Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Pertumbuhan dan perkembangan fisik


Dosen pengampuh: Drs. H. Baharuddin,M.Pd

Di susun oleh:
KELOMPOK 1
1. SATRIANI (210301501003)
2. RESTU WIDIANDARI SYAM (210301501002)
3. MUHAMMAD ABDI AKBAR (210301501010)
4. IBNU AZAKIR (210301501011)
5. MUH AL FAUZAN AR (210301502003)
6. FAHMI IDRIS (210301502005)
7. RYAN RIZALDI (210301501004)
8. YUSRIANI (210301501016)
JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI,KESEHATAN,DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan


rahmatnya, karena berkat rahmatnyalah penyusun bisa menyelesaikan makalah ini.
Sholawat serta salam semoga senantiasa selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, beserta para keluarganya, para sahabatnya dan umumnya kepada kita semua
selaku umatnya.
Penulis ucapkan terima kasih kepada bapak Drs.h.Bahararuddin S.Pd selaku
dosen pengampuh mata kuliah pertumbuhan dan perkembangan fisisk yang telah
membimbing kami dalam melakukan proses pembelajaran. Terima kasih juga kepada
orang tua yang senantiasa selalu mendo’akan kami. Makalah ini telah disusun dengan
semaksimal mungkin oleh penulis. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan
makalah ini mengalami kekurangan baik dari segi penulisan maupun dari segi isi
makalah. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini
bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan kepada pembaca pada umumnya.

Makassar 16 maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...............................................................................................i

Daftar Isi..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan..............................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................2
A. Kegiatan sosial ...........................................................................................2
B. Kegiatan psikologis.......................................................................................

BAB III PENUTUP.........................................................................................14

Kesimpulan..................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................15
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pertumbuhan dan perkembangan anak adalah hal yang paling penting.


Mengetahui dan memahami tumbuh kembang anak tidak hanya melihat dari atu aspek
saja, pemberian nutrisi atau gizi pada anak, tetapi lebih dari itu tumbuh kembang anak
juga harus dilihat dari berbagai aspek, seperti faktor keturunan, kejiwaan, aturan
dalam keluarga dan proses pembelajaran termasuk didalamnya pendidikan keluarga
dan agama. Dalam hal ini perhatian orang tua lebih difokuskan pada pertumbuhan
secara fisik dan Stimulasi psikososial di sini sangat berperan dalam pembentukan
perkembangan anak. Stimulasi psikososial merupakan perkembangan anak yang
ditinjau dari aspek psikososial, bahwa pada masa ini anak dalam perkembangannya
dipengaruhi oleh lingkungan sosial (Hidayat, 2005:29). Kebutuhan stimulasi (asah) ini
sangat membantu dalam proses pembelajaran dan pencapaian dalam pertumbuhan dan
perkembangan secara optimal. Stimulasi ini dapat berupa latihan atau bermain.
Pembentukan kecerdasan ini harus ada interaksi dengan lingkungan sejak dini
(Hidayat, 2011:51) Kecerdasan terbentuk dari interaksi antara faktor internal dengan
lingkungan.
Faktor lingkungan termasuk di dalamnya lingkungan dalam keluargan dan luar
keluarga (Candriyani, 2009:14-19).

B. RUMUSAN MASALAH.
1. Apa pentingnya mempelajari pertumbuhan dan perkembangan ditinjau dari
kegiatan sosial
2. Apa pentingnya mempelajari pertumbuhan dan perkembangan ditinjau dari
kegiatan psikologis
C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Mengatahui pentingnya mempelajari pertumbuhan dan perkembangan ditinjau dari
kegiatan sosial
2. Mengetahui pentingnya mempelajari pertumbuhan dan perkembangan ditinjau dari
kegiatan psikologis.
BAB II

PEMBAHASAN
A. KEGIATAN SOSIAL
1. Proses Perkembangan Sosial Anak

Anak-anak yang memiliki motivasi kuat untuk belajar akan

mempunyai masa depan yang cerah diwarnai penemuan, kesempatan,

dan kontribusi. Mereka memiliki kecenderungan alami untuk menguasai

hal-hal tersebut yang akan membuatnya sukses pada abad ke 21, serta

mendapat manfaat dari segala perubahan positif dalam masyarakat.

Mereka yang memiliki motivasi belajar yang kuat mungkin saja akan

menghadapi kendala-kendala dari sebuah ketidakadilan, tetapi kendala

tersebut bukanlah musuhnya. Mereka akan menjadi orang-orang yang

paling cocok untuk belajar bagaimana menghadapi kendala tersebut.

Mareka akan menjadi orang yang paling mampu berkreasi dan mencapai

kesuksesan karena hasil terbaik dalam IPTEK, penelitian, dan kesenian

tidak dapat dipaksakan dari hati yang mengerdil.

Anak bukanlah orang dewasa dalam ukuran kecil. Oleh sebab itu,

anak harus diperlakukan sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya.

Hanya saja, dalam praktik pendidikan sehari-hari, tidak selalu demikian

yang terjadi. Banyak contoh yang menunjukkan betapa para orang tua

dan masyarakat pada umummnya memperlakukan anak tidak sesuai

dengan tingkat perkembangananya. Di dalam keluarga orang tua sering

memaksakan keinginannya sesuai kehendaknya, di sekolah guru sering

memberikan tekanan (preasure) tidak sesuai dengan tahap perkembangan

anak, di berbagai media cetak/elektronika tekanan ini lebih tidak terbatas

lagi, bahkan cenderung ekstrim.


2. Ciri-ciri Sosial Anak Usia Dini

Soemarti (Sri Harini dan Aba Firdaus, 2003: 60) menyebutkan

ciri sosial anak prasekolah secara umum antara lain: memiliki satu atau

dua sahabat tetapi cepat berganti, bisa menyesuaikan diri secara sosial,

sudah mau bermain dengan temannya dalam kelompok kecil dan kurang

terorganisir dengan baik, perselisihan kerap terjadi akan tetapi hanya

berlangsung beberapa saat kemudian mereka baikan kembali, anak yang

lebih kecil sering bermain bersebelahan dengan anak yang lebih besar,

dan anak-anak telah menyadari peran jenis kelamin dan sex typing.

Ciri perkembangan sosial pada masa ini ditandai oleh meluasnya

lingkungan sosial. Anak-anak mulai melepaskan diri dari keluarga,

mendekatkan diri pada orang lain disamping anggota keluarga (Rahayu,

dkk, 1998:183). Anak-anak memasuki dunia dengan wawasan (perceptual)

dan kemampuan motorik yang mengejutkan, sehingga masa kecil sebagai

saat ideal untuk mempelajari keterampilan motorik dan seperangkat

kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain, dan kapasitas untuk

belajar siap digunakan begitu mereka lahir (Ebbeck, 1997:123).

Aspek perkembangan sosial pada anak usia dini diharapkan

memiliki kemampuan dan hasil belajar yang dicapai meliputi: kemampuan mengenal
lingkungan sekitar, mengenal alam, mengenal lingkungan

sosial, peranan masyarakat, dan menghargai keragaman sosial budaya

yang ada di sekitar anak dan mampu mengembangkan konsep diri, sikap

positif terhadap belajar, memiliki kontrol diri yang baik, serta memiliki

rasa empati pada orang lain.

Erikson mengidentifikasi perkembangan sosial anak sebagai

berikut (1) Tahap 1 : Basic trust vs Mistrust (percaya vs curiga), usia 0-2

tahun pada tahap ini, apabila anak mendapatkan pengalaman yang me-
nye nangkan akan tumbuh rasa percaya diri dan apabila mendapatkan

pengalaman yang kurang menyenangkan akan timbul rasa curiga. (2)

Tahap 2: Autonomy vs Shame & Doubt (mandiri vs ragu), anak usia 2-3

tahun apabila sudah merasa mampu menguasai anggota tubuhnya dapat

menimbulkan otonomi, sebaliknya apabila lingkungan terlalu banyak

bertindak untuk anak akan menimbulkan rasa malu dan ragu-ragu. (3)

Tahap 3: Initiative vs Guilt (iniiatif vs bersalah), anak usia 4-5 tahun,

anak dapat menunjukkan mulai lepas dari orang tua anak berinteraksi

denagn lingkungannya. Kondisi lepas dari orang tua menimbulkan rasa

berinisiatif, dan sebaliknya menimbulkan rasa bersalah.(4) Tahap 4:

percaya diri vs rasa rendah diri, usia 6 tahu sampai pubertas, anak telah

dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangan untuk menyiapkan diri

memasuki masa dewasa sehingga perlu memiliki keterampilan tertentu.

Apabila anak menguasai keterampilan tertentu dapat menumbuhkan rasa

percaya diri, dan apabila tidak akan menumbuhkan rasa rendah diri.

Menurut Piaget ciri perkembangan sosial anak usia 4-6 tahun.

Perilaku prososial anak usia dini sebagaimana dalam Permendikbud

nomor 137 tahun 2014 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini

mencakup (1) Kemampuan bermain dengan teman sebaya, (2) Memahami

perasaan, (3) Merespon, (4) Berbagi, (5) Menghargai hak dan pendapat

orang lain, (6) Kooperatif,(6) Toleran, dan (7) Berperilaku sopan.

Hurlock (dalam Susanto, 2011: 139) menjelaskan bahwa pola

perilaku sosial pada anak usia dini meliputi: (1) Meniru, anak meniru

sikap dan perilaku orang yang ia kagumi, (2) Persaingan, keingingan

untuk mengungguli dan mengalahkan orang lain sudah terlihat ketika

anak berusia 4 (empat) tahun.(3) Kerjasama. Anak pada usia 3 tahun

akhir sudah mulai bermain bersama/kooperatif dengan teman sebaya.(4)


Simpati. Simpati membutuhkan pengertian tentang perasaan-perasaan

dan emosi orang lain. Dunia anak adalah bermain, semakin banyak

kontak bermain semakin cepat simpati akan berkembang. (5) Empati, (6)

Dukungan sosial. Berakhirnya masa kanak-kanak dukungan dari teman-

teman menjadi lebih penting daripada persetujuan orang dewasa. (7)

Membagi. Anak mengetahui bahwa salah satu cara untuk memperoleh

persetujuan sosial adalah dengan membagi apa yang ia miliki dengan

anak lain. Anak akan rela berbagi mainan, makanan dan sebagainya

untuk mempererat pertemanan. (7) Perilaku akrab. Bentuk perilaku akrab

diperlihatkan anak dengan canda gurau, tawa riang, memeluk, merangkul,

gendong dan sebagainya.

Pengembangan Aspek Sosial Anak Usia Dini di Taman Kanak-Kanak

Keterampilan Sosial-emosional Anak Usia Dini

Sujiono (Susanto, 2011: 140) menjelaskan tentang alasan pentingnya

seorang anak mempelajari berbagai perilaku sosial diantaranya (1) Agar

anak dapat belajar bertingkahlaku sesuai dengan harapan masyarakat,

(2) Agar anak mampu memainkan peranan sosial yang bisa diterima

kelompoknya, (3) Agar anak dapat mengembangkan sikap sosial yang

baik terhadap lingkunganya yang merupakan modal untuk suksesnya

dalam hidup bermasyarakat, (4) Agar anak mampu menyesuaikan diri

secara baik, sehingga anak dapat diterima oleh lingkungan sosialnya.

Children Resources International (Susanto, 2011: 143) menge-

muka kan bahwa keterampilan sosial-emosional anak usia 3 samapi 4

tahun antara lain: a) memilih teman bermain; b) memulai interaksi sosial

dengan anak lain; c) berbagi mainan atau makanan; d) meminta ijin untuk

memakai benda orang lain; e) mengekspresikan emosi melalui beberapa

tindakan, kata-kata, dan ekspresi wajah; f) menunggu atau menunda


keinginan selama lima menit; g) menikmati kedekatan sementara dengan

salah satu teman; h) menunjukkan kebanggaan terhadap keberhasilannya;

i) dapat membuat sesuatu karena imajinasi dominan; dan j) memecahkan

masalah dengan teman sekelas melaui proses pergantian, persuasi, dan

negosiasi.

Keterampilan sosial-emosional anak usia 3 sampai 4 tahun

menurut Auerbach (Susanto, 2011:143) meliputi: a) mulai menunjukkan

beberapa kontrol diri; b) dapat membuat pilihan sederhana; c) berusaha

menyenangkan orang dan menyesuaikan diri; d) ledakan kemarahan bisa

terjadi; e) kecemasan imajiner (mungkin pada pada kegelapan, anjing,

dan sebagainya); f) rasa ingin tahu meningkat dengan cepat; g) frustasi

dengan hambatan; h) menikmati pujian; i) responsif pada petunjuk

lisan; j) senang berlari dengan anak-anak lain; dan k) membedakan anak

perempuan dan laki-laki

Menurut Hurlock (2000:256) perkembangan sosial anak dipenga-

ruhi oleh dua hal yaitu pertama, lingkungan keluarga dan kedua,

lingkungan di luar rumah. (1) Keluarga; Keluarga merupakan lingkungan

pertama dan utama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek

perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. Perkembangan

sosial anak sangat dipengaruhi olehproses perlakuan atau bimbingan orang

tua dalam mengenalkan berbagai aspek kehidupan sosial, atau norma-

norma kehidupan bermasyarakat atau mendorong dan memberikan

contoh kepada anaknya bagaimana menerapakan norma-norma tersebut

dalam kehidupan sehari-hari. (2) Lingkungan di luar rumah, Hurlock

(2000; 257) mengatakan bahwa pengalaman sosial awal di lingkungan

luar keluarga melengkapi pengalaman di lingkungan keluarga. Sekolah

merupakan salah satu lingkungan di luar keluarga yang mempengaruhi


ber kembangnya sikap sosial anak. Menurut pendapat sunarto dan

Agung Hartono (2002: 132), pendidikan di sekolah merupakan proses

sosialisasi anak yang terarah. Penanaman norma perilaku yang benar

secara sengaja diberikan kepada peserta didik yang belajar di lembanga

pendidikan (sekolah).

a. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Pada Anak

Usia Dini

Berkaitan dengan hubungan interaksi antara satu individu dengan individu

lainnya, manusia juga pada umumnya saling membutuhkan. Berkaitan dengan hal

itu perkembangan sosial manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

1. Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh

terhadap berbagai aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya.

Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif

bagi sosial anak.2

2. Kematangan

Bersosialisasi memerlukan kematangan fisik dan psikis. Untuk

mempertimbangkan dalam proses sosial, memberi dan menerima pendapat orang

lain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional.

3. Status sosial ekonomi

Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi atau status kehidupan

keluarga dalam lingkungan masyarakat.Sehubungan hal itu, dalam kehidupan

anak senantiasa “menjaga” status sosial anak dan ekonomi keluarganya. Dalam

hal tertentu, maksud “menjaga status sosial keluarganya” itu mengakibatkan

menempatkan dirinya dalam pergaulan yang tidak tepat.

4. Pendidikan

Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Pendidikan


dalam arti luas harus diartikan bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh

kehidupak keluarga, masyarakat dan kelembagaan.

5. Kepastian mental: emosi dan intelegensi

Kemampuan berfikir mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan

belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa.Anak yang berkemampuan

intelektual tinggi akan berkemampuan bahasa secara baik. Pada kasus tertentu,

seorang jenius atau superior, sukar untuk bergaul dengan kelompok sebaya,

karena pemahaman mereka telah setingkat dengan kelompok umur yang lebih

tinggi. Sebaliknya kelompok umur yang lebih tinggi (dewasa) tepat

“menganggap” dan “memperlakukan” mereka sebagai anak-anak.3

1. maturation atau kematangan

Hurlock (1991), memandang pentingnya faktor kematangan pada masa

kanak-kanak terkait dengan masa krisis perkembangan (critical period), yaitu

saat-saat ketika anak siap menerima sesuatu dari luar.Kematangan yang telah

dicapai dapat dioptimalkan dengan pemberian rangsangan yang tepat

(patmododewo, 1993). Contoh dalam perkembangan emosi, pengendalian pola

reaksi emosi yang diinginkan perlu diberikan kepada anak guna menggantikan

pola emosi yang tidak diinginkan, sebagai tindakan preventif.5

2. Faktor lingkungan belajar.

Faktor lingkungan dalam proses belajar, berpengaruh besar untuk

perkembangan emosi, erutama lingkungan yang berada paling dekat dengan anak

khususnya ibu atau pengasuh anak. Thompson dan Lagatutta (2006), menyatakan

bahwa perkembangan emosi anak usia dini sangat dipengaruhi oleh pengalaman

dan hubungan keluarga dalam setiap hari, anak belajar emosi baik penyebab

maupun konsekuensinya.
B. KEGIATAN FSIKOLOGIS

1. PERKEMBANAGN FSIOLOGI

Perkembangan fsiologi ditandai dengan adanya perubahan-peubahan secara kuantitatif ,


kualitatif , dan fungsional . dari sistem sistem kerja hayati seperti kontaksi otot,
peredaran darah dan pernafaqsan , persarafan , sekresi kelenjar , dan pencernaan.

Berikut ini adalah perkembangan fsiolis anak:

A. Otot sebagai pengontrol motorik,proporsi bobotnya


1-5 pada masa bayi dan kanak-kanak menjadi 1:3 pada masa remaja kemudian
menjadi 2:5 pada usia menjelang dewasa.
B. Frekuensi denyut jantung padxa masa bayi sekitar 140 per menit dengan
meningkatnya usia dapat berkurang sampai 62-63 meskipun normalnya pada orang
dewasa sekitar 72 per menit
C. Presentase tingkat kesempurnaan secara fungsional, dari cortex (bagian otak) sebagai
pusat susunan syaraf yang mempunyai fungsi pengintrol kegiatan
organisme,infragranular (pengonrol reflex) mencapai 80% :, granular (pengontrol
pengindraan) mencapai 75%, subragranular (erat hubungannya dengan intelegensi
baru 50%.
D. Keaktifan dan tingkat kematangannya sekresitasi tubuh yang berupa : limpatic
(pembasmi bakteri,dll) aktif dan berkembang pesat sampai usia 12 tahun, kemudian
berkurang (bahkkan tidak aktif) dengan meningkatnya usia,kelenjar-kelenjar tiroid
(berpengaruh atas metabolisme), pittutary (berpengaruh atas tulang belulang,otot dan
pencernaan) dan adrenal atau suprarenal (berpengaruh atas emosi onalitas) telah
berkembang sempurnah dan berfungsi sejak masa bayi dan kanak-kanak, sedangonads
(kelenjar jenis) baru aktif dan siap berfungsi pada awal masa remaja. Seandainya
terjadi kelainan pada segi-segi fisiologis inipun,akan berpengaruh atas karakteristik
perilaku yang bersangkutan.

Aspek fisiologi yang sangat penting bagi kehidupan manusia adalah otak (brain). Otak
dapat dikatakan sebagai pusat atau sentral perkembangan dan fungsi kemanusiaan.
Otak ini terdiri atas seratus milliar sel syaraf (NEURON), dan setiap sel syaraf
tersebut,rata-rata memiliki sekitar 3000 koneksi (hubungan) dengan sel-sel syaraf
lainyya. Neuron ini terdiri dari inti sel (nukleus) dan sel body yang berfungsi sebagai
penyalur aktifitas dari sel syaraf yang satu ke sel yang lainnya.

2.ANALISIS TEORI DAN PEMBAHASAN


A. Pengertian perkembangan serta perkembangan psikis
Perkembangan menurut Sudrajat (2008) adalah perubhan yang sistematis
progresif dan berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir, hingga akhir hayat
nya sebagai hasil interaksi antara kematangan dan proses belajar.
Sedangkan Perkembangan psikis dapat diartikan sebagai perubahan yang
sistematis, progresif dan berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga
akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai perubahan – perubahan yang
dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya.
B. Pengaruh pertumbuhan fisik terhadap perkembangan psikis pada remaja
Pertumbuhan fisik sangat lah berkaitan dengan perkembangan psikis, baik
itu remaja putri maupun remaja putra. Bertambahnya pertumbuhan fisik pada
remaja langsung berpengaruh terhadap perkembangan psikis tersebut.
Berikut ini pengaruh pertumbuhan fisik terhadap psikis remaja:
1. Pada wanita
Pada wanita, ada banayak baik dari pertumbuhan fisik yang berepengaruh pada
perkembangan psikis.
a. Pada pertumbuhan fisik wanita yaitu, bertambahnya berat badan, pinggul
membesar serta tumbuhnya bulu-bulu disekitar area vital hal ini
berpengaruh terhadap perkembangan psikis nya yaitu, mereka menjadi
merasa minder dalam melakukan sesuatu.
b. Ketika wanita sedang menstruasi timbul pertumbuhan fisik seperti
tumbuhnya jerawat, hal ini juga berpengaruh terhadap perkembangan psikis,
yaitu seperti mudah tersinggung apapaun yang dibicarakan orang lain, mood
naik-turun serta malas untuk melakukan apapun.
2. Pada pria
a. Pada pertumbuhan fisik laki-laki, bertambahnya jumlah tinggi badan,
timbulnya bau badan itu tidak menjadi masalah bagi mereka, serta tidak
memperdulikan hal tersebut, sebaliknya mereka lebih percaya diri dengan
itu semua.
b. Semakin bertambahnya ukuran penis laki-laki, maka berpengaruh juga
terhadap perkembangan psikisnya yaitu, mulai lebih ingin tau apa itu
tentang sexual. Serta menambah rasa ingin tahu terhadap wanita
c. Timbulnya jakun, kumis, serta suara membesar , sangatlah berpengaruh
terhadap perkembangan psikisnnya. Karna dengan begitu anak laki-laki
merasa sudah besar serta merasa malu dihadapan teman-temannya ketika ia
masih terlihat manja terhadap orang tuanya, menjadi malu untuk salim
pamitan sebelum berangkat sekolah, serta gengsi untuk meminta maaf
ketika ia melakukan kesalahan terhadap orang tua.

- C.faktor yang mempengaruhi perkembangan dalam segi psikologi

1.Faktor perkembangan internal

Yang di maksud dengan faktor perkembangan internal adalah segala sesuatu yang
ada di dalam diri seseorang yang keberadaanya mempengaruhi dinamika
perkembangan.termasuk ke dalam faktor perkembangan internal adalah faktor
perkembangan jasmani,dan faktor perkembangan kematangan fisik.
2.Faktor perkembangan eksternal
Faktor perkembangan ekternal adalah segala sesuatu yang berada di luar diri
seseorang yang keberadaannya mempengaruhi terhadap dinamika perkembangan.
Yang termasuk faktor perkembangan eksternal antara lain yaitu faktor
perkembangan sosial, faktor perkembangan budaya, faktor perkembanga
lingkungan , dan faktor perkembangan lingkungan non fisik

1. Perkembangan

Dalam psikologi perkembangan anak usia dini,ada 3 aspek yang masuk dalam
perkembangan si kecil,yaitu perkembangan fisik,kognitif [intelektual],sereta
sosial dan emosional.berikut ini penjelasannya.

Perkembangan fisik: perkembangan ini merujuk pada perubahan yang


terjadi pada tubuh anak.biasanya,perubahan muncul secara stabil dan
terprediksi.perkembanagn fisik pada anak ini juga termasuk kemampuan motorik
kasar dan halus.

Perkembangan kognitif (intelektual):

Perkembangan kognifis anak merupakan proses dalam memperoleh


pengetahuan,termasuk bahasa,imajinasi,penalaran,dan pola fikir.

Perkembagan sosial dan emosionalal;

Perkembagan yang satu ini sering di kaitkan dengan kecenderungan anak ketika
melakukan aktivitas secara berkelompok,misalnya bermain bersama teman teman
sebayanya.aktivitas macam ini menjadi salah satu bagian perkembangan sosial
sikecil.sementara itu perkembangan emosional mencakup perasaan yang di miliki
anak dan cara mengungkapkannya.rasa takut,percaya,bangga,humor,percaya diri
bahkan persahabatan,menjadi bagian perkembangan sosial-emosional.

2.Emosi

Perkembangan emosi anak termasuk kemampuan dalam mempelajari emosi dan


perasaan. Memahami alasan munculnya emosi maupun perasaan tertentu, bisa
membantu anak mengelolanya. Proses rumit ini mulai berlangsung pada usia
kanak kanak, dan akan berlanjut hingga anak beranjak dewasa. Emosi pertama
yang bisa muncul pada bayi adalah kegembiraan, kemarahan, kesedihan, dan
ketakutan.

BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN
Perkembangan sosial meliputi dua aspek penting yaitu kompetensi sosial
(kemampuan anak beradaptasi dengan lingkumgannya secara efektif) dan tanggung
jawab sosial ( komitmen anak terhadap tugas-tugasnya , menghargai perbedaan
individual , dan memperhatikan lingkungan. PERKEMBANAGN FSIOLOGI
Perkembangan fsiologi ditandai dengan adanya perubahan-peubahan secara
kuantitatif , kualitatif , dan fungsional . dari sistem sistem kerja hayati seperti
kontaksi otot, peredaran darah dan pernafaqsan , persarafan , sekresi kelenjar , dan
pencernaan. Fase perkembangan psiologis antara lain: Otot sebagai pengontrol
motorik,proporsi bobotnya,frekuensi denyut jantung , Presentase tingkat
kesempurnaan secara fungsional, Keaktifan dan tingkat kematangannya sekresitasi
tubuh. Perkembangan psiologis pada remja laki-laki dan perempuan Pertumbuhan
fisik sangat lah berkaitan dengan perkembangan psikis, baik itu remaja putri maupun
remaja putra. Bertambahnya pertumbuhan fisik pada remaja langsung berpengaruh
terhadap perkembangan psikis tersebut.ada bebrapa faktor yang mempengaruhi
perkembangan psikis seseorang baik itu faktor internal maupun eksternal.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/24646248/
PENGARUH_PERTUMBUHAN_FISIK_TERHADAP_PERKEMBANGAN_PSIKI
S_PADA_REMAJA

https://ecampus-fip.umj.ac.id/pustaka_umj/main/item/15693#:~:text=Pertumbuhan
%20fisik%20memang%20mempengaruhi%20perkembangan,yang%20biasa
%20disebut%20sebagai%20kematangan

http://repository.uinsu.ac.id/5648/1/BAB%20I%20punya%20BATAK.pdf

http://repository.uinsu.ac.id/5648/1/BAB%20I%20punya%20BATAK.pdf

https://morinagaplatinum.com/id/milestone/psikologi-perkembangan-anak-teori-
faktor-dan-tahapannya

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://file.upi.edu/
Direktori/FIP/JUR._PGTK/196510011998022-ERNAWULAN_SYAODIH/
PSIKOLOGI_PERK_ANAK.pdf&ved=2ahUKEwja8Oz-
hcr2AhWcILcAHSP_BW8QFnoECAwQAQ&usg=AOvVaw366K2ejTAG8FdSCknl
DU0L

Anda mungkin juga menyukai