Anda di halaman 1dari 43

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

PADA KELUARGA TN. R DENGAN NY.A HAMIL TRIMESTER III


DI DESA SUNGAI PINANG LAMA RT 3 WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SUNGAI TABUK 2
TAHUN 2021

Disusun untuk memenuhi mata kuliah Praktik Kebidanan Komunitas


Dosen Pembimbing :
1. Hj. Erni Setiawati S.Si.,M.Pd
2. Darmayanti S.Si.T.,M.Kes

Disusun Oleh :
1. Gina Shofia NIM.P07124119030
2. Khairina NIM.P07124119034
3. Laili Udhayati NIM.P07124119035
4. Maessy Wulan sari NIM.P07124119040

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM
DIPLOMA TIGA KEBIDANAN
TAHUN 2021

i
LEMBAR PERSETUJUAN PENGAMBILAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS


PADA KELUARGA TN. R DENGAN NY.A HAMIL TRIMESTER III
DI DESA SUNGAI PINANG LAMA RT 3 WILAYAH KERJA PUSKESMAS
SUNGAI TABUK 2
TAHUN 2021

Oleh :
Kelompok 3

Telah dikonsultasikan dan disetujui oleh pembimbing Asuhan Keluarga pada


Komunitas untuk diajukan sebagai salah satu tugas Praktik Kebidanan Komunitas
bagi mahasiswa Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banjarmasin
Jurusan Kebidanan Semester V.

Banjarbaru, Desember 2021


Pembimbing Lahan Praktik Wakil Mahasiswa

Khairina
NIP. NIM.

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS


PADA KELUARGA TN. R DENGAN NY.A HAMIL TRIMESTER III
DI DESA SUNGAI PINANG LAMA RT 3 WILAYAH KERJA PUSKESMAS
SUNGAI TABUK 2
TAHUN 2021

Oleh :
Kelompok 3

Telah dikonsultasikan dan disetujui oleh pembimbing Asuhan Keluarga pada


Komunitas untuk diajukan sebagai salah satu tugas Praktik Kebidanan Komunitas
bagi mahasiswa Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banjarmasin
Jurusan Kebidanan Semester V.

Martapura, Desember 2021


Pembimbing Institusi I Pembimbing Institusi II

Hj. Erni Setiawati S.Si.,M.Pd Darmayanti S.Si.T.,M.Kes


NIP.195910101981032005 NIP.197310021993022001

iii
LEMBAR PENGESAHAHAN

Asuhan Kebidanan Komunitas Pada Keluarga Tn. R Dengan Ny.A Hamil


Trimester III Di Desa Sungai Pinang Lama Rt 3 Wilayah Kerja Puskesmas Sungai
Tabuk 2 Tahun 2021 ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing.

Pada Tanggal, Februari 2022

Pembimbing Institusi Pembimbing Institusi

Hj. Erni Setiawati S.Si.,M.Pd Darmayanti S.Si.T.,M.Kes


NIP.195910101981032005 NIP.197310021993022001

Mengetahui,

Politeknik Kesehatan Kemenkes Banjarmasin


Ketua Jurusan Kebidanan

Hapisah,S.SiT.,M.PH
NIP.197006211991012001

iv
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga pembuatan laporan yang berjudul ”Asuhan
Kebidanan Komunitas Pada Keluarga Tn.R di Desa Sungai Pinang Lama RT 03
Wilayah Kerja Puskesmas Tahun 2021”.
Dalam proses penyusunan laporan ini mulai dari persiapan sampai tahap
akhir penulis sadar sepenuhnya bahwa banyak mendapat bantuan dan masukan
dari berbagai pihak baik berupa bimbingan, pengarahan maupun keterangan-
keterangan serta dorongan sehingga laporan ini dapat terselesaikan Pada
kesempatan ini pula penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Direktur Poltekkes Kemenkes Banjarmasin.
2. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarmasin
3. Pimpinan Puskesmas Kecamatan Martapura Timur beserta stafnya
4. Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
5. Kaprodi Diploma Tiga Jurusan Kebidanan.
6. Seluruh Staf pengajar jurusan Kebidanan yang telah banyak memberi arahan dan
bimbingan.
7. Ibu bidan Innayatul Wahidah,A.Md.Keb selaku Pembimbing Lahan Praktik
Kebidanan Komunitas di Desa Sungai Pinang Lama
8. Tn. R beserta keluarga selaku responden
9. Semua pihak yang telah membantu.
Dan semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Kami
menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang dapat membangun sangat kami harapkan.

Banjarbaru, Desember 2021

Penyusun

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN PENGAMBILAN KASUS....................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1
B. Tujuan..........................................................................................................3
BAB II KONSEP DASAR
A. Asuhan Kebidanan Komunitas.....................................................................5
B. Konsep Keluarga..........................................................................................9
C. Konsep Dasar Kehamilan............................................................................11
D. Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Keluarga.........................................24
BAB III ASUHAN KELUARGA
A. Pengkajian 29
B. Analisis data 35
C. Penentuan Prioritas masalah (Masalah Kebidanan dari kacamata
keluarga/masyarakat).................................................................................36
D. Asuhan Kebidanan.....................................................................................37
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................................38
B. Saran .........................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

vi
DAFTAR LAMPIRAN

1. Planning Of Action ( POA )


2. Genogram keluarga Bapak R.
3. Denah rumah keluarga Bapak R
4. Format pengkajian keluarga Bapak R
5. Satuan Acara Penyuluhan ( SAP )
6. Presensi kegiatan
7. Media atau Alat yang digunakan dalam pelaksanaan seperti leafleat/bookleet
8. Dokumentasi
9. Lembar Konsultasi Bimbingan

vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan unit terkecil kehidupan manusia yang mempunyai
arti dan aspek social. Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
anggota keluarga dengan menjalankan fungsi biologi, fungsi pendidikan, fungsi
psikis, fungsi sosiokultural, serta fungsi kesehatan.
Keluarga menjadi unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam
meningkatkan derajat kesehatan komunitas. Apabila setiap keluarga sehat, akan
tercipta komunitas yang sehat pula. Masalah kesehatan yang dialami oleh salah
anggota keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga yang lain, mempengaruhi
sistem keluarga, komunitas setempat bahkan komunitas global. Dengan demikian
kesehatan dan kemandirian keluarga merupakan kunci utama pembangunan
kesehatan masyarakat
Kebidanan Komunitas adalah segala aktivitas yang dilakukan oleh Bidan
untuk menyelamatkan kliennya dari gangguan sehatan. Tujuan pelayanan
kebidanan komunitas adalah meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam
keluarga, sehingga terwujud keluarga sehat dan sejahtera pada komunitas tertentu.
(Ulfah, 2020, hal. 296)
Pelayanan kebidanan komunitas ini didasarkan pada perhatian terhadap
kehamilan sebagai suatu bagian penting dari kesehatan dan bayi baru lahir sebagai
suatu proses yang normal dan proses yang ditunggu-tunggu pada kehidupan
semua wanita. (Ulfah, 2020, hal. 298)
Penyebab terbanyak kematian ibu di Indonesia pada tahun 2019 adalah perdarahan,
hipertensi dalam kehamilan, infeksi, gangguan metabolik, dan lain lain (Kemenkes
RI, 2019). Sekitar 25-50%  kematian ibu disebabkan masalah yang berkaitan dengan
kehamilan, persalinan, dan nifas (WHO, 2018). Intervensi yang dilakukan untuk
menurunkan angka kematian dan kesakitan ibu dan neonatal yaitu melalui
peningkatan pelayanan antenatal yang mampu mendeteksi dan menangani kasus
risiko tinggi secara memadai, pertolongan persalinan yang bersih dan aman oleh
tenaga kesehatan terampil, pelayanan pasca persalinan dan kelahiran serta
pelayanan emergensi obstetrik dan neonatal dasar (PONED) dan komprehensif

1
(PONEK) yang dapat dijangkau secara tepat waktu oleh masyarakat yang
membutuhkan.
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan
(antenatal care). Pemeriksaan ANC (Antenatal Care) merupakan pemeriksaan
kehamilan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan fisik dan mental pada
ibu hamil secara optimal, hingga mampu menghadapi masa persalinan, nifas,
menghadapi persiapan pemberian ASI secara eksklusif, serta kembalinya
kesehatan alat reproduksi dengan wajar
Pelayanan kesehatan ibu hamil diwujudkan melalui pemberian pelayanan
antenatal minimal 6 kali selama yaitu: 2 kali pada trimester I (kehamilan hingga
12 minggu), 1 kali pada trimester II (kehamilan diatas 12-24 minggu) dan 3 kali
pada trimester III (kehamilan diatas 24-40 minggu). (Kemenkes RI, 2020, hal. 16)
Pelayanan antenatal care diberikan dengan standar 10T, meliputi timbang
berat badan dan ukur tinggi badan, pemeriksaan tekanan darah, pengukuran
lingkar lengan atas (LILA), pengukuran tinggi fundus uteri, menentukan
presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), skrining status imunisasi tetanus
toksoid (TT), pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan, tes
laboratorium pelayanan asuhan persalinan yang bersih dan aman, pelayanan
neonatus dengan melakukan kunjungan, tatalaksana kasus, temu wicara
(konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
serta KB paska persalinan.
Pada saat melaksanakan kegiatan pendataan pada mata kuliah praktik
kebidanan komunitas di Desa Sungai Pinang Lama RT 03 didapatkan keluarga
Tn.R (29 tahun), Tipe kelurga Tn. “M” adalah keluarga inti (nuclear family)
dengan struktur keluarga Patrilokal yang terdiri dari Tn. “R” selaku kepala
keluarga, Tn. “R” selaku ayah, Ny. “N” selaku istri, An. “H ” dan An.A selaku
anak.
Penulis telah melakukan pengkajian di wilayah kerja puskesmas Sungai
Tabuk di dapatkan seorang ibu hamil yaitu Ny. N umur 37 tahun G 3P2A0 hamil 28
minggu, setelah dilakukan anamnesa pemeriksaan serta pengkajian pada ibu
tersebut didapatan bahwa ibu hamil 28 minggu fisiologis dengan usia 37
tahun,tinggi badan 149 cm, BB 45 kg, LILA 23 cm. pada kehamilan sekarang ibu

2
mengeluh agak sedikit pusing. Ibu mengatakan bahwa hanya 1 kali memeriksakan
kehamilannya pada trimester III yaitu pada usia kehamilan 28 minggu. Alasan
Ny.N tidak memeriksakan kehamilannya adalah karena tidak ada yang mengantar
kefasilitas kesehatan terdekat atau kebidan dan juga karena waktu yang
dihabiskan Ny.N kebanyakan untuk bertani. Dan setelah kami lihat buku KIA
Ny.N ternyata memang benar Ny.N hanya sekali memeriksakan kehamilannya.
Berdasarkan uraian di atas sangat penting bagi bidan dalam memberikan
asuhan kebidanan pada keluarga ibu hamil, yang mana Ny.N sendiri sangat
kurang untuk memeriksakan kehamilannya. dan mengkaji lebih dalam pada ibu
hamil Ny. N guna mendeteksi secara dini dan mencegah terjadinya komplikasi
selama kehamilan, sehingga bidan dapat mempersiapkan langkah-langkah dalam
melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny. N walaupun kondisi ibu dalam
kondisi baik.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat menerapkan asuhan keluarga melalui pendekatan
manajemen data SOAP pada Tn.R dan keluarga yaitu Ny.N serta An.H dan
An.A
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian pada Keluarga Tn.”R
b. Mahasiswa dapat merumuskan prioritas masalah dari permasalahan yang
telah ditemukan
c. Mahasiswa dapat membuat analisa data dari permasalah yang telah
ditemukan.
d. Mahasiswa dapat melakukan asuhan kebidanan kepada Ny.”N” dengan
metode penyuluhan standar kunjungan ANC .

3
BAB II
KONSEP DASAR

A. Asuhan Kebidanan Komunitas


1. Pengertian Kebidanan Komunitas
Menurut WHO, komunitas adalah suatu kelompok social yang
ditentukan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang
sama, serta ada rasa saling mengenal dan interkasi antara anggota
masyarakat yang satu sama yang lainnya (Pinem, 2016: 8).
Kebidanan kesehatan komunitas adalah pelayanan kebidanan
profesional yang ditunjukkan pada masyarakat dengan penekanan pada
kelompok risiko tinggi, dalam upaya mencapai derajat kesehatan yang
optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan
menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi pelayanan keperawatan (Dawkin dalam Turrahmi, 2017: 4).
2. Tujuan Asuhan Kebidanan Komunitas
Menurut Elly Dwi Wahyuni (2018). Tujuan kebidanan komunitas
mencakup tujuan umum dan tujuan khusus berikut ini.
a. Tujuan umum
Seorang bidan komunitas mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, khusunya kesehatan perempuan diwilayah kerjanya,
sehingga masyarakat mampu mengenali masalah dan kebutuhan
serta mampu memecahkan masalahnya secara mandiri.
b. Tujuan Khusus
1) Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas
sesuai dengan tanggung jawab bidan.
2) Meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan
persalinan, perawatan nifas dan perinatal secara terpadu.
3) Menurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan risiko
kehamilan, persalinan, nifas, dan perinatal.

4
4) Mendukung program-program pemerintah lainnya untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian pada ibu dan anak.
5) Membangun jaringan kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh
masyarakat setempat atau terkait.
3. Sasaran Kebidanan Komunitas
Menurut Karyawati dkk (2015) fokus/sasaran kebidanan komunitas
dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Sasaran umum
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), organisasi masyarakt, tokoh
masyarakat dan kelompok masyarakat.
b. Sasaran Khusus
1) Individu
Indiviidu adalah anggota keluarga sebagai satu kesatuan utuh dari
aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran bidan
komunitas adalah membantu individu agar memenuhi kebutuhan
dasarnya karena adanya kelemahan fisik, metal yang dialami,
keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemauan menuju
kemandirian.
2) Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal
disuatu tempat dibawah satu atap yang saling ketergantungan.
3) Kelompok khusus
Kelompok khusus adalah sekumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis, usia, permasalahan (problem). Berdasarkan
permasalahan dan kebutuhan yang dihadapi, kelompok khusus
dibagi menjadi 3 yaitu :
a) Kelompok kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhan yaitu ibu hamil dan bersalin,
kelompok ibu nifas, kelompok bayi, kelompok balita, kelompok
anak usia sekolah, kelompok usia lanjut.

5
b) Kelompok dengan kesehatan khusus yang mmerlukan
pengawasan dan bimbingan serta asuhan, misalnya kelompok
cacat mental.
c) Kelompok dengan risiko tinggi terserang penyakit, yaitu PSK,
kelompok penyalahgunaan obat dan narkotika.
4. Prinsip Asuhan Kebidanan Komunitas
Menurut Elly Dwi Wahyuni (2018), prinsip pelayanan asuhan kebidanan
komunitas adalah sebagai berikut:
a. Kebidanan komunitas sifatnya multi disiplin, meliputi ilmu kesehatan
masyarakat, social, psikologi, ilmu kebidanan dan lain-lain yang
mendukung peran dikomunitas.
b. Berrpedoman pada etik profesi kebidanan yang menjunjung berkat
dan martabat kemanusiaan klien.
c. Ciri kebidanan komunitas adalah menggunakan populasi sebagai unit
analisis, populasi tersebut berupa kelompok sasaran yang terdiri atas
jumlah perempuan, jumlah epala keluarganya, jumlah neonatus dan
jumlah balita.
d. Keberhasilan diukur melalui adanya kerjasama dengan berbagai mitra
seperti PKK, kader kesehatan, perawat, dokter, dan lain-lain
5. Strategi dalam pelaksanaan Kebidanan Komunitas
a. Pendekatan pada masyarakat
b. Pemasaran social
c. Menginformasikan pelayanan kebidanan tingkat dasar dan rujukan
d. Mengikutsertakan masyarakat dalam upaya peningkatan kesehatan
serta pelaksanaan program kesehatan di masyarakat.
B. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Menurut Deborah, dkk (2020, hal. 2), keluarga adalah sekelompok
orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah, atau adopsi yang
berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran social masing-
masing sebagai suami dan istri, ibu ayah dan anak, adik dan kakak, yang
menciptakan dan memelihara budaya bersama. Keluarga adalah dua orang

6
atau lebih yang hidup bersama sejak lahir, menikah atau melalui proses
adopsi.
2. Tipe Keluarga
Tipe keluarga dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
a.  Tipe keluarga tradisional
1) Nuclear family atau keluarga inti merupakan keluarga yang
terdiri atas suami,istri dan anak.
2) Dyad family merupakan keluarga yang terdiri dari suami istri
namun tidak memiliki anak
3) Single parent yaitu keluarga yang memiliki satu orang tua
dengan anak yang terjadi akibat peceraian atau kematian.
4) Single adult adalah kondisi dimana dalam rumah tangga hanya
terdiri dari satu orang dewasa yang tidak menikah
5) Extended family merupakan keluarga yang terdiri dari keluarga
inti ditambah dengan anggota keluarga lainnya
6) Middle-aged or erdely couple dimana orang tua tinggal sendiri
dirumah dikarenakan anak-anaknya telah memiliki rumah tangga
sendiri.
7) Kit-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersamaan
dan menggunakan pelayanan Bersama.
b. Tipe keluarga non tradisional
1) Unmarried parent and child family yaitu keluarga yang terdiri
dari orang tua dan anak tanpa adanya ikatan pernikahan.
2) Cohabitating couple merupakan orang dewasa yang tinggal
bersama tanpa adanya ikatan perkawinan.
3) Gay and lesbian family merupakan seorang yang memiliki
persamaan jenis kelamin tinggal satu rumah layaknya suami-
istri.
4) Nonmarital hetesexual cohabiting family, keluarga yang hidup
bersama tanpa adanya pernikahan dan sering berganti pasangan
5) Faster family, keluarga menerima anak yang tidak memiliki
hubungan darah dalam waktu sementara (Widagdo,2016).

7
C. Asuhan Antenatal Care di Komunitas
1. Pengertian Antenatal Care Di Komunitas
Menurut Kemenkes tahun 2018, pemeriksaan ANC (Antenatal
Care) merupakan pemeriksaan kehamilan yang bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan fisik dan mental pada ibu hamil secara optimal,
hingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan pemberian ASI
secara Eksklusif serta kembalinya kesehatan alat reproduksi dengan
wajar.
2. Tujuan Antenatal Care
a. Memantau kemajuan proses kehamilan demi memastikan kesehatan
pada ibu serta tumbuh kembang janin yang ada di dalamnya
b. Mengetahui adanya komplikasi kehamilan yang mungkin terjadi saat
kehamilan sejak dini, termasuk riwayat penyakit dan tindak
pembedahan
c. Meningkatkan seta mempertahankan kesehatan ibu dan bayi
d. Mempersiapkan proses persalinan sehingga bayi lahir dengan selamat
serta meminimalkan trauma yang kemungkinan terjadi pada masa
persalinan
e. Menurunkan jumlah kematian dan angka kesakitan pada ibu
f. Mempersiapkan person ibu dan keluarga untuk menerima kelahiran
anak agar mengalami tumbuh kembang dengan normal
g. Mempersiapkan ibu untuk melewati masa nifas dengan baik serta
dapat memberikan ASI secara eksklusif.
3. Standar Pelayanan Antenatal
Menurut Kemenkes RI (2018, hal. 8) pelayanan kesehatan ibu hamil
minimal 10 T, yaitu:
a. Timbang Berat Badan dan Ukur Tinggi Badan
Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin.
Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kilogram selama
kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap bulannya menunjukkan
adanya gangguan pertumbuhan janin. Pengukuran tinggi badan pada

8
pertama kali kunjungan dilakukan untuk menapis adanya faktor risiko
pada ibu hamil. Tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm
meningkatkan risiko untuk terjadinya cephalo pelvic Disproportion
(CPD).
b. Ukur Tekanan Darah
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah ≥
140/90 mmHg) pada kehamilan dan preeklampsia (hipertensi disertai
edema wajah atau tungkai bawah atau proteinuria
c. Nilai Status Gizi (Ukur Lingan Lengan Atas/LILA)
Pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontak pertama oleh tenaga
kesehatan di trimester I untuk skrining ibu hamil berisiko Kurang
Energi Kronis (KEK). Kurang energy kronis maksudnya ibu hamil
yang mengalami kekurangan gizi dan telahberlangsung lama
(beberapa bulan atau tahun) dimana ukuran LILA kurang dari 23,5
cm. ibu hamil dengan KEK akan dapat melahirkan Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR).
d. Ukur Tinggi Fundus Uteri
Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak
dengan umur kehamilan. Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan umur
kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin. Standar
pengukuran menggunakan pita pegukur setelah kehamilan 24
minggu.
e. Tentukan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ)
Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan
selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini
dimaksudkan untuk mengetahui letak janin. Jika pada trimester II
bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala janin belum masuk ke
panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau ada masalah
lain. Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya
setiap kali kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120 kali/

9
menit atau DJJ cepat lebih dari 160 kali/menit menunjukkan adanya
gawat janin.
f. Skrining Status Imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus
Toksoid (TT) bila diperlikan
Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus
mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil
dskrining status imunisasi dengan status imunisasi T-nya. Pemberian
imunisasi TT pada ibu hamil, disesuaikan dengan status imunisasi T
ibu saat ini. Ibu hamil minimal memiliki status imunisasi T2 agar
mendapatkan perlindungan terhadap infeksi tetanus. Ibu hamil
dengan status imunisasi Ts (TT Longlife0 tidak perlu diberikan
imunisasi TT lagi.
Pemberian imunisasi TT tidak mempunyai interval maksimal, hanya
terdapat interval minimal. Interval minimal pemberian imunisasi TT
dan lama perlindungannya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.2 Pemberian Vaksin TT
Antigen Interval (Pemberian Lama % Perlindungan
Waktu Minimal) Perlindungan
(tahun)
TT1 Pada kunjungan - -
pertama (sedini
mugkin pada
kehamilan)
TT2 4 minggu setelah TT 3 80
1
TT3 6 bulan setelah TT 2 5 95
TT4 1 tahun setelah TT 3 10 99
TT5 1 tahun setelah TT4 25-seumur 99
hidup

g. Beri Tablet Tambah Darah (Tablet Besi)


Setiap ibu hamil harus mendapat tablet tambah darah (tablet zat besi
dan asam folat) minimal 90 tablet selama kehamilan yang diberikan
sejak kontak pertama untuk mencegah anemia gizi besi.

10
h. Tes Laboraturium (Rutin dan Khusus)
Pemeriksaan laboraturium rutin adalah pemeriksaan laboraturium
yang harus dilakukan pada setiap ibu hamil yaitu golongan darah,
hemoglobin darah, HIV, sifilis, Hepatitis B dan pemeriksaan spesifik
daerah endemis/ epidemic (malaria dan lain-lain). Sementara
pemeriksaan laboraturium khusus adalah pemeriksaan laboraturium
lain yang dilakukan atas indikasi pada ibu hamil yang melakukan
kunjungan antenatal.
i. Tatalaksana/ Penanganan Kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal dan hasil pemeriksaan
laboraturium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus
ditangani sesuai dengan standard an kewenangan tenaga kesehatan.
Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan system
rujukan.
j. Temu Wicara (Konseling)
Temu wicara (konseling) dilakukan pada setiap kunjungan antenatal
yang meliputi:
1) Kesehatan ibu
2) Perilaku hidup bersih dan sehat
3) Peran suami/ keluarga dalam kehamilan dan perencanaan
persalinan
4) Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan
menghadapi komplikasi
5) Asupan gizi seimbang
6) Gejala penyakit meular dan tidak menular
7) Penawaran untuk melakukan tes HIV dan konseling di daerah
epidemic meluas dan terkonsentrasi atau ibu hamil dengan IMS
dan TB di daerah epidemic rendah
8) Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan pemberian ASI eksklusif
9) KB pasca persalinan
10) Imunisasi

11
11) Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan (Brain
Booster)
4. Standar Kunjungan Antenatal
Menurut Kemenkes RI (2020, hal. 16) periksa kehamilan minimal 6 kali
selama kehamilan dan minimal 2 kali pemeriksaan oleh okter pada
trimester 1 dan 3, yaitu:
a. 2 kali pada trimester I (kehamilan hingga 12 minggu)
b. 1 kali pada trimester II (kehamilan diatas 12-24 minggu).
c. 3 kali pada trimester III (kehamilan diatas 24-40 minggu).
5. Pelayanan Antenatal di Era Adaptasi Baru
Menurut Kemenkes RI (2020, hal.32) pelayanan antenatal di era adaptasi
baru, antara lain:
a. Pelaksanaan program berdasarkan zona wilayah
Tabel 2.3 Program Pelayanan bagi Ibu Hamil
Progra Zona Hijau (Tidak Zona Kuning (Risiko
m Terdampak/ Tidak Ada Rendah), Orange (Risiko
Kasus) Sedang), Merah (Risiko
Tinggi)
Kelas Dapat dilaksanakan Ditunda pelaksanaannya di
Ibu dengan metode tatap masa pandemi COVID-19
Hamil muka (maksimal 10 atau dilaksanakan melalui
peserta), dan harus media komunikasi secara
mengikuti protokol daring (Video Call,
kesehatan secara ketat. Youtube, Zoom).
P4K Pengisian stiker P4K Pengisian stiker P4K
dilakukan oleh tenaga dilakukan oleh ibu hamil
kesehatan pada saat atau keluarga dipandu
pelayanan antenatal. bidan/perawat/dokter
melalui media komunikasi.
AMP Otopsi verbal dilakukan Otopsi verbal dilakukan
dengan mendatangi dengan mendatangi keluarga
keluarga. Pengkajian atau melalui telepon.
dapat dilakukan dengan Pengkajian dapat dilakukan
metode tatap muka melalui media komunikasi
(mengikuti protokol secara daring (video
kesehatan) atau melalui conference).
media komunikasi secara
daring (video
conference).
Sumber; Kemenkes RI,2020,hal.32.

12
b. Pelayanan antenatal pada kehamilan normal minimal 6x dengan
rincian 2x ditrimester 1, 1x ditrimester 2, dan 3x ditrimester 3.
Minimal 2x diperiksa oleh dokter saat kunjungan 1 di trimester 1 dan
saat kunjungan ke 5 di trimester 3.
c. Rujukan terencana diperuntukkan bagi ibu dengan faktor risiko
persalinan dan ibu dengan faktor risiko COVID-19. Jika tidak ada
faktor risiko yang membutuhkan rujukan terencana. Pelayanan
antenatal selanjutnya dapat dilakukan di FKTP.
d. Janji temu/ teleregistrasi adalah pendaftaran ke fasilitas pelayanan
kesehatan untuk melakukan pemeriksaan antenatal, nifas, dan
kunjungan bayi baru lahir melalui media komunikasi
(telepon/SMS/WA) atau secara daring.
e. Skrining faktor risiko (penyakit menular, penyakit tidak menular,
psikologis kejiwaan, dan lain-lain) termasuk pemeriksaan USG oleh
dokter pada trimester I dilakukan sesuai dengan pendoman ANC
terpadu dan buku KIA.
f. Pada ibu hamil dengan kontak erat, suspek, protable, atau
terkonfirmasi COVID-19, pemeriksaan USG ditunda sampai ada
rekomendasi dari episode isolasonya berakhir. Pemantauan selanjutnya
dianggap sebagai kasus risiko tinggi.
g. Ibu hamil diminta mempelajari dan menerapkan buku KIA dalam
kehidupan sehari-hari.
h. Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) bagi ibu hamil dengan status
suspek, protable, atau terkonfirmasi positif COVID-19 dilakukan
dengan pertimbangan dokter yang merawat.
i. Pada ibu hamil suspek, probable dan terkonfirmasi positif COVID-19,
saat pelayanan antenatal mulai diberikan KIE mengenai pilihan IMD,
rawat gabung dan menyusui agar saat persalinan sudah memiliki
pemahaman dan keputusan untuk perawatan bayinya.
j. Konseling perjalanan untuk ibu hamil, ibu hamil sebaiknya tidak
melakukan perjalanan ke luar negeri atau kedaerah dengan transisi
local/ zona merah (risiko tinggi) dengan mengikuti ajuran perjalanan

13
(travel advisory) yang dikeluarkan pemerintah. Dokter harus
menanyakan riwayat perjalanan terutama dalam 14 hari terakhir dari
daerah dengan penyebaran COVID-19 yang luas.
D. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
1. Pengertian
PHBS merupakan kependekan dari Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat. Sedangkan pengertian PHBS adalah upaya untuk memberikan
pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisu bagi perorangan,
keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi,
memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan pimpinan, bina
suasana dan pemberdayaan masyarakat sebagai suatu upaya untuk
membantu masyarakat mengenali dan mengetahui masalahnya sendiri,
dalam tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan cara-cara hidup
sehat dalam rangka menjaga, memeliharan dan meningkatkan
kesehatannya.
2. Tujuan PHBS
Tujuan utama dari gerakan PHBS adalah meningkatkan kualitas
kesehatan melalui proses penyadartahuan yang menjadi awal dari
kontribusi individu – individu dalam menjalani perilaku kehidupan sehari
– hari yang bersih dan sehat. Manfaat PHBS yang paling utama adalah
terciptanya masyarakat yang sadar kesehatan dan memiliki bekal
pengetahuan dan kesadaran untuk menjalani perilaku hidup yang
menjaga kebersihan dan memenuhi standar kesehatan. (Zein dan Emir,
2019, hal. 24)
3. Tatanan PHBS di tatanan rumah tangga
Tatanan PHBS melibatkan beberapa elemen yang merupakan
bagian dari tempat beraktivitas dalam kehidupan sehari – hari. Berikut ini
5 tatanan PBHS yang dapat menjadi simpul – simpul untuk memulai
proses penyadar tahuan tentang perilaku hidup bersih sehat :

14
a) PHBS di Rumah tangga
PHBS tatanan rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan
anggota rumah tangga agar sadar, mau dan mampu melakukan
tindakan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah
risiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit
serta berperan aktif falam gerakan kesehatan masyarakat. (Zein dan
Emir, 2019, hal.24)
1) Sasaran PHBS tatanan rumah tangga, terbagi atas:
(a) Sasaran primer, yaitu sasaran utama anggota keluarga yang
bermasalah dan akan diubah perilakunya
(b) Sasaran sekunder, yaitu yang dapat memengaruhi individu
dalam keluarga yang bermasalah misalnya kepala keluarga,
ibu, orang tua, tokoh keluarga, kader, tokoh agama, tokoh
adat, tokoh masyarakat, petugas kesehatan dan lintas sector
terkait
(c) Sasaran tersier, yaitu sasaran yang diharapkan dapat menjadi
unsur pembantu dalam menunjang atau mendukung
pendanaan, kebijakan dan kegiatan tercapainya pelaksanaan
PHBS misalnya, kepala desa, lurah, camat, kepala
puskesmas, dan guru.
2) Indikator PHBS tatanan rumah tangga yaitu:
(a) Ibu bersalin ditolong oleh tenaga kesehatan
(b) Ibu hanya membeirkan ASI kepada bayinya
(c) Keluarga mempunyai jaminan pemeliharaan kesehatan
(JPKM)
(d) Anggota keluarga tidak merokok
(e) Olahraga atau melakukan aktivitas fisik secara teratur
(f) Makan dengan menu gizi seimbang
(g) Tersedia air bersih di rumah
(h) Tersedia jamban di rumah
(i) Kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni rumah
(j) Lantai rumah bukan dari tanah

15
b) PHBS di Institusi Pendidikan
PHBS tatanan institusi pendidikan adalah upaya pemberdayaan dan
pengingkatan kemampuan untuk berperilaku hidup bersih dan sehat
di tatanan institusi pendidkan. (Zein dan Emir, 2019, hal.24)
1) Sasaran
(a) Sasaran primer, yaitu murid dan guru yang bermasalah
(b) Sasaran sekunder, seperti kepala sekolah, guru, orang tua
murid, kader kesehatan sekolah, tokoh masyarakat dan
petugas kesehatan
(c) Sasaran tersier, misal kepala desa, lurah, camat, kepala
puskesmas, dinas kesehatan, guru, tokoh masyarakat dan
orang tua murid
2) Indikator PHBS tatanan institusi pendidikan, yaitu:
(a) Tersedia jamban yang bersih dan sesuai dengan jumlah siswa
(b) Tersedia air bersih atau air kran yang mengalir di setiap kelas
(c) Tidak ada sampah yang berserakan dan lingkungan sekolah
yang bersih dan serasi
(d) Ketersediaan usaha kesehatan sekolah yang berfungsi dengan
baik
(e) Siswa menjadi anggota dana sehat jaminan pelayanan
kesehatan masyarakat (JPKM)
(f) Siswa pada umumnya memiliki kuku pendek dan bersih
(g) Siswa tidak merokok
(h) Siswa ada yang menjadi dokter kecil (tingkat SD/MI) atau
dokter remaja (tingkat SMP/SMA) minimal 10%
c) PHBS di Tempat kerja
1) Tidak merokok di tempat kerja
2) Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja
3) Melakukan olahraga secara teratur atau aktivitas fisik
4) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan
sesudah buang air besar dan buang air kecil
5) Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja

16
6) Menggunakan air bersih
7) Menggunakan jamban saat buang air besar dan buang air kecil
8) Membuang sampah pada tempatnya
9) Menggunakan alat pelindung diri sesuai jenis pekerjaan
d) PHBS di Sarana kesehatan
1) Menggunakan air bersih
2) Menggunakan jamban
3) Membuang sampah pada tempatnya
4) Tidak merokok
5) Tidak meludah sembarangan
6) Memberantas jentik nyamuk
e) PHBS di Tempat umum
1) Menggunakan air bersih
2) Menggunakan jamban
3) Membuang sampah pada tempatnya
4) Tidak merokok
5) Tidak meludah sembarangan
6) Memberantas jentik nyamuk
7) Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih
8) Menutup makanan dan minuman
E. Manajemen Asuhan Kebidanan
Manajemen kebidanan adalah metode yang dipakai atau digunakan oleh
bidan dalam memberikan asuhan kebidanan sehingga langkah-langkah
kebidanan merupakan alur pikir bidan dalam memecahkan masalah atau
dalam pengambilan keputusan klinis. Metode pendokumentasian yang
digunakan dalam asuhan kebidanan adalah dengan SOAP.
SOAP meruapakan bentuk catatan yang bersifat sederhana, tertulis, jelas,
dan logis. Metode SOAP juga dikenal dengan metode 4 langkah yang terdiri
dari :
1. Data Subjektif  

17
Catatan ini berhubungan dengan masalah sudut pandang pasien. Mimik
pasien mengenai keluhan dan kekhawatirannya dicatat sebagai kutipan
langsung atau ringkasan yang berhubungan dengan diagnosa. 
Pada orang yang bisu, di bagian data di belakang “S” diberi 
tanda “O” atau “X” ini berarti sebuah kode yang menandakan orang itu
bisu. Data subyektif menguatkan diagnosa yang akan dibuat. 
2. Data Objektif
Data tersebut menunjukkan bahwa bukti gejala klinis pasien dan fakta
yang berhubungan dengan diagnosa. Data fisiologis, hasil observasi yang
jujur, informasi kajian teknologi (hasil laboratorium, sinar X,USG, dan
lain-lain) dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan
dalam kategori ini. Telah dapat diobservasi oleh bidan akan menjadi
komponen yang berarti dari diagnosa yang akan ditegakkan. 
3. Analisa/Assessment 
Keadaan pasien setiap saat bisa mengalami perubahan, dan akan
ditemukan informasi baru dalam data subjektif objektif, maka proses
pengkajian data akan menjadi sangat dinamis. Hal ini juga menuntut
bidan untuk sering melakukan analisis data yang dinamis tersebut dalam
rangka mengikuti perkembangan pasien.
4. Planning atau perencanaan 
Planning atau perencanaan adalah Membuat rencana asuhan saat itu dan
yang akan datang rencana asuhan disusun berdasarkan hasil analisis dari
interpretasi data. Keterkaitan antara manajemen kebidanan dan sistem
pendokumentasian soap.
Untuk menggambarkan keterkaitan antar manajemen kebidanan
sebagai pola pikir dengan pendokumentasian sebagai catatan dari asuhan
dengan pendekatan manajemen kebidanan dapat dilihat pada bagan di
bawah ini:

18
 Dari bagan diatas dapat dijelaskan bahwa : Bidan dalam
melaksanakan asuhan harus berdasarkan alur pikir yang jelas yaitu
proses manajemen kebidanan atau penatalaksanaan kebidanan.
 Dari hasil penatalaksanaan asuhan, Bidan berkewajiban untuk
membuat pencatatan hasil asuhan secara akurat dan komprehensif
sehingga hasilnya berupa pendokumentasian asuhan kebidanan.
 Metode dalam pendokumentasian SOAP merupakan metode yang
distandarkan bagi bidan dalam mendokumentasikan asuhan yang
telah diberikan.
 Langkah-langkah pada manajemen kebidanan sudah terdapat pada
SOAP notes. Nazriah (2009: hlm 62-68) 
Kesimpulan Metode pendokumentasian dengan pendekatan SOAP adalah
suatu metode pendokumentasian yang sederhana, jelas, logis dan tertulis,
terdiri dari 4 komponen dan merupakan intisari dari manajemen
kebidanan, sehingga jelas ada keterkaitan antara SOAP notes dengan
manajemen kebidanan.

19
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
PADA KELUARGA TN.R DI DESA SUNGAI PINANG LAMA RT 3
WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI TABUK
TAHUN 2021.

A. Pengkajian
Hari/ Tanggal : Selasa, 30 November 2021
Pukul : 11.05 WITA
Data dan Identifikasi
1. Identitas Kepala Keluarga
Nama kepala keluarga : Tn. R
Umur : 39 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh Harian Lepas
Suku/Bangsa : Banjar /Indonesia
Alamat : Sungai Pinang Lama RT.03
2. Genogram

Tn. R Ny. N

An. H An. A

20
3. Identitas Anggota Keluarga

N Pekerjaa
Nama Umur L/P Status Pend Agama Ket
o n

1. Tn. R 39 th L Menikah SD Buruh Islam Suami

2. Ny. S 37 th P Menikah SMP IRT Islam Istri

3. An. H 17 th L - SMP Siswa Islam Anak


Belum
4. An. A 9 Th L - Siswa Islam Anak
Tamat

4. Kebiasaan Sehari-hari
No Jenis Pola Kebiasaan Katerangan
a. Nutrisi a) Tn. R
Makan :
3x/hari (porsi sedang) dengan komposisi nasi,
lauk dan sayur pada pagi, siang, dan malam
hari di rumah. Pada saat pagi hari sebelum
bekerja kadang-kadang Tn.M sarapan dengan
nasi dan ikan, minum kopi atau teh dan
makan kue.
Minum : lebih dari 8 gelas/hari (air putih dan
kopi di pagi hari dan sore hari).
b) Ny. N
Makan :
3x/hari (porsi sedang) dengan komposisi nasi,
lauk, tempe dan sayur. Sarapan, makan siang
dan makan malam di rumah.
Minum : lebih dari 8 gelas/hari (air putih dan
teh)
c) An. H
makan :
3x/hari, (porsi sedang) dengan komposisi

21
nasi, lauk, sayur . . Sarapan, makan siang dan
makan malam di rumah.
Minum : lebih dari 9 gelas/hari (air putih ).
d) An. A
makan :
3x/hari, (porsi sedang) dengan komposisi
nasi, lauk, sayur . . Sarapan, makan siang dan
makan malam di rumah.
Minum : lebih dari 5 gelas/hari (air putih ).
b. Personal Hygiene Tn. M dan Ny.S mandi 2x/hari, gosok gigi
2x/hari ketika mandi dan malam sebelum tidur.
An. Z gosok gigi ketika mandi 2x/ hari.
c. Istirahat a) Tn. R kadang-kadang tidur siang, tidur
malam ± 6 jam/hari.
b) Ny. N jarang tidur siang dan tidur malam
( ± 8 jam/hari).
c) An. R tidur siang kadang-kadang, jam dan
tidur malam ± 7 jam/hari
d) An. A jarang untk tidur siang, jam tidur
malam
± 9 jam/hari

d. Pola Kebiasaan a) Tidak ada waktu khusus untuk berolahraga.


Kesehatan UntukDA Tn, R sendiri tidak ada waktu
khusus untuk olahraga karena sebagian
waktunya di habiskan untuk bekerja dan
istirahat di rumah. Dan untuk Ny. N juga
tidak ada waktu untuk berolahraga karena
ada aktivitas yang mengharuskan Ny. N
mengurus rumah tangga .
b) Jika ada anggota keluarga yang sakit,
biasanya berobat dengan membeli obat di

22
warung , baru ke Puskedes/Puskesmas
setempat.
e. Data Eliminasi Seluruh anggota keluarga mengatakan BAB 1-
2x/hari di pagi hari dengan konsistesi lembek
dan berwarna kuning
f. Aktivitas a) Tn. “M”
Pada pukul 07.45 WITA Tn.”R” berangkat ke
ke kota untuk melakukan pekerjaan sebagai
buruh harian dan pulang pukul 18.00 WITA.
Sebelum berangkat kerja Tn. R biasanya
membantu pekerjaan rumah dan Tn. M
selalu sarapan pada pagi hari.
b) Ny.” N”
Ny.”N”setiap pagi selalu mengerjakan
pekerjaan rumah terlebih dahulu seperti
menyapu, , dan mencuci baju dan tentunya
selalu masak untuk sarapan pagi. Dan untuk
waktu luangnya bisa digunakan di sawah.
c) An.” H”
Pada pagi hari An. “H” biasanya berangat
sekolah, sebelum berangkat sekolah An. H
biasanya makan terlebih dahulu makan-
makanan yang dimasak oleh Ny. N , An.H
biasanya pulang sekolah sekitar jam 2 ,
setelah pulang sekolah An.H biasanya
bermain game.
d) Pada pagi hari An. “A” biasanya
berangat sekolah dengan sang kaka An.H,
sebelum berangkat sekolah An.H biasanya
makan terlebih dahulu makan-makanan yang
dimasak oleh Ny. N , An.A biasanya pulang
sekolah sekitar jam 10 , setelah pulang

23
sekolah An.A biasanya bermain dengan
teman-temannya pada sore hari.
g. Keadaan Sosial Sebagai Buruh Harian Tn. “R” belum
Ekonomi mempunyai pengahasilan tetap tiap bulannya
tergantung pendapatan dari hasil pekerjaannya
sebagai buruh.

5. Kondisi Lingkungan
a. Status Kepemilikan : Rumah sendiri
b. Denah Rumah

Dapur

Kamar

c. Ukuran Rumah :3mx4m


d. Jenis Rumah : Rumah papan
e. Atap Rumah : Seng
f. Lantai Rumah : papan
g. Ventilasi : cukup
h. Kebersihan dan kerapian : kurang baik
i. Sumber Air : Sumber air utama yang digunakan berasal dari sungai
warna sungai keruh sedangkan untuk minum menggunakan air yang
selalu dimasak atau membeli air galon
j. Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) : tertutup
k. Pembuangan air limbah : buang di sungai
l. Kandang ternak : mempunyai kandang ternak
m. Halaman : sempit dan digunakan untuk kandang ternak ayam dan itik
n. Jamban

24
1) Jenis jamban : WC jongkok
2) Kondisi : terpelihara
o. Pemanfaatan fasilitas kesehatan :
Bila ada anggota keluarga yang sakit di periksakan ke puskesdes atau
puskesmas terdekat
p. Asuransi Kesehatan Keluarga : Keluarga tidak memiliki BPJS
Kesehatan
6. Keadaan Kesehatan Keluarga
a. Bila ada anggota keluarga yang sakit di obati dengan membeli obat di
warung.
b. Imunisasi yang didapatkan oleh anak pertama dan anak ke dua dari Tn.
R dan Ny. N adalah lengkap.
c. Riwayat persalinan : anak ditolong oleh bidan di puskesmas
d. Penyakit yang pernah diderita Dalam 6 bulan terakhir ini keluarga tidak
ada yang menderita penyakit apapun.
7. Riwayat Keluarga Berencana (KB)
Ibu mengatakan sebelum hamil menggunakan suntik 1 bulan, Ibu
mengatakan pernah menggunakan alat kontrasepsi yaitu suntik 1 bulan.
Selama menggunakan alat kontasepsi tersebut ibu tidak pernah merasakan
efek samping. Ibu mengatakan berhenti karena ibu mengira bahwa beliau
dalam keadaan menuju menopause.
8. Fungsi Keluarga
Fungsi keagamaan, fungsi sosial budaya, fungsi cinta kasih, fungsi
perlindungan, fungsi reproduksi, fungsi sosialisasi dan pendidikan, fungsi
ekonomi dan fungsi pembinaan lingkungan sudah dijalankan dengan baik .
9. Komunikasi
Bahasa yang sering digunakan sehari-hari adalah bahasa Banjar karena
seluruh anggota keluarga berasal dari suku Banjar, hubungan antar
keluarga harmonis begitu pula dengan lingkungan sekitar terlihat dari
adanya kegiatan gotong royong. Sarana komunikasi yang digunakan di
dalam keluarga yaitu telepon genggam/ Handphone dan Televisi.

25
10. Transportasi
Untuk seha+ri-hari beraktivitas Keluarga Tn.”R” menggunakan sepeda
motor, terutama untuk bekerja.
11. Pemeriksaan Fisik pada Ny.N (sesuai dengan permasalahan yang diasuh)
DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan tidak ada keluhan namun sebelumnya ibu mengalamu
pusing sekitar 2 hari yang lalu
a. Riwayat perkawinan
ibu mengatakan ini adalah pernikahan yang pertama kali
b. Riwayat KB sebelumnya
Ibu mengatakan menggunakan alat kontrasepsi suntik KB 1 Bulan
c. Riwayat medis sebelumnya
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami pengobatan jangka panjang
d. Riwayat sosial
Ibu tidak pernah merokok atau mengkonsumsi minum-minuman
keras.
e. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit seperti DM, jantung,
hepatitis, hipertensi dan TBC.
DATA OBJEKTIF
a. Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Tekanan Darah : 110/80 mmHg
4) Nadi : 82x/menit
5) Suhu : 36,6˚C
6) Pernapasan : 22x/menit
7) BB sekarang : 49 kg
8) BB sebelum Hamil : 45 kg
9) TB : 153 cm
10) LILA : 23,5 cm
11) IMT : 19,2

26
b. Pemeriksaan Fisik
Muka tidak pucat, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak
ada pembesaran kelenjara tiroid, payudara tampak simetris, TFU : 19
cm 3 jari bawah pusat,pada bagian fundus teraba bulat, lunak, dan
tidak melenting (bokong), bagian kiri perut ibu teraba panjang dank
eras seperti papan (punggung janin), bagian kiri perut ibu teraba
bagian kecil-kecil janin(bagian kaki dan tangan), pada bagian
terbawah janin teraba bulat, keras dan melenting ( kepala) , kepala
belum masuk PAP, Refleks Patella (+/+)
ANALISA
Ibu hamil G3P2A0 Umur 37 tahun usia kehamilan 28 minggu fisiologis
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pad ibu bahwa keadaan umun
ibu dan janin dalam batas normal. Ibu paham dan mengerti dengan
penjelasan yang diberikan.
2. Memberikan KIE tentang:
a. Pentingnya melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin ke
fasilitas kesehatan terdekat.
b. Jadwal kunjungan pemeriksaan pada ibu hamil sebaiknya
dilakukan setiap bulan sekali dengan minimal pemeriksaan 6kali
yaitu 2x di trimester 1, 1x ditrimester 2, dan 3 kali di trimester 3.
Ibu paham kapan harus melakukan harus memeriksakan kehamilan
c. Pemenuhan nutrisi dan hidrasi yang cukup. Ibu paham dan
mengerti cara memenuhi nutrisi dan hidrasi selama kehamilan.
d. Istirahat yang cukup yaitu 7-8 jam pada malam hari dan 1-2 jam
pada siang hari. Ibu mengeri cara memenuhi kebutuhan istirahat
selama masa kehamilan.
e. Mengingatkan ibu untuk miring ke kiri sebelum berbangun dari
tidur untuk mencegah kram pada perut. Ibu paham dan mengerti
untuk tidak langsung bangun dari tidur.
f. Tanda bahaya pada kehamilan yaitu pusing yang berlebih diserta
penglihatan mata kabur dan bengkak pada kaki, mual-muntah

27
berlebih, perdarahan pada jalan lahir, demam tinggi, dan air
ketuban pecah sebelum waktunya.
3. Memotivasi ibu untuk melakukan pemeriksaan kehamilan, dan
menawarkan bantuan apabila ibu merasa kesulitan ke fasilitas
kesehatan. Ibu mengatakan akan melakukan pemeriksaan kehamilan di
Pusmesmas terdekat.

B. Analisa Data
Masalah kesehatan yang dialami keluarga Tn. R adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya untuk memeriksakan
kehamilannya secara rutin
Hal ini dikarenakan tidak ada yang mengantarkan ibu ke tempat
fasilitas kesehatan. hal ini didasari karena kurangnya pengetahuan ibu
mengenai pentingnya memeriksakan kehamilannya. Dari wawancara
yang kami lakukan, ibu hamil tersebut mengatakan bahwa tidak ada
waktu luang untuk memeriksakan kehamilannya karena sibuk untuk
mengurus sawah, sehingga ibu hamil tersebut tidak melakukan
kunjungan atau pemeriksaan ke pelayanan kesehatan terdekat atau ke
bidan, serta tidak ada yang mengantar untuk melakukan pemeriksaan ke
puskesmas. ibu tersebut juga memberitahukan bahwa sebelumnya
pernah memeriksakan kehamilannya pada usia kehamilan 12 minggu
namun belum mendapatkan buku KIA. Dari buku KIA yang kami lihat
ibu tersebut hanya satu kali melakukan kunjungan yaitu di trimester
kedua dengan usia kehamilan 18 minggu. Ketika kami melakukan
kunjungan yang ke dua ibu tersebut juga masih belum memeriksakan
kehamilannya sehingga kami terus memberikan konseling, informasi
dan edukasi kepada ibu betapa pentingnya untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan.
2. Kurang nya pengetahuan keluarga tentang pentingnya perilaku hidup
bersih dan sehat dalam kehidupan sehari hari.
Ibu mengatakan sumber air mandi, cuci dan minum keluarga
berasal dari air sungai, dan masih membuang sampah dan limbah

28
keluarga ke sungai. Terlihat sampah yang berserakan di tepi tepi sungai
disekitar pekarangan rumah Tn.R . hal ini disebankan oleh Kurang nya
pengetahuan keluarga tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat
dalam kehidupan sehari hari. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang
dampak yang dapat terjadi jika mengonsumsi dan menggunakan air dari
sungai yang bisa menyebabkan diare,muntaber, juga penyakit kulit.

C. Prioritas Masalah
Prioritas masalah merupakan langkah selanjutnya setelah masalah ditemukan
dan ditentukan keluarga bersama dengan tenaga kesehatan yaitu bidan.
Prioritas disusun karena tidak memungkinkannya menyelesaikan masalah
yang ada dalam keluarga Tn.R secara bersama-sama. Oleh karena itu prioritas
disusun untuk menentukan tingkatan permasalahan agar penyelesaian lebih
terfokus dan sesuai dengan sasaran serta harapan.Prioritas masalah pada
keluarga Tn. Tadalah sebagai berikut :
Prioritas I : Kurangnya pengetahuan ibu mengenai pentingnya untuk
memeriksakan kehamilannya secara rutin
Skoring
Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1. Sifat masalah 2
/3 x 1 2
/3 Ancaman Masalah

2
2. Kemungkinan 2
/2 x 2 Ada kemauan dari Ibu untuk
masalah untuk tahu dan mengerti tentang
diubah pentingnya memeriksakan
kehamilannya

3
/3
3. Potensi
3
/3 x 1
Kebiasaan untuk lebih
pencegahan memperhatikan pemeriksaan
kehamilan
1
4. Penonjolan
2
/2 x 1
Tidak mengonsumsi tablet
masalah

29
tambah darah bisa
menyebabkan masalah yang
berat karena akan bermasalah
pada proses persalinan.
Total skor 3 5/3

Prioritas II : Kurang nya pengetahuan keluarga tentang pentingnya


perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari hari.
Skoring
Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1. Sifat masalah 2
/3 x 1 2
/3 Sampah yang dibuang atau
2. Kemungkinan 1
/2 x2 1 ditumpuk sembarang dapat
masalah untuk menjadi tempat
diubah perkembangbiakan kuman
penyebab penyakit.
3. Potensi
3
/3 x 1 1 Merupakan kebiasaan
pencegahan individu dan membutuhkan
kesadaran masyarakat.
4. Penonjolan
2
/2 x 1 0
Tidak adanya lahan dan
masalah kesibukan dari keluarga
sehingga tidak memiliki
waktu untuk membuat
tempat sampah. Penyuluhan
yang dilakukan tidak
menjamin peningkatan
kesadaran keluarga.
Keluarga tidak menyadari
adanya masalah
2

D. Asuhan Kebidanan

30
1. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai pentingnya untuk memeriksakan
kehamilannya secara rutin
a. Data
Ibu mengatakan bahwa dia hanya 1 kali memeriksakan kehamilannya
yaitu pada usia kehamilan 18 minggu atau pada trimester ke 2, ibu
mengatakan kepalanya agak sedikit pusing pada pagi hari. Masalah
kesehatan
b. Tujuan
Agar ibu melakukan kunjungan ANC untuk mendapatkan pengetahuan
tentang kehamilan mulai dari trimester 1 sampai trimester 2 , dan
mengetahui tujuan dari kunjungan ANC sehingga dapat mendeteksi
lebih awal jika terdapat komplikasi atau kelainan pada kehamilan.
b. Rencana tindakan
Beri KIE tentang pentingnya melakukan pemeriksaan kehamilan
c. Tindakan
Memberi KIE tentang pentingnya melakukan kunjungan ANC :
1) Memberitahukan pada ibu tujuan dari kunjungan ANC
2) Memberitahukan pada ibu standar kunjungan ANC
3) Memberitahukan pada ibu dampak dari tidak memeriksakan
kehamilannya atau tidak melakukan kunjungan ANC
d. Evaluasi
1) Setelah diberikan KIE pada Ibu dan keluarga, ibu pun mengetahui
Tujuan, standar kunjungan ANC dan dampak akibat tidak
melakukan pemeriksaan pada saat kehamilan.
2) Saat dilakukan kunjungan ulang pada tanggal 03 desember 2021.
Ibu mengatakan sudah melakukan pemeriksaan pada hari Rabu
tanggal 01 Januari 2021 dan sudah mendapatkan obat dari
puskesmas yaitu obat Tablet Tambah dara (FE) dan vitamin.

2. Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai pentingnya Perilaku Hidup


Bersih dan Sehat
a. Data

31
Ibu mengatakan keluarga melakukan kegiatan MCK di sungai,
terkadang meminum air sungai, serta membuang sampah di sungai.
Ibu juga mengatakan jika keluarga juga kurang menaati protokol
kesehatan dengan tidak menggunakan masker saat berinteraksi dengan
orang-orang sekitar, serta kurangnya kesadaran untuk mencuci tangan
menggunakan sabun.Masalah kesehatan yang dapat muncul
Diare,muntaber,penyakit kulit.
b. Tujuan
Agar keluarga Tn.R mendapatkan pengetahuan tentang pentingnya
PHBS dan menaati protokol kesehatan di masa pandemi COVID-19.
c. Rencana tindakan
1) Memberikan KIE tentang pentingnya menerapkan PHBS dan
menaati protokol kesehatan di masa pandemi COVID-19.
2) Memfasilitasi keluarga dengan pemberian sabun cuci tangan
untuk memudahkan keluarga untuk mencuci tangan dengan
bersih.
3) Memfasilitasi keluarga dengan pemberian tempat sampah yang
diberikan per RT.
d. Tindakan
Memberi KIE tentang Pentingnya PHBS dan menaati protokol
kesehatan:
1) Memberitahukan pada keluarga tentang pentingnya kebersihan
diri dan lingkungan disekitar.
2) Memberitahukan ibu dan keluarga tentang dampak yang bisa
ditimbulkan dari mengonsumsi air sungai yang tidak diolah
dengan baik dan benar. Serta dampak membuang sampah ke
sungai bagi kelestarian lingkungan sekitar.
3) Memberitahukan pada keluarga mengenai tips-tips mengola air
sungai agar menjadi air yang layak pakai. Dan memberikan
pengetahuan kepada ibu dan keluaga mengenai cara penanganan
limbah keluarga agar tidak berdapampak buruk pada lingkungan.

32
4) Memberitahukan ibu dan keluarga tentang pentingnya mentaati
protokol kesehatan di masa pandemi seperti ini, seperti memakai
masker ketika keluar rumah dan bertemu orang banyak, serta
selalu mencuci tangan selepas kontak dengan orang banyak dan
setelah nya.
e. Evaluasi
1) Setelah diberikan KIE pada keluarga, keluarga mengetahui
tentang pentinya perilaku hidup sehat dan menjaga kelestarian
lingkungan terutama sengai, serta keluarga mengetahui tentang
pentingnya mentaati protokol kesehatan di masa pandemi seperti
memakai masker dan mencuci tangal.

BAB IV
PENUTUP

33
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada pembahasan diatas maka penulis dapat mengambil kesimpulan
masalah yang terjadi pada keluarga Tn. M adalah
1. Istri Tn.R yang sedang hamil trimester III dengan usia kehamilan 28 minggu
baru memeriksakan kehamilannya sebanyak 1 kali di usia kehamilan 12
minggu .Keluarga Tn. M juga memiliki masalah seperti kurangnya
pengetahuan tentang pentingnya PHBS, Menjaga kelestarian lingkungan
sekitar dan mentaati protokol kesehatan di masa pandemi.
2. Berdasarkan permasalahan diatas, kami telah memberikan KIE tentang
pentingnya melakukan pemeriksaan kehamilan di bidan atau tenanga
kesehatan lainnya guna mengetahui keadaan ibu dan mendeteksi jika ada
terdapat kelainan pada kehamilan .serta kami telah meberikan KIE tentang
pentingnya PHBS, Menjaga kelestarian lingkungan sekitar dan mentaati
protokol kesehatan di masa pandemi. Dan memberikan fasilitar tempat
sampah, menyediakan masker.
B. Saran
Bagi keluarga Tn.R
Diharapkan keluarga Tn. R memahami tentang penjelasan yang diberikan dan bisa
memperbaiki keadaan dengan lebih memperhatikan kebersihan lingkungan serta
bagi Ny.N lebih rutin lagi untuk memeriksakan kehamilannya.

DAFTAR PUSTAKA

34
Asuhan Keperawatan Keluarga. Penerbit: pustaka Pelajar. Yogyakarta
Hasanah, Uswatun. Mulyati,Teori Keluarga: Fakultas Teknik Universitas
Negeri Jakarta, Pinem, . (2016).

Deborah, dkk. 2020 Keperawatan Keluarga. Yayasan Kita Menulis:


Indonesia.

Kementerian Kesehatan RI. Kesehatan keluarga Tahun 2013. Jakarta:


Kementerian Kesehatan RI; 2014.

Keluarga.Yogyakarta:Graha Ilmu. Wylie, L.2010. Esensial Anatomi dan


Fisiologi dalam Asuhan Maternitas.Jakarta:EGC. Varney ,H.2006. Buku
Ajar Asuhan Kebidanan, Jakarta : EGC.

Nugrawati. (2018 ). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta:Sagung Seto

Setiadi.2008. Konsep dan Proses Keperawatan

Dawkin dalam Turrahmi,). Surakarta: Program Pasca Sarjana Universitas


Sebelas Maret. Setiadi. (2017).

Konsep & penulisan dokumentasi asuhan keperawatan


. Yogyakarta : Graha Ilmu. Setiawati, Santun dan Agus Citra Dermawan.
(2010).

Penuntun Praktik Asuhan Keluarga. Edisi 2 . Jakarta : Transinfo Medika


Suprajitno (2012).

Ulfah, Riana, (2020). Buku Ajar Konsep Kebidanan. Media Sains:


Bandung
Zein dan Emir, (2019). Buku Ajar Ilmu Kesehatan(Memahami Gejala,
Tanda dan Mitos). Deepublish: Yogyakarta.

35
36

Anda mungkin juga menyukai