Anda di halaman 1dari 7

Tugas : Resume BAB V

Nama : Firki Ayumi (2132311049)


Muhamad Alip Rizki Romadon (2132311050)
Rangga Wijaya Saragih (2132311048)

BAB V
TATA KATA DAN TATA KALIMAT
5.1 Pengertian Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud atau tulisan, yang
mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara
naik-turun dank eraslembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti
oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun
proses fonologis lainnya. Dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda Tanya, atau tanda seru; sementara
itu, di dalamnya disertakan pula berbagai tanda baca seperti tanda koma, titik dua,
tanda pisah, dan spasi.
Kalimat-kalimat dalam bahasa Indonesia ada dua macam, yaitu:
a. Kalimat-kalimat yang berpredikat kata kerja; dan
b. Kalimat-kalimat yang berpredikat bukan kata kerja
Contoh:
Tugas itu dikerjakan oleh para mahasiswa
Kata kerja dalam kalimat ini ialah dikerjakan. Kata dikerjakan adalah
predikat dalam kalimat itu.
Contoh lain
Penanaman modal asing berkembang saat ini.
S P K
Di bawah ini terdapat beberapa kalimat yang berobjek dan yang tidak
Berobjek
Pemuda ini mengimbau segenap lebaga pendidika
S P O
5.2 Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal terdiri atas satu subjek dan satu predikat. Pada hakikatnya, kalau dilihat
dari unsure-unsurnya, kalimat-kalimat yang panjang dalam bahasa Indonesia dapat
dikembalikan kepada kalimat-kalimat dasar yang sederhana Kalimat tunggal yang sederhana itu
terdiri atas satu subjek dan satu predikat.
Contoh-contoh:
- Dosen itu ramah (berpredikat kata sifat )
S P
- Cerita itu sudah tersebar (berpredikat kaa kerja)
S P
Kalimat tunggal tidak hanya terbatas seperti pada contoh-contoh di atas. Tidak tertutup
kemungkinan kalimat tunggal seperti itu diperluas menjadi dua puluh kata atau lebih
Pemerluas kalimat itu, antara lain, terdiri atas
• Keterangan tempat, seperti di sini, dalam ruangan tertutup, lewat
Bandung Raya, dalam republik itu, dan sekeliling kota.
• Keterangan waktu, seperti setiap hari, pada pukul 19.00, tahun depan,
kemarin sore, dan minggu kedua bulan ini.
• Keterangan alat, seperti dengan linggis, dengan undang-undang itu,
dengan sendok dan garpu, dengan wesel pos, dan dengan cek.
• Keterangan modalitas, seperti harus, barangkali, sesungguhnya dan
sepatutnya.
• Keterangan cara, seperti dengan hati-hati, seenaknya saja,dll.
• Keterangan aspek, seperti akan, sedang, sudah dan lelah.
• Keterangan tujuan, seperti agar bahagia, supaya tertib, untuk
anaknya,dll.
• Keterangan sebab, seperti karena tekun, sebab berkuasa dan lantaran
panik
• Frasa yang, seperti para atlet yang sudah menyelesaikan latihan,
pemimpin yang memperhatikan rakyatnya.
• Keterangan aposisi yaitu keterangan yang sifatnya saling
menggantikan, seperti penerima kalpataru, Abdul Rozak, atau
gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso.
5.3 Kalimat majemuk
Kalimat majemuk yaitu kalimat yang terbentuk dari dua buah kalimat atau
lebih. Kalimat ini dibagi menjadi dua jenis:
a. Kalimat Majemuk Setara
Kata penghubung (konjungtor) dalam kalimat majemuk setara:

✓ dan, serta

✓ tetapi

✓ sedangkan, melainkan

✓ lalu, kemudian
b. Kalimat Majemuk Bertingkat
Yaitu kalimat yang terbentuk dari gabungan dua buah kalimat yang tidak
setara unsur-unsurnya. Kalimat ini terdiri atas satu suku kalimat yang bebas dan
satu suku kalimat atau lebih yang tidak bebas. Perhatikan contoh berikut!
Apabila engkau ingin melihat bak mandi panas, saya akan
membawamu ke
hotel-hotel besar
Anak kalimat:
Apabila engkau ingin melihat bak mandi panas
Induk kalimat
Saya akan membawamu ke hotel-hotel besar.
Jenis Kalimat Menurut Bentuk Gaya Penyajiannya (Retorikanya)
a. Kalimat yang Melepas (induk-anak)
b. Kalimat yang Berklimaks (anak-induk)
c. Kalimat yang Berimbang
Jenis Kalimat Menurut Fungsinya
a. Kalimat Pernyataan (Deklaratif)
b. Kalimat Pertanyaan (Introgatif)
c. Kalimat Perintah dan Permintaan (Imperatif)
d. Kalimat Seruan
5.4 Kalimat Ambigu
Kalimat ambigu/taksa adalah kalimat yang mengandung dua makna/arti atau
lebih
sehingga menimbulkan tafsiran lain terhadap kalimat tersebut.
Contoh:
Buku sejarah baru di jual di Pasar Loak
Tafsiran dari kalimat tersebut:
- Buku sejarah, baru dijual di Pasar Loak.
- Buku sejarah baru, dijual di Pasar Loak
5.5 Kalimat yang efektif
Kalimat ambigu/taksa adalah kalimat yang mengandung dua makna/arti atau
lebih sehingga menimbulkan tafsiran lain terhadap kalimat tersebut. Contoh: Buku
sejarah baru di jual di Pasar Loak Tafsiran dari kalimat tersebut: - Buku sejarah, baru
dijual di Pasar Loak. - Buku sejarah baru, dijual di Pasar Loak
a. Kesepadanan Struktur
Ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai.
Kesepadanan kalimat ini diperhatikan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan
kepaduan pikiran yang baik.
1) Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas
2) Tidak terdapat subjek ganda
3) Kata penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.
4) Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang
b. Unsur Rincian Sejajar atau Keparalelan
Yang dimaksud kepararelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan
dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk
kedua, dan seterusnya juga harus menggunakan nomina.
Contoh :
Pembangunan sebagai usaha untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat
memerlukan kecerdasan, keuletan, dan aparat pelakunya harus sabar.
c. Ketegasan
Ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat.
1) Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat
2) Membuat urutan kata yang bertahap
3) Melakukan pengulangan kata (repetisi)
4) Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
5) Mempergunakan partikel penekanan (penegasan) Contoh: Saudaralah yang
bertanggung jawab.
d. Kehematan
Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah
mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu.
Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan.
1) Menghilangkan pengulangan subjek
2) Menghindarkan pemakaian superordiant dan hiponimi kata
3) Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat
4) Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak
e. Kecermatan
Yang dimaksud kecermatan adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan
tafsiran ganda/ambigu, dan tepat dalam pilihan kata.
f. Kepaduan
Ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang
disampaikannya tidak terputus-putus.
1) Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara
berpikir yang tidak sistematis.
2) Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara
tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
3) Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada
atau tentang, bagi, antara predikat kata kerja dan objek penderita
g. Kelogisan
Ialah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai
dengan ejaan yang berlaku.
Perhatikan kalimat berikut!
- Untuk mempersingkat waktu, kita teruskan acara ini
Kalimat-kalimat itu tidak logis (tidak masuk akal) yang logis adalah sebagai
berikut.
- Untuk menghemat waktu, kita teruskan acara ini.
h. Subjek yang Tidak Sama dalam Induk Kalimat dan dalam Anak Kalimat Harus
Eksplisit.
Contoh :
Yang tidak efektif
- Sejak didirikan sampai sekarang, paman saya sudah berkali-kali
mengubah bentuk rumahnya
Menjadi :
- Sejak rumahnya didrikan sampai sekarang, paman saya sudah berkali-kali
mengubah bentuk rumahnya
i. Kata Penghubung Penanda Anak Kalimat Ditanyakan Secara Eksplisit
Kata penghubung penanda anak kalimat seperti, ketika, setelah, dan agar harus
jelas
dinyatakan.
Misalnya:
- Mendengar vonis hakim, terdakwa menjerit-jerit.
Perbaikannya:
- Setelah mendengar vonis hakim, terdakwa menjerit-jerit
j. Tidak Menggunakan Kata Penghubung yang Bertentangan
Misalnya:
- Meskipun penelitian ini telah dilakukan sesuai dengan rancangan, tetapi
hasil yang diperoleh belum memuaskan pihak pimpinan proyek.
Perbaikannya:
- Meskipun penelitian ini telah dilakukan sesuai dengan rancangan, hasil
yang diperoleh belum memuaskan pihak pimpinan proyek

Anda mungkin juga menyukai