Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

KONSEP DASAR PSIKOLOGI

Disusun Oleh:

Yuliarny L.T PO714261212024

Yunita PO714261212025

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

JURUSAN TERAPIS GIGI

PRODI D-IV ALIH JENJANG TAHUN 2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmatNya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak
lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 8 Februari 2022

Penyusun,
KELOMPOK 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1

C. Tujuan Penulisan ............................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 2

A. Konsep Psikologi ............................................................................... 2

B. Hakikat Psikologi .............................................................................. 8

BAB III PENUTUP...................................................................................... 23

A. Kesimpulan ........................................................................................ 23

B. Saran .................................................................................................. 23

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 24

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu jiwa atau psikologi adalah suatu cabang dari ilmu pengetahuan yang
mempelajari, menyelidiki atau membahas fungsi-fungsi kejiwaan dari orang yang sehat,
atau dengan perkataan lain psikologi mempelajari aktivitas kehidupan kejiwaan dari
orang normal.
Sejarah psikolagi berasal dari berkembangnya ilmu filsafat yang membahas
tentang “jiwa”. Sejak zaman filsuf-filsuf besar seperti Socrates (469-399 SM) telah
berkembang filsafat mental yang membahas secara jelas persoalan :jiwaraga”. Kemudian
ada Rene Descartes (1596-1650) mengemukakan bahwa manusi memiliki dimensi jiwa
dan raga yang tidak dapat dipisahkan.
Didalam lapangan ilmu jiwa atau psikologi sendiri terdapat bermacam-macam
definisi tentang ilmu jiwa. Mulai dari tokoh-tokoh psikologi yang mereka bersaha
mengartikan psikologi sesuai dengan cara pandang dan pikiran mereka masing-masing
hingga lahirnya berbagai aliran dalam psikologi. Semua itu tidak terlepas dari adanya
usaha dalam mengartikan psikologi secara spesifik agar lebih mudah dipahami khalayak
umum.

B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan tentang konsep psikologi ?
2. Menjelaskan hakikat perilaku psikologi ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tentang konsep psikologi
2. Untuk mengetahui hakikat perilaku psikologi

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Psikologi
Konsep psikologi adalah gagasan-gagasan mengenai sesuatu yang menyangkut
tentang tingkah laku manusia dan lingkungan sekitarnya melalui pengalaman-
pengalaman yang dialami. Psikologi menyentuh semua aspek kehidupan manusia.
Psikologi dipelajari untuk lebih mengenal diri sendiri dan orang lain.
Konsep yang dikembangkan dalam ilmu psikologi seperi motivasi, konsep diri,
sikap, persepsi, frustrasi, sugesti, prestasi, crowding (kerumunan masa), imitasi,
kesadaran.

1. Motivasi

Motivasi adalah suatu keadaan dan ketegangan individu yang membangkitkan dan
memelihara serta mengarahkan tingkah laku yang mendorong (drive) menuju pada suatu
tujuan (goal) untuk mencapai suatu kebutuhan (need). Peranan motivasi dalam kehidupan
manusia sangat penting, bahkan menurut McCLelland (1953;1961), seseorang dianggap
memiliki motivasi untuk bereprestasi, jika ia memiliki keinginan untuk berkarya
(berprestasi) lebih baik dari karya (prestasi) orang lain. Jika pada umumnya psikologi
banyak bertanya “bagaimana”, seperti bagaimana Anda dapat mempelajari kebiasaan itu?
Maka dalam motivasi Anda akan menjawab pertanyaan : “mengapa”. Contohnya,
“Mengapa Anda melakukan tindakan itu? Dalam menjawab pertanyaan “mengapa”
tersebut, kita dapat mengemukakan jawaban atas dasar beberapa pendekatan (Apter,1996:
688-689).

a. Pendekatan hedonisme, di mana orang akan berperilaku memaksimalkan kesenangan


dan meminimalkan penderitaan karena pada hakikatnya individu adalah mahkluk
yang rasional.
b. Pendekatan Psikoanalitas, yang menempatkan manusia tidak selalu rasional.
Perilakunya ditentukan oleh pergulatan antara dorongandorongan bawah sadar yang
kuat terutama id yang bekerja atas dasar nafsu dan biologis.

2
c. Pendekatan insting, dalam pendekatan ini McDougal (1908) berpendapat bahwa
manusia sebagai mahkluk nonrasional dan menunjukkan penerusan antara motivasi
hewani dan manusiawi.
d. Pendekatan eksperimental dengan mengedepankan drive (dorongan). Konsep ini
diperkenalkan oleh Woodworth (1918) untuk menggambarkan kekuatan tenaga
internal yang membuat organisme melakukan suatu tindakan.
e. Pendekatan teori rangsangan optimal (optimal arousal theory) yang diperkenlkan oleh
Hebb (1955), dimana organisme berusaha mencapai dan memelihara rangsangan yang
berskala menengah pada dimensi rangsangan.
f. Pendekatan aktualisasi diri yang diperkenalkan oleh Maslow (1954), di mana manusia
selalu memiliki kebutuhan mendasar untuk berkembang secara psikologis menjadi
individu yang sepenuhnya memiliki potensipotensi positif untuk diaktualisasikan
(Apter, 1996:687).
2. Konsep Diri

Konsep diri merupakan penilaian tentang dirinya oleh orang lain yang menyankut aspek
physical, perceptual, dan attitudinal (fisik, persepsi, dan kesikapan). Konsep diri pun
merupakan penilaian tentang dirinya yang sering diibaratkan sama dengan/serupa dengan
hasil penilaian orang lain. Dengan demikian, konsep diri merupakan sebuah produk
kekuatan dan social yang merupakan agen penciptaan diri.

Menurut Gecas (2000:955), ada tiga motivasi diri yang menonjol dalam literature
psikologi social, yaitu motivasi penguatan diri (selfenhancement)atau motivasi harga diri
(self-esteem motive); motivasi kemampuan diri (self-efficacy motive); motivasi
konsistensi diri (selfconsistency motive).

a. Motivasi penguatan diri (self enhancement ) atau motivasi harga diri (self-esteem
motive) mengacu pada motivasi seorang individu untuk mempertahankan atau
menguatkan harga diri mereka yang dapat dilakukan kecendurungan orang dalam
mendistorsi kenyataan agar tetap positif.
b. Motivasi kemampuan diri (self-efficacy motive) mengacu pada pentingnya
menghayati (experiencing) diri sebagai agen sebab akibat, yaitu motivasi untuk

3
menerima dan menghayati diri sebagai seseorang yang mampu, kompeten, dan tidak
dapat lepas dari konsekuensikonsekuensinya, baik positif maupun negative.
c. Motivasi konsistensi diri (self-consistency motive) lebih merupakan motivasi diri
yang terlemah dari tiga motivasi diri walaupun jelas yang ketiga ini pun banyak
pendukungnya. Konsep diri ini menyatakan bahwa konsep diri sebagai organisasi
pengetahuan atau generalisasi kognitif yang memberi penekanan lebih besar pada
motivasi konsistensi diri (Gecas, 2000: 955)
3. Sikap

Konsep sikap merujuk pada masalah yang lebih banyak bersifat evaluatif afektif terhadap
suatu kecenderungan atas reaksi yang dipilihnya. Sikap pun menunjukkan penilaian kita
apakah itu bersifat positif ataupun negative terhadap bermacam-macam entitas, misalnya
individu, kelompok, obnek, tindakan, dan lembaga (Manis, 2000: 49).

4. Persepsi

Istilah Persepsi dalam Kamus Lengkap Psikologi karya Chaplin (1999: 358), memiliki
arti:

a. Proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan bantuan indra;
b. Kesadaran dari proses organis;

c. Satu kelompok pengindraan dengan penambahan arti-arti yang berasal dari


pengalaman di masa lalu;
d. Variable yang menghalangi atau ikut campur tangan, berasal dari kemampuan
organisme untuk melakukan pembedaan di antara perangsang;
e. Kesadaran intuitif mengenai kebenaran langsung atau keyakinan yang serta merta
mengenai sesuatu.
Persepsi mengacu kepada mekanisme yang menjadi alat kita menyadari dan memproses
informasi tentang stimuli ataupun dunia eksternal, baik itu yang menyangkut kualitas
kognitif maupun afektif. Aristoteles mengklasifikasikan indra kita menjadi lima (panca)
kategori, yaitu penglihatan (vision), pendengaran (audition), penciuman (olfaction),
perasa (gustation), dan perabaan (groping). Ada dua indra yang tidak kita sadari, yaitu

4
kinestesis, indra tentang posisi tungkai kita dan indra vestibular, yang memberikan
informasi tentang gerakan dan posisi kepala (Leibowitz, 2000:960).

5. Frustrasi

Konsep frustrasi setidaknya menunjuk pada dua pengertian berikut.

a. Frustrasi merujuk pada terhalangnya tercapainya tujuan yang diharapkan pada saat
tertentu dalam rangkaian perilaku. Definisi ini dianut oleh Dollard, Dood, Miller,
Mowrer, dan Sears dalam karyanya Frustration and Aggression (1939: 7). Jadi,
frustrasi dianggap sebagai pembatas eksternal yang menyebabkan seseorang tidak
dapat memperoleh kesenangan yang diharapkannya.
b. Frustrasi sebagai reaksi emosional internal yang disebabkan oleh suatu penghalang.
Definisi ini dianut oleh Leonard Berkowitz dalam Aggression:Its Causes,
Consequences and Control(1995: 42). Dari dua definisi tersebut dapat dikemukakan
bahwa frustrasi merupakan suatu reaksi emosional yang disebabkan oleh gagal atau
terhalangnya pencapaian tujuan yang diharapkan.
Menurut Dollard dkk. (1939), frustrasi menjadi predisposisi terjadinya agresi karena
pengalaman frustrasi mengaktifkan untuk bertindak agresif terhadap sumber
frustrasi.Akan tetapi, tidak semua frustrasi menimbulkan respon agresif. Tidak semua
tindakan agresif merupakan hasil frustrasi yang dialami sebelumnya. Sebab tindakan
agresi instrumental yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu tidak harus disertai
frustrasi yag dialami sebelumnya. Miller (1960: 38), menyatakan bahwa “frustrasi
menyebabkan sejumlah respons yang berbeda. Salah satu diantaranya adalah bentuk
agresi tertentu”.

6. Sugesti

Sugesti merupakan bagian dari bentuk interaksi social yang menerima dengan mudah
pengaruh orang lain tanpa diseleksi dengan pemikiran yang kritis. Tanpa penggunaan
kekuatan fisik atau paksaan. Namun tidak berarti bahwa sugesti semata-mata dari
pengaruh eksternal (heterosugesti) karena sugesti secara luas merupakan pengaruh psikis
yang berasal dari orang lain maupun diri sendiri atau otosugesti (Belen, 1994: 253).

Seseorang dapat dengan mudah menerima sugesti yang terjadi karena berbagai hal.

5
a. Bila yang bersangkutan mengalami hambatan dalam daya pikir kritisnya, apakah itu
karena stimulus yang emosional atau karena kelelahan fisik dan mental. Stimulus
emosional, misalnya dalam suatu pertunjukkan atau konser seni musik yang sangat
mengagumkan, seorang penonton dapat teriak histeris. Contoh sugesti yang
disebabkan oleh kelelahan fisik dan mental, misalnya seorang dosen dapat
memberikan nilai yang besar dan tidak sesuai dengan kemampuan daya pikir
mahasiswa yang sebenarnya karena kebenaran berkas jawaban ujiannya yang
berbentuk uraian ada pada urutan 79 dari sejumlah mahasiswa 82 orang.
b. Karena seseorang mengalami disosiasi atau terpecah belah
pemikirannya
c. Karena adanya dukungan mayoritas yang dapat mempengaruhi perubahan opini,
prinsip, dan pendapat maka individu ataupun kelompok minoritas dapat berubah
pendapat sesuai dengan kehendak mayoritas.
7. Prestasi

Prestasi merupakan pencapaian atau hasil yang telah dicapai yang memerlukan suatu
kecakapan/keahlian dalam tugas-tugas akademis maupunnon akademis (Chaplin, 1993:
310). Berkaitan dengan teori N‟Ach ( Need for Achievement) McClelland, bahwa
seseorang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi, tidaklah semata-mata karena
mengejar materi dan meningkatkan status social, melainkan memiliki nilai dan
kebanggan tersendiri secara batiniah (dari dalam) yang tidak dapat diukur secara materi
maupun gengsi. Need for Achievement inilah yang akan menentukan maju mundurnya
suatu bangsa. Pada bangsa-bangsa miskin dan berkembang, pada umunya memiliki
N‟Ach yang rendah. Sebaliknya, bangsa atau Negara yang memiliki N‟Ach yang tinggi,
dan akan maju seperti halnya Negara-negara kapitalis Barat.

Kesimpulannya adalah bahwa khayalan,mitos, dan legenda ada kaitannya dengan


dorongan dan perilaku dalam kehidupan mereka yang dinamakan
Need for Achievenment (N‟Ach), yakni untuk bekerja secara baik, bekerja bukan atas
dasar gengsi ataupun pengakuan social, tetapi bekerja demi pemuasan batin dari dalam
untuk berprestasi (Fakih, 2001: 59).

6
8. Crowding (Kerumunan Massa)

Crowding (kerumunan massa) merupakan suatu kumpulan orang-orang yang memiliki


kepentingan yang sama walaupun mungkin tidak saling mengenal dengan emosi-emosi
yang mudah dibangkitkan dan tidak kritis (Chaplin 1999:118). Menurut Gustav Le Bon
(1841-1932), seorang ahli psikologi social Prancis yang terkenal dengan bukunya
Psychologie des foules (1895) bahwa suatu massa seakan-akan memiliki suatu jiwa
tersendiri yang berlainan sifatnya dengan jiwa individu satu persatu. Dengan demikian,
seorang individu yang bergabung dalam massa tersebut sebagai anggota massa itu akan
berpengalaman dan bertingkah laku secara berlainan dibandingkan dengan pengalaman
dan tingkah lakunya seharihari selaku individu. Jiwa massa tersebut lebih mudah
tersinggung, bersikap menerabas, lebih mudah terbawa oleh sentiment-sentimen, kurang
rasional, suggestible, mudah mengimitasi agresi dan kekerasan, serta lebih bersifat
primitive dalam arti buas, beringas, tidak rasional, penuh sentiment, serta sukar
dikendalikan (Gerungan, 2000: 34).

9. Imitasi

Imitasi merupakan salah satu proses interaksi social yang banyak terjadi dalam kehidupan
sehari-hari dengan meniru perbuatan orang lain secara disengaja. Pengaruhnya dapat
positif dan negative. Secara positif, imitasi dapat menimbulkan pengaruh makin patuhnya
terhadap norma-norma yang berlaku, terutama dalam system masyarakat patrimonial
(patronase). Sedangkan secara negative, seperti dengan maraknya penyiaran film-film
kekerasan maka di masyarakat dan sekolah pun kekerasan makin meningkatkan
intensitasnya.

10. Kesadaran

Konsep kesadaran memiliki makna inti yangmerujuk pada suatu kondisi atau
kontinum dimana kita mampu merasakan, berpikir, dan membuat persepsi (Wright,
2000:162). Kesadaran pun sangat dipengaruhi oleh sudut pandang individual, dan kita
mungkin dapat mengatakan bahwa aspekaspek subjektif dari kesadaran itu berada di luar
penjelasan system ilmu pengetahuan yang didasarkan pada pemahaman bersama, bahkan
berada di luar semua makna yang terkonstruksikan secara social.

7
8
B. Hakikat Perilaku

Psikologi adalah ilmu yang mempelajari jiwa dan prilaku manusia dalam
hubungan dengan lingkungannya. Namun psikologi tidak mempelajari secara langsung
jiwa atau mental karena psikologi bersifat abstrak, tetapi psikologi membatasi pada
manifestasi dan ekspresi dari jiwa atau mental tersebut yang berupa tingkah laku
sehingga psikologi dapat di definisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari
tingkah laku dan proses mental.
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia. Dimana tingkah
laku disni dipandang secara luas yang mencakup segala kegiatan / tindakan / perbuatan
manusia yang kelihatan, yang disadari maupun yang tidak disadarinya. Termasuk cara ia
melakukan sesuatu, caranya berinteraksi terhadap segala sesuatu yang dating dari luar
dirinya, maupun dari dalam dirinya atau bagaimana cara manusia itu/ seseorang
berintegrasi dengan dunia luar. Perlu diketahui psikologi tidak hanya berhubungan
dengan tingkah laku manusia akan tetapi pada hewan.
Aristoles memandang ilmu jiwa sebagai ilmu yang mempelajari gejala-gejala
kehidupan. Jiwa adalah unsur kehidupan (anima), karena itu tiap-tiap mahluk hidup
mempunyai jiwa. Dapat di katakan bahwa sejarah psikologi sejalan dengan
perkembangan intelektual di eropa. Para ahli menyetujui bahwa psikologi merupakan
ilmu yang membahas tingkah laku manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya,
baik lingkungan sosial maupun lingkungan non sosial.

1. Pengantar
Psikologi (dari bahasa Yunani Kuno: psyche = jiwa dan logos = kata) dalam arti
bebas psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa/mental. Psikologi tidak
mempelajari jiwa/mental itu secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi
psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa/mental tersebut yakni
berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya, sehingga Psikologi dapat
didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses
mental. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa psikologi sebagai studi ilmiah
mengenai proses prilaku dan proses-proses mental. Psikologi merupakan salah satu

9
bagian dari ilmu prilaku atau ilmu sosial. Beberapa jenis ilmu psikologi, secara
tematis maupun terapan, dapat dirinci menjadi:
a. Psikologi sosial (sosial psychology)
Ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku individu sebagai fungsi dari
rangsang-rangsang sosial (Shaw dan Ostanzo, 1970:3) individu dalam difinisi
tersebut menunjukkkan bahwa unit analisis dari psikologi sosial adalah
individu, bukan masyarakat (seperti dalam sosiologi) maupun kebudayaan
(seperti dalam antropologi budaya). Sehingga dari definisi yang singkat
tersebut, pengertian psikologi social dapat pula diartikan sebagai suatu kajian
tentang sifat, fungsi, fenomena prilaku social, dan pengalaman mental dari
individu dalam sebuah konteks social. Diantara fenomena fsikologi social ini,
antara lain kemarahan, prilaku membantu, sikap social, ketertarikan dan
hubungan social, prilaku seksual dan sosialisasi.
b. Psikologi klinis dan penyuluhan atau konseling (clinical psychology and
counseling).
Merupakan salah satu bidang psikologi terapan yang berperan sebagai salah
satu disiplin kesehatan mental dengan menggunakan prinsipprinsip
psikologi untuk memahami, mendiagnosis dan mengatasi berbagai masalah
atau penyakit psikologi (Mens, 2000:122). Untuk pertama kalinya, organisasi
yang mengatur standar psikologi klinis dibentuk pada tahun 1947 oleh Dewan
Profesi Psikologi Amerika, yakni American Noart of Profesional Psichology.
Lembaga tersebutlah yang berhak melakukan pengujian, memberikan
diploma, serta mendorong pembinaan kecakapan psikologi professional.
Sedangkan dalam psikologi konseling (counseling psychology) merupakan
suatu psikologi terapan yang berusaha menciptakan, menerapkan, dan
menyebarkan pengetahuan mengenai pencegahan dan penanggulangan
gangguan fungsi manusia dalam berbagai kondisi (Brown dan Lent, 1992)
c. Psikologi Konstitusional
Merupakan suatu nama psikologi yang masih controversial. Pemahaman yang
lain adalah sebagai studi tentang hubungan antara struktur morfologis dan

10
fungsi fisiologis tubuh serta hubungan antara fungsi-fungsi psikologi social
(Lerner, 2000:168).

d. Psikofarmakologi
Merupakan pengetahuan tentang obat untuk mengobati gangguan psikiatris.
Pada tahun 1995, terjadi tiga penemuan farmakologi yang menandai revolusi
pengobatan psikiatri, yakni obat antipsikotik, antidepresan, dan lithium (Pope,
2000:866). Obat antipsikotik berfungsi sebagai penetralan khayalan atau
kepercayaan kepada hal-hal yang tidak nyata dan halusinasi (perasaan melihat,
mendengar suara, dan sejenisnya, yang merupakan gejala umum dalam
skizoprenia dan penyakit gilaan depresif. Obat antidepresan berfungsi
meringankan pasien yang mengalami depresi mayor atau fase tertekan dari
penyakit depresi kejiwaan. Lithium merupakan obat yang unik diantara obat-
obat psikiatrik lainnya, terdiri atas sebuah ion sederhana dan bukan
merupakan molekul kompleks (Pope, 2000:867).
e. Psikologi Okupasional (Accupational Psichology)
Merupakan suatu terminology yang tampaknya merangkum suatu bidang
kajian psikologi industri, psikologi organisasi, psikologi
vokasional, dan psikologi sumber daya manusia (Herriot, 2000:713).
f. Psikologi politik
Merupakan bidang interdisipliner yang tujuan substantif dasarnya adalah
untuk menyingkap saling keterkaitan antara proses psikologi dan politik
(Renshon,2000:784). Bidang ini memiliki sumber dari berbagai disiplin
keilmuan, seperti antropologi budaya, psikologi ekonomi, sosiologi, psikologi
serta ilmu politik.
g. Psikologi Sekolah dan Pendidikan (Psychology for the Classroom and
Educational psychology)
Merupakan kajian tentang prilaku peserta didik di sekolah yang substansinya
merupakan gabungan psikologi perkembangan anak, psikologi Pendidikan,
dan psikologi klinis yang berhubungan dengan setiap anak untuk evaluasi
kegiatan belajar dan emosi, memberikan dan menafsirkan, hasil tes

11
intelegensi, tes hasil belajar, dan tes kepribadian yang merupakan sebagian
dari tugas mereka. Sedangkan untuk psikologi Pendidikan merupakan kajian
tentang prilaku dalam bidang proses belajar mengajar. Dalam hal ini guru
dapat mengadakan penelitian Pendidikan yang dapat membantu meningkatkan
kualitas pembelajaran bagi gurunya maupun hasil belajar bagi peserta
didiknya.
h. Psikologi perkembangan
Menekankan perkembangan manusia dan berbagai faktor yang membentuk
prilakunya sejak lahir sampai berumur lanjut. Psikologi perkembangan
sebagai cabang ilmu psikologi menelaah berbagai perubahan intraindividual
dan perubahan interindividual yang terjadi di dalam perubahan
intraindividual. Perubahan tersebut tidak hanya mendiskripsikan, tetapi juga
menjelaskan atau mengeksplikasikan perubahan-perubahan prilaku menurut
tingkat usia sebagai masalah hubungan anteseden (gejala mendahului) dan
konsekuensinya (LaBouvie, 1975:289).
i. Psikologi kepribadian
Psikologi kepribadian menurut Caplin (1999:362) adalah segi pandangan yang
menekankan hal penanaman dan peletakan tingkah laku di dalam kepribadian
individu. Menurut Alfred Adler (Hall dan Lindzey (1993:242) adalah ilmu
prilaku tentang gaya hidup individu atau cara karakteristik seseorang dalam
bereaksi dalam masalah-masalah dan tujuan hidup. Menurut Carl Jung
(1993:182) merupakan prilaku tentang integrasi dari ego, ketidaksadaran
pribadi, ketidaksadaran kolektif, komplekskompleks, dan arketip-arketip
persona, serta anima.
j. Psikologi lintas budaya (Cross-Cultural Psychology)
Pada hakikatnya, menurut Brislin, Lonner, dan thorndike, (dalam Berry
dkk,1997:2) psikologi lintas budaya adalah kajian empiris mengenai anggota
berbagai kelompok budaya yang telah memiliki perbedaan pengalaman, yang
dapat membawa ke arah perbedaan prilaku Berry dkk, 1997:2) psikologi lintas
budaya berkutat dengan kajian sistematis mengenai prilaku dan pengalaman,

12
sebagaimana pengalaman itu terjadi dalam budaya berbeda yang dipengaruhi
budaya yang bersangkutan.
k. Psikologi Rekayasa (Engineering Psychology)
Sejarah perkembangan psikologi rekayasa dapat ditelusuri pada masa awal
pertumbuhan psikologi industri, yakni pada awal tahun 1898, dimana Fredick
W. Tailor yang terkenal dengan studinya tentang dimensi waktudan kerja
manual. Setelah perang dunia II, psikologi rekayasa semakin menonjol
peranannya, terutama setelah dirasakan meningkatnya kompleksitas mesin
atau peralatan mekanis yang menuntut sejumlah tenaga operator pada tingkat
efisiensi yang dipersyaratkan.
l. Psikologi Lingkungan
Lingkungan berhubungan dengan proses belajar, yang mengunjuk pada efek
komulatif dari respons-respons individu terhadap ransangan lingkungan
individu dalam hidupnya. Psikologi lingkungan dapat menjangkau berbagai
aneka permasalahan. Bidang ini tidak sekedar mengkaji akibat yang
sebelumnya sudah gterpikirkan manusia, melainkan juga akibat yang
diperhitungkan sebelumnya.
m. Psikologi Konsumen (Consumen Psychology)
Bidang psikologi ini mulai dengan psikologi periklanan dan penjualan,
objeknya adalah komunikasi yang efektif, baik dari pihak pabrik maupun
distributor kepada konsumen (Anastasi, 1989:389). Terutama melalui iklan,
konsumen memperoleh informasi tentang produk atau jasa yang dapat
diperoleh manfaat khusus dari produk dan jasa tersebut. Untuk psikologi
periklanan mulai dilancarkan selama dua dasawarsa yang pertama dari abad
ke-20 dengan studi laboratorium di berbagai lokasi.
n. Psikologi Industri dan Organisasi (Industrial and organizational Psychology)
Merupakan penerapan dari prinsip-prinsip psikologi industry dan
pertambangan. Psikologi tersebut didefinisikan menurut kapan dan dimana ia
dipraktikkan, bukan menurut pernyataan atau prinsip-prinsip tertentu. Dalam
kajian ini terdapat tiga bidang kajian psikologi industry dan organisasi yaitu:
 Psikologi Personalia

13
Menekankan pembuatan keputusan mengenai seleksi personalia,
pelatihan promosi, transfer pekerjaan, cuti, pemutusan hubungan kerja,
kompensasi dan sebagainya (Atkinson, 1996 :23; Landy, 2000: 479).
 Psikologi Industri atau Sosial Klinis
Berurusan dengan penyesuaian timbale balik antara orang-orang dan
lingkungannya. Dalam hal ini setiap pekerja diteliti tentang
kemampuan menyesuaikan diri, motivasi, kepuasan, kinerja,
kecenderungan untuk tetap bekerja di perusahaan dan tingkat absensi
(Landy, 2000: 480).
 Psikologi Sumber Daya Manusia atau Rekayasa Manusia
Psikologi ini menggunakan asumsi berkebalikan dari psikologi
personalia, walaupun masalahnya, yakni bagaimana mencocokkan
individu dengan pekerjaannya. Akan tetapi, psikolog sumber daya
manusia, bahwa orang sebagai konstanta atau faktor tetap, sedangkan
lingkung sebagai factor variabel atau berubah.

2. Perkembangan Ilmu Psikologi


Psikologi memiliki kisah perjalanan yang panjang, bahkan sebelum Wundt
mendeklarasikan tentang laboratoriumnya pada tahun 1879 yang dipandang sebagai
kelahiran psikologi sebagai ilmu. Psikologi dapat dikatakan sejalan dengan
perkembangan intelektual di Eropa. Berdasarkan pandangan tersebut, sejarah
psikologi dibagi menjadi beberapa periode dengan para tokoh ahli didalamnya.
Pra psikologi juga merupakan periode dimana psikologi belum dijadikan sebagai
keilmuan, atau juga masih menjadi dasar pemikirann- pemikiran yang menjadi dasar
terbentuknya psikologi. Hasil pemikiran- pemikiran kritis terhadap hubungan
manusia dengan lingkungannya yang memunculkan suatu pola tingkah laku khusus
inilah yang menjadi daya tarik Wundt untuk mendalami lebih lanjut hubungan
ketiganya sehingga muncul istilah psikologi. Psikologi sendiri merupakan ilmu yan
gmempelajari tentang kejiwaan manusia dan tingkah lakunya sebagai respon kaitan
dengan lingkungan tempat tinggalnya.
a. Psikologi Sebagai Ilmu Yang Atonom

14
Pada akhir abad ke 19, merupakan babak baru dalam sejarah psikologi.
Tahun 1879 Wilhem Wundt mendirikan sebuah laboratorium psikologi
pertama sebagai titik awal perkembangan sejarah psikologi. Laboratorium
Wundt didirikan di Leipzig. Wundt juga memperkenalkan metode instropeksi
yang digunakan dalam penelitian- penelitiannya. Dia juga dikenal sebagai
tokoh penganut strukturalisme karena mengungkapkan teori yang
menguraikan struktur dari jiwa. Wundt percaya bahwa jiwa terbentuk dari
elemen- elemen. Kemudian, memiliki mekanisme penting yang
menghubungkan antar elemen kejiwaan sehingga membentuk struktur jiwa
yang utuh dan disebut asosiasi. Oleh karena itu Wundt juga disebut sebagai
tokoh asosianisme.
Kemudian, Edward bradford Titchener mencoba menyebarluaskan ajaran
dari Wundt ke Amerika. Namun orang Amerika kurang menyukai teori Wundt
dan menganggapnya terlalu abstrak dan sulit diterapkan secara langsung.
Mereka akhirnya membentuk aliran sendiri yang disebut fungsionalisme
dengan tokoh tokoh seperti William james, dan James Mc Keen Cattel. Aliran
ini lebih berfokus pada fungsi jiwa dari pada strukturnya. Cattel menemukan
teknik evaluasi psikologi berupa psikotest yang merupakan bukti bahwa orang
Amerika cukup pragmatis. Meskipun sudah pragmatis, namun aliran
fungsionalisme masih dianggap terlalu abstrak. Sarjana Amerika
mengehendaki agar psikologi mempelajari hal hal yang objektif dan dapat
dilihat. John Broades Watson merupakan pelopor dalam hal ini yang
kemudian dikembangkan oleh Edward Chase Tolman dan B.F Skinner.
Selain di Amerika, di Jerman sendiri Wundt mulai mendapatkan kritikan
dan koreksi. Oswald Kulpe merupakan salah satu murid Wundt yang kurang
puas terhadap ajarannya dan kemudian menciptakan aliran sendiri. Dia
menolak anggapan Wundt bahwa berpikir itu selalu dalam piikiran atau
bayangan. Kulpe berpendapat bahwa bila tingkat berfikir yang semakin tinggi,
tidak akan menyerupai bayangan, melainkan pemikiran yang tidak
terbayangkan.

15
Di Eropa muncul aliran gestalt. Aliran Gestalt menolak ajaran Wundt yang
berfokus pada elemen elemen dan berpendapat bahwa gejala kejiwaan perlu
dilihat sebagai suatu hal yang bersifat keseluruhan dan tidak dapat dipecah-
pecah menjadi bagian. Krueger pada tahun 1924 mengenalkan istilah Ganzheit
yang disebut hampir sama dengan aliran gestalt, meskipun Krueger
menyebutkan bahwa Ganzheit merupakan bentuk pengembangan dari
Gestalt. Krueger berpendapat bahwa teori Gestalt terlalu berfokus pada
persepsi objek. Hal ini menjadi keraguan karena penghayatan yang
menyeluruh adalah hal utama terhadap ruang dan waktu. Sehingga tidak
dilihat berdasarkan persepsi saja.
Perkembangan teori psikologi menurut Gestalt berkembang dari field teori
atau teori lapangan oleh Kurt lewin. Mulanya Lewin tertarik dengan faham
yang dianut oleh gestalt, namun kemudian dia memberikan kritik karena
dianggap tidak adekuat. Lewin kemudian mengembangkan psikologi kognitif
di Amerika Serikat sebagai langkah lanjutan. Psikologi kognitif merupakan
gabungan dari aliran behaviorisme dan aliran Gestalt yang dibawa pada tahun
1940- an. Aliran psikologi kognitif berfokus pada proses- proses pusatseperti
sikap, harapan, dan ide dalam membentuk tingkah laku.
Kognitif diartikan sebagai sesuatu yang terjadi di alam sadar/ kognisi.
Salah satu tokoh psikologi kognitif antara lain adalah L. Fertinger.
Psikoanalisa kemudian lahir membawa pengaruh yang besar dalam
perkembangan psikologi hingga saat ini. Psikoanalisa menjelaskan hal hal
yang juga tidak tampak dari luar dan secara khusus berusaha menjelaskan apa
yang ada di dalam kesadaran manusia.
b. Perkembangan Psikologi Modern
Sejarah perkembangan psikologi berisi mengenai pendapat- pendapat para
tokoh- tokoh sejarah ilmu jiwa yang menjelaskan mengenai kejiwaan.
Terbentuknya psikologi modern tidak terlepas dari pengaruh para tokoh-
tokoh psikologi di masa lalu. Aliran modern yang muncul pada perkembangan
psikologi adalah strukturalisme.

16
Strukturalisme ini adalah awal munculnya pernyataan psikologi sebagai
disiplin ilmu yang bersifat otonom dan dibangun menggunakan laboratorium
penelitian. Namun karena banyaknya pendapat dan pertentangan maka
munculnya banyak aliran- aliran psikologi lainnya, yaitu: fungsionalisme,
behaviorisme, gestalt psychology, psikoanalisis, humanistic psychology.
Berikut ini diuraikan lebih jelas lagi mengenai aliran- aliran tersebut:

 Strukturalisme
Psikologi pertama kali dikembangkan di laboratorium Wundt sebagai
bapak pendirinya. Dengan meneliti mulai dari filosofi- filosofi yang terkait
dengan kejiwaan dan mencapai tujuan untuk memajukan ilmu
pengetahuan. Metode instropeksi digunakan secara eksperimental untuk
melakukan penelitian secara analisa. Tujuannya untuk menentukan
pengalaman kesadaran dengan mengobservasi dan menganalisa unsur-
unsur tertentu. Strukturalisme ini mempelajari psikologi dari unsur- unsur
yang sudah disusun.
 Fungsionalisme
Pelopor aliran Fungsionalisme adalah William James. James beranggapan
bahwa pendapat Wundt keliru apabila percobaannya lebih berpusat pada
penemuan struktur dan bukan kesadaran atau respon manusianya. c. Aliran
ini beranggapan bahwa kelangsungan hidup seseorang merupakan jiwa
hubungannya dengan lingkungan. Secara dinamis, aliran ini juga
merupakan proses mental terjadinya aktivitas psikologi tujuan dan fungsi.

 Behaviorisme
Behaviorisme masuk sebagai gerakan atau aliran psikologi yang kuat dan
cukup berpengaruh. Pendiri aliran behaviorisme ini adalah John B.
Waston. Aliran ini fokus pada gejala- gejala kesadaran atau dibawah alam
sadar. Akan tetapi, masih sesuai dengan tugas psikologi yang berusaha
mengamati bentuk tingkah laku dan bagaimana tingkah laku seseorang
dikendalikan. B. F. Skinner menyatakan bahwa lingkungan merupakan
17
kunci pennyebab terbentuknya suatu tingkah laku atau respon manusia.
Untuk dapat lebih dalam memahami manusia, maka kita perlu melihat
lingkungan tempat manusia itu hidup.

 Gestalt Psychology
Aliran ini merupakan suatu bentuk pandangan yang terstruktur atau
strukturalisme. Pemikiran Gestalt membentuk suatu pola, atau dasar
sebagai unit kesatuan sedangkan alat yang mendasarinya adalah persepsi
dari hasil pengamatan.

 Psikoanalisa
Aliran ini muncul pada tahun 1900- an. Psikologi dikembangkan awalnya
dari dasar- dasar tinjauan klinis- psikiatris dari aliran psikoanalisa.
Psikoanalisa diawali oleh Sigmund Freud seorang psikiater dari Australia.
Pengobatan dilakukan untuk pasien dengan gangguan kejiwaan dan teori
kepribadian itu muncul sebagai pendekatan psikoterapi dari berbagai
pasien dengan gangguan mental yang berbeda.

 Humanistic Psychology
Aliran humanistik merupakan bantahan dari kekurangan kekurangan yang
ada di aliran behaviorisme dan psikoanalisa. Aliran humanistik ini
didasarkan pada pengalaman masa lalu yang memiliki pengaruh pada
pembentukan kepribadian manusia yang berbeda- beda.

Namun tetap perlu diakui bahwa keinginan manusia untuk bebas dalam
membuat keputusan bagi dirinya juga merupakan penentu pembentukan
kepribadian dirinya sendiri. Humanisme lebih menitikberatkan pada
perkembangan manusia dengan faktor subjektif seperti gambaran diri
seseorang, penilaian akan tingkah laku, pengamatan terhadap respon, cita-
cita ideal, dan lainnya.

Keenam aliran besar ini diuraikan menjadi konsep keilmuan psikologi yang
menunjukkan perkembangan dalam mempelajari kejiwaan manusia. Para

18
psikolog yang tidak menganut aliran ini akan mengembangkan atau 
menggunakan teori psikologi lainnya. Teori psikologi terpilih memilika sifat
yang lebih objektif guna melengkapi dan menyempurnakan pemahaman dari
masing- masing teori psikologi.

Tahapan perkembangan sejarah psikologi dimulai dari pra psikologi,


psikologi sebagai ilmu ototnom, sampai pada psikologi modern yang sudah
dikenal dan digunakan dalam berbagai keilmuan saat ini, semua itu tidak terlepas
dari peran para tokoh- tokoh terdahulu. Keilmuan psikologi yang mempelajari
fokus tentang kejiwaan manusia ini pun mendapat kritik kritik dan perbaikan
perbaikan sehingga mencapai apda keyakinan keilmuan yang dipercayai secara
luas atau lebih global. Berbagai pertentangan muncul pada zamannya sebagai
bentuk pengembangan dari berfikir kritis dalam menilai suatu teori baru untuk
pengembangan ilmu pengetahuan. Maka begitu berartinya keilmuan psikologi
modern yang digunakan saat ini dalam penerapannya berkaitan dengan
mempelajari kejiwaan manusia dan respon lingkungan serta tingkah laku sebagai
efek dari kejiwaan tersebut.

3. Ilmu-ilmu yang Membahas Tingkah Laku Manusia


Secara umum ada beberapa manfaat yang diperoleh dengan mempelajari ilmu
psikologi. Berikut ini adalah beberapa manfaat mempelajari periliku psikologi :
1. Memahami penyebab dari perilaku yang muncul pada diri sendiri ataupun orang
lain.
Dengan mempelajari psikologi, kita bisa memahami mengapa seseorang
bisa menunjukkan perilaku tertentu. Psikologi memaparkan banyak sekali teori
psikologi. Teori yang menjelaskan mengapa seseorang bisa memunculkan
perilaku tertentu.
2. Pengertian psikologi dengan memahami diri sendiri
Hal penting lainya yang bisa didapat dengan mempelajari psikologi adalah
memahami diri sendiri. Tentu saja hal ini bisa anda rasakan setelah anda
mempelajari psikologi. Anda bisa menjadi lebih paham mengenai kepribadian

19
anda dan watak anda. Mungkin juga mmahami masalah psikologi apa yang kira-
kira muncul pada diri anda.
3. Datat membatu orang lain
Dengan mempelajari psikologi, meskipun tidak menjadi seorang psikolog
pun anda tetap bisa membantu orang lain. Minimal ketika anda mengetahui
sedikit teori-teori psikologi. Kita bisa melihat permasalahan orang lain dari sudut
pandang yang berbeda. Hal itu akan membantu mereka menghadapi masalah
terebut.

20
Pengertian Pengubahan Tingkah Laku
Pengubahan perilaku adalah suatu bidang psikologi yang berkaitan dengan
analisa dan pengubahan perilaku manusia (Miltenberger, Tahun 2001)
Analisa artinya mengidentifikasi hubungan fungsional antara lingkungan dengan
perilaku tertentu untuk memahami alasan suatu perilaku terjadi. Pengubahan berarti
mengembangkan dan mengimplementasikan prosedur pengubahan perilaku untuk
membantu orang merubah perilakunya (merubah peristiwa-peristiwa lingkungan yang
mempengaruhi perilaku.
Pengubahan perilaku adalah penerapan yang terencana dan sistematis dari
prinsip belajar yang telah ditetapkan untuk mengubah perilaku mal adaptif (Fisher &
Gochros, 1975). Perilaku maladaptif adalah perilaku yang mempunyai ciri sebagai
berikut: menimbulkan akibat yang tidak menyenangkan bagi pelaku maupun
lingkungannya,tidak sesuai dengan peranan dan fungsi individu pelakunya, tidak sesuai
dengan stimulus yang dimunculkan oleh lingkungannya.
Cara mempelajari tingkah laku
Tingkah laku dapat dipelajari dengan berbagai cara, diantaranya dengan
memperhatikan, mengayati, menerangkan apa yang terjadi dalam proses kejiwaan. Akan
tetapi tidak ada cara tertentu untuk digunakan dalam semua keadaan karena proses
kejiwaan itu sendiri itu tidak pernah sama. Sewaktu waktu ia dapat berubah sehingga
tidak mungkin membagi-baginya, apalagi hendak memasukan kejiwaan itu kedalam
golongan –golongan tertentu.
Cara yang dipergunakan untuk anak-anak ada persamaannya dengan cara yang
dipergunakan untuk orang dewas. Penyelidikan terhadap anak anak harus lebih hati hati
dilakukan karena adanya perbedaan antara kewajiban anak dengan kewajiban orang
dewasa. Ada beberapa metode para ahli untuk cara penyelidikan diantaranya adalah:
1. Metode Pengamatan (observasi)
Bila ingin mempelajari tingkah laku anak , misalnya bagaimana ia bermain, kita
harus mengamati anak dari kejauhan tanpa diketahui oleh anak tersebut. Kita dapat
mencatat tingkah laku yang kelihatan. Hendaknya pekerjaan mencatat itu dilakukan
dengan teliti dan dicatat secepat-cepatnya. Pengamatan dapat ditujukan kepada anak
terus menerus, atau ditujukan ke beberapa anak seca.ra bergantian.

21
Menurut Clara dan William Stern, peneliti itu harus tepat waktu bekerjanya
(secara kronologis), kemudian menyediakan daftar yang memuat initi kata, nomor
halaman disusun menurut abjad . semua anjuran itu dimaksudkan agar sewaktu-waktu
orang mudah menemukan catatan itu jika diperlukan kemudian hari. Selain itu adapun
yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan observasi, diantaranya:
 Pada tepi halaman dicatat tanggal berapa kejadian itu, inti kata, keterangan umur, dsb.
Untuk menyebut bahwa anak berumur 2 tahun 6 bulan cukup ditulis kan dengan tanda
2;6.
 Anak tidak mengetahui bahwa ia sedang diamati . hal ini dimaksudkan agar penelidik
bebas bertindak dengan gerak gerik atau tingkah laku anak tidak berubah (dibuat-buat).
 Hasil pengamatan segera dicatat. Bila singkat waktunya sehingga tidak mungkin untuk
mencatat seluruhnya, kita harus mampu membedakan aspek mana yang perlu dicatat
dengan singkat saja, atau menggunakan stenografi. Pelaksanaan observasi boleh
dilakukan dua orang. Tugas orang ynag pertama adalah mengajak anak bercakap cakap,
bermain-main dan bersenda gurau. Tugas orang kedua ialah mencatat apa yang didengar
, asal jangan diketahui anak tersebut.
 Mampu membedakan antara kenyataan objektif dengan nilai nilai hasil pengamatan,
mengenal suasana yang meliputi jiwa anak pada waktu dilakukan pengamatan. Dengan
demikian dilakukan penyelidikan mengetahui latar belakang yang menyebabkan
timbulnya gejala gejala jiwa.
Adapun proses kejiwan pada diri sendiri yang disebut intropeksi, yaitu
pengamatan yang dilakukan dengan sengaja memperhatikan atau mempelajari tingkah
laku diri sendiri. Dan ekstropeksi yaitu pengamatan yang dilakukan dengan mempelajari
kejiwaan orang lain.
 
2. Metode Eksperimen dan Tes
Penelitian terhadap anak-anak tidak mudah dilakukan. Alas an nya pertama
karena anak-anak sangat sugestibel dan selalu berusaha menyenangkan hati si penanya.
Alasan kedua karena sukar diketahui dengan jelas apa dimaksud kan oleh anak itu.
1. Eksperimen

22
Penggunaan eksperimen terhadap anak –anak hanya terbatas pada penyelidikan
yang dapat diamati dengan lat indera karena gejala-gejala yang bersifat rohaniyahmasih
sangat samar-samar. Dalam hal ini ada pula bentuk-bentuk perasaan seperti kecewa,
putus asa , rindu, dsb. Agar sukar diciptakan dalam suasana eksperimen, yaitu suasan
yang dibuat-buat. Walaupun eksperimen banyak kelemahannnya, eksperimen tetap
bermanfaat digunakan karena selain kelemahan itu ia memiliki kelebihan lain, misalnya
dapat diselidiki dengan teliti karena peristiwanya dapat diulang ulang.
2. Menggunakan Tes
Dua orang ilmuan berasl dari bangsa perancis yang benama Alfred Binet dan
Simon, telah memperkenalkan skala inteligensi ynag pertama pada tahun 1905. Skala
Binet terdiri dari 54 pertanyaan, masing-masing 5 pertanyaan untuk tingkat usia
tertentu; jenjang pertanyaan yang paling mudah untuk usia 3 tahun, pertanyaan yang
paling sukar untuk usia 15 tahun. Pengukuran kecerdasan dengan menggunakan tes
Binet Simon diperkenalkan oleh L.M. terman dalam bukunya, the measurement of
intelligence, pada tahun 1916. Kemudian Terman dan M.A. Merril melakukan
penyempurnaan yang kedua kalinya pada tahun 1937. Dari hasil penyempurnaan itu
mendapat lima tingkat kecerdasan, yaitu; sangat bodoh, bodoh, normal, pandai dan
cerdas.
Anak anak sekolah sudah dapat diteliti kecerdasannya dengan menggunakan tes
walaupun sebelum diputuskan hasilnya harus hati-hati dipertimbangkan karena hanya
dapat menghasilkan pendapat ynag globalterhadap klompok yang besar. Tidak diperoleh
dari hasil kesimpulan yang diteliti, dan hasil yang diperoleh kurang menggambarkan
kecerdasan yang sebenarnya.
3. Metode Klini

23
Metode klinis suatu bentuk penelitian yang khusus ditujukan kepada anak-anak
ialah dengan cara mengamat-ngamati, mengajak bercakap-cakap, dan Tanya jawab.
Penggunaan metode klinis merupakan gabungan dari eksperimen dan observasi.
Pelaksanaan nya dengan cara mengamat-ngamati atas pertimbangan bahwa anak itu
sendiri belum mampu untuk mengungkapkan isi pikirannya dan perasaannya dengan
bahsa ynag lancar. Cara untuk memudahkan Tanya jawab dalam pelaksanaannya
menggunakan daftar pertanyaan yang berisi bermacam-macam pertanyaan yang
member petunjuk kepada isi si peneliti tentang pa saja yang harus diperhatikan.
Seorang ilmuan berasal dari bangsa perancis yang bernama Prof. JeanPiget
menggunakan metode klinis untuk meneliti cara berfikir dan perkembangan bahasa
anak-anak. Metode-metode observasi, klinis, eksperimen termasuk metode langsung
karena metode itu dapat langsung memperoleh informasi dan data-data dari sumbernya.
Metode yang akan dikemukakan berikut ini disebut metode tidak langsung seperti
angket, biografi dan buku harian.

4. Metode Pengumpulan
a. Angket
Bentuk angket berupa daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis untuk
mendapatkan data-data dan informasi dari objek yang akan dipelajari. Daftar pertanyaan
itu disampaikan kepada anak(responden) untuk memperoleh data dan informasi .
kemudian melakukan pengolahan dan analisis terhadap data-data ynag terkumpul.
Dengan angket ini kadang kadang mengalami hambatan karena anak itu sendiri belum
menyadari akan manfaatnya bagi dunia pendidikan dimasa mendatang.
b. Biografi
Jiwa anak dapat dipelajari dan dipahami dengan riwayat hidupnya, baik yang
mereka tulis sendiri maupun yang dituliskan dengan orang lain mengenai dirinyakedua
karya itu dapat mengungkapkan jiwa orang yang memiliki biografi itu. Riwayat hidup
yang ditulis sendiri oleh orang yang punya riwayat dinamakan autobiografi. Riwayat
hidup uang ditulis oleh orang lain dinamakan biografi. Kedua riwayat itu menjadi
sumber yang berharga untuk mendapatkan bahan –bahan yang dapat digunakan untuk
meneliti kejiwaan anak yang sedang diselidiki. 

24
c. Buku harian
Menyelidiki jiwa anak dengan melalui buku hariannya. Biasanya anak pubertas suka
menulis buku hariannya. Buku itu sangat bermanfaat ntuk mengungkapkan
kejiwaannya. Dalam hal ini kita harus hati-hati dalam mempelajarinya, karena tidak
memberikan kesan kesan umum dan anak yang suka membuat buku harian untuk jangka
waktu yang lama.

c.

25
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Konsep psikologi adalah gagasan-gagasan mengenai sesuatu yang menyangkut
tentang tingkah laku manusia dan lingkungan sekitarnya melalui pengalaman-
pengalaman yang dialami. Psikologi menyentuh semua aspek kehidupan manusia.
Psikologi dipelajari untuk lebih mengenal diri sendiri dan orang lain.
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari jiwa dan prilaku manusia dalam
hubungan dengan lingkungannya. Namun psikologi tidak mempelajari secara langsung
jiwa atau mental karena psikologi bersifat abstrak, tetapi psikologi membatasi pada
manifestasi dan ekspresi dari jiwa atau mental tersebut yang berupa tingkah laku
sehingga psikologi dapat di definisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari
tingkah laku dan proses mental.

Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia. Dimana tingkah
laku disni dipandang secara luas yang mencakup segala kegiatan / tindakan / perbuatan
manusia yang kelihatan, yang disadari maupun yang tidak disadarinya. Termasuk cara ia
melakukan sesuatu, caranya berinteraksi terhadap segala sesuatu yang dating dari luar
dirinya, maupun dari dalam dirinya atau bagaimana cara manusia itu/ seseorang
berintegrasi dengan dunia luar. Perlu diketahui psikologi tidak hanya berhubungan
dengan tingkah laku manusia akan tetapi pada hewan.

B. Saran
Saya sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan
sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan
mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.

26
DAFTAR PUSTAKA

Bimbingan & konseling: PENGERTIAN TINGKAH LAKU DAN PENDEKATAN


PSIKOLOGI (perkembanganpsikologi.blogspot.com)

Sejarah Perkembangan Psikologi Paling Lengkap - DosenPsikologi.com

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PSIKOLOGI | Psikologi.Net

Hakikat Manusia dalam Perspektif Psikologi - DosenPsikologi.com

(14) (PDF) Konsep Dasar Psikologi | Ricky Malakian - Academia.edu

https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=V9xDDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA113&dq=hakikat+psikologi+&ots=ks6_fjEp
Eg&sig=6wBZSInyTT8d9tY4G9RNr6F6k1Y&redir_esc=y#v=onepage&q=hakikat
%20psikologi&f=false

https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=5KRPDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA3&dq=perkembangan+ilmu+psikologi&ots
=DYxBPoEDYQ&sig=saA8GqKJo7cYLUebWDrlE_Jcw1k&redir_esc=y#v=onepage&q=perke
mbangan%20ilmu%20psikologi&f=false

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://mumiro29.blogspot.com/
2013/05/hakekat-psikologi.html%3Fm
%3D1&ved=2ahUKEwj7qaq1ye_1AhWAT2wGHYq8CQAQFnoECAQQAQ&usg=AOvVaw1
QWjeIoU9R3P74abzKGYUM

27
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://id.m.wikipedia.org/wiki/
Psikologi&ved=2ahUKEwjy7IX8ye_1AhXTmeYKHX2ID-
gQFnoECDgQAQ&usg=AOvVaw0KI-MElsXLlPu_un00wUTa

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://dosenpsikologi.com/
tingkatan-dalam-gangguan-jiwa/
amp&ved=2ahUKEwiegYW1yu_1AhX8_XMBHdSHBCwQFnoECBcQAQ&usg=AOvVaw3iC
w93EAFPlMHnb-3tRCJU

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://gaya.tempo.co/amp/
1515926/proses-dan-tahapan-panjang-pemulihan-gangguan-
mental&ved=2ahUKEwiegYW1yu_1AhX8_XMBHdSHBCwQFnoECDgQAQ&usg=AOvVaw0
XSLctXLCmytLmZqleDzWk

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.sehatq.com/artikel/
gangguan-narsistik-hingga-skizofrenia-macam-macam-gangguan-psikologis-paling-umum-
terjadi/
amp&ved=2ahUKEwiegYW1yu_1AhX8_XMBHdSHBCwQFnoECBYQAQ&usg=AOvVaw3s8
-JoImJB9FLN1K7ZPquJ

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://m.klikdokter.com/amp/
3615234/jenis-jenis-gangguan-jiwa-yang-perlu-anda-
ketahui&ved=2ahUKEwiOuqjryu_1AhWY8XMBHc5kCSUQFnoECAQQBQ&usg=AOvVaw0j
coYUJeb2wisDYPg5fnBE

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/
baca/rilis-media/20211007/1338675/kemenkes-beberkan-masalah-permasalahan-kesehatan-jiwa-
di-indonesia/&ved=2ahUKEwiNrMeZy-
_1AhW0S2wGHd3RAZEQFnoECAwQAQ&usg=AOvVaw2XNE6V0duqXyJn6MBtg8jI

28
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://theconversation.com/amp/
riset-usia-16-24-tahun-adalah-periode-kritis-untuk-kesehatan-mental-remaja-dan-anak-muda-
indonesia-169658&ved=2ahUKEwiNrMeZy-
_1AhW0S2wGHd3RAZEQFnoECDAQAQ&usg=AOvVaw1Ds3e49RmCDnXqy1BIHBhT

29

Anda mungkin juga menyukai