Demokrasi Terpimpin
DISUSUN
OLEH :
NAMA : 1. SASTA ANDHARA SUAN
2. CRISTISEN KLAPING
KELAS : XII IPS 1
MAPEL : SEJARAH INDONESIA
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada junjungan
kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta semua umatnya hingga kini. Dan semoga kita
termasuk dari golongan yang kelak mendapatkan syafaatnya.
Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga selesainya makalah ini. Harapan kami semoga
makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi
para pembaca, menambah wawasan serta pengalaman, sehingga nantinya saya dapat memperbaiki
bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya kekurangan, baik dari aspek
kualitas maupun kuantitas dari bahan penelitian yang dipaparkan. Semua ini murni didasari oleh
keterbatasan yang dimiliki kami. Oleh sebab itu, kami membutuhkan kritik dan saran kepada segenap
pembaca yang bersifat membangun untuk lebih meningkatkan kualitas di kemudian hari.
Penyusun
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ...................................................................................................................... 10
B. Saran ................................................................................................................................ 10
A. Latar Belakang
Demokrasi terpimpin adalah sebuah sistem demokrasi di mana seluruh keputusan dan
pemikiran berpusat pada pemimpin negara. Konsep sistem demokrasi terpimpin pertama kali
diumumkan oleh Presiden Soekarno dalam pembukaan sidang konstituante pada tanggal 10
November 1956. Masa demokrasi terpimpin (1957-1965) dimulai dengan tumbangnya demokrasi
parlementer atau demokrasi liberal yang ditandai pengunduran Ali Sastroamidjojo sebagai perdana
menteri.
Ketegangan-ketegangan politik yang terjadi pasca pemilihan umum 1955 membuat situasi
politik tidak menentu. Kekacauan politik ini membuat keadaan negara menjadi dalam keadaan
darurat. Hal ini diperparah dengan dewan konstituante yang mengalami kegagalan dalam menyusun
konstitusi baru, sehingga negara Indonesia tidak mempunyai pijakan hukum yang mantap.
Pelaksanaan sistem demokrasi terpimpin, sebenarnya merupakan wujud dari
obsesi Presiden Soekarno yang dituangkan dalam konsepsinya pada tanggal 21 Februari 1957, yang
isinya mengenai penggantian sistem demokrasi liberal menjadi demokrasi terpimpin, pembentukan
kabinet gotong royong, dan pembentukan dewan nasional.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, dapat dirumuskan masalah-masalah sebagai berikut:
1. Apa definisi demokrasi terpimpin?
2. Bagaimana sistem demokrasi terpimpin?
3. Bagaimana sistem ekonomi demokrasi terpimpin?
4. Apa isi dari Dekret Presiden 5 Juli 1959?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Untuk merencanakan pembangunan ekonomi, pada tahun 1958 dibentuk undang-undang mengenai
pembentukan Dewan Perancang Nasional. Tugasnya adalah mempersiapkan rancangan undang-
undang Pembangunan Nasional yang berencana dan menilai penyelenggara pembangunan itu.
Pada massa demokrasi terpimpin Indonesia melakukan kredit luar negeri dan melakukan kerja
sama perdagangan dengan Cina yang memberikan keuntungan materi dan politik.
Setelah terbentuknya kabinet pada 22 Juli 1959, presiden Soekarno membentuk Dewan
Pertimbangan Agung (DPA) yang diketahui oleh presiden dengan Penpres No. 3 Tahun 1959
dengan 45 orang anggota yang terdiri dari 12 wakil golongan politik, 8 orang utusan/ wakil daerah,
24 orang wakil golongan karya, dan 1 orang wakil ketua. Dewan ini berkewajiban memberi jawab
atas pertanyaan presiden dan berhak mengajukan usul kepada pemerintah (Pasal 16 Ayat 2 UUD
19450. Para anggota DPA dilantik pada tanggal 15 Agustus 1959. Pada upacara peringatan hari
proklamasi 17 Agustus 1959, presiden Soekarno mengucapkan pidato yang bersejarah yang
berjudul “Penemuan Kembali Revolusi Kita” pidato tersebut merupakan penjelasan dan
pertanggungjawaban presiden atas dekret 5 Juli 1959 serta garis kebijakan presiden Soekarno
dalam mengenalkan sistem demokrasi terpimpin.
B. Saran
Dilihat dari kekacauan yang terjadi pada awal lahirnya bangsa Indonesia, sudah terlihat
karakteristik umum yang negatif di bangsa ini yaitu mementingkan diri sendiri. Terlihat dari saat
Indonesia memakai sistem Demokrasi Parlementer yang membutuhkan banyak partai, bukannya
terjadi kerja sama atau persaingan yang sehat, melainkan kekacauan yang akhirnya menyebabkan
sistem demokrasi di Indonesia harus diganti.
DAFTAR PUSTAKA