Anda di halaman 1dari 78

LAPORAN DISEMINASI AKHIR

RUANG KASUARI RSD IDAMAN KOTA BANJARBARU


STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN

Tanggal 28 Maret – 09 April 2022

Disusun Oleh:

Bunga Indryan Noor Rindu Lestari, S.Kep 2130913320014

Rini Astuti, S.Kep 2130913320027

Muhammad Raghib Ansyary,S.kep 2130913310003

Mila Novaria Tryharnita, S.Kep 2130913320038

Siti Reny Asnani., SKep 2130913320034

Muhammad Kholillurrahman.,S.Kep 2130913310016

Norjannah, S.Kep 2130913320045

Nur Akbar Adi Saputro, S.Kep 2130913310026

Dewi Khayatun Nufus., S.Kep 2130913320042

Dina Anggrainy, S.Kep 2130913320023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

i
2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN DISEMINASI AKHIR


RUANG KASUARI RSD IDAMAN KOTA BANJARBARU
STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN

Tanggal 28 Maret – 09 April 2022

Disusun Oleh:
Bunga Indryan Noor Rindu Lestari, S.Kep 2130913320014

Rini Astuti, S.Kep 2130913320027

Muhammad Raghib Ansyary,S.kep 2130913310003

Mila Novaria Tryharnita, S.Kep 2130913320038

Siti Reny Asnani., SKep 2130913320034

Muhammad Kholillurrahman.,S.Kep 2130913310016

Norjannah, S.Kep 2130913320045

Nur Akbar Adi Saputro, S.Kep 2130913310026

Dewi Khayatun Nufus., S.Kep 2130913320042

Dina Anggrainy, S.Kep 2130913320023

Banjarbaru, 09 April 2022


Mengetahui,
Koordinator Stase Manajemen Kepala Bidang Keperawatan
Keperawatan RSD Idaman Kota banjarbaru

Herry Setiawan, S.Kep.,Ns.,M.Kep M. Hadarani, S.Kep, Ns., M.PH


NIP. 19900529 201701 1 09001 NIP. 19731112 199303 1 004

ii
DAFTAR ISI

COVER .............................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................1
A. Latar Belakang ......................................................................................................1
B. Tujuan ...................................................................................................................2

BAB II PENGKAJIAN ..................................................................................................7


A. Gambaran Umum RSD Idaman Banjarbaru .........................................................7
B. Visi, Misi dan Motto .............................................................................................7
C. Pengkajian Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) ..........................8
1. Sumber Daya Manusia (Man/M1) ..................................................................8
2. Sarana dan Prasarana (M2) ...........................................................................25
3. Metode (Method/ M3) ..................................................................................33
4. Keuangan (Money/M4) .................................................................................47
5. Pemasaran (Marketing / M5) ........................................................................49
6. Mesin (M6) ...................................................................................................57

BAB III FISHBONE .....................................................................................................62


BAB IV PERENCANAAN TINDAK LANJUT .........................................................63
A. Ketenagaan & Pasien dan Material (Man/M1 & Matherial/M2) .......................63
B. Metode (Method/ M3) ........................................................................................64
C. Keuangan (Money/M4) dan Pemasaran (Marketing / M5) .................................67
D. Mesin (M6) .........................................................................................................68

BAB V PENUTUP ........................................................................................................69


A. Kesimpulan .........................................................................................................69
B. Saran ...................................................................................................................70

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................71


Lampiran

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas kesehatan dituntut untuk memberikan
pelayanan yang bermutu kepada masyarakat. Rumah sakit adalah intitusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan masyarakat di bidang
kesehatan memiliki peran yang sangat strategis dimana rumah sakit diharapkan
dapat berperan optimal dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan
masyarakat. Rumah sakit dalam memberikan pelayanan medik tidak akan berhasil
jika tidak ditunjang oleh pelayanan non medik. Pelayanan non medik diantaranya
adalah instalasi gizi/dapur, instalasi logistik, insatalasi laundry, dan instalasinya
lainnya. Instalasi logistik mengelolaa semua logistik di RS baik yang medis
maupun non medis. Logistik medis seperti obat-obatan dan alat kesehatan
sedangkan non medis seperti bahan makanan, sarana dan prasarana, alat tulis
kerja, linen dan lain sebaginya.

RSD Idaman Kota Banjarbaru merupakan Rumah Sakit tipe C dengan akreditas
UTAMA dan merupakan Rumah Sakit satu-satunya milik Pemerintah Daerah
yang ada di Kota Banjarbaru. RSUD Kota Dumai memiliki kapasitas tempat tidur
sebanyak ±230 tempat tidur yang tersebar di 15 instalasi Rumah Sakit, dimana
semuanya itu saling berkaitan dalam pemberian layanan di RSD Idaman Kota
Banjarbaru. Bed Occupancy Ratio (BOR) RSD Idaman Kota Banjarbaru tahun
2021 adalah sebesar 84% dimana indikator nasional adalah 60-85%. BOR berarti
menunjukkan persentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu. BOR untuk
RSD Idaman Kota Banjarbaru masih dalam batas normal dan sudah tinggi.

MAKP merupakan upaya untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan


sehingga menjadi efektif dan efisien. MAKP memperlihatkan pelayanan yang
lebih terstruktur dan terorganisir yang lebih profesional dan lebih baik dalam
memberikan tingkat pelayanan asuhan keperawatan terhadap klien (Somantri,

1
2015; Budi, 2009; Rantung, 2013 dalam Rahmawati, 2021). Rumah sakit dapat
menetapkan metoda yang paling memungkinkan untuk dilaksanakan. Salah satu
pelaksanaan perubahan yang nyata adalah memberikan asuhan keperawatan yang
berkualitas dan manajerial keperawatan yang handal. Profesionalisme perawat
dapat diwujudkan dibidang pelayanan kesehatan di rumah sakit. Salah satu usaha
untuk memberikan pelayanan yang berkualitas dan profesional tersebut adalah
dengan melaksanakan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) yang
memungkinkan perawat

Manajemen Keperawatan yakni salah satu tugas khusus yang harus dilaksanakan


oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasikan,
mengarahkan serta mengawasi sumber – sumber yang ada, baik sumber daya
maupun dana sehingga dapat memberikan suatu pelayanan keperawatan yang
efektif kepada pasien, keluarga dan masyarakat.

Manajemen keperawatan harus juga dapat diaplikasikan dalam suatu tatanan


pelayanan nyata, yaitu di Rumah Sakit dan Komunitas sehingga perawat perlu
memahami konsep dan aplikasi.

Konsep manajemen keperawatan pada suatu perencanaan berupa sebuah rencana


strategi melalui pendekatan yaitu pengumpulan data, analisa SWOT dan
menyusun langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan secara operasional,
khususnya dalam suatu pelaksanaan metoda asuhan keperawatan, melakukan
pengawasan dan pengadilan serta dokumentasi yang lengkap.

B. Tujuan
1. Menganalisis Man, Material, Method, Money, Marketing dan Machine di
ruang Kasuari RSD Idaman Kota Banjarbaru

2. Menganalisis masalah di ruang Kasuari RSD Idaman Kota Banjarbaru

3. Memberikan Rencana Tindak Lanjut yang diusulkan di ruang Kasuari RSD


Idaman Kota Banjarbaru.

2
BAB II
PENGKAJIAN

A. Gambaran Umum RSD Idaman Kota Banjarbaru


Rumah Sakit Umum Daerah Idaman Kota Banjarbaru merupakan rumah sakit
daerah milik Pemerintah Kota Banjarbaru yang diserahakan pengelolaannya oleh
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan pada tanggal 14 Agustus 2004.
Bedasarkan Keputusan Wali Kota Banjarbaru No. 366 Tahun 2011, RSD Idaman
Kota Banjarbaru telah ditetapkan menjadi Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD), dengan menerapkan fleksibilitas pengelolaan keuangan sesuai dengan
yang telah diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 dan
Peraturan Kementrian Dalam Negri No. 61 Tahun 2007.

Riwayat RSD Idaman Kota Banjarbaru


a. Tahun 1961: UKIDA (Usaha Kesehatan Ibu dan Anak)
b. Tahun 1965: Menjadi BKIA (Badan Kesehatan Ibu dan Anak)
c. Tahun 1972: Menjadi pilot proyek rumah sakit dan rencana peningkatan
rumah sakit tetapi hanya untuk melayani Pemerintah Daerah setempat
d. Tahun 1995: Rumah Sakit Umum Daerah Kelas C (SK Menkes RI No:
104/MENKES/I/1995) milik Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
e. Tahun 2004: Penyerahan aset-aset RSD Idaman Kota Banjarbaru dari
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan kepada Pemerintah Kota Banjarbaru
f. Tahun 2011: Ditetapkan menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) SK
Walikota No.366 tanggal 29 Februari 2011
g. Tahun 2012: Penetapan PPK-BLUD

B. Visi, Misi, dan Motto


1. Visi Rumah Sakit
“Banjarbaru Maju, Agamis, dan Sejahtera”
2. Misi Rumah Sakit
“Meninkatkan Kualitas Kehidupan Masyarakat yang Sejahtera dan
Berakhlak Mulia”
3. Motto Rumah Sakit : “ Kesehatan dan keselamatan Anda Prioritas kami”

7
4. Falsafah : “Menjunjung Tinggi harkat dan martabat Manusia dalam
pelayanan kesehatan”
5. Value (nilai) : “Memberikan pelayanan berdasarkan sentuhan Nurani”
6. Visi Bidang Keperawatan
Pelayanan Keperawatan yang Prima berdasarkan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
7. Misi Bidang Keperawatan
1) Menjamin dan meningkatkan kerjasama di bidang perencanaan,
pengelolaan dan pendayagunaan tenaga keperawatan diseluruh tatanan
pelayanan kesehatan masyarakat.
2) Melaksanakan asuhan keperawatan dan Pelayanan keperawatan
professional dengan sikap ramah, sopan, adil, dan senyum yang
berlandaskan Ilmu pengetahuan dan teknologi. Mengadakan sistem
perencanaan, pendidikan, dan pelatihan keperawatan/kebidanan sesuai
kompetensi dan kebutuhan yang diharapkan.
3) Menciptakan suasana lingkungan rumah sakit/ruang keperawatan yang
bersih, aman, nyaman, indah, dan tertata rapi.
4) Menyelenggarakan penelitian keperawatan/kebidanan secara
berkesinambungan.
C. Pengkajian Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)

1. Sumber Daya Manusia (Man/M1)


a. Struktur Organisasi
Saat ini model asuhan keperawatan yang digunakan di ruangan Kasuari
adalah metode modifikasi tim-primer, dimana metode modifikasi tim-primer
di dalamnya terdapat KARU, PPJA/ Perawat Primer (PP) dan Perawat
Asosiate (PA). Kepala ruangan merupakan seorang yang diberikan
wewenang dan tanggung jawab serta mengelola kegiatan pelayanan
keperawatan disatu ruang rawat dalam hal manajemen ruangan. Kepala
Ruangan juga berperan sebagai manajer keperawatan di ruangan yang
bertanggung jawab terhadap pemberian asuhan keperawatan yang diberikan
kepada pasien di ruangan. PPJA/PP melakukan operan dengan meminta
laporan perawat dinas malam dan dilanjutkan keliling pasien untuk validasi

8
kondisi dan jumlah, memimpin pre conference dalam tim masing-masing,
PA melakukan operan dengan meminta laporan PP tim pagi dan dilanjutkan
keliling melihat pasien untuk validasi kondisi dan jumlah, membaca rencana
perawatan yang telah ditetapkan perawat primer, menerima delegasi peran
PP, bila PP tidak ada. PPJA dibantu oleh perawat pelaksana sebagai anggota
tim. Untuk Ruang Kasuri memiliki tiga tim yaitu Tim 1 beranggotakan 2 PJ
shif dan 4 PP, Tim 2 beranggotakan 3 PJ Shif dan 3 PP dan Tim 3
beranggotakan 1 PJ Shif dan 5 PP.

9
Terdapat struktur organisasi di Ruangan Kasuari. Adapun struktur
organisasi tersebut adalah sebagai berikut:

Direktur
dr. Hj. Endah Labati Silapurna, MH.Kes

Kepala Bidang Keperawatan


M. Hadarani, S.Kep, Ns., M.PH

Kepala Seksi Asuhan Keperawatan


Tri Nugroho, S.Kep., Ns., M.Kep.

Kepala IRNA
Rahimul Yakin, S.Kep., M.Epid

Kepala Ruangan
Novi Astuti Kristiani, S.Kep., Ns

PPJA 1 PPJA 2 PPJA 3

Yetty Kurniawati, S.Kep., Ns Marta Ariani, S. Kep., Ns Rendra Seprima, S.Kep., Ns

Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana


Normalina, AMK Putri Kumala Sari, AMK A. Rijani, S.Kep., Ns
Dani Apriadi, AMK Agustina Reni A, T, S.Kep., Ns M.Nanda Hidayat,S.Kep., Ns
Siti Patimah,, AMK Dinda Ayu S, AMK Mareta, AMK
Wiwit Harmita, S.Kep., Ns Rahmat Kurniawan, AMK M.Revi Zulfanoor, AMK
Ketut Dani Catur, S.Kep., Ns Shanty Herawati, AMK M. Hifni, AMK
Anita Humaira, S.Kep., Ns Gresia Mayang Sari, AMK Rivaldi Apasha, S.Kep., Ns

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Ruang Kasuari RSD Idaman Kota Banjarbaru Banjarbaru

10
b. Tenaga Keperawatan
Tabel 2.1 Daftar Tenaga Keperawatan di Ruang Kasuari RSD Idaman Kota Banjarbaru

Masa Level
PNS/ Non
No Nama Jabatan Pendidikan Kerja Pelatihan Jenjang
PNS
Karir
S1 Keperawatan Pel. Perseptor PK III
Profesi Ners Mentor
Keperawatan,
Perawat Ahli BHD, Pel. KIE,
1. Novi Astuti Kristiana S.Kep Ns PNS 16
Pertama Pel. Komite
Kep. Era
Millenial, Pel.
Case Manajer
S1 Keperawatan Perawatan Luka, PK II
2. Yetty Kurnia Wati, S.Kep, Ners. PNS Perawat Ahli Muda 14
Profesi Ners BHD/ BTCLS
S1 Keperawatan BHD/ BTCLS PK II
3. Marta Ariani, S.Kep, Ns PNS Perawat Ahli Muda 16
Profesi Ners
4. Puteri Kumala Sari, AMK PNS Perawat Mahir DIII Keperawatan 13 BHD/ BTCLS PK III
S1 Keperawatan BHD/ BTCLS PK III
5. Agustina Reni Aspita T, S.Kep.Ns PNS Perawat Ahli Muda 12
Profesi Ners
6. Noormalina, AMK PNS Perawat Mahir DIII Keperawatan 12 BHD/ BTCLS PK II
Perawat Ahli S1 Keperawatan BHD/ BTCLS PK II
7. A.Rijani.,S.Kep.,Ns PNS 11
Pertama Profesi Ners
S1 Keperawatan BHD/ BTCLS PK III
8. Anita Humaira, s.Kep.,Ns PNS Perawat Terampil 10
Profesi Ners
9. Dinda Ayu Sholiha, AMK PNS Perawat Terampil DIII Keperawatan 3 BHD/ BTCLS PK I
PEGAWAI DIII Keperawatan BHD/ BTCLS PK I
10. M. Hifni, A.Md.Kep Perawat Terampil -
BLUD

11
Masa Level
PNS/ Non
No Nama Jabatan Pendidikan Kerja Pelatihan Jenjang
PNS
Karir
PEGAWAI S1 Keperawatan BHD/ BTCLS PK II
11. Rivaldi Apasha, S.Kep.Ns Perawat Ahli -
BLUD Profesi Ners
PEGAWAI DIII Keperawatan BHD/ BTCLS PK II
12. Siti Patimah, AMK Perawat Pelaksana -
BLUD
PEGAWAI S1 Keperawatan BHD/ BTCLS PK III
13. Wiwit Harmita, S.Kep Pelaksana Perawat -
BLUD Profesi Ners
PEGAWAI DIII Keperawatan BHD/ BTCLS PK II
14. Shanti Herawati, AMK Perawat Pelaksana 11
BLUD
PEGAWAI DIII Keperawatan BHD/ BTCLS PK I
15. Gresia Mayang Sari, A.Md.Kep Perawat Terampil 6
BLUD
PEGAWAI DIII Keperawatan BHD/ BTCLS PK I
16. M. Revi Zulfahnoor, A.Md.Kep Perawat Ahli Muda -
BLUD
PEGAWAI DIII Keperawatan BHD/ BTCLS PK II
17. Dani Apriadi, AMK Perawat Ahli Muda -
BLUD
PEGAWAI S1 Keperawatan BHD/ BTCLS PK I
18. Rendra Seprima, S.Kep PPJA 2
BLUD
PEGAWAI S1 Keperawatan BHD/ BTCLS PK I
19. Mareta Risqia Rahma, S.Kep., Ns Perawat -
BLUD Profesi Ners
PEGAWAI S1 Keperawatan BHD/ BTCLS PK I
20. Ketut Dani Catur Yanti, S.Kep., Ns Perawat -
BLUD Profesi Ners
PEGAWAI DIII Keperawatan BHD/ BTCLS PK I
21. Rahmat Kurniawan, Amd.Kep Perawat Terampil 4
BLUD
PEGAWAI S1 Keperawatan BHD/ BTCLS PK II
22. M.Nanda Hidayat,S.Kep,Ns Perawat Ahli 2
BLUD Profesi Ners

12
Pada tebal 2.1 telah terlihat untuk jenjang karir masing-masing perawat
di ruang kasuari memiliki masa kerja dengan PK III berjumlah 5 orang,
PK II berjumlah 9 orang dan PK I berjumlah 8 orang. Pelatihan yang
telah dilakukan perawat diruangan BTCLS/BHD
1) Klasifikasi Pendidikan Tenaga:
1. Profesi Ners : 12 Orang
2. DIII Keperawatan : 11 Orang
Jumlah tenaga kerja denga profesi ners yaitu berjumlah 12 orang (52%)
dan jumlah tenaga kerja DIII yaitu 11 orang (48%).
Adapun jumlah ideal di ruangan yaitu perawat profesional: vocasional
55%:45% pada ruangan kasuari dari segi tenaga kerja profesional <55%
masih kurang sedangkan jumlah tenaga vocasional >45% dari standar
ideal diruangan
2) Klasifikasi Masa Kerja:
1. Masa kerja 1 – 10 tahun : 11 orang
2. Masa kerja 11 – 20 tahun : 12 orang
3. Masa kerja 21 – 30 tahun : 0 orang
Pada tabel 2.1 telah terlihat untuk masa kerja masing-masing perawat di
Ruang Kasuari pun sebagian besar sudah cukup lama yang artinya
sebagian besar perawat memiliki pengalaman yang banyak dalam
pemberian asuhan keperawatan pada pasien. Hanya beberapa perawat
yang ada di Ruang Kasuari yang telah mendapatkan pelatihan. Hal ini
sesuai dengan Standar PK menurut PMK No 40 tahun 2017 yang
membahas peningkatkan jenjang karir professional perawat klinis.
c. Tenaga Medis
Tabel 2.2 Jumlah Tenaga Medis di Ruang Kasuari RSD Idaman Kota
Banjarbaru
No Nama Spesialis
.
1. dr. A. Dainuri, Sp. PD, dr. Abdul halim, Sp.PD, Penyakit dalam
dr. Maria, Sp. PD
2. dr. Fatmawati, Sp. S, dr. Indah, Sp. S, Saraf
dr. Winny, Sp. S
3. DR. dr. H. Parlin Ringoringo, Sp. A (K), dr. Anak
Indra W. Himawan, Sp. A (K)

13
4. dr. Eko, Sp.B, dr. Dyah Paramita, Sp. B Bedah
5. dr. Divia, Sp. THT, dr.Sukocu, Sp. THT THT
6. dr. Mario Agung, Sp. BM Bedah mulut
7. dr. Yulia,Sp. RM Fisioterapi
8. dr. H.M.Adijayansyah, Sp.OT Orthopedi

Berdasarkan tabel 2.2. Telah terlihat bahwa semua tenaga medis di


Ruang Kasuari RSD Idaman Kota Banjarbaru telah menempuh
pendidikan spesialis.

c. Tenaga Non Kesehatan


Tabel 2.3 Daftar Tenaga Non Kesehatan di Ruang Kasuari RSD Idaman
Kota Banjarbaru
PNS/
No. Nama Jabatan
Non PNS
PEGAWAI
1. Hj. Haida Wati Pengadministrasi
BLUD
PEGAWAI
2. Winarni, SE Pengadministrasi
BLUD
3. Ristiawan PNS Petugas Kebersihan
Berdasarkan tabel 2.3 di atas bahwa hanya ada 3 orang saja yang
merupakan petugas non kesehatan. Dalam hal ini ruangan tidak memiliki
tenaga prakarya yang dimana tugas dari tenaga prakarya itu sendiri di
ambil alih oleh perawat yang berdinas di ruangan dalam hal penyiapan
bed dan lain-lainya.
d. Jumlah Tenaga Kesehatan
Tabel 2.4 Jumlah Tenaga Kerja di Ruang KasuariRSD Idaman Kota
Banjarbaru
No Jenis Tenaga Kerja Jumlah (orang)
.
1. Tenaga Keperawatan 22
2. Tenaga Medis 15
3. Tenaga Non Kesehatan 3
Jumlah 40

Berdasarkan tabel 2.4. Terlihat bahwa hampir semua tenaga kesehatan di


Ruang Kasuari adalah tenaga keperawatan yang berjumlah 22 orang
(55%), sebanyak 15 adalah tenaga medis (37,5%) dan sebanyak 3 orang
adalah tenaga non kesehatan (7,5%).

14
e. Tenaga Mahasiswa Praktik
Mahasiswa Profesi Ners ULM Stase Manajemen sebanyak 10 orang.
Mahasiswa Poltekes D3 Keperawatan Gigi Sebanyak 7 Orang

f. Kebutuhan Tenaga Keperawatan


1) Menurut Douglas
Tabel 2.5 Klasifikasi pasien berdasarkan tingkat ketergantungan
pasien
KLASIFIKASI DAN KRITERIA
Minimal Care (1-2 jam)
a. Dapat melakukan kebersihan diri sendiri, mandi, ganti pakaian dan
minum.
b. Pengawasan dalam ambulasi atau gerakan.
c. Observasi Tanda vital setiap shift.
d. Pengobatan minimal, status psikologi stabil.
e. Persiapan prosedur pengobatan
Intermediet Care (3-4 jam)
a. Dibantu dalam kebersihan diri, makan dan minum, ambulasi.
b. Observasi tanda vital tiap 4 jam.
c. Pengobatan lebih dari 1 kali.
d. Pakai foley kateter.
e. Pasang infuse, intake out-put dicatat.
f. Pengobatan perlu prosedur.
Total Care (5-6 jam)
a. Dibantu segala sesuatunya.
b. Posisi diatur.
c. Observasi tanda vital tiap 2 jam.
d. Pakai NGT.
e. Terapi intravena, pakai suction.
f. Kondisi gelisah/disorientasi/tidak sadar.

Pada suatu pelayanan profesional, jumlah tenaga yang dibutuhkan


tergantung pada jumlah klien dan derajat ketergantugan klien. Menurut
Douglas (1984) Loverige dan Cummings (1996) diklasifikasikan derajat
ketergantungan dibagi 3 kategori yaitu :
1. Perawatan minimal : 1-2 jam/24 jam
2. Perawatan intermediate/partial : 3-4 jam/24 jam
3. Perawatan total : 5-6 jam/24 jam

Tabel 2.6 Kebutuhan Tenaga perawat di Ruang Kasuari RSD Idaman Kota
Banjarbaru 28 Maret-7 April 2022

15
Jumlah Kebutuhan Tenaga
Tingkat Jumlah Total
Tanggal 29 Maret 2022
Ketergantungan pasien
Pagi Sore Malam
Minimal 2 2x0,17= 0,34 2x0,14=0,28 2x0,07=0,14 1,52
Parsial 1 1x0,27=0,27 1x0,15=0,15 1x0,10=0,10 0,52
Total 1 1x0,36=0,36 1x0,30=0,30 1x0,20=0,20 0,86
Jumlah 4 0,97 0,73 0,44 2,86
Jumlah keseluruhan perawat dalam perhari adalah 3 orang
Jumlah Kebutuhan Tenaga
Tingkat Jumlah Total
Tanggal 30 Maret 2022
Ketergantungan pasien
Pagi Sore Malam
Minimal 4 4x0,17= 0,68 4x0,14=0,56 4x0,07=0,23 1,52
Parsial 1 1x0,27=0,27 1x0,15=0,15 1x0,10=0,10 0,52
Total 1 1x0,36=0,36 1x0,30=0,30 1x0,20=0,20 0,86
Jumlah 6 1,31 1,01 0,53 2,9
Jumlah keseluruhan perawat dalam perhari adalah 3 orang
Jumlah Kebutuhan Tenaga
Tingkat Jumlah Total
Tanggal 31 Maret 2022
Ketergantungan pasien
Pagi Sore Malam
Minimal 4 4x0,17= 0,68 4x0,14=0,56 4x0,07=0,23 1,52
Parsial 2 2x0,27=0,54 2x0,15=0,3 2x0,10=0,2 1,04
Total 1 1x0,36=0,36 1x0,30=0,30 1x0,20=0,20 0,86
Jumlah 7 1,58 1,16 0,63 3,42
Jumlah keseluruhan perawat dalam perhari adalah 3 orang

Jumlah kebutuhan pegawai perawat perhari berdasarkan tingkat


ketergantungan klien menurut teori Douglas perhitungan tanggal 29-31
Maret 2022 :
1. Pagi sebanyak 1,28 = 1 Orang perawat
2. Siang sebanyak 0,96 = 1 Orang perawat
3. Malam sebanyak 0,53 = 1 Orang perawat

Sehingga total keseluruhan perawat yang dinas di Ruangan Kasuari


berjumlah 3 orang/hari. Rata-rata tingkat kebutuhan tenaga perawat

16
diruang kasuari selama 3 hari pada tanggal 29-31 Maret 2022 berjumlah
3,06 orang/hari, dibulatkan menjadi 3 orang/hari
Tabel 2.7 Kesimpulan Jumlah Tenaga Kerja menurut Douglas (per hari)
Rumus/
Jumlah
No Perhitungan Kebutuhan Tenaga
Perawat Di
. Jumlah Tenaga Keperawatan
Ruang Kasuari
Keperawatan
1. Douglas tanggal 29 3 10
Maret 2022
2. Douglas tanggal 30 3 10
Maret 2022
3. Douglas tanggal 31 3 10
Maret 2022
Rata-rata (3+3+3) : 3 = 3 10

Jumlah tenaga lepas dinas perhari:


86 ×3
Penambahan untuk loss day: orang = 0,92 orang. (Dibulatkan
279
menjadi 1)
Jadi total jumlah perawat yang dibutuhkan adalah 3 orang + 1 orang
lepas dinas = 4 orang
Keterangan :
3 orang adalah jumlah total tenaga perawat
1 orang adalah jumlah tenaga perawat yang lepas dinas

2) Menurut Gilies
1. Ruang Kasuari RSD Idaman Kota Banjarbaru berkapasitas 14 tempat
tidur, jumlah rata-rata pasien yang dirawat 5 orang perhari pada
tanggal 29, 30, dan 31 Maret 2022. Perawatan minimal 4 orang,
perawatan parsial 2 orang dan 1 perawatan total pada tanggal 31 maret
2022. Berdasarkan situasi tersebut maka dapat dihitung jumlah
kebutuhan tenaga perawat di ruang tersebut adalah sebagai berikut.
Menentukan terlebih dahulu jam perawatan yang dibutuhkan pasien
per hari, yaitu:
a. Perawatan langsung
Tabel 2.8 Klasifikasi kebutuhan tenaga perawat tiap shift pada
tanggal 29-31 Maret 2022 berdasarkan tingkat ketergantungan
pasien di Ruang Kasuari RSD Idaman Kota Banjarbaru.

17
Tanggal 29 Maret 2022
Tingkat Jumlah Jumlah Jam
Ketergantungan pasien Jam
Perawatan yang
Perawatan
dibutuhkan
Minimal 2 2 jam 4 jam
Parsial 1 3 jam 3 jam
Total 1 6 jam 6 jam
Jumlah 4 13 Jam
Tanggal 30 Maret 2022
Tingkat Jumlah Jumlah Jam
Ketergantungan pasien Jam
Perawatan yang
Perawatan
dibutuhkan
Minimal 4 2 jam 8 jam
Parsial 1 3 jam 3 jam
Total 1 6 jam 6 jam
Jumlah 6 17 Jam
Tanggal 31 Maret 2022
Tingkat Jumlah Jumlah Jam
Ketergantungan pasien Jam
Perawatan yang
Perawatan
dibutuhkan
Minimal 4 2 jam 8 jam
Parsial 2 3 jam 6 jam
Total 1 6 jam 6 jam
Jumlah 7 20 Jam

b. Perawatan tidak langsung


7 orang pasien x 1 jam = 7 jam
c. Penyuluhan kesehatan
7 orang pasien x 0,25 jam = 1,75 jam
d. Total jam secara keseluruhan:
20 jam + 7 jam + 1,75 jam = 28,75 jam (dibulatkan 29 jam)
2. Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan pasien
perhari: 29 jam : 7 pasien = 4,1 jam
Jumlah Tenaga yang Dibutuhkan
4,1 x 7 x 365 = 10.475 = 5,3 (dibulatkan menjadi 5 orang)
(365 – 86) x 7 1.953
Untuk cadangan 20% menjadi 5 x 20% = 1 orang
Jadi, jumlah tenaga menurut Gilies yang dibutuhkan secara
keseluruhan 5 + 1 = 6 orang.

18
Jumlah kenyataan tenaga perawat yang ada di Ruang Kasuari ada 22
orang tenaga perawat, termasuk Kepala Ruangan dan PPJA. Jumlah
tenaga perawat pelaksananya sendiri ada 18 orang dan jumlah PPJA
ada 3 orang dan Kepala Ruangan ada 1 orang. Berdasarkan
perhitungan gillies di atas, didapatkan kebutuhan tenaga perawat di
Ruang Kasuari yaitu 6 orang.
3. Menghitung BOR Ruang Kasuari Bulan Oktober s/d Desember 2021.
Tabel 2.9 Data Pasien Ruang Kasuari Bulan Oktober s/d Desember
2021
Nilai BOR Ruang Kasuari pada Oktober s/d Desember 2021 adalah:

Jumlah hariperawatanx 100 %


BOR =
JumlahtempattidurxJumlah haridalamsatuperiode

= 16,24 %
Jadi, rata-rata persentase pemakaian tempat tidur di ruang Kasuari dari
bulan Oktober - Desember 2021 adalah 16,24 %. Hal ini menunjukkan
parameter BOR belum sesuai dengan kriteria ideal yaitu 60-85%
(Depkes RI, 2005).

3) Menurut Lokakarya Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)


Dalam lokakarya PPNI penentuan kebutuhan tenaga dihitung dengan
mengubah satuan hari dengan minggu. Jumlah hari kerja efektif dihitung
dalam minggu sebanyak 41 minggu dan jumlah kerja perhari selama 40
jam per minggu. PPNI berusaha menyesuaikan lama kerja dan libur yang
berlaku di Indonesia:
Rawat Inap:
Bangsal A Medikal = 3,4 jam
Bangsal B Perawatan Bedah = 3,5 jam
Bangsal C Nifas = 3 jam
Bangsal D Bayi = 2,5 jam
Bangsal E Anak = 4 jam

( A x 52 mg )x 7 hr (TT x BOR)
Tenaga Perawat = + 25%
41 mg x 40 jam

19
TT : Tempat Tidur
A : Jumlah jam perawatan/24 jam
Diketahui jumlah tempat tidur adalah 14 unit, BOR dari periode
sebanyak .58% sehingga jumlah kebutuhan tenaga yaitu:
( 3,4 x 52 ) x 7 x ( 14 x 57.58 % )
Tenaga perawat = +25 %
41 x 40
176,8 x 7 x 8,06
= +25 %
1640
9.975,05
= + 25 %
1640
=6,08 + 25%
= 7,6 (8 orang)
Berdasarkan perhitungan tersebut tenaga perawat di Ruang Kasuari yang
dibutuhkan adalah 8 orang.

4) Kesimpulan Jumlah Tenaga Keperawatan


Tabel 2.10 Kesimpulan Jumlah Tenaga Kerja
No. Rumus/ Perhitungan Kebutuhan Jumlah Jumlah
Jumlah Tenaga Tenaga Perawat Di Tenaga
Perawat Perawat Ruang Perawat
Kasuari yang Belum
Terpenuhi
1 Douglas 4 22 -
2. Gillies 6 22 -
3. Lokakarya PPNI 8 22 -

Berdasarkan table 2.10, menunjukan bahwa perhitungan kebutuhan jumlah


tenaga perawat dengan metode Douglas adalah sebanyak 4 orang, metode
Gillies adalah sebanyak 6 orang, dan metode Lokakarya PPNI sebanyak 8
orang.

20
Jumlah Tenaga Kerja Perawat (Orang)
25

20

15

10

0
Douglas Gillies PPNI Total

Jumlah Tenaga Kerja Perawat (Orang)

Gambar 2.2 Grafik Jumlah Tenaga Kerja Perawat di Ruang Kasuari


RSD Idaman Kota Banjarbaru

Berdasarkan hasil perhitungan menurut metode Douglas adalah


sebanyak 4 orang, metode Gillies adalah sebanyak 6 orang, dan metode
Lokakarya PPNI sebanyak 8 orang. Menurut metode Douglas untuk
kebutuhan perawat tidak memiliki ketetapan, apabila semakin banyak
pasien yang minimal care maka kebutuhan perawat semakin sedikit.
Sedangkan perhitungan menggunakan menurut metode Gillies
mengasumsikan bahwa seluruh perawat harus bekerja secara professional
dengan produktifitas optimal dengan hari libur yang lebih sedikit dan
nantinya akan berpengaruh pada beban kerja perawat.
g. 5 Diagnosis Medis Terbanyak di Ruang Kasuari

5 Penyakit Terbanyak
5; 8%
5; 8%

8; 13% 26; 43%

16; 27%

Gerd Pneumonia Infarction Cerebral


CKD CHD

Gambar 2.3 Lima Penyakit Terbanyak di Ruang Kasuari RSD Idaman


Kota Banjarbaru bulan Oktober – Desember 2021

21
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil dokumentasi Ruang Kasuari
pada bulan Oktober - Desember 2021 didapatkan penyakit terbanyak
adalah GERD dengan persentase jumlah 26,44% kasus, Pneumonia
sebanyak 16, 27% kasus, Infarction Cerebral sebanyak 8, 13% kasus,
CKD sebanyak 5,8% kasus, dan CHD sebanyak 5,8% kasus.

h. Diagnosis Keperawatan Terbanyak di Ruang Kasuari

Diagnosis Keperawatan
Terbanyak Nyeri Akut
Kelebihan Volumen
Cairan
13% Ketidakefektifan pola
13% 31% nafas
Bersihan Jalan Nafsa
13% Ketidakstabilan Kadar
31% Glukosa Darah

Gambar 2.4. Tingkat diagnosis keperawatan terbanyak di Ruang


Kasuari RSD Idaman Kota Banjarbaru pada tanggal
28 Maret – 1 April 2022

Berdasarkan hasil perhitungan diagnosis keperawatan yang


didapatkan dari rekam medis selama 5 hari di Ruang Kasuari RSD
Idaman Kota Banjarbaru, terdapat 5 diagnosa keperawatan terbanyak
yaitu Nyeri akut sebanyak 31%, Ketidakefektifan Pola Nafas
sebanyak 31%, Bersihan jalan nafas sebanyak 13%, Ketidakstabilan
glukosa darah sebanyak 13%, dan Kelebihan volume cairan
sebanyak 12%. Tetapi untuk rekapitulasi diagnosa keperawatan di
Ruang Kasuari masih belum optimal dalam pendokumentasian.
i. Tingkat Kepuasan Perawat

22
Berdasarkan data kuesioner yang disebarkan kepada 8 orang tenaga kerja
terdiri dari 3 orang pegawai PNS dan 5 orang pegawai Badan Layanan
Umum Daerah (BLUD) di Ruang Kasuari RSD Idaman Kota Banjarbaru.

Rata-rata Kepuasan Perawat


75.6%
75.4%
75.2%
75.0%
74.8%
74.6%
75.4%
74.4%
74.2% 74.9%

74.0% 74.3%
73.8%
73.6%
PNS NON PNS PNS & Non PNS

Rata-rata Kepuasan Perawat

Gambar 2.5 Tingkat Kepuasan Pegawai PNS dan Non PNS di ruang
Kasuari RSD Idaman Kota Banjarbaru

Dari tabel 2.4.Tingkat kepuasan pegawai PNS di Ruang Kasuari adalah


sebanyak 74,3%, tingkat kepuasan pegawai NON PNS di Ruang Kasuari
adalah sebanyak 75,4% dan tingkat kepuasan total pegawai di Ruang
Kasuari RSD Idaman Kota Banjarbaru adalah sebanyak 74,9%. Item
pertanyaan terendah dari kepuasan perawat adalah terkait gaji dan jumlah
pekerjaan yang dilakukan perawat, kebebasan untuk membuat keputusan
sendiri, dan kesempatan untuk maju dalam pekerjaan.
Dari standar yang ditetapkan oleh PERMENKES yakni ≥ 90% yang
berarti tingkat kepuasan perawatan di ruangan Kasuari telah mencapai
target yaitu diatas dari standar yang ditetapkan.

a. Hasil Evaluasi Persepsi Pasien Terhadap Mutu Asuhan


Keperawatan
Kuesioner kepuasan pasien adalah alat ukur untuk mengevaluasi tentang
persepsi pasien atau keluarga terhadap mutu asuhan keperawatan dengan

23
cara menyebar kuesioner kepada pasien atau keluarga di Ruang Kasuari
RSD Idaman Kota Banjarbaru yang memenuhi kriteria, yaitu sukarela
unutk mengisi kuisioner, serta telah dirawat minimal 2 hari. Pada saat
kuesioner diberikan, pasien telah diberi penjelasan mengenai tujuan
pengambilan data dan cara pengisian kuesioner.
1) Data Umum

BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN


PASIEN

SMA
100%

Gambar 2.6 Rekapitulasi pendidikan pasien di Ruang Kasuari RSD


Idaman Kota Banjarbaru

Berdasarkan diagram di atas, dari 6 responden sebagian besar berlatar


belakang pendidikan terakhir adalah SMA sebanyak 6 orang (100%)
2) Lama Rawat Pasien

Lama Rawat Pasien


6-10 Hari
25%

1-5 Hari
75%

Gambar 2.7 Lama Rawat Pasien di Ruang Kasuari RSD Idaman


Kota Banjarbaru

24
Berdasarkan diagram diatas, dari 6 responden dengan lama rawat 1-5 hari
sebanyak 4 orang (67%), responden yang dirawat 6-10 hari sebanyak 2
orang (33%).
3) Tingkat Kepuasan Pasien

Tingkat Kepuasan Pasien


100%
90%
80%
70% 71.8%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%

Kepuasan Pasien

Gambar 2.8 Tingkat Kepuasan Pasien Berdasarkan Hasil Kuesioner di


Ruang Kasuari RSD Idaman Kota Banjarbaru.

Berdasarkan hasil evaluasi melalui pengisian kuesioner pada 6 pasien atau


keluarga sebagai sampel yang dilaksanakan pada tanggal 29 Maret - 1 April
2022 didapatkan tingkat kepuasan pelayanan keperawatan pasien di Ruang
Kasuari dengan angka 71,8%. Adapun point-point dalam tingkat kepuasan
pasien dengan 5 indikator yang ada di kusioner rata-rata pasien menjawab
cukup puas pada point 10 (cara perawat menjelaskan sesuatu pada anda) dan
point 15 (perawat mendengarkan/peduli kepentingan serta kekhawatiran
anda).

2. Sarana dan Prasarana (M2)


a. Lokasi dan denah
Lokasi penerapan manajemen yang dilakukan di Ruang KasuariRSD
Idaman Kota Banjarbaru dijabarkan sebagai berikut :

25
1) Sebelah Utara berdekatan dengan ruang Hemodialisa RSD Idaman
Kota Banjarbaru
2) Sebelah Selatan berbatasan langsung dengan halaman depan dan jalan
utama masuk RSD Idaman Kota Banjarbaru
3) Sebelah Timur bebatasan langsung dengan halaman samping RSD
Idaman Kota Banjarbaru
4) Sebelah Barat berbatasan langsung dengan Ruangan Kasuari

R. Tindakan
Kamar 16
Kamar 18

Kamar 14

Kamar 12

Kamar 10

Kamar 8

Kamar 5

Kamar 3

Kamar 2
Kamar 4
Kamar 6
5)
Gambar 2.9. Denah Ruang VIP RSD Idaman Kota Banjarbaru

R.Admini Nurse Station


WC
strasi
Jalan Darurat

Kamar 17

Kamar 15

Kamar 13

Kamar 11

R.Steril
Kamar 7
Kamar 9

Gud Alat
ang R.Obat
Pantry
Pantr
y

Linen Kotor R. Karu R. Linen

T B

Gambar 2.9. Denah Ruang Kasuari RSD Idaman Kota Banjarbaru


b. Peralatan dan Fasilitas

26
Gambar 1. Didepan ruangan pasien tidak ada bekas tempat makan dan
bersih
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 28-31 Maret 2022 didapatkan
hasil bahwa Ruang Kasuaridi kategorikan cukup bersih. Contohnya
dilihat dari tidak adanya bekas tempat makan pasien di depan ruangan.

c. Sarana dan prasarana


Observasi pada tanggal 28-31 Maret 2022 didapatkan hasil fasilitas yang
ada di Ruang Kasuari seperti jumlah tempat tidur di Ruang Kasuari
adalah 28 tempat tidur pasien pada setiap kamar memiliki 2 tempat
tidur.WC dan kamar mandi tersedia di tiap kamar pasien, kebersihannya
terjaga dengan baik. Peralatan di WC sudah tertata rapi dan aliran air di
WC juga tidak mengalami gangguan. Hanya saja terkait tempat sampah
medis dan non medis sama-sama menggunakan plastic yang seharusnya
menggunakan plastik kuning untuk membedakan plastic medis dan non
medis.

2 3 4

27
5 6 7

Gambar 2 Tempat sampah yang menggunakan plastik hitam yang


seharusnya berwarna kuning, tetapi tempat sampah sudah memberikan
label dengan warna kuning dan rincian sampah apa saja yang masuk
kategori infeksius
Gambar 3. Kursi roda, tabung oksigen, dan regulator oksigen terlihat
tersususun kurang rapi.
Gambar 4. Alat dan ruang tindakan terlihat sangat rapi dan bersih
dengan pencahayan yang baik
Gambar 5. Tempat obat pasien tersusun dengan baik dan sesuai dengan
ruangan pasien.
Gambar 6&7. Alat pemadang api dirungan sudah tersedia dari segi apar
dengan ukuran sedang 1 buah dan hydran didalam ruangan 1 buah dan
didepan ruangan 1 buah.
Gambaran umum Ruang rawat inap dan jumlah tempat tidur di Ruang
Kasuari dijabarkan sebagai berikut :
- Ruang rawat inap 1- 19 : 4 Kamar VIP, 1 kamar tindakan, 14
Kamar rawat inap.

Total jumlah tempat tidur : 4 tempat tidur kamar VIP, 1 tempat


tidur kamar tindakan, dan 28 tempat tidur kamar rawat inap dengan
kondisi tempat tidur dalam kondisi yang bagus terawat dan selalu
dibersihkan setiap pagi dan sore. Di Ruang Kasuari juga sudah tersedia
APAR.

28
Buku Kelengkapan Administrasi
Tabel 2.11 Buku kelengkapan administrasi
No. Jenis Buku Administrasi Jumlah
1. Buku registrasi pasien 1
2. Buku Laporan harian dinas dan Visite Dokter 1
3. Buku Pemeriksaan Vital Sign 1
4. Buku Injeksi (form/dokter) 1
5. Buku Diet 1
6. Buku Pemeriksaan Laboratorium (termasuk dalam 1
buku laporan)
7. Buku Sensus Pasien 1
8. Buku Timbang Terima -
9. Buku Standar Asuhan Keperawatan 1
10. Buku Standar Prosedur Operasional 1
11. Buku Dressing -
12. Buku CSSD 1
13. Buku Pesanan Kamar -
14. Buku Ambulan -

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tanggal 29-30 Maret 2022


dengan staff adminstrasi Ruang Kasuari dikatakan adanya buku jumlah
pasien masuk dan data pembayaran pasien (umum, BPJS, dan Jamkesda).
d. Daftar Inventaris Barang
Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan data inventaris tanggal 29-
30 Maret 2022 Ruang Kasuari mengenai perlengkapan alat-alat kantor,
alat-alat keperawatan dan kedokteran seperti uraian dibawah ini:
Tabel 2.12 Daftar Barang Alat Keperawatan dan Kedokteran di Ruang
Kasuari RSD Idaman Kota Banjarbaru
Keadaan Barang
Ratio ideal
No Nama Barang Jlh Kurang
Permenkes Baik Rusak
Baik
1 Tensi Meter 11 4/ruangan 2 - -
2 Stetoskop 6 4/ruangan 6 - -
3 Kereta Oksigen - - - -
4 Tabung Oksigen 2 2 - -
Kecil
5 Brankar 1 1 - -
6 Suction pump 2 2 - -
7 Regulator 7 7 - -
Oksigen
8 Termometer 4 1:1 4 - -

29
9 EKG 1 1 - -
10 Tourniquet 3 2 1 -
11 Nebulizer 3 3 - -
12 APAR 1 1 - -
13 Lampu rontgen 1 1 - -
14 Saturasi Oksigen 8 8 - -
15 Timbangan 2 2/ruangan 2 - -
BB/TB
16 Trolly instrumen 4 4 - -
17. Oksigen sentral 38 38 - -
18. Standar infus 20 20 - -
19. Penlight 2 2 - -
20. Pispot 26 20 6 -
21. Ambubag 3 3 - -
resusitasi
22. Tabung oksigen - - - -
besar
23. Alat sterilisasi 4 4 - -
24. Infus Pump 4 4 2 -
25. Loker obat 3 3 - -
26. Flow meter 1 1 - -
28. Doppler 0 - - -
29. Kacamata - - -
pelindung
30. Topi pelindung 0 - - -
31. Tromol 3 3 - -
32. Dressing set 6 6 - -
33. Bak instrumen 10 10 - -
34. Refleks hammer 2 1 1 -
35. Kom 6 5 1 -
36. Pinset 5 5 - -
37. Klem 4 4 - -
38. Gunting 5 5 - -
39. Set kateter 20 20 - -
40. Lampu pembaca 1 1 - -
rontgen
42. Syringe Pump 3 3 - -
43. Suction 2 2 - -
endoskopi
44. Defibrilator 2 2 - -
45. Kursi roda 3 3 - -

30
46. Minor surgical 2 2 - -

Tabel 2.13 Daftar Alat Rumah Tangga di Ruang Kasuari RSD Idaman
Kota Banjarbaru
No Sarana Kerja Keterangan
.
1. CPU Ada
2. Mouse Ada
3. Keyboard Ada
4. Monitor Ada
5. Kalkulator Ada
6. Kipas Angin Ada
7. Televisi Ada
8. APAR (Alat Pemadam Api Ringan) Ada
9. Pesawat Telepon Ada
10. File Catatan Keperawatan Ada
11. Buku Folio Ada
12. AC Ada
13. Lemari / Cabinet Ada
14. Kursi Ada
15. Loker Penyimpanan Obat Ada
16. Meja Komputer Ada
17. Peralatan Infus Ada
18. Jam Dinding Ada
19. Vas Bunga Tidak Ada
20. Pigura Ada
21. Kotak Kunci Tidak Ada
22. Tempat Sampah Ada
23. Matras Ada
24. Sofa Ada
25. Kulkas Ada
26. Gorden Ada
27. Meja receptionest Ada

Pengadaan peralatan pelayanan di Ruang Kasuari RSD Idaman Kota


Banjarbaru, ada beberapa peralatan yang sudah tersedia seperti bantal,
selimut dan lemari pasien. Pengelolaan sampah di Ruang Kasuari RSD
Idaman Kota Banjarbaru seperti sampah medis dan non medis masih
belum optimal karena masih sama-sama menggunakan plastik hitam.

Tabel 2.14 Daftar Alat Kantor di Ruang Kasuari RSD Idaman Kota
Banjarbaru
No Nama Barang Jumlah Ratio Ideal
Alat

31
1 Loker perawat 1 1/ Ruangan
2 Lemari arsip 1 -
3 Loker obat 3 2/ Ruangan
4 Lemari RM 1 -
4 Telepon 2 1/ Ruangan
5 Lemari 10 -
6 Meja kerja 5 4/ Ruangan
7 Printer 3 1/ Ruangan
8 Komputer 1 1/ Ruangan
Kelengkapan alat kantor seperti telepon, lemari obat, meja kerja, printer,
loker perawat, komputer dan lemari penyimpanan rekam medik pasien
serta arsip sudah tersedia.
Tabel 2.15 Daftar Barang Linen di Ruang Kasuari RSD Idaman Kota
Banjarbaru
No Nama Barang Jumlah Ratio Ideal
Alat
1 Gorden 18
2 Linen 60 1:5
3 Selimut 30
4 Sarung bantal 50 2: 12
5 Perlak 50 -
6 Kasur 22 1:1
7 Bantal 25

Pada tanggal 29-30 Maret 2022 didapatkkan hasil observasi, linen yang
disediakan untuk Ruang Kasuari sudah tercukupi, setiap ruangan tidak
ada penggantian keseluruhan linen setiap hari. Menurut standar
PERMENKES, yaitu 1 : 5 atau 1 klien harus memiliki 5 buah seprei dan
untuk pemenuhan seprai sudah memenuhi standar.

e. Alur Masuknya Barang

Pengusulan Barang

Disetujui Tidak Disetujui

Pengusulan ke APBD

Penyimpanan
barang

32
Distribusi ke
Ruang Kasuari

Gambar 2.10 Alur Masuknya barang ke Ruang Kasuari RSD Idaman Kota Banjarbaru

33
3. Metode (Method/ M3)
a. Rencana penerapan Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
Primer
Model Asuhan Keperawatan Profesional merupakan sebuah sistem yang
terstruktur, melalui proses dan nilai-nilai yang memungkinkan perawat profesional
untuk mengatur kerangka kerja dalam pemberian asuhan keperawatan termasuk
lingkungan sekitar dan menopang pemberian asuhan. Dalam pelaksanaan
keperawatan profesional ketua tim atau bisa disebut PPJA memiliki peran dalam
pengkajian secara holistik, menetapkan diagnosis keperawatan, merencanakan
tindakan, melaksanakan tindakan keperawatan, dan mengevaluasi hasil tindakan
keperawatan yang sudah dilakukan. PPJA akan bertanggung jawab dan
bertanggung gugat dalam rencana pemulangan klien dan akan melakukan
koordinasi serta komunikasi dalam merenecanakan asuhan keperawatan. Apabila
PPJA yang tidak bekerja, maka kelanjutan tugas asuhan keperawatan diberikan
delegasi pada perawat lainnya. Metode penugasan ialah suatu kewajiban dimana
seorang perawat bertanggung jawab penuh selama satu hari penuh pada asuhan
keperawatan pasien yang dimulai sejak klien awal masuk sampai klien sembuh dari
penyakitnya. Memotivasi perawat untuk melaksanakan praktik mandiri, kemudian
terdapat penjelasan yang membuat rencana asuhan. Metode penugasan juga
mempunyai ciri terdapatnya keterlibatan yang kuat dan berkelanjutan antara
seorang pasien dan seorang perawat yang diberi tugas melakukan, merumuskan
dan mengkoordinasikan asuhan keperawatan selama proses perawatan klien
dirumah sakit.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruang dan katim Ruang Kasuari
tanggal 29 Maret 2022 diketahui bahwa di ruang Kasuari menerapkan model
asuhan keperawatan tim, metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota
yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. Perawat
ruangan dibagi menjadi 3 tim, yaitu tim 1, 2 dan 3. Metode keperawatan tim yang
sekarang diterapkan di ruang Kasuari saat ini tidak mempunyai kendala, perawat
diruangan telah terbiasa dengan penerapan model asuhan keperawatan tim. Metode
penerapan tim pada Ruang Kasuari menggunakan tim yang terdiri dari anggota

33
yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok
klien.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruang Kasuari pada 29 Maret
2022, di Ruang Kasuari memiliki 1 orang kepala ruangan, 3 orang ketua tim yang
memiliki 6 anggota perawat pelaksana, dengan adanya pembagian tim berdasarkan
jumlah pasien sehingga beban kerja perawat terbagi merata.
PPJA atau ketua tim yang dipilih selain memiliki persyaratan dengan jenjang
karir PK II/PK III dan profesi ners adalah skil dan pengalaman yang dimiliki calon
PPJA. Calon PPJA yang memiliki skil dan pengalaman lebih banyak di ruangan
kasuari akan dipilih sebagai PPJA dalam salah satu tim apabila dalam satu tim
belum memiliki PPJA dan anggota dari tim tersebut memiliki beberapa perawat
yang sudah memiliki persyaratan sebagai PPJA.
Sebagian besar perawat di Ruang Kasuari sudah memahami peran dan
tugasnya masing-masing, baik itu sebagai ketua tim atau perawat pelaksana. Kepala
ruangan menyatakan bahwa model asuhan yang digunakan saat ini sudah relevan
karena beragamnya tingkat pendidikan perawat di ruangan dan sejauh ini tidak ada
kendala terkait pembagian tim perawatan dan saat menjalankan asuhan.
b. Penerimaan Pasien Baru
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 29 Maret 2022 didapatkan hasil
bahwa pertama kali masuk ke ruangan ini perawat melakukan perkenalkan diri pada
pasien. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala Ruang dan katim Ruang
Kasuari tanggal 29-31 Maret 2022 diketahui bahwa dalam pelaksanaan penerimaan
pasien baru bisa dilakukan di kamar pasien dan terdapat perbedaan antar tiap
perawat dalam menerima pasien baru, pengkajian pada pasien baru yang masih
belum komprehensif sebagian besar hanya melakukan inspeksi pada pasien baru.
Terkadang perawat langsung mengkaji pasien karena untuk penerimaan pasien baru
dianggap sudah dilakukan di IGD.
Berdasarkan hasil observasi mahasiswa sejak tanggal 29-31 Maret 2022 untuk
penerimaan pasien baru dilakukan oleh perawat penanggung jawab asuhan dan
perawat pelaksana didalam kamar pasien menjelaskan terkait tata tertib yang ada di
ruangan dan perencanaan asuhan yang akan dilakukan kepada pasien. Dari

34
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam penerimaan pasien baru perawat
masih belum maksimal dalam pelaksanaannya dikarnakan masih terdapat sebagian
perawat yang masih belum komprehensif dalam melakukan penerimaan pasien baru
sesuai dengan SOP penerimaan pasien.
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan, kepala ruangan menetapkan
kebijakan untuk penerimaan baru yaitu pembagian pasien baru di ruang kasuari
berdasarkan jumlah pasien yang dimiliki tim tersebut. Jika ada pasien baru yang
datang ke ruangan, maka akan dimasukkan ke dalam tim yang memiliki jumlah
pasien paling sedikit. Hal ini bertujuan untuk menyamaratakan jumlah pasien
disetiap tim dan membagi beban kerja bagi setiap tim.
Dalam penerimaan pasien baru tim atau perawat menyiapkan lembar
penerimaan pasien baru, menandatangani lembar penerimaan pasien baru,
melakukan pengkajian pada pasien, mengorientasikan klien pada ruangan, memberi
penjelasan tentang tata tertib, hak dan kewajiban pasien dan keluarga, menjelaskan
bahwa di ruang Kasuari ini terdapat cctv untuk memantau pasien sehingga jika
pasien atau keluarga ingin mengganti baju atau lainnya bisa menutup sampiran,
serta memberi penjelasan tentang perawat dan dokter yang bertanggung jawab, dan
mendokumentasikan penerimaan pasien baru.
Alur penerimaan pasien baru.

Pasien Datang Ke RSUD Idaman


Kota Banjarbaru

IGD Poli

Rawat Inap
Ruang Kasuari

Pasien pindah
- Pasien pulang sembuh ruangan
- Pasien pulang atas
permintaan sendiri
- Pasien
35 pulang ICCU
meninggal
c. Timbang Terima
Timbang terima di Ruang Kasuari RSD Idaman Banjarbaru dilakukan
berdasarkan SPO Timbang terima Shift jaga dengan No. Dokumen A- 32/2/2017
yang memiliki tujuan bahwa timbang terima untuk menyampaikan kondisi/keadaan
secara umum klien, menyampakan hal-hal penting yang ditindaklanjuti oleh shift
berikutnya dan tersusunnya rencana kerja untuk dinas berikutnya. Pada prosesnya,
timbang terima masih belum dilaksanakan dengan optimal dikarenakan masih ada
beberapa point SPO dan point komunikasi efektif SBAR yang tidak dilakukan.
1) Distribusi berdasarkan kesesuaian pelaksanaan handover dengan SBAR (Pra
timbang terima, Timbang terima tahap I, Timbang terima tahap II, dan Post
timbang terima) di Ruang Kasuari RSD Idaman Banjarbaru pada tanggal 29 –
31 Maret 2022.
Gambar 1.2 Distribusi kesesuaian pelaksanaan handover dengan SBAR (Pra timbang terima,
100% P S M P
25 % S M 22P
% S M
31 %
28 % 47 % 50 % 39 %
90% 36 % 66 %
80%
70% 72 % 75 %
78 %
60% 69 %
61 %
50% 64 % 53 % 50 %
40% 44 %

30%
20%
10%
0%
29/03/22 30/03/22 31/03/22

DILAKUKAN TIDAK DILAKUKAN


Timbang terima tahap I, Timbang terima tahap II, dan Post timbang terima) di Ruang Kasuari
RSD Idaman Banjarbaru pada tanggal 29 – 31 Maret 2022

Berdasarkan hasil observasi timbang terima tanggal 29 Maret – 31 Maret


2022 dengan menggunakan lembar observasi berupa SPO operan didapatkan hasil
masih terdapat beberapa item yang kurang dilakukan saat timbang terima seperti
tidak adanya post conference setelah timbang terima. Timbang terima dipimpin
oleh kepala ruangan, dimana ketiga tim yang akan melakukan timbang terima sudah

36
siap dengan pelaporan masing-masing. Timbang terima dilakukan juga di tempat
pasien, dimana validasi keadaan pasien dilakukan oleh perawat penanggung jawab
asuhan dan perawat pelaksana, perawat juga memperkenalkan diri kepada pasien
bahwa mereka yang bertugas dalam shift tersebut.
Berdasarkan hasil observasi, ruang Kasuari tanggal 29 Maret – 2 April
2022 diketahui bahwa, kegiatan timbang terima dilakukan oleh seluruh perawat
ruangan di nurse station di setiap shift. Dilakukan dalam tahapan, yaitu pre
conference timbang terima di nurse station, diobservasi langsung ke ruangan
pasien, akan tetapi tidak kembali ke nurse station untuk melakukan evaluasi akhir
dan post conference. Timbang terima di pagi hari dilakukan lengkap oleh seluruh
tim shift pagi dan shift malam yang diawali dengan doa bersama namun timbang
terima pada sore dan malam hari hanya dilakukan pertim masing-masing yang telah
dibagi sesuai pasien kelolaan tiap tim.
Hasil observasi pada hari Kamis 31 Maret 2022 saat operan dinas siang ke
malam didapatkan masing-masing tim melaksanakan operan ke tim berikutnya pada
saat yang bersamaan sehingga terjadi komunikasi interpersonal antara tim itu saja.
Kurang optimalnya timbang terima karena tidak sesuai SPO ini dipengaruhi oleh
waktu yang cukup lama dan keterlambatan kedatangan shift selanjutnya.

37
2) Distribusi berdasarkan kesesuaian pelaksanaan handover dengan SBAR tiap shift di Ruang Kasuari RSD Idaman
Banjarbaru pada tanggal 29 – 31 Maret 2022.

S B A R S B A R S B A R S B A R S B A R S B A R S B A R S B A R S B A R
12%
100%
20% 20%
33% 25% 25% 25%
90% 40% 67%
33% 37%
40% 40% 50%
37% 40% 50%
80% 50%
50%
50% 50% 100 %
70% 88%
80% 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
100 % 75%
75% 75% 100 %
60% 100 % 100 % 100 % 100 %
67% 63% 100 %
67% 60% 60%
50% 60% 60% 63%
83%
50% 100 %
50%
40% 50%
50%
50%
50%
30% 33%

20%
17%

10%

0%
29/03/22 29/03/22 29/03/22 30/03/22 30/03/22 30/03/22 31/03/22 31/03/22 31/03/22

DILAKUKAN TIDAK DILAKUKAN

Gambar 1.2 Distribusi kesesuaian pelaksanaan handover dengan SBAR tiap shift di Ruang Kasuari RSD Idaman Banjarbaru pada tanggal 29 – 31 Maret 2022.

38
Berdasarkan hasil observasi dan penilaian handover menggunakan
kuesioner dari tanggal 29-31 Maret 2022, memiliki perbedaan dalam pelaksanaan
handover. Handover yang dilakukan antara shift pagi ke shift siang lebih
menyeluruh dan banyak dilakukan jika dilihat dari hasil kuesionernya. Namun,
handover yang dilakukan antara shift siang kepada malam lebih tidak dilakukan
secara menyeluruh. Ketidakhadiran kepala ruang, PPJA merupakan kendala dalam
pelaksanaannya.
Dapat disimpulkan bahwa kegiatan timbang terima di Ruang Kasuari
sudah berjalan dengan optimal akan tetapi kurangnya pengawasan pada timbang
terima sehingga timbang terima terkadang tidak berjalan sesuai dengan SPO yang
ada diruangan dan kurangnya penerapan SBAR dalam komunikasi efektif.
d. Supervisi Keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan pada tanggal 29
Maret 2022 dikatakan bahwa supervisi dilakukan tidak menentu, terkahir supervisi
dilakukan pada bulan Agustus 2021 oleh supervisor mengenai komunikasi terhadap
pasien tentang tindakan yang akan dilakukan. Untuk saat ini semenjak ada
kebijakan baru dari Rumah Sakit berdasarkan SNARS supervisi dilakukan langsung
oleh kepala ruangan dan terdapat form penilaian kepegawaian tersendiri yang
dilakukan oleh kepala ruangan.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada tanggal 29 Maret 2022
dengan beberapa perawat, mengatakan tidak pernah ada supervisi secara langsung
dan terjadwal yang dilakukan terhadap mereka dan sudah tidak ada supervisor,
tugas supervisor langsung dilakukan oleh karu. Hal ini dikarnakan sudah diangap
cukup baik dilakukan dalam setiap tindakan yang diberikan oleh perawat kepada
pasien. Namun pada hasil observasi selama berdinas pada pasien dengan resiko
rendah jatuh tidak dilakukan penanda resiko jatuh atau menaikan setrel pada bed
pasien.
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan pada tanggal 31 Maret
2022, supervisi ruangan tetap dilaksanakan namun waktu pelaksanaan supervisi
tidak terjadwal/fleksibel saja. Form penilaian supervisi ada dan merupakan SOP
baku dari RSUD Idaman Banjarbaru dan terlampir. Supervisi di ruang Kasuari

39
sudah berjalan dengan baik namun belum masimal dalam pelaknsanaanya hal ini
dikarnakan masih belum adanya pelaksanaan supervisi yang terjadi secara langsung
maupun terjadwal dalam beberapa bulan terakhir.
Kesimpulan dari hasil wawancara dan observasi dapat dikatakan bahwa
supervisi yang di Ruang Kasuari sudah berjalan namun belum terlaksana dengan
maksimal, karena belum ada supervisi secara langsung melainkan dilakukan secara
tidak langsung saja. Dan untuk rekomendasi di ruang kasuari yaitu untuk
melakukan supervisi selanjutnya mengenai pasien dengan resiko jatuh.
e. Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah pasien, sehingga ronde keperawatan tidak wajib dilakukan, ronde
keperawatan dilakukan hanya pada saat ada masalah pasien yang tidak dapat
dipecahkan. Pasien yang dipilih untuk dilakukan ronde keperawatan adalah pasien
yang memiliki kriteria sebagai berikut.
1. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah
dilakukantindakan keperawatan
2. Pasien dengan kasus baru atau langka
Persiapan yang harus dilakukan sebelum melakukan ronde keperwatan
adalah sebagai berikut.
1. Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.
2. Menentukan tim ronde.
3. Mencari sumber atau literature.
4. Membuat proposal.
5. Pemberian informed consent dan pengkajian kepada klien/keluarga.
6. Diskusi : Apa diagnosis keperawatan?, Apa data yang mendukung?,Bagaimana
intervensi yang sudah dilakukan?, dan Apa hambatan yangditemukan selama
perawatan?.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan pada tanggal 29


Maret 2022 ronde Keperawatan tidak pernah dilakukan karena selama ini tidak
ditemukan kasus yang jarang/langka untuk dilakukan ronde keperawatan sehingga

40
belum bisa dinilai apakah ronde keperawatan sudah dilakukan dengan benar atau
sudah memakai format yang berlaku dan hanya dilakukan ketika adanya mahasiswa
yang berpraktek di Ruang Kasuari. RSUD Idaman Kota Banjarbaru merupakan
Rumah Sakit tipe C, dalam hal ini pasien dengan keluhan yang berat akan dirujuk
ke Rumah Sakit tipe B sehingga ketiadaan pasien dengan kasus langka juga
merupakan faktor tidak dilakukannya ronde keperawatan di ruang Kasuari.
Berdasarkan wawancara, kepala ruang mengatakan ronde keperawatan
pernah dilakukan pada saat pandemic september 2020 namun hanya melibatkan
kepala ruang, dokter, dan katim di ruangan kasuari saja dengan kasus long covid-19
dan kriteria pasien dari pasien yang dilaksanakan ronde yaitu, lama rawat >1 bulan,
keluhan tidak berkurang, dan tidak bisa lepas dari oksigen. Kepala ruangan juga
mengatakan kendala dalam menjalankan ronde keperawatan adalah tidak ada waktu
dan kesempatan berkumpul dalam 1 ruangan untuk berdiskusi membahas penyakit
pasien yang kompleks.
Ronde muldisiplin merupakan bagian dari pelaksanaan fungsi MPP yg
unik yg disatu sisi merupakan client advocate (mengadvokasi kepentingan2 pasien)
dan disisi lain merupakan bagian dari civitas hospitalia. Hal ini tentu membutuhkan
kemampuan komunikasi dan koordinasi yg baik dg berbagai pihak. Pelayanan
berfokus pada pasien (PCC) diterapkan dalam bentuk asuhan pasien terintegrasi
yang bersifat integrasi horizontal dan vertikal. Pada integrasi horizontal kontribusi
profesi tiap-tiap PPA sama pentingnya/sederajat. Pada integrasi vertikal pelayanan
berjenjang oleh/melalui berbagai unit pelayanan ke tingkat pelayanan yang berbeda,
di sini peran MPP penting untuk integrasi tersebut dengan komunikasi yang
memadai dengan PPA.
Berdasakan hasil observasi pada 29 Maret – 2 April 2022 didapatkan hasil
tidak terdapat ronde multidisiplim yang dilakukan di ruang Kasuari.
f. Discharge Planning
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruang dan Katim Ruang
Kasuari tanggal 29-31 Maret 2022 diketahui bahwa ada lembar discharge planning
khusus yang dimiliki ruangan.. Disharge planning dilakukan saat pasien masuk ke
ruangan, sementara saat pasien masih dalam perawatan. Discharge planning

41
dilakukan sekilas saat ada tindakan dengan pasien tanpa ada waktu khusus. Pada
Ruang Kasuari terkadang ada beberapa perawat yang memberikan penyuluhan
tentang pengobatan di rumah akan tetapi ada juga yang tidak memberikan
penyuluhan dikarenakan kesibukan perawat. Discharge planning biasanya
dilakukan pada pasien dengan kasus tertentu yang jarang ditemui atau dengan kasus
yang perlu mendapatkan pengobatan lanjutan. Berdasarkan hasil wawancara, untuk
form discharge planing pasien saat di rawat dan akan pulang sudah tersedia, akan
tetapi masih banyak form discharge planning yang tidak terisi ketika pasien masuk
ke ruangan. Beberapa kendala dalam melakukan discharge planning yaitu berupa
faktor luar seperti pasien baru masuk ruangan saat perawat ingin melakukan
discharge planning sehingga terkadang tidak dilakukan.
Bedasarkan hasil observasi perencanaan pasien pulang sudah memiliki form
tersendiri dari RSD Idaman Kota Banjarbaru perawat yang memberikan penjelasan
tentang perawatan dirumah sudah dilakukan dengan memberikan arahan untuk
melakukan kontrol ke poli saat berada dirumah, untuk leaflet 10 penyakit terbanyak
di Ruang Kasuari juga sudah tersedia, namun dari hasil observasi tanggal 29-31
Maret 2022 tidak semua pasien diberikan leaflet pada saat akan pulang. Leaflet
yang tersedia kebanyakan berasal dari mahasiswa, oleh karena itu perlu adanya
tindak lanjut dari tim Promkes rumah sakit untuk menjadikan leaflet resmi dari
rumah sakit sehinggga leaflet tetap tersedia.
Terdapat SPO Pelaksanaan Disharge planning (Perencanaan Pasien Pulang)
dengan No. Dokumen 099/ SPO.Kep/ V/ 2015 dengan tanggal terbit 18 Mei
2015. Isi Prosedur Pelaksaan Discharge Planning meliputi:
1. Pasien datang pertama kali di RS kemudian dinyatakan rawat inap oleh
dokter,
2. Pasien dan keluarga diberi informasi oleh perawat tentang :
a) Penyakit, penyebab, tanda dan gejala
b) Hasil pemeriksaan,
c) Tindakan medis,
d) Pengobatan dan resiko,
e) Perkiraan hari rawat, f)Komplikasi yang mungkin terjadi,

42
g) Fasilitas dan biaya perawatan dimana pasien dirawat.
3. Persiapan pasien pulang meliputi:
a) Menyiapkan pasien dan keluarga secara fisik, psikologis, dan
sosial,
b) Membantu pasien dan keluarga agar memiliki pengetahuan,
keterampilan dan sikap dalam memperbaiki serta mempertahankan
status kesehatan
c) Pasien dan keluarga mendapatkan pemahaman tentang:
 Kontrol kembali
 Perawatan dirumah (Luka operasi, pemasangan gips, dll)
 Persiapan lingkungan dan fasilitas untuk
perawatan dirumah.
 Aktivitas dan istirahat dirumah
 Diet dirumah. Memberitahukan kepada petugas administrasi bahwa
pasien sudah diperbolehkan pulang oleh dokter yang merawat.
 Melakukan dokumentasi, resume medis milik pasien,
memberikan surat ijin keluar kepada keluarga dan pasien diantar
kepintu keluar).
Berdasarkan hasil wawancara, formulir discharge planning pasien saat dirawat
diruang camar sudah tersedia. Kemudian, perihal penggunan formulir tersebut yang
mengisi lembar formulir tersebut adalah PPJA. Sedangkan untuk formulir lembar
edukasi pasien diisi oleh perawat yang berdinas saat pasien pulang hari itu, sesuai
dengan arahan PPJA.
Kesimpulan dari hasil observasi dan wawancara didapatkan hasil bahwa
discharge planning yang dilakukan di Ruang Kasuari belum sepenuhnya optimal
karena kadang-kadang hanya dilakukan ketika pasien akan pulang dan masih belum
sepenuhnya dilakukan penyuluhan dalam discharge planning yang diberikan seperti
pendidikan kesehatan pada pasien maupun keluarga.
g. Diskusi Refleksi Kasus
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruang Kasuari pada tanggal
29 Maret 2021 diketahui bahwa Diskusi Refleksi Kasus (DRK) pernah

43
dilaksanakan secara terstruktur pada tahun 2019 sebelum pandemi, pada saat
pandemic dan setelah pandemic tidak ada dilakukan DRK secara rutin hanya saja
dilakukan ketika ada kasus yang langka atau pasien yang lama rawat dengan jangka
panjang (10 hari) dan hanya dilakukan di ruangan kasuari saja secara informal.
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan didapatkan bahwa DRK di
ruang Kasuari belum optimal dikarenakan belum terlaksananya proses diskusi yang
dapat memberikan kesempatan kepada setiap anggota untuk menyampaikan
pendapat dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan sedemikian rupa yang
merefleksikan pengalaman, pengetahuan serta kemampuan masing-masing.
DRK pernah dilakukan dengan topic timbang terima berdasarkan SBAR di
Ruang Kasuari yang dihadiri oleh kepala ruangan serata PPJA dan PP di ruangan
Kasuari pada tanggal 25 November 2021 oleh angkatan 18 Program Studi
Pendidikan Profesi Ners, Universitas Lambung Mangkurat, didapatkan hasil yaitu
penerapan timbang terima sudah berjalan dengan baik namun belum optimal,
kendala penerapan timbang terima menggunakan SBAR yang dirasa memakan
waktu sehingga penerapan kurang optimal, penyampaian timbang terima terkait
riwayat masuk rumah sakit, tanggal masuk rumah sakit dan lama hari perawatan
seringkali tidak disebutkan, dan didapatkan penjelasan oleh kepala ruangan yaitu
timbang terima menggunakan SBAR terputus situasinya sejak Ruang Kasuari
merawat pasien covid, hal-hal yang tidak disebutkan karena merasa perawat sudah
mengetahui kondisi pasien sudah dirawat berapa hari, kecuali terdapat pasien baru
maka akan disebutkan tanggal masuk rumah sakit dan lama perawatan. Pada saat
timbang terima berkeliling di ruangan pasien perawat seringkali tidak mengecek
gelang pasien terlebih dahulu dikarenakan perawat merasa sudah mengetahui
dengan baik dan benar terkait identitas pasien tersebut, pasien tidak terdapat gelang
risiko jatuh dikarenakan memang belum terkerjakan tetapi bed pasien selalu
terpasang side rail.
Pada hari kamis tanggal 7 April 2022, direncanakan DRK oleh kelompok B dan C2
dengan topik TB dan Covid 19.

44
h. Dokumentasi Keperawatan
Didapatkan bahwa pendokumentasian asuhan keperawatan pada pasien
baru tetap dilakukan pengkajian lanjutan jika sudah dilakukan pengkajian dari IGD
atau dari ruangan lain.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala ruangan Kasuari pada
tanggal 31 Maret 2022 diketahui bahwa masih adanya pengembalian RM dari
bagian rekam medik yang berarti terdapat pengisian yang belum sesuai atau masih
kosong dibeberapa bagian. Pengisian isi rekam medis yang kosong di lakukan oleh
katim atau pp sesuai dengan tanggung jawabnya. Kosongnya rekam medik yang
tidak terisis sebenarnya lebih sering dilakukkan oleh DPJP dipengisian yang kosong
tersebut disebabkan oleh banyaknya pasien dan padatnya jadwal DPJP. Pada bagian
perawat yang sering tidak terisi biasanya adanya form yang sudah adanya pengisian
data di awal (mis: biodata pasien) sehingga untuk lembar kedua tidak di tulis lagi,
dan terkadang lupanya perawat untuk menulis nama, tanggal dan TTD dalam
lembar CPPT. Namun selama berdinas di ruang Kasuari belum ada dokumen RM
yang dikembalikan. Hal ini menunjukan kualitas dokumentasi asuhan keperawatan
perawat pelaksana sudah baik. Berdasarkan Depkes RI tentang standar pelaksana
pendokumentasian asuhan keperawatan yaitu >75% dikatakan baik. Berdasarkan
lembar observasi dokumentasi asuhan keperawatan pasien di ruang kasuari
didapatkan rata-rata kualitas pendokumentasian adalah 95% maka dapat dikatakan
kualitas pendokumentasian yang dilakukan perawat sudah termasuk baik
dikarenakan hasil observasi didapatkan >75% yaitu 95%.

45
Hasil Observasi Kualitas Dokumentasi Asuhan
Keperawatan
100
90
80
70
60
50 100 100 100
40 80
30
20
10
0
Pengkajian Perencanaan Implementasi Evaluasi Keperawatan
Keperawatan Keperawatan Keperawatan
Axis Title

Series1

Hasil Kualitas Dokumentasi Perawat Pelaksana di Ruangan Kasurai RSD


Idaman Banjarbaru.
Ruangan Implementasi Evaluasi

Kasuari 100% 100%

Berdasarkan lembar observasi kualitas dokumentasi perawat pelaksana


dari implementasi hingga evaluasi didapatkan bahwa perawat pelaksana sudah
melakukan dokumentasi yang baik (100% item penilaian pada lembar observasi
terisi).
Hasil Kualitas Dokumentasi PPJA (lampiran 1).

46
4. Keuangan (Money/M4)
a. Tarif Ruang Kasuari
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala Ruangan Kasuari mengatakan Ruang
Kasuari digunakan untuk pengguna BPJS, Umum, dan SKTM (surat keterangan tidak
mampu). Untuk tarif umum disesuaikan dengan Perwali No.13 tahun 2016 tentang
Tarif Layanan Kesehatan Pada BLUD RSD Banjarbaru.
Jenis Pelayanan Rawat Inap ( KASUARI) Nominal (Rp)

Harga ruangan 235.000

Konsultasi / Visite / Rawat Bersama Kelas I 60.000

Konsultasi Gizi – Kelas I 20.000

Asuhan Gizi – Kelas I 20.000

Minimal Care 37.500

Partial Care 71.000

Total Care 105.000

Intensif Care 176.750

Tindakan Keperawatan Kecil 20.000

Tindakan Keperawatan Sedang 37.000

Tindakan Keperawatan Besar 59.000

Tindakan Keperawatan Khusus 141.750

Tabel 2.16 Daftar Tarif Jasa Pelayanan di Ruang Kasuari

Berdasarkan dari table diatas dapat dilihat bahwa dari konsultasi/visite ruangan itu
dilakukan oleh dokter penanggung jawab pasien, untuk konsultasi gizi dan asuhan gizi
dilakukan oleh petugas ahli gizi, sedangkan untuk tindakan minimal care, partial care,
total care, dan intensif care itu dikerjakan oleh perawat. Yang termasuk dalam kriteria
minimal care yaitu pasien yang memerlukan 1-2 jam perawatan langsung per 24 jam,

47
partial care yaitu pasien yang memerlukan 3-4 jam perawatan langsung per 24 jam,
total care yaitu pasien yang memerlukan 5-7 jam perawatan langsung per 24 jam.
Dalam bidang keperawatan ada beberapa tarif yang di terima oleh perawat seperti
minimal care Rp37.500, partial care Rp71.000, total care Rp105.000, dan intensif care
Rp176.000. apabila dalam melakukan perawatan tersebut ada beberapa tindakan yang
diberikan maka biaya untuk tindakan keperawatan kecil yaitu Rp20.000, tindakan
keperawatan sedang Rp37.000, tindakan keperawatan besar Rp59.000, dan tindakan
keperawatan khusus Rp141.750.

b. Sumber Pembiayaan Ruangan Kasuari


Sumber pembiayaan ruangan kasuari berasal dari APBD yang dikelola oleh BLUD di
rumah sakit. Yang termasuk dalam sumber pembiayaan dari APBD yaitu sumber dana
operasional seperti pendanaan bagi ruangan (misalnya renovasi ruangan, penambahan
fasilitas), pendanaan alat kesehatan, dan bahan kesehatan (habis pakai). Sumber
pembiayaan/jasa pelayanan petugas diperoleh dari Rumah Sakit yang berasal dari jasa
pelayanan berupa uang yang diberikan berdasarkan jumlah pasien dan tindakan yang
dilakukan. Pendanaan fasilitas kesehatan bagi petugas diperoleh dari BPJS.
Pembiayaan pasien sebagian besar berasal dari BPJS sedangkan yang lain dari Umum
(bayar sendiri) dan dari SKTM (surat keterangan tidak mampu). Pengadaan
alat/fasilitas di ruangan yang rusak biasanya dilakukan segera apabila Pelaksana
Harian melapor ke Karu atau melapor langsung dan memberikan surat yang ditujukan
kepada bagian Sarpras. Kemudian bagian sarpras akan melihat alat/fasilitas yang rusak
dan memproses apakah alat/fasilitas tersebut langsung diganti atau tidak.
c. Prosentase Jenis Pembiayaan Ruang Kasuari
Jenis Pembiayaan
No Bulan Jumlah Persentase
Umum % BPJS % SKTM %

1 Januari 62 3 5% 59 95% - - 100%

2 Februari 51 3 6% 48 94% - - 100%

3 Maret 47 3 6,3 43 91,6% 1 2,1% 100%


%

48
Tabel 2.17 Persentase Jenis Pembiayaan di Ruang Kasuari
Bedasarkan tabel diatas dapat kita lihat bahwa pada bulan januari pasien masuk
berjumlah 62 orang dengan 59 orang menggunakan BPJS (95%) dan 3 orang
menggunakan biaya pribadi/umum (5%). Pada bulan Februari pasien masuk berjumlah
51 orang dengan 48 orang menggunakan BPJS (94%) dan 3 orang menggunakan biaya
pribadi/umum (6%).Pada bulan maret pasien masuk berjumlah 47 orang dengan 43
orang menggunakan BPJS (91,6%) dan 3 orang menggunakan biaya pribadi/umum
(6,3%), dan 1 orang menggunakan SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu) (2,1%).
5. Pemasaran (Marketing / M5)
1. Alur Pasien Masuk
Hasil wawancara dengan kepala Ruang Kasuari, alur pasien masuk ke Ruang Kasuari
yaitu, pasien datang melalui IGD, dilakukan anamnesis dan langsung dibawa ke Ruang
Kasuari. Bisa juga melalui poliklinik. Dan ada juga pasien pindahan dari ruang
perawatan yang lain (titipan). Alur pasien masuk ada bagan secara tertulis. Hasil
wawancara dengan kepala ruangan mengatakan selama ini tidak ada kendala mengenai
ketidakcukupan ruangan. Untuk SPO penerimaan pasien rawat inap, pasien rawat inap
dari IGD, dan pasien rawat inap dari poliklinik terlampir.

Pasien Datang

Poli IGD

Pendaftaran
Rawat Inap

Rawat Inap
(Kasuari)

PULANG APS (Atas MENINGGAL


Permintaan
Sendiri)
49
Gambar 2.35 Bagan Alur Pasien Masuk

2. Data BOR,BTO, dan ALOS


1) Bed Occupancy Ratio (BOR)
Bed Occupancy Ratio (BOR)menunjukkan sampai seberapa jauh pemakaian
tempat tidur yang tersedia di Rumah Sakit dalam jangka waktu tertentu.
Rumus untuk menghitung BOR adalah sebagai berikut:
Jumlah pasien
x 100%
Jumlah TT

Berdasarkan hasil pengkajian pada dan tanggal 29 Maret – 07 April 2022,


didapatkan gambaran kapasitas tempat tidur di Ruang Kasuari yaitu 36 tempat
tidur dan berdasarkan data yang didapat selama berdinas di ruang Kasuari pada
tanggal 29 Maret – 07 April 2022 di RSD Idaman Kota Banjarbaru, di dapatkan
hasil Nilai BOR Ruang Kasuari sebagai berikut:
No Tanggal Total Bed Bed Terisi BOR

1 29 Maret 2022 14 3 3/14x100%=21,4%

2 30 Maret 2022 14 6 6/14x100%=42,8%

3 31 Maret 2022 14 6 6/14x100%=42,8%

4 01 April 2022 14 7 7/14x100%= 50%

5 02 April 2022 14 5 5/14x100%= 35,7%

6 03 April 2022 14 4 4/14x100%= 28,5%

7 04 April 2022 14 8 8/14x100% = 57%

8 05 April 2022 14 6 6/14x100%=42,8%

9 06 April 2022 14 6 6/14x100%=42,8%

50
10 07 April 2022 14 6 6/14x100%=42,8%

Total 40,6%

Tabel 2.18 Daftar Bed Occupancy Ratio (BOR)


Berdasarkan data dari 10 hari berdinas di ruang kasuari didapatkan hasil
pemakaian tempat tidur dengan total bed ada 14 buah, bed yang terisi di hari
pertama ada 3 bed, hari kedua 6 bed, hari ketiga 6 bed, hari keempat 7 bed, hari
kelima 5 bed, hari keenam 4 bed, hari ketujuh 8 bed, hari kedelapan 6 bed, hari
kesembilan 6 bed, dan hari kesepuluh 6 bed, jadi dari hasil tersebut didapatkan
jumlah total rata-rata BOR dalam 10 hari berdinas yaitu 40,6%.
Data Pasien Ruang Kasuari 6 Bulan terakhir dari Juli – Desember 2021
Bulan Jumlah Hari/Bulan Jumlah Tempat Jumlah Hari
Tidur Rawat

Juli – 184 36 -
Desember
2021

Jumlah 184 36 -

selama 6 bulan mulai Juli hingga Desember 2021 didapatkan total BOR yaitu
57%. Hasil BOR dari Juli-Desember 2021 terlihat masih dibawah nilai standar yaitu
60-85%, sedangkan nilai bor ruangan per 6 bulan saat ini hanya 57% yang berarti
bahwa diruangan kasuari nilai pengggunaan tempat tidur pasien masih dalam
kategori ringan, karena saat ini masih masa pandemi covid-19 yang mana
kebanyakan pasien memilih pergi ke poli klinik dari pada dirawat inap (wawancara
dengan KARU).

Rincian BOR tidak didapatkan karena dari pihak administrasi ruang kasuari tidak
ada memiliki file mengenai rinciannya dan berdasarkan hasil wawancara dengan
pihak administrasi di ruang kasuari hanya menyerahkan data berupa rekapan

51
tulisan tangan kepada pihak KAIRNA dan dari pihak KAIRNA yang mengolah
data tersebut, dari pihak KAIRNA juga tidak menjelaskan secara rinci terkait
data BOR sehingga masukan dari kami diharapkan adanya evaluasi mengenai
penginputan data dan penysunan data tersebut agar kedepannya semua data dapat
tersusun dengan rapi

2) Average Length of Stay (ALOS)


Nila ALOS Ruang Kasuari pada periode Juli-Desember 2022 adalah:
Rata-rata lama perawatan klien di Ruang Kauari adalah 4,83 Hari = 5 hari

No Pasien Hari Rawat Standar ALOS

1 Tn.M 6 (6-9 hari)

2 Tn.A 2 (6-9 hari)

3 Ny.M 3 (6-9 hari)

4 Tn.E 3 (6-9 hari)

5 Ny.B 4 (6-9 hari)

6 Ny.E 1 (6-9 hari)

7 Tn.Em 1 (6-9 hari)

8 Ny.S 1 (6-9 hari)

9 Tn.MT 1 (6-9 hari)

10 Tn.J 3 (6-9 hari)

Total 2,5

Tabel 2.19 Daftar Average Length of Stay (ALOS)


Dari table di atas dapat dilihat bahwa nilai rata lama perawatan klien di ruang
kasuari dari tanggal 29 maret – 7 april yaitu 2,5. Hal tersebut menunjukkan bahwa
nilai ALOS masih di bawah nilai standar menurut depkes yaitu 6-9 hari. Hal
tersebut dikarenakan pasien yang ada di ruang Kasuari kebanyakan pasien dengan
penyakit CKD yang ingin di hemodialisa, sebelum di HD pasien masuk ke
ruangan setelah di HD pasie akan di persiapkan pulang apabila pasien dalam
keadaan sehat. Selain pasien HD ada juga salah satu pasien yang keluar dengan

52
APS atau dengan kehendak sendiri. Pasien yang lain di pulangkan karena iya
sudah sehat dan bisa dilakukan rawat jalan.

3) Bed Turn Over (BTO)


Nilai BTO Ruang Kasuari periode Juli-Desember 2021 adalah :
Rata-rata frekuensi pemakaian bed tempat tidur di ruang Kasuari yaitu 8,33 Jadi,
selama 184 hari pada tanggal 1 Juli – 31 Desember 2021, BTO 8,33 kali.
Berikut data BOR, ALOS, dan BTO Ruang Kasuari pada Juli sampai Desember
2021 pada Tabel
No Penilaian Hasil Parameter Ideal Menurut DEPKES 2005
1 BOR 57% 60-85%
2 ALOS 5 Hari 6-9 Hari
3 BTO 8,33 Kali 40-50 Kali

Berdasarkan hasil data laporan instalasi rawat inap RSD Idaman Kota
Banjarbaru di Ruang Kasuari Juli 2021 sampai Desember 2021 didapatkan data
BOR sebesar 57%, hal ini menunjukkan hasil paramater BOR berada di bawah
kriteria ideal menurut DEPKESdari 60-85%, sedangkan nilai bor ruangan per 6 bulan
saat ini hanya 57% yang berarti bahwa diruangan kasuari nilai pengggunaan tempat tidur
pasien masih dalam kategori ringan, karena saat ini masih masa pandemi covid-19 yang mana
kebanyakan pasien memilih pergi ke poli klinik dari pada dirawat inap (wawancara dengan
KARU). Hasil dari ALOS yaitu 5 hari, hasil ini masuk ke dalam kriteria ideal
ALOS menurut DEPKES yaitu 6-9 hari. BTO didapatkan hasil 8,33 kali dengan
parameter ideal menurut DEPKES yaitu 40-60 kali/Tahun, mana hasil tersebut
masuk ke dalam parameter ideal ruangan. (Depkes RI, 2005). Hasil wawancara
kepada perawat ruangan didapatkan bahwa tidak disebutkan parameter ideal dari
ruang Kasuari dan data BOR, ALOS dan BTO hanya didapatkan pada bagian
KAIRNA hanya dalam bentuk hasil saja tidak ada perincian secara detail dari
ruang Kasurai. Namun penghitungan ini tidak bisa ditetapkan sebagai kriteria
ideal karena penghitungan hanya dilakukan pada periode Juli - Desember 2021
saja.
3. Keselamatan Pasien/ IPSG (International Patient Safety Goals)

53
a. Ketepatan Identifikasi Pasien (IPSG 1)
Menurut SNARS, identifikasi pasien minimal menggunakan dua identitas dari tiga
identitas pasien yaitu nama, tanggal lahir dan nomor rekam medis. Identifikasi
dapat dilakukan secara verbal maupun visual. Dari hasil observasi tanggal pada
tanggal 28 Maret – 06 April 2022 ditemukan perawat ruangan yang kurang dalam
melakukan identifikasi pasien yakni dengan menanyakan nama saja tanpa melihat
gelang identitas pasien saat akan melakukan tindakan. Hal ini disebabkan karena
pasien di ruang kasuari hanya sedikit sehingga perawat ruangan cenderung
menanyakan nama saja kepada pasien.
b. Komunikasi Efektif/ IPSG 2
Komunikasi efektif dalam timbang terima dapat terlaksana dengan baik apabila
menggunakan format SBAR kepada perawat yang bertugas dinas pagi siang dan
malam. SBAR merupakan singkatan dari S (situation) yang mana berisi
penyampaian identitas nama dan umur, tanggal masuk rumah sakit, lama hari rawat
pasien, DPJD, diagnose medis, masalah keperawatan yang belum teratasi, dan
masalah keperawatan yang sudah teratasi. B (background) yang berisi
menyampaikan respon pasien yang menjadi catatan penting, menyampaikan
intervensi yang sudah dilakukan, obat-obatan yang diberikan, cairan infus yang
diberikan (tulis hari ke berapa), dan riwayat pasien masuk rumah sakit. A
(assessment) berisi mengenai hasil ttv, skala nyeri dan risiko jatuh, GCS,
pemeriksaan penunjang, tingkat ketergantungan pasien, dan menyampaikan data
DO DS secara singkat. R (recommendation) berisi mengenai intervensi mandiri
yang perlu di tindak lanjuti pada shift berikutnya, intervensi kolaborasi yang
dilakukan pada shift selanjutnya, dan sampaikan jadwal pemberian obat
selanjutnya.
Dari hasil observasi perawat sudah melakukan komunikasi efektif kepada sesama
perawat tetapi belum sesuai dengan SPO yang ada pada saat timbang terima. Hal ini
terlihat dalam timbang terima saat pagi, sore, dan malam. Para perawat sudah
melakukan sebagian komunikasi efektif sesuai dengan SBAR.
c. High Alert Obat (IPSG 3)

54
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dengan beracuan sesuai SPO Prosedur
Pengecekan ganda Terhadap Hight Alert Medications pada ruang kasuari sesuai
dengan SPO ruangan mengenai double check terhadap high alert. Pada tanggal 28
Maret – 01 April 2022, ada 2 jenis obat high alert yang digunakan di ruangan
kasuari yaitu novorapid dan levemir, pemberian obat high alert sesuai daftar obat
high alert diruangan didapatkan data bahwa perawat sudah melakukan double
check secara baik dan benar sesuai dengan SPO yang ada, seperti adanya validasi
atau ceklis pada keterangan high alert pada lembar pemberian obat di dokumentasi
asuhan, adanya pengecekan obat high alert diulangi oleh 2-3 orang yang berbeda,
dan adanya penempelan label high alert pada obat high alert.
d. Benar Prosedur Pembedahan (IPSG 4)
Ruang kasuari merupakan ruangan rawat inap umum untuk semua penyakit
sehingga untuk IPSG 4 tentang prosedur pembedahan tidak ada.
e. Pencegahan Infeksi (IPSG 5)
Salah satu cara untuk mencegah terjadi infeksi yaitu dengan melakukan kebersihan
tangan 5 momen yaitu sebelum kontak dengan pasien, sebelum melakukan
tindakan aseptic, setelah terkontaminasi cairan tubuh pasien, setelah menyentuh
pasien dan setelah menyentuh lingkungan pasien.
Berdasarkan hasil observasi pada perawat yang ada di Ruang Kasuari, semua
perawat sudah melakukan kebersihan tangan dengan 5 moment sebelum kontak
dengan pasien, sebelum prosedur aseptik, setelah terkena cairan tubuh pasien,
setelah menyentuh pasien dan setelah kontak dengan lingkungan pasien. Dokter
spesialis melakukan kebersihan tangan dengan baik sebelum dan sesudah kontak
dengan pasien menggunakan handrub.
f. Pencegahan Resiko Jatuh (IPSG 6)
Pencegahan resiko jatuh bisa dilakukan dengan penandaan pemberian gelang
berwarna kuning pada pasien yang berisiko. Dari hasil observasi didapatkan data
perawat melakukan pencegahan resiko jatuh sesuai dengan SPO yang tersedia.
Sesuai dengan pendokumentasian asuhan keperawatan yang ada di rekam medis
pasien lembar asesmen resiko jatuh semua terisi dengan lengkap.

55
No Pasien Resiko Jatuh

1 Ny. S Resiko Rendah

2 Tn. M Resiko Tinggi

3 Tn. A Tidak Beresiko

4 Ny.M Resiko Rendah

5 Tn. E Tidak Beresiko

6 Ny. B Resiko Rendah

7 Ny. E Tidak Beresiko

8 Tn. E Tidak Beresiko

9 Ny. O Tidak beresiko

10 Tn. S Resiko Tinggi

11 Tn. R Tidak Beresiko

12 Tn. MH Tidak Beresiko

Tabel 2.20 Daftar Pasien Resiko Jatuh


Dari tabel diatas rata-rata pasien tidak beresiko jatuh, tetapi pasien yang juga
memiliki resiko jatuh rendah sebanyak 3 orang dan resiko jatuh tinggi 2 orang dan
dari 10 hari kami bedinas ada 1 orang yang pernah jatuh dari tempat tidur.
Berdasarkan observasi di ruangan pada tanggal 28 Maret – 07 April 2022, rata- rata
pasien yang dirawat memiliki resiko jatuh tidak terpasang gelang kuning tetapi
perawat telah memasang bedside rail pada tempat tidur pasien tersebut, dan ada
salah satu pasien yang di lakukan pemasangan restrain oleh perawat ruangan untuk
menghindari terjadinya resiko jatuh.
4. Angka Kejadian HAIs
a. Angka Kejadian Dekubitus
Berdasarkan data yang didapatkan dari PPI untuk ruang kasuari dari bulan Januari -
Desember 2021 didapatkan, jumlah pasien yang mengalami dekubitus ada 6 orang,
untuk di bulan Januari 2022 tidak ada kejadian dekubitus. Berdasarkan observasi di
ruangan pada tanggal 28 Maret – 07 April 2022 kejadian dekubitus pada saat

56
berdinas di ruang kasuari, yakni ada 14 pasien total keseluruhan pasien yang dimana
diantara keseluruhan pasien tersebut ada 1 pasien yang mengalami dekubitus selama
perawatan di ruang kasuari yakni 0/14x100%= 0% kejadian dekubitus di ruang
kasuari, akan tetapi pasien yang mengalami luka decubitus tersebut mendapatkan
lukanya dari rumah bukan saat dirawat di rumah sakit.
b. Angka Kejadian Flebitis
Berdasarkan data yang didapatkan dari PPI untuk ruang kasuari dari bulan Januari -
Maret 2022 didapatkan angka kejadian flebitis yaitu 0%. Kejadian flebitis dari 4 hari
yang sudah dinas di ruang kasuari tidak ditemukannya kasus tersebut yakni 0/14=0%
c. Angka Kejadian ISK
Berdasarkan data yang didapatkan dari PPI untuk ruang kasuari dari bulan Januari -
Maret 2022 didapatkan angka kejadian ISK yaitu 0%. Kejadian ISK dari 4 hari yang
sudah dinas di ruang kasuari tidak ditemukannya kasus tersebut yakni 0/14=0%.

6. Mesin (M6)
a. Standar Prosedur Oprasional (SPO)
SPO yang tersedia di Ruang Kasuari Rumah Sakit Daerah Idaman Kota Banjarbaru
yaitu:
Berdasarkan Surat Keputusan Direktur RSUD Banjarbaru Nomor : 06 Tahun 2013
Tentang pemberlakuan Standar Prosedur Operasional Keperawatan. Jumlah SPO yang
ada di ruang Kasuari sebanyak 124 SPO.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 28 Maret – 06 April
didapatkan bahwa di ruangan Kasuari untuk SPO yang sering dilakukan yaitu
Mengukur tanda-tanda vital (Mengukur tekanan darah, nadi, respirasi, temperatur,
Saturasi), mencuci tangan, memberikan posisi semi fowler, terapi nebulizer,
pemberian obat, Pemeriksaan GDS, melakukan bilas lambung, pemeriksaan fisik,
pemakaian masker, membantu mengatasi nyeri, prosedur melepas infus, melakukan
injeksi insulin, penerimaan pasien baru, alur pasien pulang, pelaksaan discharge
planning, timbang terima pasien.
Berdasarkan hasil wawancara secara langsung dengan kepala ruangan mengenai SPO
diruang Kasuari sudah mengikuti SPO yang dibuat oleh RSD Idaman Kota
Banjarbaru, dan untuk SPO yang terbaru masih dalam tahap revisi.

57
SAK Pelayanan Instalasi Rawat Inap yang ada di Ruang Kasuari
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 28 Maret – 06 April
didapatkan bahwa di ruangan Kasuari untuk SAK yang sering digunakan yaitu :
No Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
1 SAK Pada Klien Hipertensi
2 SAK Pada Klien Thypus Abdominalis
3 SAK Pada Klien Diare
4 SAK Pada Klien Dangue Hermoragic Fever
5 SAK Pada Klien Diabetes Militus
6 SAK Pada Klien Tuberculosis Paru
7 SAK Pada Klien Congestive Heart Failure
8 SAK Pada Klien Stroke
9 SAK Pada Klien Hepatitis
Tabel 2.21 SAK yang ada di Ruang Kasuari RSD Idaman Kota Banjarbaru
Hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 28 Maret – 06 April sesuai pasien
kelolaan di ruang kasuari didapatkan SAK yang paling banyak digunakan yaitu SAK
Diabetes Melitus, Tuberculosis Paru, Hipertensi, Diare, Stroke, Heart Failure.
Berdasarkan hasil wawancara langsung dengan kepala ruangan mengenai SAK
diruang kasuari yang terbaru masih dalam tahap revisi dan masih belum selesai hingga
saat ini sehingga data SAK yang didapatkan hanya berjumlah 9 SAK tahun 2011
Hasil Penilaian Observasi Penggunaan APD (Sarung Tangan) di Ruang Kasuari RSD
Idaman Kota Banjarbaru

Penggunaan APD Perawat (n=10)


ya Tidak
Cuci Tangan Sebelum Memasang Sarung Tangan 100% 0
Membuka dan Memasang Sarung Tangan 100% 0
Membuang Sarung Tangan Ketempat Sampah Medis 100% 0
Cuci Tangan Setelah Menggunakan Sarung Tangan 100% 0
Tabel 2.23 Observasi Penggunaan APD Perawat

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 27 Maret - 06 April 2022
mengenai penggunaan APD (sarung tangan) yang dilakukan oleh perawat ruangan
Kasuari dengan mengambil sampel sebanyak 10 orang perawat. Hasil observasi
didapatkan bahwa 10 orang perawat di ruang Kasuari sebelum melakukan tindakan
invasif selalu menggunakan APD (Sarung tangan). Sebelum menggunakan APD
(sarung tangan), 10 orang perawat juga ruangan mencuci tangan sesuai dengan
standar. Setelah tindakan selesai, 10 perawat ruangan nampak membuang sarung

58
tangan pada tempatnya yakni pada sampah medis yang telah disediakan. Berdasarkan
hasil observasi tidak ada yang membuangnya sembarangan. Setelah APD (sarung
tangan) dibuang, 10 perawat ruangan kembali mencuci tangan sesuai standar untuk
pencegahan penularan infeksi.
.

Hasil Penilaian Observasi Penatalaksanaan Benda Tajam Jarum di Ruang Kasuari


RSD Idaman Kota Banjarbaru

No Penatalaksanaan Benda Tajam Jarum Perawat (n=10)


Ya Tidak
1 Perawat memakai sarung tangan 100 % 0
2 Tidak menggunakan jarum lagi setelah digunakan 100 % 0
3 Tidak membuang jarum disembarang tempat 100 % 0
4 Menutup jarum dengan satu tangan 100% 0
Tabel 2.24 Observasi Pencegahan Tertusuk Jarum
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal tanggal 28 Maret - 06 April
2022 mengenai penatalaksanaan benda tajam jarum di ruang Kasuari, 10 orang
perawat selalu memakai sarung tangan saat tindakan, hanya menggunakan satu kali
jarum untuk satu orang pasien setelah digunakan, dan membuang jarum pada
tempatnya yaitu di safety box. Pada hasil observasi dari 10 perawat ruangan
didapatkan bahwa ruangan Kasuari sudah baik dalam standar menutup jarum dengan
satu tangan yakni ada 10 perawat (100%). Berdasarkan observasi dari 4 item
Penatalaksanaan Benda Tajam, perawat di Ruang Kasuari sudah memenuhi SPO
yang ada di RSDI Kota Banjarbaru.

Hasil Penilaian Observasi Tindakan SPO (Instrumen C) di Ruang Kasuari RSDI


Kota Banjarbaru
No Kegiatan Jumlah Tindakan Persentase (%)
1 Mengambil obat dari ampul 5 100%
2 Mengambil obat dari vial 5 100%
3 Memasukkan obat intravena 5 100%
secara bolus pada infus

59
Tabel 2.25 Hasil Observasi Tindakan SPO (Instrumen C)
Hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 28 Maret - 06 April 2022, tindakan
keperawatan berupa administrasi obat dengan tindakan mengambil obat dari ampul,
mengambil obat dari vial dan memasukkan obat intravena secara bolus pada infus
dilakukan oleh perawat ruangan di Ruang Kasuari. Berdasarkan hasil observasi yang
telah dilakukan untuk tindakan mengambil obat dari ampul yang dilakukan perawat
sudah baik dengan persentase 100% sesuai dengan SPO, untuk hasil observasi
mengambil obat dari vial dilakukan perawat sudah baik dengan persentase 100%
sesuai dengan SPO, serta pada pelaksanaannya memasukkan obat intravena secara
bolus pada infus yang dilakukan oleh perawat ruang juga sudah baik sesuai dengan
SPO yang sudah ada dengan nilai presentase 100%.
Hasil Observasi Kelengkapan Leaflet dan Label Penandaan Pasien
1. Leaflet
Berdasarkan hasil data yang didapatkan bahwa diruangan Kasuari untuk promosi
kesehatan dan pelayanan klien dalam mendapatkan edukasi terkait pencegahan
penyakit yang berupa media leaflet tersedia sebanyak 58 leaflet diruangan.
Kemudian, pada kasus kelolaan yang dilakukan pada tanggal 28 Maret - 06 April
2022 terdapat penyakit terbanyak yaitu : GERD ,CKD, TB Paru ,CHF, Diare,
dan Diabetes Melitus. Dari beberapa penyakit tersebut untuk leafletnya sudah
tersedia di ruang Kasuari.
2. Label penandaan pasien
Label penandaan pasien di ruangan tersedia lengkap namun masih tidak
digunakan sesuai standar karena pada label risiko jatuh dan label alergi tidak
dipasang pada pasien secara langsung. Penandaan hanya dilakukan pada rekam
medik untuk penandaan alergi, sedangkan penandaan pada pasien tidak
dilakukan.

b. Panduan Asuhan Keperawatan


No. Panduan Asuhan Keperawatan (PAK)
1. Coronavirus Infection
2. Gerd
3. Pneumonia
4. CKD

60
5. Anemia

Tabel 2.26 Panduan Asuhan Keperawatan (PAK) di Ruang Kasuari Rumah Sakit
Daerah Idaman Kota Banjarbaru

RSD Idaman Kota Banjarbaru mempunyai Panduan Asuhan Keperawatan (PAK)


di Ruang Kasuari dengan 5 Diagnosis Penyakit terbanyak, pada bagian isi panduan
sudah mencantumkan diagnosis, nursing outcome dan intervensi keperawatan
secara lengkap, namun panduan ini masih belum diperbaharui sejak tahun 2018.
Menurut hasil wawancara bersama Kepala Ruang di Ruangan Kasuari, PAK masih
dalam tahap revisi. Namun selama berdinas di ruang Kasuari pada tanggal 28
Maret – 06 April didapatkan diagnosis penyakit yang muncul yaitu GERD ,CKD,
TB Paru ,CHF, Diare, dan Diabetes Melitus yang mana hanya ada 2 diagnosis
penyakit yang masuk dalam 5 penyakit terbanyak di ruang kasuari.
Daftar Standar Operasional Prosedur (SPO) (lampiran 2)

61
BAB III
FISHBONE

MARKETING (M5) MACHINE (M6)

Terdapat 2 penyakit terbanyak


ruang kasuari yang belum dibuat
Pelaksanaan SKP 1, 2, 3, 5 dan di dalam PAK ruang Kasuari
6 belum maksimal penyakit terbanyak di ruang
PAK masih belum diperbaharui
sesuai data 5 penyakit terbanyak
di ruang Kasuari
Nilai presentase BOR(57%), ALOS Belum
(5hari) dan BTO (8,33kali)dibawah SPO, SAK, & PAK diruangan optimal
standar ruangan dan depkes 2005 belum diperbaharui penerapan
model PPJA
KIE tidak selalu dilakukan saat DP sesuai
Kepuasan pasien hanya tuntutan
sebesar 71,8% akreditasi
Leaflet untuk pelaksanaan DP belum dibuat
resmi dari Rumah Sakit
Proporsi tenaga keperawatan
profesional: vocasional 55%:45%
TT belum optimal karena kurangnya
pengaasan dan penerapan SBAR

Pelaksanaan supervisi belum berjalan


secara optimal

62
Pelaksanaan penerimaan pasien MAN (MI)
baru belum optimal METODE (M3)
BAB IV
PERENCANAAN TINDAK LANJUT

A. Ketenagaan & Pasien dan Material (Man/M1 & Matherial/M2)

Indikator Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Program Kegiatan PJ Jadwal Indikator


Kegiatan Proses Output
Kepuasan Peningkatan Pasien Disediakan kotak Pelaksanaan Pelaksanaan Melaksanakan Raghib 28 Maret Diskusi dengan Kepuasan
kepuasan penilaian evaluasi tiap dan diskusi dan Akbar 2022- 09 karu dalam perawat
Pasien
pasien kepuasan pasien bulan terkait monitoring peningkatan April program ruangan
di dekat nurse kotak penilaian kualitas dengan 2022 peningkatan meningkat
station, pasien penilaian kepuasan karu kualitas menjadi 85%
(Jangka
Melaksanakan pelayanan di
diwajibkan kepuasan pasien per Pendek)
pengembangan ruangan
memberikan pasien tri wulan perawat Memprogramka
penilaian berdasarkan n
sebelum hasil dari pengembangan
pulang penilaian pasien perawat dari
Melaksanakan hasil kepuasan
diskusi tindak pasien
lanjut jika nilai Pelaksanaan
kepuasan penilaian
rendah kepuasan
pasien
per tri wulan
Tenaga Peningkatan Perawat Diadakan Pengawasan Pelaksanaan Karu Raghib 28 Maret Pelaksanaan Jenjang
jenjang dengan pendidikan dan evaluasi pendidikan mendukung dan Akbar 2022- 09 dan pelatihan pendidikan
Keperawatan
pendidikan jenjang keperawatan pengembanga n berkelanjuta dalam April untuk perawat
menjadi pendidikan berkelanjutan staf n dan pengembang 2022 peningkatan menjadi
perawat Ners DIII pelatihan an karir (Jangka jenjang Ners
Pendek)
stafnya pendidikan
perawat DIII

63
B. Metode (Method/M3)

Indikator Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Program Kegiatan PJ Jadwal Indikator


Kegiatan Proses Output
Penerimaan Terlaksana-nya Perawat Peningkatan Pengawasan Evaluasi Karu Kholil 15 April – 27 Pelaksanaan Peningkatan
Pasien Baru penerimaan mmelakukan kesadaran terhadap penerimaan melakukan April 2021 (J refleksi kesadaran
pasien baru penerimaan perawat dalam pelaksanaan pasien baru kegiatan angka Pende penerimaan perawat
sesuai dengan pasien melakukan pasien baru pada PPJA mensupervisi k) pasien baru terhadap
ketentuan dan barusesuai penerimaan penerimaan penerimaan
optimal prosedur pasien pasien baru, pasien baru.
operasional barusesuai apakah sudah
yang tersedia standar sesuai
operasional dengan SOP
yang ada baik secara
pelaksanaan
maupun
pendokument
asian

Perawat ruangan
dapat
bekerjasama Jangka panja
untuk ng Pelaksanaan Pengecekkan
melakukan evaluasi ulang terkait
supervisi yang pendokumentasia tingkat
sesuai. n penerimaan keberhasilan
pasien baru tindakan
refleksi
Mahasiswa

64
membantu
perawat ruangan
dalam
melakukan
peneriaan pasien
baru yang benar
dan sesuai
standar

Supervisi Terlaksana-nya Supervisor/ Melaksana kan Pengawasan Pelaksanaan Menjalin Kholil 15 April – 27 Pelaksanaan role Peningkatan
supervisi yang Karu supervisi sesuai terhadap supervisi kerjasama April 2021 (J play supervisi kesadaran
sesuai dengan melaksanak dengan teori dan pelaksanaan dengan angka Pende perawat
ketentuan an supervisi bekerjasama supervisi perawat di k) terhadap pasien
dengan ruangan dengan resiko
mahasiswa ners jatuh.
yang sedang Perawat ruangan
praktik dapat
manajemen bekerjasama
keperawatan untuk
dalam melakukan
pelaksanaan supervisi yang
supervisi dan m sesuai.
enentukan form
at baku dalam p Melaksanakan
elaksanaan supe supervisi
rvisi. mengenai pasien Koordina
dengan resiko Jangka panja si dengan
jatuh. ng komite ke Format
perawata pelaksanaan
Mahasiswa n untuk m supervisi
membantu embuat m
perawat ruangan odul pand
dalam uan super
melakukan vise
supervisi yang
benar dan sesuai
standar

65
Membuat jadwal
supervisi yang
terjadwal dan
pelaksanaannya
dilakukan
berdasarkan
standar SPO

Membuat mo
dul yang beri
si alur dan pa
nduan superv
isi klinis
Discharge Perawat dapat Perawat dan Bekerjasama Pengawasan Pelaksanaan Melaksanakan Rini 15 - 20 April Pelaksanaan Dokumentasi
planning melakukan Pasien dengan mahasiswa terhadap discharge Roleplay 2022 (Jangka Role Play pelaksanaan
discharge yang sedang pelaksanaan planning discharge Pendek) discharge discharge
planning mengik praktik diruangan discharge -pelaksanaan planning untuk planning planning
uti alur yang sud dalam melakukan planning KIE setiap pasien
- Pembagian
ah ada serta men pendokumentasian yang akan
leaflet
ggunakan sarana discharge pulang, Koordinasi Memberikan
dan prasarana ya planning. memperbanyak efek jangka
ng sudah tersedia lembar dischar panjang pada
Melaksanakan DP ge planning dan Pelaksanaan
dengan optimal leaflet resmi discharge
dan jelas serta Membuat sarana dari RS ke bagi planning
Mensosialisa-sik
memberikan surat an logistik.
an untuk mengop discharge
timalkan pelaksa kontrol dan leaflet planning (leaflet)
naan discharge pl kepada untuk dibawa
anning dengan sa pasien/keluarga pasien pulang
rana dan sebagai tindakan
pemberian
prasarana yang b
pelayanan
aik.
keperawatan yang
professional
Timbang Timbang Terima Seluruh Peningkatan Pengawasan Evaluasi Berkoordinasi Bunga 15 - 20 April Pelaksanaan role Peningkatan
dilakukan secara perawat di kesadaran terhadap timbang timbang dengan kepala 2022 (Jangka play timbang kesadaran
Terima perawat dalam terima terima ruangan untuk
optimal sesuai ruang kasuari Pendek) terima (pre, perawat
ketentuan (pre, melaksanakan evaluasi tahap 1, tahap 2, terhadap
Timbang Terima timbang terima

66
tahap 1,tahap 2, sesuai standar dan post timbang timbang terima
dan post timbang operasional yang terima)
terima) terutama ada Timbang
pada tahap 2 dan terima
post timbang terlaksana
terima dengan
semestinya

C. Keuangan (Money/M4) & Pemasaran (Marketing/M5)

Jadwal Indikator
Indikator Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Program Kegiatan PJ
Kegiatan Proses Output

67
M5 Meningkatkan Peningkatan Berdiskusi Memaksimalk Memberikan Berdiskusi Reny dan 03 - Terlaksana- Perawat dapat
indikator mutu mutu dari bersama kepala an kebijakan usulan untuk Dina April nya menerapkan
pelayanan pelayanan ruangan untuk keselamatan mengenai memberikan – 06 peningkatkan keselamatan
Patien Safety: asuhan asuhan memberikan pasien yang peningkatan gelang April 2022 kualitas mutu pasien yaitu
Pencegahan : keperawatan keperawatan sosialisasi telah dikelola kualitas berwarna (Jangka pelayanan terpasangnya
Risiko serta yang mengenai oleh Komite pemberi kuning untuk Pendek) dengan gelang untuk
Dekubitus meningkatkan profesional keselamatan IPCN untuk asuhan pasien risiko Pemasangan risiko jatuh,
Risiko Flebitis keselamatan pasien mengatasi keperawatan jatuh. gelang risiko menutup
Risiko Jatuh pasien (Pemasangan infeksi (INOS) oleh perawat jatuh, kembali side
gelang risiko dengan berrsama Memberikan pemberian rail,
jatuh, pemberian kebijakan kepala ruang pengetahuan kasur anti pemberian
kasur anti Peraturan mengenai kepada keluarga dekubitus, kasur anti
dekubitus, atau Menteri mutu pasien atau dekubitus dan
perubahan posisi Kesehatan pelayanan mengenai perubahan perubahan
miring kiri Nomor 11 dan keselamatan posisi miring posisi.
miring kanan) tahun 2017 keselamatan pasien dengan kiri miring
tentang pasien. membantu kanan.
Keselamatan menutup side
Pasien. rail, melakukan
perubahan
posisi.

D. Mesin (Machine/M6)

Jadwal Indikator
Indikator Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Program Kegiatan PJ
Kegiatan Proses Output

68
SPO Meningkatkan Perawat Berdiskusi Mengoptimalka Melakukan Mahasiswa Norjannah 04 April -06 Pelaksanaan Perawat
SAK mutu pelayanan ruang Kasuari dengan kepala n kebijakan diskusi berdiskusi dan Mila April 2022 diskusi ruangan dapat
PAK berdasarkan ruangan untuk pemerintah dengan kepala (Jangka memahami dan
dengan pendek)
SPO, SAK dan membahas SPO, yang sudah ada ruangan mematuhi apa
kepala
PAK yang telah SAK, PAK yang tentang mengenai saja yang sudah
disepakati ruangan
ada diruangan meningkatkan pembuatan SPO tertulis di SPO
rumah sakit. untuk dibuat kinerja perawat Kasuari yang sering dan juga
RSD Idaman
revisi terbaru dan ruangan dengan dilakukan di membaca SAK
Banjarbaru
untuk SPO, SAK, mematuhi SPO, ruangan bisa dan PAK yang
PAK yang paling SAK, PAK diprint kembali sudah
sering digunakan yang telah ada untuk ditempel ditetapkan oleh
bisa diprint ulang di rumah sakit. didinding atau pihak rumah
untuk ditempel dibubukan sakit.
didinding kembali dalam
ruangan ataupun bentuk kecil,
dibukukan serta adanya
kembali dalam revisian terbaru
bentuk kecil dari SAK dan
dalam setiap PAK dari pihak
pertemuan rutin rumah sakit
bulanan perawat untuk ruang
ruang Kasuari. kasuari

69
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan

Setelah dilakukan kegiatan praktik manajemen keperawatan di Ruang Kasuari RSD Idaman
Kota Banjarbaru dari tanggal 28 Maret sampai dengan 09 April 2022 didapatkan kesimpulan
sebagai berikut:

1. M1: Tingkat kepuasan perawat dan pasien yang sudah sesuai dengan standar RS akan
tetapi masih kurang jika dengan standar dari permenkes yaitu >90% dan proporsi
tenaga vocasional dan profesional yang masih kurang ideal yaitu dengan standar
proporsi 45%:55%.

2. M2: Penggunanaan warna plastik sampah yang masih belum sesuai dengan standar.

3. M3: Penerimaan pasien baru juga belum optimal karena pengkajian pada pasien baru
yang masih belum komprehensif sebagian besar hanya melakukan inspeksi pada
pasien baru. Terkadang perawat langsung mengkaji pasien karena untuk penerimaan
pasien baru dianggap sudah dilakukan di IGD. Discharge planning masih banyak form
yg belum terisi dan leaflet diruangn kurang lengkp untuk 10 diagnosis penyakit
terbanyak. Timbang terima belum terlaksana sesuai dengan SBAR. Dokumentasi
keperawatan masih ada yang belum terisi, form perencaan tidak ada didalam status
pasien, intruksi dari PPJA kurang dimaksimalkan didalam CPPT, hasil kualitas
dokumentasi PPJA 90,23% dan PP 87,79% sehingga hasil kualitas dokumentasi PPJA
sudah cukup baik dari DEPKES RI dengan standar > 75%.

4. M4: Pembiayaan sudah optimal, rincian dana sudah sangat jelas terkait biaya naik
kelas ke kelas 1 dari BPJS dan biaya pasien umum.

5. M5: Hasil observasi didapatkan data perawat melakukan pencegahan resiko jatuh
sesuai dengan SPO yang tersedia. Namun dilihat dari pendokumentasian asuhan
keperawatan yang ada di rekam medis pasien, lembar assesmen resiko jatuh tidak
terisi. Dari hasil observasi di ruangan rata- rata pasien yang dirawat memiliki resiko

70
jatuh tidak terpasang gelang kuning tetapi perawat telah memasang bedside rail pada
tempat tidur pasien tersebut.

6. M6: Dari perawat ruangan terkait pencegahan tertusuk jarum masih kurang optimal,
serta pada masih belum ada pembaharuan terkait data yang ada di ruangan Kasuari

B. Saran

1. Direktur RSD Idaman Kota Banjarbaru


Diharapkan dapat memberikan dukungan dalam memotivasi dan penghargaan kepada
setiap ruang di RSD Idaman Kota Banjarbaru dalam mengembangkan asuhan
keperawatan profesional sesuai dengan standar.

2. Bidang Keperawatan

Memberikan bimbingan dan pelatihan apabila ada pembaruan pelaksanaan Timbang


Terima dan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan kepada kepala Ruang, PPJA,
Perawat Pelaksana.

3. Kepala Ruang Kasuari


a) Meningkatkan tugas kepala ruang yaitu supervisi terhadap
pelaksanaan Timbang Terima, DRK, Discharge Planning,
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan kepada PPJA atau pun
Perawat Pelaksana
b) Memfasilitasi pengembangan perawat pelaksana dalam upaya
meningkatkan kualitas asuhan.
4. Pendidikan Profesi Ners
Diharapkan mampu mengkaji dan menganalisis lebih dalam untuk
mendapatkan hasil yang lebih maksimal dan dapat menerapkan
hasilnya pada ruangan.

71
DAFTAR PUSTAKA

Gillies. 1989. Manajemen Keperawatan Suatu Pendekatan Sistem. Edisi Terjemahan. Alih
Bahasa: Dika Sukmana dkk. Jakarta

KARS. 2019. Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) Edisi1.1 Komisi
Akreditasi Rumah Sakit, Jakarta

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Nomor Hk.01.07/Menkes/425/2020.


Tentang Standar Profesi Perawat. Jakarta

Nursalam. 2018. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika

Permenkes RI. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 40. Tahun
2017 Tentang Pengembangan Jenjang Karir Profesional Perawat. Jakarta

Rahmawati, I.N., Ahdan., Kuswantoro, R.P., Linda, W.N & Evi, H.N. 2021. Upaya
Peningkatan Kemampuan Perawat Dalam Implementasi Model Asuhan
Keperawatan Profesional (MAKP) di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Universitas Brawijaya Malang. Jurnal Pengabdian Masyarakat. Vol.1. No. 1

Suarli, YB. 2009. Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis. Jakarta:


Erlangga.

72
Lampiran 1 (M3)

Berdasarkan hasil observasi rekam medis masih terdapat data pengkajian yang tidak terisi di beberapa status pasien. Hal ini dibuktikan
dengan data :
Tabel 2.14 Hasil Kualitas Dokumentasi PPJA

ASPEK KODE total


N YANG BERKAS RM RATA - RATA
O DINILAI Rm 1 Rm 2 Rm 3 Rm 4 Rm 5 Rm 6 Rm 7 Rm 8 Rm 9 Rm 10 JLH %
1 Pengkajian 8 9 12 10 11 13 13 104
9 12 7 10,4 80%
keperawatan
3 Perencanaan 13 13 13 13 13 13 13 130
13 13 13 13 100%
keperawatan
4 Implementasi 8 8 8 8 8 8 8 80
8 8 8 8 100%
keperawatan
5 Evaluasi 10 10 10 10 10 10 10 100
10 10 10 `10 100%
keperawatan

Pencapaian rata - rata


= 80% +100% + 100% + 100% = 95%

Lampiran 2 (M6)

73
No Standar Operasional Prosedur (SPO) No. Standar Operasional Prosedur (SPO)
.

1 Mengukur suhu tubuh peraksila 63 Menghisap obat dari vial


2 Mengukur denyut nadi 64 Memberikan obat intracutan

3 Mengukur pernafasan 65 Memberikan suntikan subcutan

4 Mengukur tekanan darah 66 Memberikan suntikan intramuscular

5 Memandikan pasien ditempat tidur 67 Menambah obat kedalam botol infuse

6 Menjaga kebersihan rongga mulut dan gigi pasien tidak sadar 68 Memasukkan obat intra vena secara bolus pada infus

7 Perawatan gigi palsu 69 Fungsi vena untuk pengambilan darah

8 Perawatan mulut klien sadar 70 Prosedur pemasangan infuse

9 Merawat kateter internus 71 Menghitung tetesan infuse dan monitor infuse

10 Melepas kateter internus 72 Mengganti balutan infuse

11 Pengambilan urine untuk pemeriksaan 73 Prosedur melepas infuse

12 Membantu klien buang air besar ditempat tidur 74 Prosedur pemasangan kateter pria

13 Memasang kanul rectal 75 Prosedur pemasangan kateter wanita

14 Mengeluarkan feses secara manual 76 Menyiapkan klien biopsy pleura/paru

15 Huknah cleansing enema/lavament 77 Melakukan PPD test

16 Pemberian spuit glyserin / retention enema 78 Melakukan fisioterapi pada postural drainage

17 Pengambilan bahan pemeriksaan feses 79 Melakukan penghisapan lender melalui mulut, hidung dan
trakeostomi

74
18 Pemeriksaan fisik 80 Perawatan klien pasca trakeostomi

19 Mengajarkan latihan napas dalam 81 Menyiapkan klien untuk terapi nebulizer

20 Mencukur 82 Merawat klien dengan Water Seal Drainage/WSD

21 Memasang gurita 83 Memasang Naso Gastric Tube/NGT

22 Mengganti balutan 84 Melakukan Lavage/bilas lambung

23 Merawat lukadengan drain 85 Merawat luka gastrotomy

24 Mengangkat jahitan 86 Memberikanmakanancairmelaluigastrotomy

25 Merawat dekubitus 87 Merawat colostomy

26 Memasang restrain 88 Melakukan lavamentcolostomy/irigasi colostomy

27 Mencuci tangan 89 Persiapan dan perawatan klien untuk pemeriksaan


colonoscopy

28 Menyikat tangan 90 Menyiapkan klien untuk pemeriksaan gastrocopy

29 Pemakaian alat pelindung mata 91 Persiapan dan perawatan klien pada pemeriksaan OMD Foto

30 Pemakaian skort 92 Persiapan dan perawatan klien pada pemeriksaan colon foto

31 Pemakaian masker 93 Persiapan dan perawatan klien pada pemeriksaan laparoscopy

32 Pemasangan sarung tangan steril 94 Persiapan dan perawatan klien pada pemeriksaan cholecysto
grafy

33 Membuka bungkusan steril 95 Persiapan dan perawatan klien punksi asites/paracentesis

34 Prosedur membantu klien bergeser kesisi atas tempat tidur 96 Memberi rendaman duduk

35 Memberikan posisi fowler 97 Menyiapkan klien untuk pemeriksaan laboratorium tes fungsi

75
lever

36 Memberikan posisi supine 98 Menyiapkan klien untuk pemeriksaan EKG

37 Memberikan posisi lateral/Side lying 99 Mengambil darah untuk pemeriksaan preparat malaria

38 Log rolling klien 100 Memberikan transfusi darah

39 Posisi prone/tengkurap 101 Menyiapkan dan melakukan asisten terhadap klien dengan
BMP

40 Sim’s/ semi prone 102 Melakukan test rumple leed

41 Memberikan posisi dorsal recumbent 103 Persiapan dan perawatan klien dengan lumbal punksi

42 Memberikan posisi trendelenburg 104 Menyiapkan klien untuk pemeriksaan CT SCAN

43 Memberikan posisi anti trendelenburg 105 Merawat klien sebelum dan sesudah pemeriksaan EEG

44 Membantu pasien untuk duduk ditempat tidur 106 Perawatan klien dengan gips

45 Memindahkan klien dari tempat tidur kekursi/kursi roda 107 Perawatan klien dengan traksi

46 Memindahkan pasien kekereta dorong 108 Membantu pasien menggunakan tongkat/kruk dan penyangga
tubuh

47 Membantu klien ambulasi 109 Membantuklienmenggunakan walker

48 Melatih ROM/Range Of Motion 110 Menyiapkan klien dan bahan untuk pemeriksaan GDS

49 Membantu klien mengatasi nyeri 111 Menyiapkan klien dan bahan untuk pemeriksaan NPP

50 Memberikan kompres es 112 Melakukanpemeriksaan guladarah dengan glucometer

51 Memberikan kompres hangat 113 Melakukan injeksi insulin

52 Asuhan keperawatan yang berhubungan dengan aspek budaya dan 114 Menyiapkan klien untuk pemeriksaan USG Ginjal

76
spiritual

53 Prosedur pemberian obat oral 115 Melakukan irigasi kandung kemih pada klien post op BPH

54 Pemberian obat bukal dan sublingual 116 Menyiapkan klien untuk pemeriksaan USG Kandung kemih

55 Prosedur pemberian obat topical 117 Menyiapkan klien untuk pemeriksaan Bno-IVP

56 Prosedur pemberian obat mata 118 Penerimaan pasien baru

57 Prosedur pemberian tetes telinga 129 Alur pasien pulang

58 Pemberian tetes hidung 120 Pasien dipindah keruang lain karena alih rawat

59 Prosedur pemberian obat inhalasi 121 Pasien rawat inap dari poli klinik

60 Memasukan supositoria atau cream vagina 122 Pasien dipindah keruangan lain karena perubahan kelas

61 Prosedur pemberian obat melaluir ektal 123 Pelaksanaan discharge planning

62 Menghisapobatdariampul 124 Timbang terima pasien

77
78

Anda mungkin juga menyukai