Makalah Kelompok 1 Marketing Syariah
Makalah Kelompok 1 Marketing Syariah
FAKULTAS SYARIAH
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
MANADO
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peran ekonomi Islam dalam ekonomi Indonesia khususnya ekonomi
rakyat pada dasarnya memiliki posisi yang cukup penting, terutama ketika melihat
mayoritas penduduknya Indonesia adalah muslim (88,8 %). Dari jumlah yang sangat
besar tersebut, umat Islam memiliki potensi besar untuk berperan dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, namun sebaliknya, dengan jumlah yang
mayoritas umat Islam akan menjadi beban untuk Indonesia, jika tidak dikelola dengan
baik, terutama disebabkan oleh banyaknya penduduk miskin yang sebagian besar
adalah muslim. Peran ekonomi Islam dalam menciptakan keadilan ekonomi dapat
diharapkan mengembangkan koperasi syari‟ah yang dibutuhkan oleh masyarakat
kecil.
Sistem keuangan Islam yang berpihak pada kepentingan kelompok
mikro sangat penting. Berdirinya bank syari‟ah yang terus mengalami perkembangan
pesat membawa andil yang sangat baik dalam tatanan sistem keuangan di Indonesia.
Peran ini tentu saja sebagai upaya untuk mewujudkan sistem keuangan yang adil.
Oleh karenanya, keberadaannya perlu mendapat dukungan dari segenap lapisan
masyarakat muslim.
Pembiayaan merupakan aktivitas Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan
Syari‟ah (KSPPS) dalam menyalurkan dananya kepada pihak nasabah yang
membutuhkan dana. Pembiayaan sangat bermanfaat bagi Bank, nasabah, dan
pemerintah. Dan memberikan hasil yang paling besar diantara penyaluran dana
lainnya yang dilakukan oleh bank syari‟ah.
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
Pengertian syariah secara sederhana ialah jalan yang jelas yang ditunjukkan
Allah kepada umat manusia. Jalan ini berupa hukum dan ketentuan dalam agama
Islam, yang bersumber dari al-Quran, hadis Nabi Muhammad SAW, ijma, dan qiyas.
Tujuan dari syariah tidak lain dan tidak bukan adalah agar umat manusia tidak tersesat
dalam hidup, baik di dunia atau di akhirat. Karena Allah telah memberitahukan jalan
mana yang harus dilalui itu tadi.
Tidak banyak yang tahu bahkan dari umat Islam sendiri, bahwa istilah syariah
sudah digunakan sejak dulu, yakni pada zaman Nabi Muhammad. Akan tetapi, istilah
yang dipakai bukan yang dalam bentuk tunggal, namun bentuk jamak yakni syara’i.
sedangkan, syariah sendiri adalah kata berbentuk tunggal dalam bahasa Arab. Bahkan
penggunaannya tidak hanya di Arab Saudi tempat kelahiran Nabi Muhammad, akan
tetapi menyebar ke seluruh daratan Arab.
Meski dapat dimaknai sebagai jalan yang berbentuk hukum dan ketentuan
dalam agama Islam, arti harfiah syariah sendiri bukan seperti itu. Syariah dalam
bahasa Arab adalah sumber air. Banyak juga orang Arab yang menggunakan istilah
syariah untuk menyebut jalan setapak menuju sumber air.
Sementara menurut para ulama, definisi syariah mencakup hukum dasar yang
ditetapkan Allah yang mengatur hubungan manusia dengan penciptanya, dengan
sesama manusia, dan juga kepada alam. Hal ini sesuai dengan QS. An-Nisa ayat tiga
belas.
Karena syariah adalah hukum dasar, maknanya menjadi masih bersifat terlalu
umum. Hal ini dapat tergambar pada poin-poin hukum yang terdapat dalam al-Quran
dan hadis Nabi Muhammad SAW.
Namun, hukum dasar yang masih sangat umum tersebut tentu perlu dikaji
lebih dalam agar dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dan disesuaikan
dengan perkembangan zaman kehidupan manusia. Oleh karena itu, dibentuklah satu
bidang ilmu pengetahuan yang khusus untuk mempelajari hukum dasar dan
menyesuaikannya dengan hukum-hukum spesifik yang dibutuhkan oleh manusia.
Bidang ilmu tersebut bernama ilmi fiqih dan orang yang memiliki keilmuan dalam
bidang itu disebut faqih.
Oleh sebab itu, banyak salah paham yang menyamakan pengertian syariah
dengan pengertian fiqih. Padahal, ada dua hal dasar yang sangat membedakan fiqih
dengan syariah. Bahasan dalam syariah bersifat umum, mencakup akidah dan akhlak
manusia. Oleh karena itu, syariah bersifat pasti atau niscaya. Sementara dalam fiqih,
lingkup yang dibahas kepada cara atau amaliah tingkah laku manusia dan tidak ada
satu kepastian dalam fiqih karena sifatnya yang merupakan hasil buah pemikiran para
ulama mujtahid.
a. Prinsip-Prinsip Syariah
Adapun fiqih secara bahasa, kata ini bermakna faham. Sedangkan dalam
istilah syar’i, maka secara mudah bisa diartikan sebagai pemahaman terhadap syariah
diatas.
Dan tidak berhenti sampai di sini saja. Proses ijtihad tersebut hanya boleh
dilakukan oleh mereka yang memiliki multi ketrampilan dalam mengolah sumber-
sumber fiqih. Merekalah para mujtahid; manusia-manusia mulia yang memang
memiliki semua perangkat ijtihad dan pirantinya.
Perlu diketahui juga, bahwa objek pembahasan fiqih yang sedang kita bahas
ini, adalah fiqih dalam maknanya yang telah mengalami penyempitan hanya terbatas
pada amaliyah saja. Inilah fiqih yang kita kenal sekarang. Sedangkan kajian seputar
i'tiqadiyah, telah terpisah dan memiliki ruangnya sendiri dalam sebuah ilmu yang
dikenal dengan aqidah. Adapun tema tentang khuluqiyyah, bisa kita jumpai dalam ilmu
Tasawwuf.
b. Contoh Aplikasi
1. Dalam Shalat
Dimulai dari hukum niat shalat itu sendiri apakah syarat atau
rukun. Membaca basmalah sebelum al Fatihah dan pembacaannya
secara pelan atau keras. Turun ke sujud apakah lutut atau tangan
terlebih dahulu. Qunut dalam shalat subuh, apakah sunnah Halaman 21
dari 34 muka | daftar isi atau bukan ? Dan lain sebagainya yang
jumlahnya jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan yang sudah
disepakati. Itu semuanya adala fiqih. Dan sesuai dengan karakternya,
masing-masing mengandung kemungkinan salah, kita boleh memilih
yang menentramkan hati kita tanpa paksaan dari siapapun, dan bisa
jadi pilihan itu suatu saat berubah karena satu dan lain hal.
Dan bila hal tersebut di atas terjadi, kemana dan siapa yang berwenang
untuk memeriksa dan memutuskannya. Apakah melalui jalur pengadilan atau luar
pengadilan. Dan apabila para pihak menempuh jalur pengadilan (litigasi), lembaga
peradilan mana yang memiliki kompetensi untuk memeriksa perkara tersebut. Karena
berdasarkan Undang-undang Kekuasaan Kehakiman, dalam Negara hukum Indonesia
dikenal ada empat badan peradilan, yaitu Peradilan Umum, Peradilan Agama,
Peradilan Tata Usaha Negara dan Peradilan Militer.
Kekuasaan Peradilan Agama berdasarkan Undang-Undang Nomor 3
tahun 2006 lebih luas dari pada Undang-undang Nomor 7 tahun 1989. Peradilan
Agama sebagai salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bertugas menyelenggarakan
penegakan hukum dan keadilan bagi rakyat pencari keadilan perkara tertentu, antar
orang yang beragama Islam dalam bidang perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf,
zakat, infaq, shadaqah, dan ekonomi syariah. Landasan hukum positif penerapan
hukum Islam diharapkan lebih kokoh dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006
ini, karena telah menghapus permasalahan pilihan hukum.
Dalam ilmu hukum dikenal teori fiksi hukum yang menyatakan bahwa
diundangkannya sebuah peraturan perundang-undangan oleh instansi yang berwenang
mengandaikan semua orang mengetahui peraturan tersebut. Dan kewajiban untuk
mempublikasikan peraturan yang dibuat dengan sendirinya gugur ketika peraturan
tersebut resmi diundangkan oleh pemerintah. Dengan kata lain tidak ada alasan bagi
pelanggar hukum untuk menyangkal dari tuduhan pelanggaran dengan alasan tidak
mengetahui hukum atau peraturannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Ekonomi syariah merupakan ilmu pengetahuansosial yang
mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang di lhamioleh nilai-nilai
islam. Sejauh mengenai masalah pokok kekurangan, hampir tidak terdapat
perbedaan apapun antara ilmu ekonomi islam dan ilmu ekonomi modern.
2. konsep dasar islam adalah tauhid atau meng-Esa-kan allah,tauhid si bidang
ekoni berarti menempatakan allah sebagai sangmaha pemilik yang selalu hadir
dalam setiap nafas kehidupan
manusia muslim. Dengan menempatkan allah sebagai satu
satunya pemilik maka otomatis manusia akan di tempatkansebagai pemilik
“hak guna pakai” sementara terhadap yang dimilikinya.
3. Tujuan ekonomi sebagai berikut :
1) Mewujudkan kesejateraan hakiki bagi manusia yang merupakan
tujuan utama dari syariat islam (mashlahah al ibad), karenanya juga
merupakan tujuan ekonomi islam.
2) Ekonomi islam tidak hanya berorientasi ntuk pembangunanfsik
material dari individu, masyarakat dan negara
saja,tetapi juga memperhatikan pembangunan aspek-aspek lain yang ju
ga merupakan elemen penting bagi kehidupan yang sejahtera dan
Bahagia.
3) Mewujudkan keseimbangan dunia dan akhirat akan menjamin
terciptanya kesejahteraan yang kekal dan abadi.
4) Untuk meningkatkan kesejahteraan material sekaligus meningkatkan
kesejahteraan spritual
DAFTAR PUSTAKA
Al-Jawi, Shiddiq Muhammad. Asas-Asas Sistem Ekonomi Islam. Jakarta: Kencana, 2005.
Mannan, Muhammad Abdul. Teori dan Praktek Ekonomi Islam. Yogyakarta: PT.DanaBakhti
Prima Yasa,1997.
Nasution, Mustafa Edwin. Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam. Jakarta: Kencana, 2006.
http://www.scribd.com/doc/2163104/sistem-ekonomi-Islam-dan-sistem-ekonomi-
konvensional.
http://www.Islamic-center.or.id/-Islamic-learnings-mainmenu-29/syariah-main-menu-44/27-
syariah/424-sistem-ekonomi-Islam.