak menimbulkan konotasi yang
bersifat emosional.
Seberapa jauh?

Dilakukan pengukuran
untuk mendapatkan
jawaban secara eksak:
S=V X t
Sifat Kuantitatif Dari Matematika
MATEMATIKA VS BAHASA VERBAL
Matematika Sebagai Sarana
Berpikir Deduktif
Adalah proses pengambilan kesimpulan yang didasarkan
Berpikir Deduktif kepada premis-premis yang kebenarannya telah
ditentukan.

Secara deduktif, matematika Dalam deduktif


proses pengambilan
menemukan pengetahuan yang keputusan tidak
baru bedasarkan premis-premis berdasarkan kepada
tertentu. Pengetahuan yang pengalaman atau
ditemukan ini sebenarnya hanyalah empirik melainkan
merupakan konsekuensi dari berdasarkan deduksi
deduksi
pernyataan-pernyataan ilmiah
yang telah kita temukan
sebelumnya.
1. kalau terdapat dua garis sejajar maka sudut-sudut
yang dibentuk kedua garis tersebut dengan garis
ketiga adalah sama.
premis
2. Premis kedua adalah bahwa jumlah sudut yang
dibentuk oleh sebuah garis lurus adalah 180
derajat.

e=a
d=c
Sudut b.d,e= 180
Matematika untuk
ilmu alam dan sosial
Kontribusi matematika dalm ilmu alam adalah penggunaan lambang
Ilmu alam bilangan untuk perhitungan dan pengukuran, di samping hal lain
seperti bahasa, metode dan lainnya. Hal ini sesui dengan objek alam
yaitu gejala alam yang dapat diamati secara berulang ulang.

kontribusi matematika tidak mengutamakan pada lambang bilangan.


Ilmu sosial Karna dalam ilmu sosial tidak terdapat objek yang memerlukan
pengukuran yang mempergunakan bilangan.
ilmu sosial

Para ilmuan menggunakan model


matamatis karena matematika
merupakan suatu cara yang mudah
dalam memformulasikan hipotesa
keilmuan secara jelas.

Maka grafik merupakan langkah


matematis yang membantu kita
untuk melihat hubungan tertentu.
Dalam kelompok sosial apabila Hal ini dapat juga kita terapkan
kita ingin mempelajari kelompok dalam institusi politik yang melihat
itu dengan informasi tertentu keadaan dalam raung lingkup partai
mangenai perasaan suka dan tersebut.
tidak suka antara pasangan
manusia

A - B
perkembangan
matematika

GRIFFITS DAN HOWSON (1974)


• Tahap yang pertama dimulai dengan
matematika yang berkembang pada
peradapan Mesir Kuno dan sekitar
Baylonia dan Mesopotamia.
• Pada masa Peradaban
• Perkembangan di timur dimana pada
tahun 1000 bangsa Arab, Cina, India.
• Abad pertengahan

Berdasarkan perkembangan
maka masalah yang dihadapi
logika makin lama makin rumit
dan akhirnya membutuhkan
struktur analisis yang sempurna,
maka logika berkembang menjadi
matematika
Matematika merupakan pengetahuan
Imanuel Kant sintetik a priori dimana eksistensi
matematika tergatung dunia
pengalaman kita

Menurut akal sehat sehari hari


kebenaran matematika tidak tergantung
pada empiris melainkan pada proses
deduktif.
Pada tahap sistematika maka ilmu mulai
menggolong-golongkan obyek empiris ke
dalam kategori –kategori tertentu. Untuk
Tahap Sistematika menemukan ciri yang bersifat umum dari
anggota yang menadi kelompok tertentu

Dalam tahap ini kita mulai melakukan


perbandingan antara obyek yang satu
dengan obyek yang lain, dan seterusnya.
Tahap Komparatif
Mencari hubungan yang didasarkan pada
perbandingan antara di berbagai objek yang
kita kaji

Tahap selanjutnya adalah tahap kuantitatif


di mana kita mencari hubungan sebab
Tahap Kuantitatif akibat tidak lagi berdasarkan perbandingan
melainkan berdasarkan pengukuran yang
eksak dari obyek yang kita selidiki
GRIFFITS DAN HOWSON (1974)

1. matematika yang Matematika pada zaman ini dipergunakan dalam


berkembang pada perdagangan, pertanian, bangunan dan usaha
peradaban Mesir mengontrol alam seperti banjir. Pada zaman ini para
Kuno dan sekitar pendeta mengembangkan aspek praktis matematika
Baylonia dan (pencegahan banjir dan irigasi) dan matematika estetik
Mesopotamia. (yang merupakan kegiatan berfikir penuh kreatif). Tapi
berfokus pada aspek praktis matematika.
Pada masa Peradaban
Yunani Sangat memperhatikan aspek estetika dari matematika yang
merupkan simbol golongan atas pada waktu itu.

Perkembangan di timur
dimana pada tahun 1000 Mengembangkan ilmu hitung dan aljabar. Mereka
bangsa Arab, Cina, India mendapatkan angka nol dan cara penggunaan desimal
serta mengembangkan kegunaan praktis dari ilmu
hitung dan aljabar tersebut.

Gagasan orang yunani dan penemuan ilmu hitung dan


Abad pertengahan ilmu
aljabar itu dikaji di kembali di zaman Renaissance yang
hitung telah berkembang
meletakkan dasar bagi kemajuan matematika moderen
dalam perdagangan
selanjutnya
Ratu = tingkat tertinggi
dari logika

1. Matematika dalam
hubungan komunikasi
ilmiah mempunyai
Pelayanan ilmu= matematika bukan saja
peranan ganda
memberikan sistem
pengorganisasian ilmu yang bersifat
logis namun juga pernyataan yang
dalam bentuk model matematika

Sebuah rumus apabila dikomunikasikan dengan


bahasa verbal akan panjang sekali dan mungkin bisa
salah makna, tetapi melalui lambang makna bisa
tersampaikan dengan tepat dan ringkas
Kaum Logistik, berpendapat bahwa matematika merupakan cara berpikir logis
yang salah atau benarnya dapat ditentukan tanpa mempelajari dunia empiris.
Tesis utama kaum logistik adalah matematika murni merupakan cabang dr
logika. Kaum logistik mempergunakan system symbol yang diperkembangkan
olah kaum formalis dalam kegiatan analisisnya

Kaum Intuisionis, menyatakan lewat Brouwer bahwa intuisi murni dari berhitung
merupakan titik tolak tentang matematika bilangan. Hakikat sebuah bilangan
harus dapat dibentuk melalui kegiatan intuitif dalam berhitung (counting) dan
menghitung (calculating). Kaum intuisionis memberikan titik tolak dalam
mempelajari matematika dalam perspektif kebudayaan suatu masyarakat
tertentu yang memungkinkan diperkembangkannya filsafat pendidikan
matematika yang sesuai

Kaum Formalis, menekankan kepada aspek formal dari matematika


sebagai bahasa perlambang dan mengusahakan konsistensi dalam
penggunaan matematika sebagai bahasa lambang.
Matematika dapat dikatakan hampir sama tuanya dengan
peradaban itu sendiri. Sekitar 3500 tahun SM, bangsa mesir kuno
telah mempunyai symbol yang melambangkan angka angka.

Matematika merupakan bahasa artifisial yang dikembangkan


untuk menjawab kekurangan bahasa verbal yang bersifat
alamiah. Untuk itu maka diperlukan usaha tertentu untuk
menguasai matematika dalam bentuk kegiatan belajar.

Matematika tidak dapat dilepaskan dari perkembangan


peradaban manusia.

Bagi bidang keilmuan modern, matematika adalah sesuatu yang


imperative : sebuah sarana untuk meningkatkan kemampuan
penalaran deduktif.
Statistik

Pada mulanya, kata “statistik” diartikan


sebagai “kumpulan bahan keterangan (data),
baik yang berwujud angka (data kuantitatif)
maupun yang tidak berwujud angka( data
kuantitatif), yang mempunyai arti penting dan
kegunaan yang besar bagi suatu negara”

Pada perkembangan selanjutnya, arti kata


“statistik” hanya dibatasi pada kumpulan bahan
keterangan yang berwujud angka (data
kuantitatif) saja
Dari segi terminology ada beberapa macam
pengertian statistik:
1. Statistik diberi pengertian sebagai data
statistik, yaitu kumpulan bahan
keterangan berupa angka atau bilangan.
2. Statistik sebagai sebuah kegiatan statistik
atau perstatistikan atau kegiatan
penstatistikan.
Statistik

Metode dan Prosedur Statistik

(1) pengumpulan data angka


(2) penyusunan atau pengaturan data angka,
(3) penyajian atau penggambaran atau pelukisan data angka
(4) penganalisisan terhadap data angka
(5) penarikan kesimpulan (conclusion)
(6) pembuatan perkiraan (estimation)
(7) penyusunan ramalan (prediction) secara ilmiah (dalam hal
ini secara matematik) atas dasar pengumpulan data
angka tersebut.
Statistik

Peluang yang merupakan dasar dari teori statistika,merupakan konsep baru


yang tak dikenal dalam pemikiran Yunani Kuno, Romawi, bahkan Eropa
(dalam abad pertengahan).
Abraham Demoitre (1667-1754) mengembangkan teori galat atau kekeliruan
(theory of error).
Thomas Simpson (1757) menyimpulkan bahwa terdapat sesuatu distribusi
yang berlanjut (continuos distribution).
Pierre Simon de Laplace (1749-1827) mengembangkan konsep Demoitre dan
Simpson lebih lanjut.
Karl Friedrich Gauss (1777-1855) mengembangkan teknik kuadrat terkecil
(least squares) simpangan baku dan galat baku untuk rata-rata (the
standard error of the mean). Pearson melanjutkan konsep-konsep Galton
dan mengembangkan konsep regresi, korelasi, distribusi, chi-kuadrat dan
analisis statistika untuk data kualitatif.
William Searly Gosset, yang terkenal dengan nama samaran “student”,
mengembangkan konsep tentang pengambilan contoh. Desigent
Experiment dikembangkan oleh Ronald Alylmer Fisher (1890-1962)
disamping analisis varians dan covarians, distribusi –z, distribusi –t, uji
signifikan dan teori tentang perkiraan (theory of estimation).
Statistika yang relatif lebih muda dari Matematika berkembang dengan
sangat cepat terutama dalam dasawarsa lima puluh tahun belakangan ini.
Statistik

Dalam kegiatan praktis hakikat


alternatif yang sedang
dipertimbangkan telah
diketahui, paling tidak secara
prinsip, di mana konsekuensi
dalam memilih salah satu dari
alternatif tersebut dapat
dievaluasi berdasarkan
serangkaian perkembangan
yang akan terjadi. Sedangkan
dalam bidang keilmuan
diterapkan pada pengambilan
suatu keputusan yang
konsekuensinya sama sekali
belum diketahui
Statistik
Ilmu secara sederhana dapat didefinisikan
sebagai pengetahuan yang telah teruji
kebenarannya. Semua pernyataan ilmiah adalah
bersifat faktual, di mana konsekuensinya dapat
diuji baik dengan jalan mempegunakan
pancaindera, maupun dengan mempergunakan
alat-alat yang membantu pancaindera tersebut.

Pengujian secara empiris, merupakan


B salah satu mata rantai dalam metode
e Pengujian Empiris ilmiah yang membedakan ilmu dari
C r pengetahuan-pengetahuan lainnya
a p
r i
a k merupakan penarikan kesimpulan yang
bersifat khas dari pernyataan yang
i Pengujian Hipotesis bersifat umum dengan mempergunakan
r deduksi.
Deduktif Induktif

Logika deduktif berpaling kepada Logika induktif berpaling kepada


matematika sebagai sarana statistika. Statistika merupakan
penalaran penarikan kesimpulan pengetahuan untuk melakukan
penarikan kesimpulan induktif
secara lebih seksama.
Dalam penalaran deduktif maka
kesimpulan yang ditarik adalah
benar sekiranya premis-premis Dalam penalaran induktif
yang dipergunakannya adalah meskipun premis-premisnya
benar dan prosedur penarikan adalah benar dan prosedur
kesimpulannya adalah sah. penarikan kesimpulannya adalah
sah maka kesimpulan itu belum
tentu benar.
Penarikan kesimpulan secara deduktif
merupakan suatu hal yang pasti, di mana
jika kita mempercayai premis-premis
yang dipakai sebagai landasan Penarikan kesimpulan secara induktif
penalarannya, maka kesimpulan menghadapkan kita kepada sebuah
penalaran tersebut juga dapat kita permasalahan mengenai banyaknya
percayai kebenarannya sebagaimana kita kasus yang harus kita amati sampai
mempercayai premis-premis terdahulu. kepada suatu kesimpulan yang bersifat
umum.

Statistika dan Cara Berpikir Induktif (Lanjutan)


Statistika memberikan cara untuk dapat menarik
kesimpulan yang bersifat umum dengan jalan mengamati
hanya sebagian dari populasi yang bersangkutan.

Statistika secara kuantitatif pada pokoknya didasarkan


pada asas yang sangat sederhana yakni makin besar
contoh yang diambil, maka makin tinggi pula tingkat
ketelitian kesimpulan tersebut dan makin sedikit contoh
yang diambil maka makin rendah pula tingkat
ketelitiannya.

Statistika juga memberikan kemampuan kepada kita untuk


mengetahui apakah suatu hubungan kausalita antara 2 factor
atau lebih bersifat kebetulan atau memang benar benar terkait
dalam suatu hubungan yang bersifat empiris. Jadi dalam hal ini
statistika berfungsi meningkatkan ketelitian pengamatan kita
dalam menarik kesimpulan dengan jalan menghindarkan
hubungan semu yang bersifat kebetulan.

Statistika dan Cara Berpikir Induktif (Lanjutan)


Statistika memberikan sifat yang pragmatis kepada penelaahan keilmuan, di
mana dalam kesadaran bahwa suatu kebenaran absolut tidak mungkin dapat
dicapai, kita berpendirian bahwa suatu kebenaran yang dapat
dipertanggungjawabkan dapat diperoleh.

➢ Penarikan kesimpulan secara statistika memungkinkan kita


untuk melakukan kegiatan ilmiah secara ekonomis, di mana
tanpa statistika hal ini tak mungkin dapat dilakukan.

➢ Karakteristik yang dipunyai statistika ini sering kurang dikenali


dengan baik yang menyebabkan orang sering melupakan
pentingnya pentingnya statistika dalam penelaahan keilmuan.

➢ Secara hakiki statistika mempunyai kedudukan yang sama


dalam penarikan kesimpulan induktif seperti matematika dalam
penarikan kesimpulan secara deduktif.

Statistika dan Cara Berpikir Induktif (Lanjutan)


Logika induktif tidak memberikan kepastian namun
sekedar tingkat peluang bahwa untuk premis-premis
tertentu dapat ditarik.

Teori peluang merupakan cabang dari matematika


sedangkan statistika sendiri merupakan disiplin tersendiri.
Karakteristik Berpikir Induktif (Lanjutan)

Merupakan pengetahuan
yang mengkaji dasar-dasar
teori statistika, dimulai dari
Statistika menurut bidang

Statistika TEORITIS
teori penarikan contoh,
distribusi, penaksiran, dan
pengkajiannya

peluang

Merupakan penggunaan
statistika teoritis yang
Statistika TERAPAN
disesuaikan dengan bidang
tempat penerapannya.
Statistika harus mendapat tempat yang sejajar dengan
matematika agar keseimbangan berpikir deduktif dan
induktif yang merupakan ciri dari berpikir ilmiah dapat
dilakukan dengan baik.

Statistika merupakan sarana berpikir yang diperlukan


untuk memproses pengetahuan secara ilmiah. Sebagai
bagian dari perangkat metode ilmiah maka statistika
membantu kita untuk melakukan generalisasi dan
menyimpulkan karakteristik suatu kejadian secara lebih
pasti bukan terjadi secara kebetulan
Statistik

Statistika bukan merupakan sekumpulan pengetahuan


mengenai objek tertentu melainkan merupakan
sekumpulan metode dalam memperoleh
pengetahuan
Metode Keilmuan:

1.Observasi
2.Hipotesis
3.Ramalan
4.Pengujian Kebenaran
Statistik

• Metode statistika secara meningkat makin sering


dipergunakan dalam kegiatan niaga.Statistika diterapkan
dalam penelitian pasar, penelitian produksi, kebijaksanaan
penanaman modal, kontrol kualitas, seleksi pegawai, kerangka
percobaan industri,ramalan ekonomi, auditing, pemilihan
resiko dalam pembelian kredit dll.
• Dalam pemerintahan statistika digunakan dalam kepentingan
negara seperti data mengenai penduduk, pajak, kekayaan, dan
perdagangan luar negeri
• Dalam bidang biologi tertentu seperti anthropometri,
agronomi, dan genetika
• Penerapan metode statistika dalam bidang opini terus-
menerus berkembang
• Dalam ilmu-ilmu alam terutama astronomi, geologi, dan fisika
• Dll.
Thanks

Anda mungkin juga menyukai