Di susun oleh :
Definisi Motivasi
1. McClelland’s Learned Needs Theory (Teori Kebutuhan) (Tewal & Adolfina, 2017)
2. Expctacy Theory (Teori Harapan)
3. Equality Theory (Teori Keadilan)
4. Teori Z dari William Ouchi (Lestari & Asriyani, 2020)
Hubungan Motivasi dan Kepuasan Kerja
Hubungan Motivasi dengan Kepuasan Kerja, setelah dilakukan telaah dari beberapa
jenis artikel penelitian, didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
motivasi dengan tingkat kepuasan kerja. Sedangkan pada pembahasan mengenai Hubungan
Motivasi dan Kepuasan Kerja, didapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
antara motivasi dan kepuasan kerja terhadap tingkat kinerja perawat.
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, M., & Widiawati, K. (2017). Penerapan Motivasi Karyawan Menurut Teori Dua
Faktor Frederick Herzberg Pada PT Aristika Kreasi Mandiri, 5(1), 83–98.
Lestari, S. P., & Asriyani. (2020). Pengaruh Gaya Komunikasi Pemimpin Terhadap Kinerja
Pegawai Pasa Kantor Notaris dan Pejabat Pembuatan Akta Tanah PPAT H. Sugeng
Budiman.SH.,SpN,MH. Jurnal Egaliter, 4(7), 38–56.
Tewal, B., & Adolfina. (2017). Perilaku Organisasi. Bandung: Patra Media Grafindo.
Manajemen Konflik
Manajemen Konflik
1. Pengertian Konflik
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul.
Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau
lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain
dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik juga dapat diartikan
sebagai hubungan antara dua pihak atau lebih (individu atau kelompok) yang memiliki
tujuan atau kepentingan yang berbeda. Konflik adalah suatu pertentangan yang terjadi
antara apa yang diharapkan oleh seseorang terhadap dirinya, orang lain, organisasi
dengan kenyataan apa yang diharapkannya (Muspawi, 2014).
2. Penyebab Konflik
Beberapa penyebab konflik jika dilihat dari tipe konflik adalah sbb (Yengin,
2012):
4. Sourcing/ Sumber
c. Interdependensi Tugas
e. Kekaburan yurisdiksional
f. Masalah status
g. Hambatan komunikasi
3. Kategori Konflik
a. Konflik Intrapersonal
b. Konflik Interpersonal
1. Konflik Laten
2. Konflik yang Dirasakan/Felt Conflict
4. Resolusi Konflik
5. Konflik Aftermath
5. Strategi Konflik
2. Obliging (Smoothing)
3. Dominating (Forcing)
DAFTAR PUSTAKA
Marquis, B. L., & Huston, C. J. (2012). Leadership Roles and Management Functions in
Nursing (7 Edi). Lippincott Williams & Wilkins.
Muspawi, M. (2014). Manajemen Konflik (Upaya Penyelesaian Konflik dalam Organisasi).
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Humaniora, 16(2), 41–46.
Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan (4th ed.). Jakarta Selatan: Salemba Medika.
Yengin, P. (2012). Types and Causes of Conflict Experienced Instructors, 46, 4349–4355.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2012.06.253
Manajemen Perubahan
Manajemen Perubahan
Strategi Perubahan:
1. Strategi Integrasi.
Macam Proses Perubahan: 2. Strategi Intensif.
Pedoman umum proses 3. Strategi Diversifikasi.
1. Teori teleologis perubahan 4. Strategi Defensif.
2. Teori dialektis 5. Strategi Umum Michael
3. Teori siklus hidup Porter.
4. Teori evolusi
Pelaksanaan Perubahan
Rangkuman Manajemen Prubahan
kunci dalam perencanaan perubahan. Selain itu, perubahan juga harus didukung oleh
Berdasarkan tinjauan interdisipliner yang luas dari literatur Van de Ven dan Poole
(1995) dalam (Hayes, 2014) menemukan lebih dari 20 teori proses yang berbeda.
Setelah dilakukan analisis, diperoleh hasil empat tipe ideal yakni: teori teleologis,
dialektis, siklus hidup, dan evolusi dimana saling memberikan pandangan alternatif
a. Teori teleoologis
b. Teori dialektis
c. Teori siklus hidup
d. Teori evolusi
Proses Perubahan model Lewin (Hidayat, Tutik, Hariyati, & Muhaeriwati,
a. Unfreezing
b. Move
c. Re-freezing
Proses Perubahan model Kotter (Mohiuddin & Mohteshamuddin, 2020):
a. Create a Sense of Urgency
b. Build a Guiding Coalition
c. From a Strategic Vision and Initiatives
d. Enlist a Volunteer Army
e. Enable Actions by Removing Barriers
f. Generate Short-Term Wins
g. Sustain Acceleration
h. Institute Change
Beberapa pedoman umum dalam proses manajemen perubahan yang efektif
dalam kerangka kerja siklus hidup perubahan adalah sbb (PMI, 2013):
Hayes, J. (2014). The Theory and Practice of Change Management (Fourth Edi). London:
Palgrave Macmilaan.
Hidayat, A. T., Tutik, R., Hariyati, S., & Muhaeriwati, T. (2020). Applicability of Lewin ’ s
Change Management Model for Optimization Management Function in Nursing
Delegation between Head Nurse and Team Leader : A Mini Project in Jakarta Military
Hospital. International Journal of Nursing and Health Services, 3(4), 471–478.
https://doi.org/http://doi.org.10.35654/ijnhs.v3i4.68
Mohiuddin, S., & Mohteshamuddin, K. (2020). Combination model for sustainable change by
utilizing the Kotter ’ s change model and the Hersey & Blanchard ’ s leadership model
for improving medication errors reporting. Journal of Medical & Allied Science, 10(1),
25–32. https://doi.org/10.5455/jmas.76372
Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan (4th ed.). Jakarta Selatan: Salemba Medika.
Salam, M., & Alghamdi, K. S. (2016). Nurse educators : Introducing a change and evading
resistance. Journal of Nursing Education and Practice, 6(11), 80–83.
https://doi.org/10.5430/jnep.v6n11p80
Supervisi
Tujuan Supervisi
Tujuan supervisi adalah diarahkan pada kegiatan untuk mengorientasikan staf dan
pelaksana keperawatan, melatih staf dan pelaksana keperawatan, memberikan arahan dalam
pelaksanaan kegiatan sebagai upaya untuk menimbulkan kesadaran dan mengerti peran dan
fungsinya sebagai staf, dan difokuskan kepada pemberian pelayanan kemampuan staf dan
pelaksana keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan (Mugianti, 2016).
Fungsi Supervisi
Proses Supervisi
Peran Supervisi
Menurut Kron (1987) dalam (Mugianti, 2016) peran supervisor adalah sebagai
perencana, pengarah, pelatih, dan penilai. Peran supervisor sebagai perencana adalah seorang
supervisor dituntut untuk mampu membuat perencanaan sebelum melaksanakan supervisi.
Dalam perancanaan, seorang supervisor merencanakan pemberian arahan untuk memperjelas
tugasnya untuk siapa, kapan waktunya, bagaimana, kenapa, dan termasuk memberi instruksi.
Model Supervisi
Sejumlah model supervisi klinis telah diidentifikasi dalam literatur. Telah
dikemukakan bahwa model yang digunakan umumnya tidak memiliki bukti penelitian
empiris yang menunjukkan bahwa model tersebut efektif atau sesuai. Faugier & Butterworth
(1993) dalam (Lyth & Dpsn, 2000) mengemukakan model dapat dibagi menjadi tiga jenis:
model yang berfokus pada hubungan pengawasan, model yang menggambarkan fungsi peran,
dan model perkembangan yang berfokus pada proses hubungan pengawasan. Butterworth
dkk. (1997) dalam (Lyth & Dpsn, 2000) menyatakan bahwa model yang disarankan oleh
Proctor (1991) dalam (Lyth & Dpsn, 2000) yang elemen utamanya adalah normatif (kontrol
organisasi dan kualitas), formatif (pendidikan dan pengembangan) dan restoratif (dukungan
untuk staf) umumnya diterima dalam keperawatan. Namun, ada sejumlah model supervisi
yang dikembangkan dalam keperawatan sebagai respons terhadap kebutuhan yang berbeda
dari praktisi yang bekerja di lingkungan yang sangat berbeda.
Aturan Supervisi\
Lima aturan berikut ini ditawarkan sebagai pedoman umum untuk meningkatkan
kinerja Anda sebagai supervisor (Center, n.d.):
4. Menetapkan standar dan tetap berpegang pada mereka (Establish standards and stick
to them)
Rencana saja tidak memberikan hasil yang diinginkan, tetapi tanpa perencanaan
yang baik, kegiatan akan menjadi acak, sehingga menimbulkan kebingungan dan
ketidakefisienan. Proses Perencanaan Supervisi meliputi (Leonard, 2016):
Halpern, H., Deanery, L., & Mckimm, J. (2009). Supervision. British Journal of Hospital
Medicine, (April 2015). https://doi.org/10.12968/hmed.2009.70.4.41628
Lyth, G. M., & Dpsn, R. G. N. (2000). Clinical supervision : a concept analysis. Journal of
Advanced Nursing, 31(3), 722–729.