Anda di halaman 1dari 12

PERAN PERS DALAM PENINGKATAN DAYA SAING DAERAH

Oleh Kukrit Suryo Wicaksono 1

Abstract
Newspaper is not only depend on the factors of production, but also outside factors of
production are called off-print. One such factor is the newspaper’s role as a "bridge" between the
public, government, and business. Therefore, Suara Merdeka (hereinafter written: SM) is active as
a coordinator of the Organizing Committee (OC) of Survey of Regional Competitiveness in Central
Java 2010. This survey is proof SM role in improving the competitiveness of districts / cities in Central
Java, in addition to as well as best practices that can be used as a model of the newspaper’s role in
regional development.

Keywords: media, off-print, survey.

Pers dapat memberikan pendidikan kepada


1. Pendahuluan masyarakat mengenai kebijakan-kebijakan
Pers2 mempunyai fungsi ideologis dan pemerintah, memberikan informasi tentang
melakukan manuver politik sesuai dengan fungsi kegiatan dan dinamika masyarakat, memberikan
ideologinya. Hal ini akan mencakup masalah hiburan kepada masyarakat di tengah-tengah
siapa, kepentingan apa, dan perspektif mana berbagai krisis. Dalam melakukan fungsi-fungsi
yang akan memperoleh akses ke media. Di luar tersebut, pers membentuk pendapat umum,
fungsi ideologis yang dijalankan, bagaimanapun, sehingga sangat berpengaruh terhadap kehidupan
pers perlu dilihat sebagai institusi ekonomi. Oleh masyarakat dan negara.
karena itu, manuver politik yang dijalankan Besarnya tingkat pengaruh pers terhadap
melalui politik pemberitaan juga dikemas sebagai kehidupan masyarakat dan negara dikemukakan
komoditi informasi yang berusaha menyiasati oleh Dedy N. Hidayat (Jurnal ISKI, 1999: vii)
tuntutan serta peluang pasar. Pemain industri ketika menjelaskan mengenai ruang publik
media kita tampaknya hanya akan terdiri atas (public sphere). Diskursus seputar media massa,
kaum yang itu-itu saja. Media pun memiliki khususnya dalam konteks kajian demokratisasi,
fungsi ideologinya (Sudibyo, Agus, 2001: X). pada akhirnya akan sulit mengesampingkan
Pers mempunyai fungsi memberi keberadaan konsep ruang publik (public sphere).
pendidikan (education), memberi informasi Pers sebagai ruang publik, menjaga
(information), dan memberi hiburan keseimbangan antara negara (state), kekuasaan
(entertainment). Tiga fungsi itu dilakukan dalam (power), dan masyarakat (society). Secara ideal,
bingkai membentuk pendapat umum (public pers mampu menjadi pendulum yang menjaga
opinion). Oleh karena itu, peranan pers sangat agar kekuasaan tidak terlalu berat kepada negara,
besar dalam konteks pemberdayaan masyarakat. demikian pula tidak terlalu berat kepada rakyat.

1
CEO Suara Merdeka Network, mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro Semarang.
2
Pengertian pers dalam tulisan ini mengacu pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers. Dalam penger-
tian UU ini, yang dimaksud dengan pers, tidak hanya media cetak, melainkan juga media elektronik dan segala
bentuk saluran yang tersedia. Dalam pasal 1 (1) disebutkan: Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi
massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan
menyampaikan informasi, baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar serta data dan grafik maupun
dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia.

175
JURNAL INTERAKSI, Vol 4 No 2, Juli 2015 : 175 - 186

Kalau negara terlalu kuat, sementara rakyat atau penulisan lain di suratkabar), sehingga
lemah, maka yang akan terjadi adalah tirani negara kurang dilengkapi dengan pendekatan off-
terhadap rakyatnya. Sebaliknya, kalau rakyat print, yang menitikberatkan pada kegiatan
terlalu kuat, sementara negara lemah, maka yang sosial kemasyarakatan di luar urusan cetak-
akan terjadi adalah perilaku anarkis. Tugas pers mencetak. Padahal, di era komunikasi yang
menyeimbangkan “tarik-menarik” kekuasaan lebih bersifat multi arah (multi-ways traffic
tersebut, sehingga kehidupan demokrasi dapat communication) saat ini, dua pendekatan
berlangsung dengan baik. tersebut sebaiknya berjalan beriringan.

2. Metoda 2.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini menggunakan pendekatan Tujuan penelitian ini adalah memberikan
metodologi kualitatif dengan cara menganalisis deskripsi mengenai peran Suara Merdeka
berbagai data yang diperoleh dari serangkaian dalam peningkatan daya saing kabupaten/
Survei Daya Saing Daerah di Jawa Tengah. Selain kota, sehingga dari deskripsi tersebut dapat
berpijak pada data hasil serangkaian Survei Daya ditemukan model peran suratkabar dalam
Saing Daerah (SDSD), penulis juga menyebarkan peningkatan daya saing daerah. Model yang
kuesioner dengan jumlah responden sama dengan ditemukan, tidak hanya dapat diterapkan dalam
jumlah responden survei tersebut. upaya peningkatan daya saing kabupaten/
Sumber data penelitian ini terbagi ke dalam kota, tapi juga dapat diterapkan dalam
dua bagian utama, yaitu data statistic dan persepsi. berbagai aspek pembangunan daerah. Hal ini
Data statistik diperoleh dari data Badan Pusat menjadi bertambah relevan, kalau dikaitkan
Statistik (BPS) Jawa Tengah, adapun persepsi dengan kesiapan daerah menghadapi pasar
diperoleh dari wawancara dengan pengusaha bebas dalam kerangka Masyarakar Ekonomi
dan pejabat pemerintah kabupaten/kota se-Jawa ASEAN (ASEAN Economy Community –
Tengah. Jumlah responden pengusaha 1.995 orang AEC) yang akan efektif berlaku awal tahun
(masing-masing kabupaten/kota 57 pengusaha), 2016.
terdiri dari pengusaha mikro, kecil, menengah,
dan besar. Adapun jumlah responden pejabat
pemerintah 105 orang, terdiri dari bupati/wali 1.5 Konteks Penelitian
kota, ketua Bappeda, pimpinan badan pelayanan Dalam konteks penelitian ini, Teori
perizinan. Penggunaan dan Pemenuhan Kebutuhan
digunakan untuk melihat sejauh mana pers
berperan dalam peningkatan daya saing
2.2 Permasalahan Penelitian kabupaten/kota di Jawa Tengah.
Dari uraian Pendahuluan, maka Dalam penelitian ini, pesan (message)
permasalahan penelitian ini adalah: adakah seperti disebutkan dalam Teori Penggunaan
model yang tepat diterapkan oleh suratkabar dan Pemenuhan Kebutuhan (Uses and
dalam melakukan peran menjembatani Gratifications Theory), tidak harus dalam
berbagai kepentingan, baik pemerintah, dunia bentuk konten pemberitaan, melainkan juga
usaha, maupun masyarakat dalam memajukan pesan yang terkandung di balik kegiatan suatu
suatu daerah. Penelitian ini mengkaji upaya institusi pers. Dasar argumentasinya adalah,
yang telah dilakukan Harian Suara Merdeka pers bukan entitas yang berada di dalam
dalam peningkatan daya saing kabupaten/ ruang hampa nilai, sehingga dapat melakukan
kota di Jawa Tengah melalui Survei Daya kegiatan konkret di luar pemberitaan, untuk
Saing Daerah (SDSD). suatu tujuan tertentu. Dalam hal ini, tujuan
Permasalahan tersebut muncul antara tersebut adalah meningkatkan daya saing
lain disebabkan masih dominannya kabupaten/kota di Jawa Tengah.
pendekatan on-print (pendekatan yang Penelitian ini merupakan penelitian
menitikberatkan pada faktor pemberitaan lanjutan dari Survei Daya Saing Daerah di
176
Kukrit Suryo Wicaksono, PERAN PERS DALAM PENINGKATAN DAYA SAING DAERAH

Jawa Tengah 2010 (SDSD 2010). Survei bentuk nyata dari semangat sebagai “perekat
tersebut dilaksanakan atas kerja sama Suara komunitas Jawa Tengah”. Sejak terbit perdana
Merdeka, Budi Santoso Foundation (BSF), pada 11 Februari 1950 SM selalu berusaha
GTZ (lembaga kerja sama teknis Pemerintah memberikan kontribusi terhadap kemajuan
Indonesia-Jerman), Badan Perencanaan dan masyarakat di provinsi ini. Kontribusi
Pembangunan Daerah (Bappeda) Jateng, tersebut bukan hanya melalui pemberitaan,
Badan Penanaman Modal Daerah (BPMD) melainkan juga keterlibatan langsung dalam
Jateng, dan Bank Indonesia (BI) Kanwil V kegiatan pemerintah dan masyarakat.
Jateng-DIY. Survei daya saing merupakan survei yang
Merujuk pada hasil SDSD 2010, maka sangat strategis bagi upaya peningkatan kinerja
penelitian ini berusaha mengungkapkan lebih investasi, yang mempunyai trickledown effect
khusus tentang peran Suara Merdeka dalam yang sangat bermanfaat bagi Jawa Tengah.
meningkatkan daya saing kabupaten/kota di Peningkatan investasi akan membawa dampak
Jawa Tengah. Dengan demikian, penelitian positif bagi pengembangan dinamika bisnis,
ini akan memberikan kontribusi pemikiran pertumbuhan ekonomi, perluasan lapangan
baru yang belum terungkap dalam SDSD kerja, pengurangan pengangguran dan
2010, tentang peran pers dalam peningkatan kemiskinan, serta peningkatan kesejahteraan
daya saing kabupaten/kota. Hal itu penting masyarakat.
karena dalam kehidupan demokrasi, media Selain itu, dengan aktif dalam kegiatan
massa merupakan pilar keempat, di samping survei, maka SM menjalankan perannya
tiga pilar yang lain, yaitu: eksekutif, legislatif, sebagai “jembatan” antara aspirasi rakyat,
dan yudikatif. kepentingan pengusaha, dan kepentingan
pemerintah daerah. Hasil survei dapat
3. Pembahasan digunakan sebagai cermin bagi pemerintah
3.1 Suara Merdeka sebagai Koordinator provinsi dan pemerintah kabupaten/kota
OC untuk memperbaiki kinerjanya, sekaligus
Sebagai suratkabar yang terbit dan sebagai tolok ukur yang dapat digunakan oleh
berkembang bersama “denyut nadi” pengusaha dan masyarakat dalam menilai
masyarakat Jawa Tengah, SM sadar betul kinerja pemerintah daerah. Pemerintah daerah
akan peran dan fungsi pers seperti diuraikan (provinsi maupun kabupaten/kota), dengan
dalam Pendahuluan tersebut. Oleh sebab itu, demikian, dapat membenahi dan memperbaiki
suratkabar “perekat komunitas Jawa Tengah” kinerjanya demi memenuhi kepentingan
ini selalu berusaha memajukan masyarakat pengusaha dan aspirasi masyarakat.
Jawa Tengah melalui berbagai kegiatan. Suara Merdeka menjaga keseimbangan
Salah satu kegiatan itu adalah Survei Daya relasi antara tiga komponen, yaitu pemerintah,
Saing Daerah (SDSD) 2010. pengusaha, dan masyarakat. Suara Merdeka
Dalam survei tersebut, SM dipercaya menyampaikan kepentingan pengusaha dan
oleh Steering Committee (SC) menjadi aspirasi masyarakat kepada pemerintah, tapi
Koordinator Organizing Committee (OC). pada saat yang sama juga menyampaikan
Steering Committee terdiri atas Bank kepentingan pemerintah kepada pengusaha
Indonesia Kantor Wilayah V Jawa Tengah- dan masyarakat. Langkah-langkah itu
DIY, Badan Penanaman Modal Daerah dilakukan dalam proses pelaksanaan survei,
(BPMD), Badan Perencanaan Pembangunan terutama dalam hal-hal yang masuk dalam
Daerah (Bappeda), lembaga kerja sama indeks daya saing, yaitu dinamika bisnis,
pemerintah Indonesia dan Jerman, GIZ-Red, kinerja ekonomi, kinerja investasi, kinerja
dan Suara Merdeka. pemerintah, infrastruktur, dan persepsi
pengusaha terhadap iklim bisnis.
Mengapa SM bersedia berpartisipasi
dalam pelaksanaan survei? Pertimbangan Melalui proses survei tersebut, SM menjadi
utama adalah, partisipasi tersebut sebagai “moderator sarasehan besar” masyarakat

177
JURNAL INTERAKSI, Vol 4 No 2, Juli 2015 : 175 - 186

Jawa Tengah, terutama menyangkut hal-hal 3.2.2 Informasi paling relevan bagi
yang terkait dengan indeks dan indikator- pengusaha
indikator survei. Langkah ini sejalan dengan
semangat SM sebagai perekat komunitas Jawa Pengusaha di Jawa Tengah,
Tengah; selalu terlibat dalam berbagai aspek ternyata paling membutuhkan informasi
kehidupan masyarakat Jawa Tengah tanpa teknis (974 jawaban), disusul informasi
harus terlibat atau “ikut bermain” di dalamnya. pasar (887), bisnis lokal (739), berita
Suara Merdeka memberi kontribusi kepada bisnis nasional (609), tips-tips (584),
kemajuan masyarakat, namun tetap berusaha informasi pengalaman (449), iklan (360),
menjaga objektivitas dan independensi. dan informasi peralatan (340). Angka-
angka ini memberi petunjuk perlunya
peningkatan kuantitas dan kualitas
3.2 Posisi SM berita-berita/artikel-artikel yang bersifat
Dalam kuesioner Survei Daya Saing teknis (hal ini bisa dimaknai pula sebagai
Daerah di Jawa Tengah 2010, penulis “berita-berita/artikel yang memberikan
memasukkan kuesioner yang berkaitan detil dan mendalam”). Selain itu, SM juga
dengan media. Berikut ini beberapa hasilnya: perlu mempertahankan informasi tentang
bisnis (baik lokal maupun nasional) dan
3.2.1 Suratkabar terpopuler di mengembangkannya/melengkapinya
Jateng dengan informasi-informasi pasar.
Secara keseluruhan di Provinsi Hasil per eks karesidenan
Jawa Tengah, SM dipersepsi sebagai menunjukkan hampir semua pengusaha
suratkabar paling popular. Di eks di eks karesidenan menganggap informasi
Karesidenan Pekalongan, SM menempati teknis paling relevan, kecuali pengusaha
posisi tertinggi (terdapat 278 jawaban yang di eks Karesidenan Pekalongan dan eks
memilih SM paling popupler), angka ini Karesidenan Kedu yang menilai informasi
lebih tinggi dari jumlah responden di eks pasar paling relevan. Hasil ini bisa dipakai
Karesidenan Semarang yang memilih SM sebagai pertimbangan penyusunan
(270). Di eks Karesidenan Surakarta, SM strategi pemberitaan di kedua wilayah
(meraih angka 134) kalah dari Solopos tersebut, yang lebih menonjolkan berita-
(244). berita/artikel yang memberi informasi
Angka-angka hasil jawaban tentang pasar (dengan memberitakan
responden tentang suratkabar paling kebutuhan masyarakat di suatu daerah
popular menunjukkan, di tingkat eks tentang suatu produk, informasi tentang
karesidenan, maka SM paling digemari peluang-peluang untuk membuka usaha
di eks Karesidenan Pekalongan (Pantura). baru, kewirausahaan, dsb).
Di wilayah ini terdapat 97 jawaban yang 3.2.3 Alasan tidak menggunakan
tidak memilih satu pun suratkabar, berarti media untuk promosi
ini merupakan “massa mengambang”
yang bisa dijadikan pasar potensial. Survei membuktikan masih ada
peluang SM untuk menarik para pengusaha
Di tingkat kabupaten/kota, SM memasang iklan (atau berpromosi) lewat
paling populer di Kota Pekalongan (54 suratkabar ini. Di eks Karesidenan
jawaban), disusul Kota Tegal (49), Kota Banyumas, terdapat 83 jawaban yang
Semarang (48).Artinya, tingkat popularitas menyatakan “tidak menggunakan media
SM di Kota Semarang justru kalah dari untuk promosi” dengan alasan usaha
tingkat popularitas SM di Pekalongan dan mereka masih merupakan usaha kecil,
Tegal. Hasil ini menunjukkan, ternyata Sembilan jawaban berasalan karena
popularitas SM paling tinggi tidak berada tidak ada yang menawari (untuk pasang
di “basis pertahanan” (Kota Semarang) tapi iklan/promosi), dan lima jawaban
di wilayah Pekalongan dan sekitarnya. menyatakan “tidak tahu cara beriklan.”
178
Kukrit Suryo Wicaksono, PERAN PERS DALAM PENINGKATAN DAYA SAING DAERAH

Angka itu menunjukkan, bahwa SM bisa bahan pertimbangan menyusun strategi


meningkatkan edukasi (terutama bagi pertahanan (atau bahkan diubah menjadi
pengusaha yang “masih merasa kecil”), strategi penyerangan) menghadapi
meningkatkan penawaran iklan sekaligus pesaing-pesaing yang berdatangan.
memberi arahan cari beriklan yang baik 4 Relevansi Teoretis
dan benar. Dilihat dari Teori Penggunaan dan
Di beberapa eks karesidenan yang Pemenuhan Kebutuhan (Uses and Gratifications
lain pun masih ada peluang, karena masih Theory) dan Teori Pers Tanggung Jawa Sosial,
banyak jawaban yang menyatakan “tidak maka peran SM dalam peningkatan daya saing
tahu cara beriklan” dan “tidak ada yang kabupaten/kota di Jawa Tengah dapat dijabarkan
menawari jasa pasang iklan.” Pernyataan sebagai berikut:
“tidak tahu mengiklankan” di Kedu 4.1 Teori Penggunaan dan Pemenuhan
terdapat 34 jawaban, Pati (15), Pekalongan Kebutuhan
(24), adapun pernyataan “tidak ada yang
menawarkan jasa”: Kedu (28), Pati (21), Model penggunaan dan pemenuhan
Pekalongan (31). Peluang memang lebih kebutuhan sering disebut sebagai pengenalan
kecil di eks Karesidenan Surakarta, karena tentang kemanusiaan (human being)
ada 100 jawaban “tidak ada manfaat,” ke dalam teori komunikasi. Mungkin
begitu pula di eks Karesidenan Semarang: pernyataan ini dipandang sebagai berlebihan,
74 “tidak ada manfaat.” namun memberikan citra yang lebih positif
terhadap audiens daripada teori komunikasi
3.2.4 Sumber informasi yang lama. Bagi perencanaan komunikasi,
Secara keseluruhan (Jawa Tengah) teori penggunaan dan pemenuhan
informasi world of mouth (mitra bisnis, kebutuhan mengingatkan kita tentang
asosiasi, pemasok, konsultan) menjadi pentingnya kompetensi, empati, dan kualitas
sumber informasi paling diandalkan komunikasi.
oleh pengusaha. Suratkabar menempati Audiens tidak hanya menerima (secara
posisi kedua setelah itu (18 persen), pasif) semua hal yang ditawarkan kepada
mengalahkan internet (13 persen). Angka mereka. Teori gratifikasi menekankan,
ini membuktikan, bahwa meskipun ada bahwa pengirim pesan dan penerima pesan
peningkatan jumlah pengguna internet, dapat memasuki proses komunikasi dengan
namun bagi pengusaha di Jawa Tengah perspektif yang berbeda. Informasi yang
suratkabar masih dapat diandalkan sebagai oleh pengirim pesan (atau disebut pula
sumber informasi. sebagai komunikator) dianggap sebagai
informasi yang serius, oleh penerima pesan
3.2.5 Jenis penggunaan media justru bisa dianggap sebagai hiburan yang
ringan. Mungkin pula, suatu informasi sama
Masih dapat diandalkan suratkabar sekali tidak berkaitan dengan kebutuhan dan
sebagai sumber informasi juga tecermin kepentingan penerima pesan. Oleh karena
dari hasil survei tentang jenis penggunaan itu, komponen esensial dalam pendekatan
media. Suratkabar masih unggul di semua gratifikasi adalah audiens yang aktif.
eks karesidenan, disusul oleh radio,
kecuali di Kedu suratkabar dikalahkan oleh Teori ini dilandasi oleh asumsi dasar
internet sebagai media yang digunakan. bahwa audiens secara aktif mencari konten
yang paling memenuhi kebutuhan atau
Hasil survei tersebut menunjukkan, memuaskan mereka. Tingkatan kepuasan
bahwa pasar untuk suratkabar di tersebut tergantung kebutuhan dan motif
Jateng masih terbuka, dan ini terbukti individu.
lagi dengan masih adanya suratkabar-
suratkabar baru yang bermunculan. Bagi
SM, hasil survei ini bisa digunakan untuk
179
JURNAL INTERAKSI, Vol 4 No 2, Juli 2015 : 175 - 186

4.1.1 Kebutuhan dan Motif terjadi ketika konten suatu pesan memang
Proses penggunaan dan memuaskan, adapun kepuasaan proses
pemenuhan kebutuhan biasanya diawali terjadi ketika proses komunikasi memang
dengan kebutuhan dasar secara individual. memuaskan penerima. Dengan kata lain,
Kebutuhan yang relevan dapat ditemukan dua hal ini sering pula disebut sebagai
dalam tingkatan yang lain (Windahl, konten (content) dan konteks (context).
1981), yang menunjuk pada kebutuhan Contoh: menonton televisi secara
supervisial; kebutuhan yang lebih dari bersama-sama (berkelompok) mungkin
sekadar kebutuhan fundamental. lebih mengasyikkan daripada sekadar
masalah konten pesan yang ditayangkan.
Kebutuhan-kebutuhan yang
relevan termasuk kebutuhan orientasi, McQuail menjelaskan hal tersebut,
keamanan, interaksi, dan pelepasan bahwa riset penggunaan dan pemenuhan
ketegangan. Adapun motif diperoleh dari kebutuhan akan membedakan antara tipe-
kebutuhan yang kemudian membentuk tipe kognitif dan kultural dari konten
aspek-aspek aksi. Beberapa tipologi dan penggunaan media. Pandangan ini
motif, menurut McQuail (1992) adalah: dikembangkan dari pembedaan antara
informasi, identitas personal, integrasi pendekatan transmisi dan pendekatan
dan interaksi sosial, dan hiburan. ritual dalam komunikasi. Model kognitif
melihat bahwa konten media digunakan
4.1.2 Pemenuhan Kebutuhan untuk meraih kepuasan di balik teks.
Penerima pesan (atau disebut Dalam pendekatan ritual, penggunaan
pula sebagai komunikan) didorong oleh media sekadar bersifat konsumtif.
persepsi mereka tentang hasil yang akan 4.1.3 Pencarian dan Pencapaian
mereka peroleh dari suatu pesan. Secara Gratifikasi
ideal, mereka akan dipuaskan – cepat
maupun lambat – oleh pesan yang mereka Pengertian tentang pencarian
terima. dan pencapaian kepuasan (gratifikasi)
memberi sumbangan metode untuk
Teori ekspektasi-nilai (the mengevaluasi saluran dan konten
value-expectacy) penggunaan media komunikasi (communication channels
merupakan pendekatan yang menarik and contents). Para peneliti dalam tradisi
untuk menemukan apakah konten dari penggunaan dan gratifikasi menemukan
suatu pesan bisa memenuhi kebutuhan. keterkaitan antara pencarian dan
Teori ini didasari teori psikologi sosial pencapaian kepuasan terhadap suatu
yang diintrodusir oleh Fishbein dan Ajzen pesan. Analisis tentang hal ini sangat
(1975) yang melukiskan perilaku dan/ penting bagi perencana komunikasi.
atau sikap sebagai fungsi dua faktor, yaitu Telaah tentang perbedaan antara pencarian
harapan dan evaluasi. dan pencapaian kepuasan untuk saluran
Dalam hal ini, perencana komunikasi dan konten tertentu dapat
komunikasi harus dapat menjawab dua memperkecil kesenjangan antara dua hal
pertanyaan: apakah penerima pesan itu, saluran dan konten akan diterima oleh
yakin bahwa komunikasi menghasilkan audiens sehingga mereka tidak frustrasi
hasil tertentu? Dan apakah hasil itu akan ketika tidak mendapatkan sesuatu yang
memuaskan dan bernilai bagi penerima mereka cari.
pesan? 4.1.4 Model Penggunaan dan Efek
Teori penggunaan dan pemenuhan Kebanyakan model penggunaan
kebutuhan (gratifikasi) secara garis besar dan pemenuhan kebutuhan mencakup
dapat dilihat dari dua hal, yaitu konten konsekuensi atau efek dari penggunaan
(content gratifications) dan proses (process media. Penelitian dilakukan terhadap
gratifications). Kepuasan terhadap konten hubungan antara penggunaan dan efek
180
Kukrit Suryo Wicaksono, PERAN PERS DALAM PENINGKATAN DAYA SAING DAERAH

media. Windahl (1981) membahas relasi komunikasi, maka SM menekankan


antara penggunaan dan efek tersebut; pentingnya kompetensi, empati, dan
mengindikasikan bahwa perbedaan kualitas komunikasi melalui pelaksanaan
tipe penggunaan cenderung membuat serangkaian survei daya saing daerah di
hasil yang berbeda pula. Ketika peneliti Jawa Tengah. Hal itu dapat dijelaskan
media berbicara tentang efek, biasanya sebagai berikut:
mereka menyebut hubungan antara pesan 4.1.6 Kompetensi
dan hasil. Tipe konten tertentu akan
menghasilkan tipe efek tertentu. Suara Merdeka telah membuktikan
diri sebagai media yang berkompeten di
Peneliti media kadang-kadang Jawa Tengah, baik dilihat dari positioning
melihat hasil dari penggunaan konten maupun dari keberhasilan menjadi
media. Contoh: orang yang menonton TV pelaksana survei. Hal itu dibuktikan
pasti akan terpengaruh oleh pesan-pesan dengan hasil survei tentang media di
di balik tayangan TV tersebut. Jawa Tengah, yang antara lain (seperti
4.1.5. Konsekuensi dan Efek disebutkan terdahulu), bahwa secara
Konsep tentang konsekuensi keseluruhan di Provinsi Jawa Tengah
memperlihatkan perencanaan komunikasi. SM dipersepsi sebagai suratkabar paling
Pengertian tradisional tentang konten atau populer.
distribusi komunikasi secara eksklusif Hasil survei tersebut menunjukkan,
adalah menyampaikan pesan kepada bahwa SM menduduki posisi top of mind
audiens. Itulah yang dalam terminologi (TOM) di Jawa Tengah, mengalahkan
Windahl disebut sebagai efek. Secara suratkabar yang lain. Kenyataan itu juga
kontras, pendekatan proses dalam hal menunjukkan, bahwa SM mempunyai
proses komunikasi (bukan sekadar pengaruh yang besar di kalangan
konten) sebagai usaha mencapai suatu masyarakat Jawa Tengah. Pengaruh yang
tujuan. Dengan model penggunaan dan besar itu mendorong tingkat kepercayaan
efek, maka tujuan tersebut bukan efek masyarakat terhadap kegiatan yang
melainkan konsekuensi. Contoh: suatu dilakukan atau didukung oleh SM,
studi tentang praktik pertanian di negara termasuk serangkaian survei daya saing
sedang berkembang tidak mendorong daerah.
diterimanya inovasi agrikultural, Kompetensi itu pula yang
melainkan membantu perkembangan diakui oleh semua tim SC SDSD, yang
keterampilan komunikasi. menyatakan bahwa suatu survei di Jawa
Relevansi Teori Penggunaan Tengah akan lebih berhasil kalau didukung
dan Pemenuhan Kebutuhan (Uses and oleh SM. Argumentasi mereka, karena
Gratifications Theory) dengan penelitian SM adalah suratkabar yang terbesar
ini terletak pada pentingnya kompetensi, dan paling berpengaruh di provinsi ini,
empati, dan kualitas komunikasi. Melalui serta memiliki jaringan dan relasi yang
keterlibatan dalam Survei Daya Saing kuat di semua kabupaten/kota se-Jawa
Daerah, SM menunjukkan kompetensinya Tengah. Kompetensi tersebut kemudian
sebagai media yang mampu menjadi mendukung keberhasilan survei yang
moderator dan dinamisator masyarakat dilaksanakan oleh SM.
Jawa Tengah, menunjukkan empatinya 4.1.7 Empati
kepada perkembangan perekonomian
Jawa Tengah. Melalui kegiatan tersebut, Keterlibatan secara aktif SM
SM juga mempraktikkan komunikasi dalam serangkaian survei daya saing
berkualitas, memberikan informasi membuktikan bahwa suratkabar ini
berbasis data survei. mempunyai empati yang besar terhadap
masyarakat Jawa Tengah. Hal itu terlihat
Dalam konteks perencanaan
181
JURNAL INTERAKSI, Vol 4 No 2, Juli 2015 : 175 - 186

dari mekanisme pelaksanaan survei, yang pemerintah kabupaten/kota, pengusaha,


diawali dengan identifikasi masalah yang dan masyarakat. Komunikasi berlangsung
dihadapi oleh masyarakat Jawa Tengah, berdasarkan data dan fakta hasil survei,
dilanjutkan kerja sama dengan lembaga- sehingga lebih berkualitas.
lembaga lain untuk merancang survei, 4.1.9 Audiens Tidak Pasif
kemudian SM menjadi koordinator OC.
Proses sosialisasi dan deseminasi
Hal tersebut menunjukkan, bahwa yang dilaksanakan SM selalu melibatkan
SM tidak semata mengejar profit dalam audiens. Dalam diagnostic workshop
berbisnis, tapi tetap memiliki idealisme selalu terjadi dialog antara SM sebagai
memajukan masyarakat Jawa Tengah. koordinator OC dan pejabat pemerintah
Keterlibatan secara aktif SM dalam kabupaten/kota, para pengusaha, dan
serangkaian survei memberikan warna masyarakat. Tidak jarang, pejabat
lain bagi kehidupan pers. Di tengah-tengah pemerintah kabupaten/kota menyatakan
kecenderungan pers yang kehilangan keberatan terhadap hasil survei dengan
idealisme dan hanya mengejar keuntungan argumentasi mereka. Begitu pula para
finansial, SM justru mempertahankan dan pengusaha dan tokoh masyarakat, sering
bahkan mengembangkan idealismenya pula mengajukan pandangan yang berbeda
untuk meningkatkan kesejahteraan tentang hasil survei yang dibahas.
masyarakat melalui survei tersebut.
Kenyataan itu membuktikan
4.1.8 Kualitas Komunikasi munculnya perspektif yang tidak selalu
Dalam konteks perencanaan sama antara SM dan audiens. Dalam hal
komunikasi, maka SM menerapkan kualitas ini, audiens tidak pasif, tapi secara aktif
komunikasi, yaitu memberikan informasi mencermati hasil survei sebagai pesan
berbasis data. Hal itu diwujudkan dengan (message) yang relevan dengan kehidupan
menjadi koordinator OC serangkaian audiens.
survei daya saing. Sebagai koordinator Pejabat pemerintah di suatu
OC, maka SM menguasai data hasil survei, kabupaten/kota dengan skor yang
sehingga mampu memberikan informasi rendah sering mengajukan protes dan
yang bermakna kepada masyarakat, tidak dapat menerima kenyataan bahwa
terutama informasi yang berkaitan dengan daerahnya memperoleh peringkat
indikator-indikator daya saing. rendah. Sebaliknya, pejabat pemerintah
Komunikasi yang dibangun SM di kabupaten/kota dengan skor tinggi,
dengan pemerintah kabupaten/kota, biasanya akan menyetujui hasil survei.
para pengusaha, dan masyarakat pada Hal ini sesuai dengan Teori Gratifikasi
umumnya di Jawa Tengah menjadi lebih yang memang dilandasi oleh asumsi
berkualitas. Komunikasi terjadi dalam dasar bahwa audiens secara aktif mencari
dua bagian, yaitu melalui pemberitaan konten yang paling memenuhi kebutuhan
(on print) dan komunikasi langsung (off atau memuaskan mereka. Tingkatan
print) dengan pemerintah kabupaten/kota, kepuasan tersebut tergantung kebutuhan
pengusaha, dan masyarakat. dan motif individu.
Komunikasi on print dilakukan 4.2 Teori Pers Tanggung Jawab Sosial
melalui berita-berita mengenai sosialisasi Terdapat empat teori dasar tentang pers
survei (dari perencanaan sampai (Fred S. Siebert, dkk, 1986), yaitu: Teori Pers
pelaksanaan) dan deseminasi hasil survei. Otoritarian, Teori Pers Libertarian, Teori Pers
Adapun komunikasi off print dilakukan Tanggung Jawab Sosial, dan Teori Pers Soviet
melalui kegiatan diagnostic workshop Komunis. Penelitian ini akan menggunakan
di kabupaten/kota se-Jawa Tengah. Teori Pers Tanggung Jawab Sosial, karena
Dalam kegiatan itu, terjadi komunikasi teori inilah yang lebih relevan (dibandingkan
timbal balik (dua arah) antara SM dan
182
Kukrit Suryo Wicaksono, PERAN PERS DALAM PENINGKATAN DAYA SAING DAERAH

dengan tiga teori yang lain) dengan judul Teori Pers Tanggung Jawab Sosial menerima
penelitian Pengaruh SM dalam Pelaksanaan peran pers dalam menyajikan hiburan, dengan
Survei Daya Saing Daerah di Jawa Tengah. syarat hiburan itu harus “baik”. Teori ini
Theodore Peterson (dalam Sibert dkk, menerima keharusan pers sebagai lembaga
1986) menjelaskan, Teori Pers Tanggung yang bebas secara finansial, tetapi bila perlu
Jawab Sosial memiliki asumsi utama, bahwa melarang beberapa media tertentu memasuki
di dalam kebebasan terkandung di dalamnya pasar.
suatu tanggung jawab yang sepadan. Pers, Relevansi Teori Pers Tanggung Jawab
yang telah menikmati kedudukan terhormat Sosial dengan penelitian antara lain: (1) Objek
dalam pemerintahan, harus bertanggung penelitian (SM) adalah pers yang aktif sebagai
jawab kepada masyarakat dalam menjalankan OC Survei Daya Saing Daerah dalam rangka
fungsi-fungsi penting komunikasi massa menjalankan fungsi melayani sistem politik
dalam masyarakat modern. dengan menyediakan informasi, diskusi,
Pada dasarnya, fungsi pers di bawah teori dan perdebatan tentang masalah daya saing
Tanggung Jawab Sosial sama dengan fungsi daerah di Jawa Tengah; (2) Melalui survei
di dalam Teori Pers Libertarian. Fungsi-fungsi tersebut, Suara Merdeka juga memberikan
tersebut adalah: (1) Melayani sistem politik penerangan kepada masyarakat, terutama
dengan menyediakan informasi, diskusi, dan mengenai kinerja pemerintah dan dunia
perdebatan tentang masalah yang dihadapi usaha di wilayahnya, sehingga mendorong
masyarakat; (2) Memberiikan penerangan masyarakat mampu mengatur diri sendiri;
kepada masyarakat, sehingga masyarakat (3) Lewat kegiatan survei, Suara Merdeka
dapat mengatur diri sendiri; (3) Menjadi bertindak sebagai “anjing penjaga” yang
penjaga hak-hak perorangan dengan bertindak mengawasi pemerintah dalam menjalankan
sebagai anjing penjaga yang mengawasi tugas-tugas meningkatkan daya saing;
pemerintah; (4) Melayani sistem ekonomi (4) Melalui survei, SM mempertemukan
dengan mempertemukan pembeli dan penjual kepentingan pemerintah kabupaten/kota
barang atau jasa melalui medium periklanan; di Jawa Tengah dan kepentingan investor,
(5) Menyediakan hiburan; (6) mengusahakan dengan tujuan meningkatkan kinerja
sendiri biaya finansial, sehingga bebas dari investasi; (5) Meskipun aktif sebagai OC
tekanan-tekanan orang-orang yang memiliki Survei Daya Saing Daerah, namun SM tetap
kepentingan tertentu. menjalankan fungsi memberikan hiburan
kepada masyarakat, selain juga menjalankan
Teori Pers Tanggung Jawab Sosial secara fungsi edukasi dan informasi; (6) Dengan
umum menerima enam fungsi tersebut, tetapi menjadi OC Survei Daya Saing Daerah,
menyatakan tidak puas terhadap interpretasi bekerja sama dengan pemangku kepentingan
para pemilik dan pelaksana media tentang yang lain, Suara Merdeka pun berpartisipasi
fungsi itu, dan terhadap cara pers melaksanakan secara finansial, sehingga objektivitas survei
fungsi itu. Teori Pers Tanggung Jawab terjaga dan bebas dari tekanan pihak-pihak
Sosial menerima peran pers dalam melayani yang memiliki kepentingan tertentu.
sistem politik, memberi penerangan kepada
masyarakat dan menjaga hak-hak orang per Keaktifan SM sebagai OC Survei Daya
orang. Teori ini menyatakan, bahwa selama Saing Daerah tersebut menunjukkan, bahwa
ini pers tidak menjalankan fungsi itu secara koran ini berusaha menegakkan independensi
sempurna. sebagai pilar keempat dalam proses
demokratisasi (tiga pilar yang lain adalah:
Teori Pers Tanggung Jawab Sosial lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif).
menerima peran pers dalam melayani
sistem ekonomi, tetapi tidak menghendaki Posisi sebagai koordinator OC survei
diprioritaskannya fungsi itu melebihi daya saing merupakan implementasi SM
fungsi mendukung proses demokrasi atau menjalankan Teori Pers Tanggung Jawab
memberikan penerangan kepada masyarakat. Sosial, yaitu:

183
JURNAL INTERAKSI, Vol 4 No 2, Juli 2015 : 175 - 186

4.2.1 Melayani sistem politik dengan barang atau jasa melalui medium
menyediakan informasi, diskusi, dan periklanan
perdebatan tentang masalah yang dihadapi Meskipun tidak secara langsung
masyarakat melalui periklanan, namun keterlibatan
Posisi sebagai koordinator langsung dalam kegiatan survei, SM
OC SDSD membuktikan, bahwa SM telah mendorong terciptanya relasi yang
memberikan informasi berbasis data baik antara pihak pemerintah (di tingkat
kepada pihak pemerintah (baik pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota) dan
provinsi maupun kabupaten/kota), para para investor. Survei tersebut memberikan
pengusaha, dan masyarakat. Melalui data yang diperlukan oleh para calon
serangkaian diagnostic workshop di 35 investor maupun investor yang sudah
kabupaten/kota, SM memberikan ruang beroperasi tentang potensi, kekuatan dan
diskusi dan perdebatan tentang masalah kelemahan tiap-tiap kabupaten/kota. Hal
yang dihadapi masyarakat, terutama ini mendorong pula pihak pemerintah
berkaitan dengan sub-indeks dan indikator untuk mengiklankan daerahnya, sehingga
survei. menarik investor.
4.2.2 Memberikan penerangan kepada 4.2.5 Menyediakan hiburan
masyarakat, sehingga masyarakat dapat Survei Daya Saing Daerah
mengatur diri sendiri ternyata juga memberikan hiburan
Melalui kegiatan aktif dalam survei kepada masyarakat, terutama para
daya saing, SM memberikan penerangan pejabat pemerintah kabupaten/kota,
kepada masyarakat, dalam bentuk data para pengusaha. Diskusi dan perdebatan
yang akurat, yang diperoleh melalui mengenai peringkat daya saing antar-
survei dengan metodologi yang dapat kabupaten/kota yang dilakukan dalam
dipertangungjawabkan. Data tersebut diagnostic workshop merupakan
dapat digunakan oleh masyarakat untuk hiburan tersendiri. Pejabat pemerintah,
melakukan langkah-langkah konkret pengusaha, dan masyarakat seolah-olah
dalam upaya memperbaiki keadaan, bercermin lewat hasil survei tersebut.
terutama yang terkait dengan sub-indeks Melihat potret diri mereka di dalam hasil
dan indikator-indikator survei. survei merupakan hiburan yang menarik,
4.2.3 Menjadi penjaga hak-hak seperti pada umumnya orang yang melihat
perorangan dengan bertindak sebagai wajahnya di cermin.
“anjing penjaga” yang mengawasi 4.2.6 Mengusahakan sendiri biaya
pemerintah finansial, sehingga bebas dari tekanan-
Posisi sebagai “anjing penjaga’ tekanan orang-orang yang memiliki
tidak hanya dilakukan oleh SM melalui kepentingan tertentu.
pemberitaan pada umumnya, melainkan Survei Daya Saing Daerah
dengan cara menjadi koordinator OC merupakan survei mandiri, yang dibiayai
survei, sehingga dapat memberikan data oleh penyelenggara, yaitu SM, Bank
dan fakta untuk dijadikan bahan menjaga Indonesia Kantor Wilayah V Jawa
hak-hak perorangan agar tidak dirugikan Tengah-DIY, Badan Penanaman Modal
oleh pemerintah maupun pengusaha. Hasil Daerah (BPMD) dan Badan Perencanaan
survei yang dilakukan menjadi tolok ukur Pembangunan Daerah (Bappeda) Jawa
untuk mengawasi kinerja pemerintah dan Tengah, serta GIZ-Red. Dengan kata lain,
pengusaha di 35 kabupaten/kota se-Jawa survei tersebut perwujudan nyata kerja
Tengah. sama pemerintah dan swasta (public
4.2.4 Melayani sistem ekonomi dengan private partnership). Tidak ada biaya
mempertemukan pembeli dan penjual survei yang berasal dari pemerintah
kabupaten/kota maupun pengusaha yang
184
Kukrit Suryo Wicaksono, PERAN PERS DALAM PENINGKATAN DAYA SAING DAERAH

menjadi responden, sehingga objektivitas pengusaha/investor. Sebaliknya, data tersebut


survei terjamin. Survei terbebas dari juga digunakan oleh para pengusaha/investor
tekanan orang maupun kelompok orang dalam memperoleh hak pelayanan dari
yang memiliki kepentingan tertentu. pemerintah, serta digunakan oleh masyarakat
untuk mengawasi kinerja pemerintah daerah
4. Penutup dan pengusaha/investor.

4.1 Suara Merdeka sebagai Ruang Di sisi lain, peran sebagai koordinator
Publik OC juga membuktikan komitmen kuat SM
terhadap pengembangan Jawa Tengah.
Keterlibatan secara aktif sebagai Komitmen itu tercermin dari tagline
koordinator OC survei daya saing daerah, suratkabar ini, yaitu “Perekat Komunitas
membuktikan SM mampu menjadi ruang Jawa Tengah.” Tagline tersebut, yang dalam
publik. Suara Merdeka menjaga keseimbangan bahasa marketing juga disebut sebagai
antara negara (state), kekuasaan (power), dan pernyataan posisi (positioning statement)
masyarakat (society), menjadi “pendulum” bukan sekadar janji kosong, melainkan benar-
yang menjaga agar kekuasaan tidak terlalu benar diterapkan dalam tindakan nyata; bukan
berat kepada negara, juga tidak terlalu berat hanya lewat pemberitaan, melainkan melalui
kepada rakyat. tindakan konkret yang langsung memberikan
Suara Merdeka telah menjadi “jembatan” solusi terhadap masalah yang muncul.
antara aspirasi masyarakat dan pengusaha/ 4.2 Suara Merdeka Mendorong Public
investor dan kepentingan pemerintah daerah. Private Partnership
Peran tersebut didukung beberapa faktor,
antara lain: Posisi SM sebagai suratkabar paling Survei Daya Saing Daerah di Jateng
berpengaruh di Jawa Tengah, SM mempunyai merupakan satu-satunya survei yang
jaringan yang luas di seluruh kabupaten/kota dilaksanakan dan didanai secara independen
se-Jawa Tengah melalui keberadaan wartawan atas kolaborasi erat antara unsur pemerintah
dan jaringan pemasaran di 35 kabupaten/ dan unsur swasta dengan tujuan: (1)
kota se-Jawa Tengah, SM mempunyai akses menyediakan data monitoring tentang
terhadap para pimpinan pemerintahan daerah perubahan iklim usaha dan investasi
(di tingkat kabupaten/kota maupun provinsi) kabupaten/kota di Jawa Tengah; (2)
dan kalangan pengusaha, SM dipercaya oleh menyediakan data tentang kinerja pemerintah
anggota Steering Committee (SC) survei maupun swasta dalam upaya meningkatkan
daya saing daerah, yaitu BPMD, Bappeda, daya saing kabupaten/kota di Jawa Tengah,
Bank Indonesia, serta GIZ-Red, serta SM (3) memberikan stimulasi kompetisi yang
mampu melaksanakan dengan baik tugas- sehat antar-kabupaten/kota di Jawa Tengah,
tugas sebagai koordinator OC survei daya dan (4) memberikan penghargaan terhadap
saing daerah. upaya pemerintah daerah dalam memperbaiki
situasi iklim usaha dan investasi.
Peran sebagai koordinator OC
membuktikan, bahwa SM menjaga Survei Daya Saing Daerah merupakan
keseimbangan antara kekuasaan pemerintah implementasi sinergitas antara Pemerintah
daerah dan kepentingan dunia usaha serta Provinsi Jawa Tengah dan pihak swasta.
masyarakat. Temuan-temuan survei menjadi Representasi unsur pemerintah adalah
“cermin”, baik oleh pemerintah daerah, BPMD dan Bappeda Jawa Tengah, adapun
pengusaha, maupun masyarakat, sehingga representasi unsur swasta adalah SM, serta
kekuasaan tidak lebih berat pada pemerintah lembaga semi-pemerintah Bank Indonesia
daerah, tidak lebih berat pada pengusaha Kantor Wilayah V Jawa Tengah-DIY serta
atau investor dan masyarakat. Data yang GIZ-Red. Sinergitas tersebut merupakan
ditemukan menjadi bahan yang signifikan perwujudan nyata konsep dialog pemerintah
bagi pemerintah daerah dalam memberikan dan swasta (public private dialogue) serta
pelayanan sekaligus pengawasan kepada kemitraan pemerintah dan swasta (public

185
JURNAL INTERAKSI, Vol 4 No 2, Juli 2015 : 175 - 186 berlangsung dan memberikan dampak yang positif bagi kinerja pemerintah

kabupaten/kota dan para pengusaha se-Jawa Tengah.


private partnership). Suara Merdeka yang Peningkatan Daya Saing Daerah” sebagai
4.3 Model “Peran Suratkabar dalam Peningkatan Daya Saing Daerah”
menjadi koordinator OC telah mendorong berikut:
Dari uraian tersebut, maka dapat digambarkan model “Peran Suratkabar
terwujudnya public private partnership dalam Peningkatan Daya Saing Daerah” sebagai berikut:
tersebut, konsep yang sangat penting dalam
mewujudkan iklim usaha yang kondusif. Iklim Peningkatan daya saing pemerintah daerah (provinsi dan kabupaten/kota)

usaha yang kondusif itu akan meningkatkan


Pemerintah sebagai fasilitator, dunia usaha dan masyarakat
investasi. Peningkatan investasi akan sebagai pelaku pembangunan

memperluas lapangan kerja, sehingga


Public private dialogue public private partnership
mengurangi pengangguran dan kemiskinan.
Sebagai koordinator OC survei, maka
SM melaksanakan komitmennya selama ini, On print MEDIA Off print
yaitu menjadi “moderator sarasehan besar
masyarakat Jawa Tengah.” Sebagai suratkabar
yang terbit dan berkembang di provinsi ini, Permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah daerah dan dunia usaha

SM “memandu” berbagai wacana yang


berkembang di tengah-tengah masyarakat
Jawa Tengah. Suara Merdeka memberi “ruang
diskusi” bagi pemecahan berbagai persoalan
yang dihadapi, dalam hal ini daya saing Daftar Rujukan
kabupaten/kota se-Jawa Tengah, dengan cara
memberikan data akurat melalui survei.
Sudibyo, Agus, 2001, Politik Media dan
Suara Merdeka berusaha
Pertarungan Wacana, Yogyakarta, LKiS
mendinamisasikan relasi unsur pemerintah
dan swasta, karena dinamisai itulah yang Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (jurnal),
akan mendorong peningkatan daya saing. April 1999, Menuju Paradigma Baru
Salah satu syarat dinamisasi tersebut adalah Penelitian Komunikasi, Bandung, ISKI dan
menempatkan secara tepat posisi pemerintah PT Remaja Rosdakarya
daerah, dunia usaha, dan masyarakat; yaitu McQuail, Denis, 1992, Media Performance,
pemerintah sebagai fasilitator, swasta Mass Communication and the Public Interest,
dunia usaha dan masyarakat sebagai pelaku London, Newbury Park, California, New
pembangunan. Positioning tersebut menjadi Delhi, SAGE Publications
prasyarat bagi terciptanya dengan baik konsep
public private dialogue dan public private Fishbein, M, Ajzen I, 1975, Belief, Attitude,
partnership. Intention, and Behaviour: An Introduction to
Theory and Research, Addison-Wesley Pub.
Suara Merdeka telah membuktikan diri Co.
sebagai “motor penggerak” public private
partnership di Jawa Tengah, melalui
pelaksanaan survei daya saing daerah.
Meskipun pada tahap awal memang ditemui
berbagai hambatan, terutama karena perbedaan
pendekatan antara unsur pemerintah daerah
dan swasta, namun survei tetap berlangsung
dan memberikan dampak yang positif bagi
kinerja pemerintah kabupaten/kota dan para
pengusaha se-Jawa Tengah.
4.3 Model “Peran Suratkabar dalam
Pening katan Daya Saing Daerah”
Dari uraian tersebut, maka dapat
digambarkan model “Peran Suratkabar dalam
186

Anda mungkin juga menyukai