Anda di halaman 1dari 14

KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN

HIPERTENSI DENGAN MENGGUNAKAN KUESIONER Morisky

Medication Adherence Scale DI PUSKESMAS SUKADANA

KABUPATEN KAYONG UTARA

Arswendy Clara Tasya1, Isnindar1, Nurmainah1

Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura

Jalan Prof. Hadari Nawawi, Pontianak 78124

Email : arswendyclara17@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang: Kepatuhan merupakan salah satu perilaku pasien dalam

menjalani pengobatan dengan mengikuti intruksi-intruksi atau saran medis yang

disarankan. Kegagalan terapi hipertensi dapat ditekan melalui peningkatan

kepatuhan dalam menjalani pengobatan hipertensi. Penggunaan obat-obatan

antihipertensi terbukti dapat menurunkan tekanan darah. Penggunaan obat secara

terus-menerus perlu dilakukan untuk tercapainya tekanan darah optimal. Tujuan

dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat kepatuhan pasien dalam

menggunakan obat antihipertensi di Puskesmas Sukadana Kabupaten Kayong

Utara. Metode: penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

observasional dengan rancangan studi potong lintang (cross-sectional) yang

bersifat analitik. Pengumpulan data pasien menggunakan data rekam medis pasien

serta resep. Selain itu, pengukuran kepatuhan pasien dilakukan melalui

wawancara serta pengisian kuisioner Morisky Medication Adherence Scale

(MMAS-8). Data dianalisis menggunakan uji ChiSquare. Jumlah subyek

1
2

penelitian adalah 62 pasien hipertensi yang menggunakan obat antihipertensi dan

memenuhi kriteria inklusi. Hasil: dari penelitian menunjukkan bahwa pasien

hipertensi memiliki tingkat kepatuhan rendah yang didapat sebesar 67,74% dan

tingkat kepatuhan tinggi sebesar 32,25%. Berdasarkan karakteristik subyek bahwa

usia memiliki hubungan ketidakpatuhan dalam menggunakan antihipertensi

(p=0,002). Beberapa faktor karakteristik lainnya tidak memiliki hubungan

ketidakpatuhan dalam menggunakan antihipertensi, antara lain jenis kelamin

(p=0,657) dan regimen terapi (p=0,753). Kesimpulan: dari penelitian ini bahwa

faktor ketidakpatuhan pasien hipertensi dalam menggunakan obat hipertensi

dipengaruhi oleh usia.

Kata kunci: Hipertensi, Kepatuhan, MMAS-8


3

ADHERENCE OF THE USES ANTIHYPERTENSION DRUG TO THE


HYPERTENSION PATIENTS USING MMAS-8 QUESTIONNAIRE
(Morisky Medication Adherence Scale) AT SUKADANA PUBLIC HEALTH
CENTER, NORTH KAYONG REGENCY

ABSTRACT

Background: Adherence is one of the patient's behaviors in undergoing treatment

by following the instructions or medical advice that has been suggested.

Hypertension cases can be suppressed by increasing adherence to hypertension

treatment. The use of antihypertensive drugs has been shown to lower blood

pressure. Continuous use of drugs is necessary to achieve optimal blood pressure.

The purpose of this study was to determine the level of patient compliance in

using antihypertensive drugs at Sukadana Public Health Center, North Kayong

Regency. Methods: The method used in this study was observational method with

a cross-sectional study design that is analytic. Data collection on patients using

patient medical record data and prescriptions. In addition, the measurement of

adherence to patients was carried out through interviews and filling out the

Morisky Medication Adherence Scale (MMAS-8) questionnaire. Data were

analyzed using the Chi Square test. The number of research subjects were 62

hypertensive patients who used antihypertensive drugs and met the inclusion

criteria. Results: The results of the study showed that hypertensive patients had a

low adherence rate of 67.74% and a high level of adherence of 32.25%. Based on

the characteristics of the subjects, age had a non-adherence relationship in using

antihypertensives (p=0.002). Several other characteristic factors did not have a

non-adherence relationship in using antihypertensives, including gender (p =


4

0.657) and treatment regimen (p = 0.753). Conclusions: The conclusion of this

study is that the factor of non-compliance of hypertensive patients in using

hypertension drugs is influenced by age.

Keywords: Hypertension, Adherence, MMAS-8


5

Pendahuluan

Hipertensi merupakan kondisi meningkatnya tekanan darah sistolik

ataupun diastolik ≥ 140/90 mmHg.(1) Hipertensi mempunyai gejala umum yang

ditimbulkan seperti pusing, sakit kepala, rasa berat ditengkuk, sukar tidur, mata

berkunang-kunang.(2) Namun, gejala tersebut sering tidak muncul sehingga

disebut sebagai silent killer. Banyak penderita hipertensi baru merasakan gejala

tersebut ketika masuk rumah sakit dengan kondisi komplikasi pada organ-organ

lainnya.(3) Di negara berkembang diketahui penderita hipertensi sebesar 40%,

sedangkan negara maju sebesar 35%.(4) Indonesia merupakan salah satu negara

berkembang yang memiliki prevalensi hipertensinya masih tinggi. Hasil

prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 34,1% dari jumlah penduduk 265 juta

jiwa.(5) Data dari dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat diketahui kasus

hipertensi yang terjadi pada tahun 2017 sebanyak 17.376 kasus. Berdasarkan data

pelaporan penyakit hipertensi di Puskesmas Sukadana Kabuaten Kayong Utara

terdapat rata-rata sebanyak 100 pasien tiap bulan. Adanya peningkatan penderita

hipertensi baik secara nasional maupun di daerah Kalimantan Barat sehingga

perlu dilakukan terapi hipertensi secara komprehensif.(6)

Terapi hipertensi dapat dilakukan dengan pendekatan farmakologis dan

non farmakologis. Terapi farmakologis dapat dilakukan dengan menggunakan

obat-obatan antihipertensi yang terbukti dapat menurunkan tekanan darah.


6

Berbeda halnya dengan terapi non farmakologis atau terapi dengan modifikasi

gaya hidup yang meliputi berhenti merokok, mengurangi kelebihan berat badan,

menghindari alkohol, modifikasi diet serta yang mencakup psikis antara lain

mengurangi stres, olah raga, dan istirahat. Dari kedua terapi tersebut yang perlu

diperhatikan dari penderita hipertensi adalah terapi farmakologi terutama

kepatuhan dalam menggunakan antihipertensi.(7)

Beberapa hasil penelitian ditemukan pasien yang tidak patuh dalam

menggunakan antihipertensi. Hasil penelitian hipertensi di Fasilitas Kesehatan

Tingkat Pertama di Kota Bandung diketahui tingkat kepatuhan rendah dalam

menjalani pengobatan hipertensi sebesar 53,0%.(8) Hasil lain dari penelitian yang

dilakukan di Rumah Sakit X pada tahun 2014 tingkat kepatuhan tinggi terhadap

penggunaan obat antihipertensi hanya sebesar 16,85%.(9) Studi lain yang

dilakukan terdapat 84,1% pasien yang memiliki kepatuhan rendah dalam

pengobatan hipertensi yang berada di Puskesmas parit H.Husin II Kota

Pontianak.(10)

Faktor risiko Ketidakpatuhan pasien dalam pengobatan hipertensi

dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya usia, jenis kelamin, dan pola

peresepan. Salah satu instrumen pengukuran kepatuhan penderita hipertensi yaitu

dengan menggunakan kuisioner Morisky Medication Adherence Scale (MMAS-

8).(8,11,12) Metode ini dinilai cukup sederhana dan murah dalam pelaksanaannya.

MMAS-8 merupakan salah satu model kuesioner yang telah tervalidasi dan

reliabilitas untuk menilai kepatuhan terapi jangka panjang.(8)


7

Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan evaluasi

kepatuhan penggunaan antihipertensi dengan intsrumen tersebut. Pengumpulan

data dilakukan pasien hipertensi di Puskesmas Sukadana Kabupaten Kayong

Utara. Sejauh ini penelitian terkait kepatuhan penggunaan antihipertensi di

puskesmas tersebut belum pernah dilakukan. Penderita hipertensi di puskesmas ini

pada tahun 2018 sebanyak 1249 pasien. Hasil rekapan data pasien hipertensi di

Puskesmas tersebut bahwa rata-rata kunjungan pasien hipertensi rawat jalan

sebanyak 100 pasien perbulan. Disisi lain, Puskesmas ini menjadi pilihan tempat

penelitian dikarenakan satu-satunya puskesmas utama di Sukadana Kabupaten

Kayong Utara yang memiliki fasilitas rawat inap.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasional.

Rancangan penelitiannya studi potong lintang (cross sectional study) yang bersifat

analitik. Pengumpulan data dilakukan secara prospektif, pengupulan data dari

resep dan rekam medik dengan tujuan untuk mengetahui kepatuhan penggunaan

obat antihipertensi pada pasien hipertensi dengan menggunakan kuisioner

MMAS-8.(8,9,10) Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Sukadana Kabupaten

Kayong Utara berdasarkan pengumpulan data dari hasil wawancara pada pasien

hipertensi rawat jalan di Puskesmas Sukadana Kabupaten Kayong Utara. Analisis

penelitian yang diguakan yaitu analisis data dengan program SPSS (Statistical

Product and Service Solutions )


8

Hasil

A. Karakteristik Subyek Penelitian

Tabel 1. Karakteristik Subyek Penelitian

N = 62
No. Variabel
Jumlah Persentase
(%)
Usia
1 a . Usia ≥18-44 tahun 23 37,09
b . Usia ≥45-65 tahun 39 62,90
Jenis Kelamin
2 a. Laki-laki 21 33,87
b. Perempuan 41 66,12
Rejimen terapi
3 a. Monoterapi (Amlodipin) 48 77,41
b. Terapi Kombinasi 14 22,58
(Amlodipin+kaptopril)
Kepatuhan Penggunaan Obat
4 a. Patuh 20 32,25
b. Tidak Patuh 42 67,74

Hubungan Kepatuhan Penggunaan Obat Antihipertensi Berdasarkan Usia

Tabel 2. Kepatuhan Penggunaan Obat Antihipertensi Berdasarkan Usia

N = 62
Kepatuhan Kepatuhan
Variabel
Rendah (%) Tinggi (%) p
(n) (n)
a. Tua 32 82,1 7 17,9
0,002
b. Muda 10 43,5 13 56,5
9

Hubungan Kepatuhan Penggunaan Obat Antihipertensi Berdasarkan Jenis

Kelamin

Tabel 3. Kepatuhan Penggunaan Obat Antihipertensi Berdasarkan Jenis

Kelamin

N = 62
Kepatuhan Kepatuhan
Variabel
Rendah (%) Tinggi (%) P
(n) (n)
a. Perempuan 27 65,9 14 34,1
b. Laki-laki 0,657
15 71,4 6 28,6

Hubungan Kepatuhan Penggunaan Obat Antihipertensi Berdasarkan

Rejimen Terapi

Tabel 4. Kepatuhan Penggunaan Obat Antihipertensi Berdasarkan Rejimen

Terapi

N = 62
Kepatuhan Kepatuhan
Variabel
Rendah (%) Tinggi (%) P
(n) (n)
a. Monoterapi 33 68,8 15 31,2
0,753
b. Kombinasi 9 64,3 5 35,7

Pembahasan

Usia

Tampak pada Tabel 1 bahwa penderita hipertensi cenderung lebih banyak

terjadi pada usia ≥45-65 tahun dibandingkan dengan usia ≥18-44 tahun.

Persentase pasien usia ≥45-65 tahun yang mengalami hipertensi sebesar 62,90%

sedangkan usia ≥18-44 tahun sebesar 37,09%. Artinya, persentase hipertensi pada

usia ≥45-65 tahun lebih besar dibandingkan dengan pasien usia ≥18-44 tahun.
10

Jenis Kelamin

Tampak pada Tabel 1 bahwa perempuan lebih banyak 66,12% mengalami

hipertensi dibandingkan dengan pasien laki-laki 33,87%. Hasil ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Martiningsih, dkk(11) yang menyebutkan bahwa

penderita hipertensi dengan jenis kelamin perempuan lebih besar sebanyak

56,80% dibandingkan dengan penderita hipertensi yang berjenis kelamin laki-laki

yaitu sebesar 43,2%.(11) Hasil ini pula sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Puspita di Puskesmas Gunungpati yang menyatakan bahwa distribusi

frekuensi responden penderita hipertensi menurut jenis kelamin tertinggi adalah

perempuan sebanyak 65,5% sedangkan pada responden laki-laki sebanyak

35,5%.(12)

Rejimen Terapi

Tabel 1 menunjukan bahwa penggunaan obat monoterapi pada pengobatan

pasien hipertensi lebih banyak dibandingkan dengan penggunaan terapi

kombinasi. Persentase penggunaan obat monoterapi di Puskesmas Sukadana

Kabupaten Kayong Utara sebesar 77,41% dan penggunaan terapi kombinasi

sebesar 22,58%.

Tingkat Kepatuhan Penggunaan Obat

Tabel 1 menunjukan bahwa Tingkat kepatuhan pasien dalam menjalani

pengobatan hipertensi sebesar 32,25% yang patuh dan sebesar 67,74% pasien

tidak patuh. Tingkat kepatuhan pasien diperoleh dengan menggunakan kuesioner

dan wawancara langsung kepada pasien yang memenuhi kriteria inklusi.

Ketidakpatuhan pasien dapat berdampak memicu penyakit lain timbul


11

dibandingkan dengan pasien yang patuh. Faktor lain yang dapat mempengaruhi

tingkat ketidakpatuhan adalah adanya efek samping dari obat yang diresepkan.

Hal ini ditunjukkan dari beberapa jawaban pasien saat menjawab kuisioner, yang

menyatakan bahwa adanya efek samping jangka panjang seperti gangguan ginjal

membuat persepsi pasien untuk tidak rutin minum obat. Banyaknya jumlah obat

yang diresepkan dan pengaturan dosis yang lebih dari satu kali sehari juga

mempengaruhi kepatuhan pasien. Hal ini didapat secara kualitatif saat wawancara

dengan pasien.(13)

B. Hubungan Faktor-faktor dengan Kepatuhan Pasien dalam

Meggunakan Obat

Hubungan Kepatuhan Penggunaan Obat Antihipertensi Berdasarkan Usia

Tampak pada Tabel 2 bahwa pasien yang berusia tua tidak patuh dalam

menggunakan obat sebanyak 82,1% dan pasien usia muda yang tidak patuh dalam

menggunakan obat sebanyak 43,5%. Perbedaan ketidakpatuhan dari penggunaan

antihipertensi dari kedua kelompok secara statistik bermakna signifikan (p=0,002)

antara tingkat kepatuhan dan usia. Pertambahan usia berpengaruh terhadap tingkat

kepatuhan penggunaan obat antihipertensi.

Hubungan Kepatuhan Penggunaan Obat Antihipertensi Berdasarkan Jenis

Kelamin

Jenis kelamin tidak mempengaruhi tingkat kepatuhan pasien dalam

mengkonsumsi obat antihipertensi di Puskesmas Sukadana Kabupaten Kayong

Utara. Tampak pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa pasien perempuan yang tidak

patuh dalam menggunakan obat sebanyak 65,9% dan pasien laki-laki yang tidak
12

patuh dalam menggunakan obat sebanyak 71,4%. Perebedaan ketidakpatuhan

pasien dalam menggunakan obat antihipertensi secara statistik tidak bermakna

signifikan (p=0,657). Artinya, ketidakpatuhan pasien perempuan maupun laki-laki

dalam menggunakan obat antihipertensi adalah sama.

Hubungan Kepatuhan Penggunaan Obat Antihipertensi Berdasarkan

Rejimen Terapi

Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa pasien yang pola peresepannya secara

monoterapi memiliki tingkat kepatuhan tinggi sebesar 31,2% orang sedangkan

pasien yang memiliki tingkat kepatuhan rendah namun pola peresepannya juga

secara monoterapi sebesar 68,8% Kemudian terdapat sebanyak 35,7% pasien pola

peresepan kombinasi yang memiliki tingkat kepatuhan tinggi sedangkan sebanyak

64,3% pasien pola peresepan kombinasi memiliki tingkat kepatuhan rendah.

Pada hasil statistik uji chi-square didapatkan kesimpulan bahwa tidak

terdapat perbedaan yang signifikan antara pengaruh pola peresepan terhadap

tingkat kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat. Hal ini dapat dilihat dari

nilai sig (0,753) > 0,05.

Kesimpulan

Hasil penelitian ini menunjukkan pasien hipertensi tidak patuh dalam

menggunakan obat antihipertensi 67,74%. Faktor yang mempengaruhi kepatuhan

pasien hipertensi dalam menggunakan obat antihipertensi di Puseksmas Sukadana

adalah usia (p=0,002).


13

Daftar Pustaka

1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Riset kesehatan dasar

Republik Indonesia (2013). Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia; 2013.

2. Aru W, Sudoyo. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, edisi V.

Jakarta: Interna Publishing.

3. Aziza, Lucky. 2007. Hipertensi The Silent Killer. Jakarta: Yayasan

Penerbitan Ikatan Dokter Indonesia.

4. World Health Organization. A global brief on hypertension: silent killer,

global public healt crises. Geneva: World Health Organization; 2013.

5. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Riset kesehatan dasar. Jakarta:

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia; 2018.

6. Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat. Pontianak: Dinas Kesehatan

Provinsi Kalimantan Barat; 2017.

7. Setiawati A, Bustami ZS. Antihipertensi, farmakologi dan terapi. Edisi IV.

Jakarta: Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;

1995.

8. Rano KS, Dika PD, Irma MP, Ajeng D. Tingkat Kepatuhan Pengobatan

Pasien Hipertensi di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama di Kota

Bandung. Jurnal Farmasi Klinik Indonesia.2018;7(2).


14

9. Okello S, Nasasira B, Ndichu A, Muiru W, Muyingo A. 2016. Validity

and Reliability of a Self-Reported Measure of Antihypertensive

Medication Adherence in Uganda. PLoS One. 12(10):1-11.

10. Morisky DE, Ang A, Krousel-wood M, Ward HJ. 2008.Predictive Validity

of a Medication Adherence Measure in an Outpatient Setting. J Clin

Hypertens. 10(5).

11. Martiningsih U, Rachmadi F, Fahdi FK. Hubungan peran petugas

kesehatan terhadap kepatuhan minum obat antihipertensi pada penderita

hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Parit H. Husin II Kota Pontianak.

Jurnal ProNers. 2018

12. Puspita,E. 2016. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan

Penderita Hipertensi Dalam Menjalani Pengobatan (Studi Kasus Di

Puskesmas Gunungpati Kota Semarang). Skripsi. Fakultas Ilmu

Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.

13. Al-Mehza, A.M., Al-Muhailije, F.A., Khalfan, M.M., and Al-Yahya, A.A.,

2009. Drug compliance among hypertensive patients; an area based study.

European Journal of General Medicine, 6 (1), 6–10.

Anda mungkin juga menyukai