LAPORAN RESMI
KULIAH LAPANGAN 1
Oleh:
Imanuel A. Wabia
NIM: 710015142
2017
i
LAPORAN RESMI EKSKURSI TAMBANG DI
YOGYAKARTA JAWA TENGAH DAN JAWA TIMUR
LAPORAN RESMI
KULIAH LAPANGAN 1
Oleh:
Imanuel A. Wabia
NIM: 710015142
Dosen Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat dan karunia-nya sehingga Laporan Kuliah Lapangan 1 (Ekskursi industri
tambang) TA. 2016/2017 ini dapat selesai tepat waktu.
Laporan ini dibuat untuk memenuhi nilai pada mata Kuliah Lapangan 1,
Jurusan Teknik Pertambangan Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta
yang berbobot 1 SKS. Laporan ini dibuat setelah kami mengikuti Ekskursi
industri tambang di Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Kegiatan
Ekskursi ini berlangsung selama 2 hari pada tanggal 28 Februari – 1 Maret 2017.
Penyusun
Imanuel A. Wabia
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi
DAFTAR TABEL..................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan........................................................................................1
1.3 Pelaksanaan Kegiatan.....................................................................................2
1.4 Manfaat Kegiatan...........................................................................................2
BAB II HASIL KEGIATAN...................................................................................3
2.1 PT. SUGIH ALAMANUGROHO GUNUNG KIDUL..................................3
2.1.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah..............................................................3
2.1.2 Profil Perusahaan.....................................................................................4
2.1.3 Keadaan Geologi.....................................................................................5
2.1.4 Sifat Fisik dan Sifat Mekanik Batuan......................................................6
2.1.5 Genesa Batugamping...............................................................................7
2.1.6 Eksplorasi................................................................................................7
2.1.7 Penambangan...........................................................................................8
2.1.8 Pengolahan.............................................................................................12
2.1.9 Produk dan Pemasaran...........................................................................16
2.1.10 Reklamasi............................................................................................17
2.2 PT. CALVARY ABADI KLATEN...........................................................19
2.2.1 Profil Perusahaan...................................................................................19
2.2.2 Penimbunan Batu Andesit dan Pengolahan...........................................20
2.2.3 Pengelolaan Lingkungan.......................................................................29
2.3 UD MULIA ABADI TULUNGAGUNG....................................................30
2.3.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah............................................................30
2.3.2 Profil Perusahaan...................................................................................31
iv
2.3.3 Geologi dan Karakteristik Marmer Tulungagung..................................31
2.3.4 Genesa Marmer......................................................................................32
2.3.5 Eksplorasi..............................................................................................32
2.3.6 Penambangan.........................................................................................33
2.3.7 Pengolahan.............................................................................................35
2.3.8 Produk dan Pemasaran...........................................................................37
2.3.9 Limbah...................................................................................................38
BAB III PENUTUP...............................................................................................40
3.1 Kesimpulan...................................................................................................40
3.2 Saran.............................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................42
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.13 : Diagram Alir Pengolahan Batu Andesit Menjadi Sirtu .................20
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
diharapkan mahasiswa dapat membandingkan antara teori-teori yang di peroleh di
perkuliahan dengan keadaan sebenarnya di lapangan, juga melatih dan
menumbuhkan jiwa persatuan dan kesatuan serta kerjasama di antara mahasiswa
dalam menghadapi persoalan dan menumbuhkan jiwa-jiwa kreatif pada diri
mahasiswa.
2
BAB II
HASIL KEGIATAN
3
U
PT. SUGIH
ALAMANUGRO
HO
4
memperkerjakan 225 tenaga kerja. Hampir 99 % karyawan yang bekerja di
perusahaan ini adalah merupakan penduduk setempat.
Adapun Profil dari perusahaan ini adalah sebagai berikut :
5
keprus diperkirakan termasuk kedalam Formasi Wonosari yang berumur Miosen
atas bagian atas.
Struktur geologi yang muncul di daerah Bedoyo adalah rekahan-rekahan
yang berpola tidak simetris, sedangkan pada batu gamping non klastis terdapat
banyak rongga-rongga.
Tabel 2.3 : Sifat fisik dan sifat mekanik batuan keprus di Desa Bedoyo
Bobot isi asli 2,05 gr/cm3
Kuat tekanan uniaksial 27,3 Mpa
Kohesi batuan 1.750,3 kg/cm2
Sudut geser dalam 25,110
6
2.1.5 Genesa Batugamping
Batugamping yang di tambang di PT. Sugih Alamanugroho adalah jenis
batu gamping kalkarenit (chalklimestone), bersifat basa, kecerahannya mencapai
32, terdapat pula batugamping keprus yang memiliki butiran-butiran halus.
Batugamping dapat terbentuk melalui beberapa cara, yaitu secara organik, secara
klastis ( mekanik) dan secara kimia :
a. Batugamping organik : Jenis ini paling banyak di jumpai di alam,
berasal dari pengendapan cangkang kerang dan moluska lainnya,
foraminifera, ganggang, atau dari kerangka binatang dan
koral/terumbu karang. Ciri khas batugamping jenis ini umumnya
kristalin dan sering muncul pola-pola terumbu dan sisa-sisa cangkang
binatang lunak.
b. Batugamping klastik : Jenis ini materi asalnya sama dengan
pembentukkan batugamping organik, hanya saja telah mengalami
perombakan, kemudian diendapkan lagi di tempat lain. Ciri khas dari
batugamping jenis ini adalah fragmen-fragmen butiran.
c. Batugamping kimiawi : Jenis ini terjadi dalam kondisi iklim dan
suasana lingkungan tertentu, dalam air laut maupun air tawar. Ciri khas
batugamping jenis ini adalah kristalin, bahkan sering besar-besar
seperti pada kalsit.
Batugamping di daerah Bedoyo termasuk dalam jenis batugamping
klastik.
2.1.6 Eksplorasi
Eksplorasi batugamping yang umum dikerjakan adalah untuk menghitung
volume cadangan dan mengetahui kualitas cadangan, sedangkan kegiatan awal
berupa pencarian endapan (propeksi) umunya jarang dilakukan, karena endapan
batugamping telah diketahui keberadaannya dan mudah ditemukan. Tahapan
kegiatan eksplorasi antara lain dapat dilakukan sebagai berikut :
a. Pemetaan topografi
b. Pengambilan sampel bongkah
7
c. Pemboran inti
d. Analisa sampel (sifat fisik, mekanik, maupun kimia)
e. Perhitungan cadangan
Eksplorasi Geofisika kadang-kadang juga dilakukan untuk menentukan
geometri endapan batugamping, sebelum dilakukan pemboran inti. Kegiatan
eksplorasi di PT. Sugih Alamanugroho dimulai pada tahun 1992. Berdasarkan SK
Gubernur tahun 1991 IUP No.50/12/KPTS/1991 tertanggal 6 Juli 1991 yang
kemudian diperpanjang dengan IUP No 25A/KPTS/IUP/110311108 tertanggal 8
November 2003 PT. Sugih Alamanugroho mempunyai IUP dengan luas wilayah
24,9 Ha yang terdiri dari 7 bukit. Saat ini baru satu bukit saja yang masuk ke
tahap eksploitasi yaitu Bukit Sidowayah, sisanya baru ke tahap Eksplorasi dan
Estimasi cadangan.
Adapun umur tambang dari data estimasi cadangan Bukit Sidowayah yang
merupakan lokasi penambangan PT. Sugih Alamanugroho adalah 10 tahun, tetapi
pada praktiknya PT. Sugih Alamanugroho masih bisa melakukan eksploitasi
sampai saat ini yang sudah terhitung 21 tahun. Hal ini dikarenakan penerapan
sistem penambangan yang baik di perusahaan tersebut yaitu mengutamakan
efektivitas kerja.
2.1.7 Penambangan
Kegiatan awal penambangan meliputi kegiatan pembersihan lahan
pengupasan lapisan tanah pucuk dan tanah penutup, penambangan di mulai dari
atas membuat jalan sambil mengerjakan kegiatan pengambilan bahan galian.
Sistem penambangan yang diterapkan oleh PT. Sugih Alamanugrogo dengan
metode tambang Quarry (Quarry adalah jenis tambang terbuka yang diterapkan
untuk menambang endapan-endapan bahan galian industri atau mineral industri
(industrial minerals), misalnya penambangan batugamping, marmer, granit,
andesit dan sebagainya). Berdasarkan letak endapan yang digali atau arah
penambangannya PT. Sugih Alamanugrogo menerapkan sistem jalan Side hill
(Side hill type, diterapkan untuk menambang batuan atau endapan mineral
industri yang letaknya di lereng bukit atau endapannya membentuk bukit).
8
sistem kerja diterapkan mulai dari jam 7 pagi sampai jam 3 sore. Di bawah ini
akan dijelaskan secara lebih spesifik dari kegiatan pertambangan.
9
ketebalan lapisan tanah pucuk di lokasi penambangan adalah sekitar 30
cm, sedangkan lapisan Overburden adalah sekitar 1-1,5 m.
Lapisan tanah penutup setelah dikupas akan dilakukan penanganan
masing-masing, untuk lapisan tanah pucuk akan ditempatkan pada Topsoil
Bank dan ditempatkan terpisah dari material lain. Hal ini bertujuan untuk
menjaga unsur hara yang ada pada topsoil ( tanah pucuk ) agar tetap
terjaga sehingga akan dapat dimanfaatkan kembali ketika kegiatan
reklamasi. Lapisan Overburden dimanfaatkan untuk material timbunan
jalan tambang.
c. Pembongkaran (Loosening)
Pembongkaran merupakan kegiatan untuk melepaskan material
dari batuan asalnya agar material tersebut dapat lepas atau terbongkar
sehingga mudah untuk dilakukan penanganan selanjutnya. Pada umumnya
pembongkaran material keras dapat dilakukan dengan 2 metode, yaitu
dengan alat berat jenis breaker dan peledakan (blasting). Pembongkaran
batugamping yang keras di PT. Sugih Alamanugroho menggunakan
hydraulic rock breaker, sedangkan untuk jenis material yang lunak cukup
dengan menggunakan backhoe. Metode peledakan (blasting) tidak
diterapkan di tambang ini karena mempertimbangkan aspek lingkungan.
Dari aktivitas peledakan yang dilakukan tentunya akan memberikan
dampak yang lebih buruk terhadap lingkungan jika kita bandingkan
dengan penggunaan alat hydraulic rock breaker, seperti debu, getaran (
ground vibration ), hempasan batu ( flying rock ) dan kebisingan. Hal ini
mengingat bahwa memang lokasi tambang tidak jauh dari lingkungan
pemukiman penduduk, sehingga dikhawatirkan dampak peledakan
tersebut akan menggangu pemukiman.
10
d. Pemuatan (Loading)
Pemuatan merupakan kegiatan pemindahan material hasil
pembongkaran ke alat angkut. Alat angkut yang digunakan di PT. Sugih
Alamanugroho adalah backhoe type Hitachi x200 ( 1993 ) dan Hitachi
daxis 200 ( 2013 ).
Material batugamping hasil dari proses pembongkaran akan
dikumpulkan dan selanjutkan dimuat ke dalam alat angkut.
e. Pengangkutan (Hauling)
Pengangkutan adalah kegiatan memindahkan material hasil
pembongkaran yang telah dimuat kedalam alat angkut menuju ke stock
pile. Alat angkut yang digunakan berupa dump truck dengan kapasitas ±5
ton yang berjumlah 3 buah. Dalam sebulan produksi PT. Sugih
Alamanugroho bisa mencapai 4000 ton jika keadaan cuacanya
mendukung, namun jika keadaan cuacanya tidak mendukung maka
produknya setengah dari itu atau sekitar 2000 ton.
11
Gambar 2.4 : Alat angkut Dump Truck berkapasitas ±5 Ton
f. Penimbunan (Dumping)
Dumping adalah kegiatan penimbunan material yang diangkut dari
area penambangan ke suatu tempat penimbunan (stock pile) yang telah
disediakan, untuk selanjutkan akan dilakukan pengolahan. Dalam sehari
PT. Sugih Alamanugroho dapat mengambil 30 rit. Perusahaan ini memiliki
8 barak penampungan batu gamping, yang tiap baraknya dapat
menampung 25-30 ton (5-6 rit). Atap stock pile di buat khusus dengan
campuran aluminium karbonat atau dengan atap transparan, maksud dari
pengeringan ini untuk mengurangi kadar air sebanyak 10%.
2.1.8 Pengolahan
Sebelum batugamping keprus ini diolah, biasanya dikeringkan terlebih
dahulu di stock pile agar kandungan airnya menurun. Pengeringan dilakukan
dengan penjemuran selama satu minggu dan atap stock pile di buat khusus
dengan campuran aluminium karbonat atau dengan atap transparan, maksud dari
pengeringan ini untuk mengurangi kadar air sebanyak 10%. Pengeringan tidak
menggunakan sistem pemanasan karena bila menggunakan sistem pemanasan
dapat mengurangi kadar CO2 dan mengurangi kualitas olahan batugamping. Hal
ini dilakukan karena jika batugamping dari tambang langsung diremuk dengan
“jaw Crusher” akan mengalami kesulitan. Pengolahan batugamping keprus
12
dimaksudkan untuk mendapatkan ukuran dan spesifikasi batugamping yang
sesuai dengan permintaan pasar. Untuk saat ini, PT. Sugih Alamanugroho
memproduksi batugamping dengan ukuran 800 mesh dan 1.200 mesh.(catatan :
Mesh adalah banyaknya lubang dalam satu inch panjang).
Jenis peralatan pengolahan yang digunakan di PT. Sugih Alamanugroho
antara lain : jaw crusher ( untuk menghancurkan dan menghaluskan bongkahan
batugamping ), hammermill horizontal ( menghaluskan bongkahan menjadi lebih
halus seperti butiran-butiran beras),”mesin gundo”(grinder) dimana
menggunakan sistem gravitasi dan cyclone, hammermill vertikal ( menggunakan
sistem gravitasi juga sehingga material berat akan turun kebawah(800 mesh) dan
yang ringan naik ke atas (1200 mesh) dengan menggunakan prinsip tekanan
udara, alat grower untuk mengisap, dan alat separator untuk menekan.
13
Gambar 2.6 : Jaw Crusher
14
Gambar 2.8 : Mesin Gundo (Grinder)
15
2.1.9 Produk dan Pemasaran
Produk banyak di kirim keluar daerah untuk keperluan industri. Untuk
ukuran 1200 mesh di manfaatkan menjadi :
a. Pemutih Gula
b. Kertas
c. Odol
d. Cat
e. Kosmetik
Untuk Ukuran 800 mesh di manfaatkan menjadi :
a. Bahan Campuran Paralon
b. Plastik
c. Karpet
Prioritas utama pemasaran dari PT. Sugih Alamanugroho adalah
memenuhi kebutuhan dalam negeri, pengemasannya menggunakan kemasan
karung berukuran dari 25 kg, 50 kg sampai 1 ton, harga per kg dari batugamping
keprus yang sudah diolah menjadi bubuk pada tahun 2017 adalah 750.000 rupiah
untuk yang 800 mesh dan 1.000.000 rupiah untuk yang 1200 mesh.
16
2.1.10 Reklamasi
Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk mencegah dan
mengurangi dampak negatif yang kemungkinan ditimbulkan dari aktivitas
pertambangan. Karena pada dasarnya penambangan berhubungan dengan
kegiatan mengubah lingkungan fisik, kimia dan biologi dari suatu lahan sebelum
ditambang. Sehingga perlu adanya upaya penanganan lahan bekas tambang
tersebut untuk meminimalisir dampak terhadap lingkungan sekitar.
17
reklamasi. Tujuan reklamasi lahan ini untuk memperbaiki kondisi lingkungan
bekas tambang agar dapat berfungsi kembali sesuai dengan peruntukannya dan
agar mampu menjaga lahan tetap stabil, lebih produktif, dan kondisi tanah
disekitar area bekas tambang dapat subur kembali dengan begitu dapat
menciptakan keadaan yang lebih baik dibandingkan sebelumnya.
18
2.2 PT. CALVARY ABADI KLATEN
Berdiri sebagai perusahaan Pemecah Batu pada tahun 1990 berupa badan
usaha perseroan terbatas bernama PT. Calvary Abadi berdasarkan Akta Pendirian
dari Kantor Notaris Ny. Iswi Artati SH. Dengan No. Akte C- 1116, perubahan
terakhir kalinya dengan akte tahun 2001 nomor akte 4.. Tahun 2006 unit Precast
Concrete mulai beroprasi dengan produksi pertama adalah saluran beton pracetak
(U-Ditch). Pada Kuliah lapangan 1, kami mengunjungi salah satu cabang dari PT.
Calvary Abadi yang terdapat di daerah Klaten. Pengolahan dari PT. Calvary abadi
yaitu mengolah batuan Andesit yang berasal dari Lereng Gunung Merapi menjadi
pecahan batu sirtu ( Pasir Batu ) yang sebagian besar dimanfaatkan untuk
keperluan industri dan pembangunan. Contohnya dalam pembuatan jalan, lintasan
kereta api, dan campuran beton. Lokasi PT. Calvary Abadi terletak di Jl. Raya
Solo, Somopuro, Jogonalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
19
2.2.2 Penimbunan Batu Andesit dan Pengolahan
STOCK PILE
WHEEL LOADER
HOPPER
JAW CRUSHER
BELT CONVEYOR
VIBRATOR SCREEN
BELT CONVEYOR
SECONDRY CRUSHER
20
Gambar 2.14 : Pengolahan Batu Andesit
21
Dalam kegiatan pengolahan batuan andesit, diperlukan peralatan penunjang
operasi sebagai berikut :
1. Crushing
22
Dalam mengelola batuan andesit digunakan jaw crusher, impact crusher, dan cone
crusher.
a. Jaw crusher
Jaw crusher yang digunakan adalah jenis single toggle, digunakan untuk
pemecahan tahap pertama. Keuntungan yang didapat dari pemakaian jaw
crusher karena kesederhanaan konstruksinya, ekonomis, dan memerlukan
tenaga yang relatif kecil. Bagian-bagian terpenting dari jaw crusher adalah :
23
Gambar 2.15 : Jaw Crusher
b. Impact crusher
Impact crusher yang digunakan adalah jenis hammer mill. Hal ini
merupakan proses crushing tahap kedua yang termasuk ke dalam jenis
primary crusher.Prinsip kerja dari impact crusher adalah :
Rotor yang dilengkapi oleh tiga buah row atau lebih yang jung-ujungnya
terbuat dari baja yang keras, berputar dengan kecepatan tinggi. Selanjutnya ke
dalam feed opening dimasukkan material batuan. Material batuan tersebut
terpukul oleh row yang berputar tadi dalam crusher chamber ( ruang
pemecah).
Dinding dari crusher chamber ini dibuat dari pelat-pelat baja, dinding ini
disebut juga breaker plate. Material batuan yang terpukul oleh rope tadi
terbanting pada breaker plate., Pecahan-pecahannya kembali dan dipukul oleh
row untuk kedua kalinya. Proses ini berlangsung sanagt cepat dan hasil dari
24
crushingnya dikeluarkan dari discharge opening. Karena seringnya
beroperasi, row-row akan mudah aus dan harus sering mengalami pergantian.
(Gambar dari Impact Crusher dapat dilihat dari gambar 3.3).
c. Vibrator Screen
Vibrator Screening yang ada di PT. Calvary Abadi digunakan
setelah batuan melalui proses penghancuran jaw crusher yang berfungsi
untuk mengayak dan memisahkan ukuran butir berdasarkan permintaan
konsumen . Contohnya 8 mm untuk bagian bawah , 12mm untuk tengah,
dan 20 mm untuk atas tergantuk permintaan konsumen.
25
Gambar 2.17 : Vibrator Screen
a. Grizzly bar
Grizzly bar merupakan batang-batang (bars) besi paralel yang
manakonstruksinya berupa batang-batang (bars) besi paralel yang satu
sama lainnya diberi jarak antar batang sebesar 40 cm dengan diameter 20-
30 mm dan ukuran 2 x 5 meter.
Batang-batang tersebut dipasang miring sehingga dengan bantuan
gaya gravitasi, material yang ditumpahkan akan menggelinding dengan
sendirinya. Material yang ukurannya lebih besar dari jaak antar batang
tersebut tidak akan lolos dan material, ini merupakan feed (umpan) pada
stone crusher. Sementara itu material yang kecil akan lolos dan material
ini digunakan sebagai bahan timbunan jalan.
26
crusher. Reciprocating plate feeder digerakkan oleh sumbu excentric
sehingga material yang ada di atasnya akan terlempar ke depan sepanjang
feeder ini.
d. Belt conveyor
Belt conveyor merupakan salah satu alat angkut yang dapat
bekerjasecara berkesinambungan (continuous transportation) baik pada
keadaan miring maupun mendatar. Belt conveyor dapat dipergunakan
untuk mengangkut material baik yang berupa unit load atau bulk material.
27
8. Trippers, Alat untuk menumpahkan muatan di suatu tempat tertentu,
karena kadang-kadang muatan harus dicurahkan di beberapa tempat
yang berbeda, dan bukan di ujung belt.
9. Pembersih belt, Alat yang dipasang di bagian ujung bawah belt agar
material tidak melekat pada belt balik (return belt).
10. Skirts, Semacam sekat yang dipasang di kiri-kanan belt pada tempat
pemuatan (loading point) yang terbuat dari logam atau kayu dan
dipasang tegak atau miring, gunanya untuk mencegah terjadinya
ceceran-ceceran.
11. Holdback, Suatu alat untuk mencegah agar belt conveyor yang
membawa muatan ke atas tidak berputar kembali ke bawah, jika
tenaga gerak (motor penggerak) tiba-tiba rusak atau dihentikan.
12. Kerangka (frame), Konstruksi baja yang menyangga seluruh susunan
belt conveyor dan harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga
jalannya belt yang berada di atasnya tidak terganggu.
13. Motor penggerak, Biasanya digunakan motor listrik untuk
menggerakkan drive pulley.
3. Aktivitas stone crusher
Crushing dilakukan secara bertahap, yaitu tahap pertama, kedua, dan
ketiga. Untuk pengisian material batuan ke vibrating feeder, digunakan alat wheel
loader dan untuk cadangannya digunakan dump truck.
28
2.2.3 Pengelolaan Lingkungan
29
2.3 UD MULIA ABADI TULUNGAGUNG
30
2.3.2 Profil Perusahaan
Batu pualam atau dikenal dengan marmer berasal dari bahasa Yunani
marmaros yang berarti “batu yang asli”. Deposit batuan marmer di Tulungagung
terletak dalam deretan pegunungan Kapur Selatan yang karena adanya proses
geologi yang menguntungkan di daerah ini terbentuklah deposit marmer dalam
jumlah besar. Marmer di Besole termasuk marmer yang berbutir sangat halus,
struktur padat dengan kuat tekan tinggi dan keausan rendah. Warna dasar adalah
gading, dengan beberapa nuansa dari warna terang hingga gelap. Hasil pengujian
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Bahan dan Barang Teknik
Bandung menunjukan mutu marmer di tambang Besole-Tulungagung telah
memenuhi syarat mutu SII No. 0379-80, yaitu :
31
2.3.4 Genesa Marmer
Seringkali jejak-jejak binatang laut masih jelas terlihat pada marmer. Hal ini
umumnya dijumpai pada “marmer muda” yang sebenarnya merupakan gamping
kristalin, bukan marmer dalam arti sesungguhnya.
2.3.5 Eksplorasi
Kegiatan eksplorasi (detil) yang umum dilakukan pada endapan marmer adalah:
32
2.3.6 Penambangan
c. Dongkrak
d. Derek (crane)
e. Kompresor
a. Jack hammer
33
b. Kompresor
c. Derek (crane)
d. Bahan peledak
Marmer hasil pembongkaran dengan kawat intan sangat besar, untuk itu
dilakukan reduksi ukuran menjadi blok-blok marmer yang lebih kecil dengan cara
dibor rapat, agar memudahkan dalam pengangkutan. Selanjutnya blok-blok
marmer ini dibawah ini dibawa ke tempat pengolahan. Pada umunya besarnya
rendemen (yang dapat diolah) hanya 18%. Karena hasil penambangan ada rongga-
rongga yang menyebabkan marmer tidak dapat dimanfaatkan.
34
2.3.7 Pengolahan
DI POTONG
MENJADI BALOK-
BALOK MARMER
PEMOTONGAN TAHAP 2
DI UD MULIA ABADI
LIMBAH DITAMBAL
DI POTONG BERDASARKAN
PERMINTAAN KONSUMEN
DIJUAL (PEMASARAN)
35
Gambar. 2.20 : Pengolahan Marmer di UD. MULIA ABADI
36
Prinsip pengolahan batu marmer pada dasarnya terdiri atas dua hal, yaitu
mereduksi ukuran dan memoles, namun demekian untuk mendapatkan hasil
polesan yang bagus ada beberapa kegiatan penting yang juga dilakukan, seperti:
Penambalan, Pengeringan dan Finishing.
Ada kalanya marmer hanya dipotong dengan ukuran tertentu tanpa dilakukan
pemolesan, karena konsumen menghendaki permukaan yang kasar dan dianggap
mempunyai nilai estetika yang tinggi, khususnya untuk ornamen dinding.
Disisi lain yakni tentang pemasaran marmer tidak hanya terbatas pada showroom
saja tetapi sudah memanfaatkan teknologi internet marketing sebagai salah satu
perkembangan yang sangat revolusioner dibidang pemasaran kerajinan marmer.
37
Contoh produk dari pengolahan batu marmer adalah seni patung pahat dari
marmer dan wastafel.
2.3.9 Limbah
a. Limbah Padat
b. Limbah Cair
Limbah cair (Gambar 2.18) yang dihasilkan dari pengolahan batu marmer
di UD. Mulia Abadi berupa sisa campuran air dan bubuk kimia yang digunakan
untuk proses pemolesan batu marmer. Penanganan limbah jenis ini dengan cara
pembuatan sistem penirisan / drainage sehingga aliran limbah tidak tercecer
38
kemana-mana tetapi mengarah ke lokasi pembuangan yang sudah disediakan,
sehingga akan meminimalisir dampak terhadap lingkungan sekitar.
c. Limbah Pengendapan
39
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Batugamping tersusun atas mineral kalsit (CaCO3) terbentuk dari
sedimen laut hasil dari sisa-sisa terumbu karang dan cangkang moluska
maupun dari proses kimiawi.
2. Metode penambangan yang digunakan PT Sugih Alamanugroho adalah
metode tambang terbuka (quarry) dengan sistem jalan (side hill) dan
backfilling untuk penimbunan kembali quarry yang suadah tidak lagi
berproduksi.
3. Kegiatan penambangan batugamping yang dilaksanakan oleh PT Sugih
Alamanugroho terdiri dari pembersihan lahan (land clearing),
pembongkaran, pemuatan (loading), pengangkutan (hauling), peremukan
(crushing) serta pemuatan untuk pengangkutan kedua.
4. Sirtu adalah singkatan dari pasir batu. Sirtu terjadi karena akumulasi pasir
dan batuan yang terendapkan di daerah-daerah relatif rendah atau lembah.
Sirtu biasanya merupakan bahan yang belum terpadukan dan biasanya
tersebar di daerah aliran sungai. Sirtu juga bisa diambil dari satuan
konglomerat atau breksi yang tersebar di daerah daratan (daerah yang
tinggi).
5. Sirtu berasal dari dua bagian yang yang berukuran besar merupakan
material dari batuan beku, metamorf dan sedimen. Sedangkan berukuran
halus terdiri pasir dan lempung.
6. Kegiatan pengolahan marmer merupakan serangkaian kegiatan untuk
mereduksi atau memperkecil ukuran marmer sesuai dengan kebutuhan
atau permintaan konsumen atau pasar.
40
3.2 Saran
1. Pelaksanaan Ekskursi Industri Tambang untuk yang akan datang
diharapkan tidak hanya pada industri golongan C saja, namun dapat
dilakukan pada industri logam maupun industri lain, sehingga lebih
variatif dalam penguasaan keilmuan di bidang rekayasa pertambangan.
2. Peran aktif peserta ekskursi sangat dibutuhkan demi kemajuan dan
penguasaan ilmu rekayasa pertambangan.
3. Hal yang secara umum kurang diperhatikan pada industri – industri
tambang yang dikunjungi, salah satunya mengenai masalah K3
(Keselamatan dan kesehatan kerja), jika dilihat dari sosialisasi mengenai
K3 secara umum belum maksimal.
4. Perlu adanya koordinasi yang lebih baik lagi antara pihak jurusan dan
pihak perusahaan agar dari pihak perusahaan sendiri juga menyediakan
modul bagi peserta ekskursi, selain dari modul yang telah disediakan oleh
tim dosen agar berjalannya kegiatan ekskursi tambang ini lebih terarah
dan teratur lagi, mengingat pada saat kunjungan para peserta tidak dapat
menyimak materi-materi dengan baik karena kebisingan yang timbul
akibat aktifitas pengolahan sehingga sangat mengganggu.
41
DAFTAR PUSTAKA
42