Anda di halaman 1dari 15

PENGANTAR EKONOMI MAKRO

“PENDAPATAN NASIONAL”

Dosen Pembimbing :
Rian Rahmat Ramadhan SE, M.Si

Disusun Oleh :

 ARISA AFRILIA 210304132


 TEGAR PRASETIYO 210304133
 SURYA PRATAMA 210304134

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
PEKANBARU
2022
KATA PENGANTAR

‫بِس ِْم هللاِ الرَّحْ م ِن ال َّر ِح ِيم‬


Segala puji bagi Allah, kami memujinya, memohon pertolongan dan meminta
ampun hanya kepada-Nya, kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kami
dan kejelekan amal yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat
menyesatkannya, dan barang siapa yang Allah sesatkan, maka tidak akan ada pula
yang dapat memberinya petunjuk. Karena rahmat-Nya, Penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “PENDAPATAN NASIONAL” ini dengan baik.
Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Pengantar Ekonomi Makro. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Maka dari itu, kami selaku penulis mengharap kritik dan saran
yang membangun. Kami selaku penulispun berharap agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.

Pekanbaru, April 2022

Kelompok 10

ii
Daftar Isi
Halaman Judul
Kata Pengantar......................................................................................... ii
Daftar Isi..................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Arti Penting Pendapatan Nasional.......................2
B. Jenis- jenis Pendapatan Nasional..................................................4
C. Cara penghitungan Pendapatan Nasional.....................................6
D. Konsep Keseimbangan Pendapatan Nasional...............................9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.................................................................................11

Daftar Pustaka

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suatu perekonomian dapat dikatakan berkembang apabila pendapatan


perkapita dalam jangka panjang cenderung naik. Namun bukan berarti bahwa
pendapatan perkapita akan selalu mengalami kenaikan. Adanya resesi ekonomi,
kekacauan politik dan penurunan ekspor dapat mengakibatkan menurunnya
tingkat kegiatan perekonomian suatu negara. Jika keadaan demikian hanya bersi-
fat sementara dan kegiatan ekonomi secara rata -rata meningkat dari tahun ke
tahun, maka masyarakat tersebut dapatlah dikatakan menjalankan pembangunan
ekonomi (Arsyad, 92:16 ).

Bagi negara–negara berkembang termasuk Indonesia yang ingin mempercepat


laju pertumbuhan ekonominya yang kemudian dapat mengenai tingkat hidup di
negara-negara maju, investasi dalam jumlah yang besar perlu dijalankan. Se-
hingga hasilnya tidak hanya diserap oleh pertambahan penduduk saja. Di negara
berkembang umumnya tingkat investasi begitu rendah, sehingga sering kali ter-
perangkap pada pendapatan yang rendah (Suparmoko, 86:267).

Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah makro ekonomi jangka panjang.


Di setiap periode suatu masyarakat akan menambah kemampuan untuk mempro-
duksikan barang dan jasa. Ini disebabkan oleh pertambahan faktor-faktor produksi
yang berlaku. Dalam setiap periode jumlah tenaga kerja 1 2 bertambah karena ada
golongan penduduk yang akan memasuki angkatan kerja. Investasi masa lalu akan
menambah barang-barang modal dan kapasitas memproduksi dimasa kini
(Sukirno, 2000:13)

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Arti Penting Pendapatan Nasional


Pendapatan nasional yang merupakan salah satu indikator ekonomi makro,
merupakan variabel penting guna mencari hubungan di antara variabel-variabel lain
dalam ekonomi makro. Perubahan di dalam variabel pendapatan nasional mempun-
yai pengaruh terhadap variabel yang lain. Di dalam seluruh teori ekonomi makro,
pembahasan yang menyangkut Pendapatan Nasional merupakan bagian yang paling
menarik perhatian untuk dibicarakan. Hal tersebut disebabkan pembahasan Pendap-
atan Nasional di anggap pilar utama penyangga Politik Ekonomi artinya kearah Pen-
dapatan Nasional itulah hampir semua kebijakan di bidang perekonomian di-
fokuskan.
Pengertian tentang Pendapatan Nasional dapat ditinjau dari sudut pandang
berikut :
• Dari pengertian Produk Nasional Kotor (Gross National Product) Keselu-
ruhan dari barang dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh suatu masyarakat di dalam
waktu tertentu , biasanya satu tahun. Mengenai barang-barang disini meliputi baik
barangbarang konsumsi maupun barang-barang investasi. Nilai barang produksi
tersebut dinyatakan dengan uang pada harga pasar yang berlaku. Sedangkan barang
dan jasa yang dimasukkan untuk menyusun Pendapatan Nasional hanyalah barang-
barang yang merupakan final goods. Hal ini dilakukan guna menghindari terjadinya
perhitungan rangkap.
• Dari pengertian Pendapatan Nasional Kotor (Gross National Income) Ke-
seluruhan pendapatan yang diterima oleh suatu masyarakat, dalam pengertian main
power yang umumnya mempunyai jangka waktu satu tahun. Pendapatan di sini
meliputi balas jasa baik terdapat proses produksi secara langsung ikut serta di dalam

5
proses produksi. - Golongan pendapatan yang diterima oleh orangorang yang secara
langsung ikut serta dalam suatu proses produksi pemilik tanah akan menerima sewa
tanah. Pemilik tenaga kerja akam memperoleh balas jasa berupa upah/gaji.
Pengusaha/interprenuer akan memperoleh balas jasa dalam bentuk laba.Go-
longan pendapatan yang diperoleh oleh orangorang yang tidak langsung terlihat
pada proses produksi, yaitu : Orang-orang yang mempunyai pekerjaan secara bebas,
seperti dokter, dan pengacara. Orang-orang yang bekerja di dalam suatu lembaga
atau organisasi seperti pegawai negeri, dan ABRI.

Arti Penting Pendapatan Nasional


Pentingnya mengetahui besarnya Pendapatan Nasional antara lain adalah :
• Pendapatan Nasional itu merupakan alat ukur bagi tinggi rendahnya tingkat
hidup atay kemkmuran suatu bangsa. Secara kuantitatif tingkat hidup atau kemak-
muran suatu bangsa itu ditentukan oleh perbandingan antara jumlah Pendapatan Na-
sional dengan jumlah penduduknya. Konsep ini biasa kita kenal dengan istilah pen-
dapatan perkapita. Walaupun pendapatan perkapita itu sendiri belum menggam-
barkan tingkat kemakmuran seluruh rakyat.
• Pendapatan Nasional berguna untuk mengetahui struktur prekonomian suatu
negara. Hal tersebut bisa dilihat dari sumbangan tiap-tiap sektor kegiatan ekonomi
terhadap pembentukan Pendapatan Nasional.
• Pendapatan Nasional berguna untuk menentukan dan kemudian menyusun
sebagai kebijakan yang dipandang perlu. Dari sektor pertanian umpamanya, dapat
disusun berbagai kebijakan seperti pengadaan pangan, industry pupuk, irigasi dan
sebagainya.
• Pendapatan Nasional berguna untuk mengetahui dan membandingkan
kegiatan ekonomi masyarakat dari tahun ke tahun. Hal ini kaitannya dengan gerak
gelombang kehidupan ekonomi (konjungtur).

6
B. Jenis-Jenis Pendapatan Nasional
Istilah Pendapatan Nasional merupakan pengertian yang agak komplek.
Dalam istilah Pendapatan Nasional terkandung lima tingkat pendapatan.
Adapun ke lima tingkat pendapatan yang dimaksud adalah sebagai berikut :

Produk Nasional Kotor (Gross National Product)


GNP adalah jumlah nilai dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu
masyarakat dalam waktu satu tahun berdasarkan harga pasar yang berlaku.
Dalam menghitung besarnya GNP berdasarkan harga pasar, haruslah diper-
hatikan jangan sampai terjadi perhitungan ganda (double accounting). Dalam
konsep GNP ini meliputi barang-barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh
warna negara suatu negara, baik yang ada di dalam negeri ataupun yang ada di
luar negeri.

Produk Nasional Bersih (Net National Product)


NNP diperoleh dari jumlah GNP setelah dikurangi dengan barang modal
untuk penggantian. Tentang penyusutan bagi peralatan produksi yang terpakai
dalam proses produksi umumnya bersifat tapsiran, sehingga mungkin saja ku-
rang tepat dan dapat menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil.

Pendapatan Nasional Bersih (Net National Income)


Net National Income (NNI) diperoleh dari NNP setelah dikurangi dengan
pajak tidak langsung. Yang dimaksud dengan pajak tidak langsung adalah pa-
jak yang bebannya dapat digeserkan kepada pihak lain. Misalnya penjualan
pajak import dan sebagainya.

Personal Income
Personal Income ini dapat diperhitungkan dari NNI dikurangi dengan :
• Pajak Perseroan, yaitu pajak yang dibayar oleh setiap badan usaha
kepada pemerintah.

7
• Laba yang tidak dibagi, yaitu sejumlah laba yang tetap ditahan di
dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu, misalnya untuk keperluan
perluasan perusahaan.
• Iuran pensiun yaitu iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja
dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah
tenaga kerja tersebut mencapai umur tertentu dan tidak lagi bekerja.
Untuk personal income ini harus kita tambahkan dengan transfers pay-
ment. Yang dimaksud trnasfers patment adalah pembayaran-pembayaran di
negaranegara yang dibayarkan kepada orang-orang tertentu, dan pembayaran
tersebut bukan merupakan balas jasa atas keikutsertaannya dalam proses pro-
duksi tahun sekarang, melainkan sebagai balas jasa untuk tahuntahun se-
belumnya, atau pembayaran pada seseorang yang sebenarnya berasal dari in-
come orang lain.
Adapun contoh-contoh dari transfers payment adalah :
 Pembayaran kepada orang yang sudah pensiun.
 Tunjangan para veteran.
 Dana-dana social (pembayaran untuk para pengangguran)

Disposable Income
Disposable Income adalah sejenis pendapatan yang siap untuk diman-
faatkan. Disposable income ini diperoleh dari personal income setelah diku-
rangi dengan pajak langsung. Yang dimaksud pajak langsung adalah pajak
yang bebannya tidak dapat digeserkan kepada pihak lain/langsung ditanggung
jawab oleh wajib pajak. Misalnya pajak pendapatan.
Dari penjelasan yang menyangkut jenis-jenis pendapatan nasional di atas
selanjutnya dapat disederhanakan sebagai berikut :
• Gross National Product (GNP) terdiri atas :
a. Upah + tunjangan (wages and supplement to employees).

8
b. Penghasilan perusahaan perseorangan (net income of unincorporated
enterprise).
c. Persewaan rumah, tanah (rent).
d. Bunga (interest).
e. Devident.
f. Keuntungan perusahaan yang tidak dibagikan (net corporated Profit).
g. Pajak perusahaan (indirect bisiness taxes).
h. Pajak tidak langsung (indirect taxes).
i. Penyusutan (depreciation).
• GNP (-) depreciation = NNP
(NNP = a sampai dengan h)
• NNP (-) indirect taxes = NNI
(NNI = a sampai dengan g)
• Personal Income = NNI
(-) net coporated profit
(-) business tax
(-) social security tax contribution
(+) transfers payment
• Disposable Income = Personal Income – Pajak Langsung

C. Cara Perhitungan Pendapatan Nasional


Ada tiga cara yang dipergunakan untuk menghitung besarnya pendapatanna-
sional. Ketiga cara/metode yang dimaksud secara berturut-turut adalahsebagai
berikut :
Cara/Metode Produksi
Cara yang pertama dilakukan dengan jalan menjumlahkan nilai tambah
yang diwujudkan oleh berbagai sektor dalam perekonomian. Penggunaan cara
itu dalam menghitung pendapatan nasional, disamping untuk mengetahui be-
sarnya sumbangan berbagai sektor ekonomi di dalam mewujudkan pendapatan
nasional, juga sebagai salah satu cara untuk menghindari perhitungan dua kali

9
yaitu dengan hanya menghitung nilai produk netto yang diwujudkan pada
berbagai tahap proses produksi.
Cara/Metode Pengeluaran
Perhitungan Pendapatan Nasional dengan cara pengeluaran dilakukan
dengan jalan menjumlahkan nilai barang-barang jadi yang dihasilkan dalam
perekonomian. Dalam menghitung nilai pendapatan nasional menurut cara
pengeluaran adalah penting untuk membedakan dengan sebaik
baiknya diantara barang-barang jadi dan barang-barang setengah jadi. Tin-
dakan itu dilakukan, untuk menhindari terjadinya perhitungan dua kali atas ni-
lai barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksikan.
• Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Nilai belanja yang dilakukan
oleh rumah tangga untuk membeli berbagai jenis kebutuhannya dalam satu
tahun tertentu dinamakan pengeluaran konsumsi rumah tangga. Tidak semua
transaksi yang dilakukan oleh rumah tangga digolongkan sebagai konsumsi
(rumah tangga). Pengeluaran untuk membeli rumah digolongkan sebagai in-
vestasi.
• Pengeluaran Pemerintah Berbeda dengan rumah tangga, yang membeli
barang untuk memenuhi kebutuhannya, pemerintah membeli barang terutama
untuk kepentingan masyarakat. Yang termasuk dalam pengeluaran ini antara
lain pengeluaran untuk menyediakan fasilitas pendidikan dan kesehatan, pen-
geluaran gaji untuk pegawai pemerintah dan juga pengeluaran untuk mengem-
bangkan insfrastruktur untuk kepentingan masyarakat.
• Pembentukan Modal Sektor Swasta Pembentukan modal sektor swasta
akan lebih penting dinyatakan sebagai investasi. Yang dimaksud dalam pem-
bentukan modal sekor swasta adalah pengeluaran untuk membeli barang
modal yang dapat menaikkan produksi barang dan jasa di masa akan datang.
• Eksport Neto Yang dimaksud dengan eksport neto adalah nilai eksport
yang dilakukan suatu negara dalam suatu tahun tertentu dikurangi dengan nilai
import dalam periode yang sama. Eksport suatu negara biasanya terdiri dari
barang dan jasa yang dihasilkan di dalam negeri.

10
Cara/Metode Pendapatan
Penghitungan pendapatan nasional dengan metode pendapatan ini dapat
dilakukan dengan cara menghitung jumlah pendapatan dari seluruh warga ne-
gara/masyarakat yang berasal dari penggunaan faktor-faktor produksi. Adapun
golongangolongan masyarakat yang mempunyai pendapatan itu adalah :
 Pendapatan para pekerja, yaitu gaji dan upah.
 Pendapatan dari usaha perseorangan (perusahaan perseorangan).
 Pendapatan dari sewa.
 Bunga Neto, yaitu seluruh nilai pembayaran bunga yang di-
lakukan dikurangi bunga atas pinjaman konsumsi dan bunga pin-
jaman pemerintah.
 Pendapatan dari keuntungan perusahaan.
Di negara maju, dimana administrasi perpajakannya sudah demikian maju
dan tertib, kesadaran tentang pentingnya arti perpajakan sudah demikian
tingginya, maka jumlah pendapatan masyarakat dapat diketahui melalui pa-
jakpendapatan. Hal yang demikian tentunya kemungkinan kecil diterapkan
di indonesia. Kesadaran wajib pajak dinegara kita masih sangat memperi-
hatikan, orang indonesia lebih cenderung untuk menghidari dari kewajiban
pajak, daripada dengan sadar menjadi wajib pajak yang baik.

11
D. Konsep Keseimbangan Pendapatan Nasional Konsumsi dan Penentuan
Pendapatan Nasional (GNP)

Keynes menyatakan bahwa pengeluaran konsumsi ( C ) terutama tergantung


dari pendapatan ( Y ), makin tinggi pendapatan makin tinggi konsumsi Keing-
inan untuk melakukan konsumsi (Marginal propensity to consume) yang me-
nunjukkan perubahan konsumsi per unit dan perubahan pendapatan = MPC =
Δ C / Δ Y yang besarnya kurang dari 1. Misalnya, b = 0,6 berarti bahwa ke-
naikan pendapatan sebesar Rp.1.000,- akan menambah pengeluaran konsumsi
sebesar Rp 600,-(yang berarti pula penambahan tabungan sebesar Rp 400,-)
Keinginan untuk melakukan menabung (Marginal propensity to save) yakni
tambahan tabungan yang diakibatkan oleh adanya tambahan pendapatan MPS
= Δ S /Δ Y 3. Perubahan Pendapatan Nasional Apakah Y ekuilibrium akan
bertahan lama ? Jawabannya ya, apabila tidak ada perubahan fungsi konsumsi
(dan dengan demikian juga fungsi tabungan) dan fungsi investasi. Kalau bisa
bertahan lama, apakah hal ini menunjukkan suatu keadaan yang baik ? ya,
apabila Y ekuilibrium berada dalam keadaan full employment. Tetapi Keynes
tidak memberikan jaminan bahwa Y ekuilibrium mesti dalam full employ-
ment. Keadaan ini mungkin terjadi, tetapi hanya karena kebetulan saja, bukan
secara otomatis. Alasannya, pengeluaran investasi sifatnya tidak stabil. Pen-
gusaha akan memperkecil pengeluaran investasinya manakala harapannya un-
tuk menjual outputnya kecil. Akibatnya, keinginan untuk melakukan investasi
turun dan dengan sendirinya pendapatan nasional juga turun. Perubahan di
dalam pengeluaran ( C dan I ) akan menyebabkan perubahan dan GNP. Pe-
rubahan dalam pengeluaran dalam arti perubahan yang sifatnya autonomous
(independent atau tidak tergantung daripada GNP) Tetapi, dalam proses multi-
plier bahwa perubahan pengeluaran yang sifatnya autonomous selanjutnya
mengakibatkan adanya perubahan pengeluaran yang disebut dengan induced
(yang dalam contoh proses Diktat Pengantar Ekonomi Makro Oleh: R.Agoes
Kamaroellah 38 multiplier berupa perubahan pengeluaran konsumsi) Makin
besar MPC, makin besar pula perubahan GNP. Keynes membagi sifat pen-
geluaran kedalam autonomous dan induced. Dia berkeyakinan bahwa pada
dasarnya pengeluaran konsumsi itu sifatnya induced (tergantung dari pendap-
atan) sedang pengeluaran investasi sifatnya autonomous (tidak tergantung dari
pendapatan, tetapi tergantung pada tingkat bunga dan keuntungan yang di-
harapkan) Menurut Keynes, masalah utama dalam ekonomi makro adalah
bahwa perubahan dalam pengeluaran yang sifatnya autonomous akan menye-
babkan terjadinya fluktuasi dalam kegiatan ekonomi melalui proses multiplier.
Perubahan GNP akan mengakibatkan terjadinya unemployment, apabila pen-
geluaran autonomous turun dibawah tingkat full employment GNP. Seba-
liknya akan terjadi inflasi apabila pengeluaran autonomous naik sedangkan
GNP sudah ada pada keadaan full employment. Dalam hal ini resep yang dia-
jukan kaum klasik adalah tidak berbuat apa-apa (do nothing – laissez faire)
dalam jangka panjang akan tercapai full employment dan sekaligus ekuilib-
rium. Keynes resepnya do something (campur tangan pemerintah) dalam

12
jangka pendek. Sebab katanya: “ dalam jangka panjang kita ini senua mati”
(in the long run we are all dead) oleh sebab itu, analisis ekonomi makro
Keynes lebih menitikberatkan pada analisis jangka pendek. Untuk menghitung
berapa besar pertambahan pendapatan nasional (Δ Y) dari pertambahan inves-
tasi yang dilakukan dapat dirumuskan sebagai berikut: Δ Y = k . Δ I Dimana :
Δ Y adalah tambahan pendapatan nasional k adalah koefisien multiplier Δ Y
adalah tambahan investasi Sedangkan untuk menentukan koefisien multiplier
untuk negara yang menganut system ekonomi terbuka / mengadaklan hubun-
gan dengan luar negeri / eksport dan import, dapat dipergunakan rumus seba-
gai berikut: Diktat Pengantar Ekonomi Makro Oleh: R.Agoes Kamaroellah 39
k = 1 {1 - ( MPC – MPM) } Dimana : k : koefisien multiplier MPC : hasrat
tambahan untuk konsumsi (Marginal propencity to consume = Δ C Δ Y
MPM : hasrat tambahan untuk import (Marginal propencity to import = Δ M
Δ Y Contoh : MPC = 0,90 MPM = 0,15 Δ I = 800 trilyun Berapakah tamba-
han pendapatan nasional yang diharapkan (Δ Y) ? Jawab : MPC = 0,90 MPM
= 0,15 Δ I = 800 trilyun 1 k = {1 - ( MPC – MPM) } = 1 1 - ( 0.90 – 0,15) = 1
1 = =4 1 - 0,75 0,25 Jadi tambahan pendapatan nasional yang diharapkan ( Δ
Y ) Δ Y = k . Δ I 1. x 800 trilyun = 3.200 trily

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian tentang Pendapatan Nasional dapat ditinjau dari sudut pandang
berikut : Dari pengertian Produk Nasional Kotor (Gross National Product) Ke-
seluruhan dari barang dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh suatu masyarakat di
dalam waktu tertentu , biasanya satu tahun.
Yang dimaksud trnasfers patment adalah pembayaran-pembayaran di ne-
garanegara yang dibayarkan kepada orang-orang tertentu, dan pembayaran terse-
but bukan merupakan balas jasa atas keikutsertaannya dalam proses produksi
tahun sekarang, melainkan sebagai balas jasa untuk tahuntahun sebelumnya, atau
pembayaran pada seseorang yang sebenarnya berasal dari income orang lain.
Penggunaan cara itu dalam menghitung pendapatan nasional, disamping untuk
mengetahui besarnya sumbangan berbagai sektor ekonomi di dalam mewujudkan
pendapatan nasional, juga sebagai salah satu cara untuk menghindari perhitungan
dua kali yaitu dengan hanya menghitung nilai produk netto yang diwujudkan
pada berbagai tahap proses produksi.
Daftar Pustaka

1. Rujukan Utama
1.1 Dembrug, F Thomas. 1992 Makro Ekonomi : Konsep, Teori dan Kebijakan,
Jakarta : Erlangga ( Edisi Terjemah).
1.2 Sukirno, S. 1995. Pengantar Teori Makro Ekonomi. Jakarta : Rajawali Pers.
1.3 Mangkusubroto, G. 1992. Teori Ekonomi Makro. Yogyakarta : Bagian Pener-
bit STIE
1.4 Soediyono, 1995. Ekonomi Makro : Pengantar Analisa Pendapatan Nasional.
Yogyakarta : Liberty
2. Rujukan Pengayaan
2.1 Sobri,1992. Ekonomi Makro. Yogyakarta ; BPFE-UII
2.2 Kelana, S. 1996. Teori Ekonomi Makro. Jakarta : PT. Rajawali Grafindo Per-
sada
2.3 Wiratmo, M. 1994. Sinopsis Pengantar Ekonomi Makro. Yogyakarta : Media
Widya Mandala.
2.4 Samuelson dan William, 1992. Ekonomi. Jakarta : Erlangga (Edisi Terjema-
han)

Referensi Internet

Esensi Ekonomi Makro Penulis : Priyono dan Teddy Chandra

12

Anda mungkin juga menyukai