Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Pola Manajemen Bank Syariah

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Kelayakan Pendirian Perbankan Syariah

Disusun oleh:

Kelompok 3
1. Anissa Khotijah (1951020268)
2. Hafidh Yudha Pratama (1951020326)
3. Henny Sulastri (1951020095)

Dosen Pengampu:
Anggun Okta Fitri, M.M.

PRODI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan
inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pola Manajemen
Bank Syariah” sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Studi Kelayakan Pendirian Perbankan
Syariah di Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Anggun Okta Fitri, M.M., selaku dosen
mata kuliah Studi Kelayakan Pendirian Perbankan Syariah yang telah membantu baik secara
moral maupun materi. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada orang tua dan teman-teman
seperjuangan yang telah memberikan banyak dukungannya sehingga penulis bisa
menyelesaikan tugas ini tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa makalah yang dibuat ini masih jauh dari kata sempurna baik
segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semuapembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa
menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan para pembaca dan bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Bandarlampung, 28 Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................................................... 1

C. Tujuan ........................................................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 2

A. Unsur Manajemen Bank Syariah ............................................................................................ 2

B. Alur Manajemen Bank Syariah ............................................................................................... 4

BAB III PENUTUP ............................................................................................................................... 8

A. Kesimpulan ................................................................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah manajemen berasal dari kata kerja to manage berarti control. Dalam
bahasa Indonesia diartikan mengendalikan, menangani atau mengelola. Dalam kamus
ilmiah popular diartikan, manajemen adalah pengelolaanusaha, kepengurusan,
ketatalaksanaan penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran yang
diinginkan direksi. Pengertian manajemen menurut kamus besar bahasa Indonesia
(KBBI) adalah penggunaan number daya secara efektif untuk mencapai sasaran
atau pimpinan yang bertaggung jawab atas jalannya perusahaan dan organisasi.
Manajemen merupakan suatu ilmu pengetahuan, karena telah dipelajari sejak lama,
dan telah diorganisasikan menjadi suatu teori. Hal ini dikarenakan didalamnya
menjelaskan tentang gejala-gejala manajemen, gejala-gejala ini lalu diteliti dengan
menggunakan metode ilmiah yang dirumuskan dalam bentuk prinsip-prinsip yang
diwujudkan dalam bentuk suatu teori.
Secara etimologi (bahasa) manajemen adalah penertiban, pengaturan, pengurusan
dan perencanaan. Jadi manajemen adalah suatu proses yang berbeda itulah yang
membentuk manajemen sebagai suatu proses yang berbeda dari planning, organizing,
actuating, controlling yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditentukan dengan
menggunakan manusia dan sumber daya lainnya, menurut George R Terry (1997).

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja unsur-unsur manajemen dalam bank syariah?
2. Bagaimana alur kerja manajemen bank syariah?

C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami unsur-unsur manajemen dalam bank syariah
2. Mengetahui dan memahami alur kerja manajemen bank syariah

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Unsur Manajemen Bank Syariah


Manajemen sebagai sistem, didalamnya terdapat unsur-unsur yang saling
berkaitan (Khoirunnisaa, 2013). Unsur-unsur tersebut diantaranya:
1. Perencanaan
Untuk pencapaian tujuan manajemen maka setiap usaha harus didahului
proses perencanaan yang baik. Suatu perencanaan yang baik dilakukan melalui
berbagai proses kegiatan meliputi:
a. Forecasting adalah suatu peramalan usaha yang sistematis yang paling
mungkin memperoleh sesuatu dimasa yang akan datang dengan dasar
penaksiran dan menggunakan perhitungan yang rasional atas fakta yang ada.
b. Objektive adalah nilai yang akan dicapai atau diinginkan oleh seseorang atau
badan usaha.
c. Policies atau plan of action atau guiding principles yang diadakan oleh suatu
badan usaha untuk menentukan kegiatan yang berulang-ulang.
d. Programmers adalah sederetan kegiatan yang digambarkan untuk melaksanakan
policies.
e. Schedules adalah pembagian program yang harus diselesaikan menurut urut-
urutan waktu tertentu. Dalam keadaan tertentu schedule dapat berubah tapi
program dan tujuantidak berubah.
f. Procedures adalah suatu gambaran sifat atau metode untuk melaksanakan
suatu kegiatan atau pekerjaan.
g. Budget adalah suatu taksiran atau perkiraan biaya yang harus dikeluarkan
dan pendapatan yang diperoleh dimasa yang akan datang.

2. Pengorganisasian
Pengorganisasian ini terkait dengan struktur organisasi yang ada dalam Bank
Syari’ah. Struktur Bank Syari’ahtergantung besar kecilnya bank, keragaman layanan
yang ditawarkan, keahlian personilnya dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, tidak ada acuan baku bagi penyusunan struktur organisasi bagi bank
dalam segala kondisi kebutuhan operasinya.

2
3. Pelaksanaan (Struktur Organisasi)
Bank Indonesia sangat menekankan training and development secara eksplisit
dalam petunjuk pelaksanaan pembukaan Kantor bank syari’ah sebagai lembaga yang
knowledge intentgive. Maka dengan ini ketrampilan dan keahlian staf menjadi
kunci keberhasilan bank. Selain itu, sumber Daya Manusia Bank Syari’ah dituntut
memiliki pengetahuan mengenai ketentuan syari’ah secara baik, memiliki akhlak
dan moral Islami. Akhlak dan moral Islami dalam bekerja dapat disarikan dalam
empat ciri pokok, yaitu: Shiddiq (benar dan jujur) amanah (dapat dipercaya,
tabligh (mengembangkan lingkungan dan bawahan menuju kebaikan) dan fathonah
(kompeten dan professional).

4. Pengawasan
Kelancaran operasi bank adalah kepentingan utama bagi manajemen puncak
(Top Management). Melalui pengawasan para manajer dapat memastikan tercapai
atau tidaknya harapan mereka. Pengawasan ini pula membantu mereka
mengambil keputusan yang lebih baik.
Adapun prinsip atau kaidah dan teknik manajemen yang ada relevansinya
dengan al Qur’an dan Hadits,antara lain:
a. Prinsip amar ma’ruf nahi munkar
Setiap muslim mempunyai kewajiban menjalankan yang ma’ruf dan
mencegah yang munkar sebagaimana dalam QS. Ali Imron: 104. Ini harus kita
terapkan dalam mempelajari dan mengamalkan ilmu manajemen.
b. Kewajiban menegakkan kebenaran
Menegakkan kebenaran adalah metode Allah yang harus dita’ati oleh
manusia, maka dalam melaksnakan manajemen (pengelolaan) harus sesuai
dengan prinsip ini supaya terhindar dari kesalahan dan kekeliruan.
c. Kewajiban menegakkan keadilan
Hukum syari’ah mewajibkan kita menegakkankeadilan, kapan dan
dimanapun. Sebagaimana dalam QS. An Nisa 58.
d. Kewajiban menyampaikan Amanah
Allah dan Rasul-Nya memerintahkan kepada setiap muslim untuk
menunaikan amanah. Kewajiban menunaikan amanah terdapat dalam QS. An
Nisa:58.

3
B. Alur Manajemen Bank Syariah
Bank Syari’ah sebagai sebuah lembaga dan institusi keuangan yang
menjalankan aktivitas bisnis dituntut selalu professional. Hal ini sebagaiupaya untuk
menunjang keberhasilan dan target yang harus dicapai dalam bisnis modern. Dalam
upaya tersebut bank syari’ah harus mampu menjalankan aspek manajemen yang rapi dan
professional (Khoirunnisaa, 2013).
Terkait dengan fungsinya sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dan
menyalurkannya kembali pada masyarakat maka setidaknya lembaga keuangan
seperti bank harus mampu menjalankan peran pemasaran, manajemen Sumber Daya
Manusia Insani, manajemen Keuangan dan manajemen resiko yang baik. Hal ini
sebagai upaya untuk menghindar sekecil mungkin kerugian yang ditimbulkan akibat
kegagalan manajemen.
1. Manajemen Pemasaran
Menurut Muhammad, bahwa untuk memahami konsep pemasaran, diperlukan
mengetahui istilah-istilah yang mendasari pemasaran. yaitu antara lain, kebutuhan
(needs), keinginan (wants), permintaan (demands), produk (product), nilai (value),
biaya (cost), kepuasan (satisfaction), pertukaran (exchange), dan pasar (market)
(Andrianto & Firmansyah, 2019). Kemudian istilah-istilah mendasar dalam
pemasaran yang harus diketahui antara lain adalah:
1. Kebutuhan (Needs)
Suatu keadaan dimana seseorang merasa kekurangan terhadap pemuas dasar
tertentu/hakikat biologis. Contoh: makan, minum, pakaian, tempat tinggal,
keamanan, dan lain-lain.
2. Keinginan (Wants)
Hasrat atau kehendak yang kuat akan pemuas kebutuhan spesifik. Contoh:
nasi goreng, fried chicken, cool drink, es the dan sebagainya.
3. Permintaan (Demands)
Keinginan akan produk spesifik yang didukung oleh kemampuan dan
kesediaan untuk membelinya. Keinginan menjadi permintaan jika didukung oleh
daya beli. Pada bank syari’ah: produk-produk yang ditawarkan oleh Bank
Syari’ah.

4
4. Produk (Product)
Segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memuaskan suatu kebutuhan
dan keinginan. Kadang-kadang menggunakan istilah lain untuk produk yaitu
penawaran (offering) dan pemecahan (solution).
5. Nilai (Value)
Perkiraan konsumen atas seluruh kemampuan produk untuk memuaskan
kebutuhannya.
6. Biaya (Cost)
Sesuatu atau sejumlah uang yang dikorbankan untuk
mendapatkan/memuaskan kebutuhan.
7. Kepuasan (Satisfaction)
Perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan
antara kesannya terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk dan harapan-
harapannya.
8. Pertukaran (Exchange)
Tindakan memperoleh produk yang dikehendaki dari seseorang dengan
menawarkan sesuatu sebagai imbalan.
9. Pasar (Markets)
Terdiri dari semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan dan
keinginan tertentu yang mungkin bersedia dan mampu melaksanakan pertukaran
untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan itu.

2. Manajemen Sumber Daya Manusia Insani


Salah satu pengelolaan paling penting dalam dunia perbankan syariah di
sampingpemasaran bank adalah pengelolaan terhadap Sumber Daya Insani. Hal ini
disebabkan sumber daya insani merupakan tulang punggung dalam menjalankan
roda kegiatan operasional suatu bank. Untuk itu, penyediaan sumber daya insan
(banker) sebagai motor penggerak operasional bank haruslah disiapkan sedini
mungkin (Andrianto & Firmansyah, 2019).
Manajemen sumber daya insani dalam melakukan perencanaan serta
pengawasan haruslah sesuai dengan Al-Quran dan Al-hadis. Karena orang yang
melakukan sesuatu berdasarkan Al Quran dan hadis akan mendapatkan keselamatan
sepanjang hidupnya, baik yang menyangkut keselamatan agama, diri (jiwa dan raga),
akal, harta benda, serta keselamatan nasab keturunan.

5
Inilah empat pengelolaan SDM berbasis syariah:
1. Functional Competency
Kemampuan SDM yang berkaitan dengan background dan keahlian dasar di
bidang ekonomi syariah, operasional bisnis syariah, administrasi keuangan
syariah, dan Analisa keuangan syariah.
2. Behaviour Competency
Kemampuan SDM untuk bertindak efektif, memiliki semangat (ghirah)
syariah, fleksibel dan rasa ingin tahu yang tinggi serta berorientasi pada hasil
yang sempurna.
3. Role Competency
SDM yang mampu memberikan kontribusi positif sesuai peran dalam
perusahaan, cepat menangkap perubahan dan mampu membangun hubungan
dengan yang lain.
4. Core Competency
SDM yang memiliki pandangan dan keyakinan yang sesuai dengan visi,misi,
makna dan values serta budaya perusahaan (bisnis syariah).

3. Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan merupakan salah satu bidang manajemen fungsional
dalam suatu perusahaan, yang mempelajari tentang dana, memperoleh dana dan
pembagian hasil operasi.
Aspek lingkungan yang penting dipahami dalam pengelolaan keuangan adalah
sektor keuangan di bidang perekonomian, yang terdiri dari pasar keuangan (financial
markets), lembaga keuangan (financial institutions) dan instrument keuangan
(financial instruments).
a. Pasar keuangan, menunjukkan pertemuan antara permintaan dan penawaran
akan uang dan aktiva financial (financial asset) atau sering disebut sebagai
skurities. Skurities adalah secarik kertas (surat) yang mempunyai nilai pasar
karena surat tersebut menunjukkan klaim atas aktiva riil perusahaan
(misalnya mesin-mesin, pabrik, bahan baku, barang dagangan, merek dagang,
dll).
b. Lembaga keuangan yaitu lembaga yang berperan sebagai lembaga intermediary
(financial intermediation) dengan mempertemukan unit surplusdengan unit
deficit. Contoh lembaga keuangan dalam sistem moneteradalah bank

6
sentral, bank pencipta uang giral/bank umum. Lembaga keuangan dan di
luar system moneter (bank bukan pencipta uang giral/ BPRS), lembaga
pembiayaan, perusahaan asuransi, dana pension, lembaga di bidang pasar
modal, dll.
c. Instrumen Keuangan, contohnya adalah uang saham, hutang dan surat berharga
di pasaruang dan pasar modal lainnya.

4. Manajemen Risiko
Risiko dapat didefinisikan sebagai suatu potensi terjadianya suatu peristiwa
(events) yang dapat menimbulkan kerugian. Risiko dalam bidang perbankan
merupakan suatu kejadian potensial baik yang dapat perkirakan (anticipated)
maupun yang tidak dapat diperkirakan (unanticipated) yang berdampak negatif pada
pendapatan maupun permodalan bank.
Manajemen risiko diartikan sebagai rangkaian prosedur dan metodologi yang
digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko
yang timbul dari kegiatan usaha bank.
a. Identifikasi, dapat dilakukan analisa terhadap:
1) Karakteristik risiko yang melekat pada bank
2) Risiko dari produk dan kegiatan bank.
b. Pengukuran, dapat dilakukan dengan:
1) Evaluasi secara berkala terhadap kesesuaian asumsi, sumber data, dan
prosedur yang digunakan untuk mengukur risiko.
2) Penyempurnaan terhadap sistem pengukuran risiko apabila terdapat kegiatan
usaha bank, produk, transaksi dan faktor risiko yang bersifat material.
c. Pemantauan, dapat dilakukan dengan :
1) Evaluasi terhadap eksposure risiko
2) Penyempurnaan proses pelaporan apabila terdapat perubahan kegiatan usaha
bank, produk,transaksi, dan faktor risiko, teknologi informasi dan sistem
informasi yang bersifat material.
d. Pengendalian.
Pengendalian disesuaikan dengan eksposure risiko maupun tingkat yang
akan diambil (risk appetite) dan toleransi risiko (risk tolerance). Pengendalian
risiko dapat dilakukan antara laing dengan cara mekanisme lindung nilai,
penerbitan garansi, sekuritas modal bank menyerap.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
dan atau berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam
lalu lintas pembayaran. Pada Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan,
bank disebutkan sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) didefinisikan sebagai bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BPR menerima
simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya
yang dipersamakan dengan itu. Kegiatan usaha BPR terutama ditujukan untuk melayani
usaha-usaha kecil dan masyarakat di daerah pedesaan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Andrianto, & Firmansyah, A. (2019). Manajemen Bank Syariah.


Khoirunnisaa. (2013). Pola Kelembagaan Bank Syariah Dalam Manajemen Bisnis Islami.
Jurnal Studi Agama, 1(1), 69–91.

Anda mungkin juga menyukai