Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MAKALAH

TENTANG
MANUSIA DAN LINGKUNGAN
Disusun untuk memenuhi tugas individu mata kuliah
ILMU SOSIAL dan BUDAYA DASAR
DOSEN PEMBIMBING:
TRI PUJI LESTARI, S. Farm, Apt

Oleh :
Evida Hidayati (30317096)

FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI
INSTITUT ILMU KESEHATAN
BHAKTI WIYATA KEDIRI
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah bagi kita
semua. Sehingga berkat karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“MANUSIA DAN LINGKUNGAN”. Penulisan makalah ini di tulis dalam rangka memenuhi
tugas individu mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar yang di bimbing oleh Ibu Tri Puji
Lestari, S. Farm, Apt.
Sepenuhnya saya sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran di harapkan kepada kami guna lebih
meningkatkan kesempurnaan penulisan makalah di masa yang akan datang.

Kediri, Nopember 2019

PENULIS

2
DAFTAR ISI
Halaman judul ……………………………………………………………………………….. 1
Kata pengantar ………………………………………………………………………………. 2
Daftar isi …………………………………………………………………………………….. 3

Bab I Pendahuluan
A. Latar belakang …………………………………………………………………………… 4
B. Rumusan masalah ……………………………………………………………………….. 5
C. Tujuan masalah ………………………………………………………………………….. 5

Bab II Pembahasan
1. Makna Lingkungan Bagi Manusia ………………………………………………………. 6
2. Kualitas Penduduk dan Lingkungan Terhadap Kesejahteraan Manusia ………………… 6
3. Masalah Lingkungan Sosial Budaya yang Dihadapi Masyarakat Beradap ……………... 8
4. Isu-Isu Penting Tentang Persoalan Lintas Budaya dan Bangsa …………………………. 9
5. Peran Farmasi Dalam Kesehatan Lingkungan …………………………………………… 9

Bab III Pentup


A. Kesimpulan ……………………………………………………………………………… 13
B. Saran …………………………………………………………………………………….. 13

Daftar Pustaka ……………………………………………………………………………… 14

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


` Lingkungan adalah suatu media di mana makhluk hidup tinggal, mencari, dan memiliki
karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait secara timbal balik dengan keberadaan makhluk
hidup yang menempatinya, terutama manusia yang memiliki peranan yang lebih kompleks dan riil
(Elly M. Setiadi, 2006). Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya. Lingkungan amat
penting bagi kehidupan manusia. Segala yang ada pada lingkungan dapat dimanfaatankan oleh
manusia untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia, karena lingkungan memiliki daya dukung,
yaitu kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup
lainnya. Lingkungan memiliki hubungan dengan manusia. lingkungan mempengaruhi sikap dan
perilaku manusia, demikian pula kehidupan manusia akan mempengaruhi lingkungan tempat
hidupnya. Faktor lingkungan (tanah,iklim,topografi,sumber daya alam) dapat menjadi pra kondisi
bagi sifat dan perilaku manusia. Lingkungan menjadi salah satu variabel yang mempengaruhi
kehidupan manusia. Manusia pun dapat mempengaruhi lingkungan demi kemajuan dan
kesejahteraan hidupnya.
Lingkungan hidup tidak bisa di pisahkan dari ekosistem atau system ekologi. Ekosistem
adalah satuan kehidupan yang terdiri atas suatu komunitas makhluk hidup (dari berbagai jenis)
dengan  berbagai benda mati membentuk suatu system. Lingkungan hidup pada dasarnya adalah
suatu system kehidupan dimana terdapat campur tangan manusia terhadap tatanan ekosistem.
Manusia adalah bagian dari ekosistem.
Lingkungan dapat pula berbentuk lingkungan fisik dan non fisik. Lingkungan alam dan
buatan adalah lingkungan fisik. Sedangkan lingkungan nonfisik adalah lingkungan social budaya
dimana manusia itu berada. Lingkungan amat penting bagi kehidupan manusia. Segala yang ada
pada lingkungan dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia,
karna lingkungan memiliki daya dukung, yaitu kemampuan lingkungan untuk mendukung
perkehidupan manusia dan makhluk hidup lainya. Arti penting lingkungan bagi manusia karena
lingkungan merupakan tempat hidup manusia. Lingkungan memberi sumber&sumber
penghidupan manusia. Lingkungan mempengaruhi sifat, karakter, dan perilaku manusia yang
mendiaminya.
Menurut undang&undang No. 23 tentang pengelolaan lingkungan hidup, lingkungan hidup
adalah sistem kehidupan yang merupakan kesatuan ruang dengan segenap pengada (entity) baik
pengada ragawi abioti atau benda (materi) , maupaun pengada insani. Abiotik atau makhluk hidup
termasuk manusia dengan perilakunya, keadaan (tatanan alma baca kosmologi), daya (peluang
tatanan dan harapan) yang mempengaruhi lelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia
serta kesejahteraan makhuk hidup lainnya.

Pelayanan farmasi merupakan salah satu kegiatan yang menunjang pelayanan kesehatan yang
bermutu. Seorang farmasi masuk dalam kegiatan upaya kesehatan, yang terdiri atas anamnesa
kefarmasian, diagnosa kefarmasian, tindakan kefarmasian dan evaluasi kefarmasian, selain itu
sarana produksi sediaan farmasi (bahan baku obat, fitofarmaka, obat tradisional, kosmetika, nutrisi
tambahan, alat keshatan rumah tangga) sangat berguna bagi masyarakat. Oleh karena itu dalam

4
makalah ini akan dibahas tentang hubungan antara manusia dan lingkungannya serta peran tenaga
farmasi dalam kesehatan lingkungan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa makna lingkungan bagi manusia?
2. Bagaimana kualitas penduduk dan lingkungan terhadap kesejahteraan manusia?
3. Apa saja masalah lingkungan social budaya yang dihadapi masyarakat beradap?
4. Apa saja isu-isu penting tentang persoalan lintas budaya dan bangsa?
5. Apa saja peran farmasi dalam kesehatan lingkungan?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui makna lingkungan bagi manuasia
2. Mengetahui kualitas penduduk dan lingkungan terhadap kesejahteraan manuasia.
3. Mengidentifikasi masalah lingkungan social budaya yang dihadapi masyarakat
beradap.
4. Mengidentifikasi isu-isu penting persoalan lintas budaya dan bangsa.
5. Mengetahui peran farmasi dalam kesehatan lingkungan.

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Makna Lingkungan Bagi Manusia
Manusia hidup pasti mempunyai hubungan dengan lingkungan hidupnya. Pada mulanya,
manusia mencoba mengenal lingkungan hidupnya, kemudian barulah manusia berusaha
menyesuaikan dirinya. Lebih dari itu, manusia telah berusaha pula mengubah lingkungan hidupnya
demi kebutuhan dan kesejahteraan. Dari sinilah lahir peradaban –(Istilah Toynbee)- sebagai akibat
dari kemampuan manusia mengatasi lingkungan agar lingkungan mendukung kehidupannya. Pada
hakikatnya, manusia dan lingkungan sangat berhubungan erat, manusia tidak mampu memenuhi
kebutuhannya apabila tidak ada lingkungan.
Menurut pasal 1 Undang-Undang No.23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup,dinyatakan bahwa lingkungan adalah kesatuan semua benda, daya, keadaan dan makhluk
hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Lingkungan dapat pula berbentuk lingkungan fisik dan non fisik.Lingkungan alam dan
buatan adalah lingkungan fisik. Sedangkan lingkungan nonfisik adalah lingkungan sosial budaya
dimana manusia itu barada.
Arti Penting Lingkungan Bagi Manusia adalah sebagai berikut :
1. Lingkungan merupakan tempat hidup manusia. Manusia hidup, berada, tumbuh, dan
berkembang di atas bumi sebagai lingkungan.
2. Lingkungan memberi sumber-sumber penghidupan manusia.
3. Lingkungan mempengaruhi sifat, karakter, dan perilaku manusia yang mendiaminya.
4. Lingkungan memberi tantangan bagi kemajuan peradaban manusia.
5. Manusia memperbaiki, mengubah, bahkan menciptakan lingkungan untuk kebutuhan dan
kebahagiaan hidup.
Pentingnya lingkungan hidup ini telah disadari oleh masyarakat internasional. Hal ini
tercermin dari adanya Hari Lingkungan Hidup Sedunia, yang selalu diperingati oleh masyarakat
pada tanggal 5 Juni. Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia dimaksudkan untuk menggugah
kepeduliaan manusia dan masyarakat pada lingkungan hidup yang cenderung semakin rusak.

2.2. Kualitas Penduduk dan Lingkungan Terhadap Kesejahteraan Manusia


2.2.1 Hubungan Lingkungan dengan Kesejahteraan
Berdasarkan uraian sebelumnya bahwa ada hubungan yang erat antara lingkungan dengan
manusia. Lingkungan memberikan makna atau arti penting bagi manusia dalam rangka memenuhi
kebutuhan hidupnya. Lingkungan dapat memberikan sumber kehidupan agar manusia dapat hidup
sejahtera. Lingkungan hidup menjadi sumber dan penunjang hidup. Dengan demikian, lingkungan
mampu memberikan kesejahteraan dalam hidup manusia. Pengelolaan lingkungan hidup adalah
upaya terpadu dalam pemnafaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian,
pemulihan, dan pengembangan lingkungan hidup.

Pengelolaan lingkungan memiliki tujuan sebagai berikut:


a. Mencapai kelestarian hubungan manusia dengan lingkungan hidup sebagai tujuan membangun
manusia seutuhnya.

6
b. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya secara bijaksana.
c. Mewujudkan manusia sebagai pembina lingkungan hidup.
d. Melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan
yang akan datang.
e. Melindungi negara terhadap dampak kegiatan di luar wilayah negara yang menyebabkan
kerusakan dan pencemaran lingkungan.

Hakikat pengelolaan lingkungan hidup oleh mansusia adalah bagaimana manusia melakukan
berbagai upaya agar kualitas manusia meningkat sementara kualitas lingkungan juga semakin baik.
Lingkungan yang berkualitas pada akhirnya akan memberikan manfaat bagi manusia, yaitu
meningkatkan kesejahteraan.

Undang-Undang No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaaan Lingkungan Hidup yang


mengatur hak, kewajiban, dan peran warga negara perihal pengelolaan ini. Hak, kewajiban, dan
peran itu sebagai berikut:
a. Setiap orang mempunyai hak yang sama atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.
b. Setiap orang mempunyai hak atas informasi lingkungan hidup yang berkaitan dengan peran
dalam pengelolaan lingkungan hidup. Setiap orang mempunyai hak untuk berperan dalam rangka
pengelolaan hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah dan
menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.
d. Setiap yang melakukan usaha dan/atau kegiatan berkewajiban memberikan informasi yang
benar dan akurat mengenai pengelolaan lingkungan hidup.
e. Masyarakat mempunyai kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan dalam
pengelolaan lingkungan hidup.

2.2.2 Hubungan Penduduk dengan Lingkungan dan Kesejahteraan


Di negara, penduduk merupakan salah satu modal dasar pembangunan. Sebagai modal dasar
atau set pembangunan, penduduk tidak hanya sebagai sasaran pembangunan, tetapi juga
merupakan pelaku pembangunan. Mereka adalah subjek dan objek dari pembangunan negara.
Pembangunan pada dasarnya dilakukan oleh penduduk negara dan ditujukan untuk kebutuhan dan
kesejahteraan penduduk yang bersangkutan.
Hal yang berkaitan dengan penduduk negara meliputi:
a. Aspek kualitas penduduk, mencakup tingkat pendidikan, keterampilan, etos kerja, dan
kepribadian.
b. Aspek kuantitas penduduk yang mencakup jumlah penduduk, pertumbuhan, persebaran,
perataan, dan pertimbangan penduduk ditiap wilayah negara.
Perubahan lingkungan sebagai akibat tindakan manusia tidak jarang memberikan dampak
negatif, yaitu kerusakan lingkungan hidup. Kerusakan lingkungan hidup tidak hanya meniadakan
daya dukung lingkungan itu sendiri, tetapi juga memberi resiko bagi kehidupan manusia.
Kerusakan lingkungan hidup merupakan problematika besar yang dialami umat manusia
sekarang ini. Bahkan, isu tentang lingkungan hidup merupakan satu dari tiga isu global dewasa ini,
yaitu isu tentang HAM, demokrasi, dan lingkungan.
Beberapa problema lingkungan hidup dewasa ini antara lain:
1. Pencemaran (polusi) lingkungan, yang mencakup pencemaran udara, pencemaran air,

7
pencemaran tanah, dan pencemaran suara.
2. Masalah kehutanan, seperti penggundulan hutan, pembalakan hutan, dan kebakaran hutan.
3. Erosi dan Banjir.
4. Tanah longsor, kekeringan, dan abrasi pantai.
5. Menipisnya lapisan ozon dan efek rumah kaca.
6. Penyakit yang disebabkan oleh lingkungan yang buruk, seperti gatal-gatal, batuk, infeksi saluran
pernapasan, diare, dan tipes.

Beberapa masalah yang berkaitan dengan kerusakan sumber daya alam dan lingkungan
hidup:
1. Terus menurunya kondisi hutan Indonesia
2. Kerusakan daerah aliran sungai
3. Habitat ekosistem pesisir dan laut semakin rusak
4. Citra pertambangan yang merusak lingkungan
5. Tingginya ancaman terhadap keanekaragaman hayati
6. Pencemaran air semakin meningkat
7. Kualitas udara semakin menurun, khususnya di kota-kota besar

2.3. Masalah Lingkungan Sosial Budaya yang Dihadapi Masyarakat Beradap


2.3.1. Interaksi dalam Lingkungan Sosial
Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan
timbal balik antara perorangan, antara kelompok manusia dalam bentuk akomodasi, kerja sama,
persaingan, dan pertikaian. Interaksi sosial dapat terjadi apabila ada kontak sosial dan komunikasi.
Kontak sosial merupakan usaha pendekatan pertemuan fisik dan mental. Kontak sosial dapat
bersifat primer (face to face) dan dapat berbentuk sekunder (melalui media perantara, koran, radio,
tv, dan lain-lain). Komunikasi merupakan usaha penyampaian informasi kepada manusia lain.
Tanpa komunikasi tidak mungkin terjadi interaksi sosial. Komunikasi bisa berbentuk lisan, tulisan,
atau simbol lainnya.
Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation), akomodasi (accomodation),
persaingan (competition), dan pertikaian (conflict).

2.3.2 Pranata dalam Lingkungan Sosial


Pranata sosial (dalam bahasa Inggris istilahnya institution) menunjuk pada sistem pola-pola
resmi yang dianut suatu warga masyarakat dalam berinteraksi (Koentjaraningrat, 1996). Pranata
adalah suatu sistem norma khusus yang menata rangkaian tinakan berpola mantap guna memenuhi
keperluan yang khusus dalam kehidupan masyarakat.

2.3.3. Problema dalam Kehidupan Sosial


Problema sosial merupakan persoalan kareba menyangkut tata kelakuan yang abnormal,
amoral, berlawanan dengan hukum, dan bersifat merusak. Sesuai dengan faktor-faktor
penyebabnya, maka problema sosial dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Soerjono Soekanto,
1982):
a. Problema sosial karena faktor ekonomi, seperti kemiskinan, kelaparan, dan pengangguran.
b. Problema sosial karena faktor biologis, seperti wabah penyakit.
c. Problema sosial karena faktor psikologis, seperti bunuh diri, sakit jiwa, dan disorganisasi.

8
d. Problema sosial karena faktor kebudayaan, seperti perceraian, kejahatan, kenakalan anak,
konflik ras, dan konflik agama.

2.4. Isu-Isu Penting Tentang Persoalan Lintas Budaya dan Bangsa


2.4.1 Isu tentang Lingkungan
a. Kekurangan pangan.
b. Kekurangan sumber air bersih.
c. Polusi atau pencemaran.
d. Perubahan iklim.

2.4.2 Isu tentang Kemanusiaan


a. Kemiskinan.
b. Konflik atau perang.
c. Wabah penyakit.

2.5. Peran Farmasi Dalam Kesehatan Lingkungan


Sebagai seorang tenaga profesional, seorang apoteker hendaknya berperan dalam
membantu upaya pemerintah dalam menciptakan masyarakat Indonesia yang sehat dan mandiri.
Apoteker khususnya harus berperan aktif dalam penanganan penyakit-penyakit yang
membutuhkan pengobatan jangka panjang, memiliki prevalensi yang tinggi dan juga
membahayakan jiwa. Penyakit hati termasuk penyakit yang cukup banyak diderita masyarakat
Indonesia, jenisnya beragam dan membutuhkan penanganan yang berbeda. Peran serta apoteker ini
didasari dengan pengetahuan yang dimiliki apoteker tentang patofisiologi penyakit; diet yang harus
dijalani; obat-obatan yang diperlukan atau harus dihindari oleh pasien penyakit hati.

2.5.1 Peran Apoteker


Peran aktif apoteker di antaranya adalah sebagai berikut:
Melakukan upaya pencegahan penyakit hati . Upayaini diwujudkan melalui:
 Pemberian penyuluhan kepada masyarakat tentang penyakit-penyakit hati; gejala
awal, sumber penyakit, cara pencegahan dan pertolongan pertama yang harus
dilakukan.
 Pembuatan buletin, leaflet, poster, dan iklan layanan masyarakat seputar penyakit
liver dalam rangka edukasi di atas
 Berpartisipasi dalam upaya pengendalian infeksi di rumah sakit melalui Komite
Pengendali Infeksi dengan memberikan saran tentang pemilihan antiseptik dan
desinfektan; menyusun prosedur, kebijakan untuk mencegah terkontaminasinya
produk obat yang diracik di instalasi farmasi atau apotek; menyusun rekomendasi
tentang penggantian, pemilihan alat-alat kesehatan, injeksi, infus, alat kesehatan
yang digunakan untuk tujuan baik invasive maupun non-invasif, serta alat
kesehatan balut yang digunakan di ruang perawatan, ruang tindakan, maupun di
unit perawatan intensif (ICU).
 Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien untuk mempercepat proses
penyembuhan, mencegah bertambah parah atau mencegah kambuhnya penyakit.
Hal ini dilakukan dengan cara:

9
 Memberikan informasi kepada pasien tentang penyakitnya dan perubahan pola
hidup yang harus dijalani (misalnya: diet rendah lemak dan garam, tidak minum
minuman beralkohol, istirahat yang cukup).
 Menjelaskan obat-obat yang harus digunakan, indikasi, cara penggunaan, dosis, dan
waktu penggunaannya.
 Melakukan konseling kepada pasien untuk melihat perkembangan terapinya dan
memonitor kemungkinan terjadinya efek samping obat.

1. Peranan Apoteker sebagai Profesional


Apoteker memiliki kemampuan dalam melaksanakan kegiatan pelayanan
kefarmasian yang bermutu dan efisien yang berasaskan pharmaceutical care di apotek.
Adapun standar pelayanan kefarmasian di apotek telah diatur melalui Surat Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1027/Menkes/SK/I X/2004.
Tujuan dari standar pelayanan ini adalah:
1.Melindungi masyarakat dari pelayanan yang tidak profesional.
2.Melindungi profesi dari tuntutan masyarakat yang tidak wajar.
3.Pedoman dalam pengawasan praktek Apoteker.
4.Pembinaan serta meningkatkan mutu pelayanan farmasi di apotek.

2. Peranan Apoteker Sebagai Manager


Manajemen secara formal diartikan sebagai perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengendalian, terhadap penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan.
Fungsi manajemen adalah untuk:
1.Mencapai tujuan.
2.Menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling bertentangan.
3.Mencapai efisiensi dan efektivitas.
Dua konsepsi utama untuk mengukur prestasi kerja (performance) manajemen
adalahefisiensi dan efektivitas. Efisiensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan dengan benar, merupakan konsep matematika, atau merupakan perhitungan ratio
antara keluaran (output) dan masukan (input). Seorang manajer dikatakan efisien adalah
seseorang yang mencapai keluaran yang lebih tinggi (hasil, produktivitas, performance)
dibanding masukan-masukan (tenaga kerja, bahan, uang, mesin dan waktu) yang
digunakan. Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau
peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Manajer yang efektif
adalah manajer yang dapat memilih pekerjaan yang harus dilakukan atau metode (cara)
yang tepat untuk mencapai tujuan.

3. Peranan Apoteker Sebagai Retailer


Apotek merupakan tempat pengabdian profesi kefarmasian. Namun tidak dapat
dipungkiri di sisi lain bahwa apotek adalah salah satu model badan usaha retail, yang tidak
jauh berbeda dengan badan usaha retail lainnya. Apotek sebagai badan usaha retail,
bertujuan untuk menjual komoditinya, dalam hal ini obat dan alat kesehatan, sebanyak-
banyaknya untuk mendapatkan profit. Profit memang bukanlah tujuan utama dan satu-
satunya dari tugas keprofesian apoteker, tetapi tanpa profit apotek sebagai badan usaha
retail tidak dapat bertahan.

10
Oleh karena itu, segala usaha untuk meningkatkan profit perlu dilaksanakan, di
antaranya mencapai kepuasan pelanggan. Pelanggan merupakan sumber profit. Oleh karena
itu, sebagai seorang retailer berkewajiban mengidentifikasi apa yang menjadi kebutuhan
pelanggan, menstimulasi kebutuhan pelanggan agar menjadi permintaan, dan memenuhi
permintaan tersebut sesuai bahkan melebihi harapan pelanggan.

2.5.2 Konseling
Tujuan pemberian konseling kepada pasien adalah untuk mengetahui sejauh mana
pengetahuan dan kemampuan pasien dalam menjalani pengobatannya serta untuk
memantau perkembangan terapi yang dijalani pasien. Ada tiga pertanyaan utama (Three
Prime Questions) yang dapat digunakan oleh apoteker dalam membuka sesi konseling
untuk pertama kalinya. Pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Apa yang telah dokter katakan tentang obat anda?
2. Apa yang dokter jelaskan tentang harapan setelah minum obat ini?
3. Bagaimana penjelasan dokter tentang cara minum obat ini?

Pengajuan ketiga pertanyaan di atas dilakukan dengan tujuan agar tidak terjadi
pemberian informasi yang tumpang tindih (menghemat waktu); mencegah pemberian
informasi yang bertentangan dengan informasi yang telah disampaikan oleh dokter
(misalnya menyebutkan indikasi lain dari obat yang diberikan) sehingga pasien tidak akan
meragukan kompetensi dokter atau apoteker; dan juga untuk menggali informasi seluas-
luasnya (dengan tipe open ended question).

2.5.3 Penyuluhan
Penyuluhan dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung. Penyuluhan
langsung dapat dilakukan secara perorangan maupun kelompok; sedangkan penyuluhan
tidak langsung dapat dilakukan melalui penyampaian pesan-pesan penting dalam bentuk
brosur, leaflet atau tulisan dan gambar di dalam media cetak atau elektronik, misalnya
penyuluhan tentang pencegahan dan penanggulangan penyakit liver perlu dilaksanakan
secara berkelanjutan mengingat sebagian besar penyebab penyakit hati adalah karena
kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam melindungi diri mereka terhadap
penyakit-penyakit hati tersebut.
Apoteker diharapkan dapat memberikan penyuluhan secara personal dengan pasien
penyakit liver. Penyuluhan secara personal dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam
menjalani pengobatannya. Hendaknya apoteker memastikan bahwa pasien tahu tentang
penyakit yang dideritanya, pentingnya kepatuhan terhadap diet yang disarankan serta akibat
dari ketidakpatuhan atau kelalaian dalam menjalankan terapi pengobatannya. Pasien harus
diberi pengertian bahwa penyakit liver, khususnya hepatitis dapat menimbulkan komplikasi
lebih lanjut seperti asites, sirosis hati dan kematian apabila tidak ditangani dengan baik.
Pasien juga harus diberikan daftar obat-obatan yang tidak boleh diminum, seperti misalnya
parasetamol yang bersifat hepatotoksik; jadi apoteker harus mengingatkan pasien untuk
menggunakan obat yang lain (misalnya asetosal) pada saat pasien terserang demam.

11
2.5.4 Swamedikasi
Swamedikasi, atau pengobatan sendiri adalah perilaku untuk mengatasi sakit ringan
sebelum mencari pertolongan ke petugas atau fasilitas kesehatan. Lebih dari 60% dari
anggota masyarakat melakukan swamedikasi, dan 80% di antaranya mengandalkan obat
modern.
Swamedikasi adalah Pengobatan diri sendiri yaitu penggunaan obat-obatan atau
menenangkan diri bentuk perilaku untuk mengobati penyakit yang dirasakan atau nyata.
Pengobatan diri sendiri sering disebut dalam konteks orang mengobati diri sendiri, untuk
meringankan penderitaan mereka sendiri atau sakit. Dasar hukumnya permekes
No.919/MENKES/PER/X/1993, secara sederhana swamedikasi adalah upaya seseorang
dalam mengobati gejala sakit atau penyakit tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih
dahulu. Namun bukan berarti asal mengobati, justru pasien harus mencari informasi obat
yang sesuai dengan penyakitnya dan apoteker-lah yang bisa berperan di sini. Apoteker bisa
memberikan informasi obat yang objektif dan rasional. Swamedikasi boleh dilakukan
untuk kondisi penyakit yang ringan, umum dan tidak akut. Setidaknya ada lima komponen
informasi yang diperlukan untuk swamedikasi yang tepat menggunakan obat modern, yaitu
pengetahuan tentang kandungan aktif obat (isinya apa?), indikasi (untuk mengobati apa?),
dosage (seberapa banyak? seberapa sering?), effek samping, dan kontra indikasi (siapa/
kondisi apa yang tidak boleh minum obat itu?).

Dampak positifnya:
 Pencegahan maupun pengobatan yang lebih dini
 Biaya yang lebih terjangkau dan cepat
Dampak negatifnya :
 Pengobatan yg kurang rasional

Manfaat Swamedikasi :
Swamedikasi bermanfaat dalam pengobatan penyakit atau nyeri ringan, hanya jika
dilakukan dengan benar dan rasional, berdasarkan pengetahuan yang cukup tentang obat
yang digunakan dan kemampuan nengenali penyakit atau gejala yang timbul. Swamedikasi
secara serampangan bukan hanya suatu pemborosan, namun juga berbahaya. Dengan
semakin banyak masyarakat yang melakukan swamedikasi, maka informasi mengenai obat
yang tepat & sesuai dengan kebutuhan mereka juga semakin diperlukan. Dalam hal itulah
seorang apoteker mempunyai peranan penting untuk memberikan informasi yang tepat
tentang obat kepada pasien atau konsumen.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Lingkungan adalah suatu media di mana makhluk hidup tinggal, mencari, dan memiliki
karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait secara timbal balik dengan keberadaan makhluk
hidup yang menempatinya. Pada hakikatnya, manusia dan lingkungan sangat berhubungan erat,
manusia tidak mampu memenuhi kebutuhannya apabila tidak ada lingkungan. Lingkungan dapat
memberikan sumber kehidupan agar manusia dapat hidup sejahtera. Dalam kehidupan manusia
yang berhubungan dengan lingkungan, ada kalanya mengalami suatu problem atau masalah.
Masalah lingkungan sosial budaya yang dihadapi masyarakat bisa berupa dalam hal: interaksi
dalam lingkungan sosial, pranata dalam lingkungan sosial, dan problema dalam kehidupan sosial.
Isu-isu penting persoalan lintas budaya dan bangsa dibagi menjadi dua, yaitu isu tentang
lingkungan (kekurangan pangan, kekurangan sumber air bersih, polusi atau pencemaran, dan
perubahan iklim), dan isu tentang kemanusiaan (kemiskinan, konflik atau perang, wabah penyakit).
Parameter umum tentang hubungan farmasis dengan kesehatan masyarakat adalah
penggunaan obat (rasional) yang terkait kebijakan publik. Jikafarmasis tidak terliba tdalam
penentuan kebijakan tersebut pelayanan kesehatan masyaraka ttidak terlayani secara optimum.
Masyarakat dapat melakukan pengobatan sendiri yang disebut swamedikasi namun harus
mencari informasi obat yang sesuai dengan penyakitnya sesuai dengan arahan seorang farmasi.

3.2 SARAN
Kepada masyarakat yang sudah membaca dan memahami makalah ini, ada beberapa saran
yang kami sampaikan: manusia sangat berhubungan dengan lingkungan, oleh karena itu manusia
harus mampu menjaga dan melestarikan lingkungannya, selain itu manusia harus mampu menjaga
eksistensinya dalam sosialisasi dengan manusia lain di lingkungannya, manusia juga memiliki
problema atau masalah dalam kehidupannya sehingga manusia dituntut untuk mampu menangani
problema tersebut.

13
DAFTAR PUSTAKA
Bambang S. Mintargo. 1986. Manusia dan Nilai Budaya. Jakarta: Universitas Trisakti.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2011. “Kesehatan Masyarakat”. Jakarta: Rineka Cipta

Entjang, Indan, 2000, IlmuKesehatanMasyarakat. Bandung: Citra Aditya Bakti

14

Anda mungkin juga menyukai