Anda di halaman 1dari 8

M3 (Methode)

a) Penerapan MPKP
Metode yang digunakan di ruangan adalah Metode Praktik keperawatan
Profesional (MPKP) model tim.
1) Kajian Teori
MPKP merupakan salah satu metode praktik keperawatan profesional,
dimana memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian
asuhan keperawatan termasuk lingkungan yang dapat menopang
pemberian asuhan keperawatan tersebut. MPKP metode tim adalah
metode pemberian asuhan keperawatan dimana seorang perawat
profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan pada sekelompok pasien melalui
upaya kolaboratif dan kooperatif.
2) Pelaksanaan Di Ruangan
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan didapatkan hasil bahwa
metode yang digunakan diruang Hemodialisis RSU Bangli adalah
metode tim. Metode tim digunakan sejak ruangan ini ada hingga saat
ini, dengan pembagian 2 tim yaitu shift pagi dan sore yang terdiri dari
berjumlah 5 orang per tim, masing-masing tim dipimpin oleh ketua
tim yang akan bertanggung jawab kepada kepala ruangan. Masing-
masing perawat dalam tim memegang 3 mesin di ruangan
hemodialisis.
3) Kesenjangan
Tidak ada kesenjangan dalam pelaksanan MPKP. Metode tim tersebut
sudah berjalan secara optimal karena jumlah petugas diruangan yang
ada diruang Hemodialisis RSU Bangli sudah mencukupi dengan
jumlah pasien yang ada.

b) Timbang Terima
Sudah dilakukan oleh Ruang Hemodialisis RSU Bangli
1) Kajian Teori
Timbang terima adalah suatu cara dalam penyampian dan menerima
sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien, yang
tujuannya antara lain:
a. Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus)
b. Menyampaikan hal-hal yang sudah atau belum dilakukan dalam
askep pada pasien
c. Menyampaikan hal yang penting yang harus ditindaklanjuti
perawat dinas berikutnya
d. Menyusun rencana kerja atau dinas berikutnya
2) Pelaksanaan Di Ruangan
Berdasarkan pengamatan dan wawancara didapatkan timbang terima
sudah dilakukan saat pergantian shift pagi ke siang yaitu pukul 13.00
wita. Kegiatan ini selalu diikuti oleh semua perawat yang telah dan
akan dinas. Pada operan pagi ke siang kegiatan ini dipimpin langsung
oleh kepala ruangan.
3) Kesenjangan
Dalam pelaksanaan timbang terima perawat belum dapat
melakukannya dengan optimal dan sesuai teori yang ada, hal ini
dibuktikan dari hasil observasi saat perawat timbang terima hanya
antar perawat. Misalnya perawat tidak selalu melakukan timbang
terima di hadapan pasien kelolanya karena di ruang hemodialisis saat
timbang terima pasien belum datang dan perawat hanya
menyampaikan jumlah pasien yang akan melakukan hemodialisis dan
kondisi pasien tersebut.

c) Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan belum dilakukan.
1) Kajian Teori
Ronde keperawatan merupakan suatu metode untuk menggali dan
membahas secara mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada
pasien dan kebutuhan pasien atau keperawatan yang dilakukan oleh
perawat primer atau perawat pelaksana, konselor, kepala ruang, dan
seluruh tim keperawatan yang melibatkan pasien secara langsung
sebagai focus kegiatan. Ronde keperawatan akan memberikan media
bagi perawat untuk membahas lebih dalam masalah dan kebutuhan
pasien serta merupakan suatu proses belajar bagi perawat dengan
harapan dapat meningkatkan kemampuan kognitif, efektif dan
psikomotor.
2) Pelaksanaan di ruangan
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan di ruang hemodialisis,
pelaksanaan ronde keperawatan di ruangan belum pernah dilakukan.
Sejauh ini pemecahan-pemecahan khusus pada pasien dilakukan
dengan RDK (refleksi diskusi kasus) dengan cara ketua tim berdiskusi
dengan kepala ruangan mengenai masalah yang terjadi di ruangan,
kasus yang biasanya terjadi di ruang hemodialisis yaitu mengenai
masalah gizi, masalah gizi pasien dokter yang langsung
menyampaikan langsung ke bagian gizi. Sejauh ini kasus yang terjadi
di ruang hemodialisis dapat terselesaikan dengan metode RDK.
3) Kesenjangan
Tidak ada kesenjangan dalam melakukan pemecahan masalah di
ruang hemodialisis RSU Bangli.

d) Sentralisasi Obat
Belum dilakukan di Ruang Hemodialisis RSU Bangli
1) Kajian teori
Proses sentralisasi obat meliputi pembuatan strategi persiapan
sentralisasi obat, persiapan sarana yang dibutuhkan, membuat
petunjuk teknis penyelenggaraan sentralisasi obat, dan
pendokumentasian hasil pelaksanaan (Nursalam, 2015). Pelaksanaan
sentralisasi obat secara optimal, dengan kepemimpinan kepala
ruangan, serta pengetahuan perawat dapat mempengaruhi proses
ketepatan pemberian obat oleh perawat dengan prinsip 6 T (tepat
pasien, tepat obat, tepat dosis, tepat rute, tepat waktu dan tepat
dokumentasi) dan 1 W (waspada efek samping), sehingga diharapkan
tidak terjadi kesalahan pemberian obat selama proses perawatan
pasien (Kee & Hayes, 1996; Elliott & Liu, 2010).
2) Pelaksanaan di ruangan
Berdasarkan hasil pengkajian di Ruang Hemodialisis data yang
diperoleh tentang pengadaan sentralisasi obat adalah perawat
mengerti tentang sentralisasi obat. Hanya saja di ruang hemodialisis
tidak terdapat lemari dan loker tempat penyimpanan obat untuk pasien
dimana loker tersebut berisi nama pasien. Di ruang hemodialisis
hanya ada troli emergency untuk penyimpanan obat-obat tertentu.
3) Kesenjangan
Dalam pengadaan sentralisasi obat di ruang hemodialisis tidak
terdapat lemari dam loker tempat penyimpanan obat. Di ruang
hemodialisis RSU Bangli hanya ada troli emergency untuk
menyimpan obat-obat tertentu dan alat-alat kesehatan seperti selang
oksigen.

e) Discard Planning
Discharge planning sudah dilakukan
1) Kajian Teori
Discharge planning keperawatan merupakan komponen yang terkait
dengan rentang atau yang sering disebut dengan keperawatan
berkelanjutan, dimana perawatan yang dibutuhkan oleh pasien harus
diberikan dimanapun pasien berada. Perencanaan pulang merupakan
bagian terpenting dari program keperawatan klien yang dimulai segera
setelah klien masuk rumah sakit. Hal ini merupakan suatu proses yang
menggambarkan usaha kerjasama antara tim kesehatan, keluarga,
klien, dan orang yang penting bagi klien.
2) Pelaksanaan di Ruangan
Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada kepala Ruang
hemodialisis di RSU Bangli dikatakan bahwa discharge planning
sudah dilakukan, mulai dari rencana pemulangan, untuk surat kontrol
pasien yang sudah biasa melakukan hemodialisis akan mencari surat
rujukan setiap 3 bulan, kelengkapan administrasi, dan obat yang perlu
dikonsumsi dilakukan di poli HD. Perawat di ruang hemodialisis juga
memberikan Health Education (HE) kepada pasien dan keluarga
tentang penyakit pasien mengenai kejadian berulang dan pengendalian
kejang pasien. Dalam pendokumentasian sudah terdapat lembar
discharge planning pada rekam medis pasien sehingga dapat
didokumentasikan.
3) Kesenjangan
Tidak ada kesenjangan dalam pelaksanan discharge planning.
Pelaksanann discharge planning di ruang hemodialisis sudah
dilakukan dengan optimal oleh petugas kesehatan di ruang
hemodialisis RSUD Bangli.

f) Supervisi
Supervise di Ruang Hemodialisis sudah dilakukan

1) Kajian Teori
Supervisi merupakan bagian dari fungsi directing pengarahan (dalam
fungsi manajemen yang berperan untuk mempertahankan agar
segalam kegiatan yang telah diprogram dapat dilaksanakan dengan
baik dan lancar. Supervisi secara langsung memungkinkan manajer
keperawatan menemukan berbagai hambatan/permasalahan dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan di ruangan dengan mencoba
memandang secara menyeluruh faktor-faktor yang mempengaruhi dan
bersama dengan staf keperawatan untuk mencari jalan pemecahannya.
Sukar seorang manajer keperawatan untuk mempertahankan mutu
asuhan keperawatan tanpa melakukan supervisi, karena masalah
masalah yang terjadi di unit keperawatan tidak seluruhnya dapat
diketahui oleh manajer keperawatan melalui informasi yang diberikan
oleh staf keperawatan yang mungkin sangat terbatas tanpa melakukan
supervisi keperawatan.
2) Pelaksanaan Di Ruangan
Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi di Ruang Hemodialisis
sudah dilakukan supervisi. Supervisi dilakukan oleh tim yang
dibentuk terdiri dari masing-masing ketua tim di Ruang Hemodialisis.
Mereka bertugas sesuai jadwal piket masing-masing dan melakukan
supervisi sesuai anggota timnya
3) Kesenjangan
Supervisi sudah dilakukan di Ruang Hemodialisis sesuai jadwal yang
telah ditentukan namun belum dilakukan pengamatan dan
pendampingan secara langsung saat pelaksanaan mengambil tindakan
atau prasat diruangan karena ikut membantu mengambil tindakan.

g) Dokumentasi
1) Kajian data
Dokumtasi keperawatan merupakan hal yang sangat penting dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan professional, karena mempunyai
fungsi sebagai alat komunikasi, aspek hukum, jaminan mutu
pendidikan/penelitian dan akreditasi. Pengumpulan data dilakukan di
Ruang Hemodialisis dengan teknik observasi dan wawancara dimana
pendokumentasikan di Ruang Hemodialisis dilakukan berdasarkan
SOR (Source Oriented Record ) yaitu sistem pendokumentasian
yang berorientasi pada 5 komponen berupa : lembar penilaian berisi
biodata, lembar order dokter, lembar riwayat medis/penyakit, catatan
perawat dan laporan yang meliputi :
a) Lembar tindakan dan evaluasi
b) Catatan perkembangan
c) Catatan pemberian obat : oral, injeksi, cairan parenteral
d) Rekam asuhan keperawatan
e) Grafik tanda-tanda vital
f) Blangko tindakan medik, dan lain sebagainya.
Pendokumentasian asuhan keperawatan (pengkajian, rencana
keperawatan, pelaksanaan dan evaluasi) sudah dilakukan.

NO. URAIAN BAGAN SUMBER


1 Ringkasan pasien masuk dan keluar Perawat
2 Pengkajian awal medis,…(sesuai dengan Dokter dan perawat
penyakit)
3 Catatan perkembangan integritas Perawat
4 Lembar penempelan surat Perawat
5 Lembar penempelan laboratorium Tenaga Lab
6 Lembar penempelan radiologi dan diagnostic Radiologi
imaging
7 Lembar penempelan patologi anatomi Dokter dan perawat
8 Lembar penempelan EKG Dokter dan perawat
9 Pengkajian gizi Ahli gizi dan pasien
10 Pengkajian keperawatan,….(sesuai umur) Perawat
11 Resiko jatuh,…(sesuai umur) Perawat
12 Catatan pelaksanaan terintegritas Perawat
13 Lembar observasi tanda-tanda vital Perawat
14 Catatan pemberian obat oral Perawat
15 Catatan pemberian obat injeksi Perawat
16 Observasi keseimbangan cairan Perawat
17 Catatan edukasi dan perencanaan edukasi Perawat
terintegritas
18 Evaluasi keperawatan Perawat
19 Resume keluar Perawat dan dokter
20 Rencana pemulangan Perawat
21 Orientasi pasien baru rawat inap Perawat

Pemahaman perawat dalam melaksanakan dokumentasi


Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada saat pengkajian
didapatkan hasil bahwa perawat ruang hemodialisis sudah paham mengenai cara
pendokumentasian, dimana penulisan sudah sesuai dengan format yang ditetapkan
diruangan serta untuk pengkajian ulang di ruangan didokumentasikan ulang sesuai
dengan keluhan pasien pada saat datang ke ruangan. Khusus mengenai
pendokumentasian asuhan, sudah terdapat form dokumentasi mulai dari
pengkajian, intervensi, implementasi, evaluasi, resume, lembar pelaksanaan
pemberian obat yang baku dari Rumah Sakit.
Perawat sudah paham dalam pendokumentasian dan perawat sudah
melakukan dokumentasi di setiap tindakan.

Anda mungkin juga menyukai