Modul Sistem Perawatan Dan Perbaikan Permesinan
Modul Sistem Perawatan Dan Perbaikan Permesinan
SISTEM PERAWATAN
PERBAIKAN PERMESINAN
KAPAL
SEMESTER 2
Oleh
SEMARANG - 2022
PENGESAHAN
Semester : II
Bobot SKS : 1
ii
DAFTAR ISI
Pengesahan ……………………………………………………………………………… i
Daftar Pustaka
iii
BAGIAN I – PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI SINGKAT
Modul praktek ini merupakan salah satu materi pembelajaran praktek sistem perawatan
perbaikan permesinan kapal. Dengan adanya modul ini, para taruna dapat mengikuti kegiatan
praktek secara sistematis dan terprogram.
B. STANDAR KOMPETENSI
Diharapkan setelah selesai melaksnakan kegiatan praktek ini, para Taruna akan memiliki
kompetensi di bidang sistem perawatan perbaikan permesinan kapal yang terkait dengan
pelayaran kapal.
1
BAGIAN II – TATA TERTIB PRAKTIKUM
Semua praktikan harus mengikuti aturan yang telah ditentukan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan praktikum adalah setiap hari kerja dimulai dari pukul 08.00 sampai
dengan pukul 17.00 (istirahat pukul 12.00-13.00). Di luar waktu tersebut tidak
diperkenankan ada kegiatan praktikum.
2. Wajib memakai Jas Lab / Wearpack Tanpa Terkecuali.
3. Tidak Diperkenakan Datang Terlambat (dispensasi 15 menit
4. Selama Praktikum Tidak di Perkenankan Memakai sandal / alas kaki yang terbuka
5. Praktikum tidak di perkenankan makan/minum
6. Praktikum tidak di perkenankan merokok.
7. Tidak di perkenankan meninggalkan laboratorium dalam keadaan beroperasi.
8. Tidak diperkenankan meninggalkan laboratorium tanpa izin.
9. Peralatan / Mesin setelah di gunakan harus dalam keadaan bersih.
10. Simpan tas dan barang-barang lain yang tidak diperlukan pada tempat yang telah
disediakan.
11. Praktikan harus disiplin.
12. Bagi yang melanggar tata tertib, praktikan akan dikenakan sanksi.
13. Pembagian kelompok praktikum akan ditentukan pada saat jam pembelajaran.
2
BAGIAN III – ISI MODUL
Modul praktek ini terdiri dari task/tugas sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang telah ditentukan. Task/tugas tersebut meliputi: Olah gerak kapal mendekati kapal
pandu
1. Prinsip Teknologi Perawatan Dan Perbaikan Permesinan
2. overhaul motor diesel
3. pencegahan wear, korosi, & anode
4. pengencangan baut dengan torque meter
5. overhaul pompa
6. perawatan pipa dan perangkatnya (pipe outfit)
7. perawatan heat exchanger (alat pemindah panas)
8. perawatan dan perbaikan valve
9. perawatan turbocharger
10. perawatan kompresor udara
11. Mempraktekan perawatan mesin-deck
3
BAB I
Suatu aktifitas dan perbaikan mesin yang perlu dilaksanakan terhadap seluruh obyek baik
teknis, meliputi seluruh material atau benda yang bergerak atau tidak bergerak sehingga material
tersebut dapat dipakai dan berfungsi dengan baik serta selalu memenuhi persyaratan Standar
Internasional dan non teknis. Meliputi manajemen dan sumber daya manusia agar dapat
berfungsi dengan baik.
Kegiatan yang diperlukan untuk mempertahankan manajemen dan material sampai pada
suatu tingkat kondisi tertentu.
Segala macam kegiatan yang ditunjukan untuk menjaga agar kapal selalu berada dalam
kondisi baik laik laut dan dapat dioperasikan untuk pengangkutan laut pada setiap saat degan
kemampuan diatas kondisi minimum tertentu
5
1. Katup uap utama
2. Katup Keamanan
3. Katup cerat udara
4. Katup pengisian air ketel
5. Katup kontrol permukaan air ketel 2 set dll
Perawatan Ketel Uap yang Utama :
1. Perawatan pompa pengisian air ketel uap
2. Perawatan pengatur BBM
3. Perawatan bak penampung air pengisian ketel uap
4. Perawatan pompa air kondensat uap bekas
5. Perawatan sistem pipa uap, pipa air, pipa BBM, pipa udara dll
Perawatan pada Mesin Bantu
Pesawat - pesawat bantu yang dimaksud adalah seluruh permesinan, pesawat - pesawat
penggerak, peralatan - peralatan dalam sistem yang berfungsi pengganti pesawat yang
semuanya berfungsi penunjang pengoperasian kapal.
Pesawat / Mesin Bantu tersebut :
-Kompresor Udara Penjalan :
Untuk memproduksi udara bertekanan 8 atm - 30 atm yang digunakan untuk menggerakan motor
induk maupun motor bantu dan katup pneumatik lainya dibutuhkan perawatan sebagai berikut :
1. Periksa, kalibrasi low Pressure dan High Pressure Manometers, agar tetap dalam kondisi
baik
2. Perawatan dan perbaikan sesuai jam kerja dan material harus betul diperhatikan secara
periodis
3. Pastikan LP dan HP valve dalam keadaan baik yaitu pada bagian spring dan yang lainya
harus dalam kondisi baik
4. Bersihkan air cooler secara berkala
5. Penceratan udara sebelum dan sesudah menjalankan kompressor
-Pompa Air Laut dan Pendingin Motor Induk
-Purifier
-OWS
Perawatan Pipa - Pipa
Perawatan pipa meliputi kondisi pipa yang sudah berkarat harus di ganti atau di las agar
tidak bocor, kondisi sambungan atau plands harus menggunakan packing sesuai jenis -
jenis pipanya.
Pipa juga harus di cat agar tidak mudah berkarat
Warna - warna cat pipa di Engine Room antara lain :
Cat Merah = BBM ( Bahan Bakar Minyak )
Cat Hijau Tua = Air laut
Cat Abu-abu = Udara / Angin
Cat Biru = Air tawar
Cat Kuning = Oil / Pelumas
Cat Hitam = Air got / bilge
Perawatan Poros Baling - baling :
1. Intermediet saft ( Bantalan Penerus Saft ) harus berpendingin yang cukup atau normal
dengan menggunakan pelumas oil atau gemuk dll
2. Baut - baut bantalan penerus saft diperiksa dan dikencangkan secara periode
3. pipa - pipa air pendingin di stern tube di periksa agar bekerja dengan baik
Melapor kepada Nakhoda bahwa Mesin Induk akan diperbaiki dan kapal akan
delay untuk jangka waktu tertentu (diperkirakan lamanya).
Apabila di pelabuhan, perlu melaporkan kepada Kantor/Perwakilan setempat, atau
untuk jangka panjang kepada Syahbandar.
Menentukan permasalahan/kerusakan yang terjadi pada mesin dan data-data dan
pengukuran yang lengkap dan jelas .
Melaksanakan pertemuan persiapan keselamatan kerja (Pre Job safety meeting),
yang berkaitan dengan semua aspek keselamatan kerja.
Membagi tugas kepada setiap Masinis dalam group kerja, rincian pekerjaan dan
dengan pengarahan yang jelas.
Mempersiapkan suku cadang yang diperlukan
Mempersiapkan peralatan untuk Overhaul dan semua Special Tools.
Mengukur semua material/parts dengan teliti, sambil dianalisa, dan dicatat semua
hasil pengukuran tersebut.
Selesai pemasangan dilaksanakan pengetesan sampai batas maksimum normal, dan
disaksikan oleh KKM I Masinis I dan Owner Surveyor
Sesudah Overhaul :
Pastikan hasil "running test" bekerja dengan baik, memuaskan, normal dan siap
untuk meneruskan pelayaran.
Pemeriksaan: Tekanan dan suhu Minyak pelumas, Air pendingin, Gas buang,
Kompresi, Udara pembilas, Rpm., Turbo Charge, dll.
Segera melaporkan kondisi sebenamya Mesin Induk kepada Nakhoda, bahwa
kapal sudah siap untuk meneruskan pelayaran.
Membuat Berita Acara Kerusakan dan Perbaikan Mesin.
Membuat pelaporan penyelesaian pekerjaan kepada Kantor Pusat berikut
permintaan material/ suku
cadang yang telah dipakai. Menyimpan semua dat
ukuran, dan kronologi pekerjaan dalam File dan melakukan pertemuan evaluasi
pekerjaan tersebut.
Membuat permintaan pengadaan Suku...cadang .untuk melengkapi suku cadang
yangsudah dipakairbaikan sesuai persyaratan Minimum Stock Level ( M
7
BAB II
A. TEORI DASAR
Mesin diesel adalah termasuk pesawat kalor, yaitu pesawat yang merubah energi
potensial berupa panas mejadi usaha mekanik Mesin diesel adalah pesawat pembakaran
dalam (Internal Combustion Engine), karena didalam mendapatkan energi potensial
(berupa panas) untuk kerja mekaniknya diperoleh dari pembakaran bahan bakar yang
dilaksanakan didalam pesawat itu sendiri, yaitu didalam silindernya.
Mesin diesel juga dapat diartikan sebagai motor bakar, dimana proses pembakaran
bahan bakar terjadi akibat proses kompresi / penekanan udara didalam silinder (30 s/d 40
Kg/cm2 dengan suhu 600 s/d 800 °C) untuk kemudian bahan bakar disemprotkan dalam
bentuk kabut kepada udara yang bersuhu dan bertekanan tinggi tersebut.
Sebagai Mesin Penggerak Utama Kapal, mesin diesel lebih menonjol dibandingkan jenis Mesin
Penggerak Utama Kapal lainnya, terutama :
untuk rute pelayaran antar pulau (Interinsulair), rute pelayaran yang sempit (sungai)
dan ramai, karena pada saat olah gerak mesin kapal, mesin mudah dimatikan dan
mudah dijalankan kembali.
Konsumsi bahan bakar lebih hemat.
Lebih mudah dalam mengoperasikannya.
8
Klasifikasi Mesin Diesel
Mesin diesel diklasifikasikan sebagai berikut :
Menurut jumlah silinder
1. Silinder 1, tunggal.
2. Silinder lebih dari 1, banyak.
Menurut putaran
1. Putaran Rendah (Low Speed) < 1000 RPM.
2. Putaran Menengah (Intermediate Spped) 1000 – 2500 RPM.
3. Putaran Tinggi (High Speed) 2500RPM keatas.
2. Tipe V.
3. Tipe Horizontal.
5. Tipe Radial
9
Menurut tipe torak
2. Tipe crosshead.
Menurut tipe mesin dan arah putaran
1. Mesin sebelah kiri, arah putaran berlawanan jarum jam.
2. Mesin sebelah kiri, arah putaran searah jarum jam.
3. Mesin sebelah kanan, arah putaran searah jarum jam.
4. Mesin sebelah kanan, arah putaran searah jarum jam.
10
Hal utama yang menyebabkan masalah mesin tidak bisa berotasi adalah kondisi baterai yang
mempengaruhi starter. Hal yang bisa dilakukan adalah dengan mengecek seluruh sambungan
kabel antara baterai dan starter. Apabila ada kerusakan secepatnya diganti. Begitu pula dengan
kondisi baterai yang mungkin mempunyai voltase rendah yang bisa dinaikan voltasenya dengan
cara disetrum.
2. Tekanan udara yang rendah
Banyak sekali penyebab tekanan udara menjadi rendah, antara lain: exhhaust valves terbakar
dan tersumbat. Hal ini dapat diatasi dengan cara mengganti saluran yang terbakar tersebut atau
membersihkan pipa yang tersumbat. Compression ring yang berguna untuk menimbulkan
tekanan udara, telah rusak atau aus. Satu-satunya cara untuk mengatasi masalah demikian
adalah dengan cara mengganti compression ring yang rusak dengan yang baru.
3. Tidak adanya bahan bakar yang masuk ke pembakaran
Beberapa hal yang menyebabkan bahan bakar gagal masuk ke bilik pembakaran adalah, antara
lain : kebocoran udara pada bilik pembakaran yang mengakibatkan bilik pembakaran dipenuhi
udara, sehingga bahan bakar tidak dapat masuk ke bilik pembakaran. Hal ini dapat diatasi
dengan cara menutup kebocoran dengan las. Selanjutnya adalah injector yang sudah menurun
performanya,. Sehingga bahan bakar tidak dapat masuk ke bilik pembakaran. Hal ini dapat
diatasi dengan penggantian injector. Yang terakhir adalah karena bahan bakar yang dimiliki
kapal telah habis, dapat diatasi dengan cara pengisian ulang bahan bakar.
Deteksi dan Perbaikan Excessive Crankcase Pressure
Crankcase Pressure diakibatkan oleh terhambatnya breather tube. hal ini dapat diatasi dengan
cara membersihkan tube. piston atau blower oil seals yang aus atau rusak. Hal ini dapat diatasi
dengan penggantian blower oil seals..
Deteksi dan Perbaikan No Fuel
Beberapa hal yang menyebabkan bahan bakar gagal masuk ke bilik pembakaran adalah, antara
lain : kebocoran udara pada bilik pembakaran yang mengakibatkan bilik pembakaran dipenuhi
udara, sehingga bahan bakar tidak dapat masuk ke bilik pembakaran. Hal ini dapat diatasi
dengan cara menutup kebocoran dengan las. Selanjutnya adalah injector yang sudah menurun
performanya,. Sehingga bahan bakar tidak dapat masuk ke bilik pembakaran. Hal ini dapat
diatasi dengan penggantian injector. Yang terakhir adalah karena bahan bakar yang dimiliki
kapal telah habis, dapat diatasi dengan cara pengisian ulang bahan bakar.
Perawatan Mesin Kapal
Selain perbaikan mesin diesel kapal : reparasi dan perawatan, perawatan mesin kapal
merupakan salah satu hal yang penting untuk dilakukan. Dengan perawatan yang rutin dan
terencana, mesin dapat berjalan dengan optimal karena tidak ada kerusakan-kerusakan yang
ada, hal ini sangat menguntungkan karena dapat mengurangi beban kerja pada reparasi dok
tahunan.
Perawatan kapal meliputi cara pengoperasian mesin. Tata cara ini harus sesuai dengan buku
panduan yang dikeluarkan oleh perusahaan pembuat mesin. Metode perawatan yang dilakukan
juga harus seuai dengan jam kerja/beban kerja mesin. Harus selalu dilakukan pemeriksaan
terlebih dahulu sebelum mengadakan perawatan, pembersihan,atau pun penggantian komponen.
Adakalanya, walau pun life time masih lama,namun komponen sudah mulai bermasalah
haruslah segera diganti. Karena apabila dibiarkan hal ini akan mempengaruhi kinerja mesin
secaraseluruhnya dan mengakibatkan kerusakan. Perawatan menjadi sangat penting karena
dapat mencegah kerusakan berat pada kapal dan mencegah kemungkinan mesin rusakdan harus
diganti.
2. Cylinder Head
Selanjutnya ada Cylinder Head yang juga terbuat dari besi tuang. Tapi ada juga yang terbuat
dari bahan aluminium dengan alasan lebih ringan. Komponen ini terdiri dari beberapa
komponen. Ada valve & spring, camshaft, rocker arm, dan ruang bakar yang sangat penting
untuk melakukan pembakaran. Adapun fungsi kepala kepala silinder atau cylinder head ini
berguna sebagai tempat pembakaran mesin dan pemasangan busi.
Piston berguna untuk mengatur volume di dalam silinder agar proses kerja mesin dapat
berlangsung. Sementara Connecting Rod berfungsi untuk meneruskan gerak naik turun piston
ke bagian flywheel.
4. Crankshaft
Dikenal juga sebagai poros engkol, komponen ini berguna untuk mengubah gerak naik turun
piston menjadi gerakan putar. Ada beberapa bagian dari poros engkol sendiri, seperti crank
pink, crank journal, dan weight balance.
5. Oil Pan
Oil Pan adalah sebuah bak khusus untuk menampung oli mesin. Walaupun hanya untuk
menampung saja, tapi keberadaannya sangat penting serta membutuhkan konstruksi kuat. Inilah
mengapa Oil Pan terbuat dari besi tipis atau bahan yang lebih tebal lagi.
6. Timing Chain
Timing Chain terdapat dalam sistem mekanisme katup. Fungsi utamanya adalah
menghubungkan putaran dari engkol dan camshaft dengan sudut tertentu. Bentuknya berupa
rantai yang terletak di mesin bagian depan.
7. Flywheel
Flywheel atau disebut juga roda gila adalah komponen untuk menyeimbangkan putaran mesin.
Mengapa bisa begitu? Karena komponen ini mampu menyimpan torsi. Fungsi lainnya adalah
membantu menyalakan mesin dengan banyaknya mata gigi di bagian terluarnya.
8. Fuel System
Fuel System terdiri dari tangki dan injector. Tentu saja fungsinya adalah memberikan suplai
12
bahan bakar solar ke ruang bakar. Biasanya ada dua macam sistem bahan bakar mesin diesel.
Ada konvensional dan common rail. Dari keduanya, common rail lebih hemat dan efisien.
BAB III
13
Wire (keausan)
contoh penerapan keausan terjadi pada Cylinder liner merupakan tempat untuk bergeraknya
piston dari titik mati atas ke arah titik mati bawah. Cylinder liner adalah tempat berlangsungnya
proses kerja mesin langkah isap, kompresi, usaha dan buang.
Cylinder liner harus bersih dari lemak, deposit karbon, dan karat, pembersihan dilakukan
dengan 2 cara, yaitu:
Ø Cara mekanis,
Dibersihkan dengan kertas gosok, palu ketok, sikat baja atau dengan alat mekanik lainnya
dengan memperhatikan permukaan cylinder head agar tidak terjadi kerusakan pada
permukaannya.
Ø Cara kimiawi
Dibersihkan dengan bahan kimia, yaitu larutan alkalin yang dicampur dengan bahan kimia lain
seperti : calcined soda, caustic soda, waterglass, sabun, potasium bichromat. dengan larutan
kimia dengan komposisi tertentu dan jangka waktu tertentu, karena pada cylinder head terdapat
lubang pendingin, dan apabila terlalu lama direndam dalam larutan kimia akan merusak
material. Larutan kimia berfungsi untuk melunakkan kerak karbon atau kotoran yang ada
kemudian dibersihkan dengan sekrap kayu atau sikat yang kaku, agar tidak tergores maka tidak
diijinkan menggunakan sikat kawat.
Ø Setelah bersih dari kotoran yang ada, maka dilakukan pengukuran pada diameter dalam, untuk
mengetahui kerusakan pada cylinder liner.
Pengukuran diameter bagian dalam menggunakan alat berupa inner diameter gauge yang
mempunyai kepekaan 1:1000. Cara pengukurannya adalah dengan cara memasukkan inner
diametr gauge ke dalam cylinder liner dari sisi atas. Pengukuran dilakukan pada dua sisi
yaitu utara-selatan atau timur-barat. Keausan dari bagian ini diketahui dengan mengukur
diameter dalamnya atau radiusnya pada beberapa ketinggian dan pada dua bidang yang saling
tegak lurus satu sama lain (melintang dan membujur sumbu mesin).Pengukuran diameter dalam
dari cylinder atau pelapis cylinder menunjukkan jumlah keausan dari dindingnya. Pada inner
diameter gauge terdapat jarum yang sangat peka dengan ukuran 0.0.. mm. Jarum tersebut akan
keluar apabila diameter dalam dari cylinder liner tidak sesuai dengan diameter dalam standar,
artinya cylinder liner mengalami aus. Kemudian dipilih beberapa titik atau tempat pengukuran,
letak pengukuran yang paling penting adalah 1/3L (panjang cylinder liner), semakin banyak
maka akan semakin teliti.
14
Posisi pengukuran Cylinder
Ø Apabila cylinder liner mengalami aus maka dilakukan oversize dari ukuran semula dan harus
sesuai dengan standar yang ditetapkan dalam buku manual, karena apabila cylinder liner
dioversize maka piston juga harus diganti Piston yang tersedia dipasaran yang sudah memiliki
ukuran tertentu. Setiap mesin mempunyai standar yang berbeda. Apabila oversize sudah
maksimal maka yang dilakukan adalah mengganti dengan yang baru, karena:
a. Heat transfer coeffisien yang berubah akibatnya adalah panas yang berlebih (material) water
cooler jacket.
b. Cylinder liner yang tipis kekuatannya akan berkurang sehingga gampang jebol.
c. Volume ruang bakar membesar, daya bertambah tinggi, bahan bakar boros, ruang kompresi
besar, heat tinggi sehingga diagram P-V berubah.
Ø Reparasi pada cylinder liner yang mengalami aus adalah dengan pengeboran sesuai dengan
ukuran pada manual booknya.
Ø Setelah dibor, cylinder liner dimachining, kemudian diperiksa dengan tangan atau diraba apakah
permukaan cylinder liner sudah halus atau belum. Kemudian dibersihkan dengan kain lalu
dicuci dengan solar sampai bersih atau licin, kemudian baru piston dipasang. Karena biasanya
bekas pengeboran tajam sehingga bisa menyebabkan piston tergores.
Ø Apabila ukuran oversize sudah maksimum maka cylinder liner harus diganti dengan yang baru,
cylinder liner lama dikeluarkan dengan hidrolis jack (hi-jack) dari bawah.
15
dipasang. Karena biasanya bekas pengeboran atau pembubutan tajam sehingga bisa
menyebabkan piston tergores.
Korosi
BAB IV
Adalah korosi yang terjadi pada permukaan logam akibat reaksi kimia karena pH air yang
rendah dan udara yang lembab,sehingga makin lama logam makin menipis.
Biasanya ini terjadi pada pelat baja atau profil, logam homogen. Korosi jenis ini bisa dicegah
dengan cara Diberi lapis lindung yang mengandung inhibitor seperti gemuk.
a. Untuk lambung kapal diberi proteksi
katodik
b. Pemeliharaan material yang tepat
c. Untuk jangka pemakain yang lebih panjang diberi logam berpaduan
tembaga 0,4%
17
Gambar.4. Lobang karena Erossion Corrosion
1. Galvaniscorrosion (korosi galvanis ) Korosi yang terjadi karena adanya 2 logam yang
berbeda dalam satu elektrolit sehingga logam yang lebih anodic akan terkorosi.
Korosi ini dapat dicegah dengan cara :
a. Beri isolator yang cukup tebal hingga
tidak ada aliran elektolit
b. Pasang proteksi katodik
c. Penambahan anti korosi inhibitor pada
cairan
2. Stress corrosion (korosi tegangan ) Terjadi karena butiran logam yang berubah bentuk
yang diakibatkan karena logam mengalami perlakuan khusus ( seperti diregang, ditekuk dll.)
sehingga butiran menjadi tegang dan butiran ini sangat mudah bereaksi dengan lingkungan.
Korosi jenis ini dapat dicegah dengan cara :
a. Diberi inhibitor
b. Apabila ada logam yang mengalami streses maka logam harus direlaksasi.
18
Gambar 6. Stress Corrosion
19
Gambar 8. Korosi Mikrobiologi
20
1. Memilih logam yang tepat untuk suatu lingkungan dengan kondisi-kondisinya
2. Memberi lapisan pelindung agar lapisan logam terlindung dari lingkungannya
3. Memperbaiki lingkungan supaya tidak korosif
4. Perlindungan secara elektrokimia dengan anoda korban atau arus tandingan.
5. Memperbaiki konstruksi agar tidak menyimpan air,lumpur dan zat korosif lainnya.
21
BAB V
Sistem Proteksi Katodik Metode Anoda Zink Proteksi katodik metode anoda zink dapat
dilakukan dengan menghubungkan anoda zink terhadap material yang akan diproteksi. Material
yang akan diproteksi diatur agar berperan sebagai katoda dalam suatu sel korosi dan pasangan
yang dihubungkan adalah logam lain yang memiliki potensial yang lebih negatif sehingga
berperan sebagai anoda. Elektron akan mengalir dari anoda ke katoda melalui kabel
penghubung sehingga terjadi penerimaan elektron di katoda. Dengan adanya penerimaan
elektron tersebut, katoda mengalami reaksi reduksi dan terproteksi dari proses korosi. Berikut
adalah lebihan penerapan sistem proteksi katodik metode anoda zink. a) Pemasangan relatif
mudah dan murah.
a) Tidak membutuhkan sumber energi listrik dari luar.
b) Distribusi arus merata.
c) Cocok untuk daerah berstruktur padat.
d) Tidak membutuhkan biaya operasional.
e) Perawatan mudah.
f) Resiko overprotection rendah. Namun metode ini juga mempunyai beberapa
kekurangan sebagai berikut: a) Keluaran arus terbatas.
a) Tidak efektif bila resistivitas elektrolit tinggi.
b) Tidak cocok untuk struktur besar yang perlu arus proteksi besar.
Sistem proteksi katodik anoda zink biasanya diterapkan pada perlindungan tangki dalam tanah,
jaringan pipa dalam tanah, jaringan kabel listrik dan komunikasi dalam tanah, tangki air panas
dan struktur kapal laut.
Anoda Zink
Jenis Anoda Zink dan Karakteristiknya Penentuan material yang digunakan sebagai anoda
zink dilakukan berdasarkan kemampuan material tersebut dalam menurunkan potensial logam
yang diproteksi mencapai daerah imun dengan cara membanjiri struktur dengan arus searah
melalui lingkungan. Faktor lainnya yaitu biayanya murah, mampu dibentuk sesuai ukuran, dan
dapat terkorosi secara merata. Anoda zink yang biasa digunakan adalah magnesium (Mg), seng
(Zn), dan aluminium (Al).
22
Umur Prokteksi
Umur proteksi yang diperlukan sesuai peraturan Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) yaitu 3
tahun karena selama 3 tahun minimal kapal harus docking atau naik dok satu kali. Di mana
apabila kapal naik dok maka dapat diganti anoda zink yang lama dengan anoda zink yang baru.
Keperluan arus proteksi, dapat dilakukan dengan menggunakan rumus 2.1.
(2.4)
Gambar 6
Contoh aktual jarak antar anoda pada kapal
Sedangkan jumlah anoda zink berdasarkan panjang total kapal yang tercelup air dapat dihitung
dengan rumus 2.4.
METODE PENELITIAN
1.1.2 Data Kapal
Kapal yang akan digunakan sebagai benda uji dalam penelitian ini adalah Kapal General
Cargo yang masuk dok pada bulan Januari 2017.
23
Gambar 7
Diagram Alir Proses Penelitian
Anode korban pada Kapal General Cargo adalah dengan menggunakan anoda zink
alumunium dengan bentuk elongated flush mounted tanpa backfill dengan dimensi anode 395
mm x 150 mm x 30 mm dengan berat netto 4.5 Kg sebanyak 24 buah.
24
1.1.5 Data Dan Parameter Perhitungan
Untuk menentukan waktu penggantian anoda zink maka yang harus diketahui sesuai
dengan tinjauan pustaka adalah: Ac, ic, k2, k1, M, μ dan Ɛ. Untuk menentukan harga luas pelat
lambung yang akan diproteksi (Ac) sesuai dengan rumus 2.1 yang bergantung pada harga H, B,
Lbp dan p, sesuai dengan data kapal dimana H (depth) = 5 m, B (Breadth = 13,5 m, Lbp
(Length Between
Perpendicular) = 51,6 m dan nilai p adalah konstanta untuk kapal cargo adalah 0.75. Sehingga
diperoleh harga Ac = 909.45 m2. Harga kuat arus listrik yang diperlukan (ic) diperoleh dengan
mengacu pada DNV RPB 401 sesuai dengan rumus
2.2 yaitu ic = 0,100 A/m2 (Amper permeter persegi). Mengacu pada rumus 2.3 dan berpedoman
pada DNV RPB 401 diperoleh k1 = 0,02, k2 = 0,015 dan μ = 0,85 (rumus 2.4). Harga
kapasitas amper jam per kg anoda korban (Ɛ) sesuai dengan material yang digunakan
aluminium yaitu 2700 AH/kg. Sedangkan jumlah pemakaian anoda zink (M) yang digunakan
sesuai data adalah:
24 buah x 4.5 kg = 108 kg (Eko Julianto Sasono, halaman 4 dan 5). Selanjutnya parameter-
parameter tersebut ditampilkan secara ringkas pada tabel 5.
Ac (m2) 909.45
Ic (Am/m2) 0,1
Konstanta k1 0,85
Konstanta k2 0,02
M (kg) 2700
Konstanta μ 0,015
Ɛ (Ah/kg) 108
Perhitungan Waktu Penggantian Anoda Zink Berdasarkan pada rumus 2.2, 2.3 dan 2.4,
maka dengan mensubtitusi p, H, B, Lbp, k1, k2, μ, dengan memplot harga M sesuai tabel 5
diperoleh waktu penggantian tf selama 5.25 tahun (63 bulan).
Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 5.
Selanjutnya dengan menggunakan rumus 2.5. dan 2.6. diperoleh jarak antar anoda zink
seperti terlihat pada table 6.
Dari hasil perhitungan kebutuhan anode zink diperoleh gambaran bahwa terdapat perbedaan
antara waktu penggantian dengan umur anoda yang seharusnya 5.25 tahun.
Verifikasi Kebutuhan Anoda Selama 3 Tahun Dengan perhitungan yang sama dengan
bab 4.2 di atas diperoleh kebutuhan jumlah anoda zink Al sebanyak 12 buah yang jauh di
bawah yang diterapkan sebagaimana ditunjukkan oleh tabel 7.
25
Analisis Umur Pakai Material Anoda Zink Jika persamaan 2.3 disubtitusi persamaan 2.2
selanjutnya persamaan 2.2 disubtitusikan lagi ke persamaan 2.4 maka akan diperoleh hubungan
antara fungsi waktu dengan parameter-parameter tabel 4. Berdasarkan hasil substitusi tersebut
diperoleh hubungan:
Dari hubungan tersebut umur ketiga anoda zink (Al, Zn dan Mg) untuk M = 108 kg diperoleh
umur (tf) masing-masing seperti pada table 4. Analisis Kebutuhan Berat Total Material
1.1.6 Anoda Zink Untuk Waktu 3 Tahun
Dengan menggunakan rumus sub bab 2.5 di atas dengan ploting waktu 3 tahun, maka
jumlah anoda zink yang diperlukan untuk setiap anoda zink sebagaimana terlihat pada tabel 6.
Berdasarkan tabel 6, dapat dilihat bahwa untuk waktu pemakaian yang sama terdapat
perbedaan jumlah total anoda zink yang berbeda secara signifikan. Perbandingan tersebut
adalah:
Al : Zn : Mg = 1 : 3.5 : 2
Berikut ini sebagai ilustrasi letak anoda pada kapal yang menjadi obyek penelitian
(Gambar 8).
Gambar 8
Pandangan atas dan samping sebagai ilustrasi letak pemasangan anoda zink untuk Al sesuai
perhitungan berjumlah 12 buah.
BAB IV
BAB VI
26
Teori
Torsimeter adalah sebuah alat pengukur torsi yang biasa dipakai untuk mengukur torsi pada
alat pemutar sekrup (screw driver). Torsi pada alat pemutar sekrup perlu dibatasi agar ulir pada
sekrup tidak aus akibat pemakaian torsi yang berlebihan.
Konsep torsi dalam fisika, juga disebut momen, diawali dari kerja Archimedes dalam lever.
Informalnya, torsi dapat dipikir sebagai gaya rotasional. Analog rotational dari gaya, masa, dan
percepatan adalah torsi, momen inersia dan percepatan angular. Gaya yang bekerja pada lever,
dikalikan dengan jarak dari titik tengah lever, adalah torsi. Contohnya, gaya dari tiga newton
bekerja sepanjang dua meter dari titik tengah mengeluarkan torsi yang sama dengan satu
newton bekerja sepanjang enam meter dari titik tengah. Ini menandakan bahwa gaya dalam
sebuah sudut pada sudut yang tepat kepada lever lurus. Lebih umumnya, seseorang dapat
mendefinisikan torsi sebagai perkalian silang:
T = r x F
di mana
27
Pneumatic Torque Wrench
Pneumatic torque wrench merupakan kunci torsi yang memanfaatkan tekanan udara dalam
mengencangkan baut dan mur. Alat yang satu ini banyak digunakan oleh baut-baut yang
membutuhkan pengencangan besar.
Kunci torsi pneumatik memiliki getaran yang sangat sedikit dan akurasi yang sangat baik pula.
Kemampuan yang dimiliki berkisar antara 118 Nm sampai 47,600 Nm. Udara yang mengalami
kompresi merupakan sumber tenaga dari kunci torsi pneumatik ini.
Hydraulic Torque Wrench
Hydraulic torque wrench merupakan kunci torsi yang memanfaatkan tenaga hidrolik dalam
proses pengencangan bautnya. Kelebihan dari kunci momen jenis yang satu ini adalah bobotnya
ringan dan ukurannya lebih kecil.
Biasanya digunakan untuk mengencangkan baut yang membutuhkan tekanan besar, contohpada
silinder head
Click Type Torque Wrench
Kunci torsi model klik sangat mudah digunakan. Nilai kekencangan dapat disesuaikan tanpa
perlu melihat jarum indikatornya. Nilai kekencangan juga hanya bisa diketahui melalui bunyi
klik. Jadi, ketika pengencangan telah sampai pada skala yang diinginkan, kunci akan berbunyi
`klik`.
Namun, kunci torsi ini harus diatur ukuran momennya terlebih dahulu sebelum
digunakan. Click type torque wrench bisa dikatakan sebagai kunci torsi yang handal dan sangat
akurat.
Click type torque wrench biasanya digunakan untuk mengencangkan baut pada exhaust valve.
Digital Torque Wrench
Digital torque wrench terbilang sebagai kunci torsi yang canggih. Bagaimana tidak? skala baca
pada kunci yang satu ini dilakukan secara digital. Dengan demikian, kesalahan dalam membaca
dapat dikurangi.
28
Fungsi kunci momen memang untuk mengencangkan baut dan mur. Namun, gunakan pula
kunci biasa di awal pengerjaan. Jika mur dan baut sudah agak mengencang, baru Anda gunakan
kunci torsi untuk lebih menguatkannya.
Pasang Kunci Soket
Sebelum menggunakan kunci torsi untuk mengencangkan baut dan mur, kunci soket harus
dipasang terlebih dahulu. Silahkan Anda pasang kunci soket yang sebelumnya telah disesuaikan
ukurannya dengan baut atau mur ke kunci torsi.
Masukkan Mur atau Baut ke Kunci Soket
Langkah selanjutnya adalah memasang kunci soket ke baut atau mur yang telah sesuai
ukurannya. Masukkan baut atau mur tersebut ke kunci soket melalui lubang yang terdapat pada
ujung kunci torsi.
Namun, terlebih dulu Anda pasang mur atau baut ke benda yang hendak dieratkan. Baru
kemudian Anda bisa memasukkan baut atau mur tersebut ke kunci soketnya.
Putar-Putar Kunci Torsi
Langkah terakhir dari cara menggunakan kunci torsi adalah memutar-memutar kunci tersebut
searah dengan jarum jam.
Putar-putar kunci torsi sampai pada nilai kekencangan yang diinginkan. Jika Anda
menggunakan model klik, maka putar-putar kunci torsi sampai ada bunyi `klik`.
Sedikit catatan, jika mur atau baut yang hendak dikencangkan memiliki momen puntir yang
besar, sebaiknya Anda lakukan secara bertahap. Semisal pengencangan baut yang memiliki
momen sebesar 8 kg, maka harus dilakukan secara bertahap, yaitu mulai dari 4 - 6 - 8 kg.
Kunci momen memang merupakan peralatan terpenting dalam pekerjaan di industri otomotif.
Masing-masing mesin pun memiliki standar kekencangan yang berbeda-beda. Oleh karena itu,
gunakan kunci torsi untuk mengeratkannya agar baut dan mur tidak mengalami kerusakan.
29
BAB VII
Pengertian Pompa
Pompa merupakan suatu alat yang dapat memindahkan fluida dari suatu tempat ke tempat lain
melalui suatu media perpipaan dengan cara menambahkan energi pada fluida yang dipindahkan
dan berlangsung secara kontinyu. Pompa sentrifugal sebagai salah satu jenis pompa yang
banyak dijumpai dalam industri, bekerja dengan prinsip putaran impeller sebagai elemen
pemindah fluida yang digerakkan oleh suatu penggerak awal.
Tujuan Perawatan Dan Perbaikan Pompa
Perawatan dan perbaikan adalah menghindarkan atau memperbaiki mesin atau komponen-
komponennya dari kerusakan, dengan tindakan ini mesin dapat dioperasikan lagi. Kegiatan
yang dilakukan diantaranya mengganti atau memperbaiki alat-alat mesin yang bertujuan agar
mesin dapat dioperasikan kembali sebagaimana mestinya. Kualitas dalam perbaikan harus
30
diukur, jika kualitas perbaikan komponen mesin mempunyai 90-100% maka perbaikan yang
dilakukan nilainya adalah baik sekali.
Metode Perawatan Dan Perbaikan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertama, observasi dan interview. Proses
awal penelitian ini dengan mengenali pompa ballast yang ada. Overhoul dilakukan untuk
mengetahui kerusakan pada pompa. Setelah overhoul, dilakukan perhitungan debit aliran,
kecepatan rata-rata, bilangan Reynold, faktor gesekan, kehilangan gesekan, tekanan hisap dan
daya pompa. Hasilnya menunujukkan bahwa ada kerusakan yamg terjadi pada pompa ballast
yaitu, impeller aus, mechanic seal pecah dan bearing aus. Penyebab kerusakan pompa
dipengaruhi oleh beberapa fakor dominan yaitu: Posisi pompa ballast yang kotor, valve
tertutup, operasi yang salah, tangki yang kotor dan posisi air yang dihisap. Untuk mengurangi
resiko kerusakan dan menambah umur pompa, perlu dilakukan perawatan secara rutin, dimulai
dari preventive maintenace, corrective maintenance dan pemeliharaan darura
32
1.2 TASK DATE 1.3 1.4 TIME 1.5
1.22 INSTRUCTION:
1.23 1.24 Tugas individu dikerjakan dalam bentuk uraian tulisan tangan pada lembar/form jawaban.
1.
1.25 1.26 Tugas dikumpulkan sesuai dengan submitted date dan time.
2.
1.27 1.28 Untuk melengkapi tugas taruna dapat mencari referensi pendukung dari buku di
3. perpustakaan ataupun dari internet. Seperti buku seamanship oleh Danton atau file terlampir
1.29 TASK:
1.30 1.31 Jelaskan disertai dengan gambar istilah pipa dan perangkatnya
1.
1.32 1.33 Jelaskan kegunaan dari pipa dan perangkatnya disertai ilustrasi contoh.
2.
1.34 1.35 Jelaskan pengaruh “Trim” dan “List” terhadap kemampuan olah gerak kapal?
3.
1.36 1.37 Apakah yang dimaksud dengan “pipa dan perangkatnya”? dan bagaimana cara mengatasi
33
4. kebocoran pipa
1.38 1.39 Mengapa “pipa” mempengaruhi system cooler ? Dan bagaimana mengatasi kebocoran pipa
5. dalam system cooler?
1.40 1.41 Uraikan disertai gambar pengaruh pipa dan perangatnya terhadap system cooler
6.
34
BAB VIII
Sistem perpipaan adalah suatu sistem yang digunakan untuk transportasi fluida antar
peralatan (equipment) dari suatu tempat ke tempat yang lain sehingga proses produksi dapat
berlangsung.
Pada tugas akhir ini akan dibahas mengenai analisis pada jalur pipa discharge feed water
pada Takuma boiler milik PT Suparma. Boiler secara umum dalam teori sistem perpipaan
adalah bejana bertekanan dengan bentuk dan ukuran yang didesain untuk menghasilkan uap
panas. Uap panas dengan tekanan tertentu kemudian digunakan untuk mengalirkan panas ke
suatu proses. Boiler Feed Water Pump merupakan salah satu aplikasi penggunaan pompa
sentrifugal berukuran besar pada industri pembangkit listrik tenaga uap. Pompa ini berfungsi
untuk mengontrol dan memberikan air pada jumlah tertentu yang berasal dari tanki air (Feed
Water Tank) menuju boiler dengan spesifikasi tekanan tertentu. Air tersebut sebelum masuk ke
boiler biasanya mengalami pemanasan awal (pre-heating). Sehingga air yang dipompa oleh
BFWP juga memiliki temperatur tertentu yang cukup panas. Istilah Feedwater disini adalah air
yang dimasukan ke dalam boiler untuk dipanaskan dan diubah menjadi uap. Feedwater yang
digunakan dalam boiler adalah alat untuk mentransfer energi panas dari bahan bakar yang
dibakar menjadi energi mekanis putaran turbin uap.
3.1. Pipa
Pipa adalah suatu komponen berbentuk silindris yang digunakan untuk memindahkan
fluida bertekanan yang didesain sedemikian rupa sesuai dengan spesifikasi material tertentu.
Pada bab ini akan membahas untuk pipa baja dan pipa besi, karena kedua jenis pipa ini yang
paling banyak digunakan terutama pada industri-industri perminyakan. Secara umum pipa dapat
diklasifikasikan menjadi dua golongan, yaitu pipa tanpa sambungan (seamless) dan pipa dengan
sambungan las (welded).
35
3.1.2. Pipa dengan Sambungan Las (Welded Steel Pipe)
Pipa welded terbuat dari bahan plat yang di roll dan kemudian dilakukan pengelasan
pada kedua ujungnya. Proses pengelasan ini dapat dibedakan menjadi :
Secara umum sifat baja ditentukan oleh kandungan C (carbon) berdasarkan kandungan
C (carbon) dan unsur-unsur lainnya, maka dikenal :
3. Alloy steel
Baja paduan di definisikan sebagai suatu baja yang dicampur satu atau lebih unsur
campuran seperti nikel, mangan, molybdenum, chromium, vanadium, dan wolfram yang
36
berguna untuk memperoleh sifat-sifat baja yang dikehendaki seperti sifat kekuatan,
kekerasan dan keuletannya.
Menurut Santoso (2007) standard dimensi pipa, dimensi dan material pipa diatur
menurut standard code tertentu, antara lain :
1. ANSI B36.10 mengatur tentang welded dan seamless wrought steel pipa.
2. ANSI B36.19 mengatur tentang stainless steel pipe.
3. ANSI A21.50 dan A21.51 mengatur tentang ductile iron pipe.
Ketentuan yang diatur oleh ASTM (American Society for Testing and Material)
meliputi: komposisi kimia, sifat mekanik, finishing, dan test yang diperlukan terhadap material.
Spesifikasi yang diatur oleh ASME adalah identik dengan ASTM, tetapi ASME lebih
ketat karena untuk pemakaian yang kritis dan biasanya diperlukan ASME Stamp. Sebagai
contoh untuk material A 106 (ASTM) akan menjadi SA 106 (ASME). Beberapa material pipa
dan aplikasinya dapat dilihat pada tabel 3.1. berikut. Table 3.1. Material Perpipaan dan
Aplikasinya. Santoso (2007)
37
No Spesifikasi Produk Range NPS Aplikasi
Ordinary use
Seamless /
1 ASTM A-53 1/8” – 26” in gas, air, oil, water,
Welded
steam
High-temperature
2 ASTM A-106 Seamless 1/8” – 48” service (steam, water,
gas, etc.)
High-temperature
3 ASTM A-369 Forged & Bored Custom
service
High-temperature
4 ASTM A-335 Seamless Custom
service
Service requiring
Seamless / 1/8” & excellent fracture
5 ASTM A-333
Welded larger toughness at low
temperature
EFW Low-temperature
16” and
6 ASTM A-671 (Electric service
larger
Fussion Welded)
EFW Moderate-temperature
16” and
7 ASTM A-672 (Electric service
larger
Fussion Welded)
EFW High-temperature
16” and
8 ASTM A-691 (Electric service
larger
Fussion Welded)
Seamless / 1/8” & Low to Hightemperature
9 ASTM A-312 and corrosive service
Welded larger
Seamless / Line pipe, refinery, and
10 API 5L
Welded transmission service
Beberapa material pipa dan komponen-komponen pipa yang umum digunakan sesuai
dengan standar kode ANSI B31.1, B31.3, dan B31.4 dapat dilihat pada Tabel 3.2
3.1.6. NPS (Nominal pipe size), Diameter, Schedule, dan Ukuran Tebal Pipa. Pipa
diidentifikasikan dengan NPS (Nominal pipe size) dan nomor Sch (Schedule). NPS
menunjukkan diameter nominal pipa dalam satuan inchi. NPS bukanlah diameter dalam (ID)
maupun diameter luar (OD).
39
1. Standard ANSI atau ASME
No. Schedule : 5, 10, 20, 30, 40, 60, 80, 100, 120, 160
2. Standard ASTM (Manafacturer’s Weight)
Schedule STD (standard), XS (extra strong), XXS (double extra strong)
3. Standard API
Nilai schedule menurut API
40
Tube adalah istilah untuk pipa-pipa berukuran kecil (NPS 2” dan lebih kecil). Tube sering
digunakan pada pipa-pipa alat penukar kalor (Shell & Tube Heat Exchanger) dan pemasangan
alat ukur suhu, sistem control secara hidrolik atau sistem pneumatik, misalnya katup
(control/control valve).
t A
2.Sa
3.2.1. Fitting
Fitting merupakan komponen sistem perpipaan yang memungkinkan perubahan arah jalur
pipa, perubahan diameter jalur pipa dan percabangan pipa. Fitting berfungsi untuk
penyambungan, baik pipa dengan pipa, pipa dengan fitting, dan pipa dengan peralatan.
Jenis fitting dapat digolongkan secara umum berdasarkan metode penyambungan yang
menyatakan jenis ujung fitting-fitting tersebut. Metode penyambungan dapat digolongkan
menjadi :
41
2. Socket-Welding (ujung fitting jenis socket, dan di las) - Digunakan pada
tekanan operasi tinggi.
- Sambungan tahan bocor (baik digunakan untuk penanganan jenis-jenis fluida
berbahaya).
- Digunakan untuk jalur pipa NPS 2” dan lebih kecil.
- Mudah dalam pemasangan, sisa logam tidak tertinggal didalam jalur pipa. -
Ketahanan terhadap getaran dan momen bending kurang.
- Umumnya digunakan pada jalur transport material yang mudah terbakar, beracun
dan mahal.
- Terdapat sedikit celah sambungan yang dapat menjebak cairan yang dapat
menyebabkan korosi celah (creive corrosion).
3. Screwed/Threaded (ujung fitting berulir)
- Digunakan pada tekanan operasi rendah.
- Sambungan kurang tahan bocor (tidak baik untuk fluida yang beracun, bersifat
radioaktif, dan yang mudah terbakar).
- Digunakan untuk jalur pipa dengan NPS 2” dan lebih kecil. - Mudah dalam
pemasangan.
- Ketahanan terhadap getaran dan momen bending kurang.
- Digunakan pada pipa service dan pipa proses.
- Mudah dibuat dari pipa dan fitting lain di on-site (lapangan).
- Dapat meminimalkan terjadinya kebocoran saat pemasangan perpipaan pada daerah
yang terdapat gas atau cairan yang mudah terbakar.
- Kekuatan pipa berkurang karena sebagian tebal dinding digunakan untuk
pembuatan ulir.
42
Menurut Santoso (2007) terdapat hubungan praktis antara schedule pipa dengan rating
atau kelas untuk fitting berjenis sambungan ujung diulir (threaded/screwed) dan jenis
sambungan ujung socked welded, yaitu sebagai berikut :
43
Gambar 3.1. Jenis-jenis Elbow. Ammu (2015)
2. BW Reducer berfungsi untuk pengecilan dan pembesaran jalur pipa. Berdasarkan garis
sumbunya sebagaimana ditunjukan pada gambar 3.2. reducer dibedakan menjadi
reducer jenis:
- Concentric (sesumbu)
- Eccentric (jarak antar sumbu / offset = 0,5 (IDmax-IDmin)
44
Gambar 3.3. Jenis-jenis Tee. Ammu (2015)
4. Flange digunakan untuk menyambung pipa dengan pipa , pipa dangan katup, pipa
dengan fitting (misal : elbow dengan jenis sambungan ujung butt-welding).
Jenis-jenis flange antara lain :
a. Welding Neck Flange
Berdasarkan panjang leher (neck), WN Flange dibedakan menjadi:
- Regular WN Flange digunakan untuk sambungan dengan pipa
- Long WN Flange digunakan untuk sambungan dengan peralatan
Karakteristik tipe sambungan dengan WN Flange sebagaimana ditunjukan pada
gambar 3.4. adalah sebagai berikut :
45
b. Slip On Flange
diameter).
Karakteristik dan fungsi tipe sambungan dengan Lap joint Flange sebagaimana
- relatif murah.
46
- biasanya digunakan pada pemasangan lubang baut yang sulit, misalnya
47
Gambar 3.7. Jenis-jenis Flange. Ammu (2015)
Langkah-langkah :
- Langkah 1 : tentukan jenis material dan proses pembuatan fitting tersebut (casting,
forging, atau dari plat). Misalnya material flange ASTM A-105, proses pembuatan
dengan cara ditempa (forging).
- Langkah 2 : tentukan material grup dari tabel 1A (List of Material Specification).
Didapatkan material grup nya 1.1
- Langkah 3 : tentukan rating flange dari table 2-1.1 (rating for grup 1.1 Material),
dengan suhu dan tekanan operasi sebagai data masukan.
Misalkan pada suhu operasi 600o F dan tekanan operasi 150 Psig, maka rating flange
tersebut adalah 300#, tekanan operasi maksimum yang diizinkan sampai 550 oF. pada rating
150#, tekanan operasi maksimum yang diizinkan hanya sampai 140 Psig < tekanan operasi
dalam jalur tersebut.
48
1.43 3.6. Penyangga Pipa (Pipe Support)
Dasar ilmu untuk penyangga pipa (baik support maupun hanger) adalah mekanika
teknik dan kekuatan bahan yang biasa dipakai pada pekerjaan pemesinan dan juga sipil.
Berdasarkan pembebanannya, penyangga pipa dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
- Penyangga beban statik, misal: beban berat pipa dan fitting, beban berat fluida, dan
beban thermal.
- Penyangga beban dinamik, misal: beban berat pipa dan fitting, beban berat fluida, beban
angin, beban gempa, dan beban thermal.
49
Gambar 3.14. Penyangga pipa struktur. Santoso (2007)
Gambar 3.15. Penyangga pipa kaki bebek (Duck Foot). Santoso (2007)
50
Gambar 3.16. Penyangga pipa bracket. Santoso (2007)
51
Gambar 3.18. Pipe Hanger. Santoso (2007)
52
53
BAB IX
3. Untuk melengkapi tugas taruna dapat mencari referensi pendukung dari buku di perpustakaan
ataupun dari internet. Seperti buku seamanship oleh Danton atau file terlampir
TASK:
1. Jelaskan pengertian heat exchanger!
54
Sesuai dengan namanya, maka alat penukar kalor (heat exchanger) berfungsi
mempertukarkan suhu antara dua fluida dengan melewati dua bidang batas. Bidang batas
pada alat penukar kalor ini berupa pipa yang terbuat dari berbagai jenis logam sesuai
dengan penggunaan dari alat tersebut.
Pada percobaan ini akan dilakukan pengamatan unjuk kerja alat penukar kalor pipa
ganda (double pipe heat exchanger) yang terdiri dari dua pipa konsentris. Pipa yang
berada di luar dikenal sebagai annulus (shell), sedangkan bagian dalam dikenal sebagai
pipa (tube).
Heat exchanger adalah heat exchanger antara dua fluida dengan melewati dua bidang
batas. Bidang batas pada heat exchanger adalah dinding pipa yang terbuat dari berbagai
jenis logam. Pada heat exchanger ini, terdapat dari dua pipa konsentris, yaitu:
annullus/shell (pipa yang berada di luar) dan tube (pipa yang berada di dalam).
Berdasarkan jenis alirannya heat exchanger dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Pararel Flow
Kedua fluida ,mengalir dalam heat exchanger dengan aliran yang searah. Kedua fluida
memasuki HE dengan perbedaan suhu yang besar. Perbedaan temperatur yang besar
akan berkurang seiring dengan semakin besarnya x, jarak pada HE. Temperatur
keluaran dari fluida dingin tidak akan melebihi temperatur fluida panas.
2. Counter Flow
Berlawanan dengan paralel flow, kedua aliran fluida yang mengalir dalam HE masuk
dari arah yang berlawanan. Aliran keluaran yang fluida dingin ini suhunya mendekati
suhu dari masukan fluida panas sehingga hasil suhu yang didapat lebih efekrif dari
paralel flow. Mekanisme perpindahan kalor jenis ini hampir sama dengan paralel flow,
dimana aplikasi dari bentuk diferensial dari persamaan steady-state:
dQ=U ( T−t ) a ital dL} {¿ (1)
dQ=WCdT =wcdt (2)
Dimana satu fluida mengalir tegak lurus dengan fluida yang lain. Biasa dipakai
untuk aplikasi yang melibatkan dua fasa. Misalnya sistem kondensor uap (tube and
55
shell heat exchanger), di mana uap memasuki shell, air pendingin mengalir di dalam
tube dan menyerap panas dari uap sehingga uap menjadi cair.
Suatu sillinder yang dilengkapi dengan inlet dan outlet nozzle sebagai tempat keluar
masuknya fluida. Ada 2 jenis tube dalam shell, yaitu finned tube (tube yang
mempunyai sirip (fin) pada bagian luar tube) dan bare tube (tube dengan permukaan
yang rata)
2. Tube Sheet
Tempat untuk merangkai ujung-ujung tube sehingga menjadi satu yang disebut tube
bundle. HE dengan tube lurus pada umumnya menggunakan 2 buah tube sheet.
Sedangkan pada tube tipe U menggunakan satu buah tube sheet yang berfungsi untuk
menyatukan tube-tube menjadi tube bundle dan sebagai pemisah antara tube side
dengan shell side.
3. Baffle
Berfungsi sebagai penyangga tube, menjaga jarak antar tube, menahan vibrasi yang
disebabkan oleh aliran fluida, dan mengatur aliran turbulen sehingga perpindahan
panas lebih sempurna. Jenis baffle yaitu battle melintang (segmental, dish and
doughnut) dan baffle memanjang.
4. Tie Rods
Batangan besi yang dipasang sejajar dengan tube dan ditempatkan di bagian paling
luar dari baffle yang berfungsi sebagai penyangga agar jarak antara baffle yang satu
dengan lainnya tetap.
A. Berdasarkan Fungsinya
1. Heat exchanger
56
Heat exchanger mengontrol kalor antara dua proses aliran: aliran fluida panas yang
membutuhkan pendinginan ke aliran fluida temperatur rendah yang membutuhkan
pemanasan. Kedua fluida biasanya satu fasa atau suatu fluida yang berbentuk gas dan
lainnya berbentuk cairan.
2. Condenser
Condenser adalah tipe lain dimana hidrokarbon atau gas lainnya yang mencair
sebagian atau seluruhnya dengan pemindahan panas.
3. Cooler – Chiller
Berfungsi memindahkan panas, baik panas sensibel maupun panas laten fluida yang
berbentuk uap kepada media pendingin, sehingga terjadi perubahan fasa uap menjadi
cair. Media pendingin biasanya digunakan air atau udara. Condensor biasanya
dipasang pada top kolom fraksinasi. Pada beberapa kasus refrijeran biasa digunakan
ketika temperatur rendah dibutuhkan. Pendinginan itu sering disebut ‘chiller’.
4. Reboiler
Digunakan untuk menguapkan kembali sebagian cairan pada dasar kolom (bottom)
distilasi, sehingga fraksi ringan yang masih ada masih teruapkan. Media pemanas yang
digunakan adalah uap (steam). Reboiler bisa dipanaskan melalui media pemanas atau
dipanaskan langsung. Yang terakhir reboilernya adalah furnace atau fire tube
5. Heater – Superheater
Heater digunakan untuk memanaskan fluida yang memiliki viskositas tinggi baik
bahan baku ataupun fluida proses dan biasanya menggunakan steam sebagai pemanas.
Superheater memanaskan gas dibawah temperatur jenuh.
57
dipasang fin atau sirip memanjang, hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan
permukaan perpindahan panas yang lebih luas. Double pipe ini dapat digunakan untuk
memanaskan atau mendinginkan fluida hasil proses yang membutuhkan area
perpindahan panas yang kecil (biasanya hanya mencapai 50 m2).
Double-pipe Heat exchanger ini juga dapat digunakan untuk mendidihkan atau
mengkondensasikan fluida proses tapi dalam jumlah yang sedikit. Kerugian yang
ditimbulkan jika memakai Heat exchanger ini adalah kesulitan untuk memindahkan
panas dan mahalnya biaya per unit permukaan transfer. Tetapi, double pipe Heat
exchanger ini juga memiliki keuntungan yaitu Heat exchanger ini dapat dipasang
dengan berbagai macam fitting (ukuran).
Pada alat ini, mekanisme perpindahan kalor terjadi secara tidak langsung (indirect
contact type), karena terdapat dinding pemisah antara kedua fluida sehingga kedua
fluida tidak bercampur. Fluida yang memiliki suhu lebih rendah (fluida pendingin)
mengalir melalui pipa kecil, sedangkan fluida dengan suhu yang lebih tinggi mengalir
pada pipa yang lebih besar (pipa annulus). Penukar kalor demikian mungkin terdiri
dari beberapa lintasan yang disusun dalam susunan vertikal. Perpindahan kalor yang
terjadi pada fluida adalah proses konveksi, sedang proses konduksi terjadi pada
dinding pipa. Kalor mengalir dari fluida yang bertemperatur tinggi ke fluida yang
bertemperatur rendah.
o Relatif mahal
o Terbatas untuk fluida yang membutuhkan area perpindahan kalor kecil (<50 m2)
58
o Biasanya hanya digunakan untuk sejumlah kecil fluida yang akan dipanaskan atau
dikondensasikan.
mengalir di dalam tube dan fluida yang mengalir di luar tube (pada shell side). Shell
and tube ini merupakan Heat exchanger yang paling banyak digunakan dalam proses-
proses industri.
Keuntungan Shell and Tube Heat exchanger merupakan Heat exchanger yang paling
banyak digunakan di proses-proses industri karena mampu memberikan ratio area
perpindahan panas dengan volume dan massa fluida yang cukup kecil. Selain itu juga
dapat mengakomodasi ekspansi termal, mudah untuk dibersihkan, dan konstruksinya
juga paling murah di antara yang lain. Untuk menjamin bahwa fluida pada shell-side
mengalir melintasi tabung dan dengan demikian menyebabkan perpindahan kalor yang
lebih tinggi, maka di dalam shell tersebut dipasangkan sekat/penghalang (baffles).
Shell and tube ini dibagi lagi sesuai dengan penggunaannya yaitu class R (untuk
keperluan proses dengan tekanan tinggi), class C (untuk keperluan proses dengan
tekanan dan temperatur menengah dan fluida yang tidak korosif, serta class B (untuk
keperluan fluida yang korosif). Proses pertukaran panas pada kedua fluida ini terjadi
pada dinding tube dimana terdapat dua proses perpindahan yaitu secara konduksi dan
konveksi. Dilihat dari konstruksinya, Heat exchanger tipe Shell and Tube dibedakan
atas:
59
shell. Kelemahan pada tipe ini adalah kesulitan pada penggantian tube dan
pembersihan shell.
U tube/U bundle
U tube/U bundle merupakan jenis HE yang hanya mempunyai 1 buah tube sheet,
dimana tube dibuat berbentuk U yang ujung-ujungnya disatukan pada tube sheet
sehingga biaya yang dibutuhkan paling murah di antara Shell and Tube Heat
exchanger yang lain. Tube bundle dapat dikeluarkan dari shellnya setelah channel
headnya dilepas. Tipe ini juga dapat digunakan pada tekanan tinggi dan beda
temperatur yang tinggi. Masalah yang sering terjadi pada Heat exchanger ini adalah
terjadinya erosi pada bagian dalam bengkokan tube yang disebabkan oleh kecepatan
aliran dan tekanan di dalam tube, untuk itu fluida yang mengalir dalam tube side
haruslah fluida yang tidak mengandung partikel-partikel padat.
2. Spiral tube
Plate Heat exchanger
Kedua aliran masuk dari sudut dan
melewati bagian atas dan bawah plat-plat
parallel dengan fluida panas melewati
jalan-jalan (ruang antar plat) genap dan
fluida dingin melewati jalan-jalan ganjil.
Plat-plat dapat dipasang secara melingkar
60
Terdapat dua jenis Heat Exchanger berdasarkan flow arrangements yakni single
pass dan multiple pass. Pada single pass, kedua fluida melewati sistem hanya satu kali,
sedangkan pada multiple pass, salah satu atau kedua fluida mengalir bolak-balik secara
zigzag. Pada single pass aliran fluida bisa parallel ataupun berlawanan, sedangkan pada
multiple pass merupakan kombinasai keduanya. Fluida juga dapat mengalir secara
crossflow. Yang pertama, kedua fluida tidak bercampur, mereka melewati jalan masing-
masing tanpa bercampur. Yang kedua, kedua fliuda bercampur tanpa terjadi reaksi
kimia. Jika luas shell besar, cross flow akan menghasilkan koefisien perpindahan kalor
yang lebih tinggi daripada aliran aksial yang terjadi di dalam tabung double-pipe.
1. Paralel Flow
Kedua fluida ,mengalir dalam heat exchanger dengan aliran yang searah. Kedua
fluida memasuki HE dengan perbedaan suhu yang besar. Perbedaan temperatur yang
besar akan berkurang seiring dengan semakin besarnya x, jarak pada HE. Temperatur
keluaran dari fluida dingin tidak akan melebihi temperatur fluida panas.
2. Counter Flow
Berlawanan dengan paralel flow, kedua aliran fluida yang mengalir dalam HE
masuk dari arah yang berlawanan. Aliran keluaran yang fluida dingin ini suhunya
61
mendekati suhu dari masukan fluida panas sehingga hasil suhu yang didapat lebih
efekrif dari paralel flow.
Dimana satu fluida mengalir tegak lurus dengan fluida yang lain. Biasa dipakai
untuk aplikasi yang melibatkan dua fasa. Misalnya sistem kondensor uap (tube and
shell Heat exchanger), di mana uap memasuki shell, air pendingin mengalir di dalam
tube dan menyerap panas dari uap sehingga uap menjadi cair.
Dari ketiga tipe Heat exchanger tersebut tipe counter flow yang paling efisien
ketika kita membandingkan laju perpindahan kalor per unit area. Dengan beda
temperatur fluida yang paling maksimal di antara kedua tipe Heat exchanger lainnya,
maka beda temperatur rata-rata (log mean temperature difference) akan maksimal
dan pada akhirnya laju perpindahan kalor akan maksimal pula.
1. Sebelum membongkar pelat penukar panas, ukur panjang pemadatan pelat piring
terlebih dahulu, dan buat catatan (ukuran ini harus digunakan saat pemasangan
kembali);
2. Lepaskan baut penjepit dan semua lembaran pertukaran panas;
3. Lepaskan paking penyegelan di setiap piring. Untuk mencegah obeng menusuk pelat,
metode pendinginan nitrogen cair dapat diadopsi untuk secara cepat merusak strip karet
dan kemudian robek;
4. Membersihkan sisa perekat di alur penyegelan untuk membersihkan kotoran di piring;
5. Periksa pelat perpindahan panas untuk retak atau perforasi oleh cahaya atau
penetrasi. Periksa pelat untuk lubang atau deformasi;
6. Memperbaiki atau mengganti pelat yang rusak;
7. Reassembly. Sebelum perakitan, bersihkan alur penyegelan dengan aseton terlebih
dahulu, dan gunakan perekat 401 untuk menempelkan gasket penyegelan secara
horizontal;
8. Pelat dari strip penyegelan direkatkan, dan masing-masing kelompok 50 potongan
ditekan dengan pelat baja 20 ~ 30mm, dan disembuhkan dalam kisaran suhu sekitar 30 ~
35oC selama 24 jam, yang dapat digantung;
62
9. Setelah potongan menggantung selesai, tekan dengan lembut penutup di kedua ujungnya
dan kenakan baut penguat;
10. Secara merata kencangkan baut dengan kunci momen;
11. Mengukur panjang total lembaran setelah perakitan dan pemadatan;
12. Pasang bushing bagian dalam dan luar;
13. Uji tekanan keseluruhan. Pertama, tutup pipa saluran masuk saluran fluida di satu sisi
pelat, isi dengan air, kemudian tambahkan pelat buta dengan pipa pendek ventilasi di
atas pipa saluran masuk medium yang sedang bekerja di sisi lain pelat, dan pasang
pengukur tekanan pada sisi tes tekanan. Setelah diisi dengan air, tekan pompa dengan
tekanan 1,5 kali tekanan operasi dan simpan selama 30 menit. Itu bisa dihubungkan
tabung luar jika tekanannya tidak berkurang.
64
Metode Pembersihan Heat Exchanger
65
Adapun Metode Pembersihan Heat Exchanger ada 2 tipe :
1. Tipe Chemical Cleaning
2. Tipe Mechanical Cleaning
66
Kekurangan Dan Kelebihan
5. Hasil pembersihan akan merata dan bahkan masuk kedalam permukaan yang
berpori atau berstektur kasar karena bahan tersebut berbentuk cair yang
tentunya akan menyebar dipermukaan dan meresap kedalam.
6. Hemat tenaga, Tenaga yang diperlukan dalam proses pekerjaan lebih ringan
karena dibantu proses kimia tersebut dan kita hanya perlu menyikat atau
menggosok ringan agar reaksi lebih sempurna.
67
b. Kekurangan Chemical Cleaning
1. Bahan chemical cleaning itu reaksinya sangat keras, lapisan kerak bisa rontok
semua, efek sampingnya ada apabila keraknya hanya tipis, maka sebagian
logamnya akan mengakibatkan performance dari ME akan berubah.
6. Perlu proses lanjutan seperti uji laboratorium untuk mengetahui kadar FE pada
Saluran Tube. And shell.
68
rusak akan tetapi pori-porinya sudah terbuka dan tentunya benda tersebut akan
cepat kelihatan kotor karena noda dapat meresap kedalam pori-pori.
69
2. Tipe Pembersihan Mechanical Cleaning
2. Media untuk pembersihanya sangat mudah didapat, hanya butuh sumber air
yang konstan dan udara bertekanan tinggi.
3. Peralatan yang mudah didapat dengan harga yang bervariasi sesuai tingkat
kebutuhan.
1. Hasil Kurang Maksimal karena menggunakan alat yang tidak bisa menjangkau
sudut sudut yang sempit dan pori pori yang sangat kecil.
2. Butuh penggunaan air yang banyak sebagai media untuk membersihkan kerak
atau fouling yang terdapat pada tube atau shell pada HE.seperti pada system
Hydrojeting.
70
5. Waktu Pekerjaan yang cukup lama, kurang effesien dengan hasil kurang
maksimal.
71
8. BAB X
Diatas kapal, banyak alat/pesawat yang sehari-hari kita menggunakan, mengoperasikan
dan tentu sudah kita kenal (kenal belum tentu tau) tapi apabila hendak menyebutkan dan
menulisnya kita kesulitan seperti dalam menyebutkan bagian suatu alat/pesawat atau type
tertentu. Sekedar mengenal saja tapi untuk menjelaskan nya,, wah nanti cari buku dulu .
Apalagi hendak membuat requisition. pantasen kerja sama orang asing blm siap, alias hao-
hao. hahaha… banyak nanya, kalo banyak nanya di atas kapal malu di katain goblok,
kadang ada juga!?!.., jadi nanya aja sama mba google.. ketemu deh cerita seorang pelaut. .
….kata sambutan. OK kita kembali ke Laptop.
Valve atau biasa juga disebut dengan kerangan,
sangat berperan penting dalam sistim pipa kapal tanker, cargo pump dll guna menjaga
kestabilan proses operasional, valve bertugas mengatur aliran (fluida) dalam suatu proses
pembongkaran dan pemuatan cargo. Secara tidak langsung, maka valve dapat diandalkan
untuk mengatur besar kecil nya flow, rendah tingginya level, rendah tingginya temperatur
ataupun tekanan
Ketika valve telah dipasang dalam suatu rangkaian pipa. Pada saat valve di buka, fluida
mulai mengalir, dan ketika valve ditutup maka fluida pun berhenti mengalir. Valve seperti
ini bertugas untuk menutup penuh (fully closed) ataupun membuka penuh (fully opened)
suatu aliran. Karena tugasnya hanya untuk membuka atau menutup maka valve sejenis ini
dinamakan dengan ON/OFF valves atau Isolation valve.
Selain untuk membuka dan menutup atau fully opened dan fully closed, ada juga valve
yang berfungsi untuk mengatur (regulate) aliran (fluida). Valve sejenis ini sering disebut
sebagai Throttling valve.
Ada juga valve yang tugas nya mengatur agar aliran berjalan ke satu arah saja ataupun
agar tidak terjadi reversed flow atau backflow. valve seperti ini disebut check valve atau
one way valve.
Beberapa valve ada juga yang dirancang untuk melepaskan (release) kelebihan pressure
untuk menjaga keamanan alat ataupun operator. Valve yang berfungsi untuk melepaskan
kelebihan pressure ini sering disebut sebagai pressure relieve valve ataupun pressure
safety valve (kedua jenis valve ini mempunyai fungsi yang sama tetapi prinsip kerjanya
berbeda).
Valve secara umum dibagi menjadi 4 bagian, yaitu:
1.Opened/Closed valve
2. Throttling valve
3. Check valve
4. Pressure Relieve valve/Pressure safety valve
II. Bagian – Bagian Utama Valve
Sekarang ini telah bermacam-macam valve yang telah diproduksi oleh vendor. Namun
pada dasarnya, valve-valve tersebut mempunyai bagian-bagian dasar yang sama. Seperti
terlihat pada gambar dibawah ini. Bagian-bagian utama valve adalah; body, seat, disc,
bonnet, gland, packing, stem dan handwell.
Seat dan Disc
Seat adalah bagian pada valve yang mantap/diam. Disc adalah bagian yang bergerak,
bertugas sebagai pengontrol aliran. Disc akan bergerak keatas sehingga memberikan ruang
lebih banyak agar fluida dapat mengalir, bergerak kebawah jika akan menutup dan
menekan seat dengan rapat. Banyak valve yang berbeda namanya karena perbedaan disc
dan seat ini. Seperti Ball Valve, Plug Valve, Needle Valve. (Akan dibahas kemudian).
Stem dan Handwell
Jika kita telusuri bagian valve dari bawah keatas setelah seat, disc lalu stem dan handwell
yang semuanya tergabung jadi satu. Stem berbentuk batang yang sebagian berulir sebagian
72
tidak. Handwell digunakan oleh operator untuk memutar stem, sehingga dapat
menggerakkan disc keatas dan kebawah. Khusus saat pengoperasian Handwell, jika
diputar searah jarum jam maka valve akan menutup, sebaliknya jika diputar berlawanan
jarum jam maka valve akan membuka. Namun, ketika hendak menutup valve, hendaknya
jangan memaksa putaran handwell terlalu keras dan kencang, karena akan menyebabkan
kerusakan pada disc dan seat hingga masa pakai valve menjadi lebih cepat.
Bonnet dan Packing
Bonnet memberikan ruangan bagi disc untuk bergerak keatas saat valve dalam posisi
membuka. Sedangkan packing, berfungsi sebagai material isolasi agar tak ada kebocoran
fluida melalui stem.
Gland dan Gland Nut
Berfungsi untuk mengencangkan posisi packing terhadap stem. Jika ada kebocoran fluida
melalui bagian ini maka dapat diantisipasi dengan mengencangkan Gland Nut. Jika tidak
bisa juga, maka valve kemungkinan besar harus diganti.
III. Macam-macam valve yang sering ditemui di atas kapal maupun di tankers terminals
(bukan terminal priok ) adalah sebagai berikut:
1. Gate valve
2. Globe valve
3. Angle valve
4. Needle valve
5. Plug valve
6. Ball valve
7. Butterfly valve
8. Diahpgram valve
9. Pinch valve
10. Check valve
11. Relieve valve
12. Safety valve
Penjelasan masing-masing Valve tsbt sbb:
1. Gate valve
Gambar Gate valve
Nama “Gate valve” diambil karena bentuk disc dari jenis valve ini pada saat menutup atau
membuka berlaku seperti “Gate” (Gate dari bahasa inggris = Gerbang/Pagar). Dimana saat
disc membuka keatas maka seluruh aliran akan bebas masuk tanpa hambatan yang berarti,
namun pada saat disc tertutup rapat maka aliran akan berhenti tertahan oleh disc tersebut.
Gate valve mempunyai body dan stem yang panjang. Kegunaan dari jenis valve ini adalah
hanya untuk menutup dan membuka aliran (fully closed & fully opened position), on/off
control dan isolation equipment.
Gate valve tidak bisa digunakan untuk mengatur besar kecilnya aliran (regulate atau
trotthling). Karena akan merusak posisi disc nya dan mengakibatkan valve bisa passing
pada saat valve ditutup (passing = aliran tetap akan lewat, walaupun valve sudah
menutup), disc tidak menekan seat dengan baik yang diakibatkan karena posisi disc sudah
berubah (tidak rata lagi).
Pada saat Gate valve terbuka sebagian (misal 50% opening), maka aliran fluida akan
sebagian lewat dibawah disc yang menyebabkan turbulensi (turbulensi = aliran fluida yang
bergejolak) pada aliran tersebut, turbulensi ini akan menyebabkan 2 hal:
i. Disc mengayun (swing) terhadap posisi seat, sehingga lama kelamaan posisi disc akan
berubah terhadap seat sehingga apabila valve menutup maka disc tidak akan berada pada
posisi yang tepat, sehingga bisa menyebabkan passing.
ii. Akan terjadi pengikisan (erosion) pada badan disc.
73
2. Globe valve
Beberapa contoh valve yang termasuk dalam jenis Globe valve:
i. Angle valve
Contoh gambar Angle valve
Termasuk jenis globe valve, digunakan untuk mengubah aliran sebesar 90 derajat. Valve
ini bisa digunakan juga sebagai pengganti elbow:
ii. Needle valve
Contoh gambar Needle valve:
Termasuk jenis globe valve, digunakan untuk mengatur secara lebih akurat aliran yang
pressure rendah. Bentuk disc nya panjang dan kecil seperti paku.
Globe valve adalah jenis valve yang dirancang untuk mengatur besar kecilnya aliran fluida
(regulate atau trotthling). Pada dasarnya bagian utama dari Globe valve ini sama saja
dengan Gate valve. Yaitu terdiri dari body, seat, disc, bonnet, stem, packing dan gland.
Globe valve dengan gate valve bentuknya hampir sama, tetapi ada ciri-ciri tertentu yang
dapat di jadikan acuan untuk membedakan antara keduanya, yaitu:
i. Pada bagian dalam valve, disc dan seat nya berbeda. Perbedaan disc dan seat ini
menyebabkan terjadi profil (pola) aliran yang berbeda. Bentuk dari disc dan seat inilah
yang menyebabkan globe valve dapat diandalkan sebagai throttling valve. Aliran fluida
saat melewati globe valve akan mengalami sedikit hambatan sehingga akan terjadi
pressure drop yang lebih besar dari gate valve, pertama aliran akan mengenai seat lalu
membelok keatas melewati dan mengenai seluruh bagian disc, lalu aliran akan dibelokkan
lagi ke arah yang sama.
Seperti yang terlihat dibawah ini:
ii. Pada bagian luar, body dari globe valve terlihat lebih menggelembung.
Seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini:
Khusus untuk globe valve yang menangani fluida steam, maka biasanya valve akan
dilengkapi dengan back seat yang terletak berhadapan dengan seat. Back seat ini berperan
sebagai pelapis pelindung bagian atas globe valve mencegah steam untuk menerobos
masuk.
3. Rotation valve
Yang termasuk jenis Rotation valve adalah: Plug valve, Ball valve dan Butterfly valve.
Contoh gambar Plug valve
Contoh Gambar Ball valve
Contoh Gambar Butterfly valve
Dikatakan rotation valve karena valve membuka dan menutup dengan cara rotasi pada
disc. Valve – valve dibawah ini berbeda dengan gate valve dan globe valve dalam hal cara
membuka dan menutup valve. Pada gate valve dan globe valve, kita diharuskan memutar
handwell, namun untuk rotation valve, kita bisa membuka dan munutup valve hanya
dengan memutar handle valve sebesar 90 derajat. Oleh karena itu valve jenis ini bisa
membuka dan menutup lebih cepat dari gate valve ataupun globe valve.
Handle pada valve tipe ini adalah pengganti handwell pada gate valve dan globe valve.
Hal penting yang harus diperhatikan adalah, pada posisi valve fully open maka handle
akan searah dengan aliran atau pipa, namun jika posisi valve fully close maka posisi
handle tidak searah dengan aliran atau pipa, melainkan akan membentuk sudut 90 derajat
dengan aliran atau pipa.
i. Plug Valve
Secara umum, kegunaan dari plug valve adalah untuk fully open dan fully close (isolation
atau on/off control).
Bagian – bagian utama plug valve sama saja dengan gate valve ataupun globe valve. Yaitu
body, stem, packing bolt, seal, plug. Seal sama fungsinya dengan packing, packing bolt
74
sama fungsinya dengan gland nut atau gland, sedangkan plug sama fungsinya dengan disc
tapi bentuknya berbeda.
Plug ini digunakan untuk mengontrol (membuka dan menutup) aliran pada plug valve,
plug mempunyai celah atau lubang tempat aliran lewat. Saat handle diputar menuju open
position maka plug akan berputar secara rotasi terhadap seat dan bagian yang bercelah
akan melewatkan aliran. Namun pada saat handle diputar pada close position maka plug
akan berputar secara rotasi terhadap seat dan bagian yang tak bercelah akan menahan
aliran, sehingga aliran pun akan berhenti.
Plug harus rapat dengan body, agar tidak terjadi kebocoran ( leaking ) atau passing. Antara
plug dan body akan terjadi gesekan (friction), maka untuk menimalkan efek gesekan
tersebut, pada daerah sentuhan plug dan body diberikan pelumas.
Karena itu ada type plug valve yang mempunyai tempat pengisian pelumas diatas stem,
ada juga yang sudah diberikan pelumas dari pabrik pembuatnya, ada juga yang yang tidak
membutuhkan pelumas namun pada daerah sentuhan sudah dilapisi material teflon, jenis
ini dinamakan self lubricating.
Jenis – jenis valve yang lain yang masih termasuk plug valve adalah:
a. Three way plug valve
Yaitu jenis plug valve yang mempunyai 3 port (sambungan), 1 untuk inlet dan 2 untuk
outlet. Dengan menggunakan valve ini maka dengan mudah kita dapat mengarahkan outlet
kearah aliran/pipa yang dikehendaki.
b. Four way plug valve
Biasa digunakan pada fluida cooling water yang melewati heat exchanger, dimana aliran
cooling water bisa dengan mudah dibalikkan arahnya dengan tujuan untuk membersihkan
heat exchanger tersebut dari kotoran-kotoran (fouling, sediment, solids).
ii. Ball valve
Secara sederhana, Ball valve sama saja dengan plug valve, tetapi bentuk disc nya berbeda.
Dinamakan Ball valve karena bentuk disc nya ini bulat seperti bola, dan bentuk body nya
silinder.
Ball valve digunakan juga sebagai on/off valve, fully opened atau fully closed valve, dan
handal untuk aliran fluida yang mengandung partikel-partkel solid (slurry).
Sama seperti plug valve, ball valve juga membuka dan menutup dengan cara rotasi pada
disc sehingga dapat membuka dan menutup lebih cepat. Ball valve juga mempunyai
handle yang sama dengan plug valve, dimana pada posisi valve fully open maka handle
akan searah dengan aliran atau pipa, namun jika posisi valve fully close maka posisi
handle tidak searah dengan aliran atau pipa, melainkan akan membentuk sudut 90 derajat
dengan aliran atau pipa.
iii. Butterfly valve
Butterfly valve digunakan untuk mengontrol (trhottling/regulate valve) aliran fluida yang
bertekanan rendah.
Bagian-bagian utama pada valve ini sama saja dengan valve-valve yang diatas, yaitu body,
disc, seat, dan handle. Disc nya berbentuk piringan yang tipis. Seat nya, melingkar
mengikuti bentuk disc. Handle nya berbeda dengan type plug valve dan ball valve, karena
mempunyai lever yang harus kita tekan apabila ingin membuka dan menutup valve dan
kita lepaskan apabila telah sampai ke posisi yang kita inginkan. Lever inilah yang akan
membantu disc untuk mengunci rapat.
Di bagian bawah handle dan lever terdapat skala (scale) yang digunakan untuk pembacaan
posisi valve opening atau valve closing.
Butterfly valve juga membuka dan menutup dengan cara rotasi pada disc sehingga dapat
membuka dan menutup lebih cepat. Dan mempunyai handle yang sama dengan plug valve,
dimana pada posisi valve fully open maka handle akan searah dengan aliran atau pipa,
75
namun jika posisi valve fully close maka posisi handle tidak searah dengan aliran atau
pipa, melainkan akan membentuk sudut 90 derajat dengan aliran atau pipa.
4. Diaphgram valve
Gambar Diaphgram valve
Diaphgram valve bisa digunakan untuk mengatur aliran (trhottling) dan bisa juga
digunakan sebagai on/off valve. Diaphgram valve handal dalam penanganan material
kasar seperti fluida yang mengandung pasir, semen, atau lumpur, serta fluida yang
mempunyai sifat korosif.
Diaphgram valve mudah dikenali karena bentuk bonnet nya yang menggembung seperti
lonceng. Diaphgram valve mempunyai stem, handwell, plunger dan diaphgram stud yang
menjadi satu, diaphgram, seat dan body. Diaphgram valve tidak mempunyai disc, tetapi
sebagai pengganti disc adalah diaphgram itu sendiri. Dimana valve ini akan menutup jika
plunger menekan diaphgram, dan akan terbuka jika plunger naik keatas. Saat menutup
valve ini, juga tidak boleh terlalu kencang, karena bisa merusak diaphgram.
5. Pinch valve
Gambar Pinch valve
Pinch valve digunakan untuk menangani fluida yang berlumpur, endapan, dan yang
mempunyai partikel-partikel solid yang banyak serta fluida-fluida yang mempunyai
kecenderungan untuk terjadi kebocoran (leak).
6. Check valve
Check valve digunakan untuk membuat aliran fluida hanya mengalir kesatu arah saja atau
agar tidak terjadi reversed flow/back flow.
Bentuk check valve sama saja dengan gate valve tapi valve ini tidak mempunyai
handwell/handle maupun stem.
Secara umum ada 3 macam check valve yang cara kerjanya sama saja namun aplikasi nya
terhadap material fluida yang berbeda. yaitu: Swing check valve, Lift check valve, dan
Ball check valve.
Contoh Gambar Swing check valve
Contoh Gambar Lift check valve
Contoh Gambar Ball check valve.
Swing check valve, penggunaan untuk fluida gas ataupun liquid yang tidak mengandung
partikel padat (solid)
Lift check valve, penggunaan untuk fluida steam, gas, maupun liquid yang mempunyai
flow yang tinggi
Ball check valve, penggunaan untuk fluida liquid yang mengandung partikel padatan.
7. Relieve valve dan Safety valve
Contoh gambar Relieve valve dan Safety valve
Kedua valve ini digunakan untuk melepaskan (release) tekanan (pressure) pada suatu
sistem agar tidak membahayakan alat (equipment), personnel yang sedang bekerja, dan
untuk kepentingan proses itu sendiri.
Antara kedua valve ini terdapat penggunaan istilah yang seringkali tertukar satu sama lain.
Kadang Relieve valve dianggap Safety valve dan kadang juga Safety valve dianggap
Relieve valve. Namun, sebenarnya perbedaan mendasarnya adalah cara kerjanya itu
sendiri, Relieve valve akan membuka perlahan-lahan apabila terjadi kelebihan (excess)
pressure dan akan menutup kembali apabila pressure telah kembali normal. Relieve valve
lebih cocok diaplikasikan ke fluida liquid. Sedang Safety valve, akan membuka secara
sangat cepat langsung 60% opening apabila terjadi excess pressure. Dan akan menutup
kembali hanya apabila pressure telah berada dibawah pressure normal (set point). Safety
valve sangat cocok diaplikasikan ke fluida gas.
IV. Permasalahan dan solusinya
76
1. Valve leak/bocor
Jika valve tidak bekerja dengan baik maka kemungkinan besar terjadi leak. Bagian yang
paling sering terjadi leak adalah pada packing gland. Hal ini bisa diatasi dengan
mengencangkan Gland nut. Setelah itu maka periksa kembali putaran handwell, karena
setelah mengencangkan gland nut maka akan terjadi gesekan antara packing dengan stem
yang menyebabkan handwell susah di gerakkan.
Kebocoran juga biasa terjadi didaerah sambungan body dan bonnet, daerah body, dan
disekitar flange.
2. Kerusakan Fisik
Valve yang tidak bekerja dengan baik kemungkinan juga disebabkan karena adanya
kerusakan fisik pada valve itu sendiri, oleh karena itu pemeriksaan fisik sangat penting
untuk dilakukan lebih dahulu sebelum adanya perlakuan yang lebih jauh.
3. Pemberian Pelumas
Pemberian pelumas pada valve terutama pada stem, sangat penting untuk menjaga
ketahanan valve.
valve atau juga disebut katup adalah sebuah alat untuk mengatur aliran suatu fluida
dengan menutup, membuka atau menghambat sebagian dari jalannya aliran. Contoh yang
mudah adalah keran air. Adalah kewajiban bagi seorang insinyur pipa untuk mengetahui
setidaknya dasar-dasar dari valve ini. diatas kapal valve sangat memegang peranan penting
dalam instalasi pipa, baik itu instalasi pipa bahan bakar kapal , ballast, bilge, sanitary, dan
lainnya.
jenis-jenis valve yang sering di gunakan yaitu gate valve, globe valve, Butterfly Valve, ball
valve, Plug Valve, dan Check Valve atau Non-Return Valve.
1. Gate valve (katup)
jenis valve ini mempunyai Bentuk penyekat piringan, atau sering disebut wedge, yang
digerakkan ke atas bawah untuk membuka dan menutup. Biasa digunakan untuk posisi
buka atau tutup sempurna dan tidak disarankan untuk posisi sebagian terbuka.
77
valve (Katup) ini disebut katup gate karena mengandung unsur penutupan disebut
gate yang berhenti mengalir. Pintu gate bertindak seperti sebuah rana yang memisahkan
bagian dalam rumah dari luar atau pintu yang memisahkan dua kamar.
Sebuah disk vertikal bertempat di katup tubuh slide gerbang atas dan bawah pada
sudut kanan ke arah aliran dalam pipa, menutup atau membuka katup. Arus diblokir
dengan menggunakan efek wedge-lock disc katup/valve itu.
gambar komponen valve globe (silahkan klik gambar untuk melihat ukuran besar)
3. Butterfly Valve
Bentuk penyekatnya adalah piringan yang mempunyai sumbu putar di tengahnya. jenis
valve ini Menurut disainnya, dapat dibagi menjadi concentric dan eccentric. Eccentric
memiliki disain yang lebih sulit tetapi memiliki fungsi yang lebih baik dari concentric.
Bentuknya yang sederhana membuat lebih ringan dibandingkan valve lainnya.
gambar komponen Butterfly Valve
79
gambar komponen check Valve
4. Ball Valve
Bentuk penyekatnya berbentuk bola yang mempunyai lubang menerobos ditengahnya.
gambar komponen ball Valve
5. Plug Valve
Seperti ball valve, tetapi bagian dalamnya bukan berbentuk bola, melainkan silinder.
Karena tidak ada ruangan kosong di dalam badan valve, maka cocok untuk fluida yang
berat atau mengandung unsur padat seperti lumpur.
cara menentukan jenis valve (katup) yang akan di gunakan
80
berukuran besar. Tetapi perlu diperhatikan juga bahwa butterfly valve tidak biasa
digunakan untuk fluida bertekanan tinggi.
Lalu bagaimana cara memilih jenis valve (katup) antara gate valve dan ball valve yang
keduanya mempunyai fungsi yang sama? Struktur dari ball valve memunkinkan
penggunaan soft/resilient seat untuk bagian penyekat. Dengan soft seat tersebut, ball valve
bisa dibuat dengan jaminan zero leakage yang tidak bisa diaplikasikan pada gate valve.
Selain itu, ball valve juga mempunyai sistem quarter turn yang memungkinkan menutup
dan membuka katup dengan cepat. Tetapi dengan kelemahan soft seat yang rentan
terhadap suhu tinggi, gate valve memiliki keunggulan dengan berat yang lebih ringan dan
lebih ekonomis walaupun tidak menjamin zero leakage.
Disinilah dibutuhkan kemampuan seorang insinyur pipa yang bisa mempertimbangkan
berbagai hal dalam mengambil keputusan katup manakah yang harus digunakan. Dalam
menghadapi hal semacam itu, biasanya seorang insinyur akan mempertimbangkan
pelajaran dari disain sebelumnya, baik dari pengalamannya sendiri ataupun dari data-data
yang ada. Tabel berikut adalah contoh pegangan untuk memilih katup yang sesuai.
nah ini dia karakter valve berdasarkan jenis valve
81
BAB XI
3. Untuk melengkapi tugas taruna dapat mencari referensi pendukung dari buku di perpustakaan
ataupun dari internet. Seperti buku seamanship oleh Danton atau file terlampir
TASK:
1. Jelaskan pengertian Turbocharger !
Turbocharger
Kelebihan Turbocharger
83
4. Menjamin kesiapan alat bila sewaktu – waktu diperlukan
5. Biaya diperendah untuk memperoleh keberuntungan.
6. Biaya diperendah untuk memperoleh kuntungan.
Pentingnya Perawatan
Kemajuan penelitian di bidang teknik telah melahirkan motor diesel modern yang
eksistensinya semakin diperlukan disegala bidang, terutama bidang – bidang yang
memerlukan tenaga penggerak besar (V. L Maleev, ME. Dr. A.M dan Bambang
Priambodo, 1986). Eksistensi motor diesel ini dapat dipertahankan sampai batas waktu
yang ditetapkan apabila dirawat secara seksama.
BAB XII
Kompresor Udara
84
TASK DATE TIME
SUBMITTED DATE TIME
PROGRAMME D IV CLASS T II
SUBJECT Kompresor Udara THEORY/PRACTICAL
TASK NUMBER 2 OF FM.CLS.01.REV.00
INSTRUCTION:
1. Tugas individu dikerjakan dalam bentuk uraian tulisan tangan pada lembar/form jawaban.
3. Untuk melengkapi tugas taruna dapat mencari referensi pendukung dari buku di perpustakaan
ataupun dari internet. Seperti buku seamanship oleh Danton atau file terlampir
TASK:
3. Jelaskan disertai dengan gambar bagian bagian dari kompresor udara diatas kapal?
Compressor adalah suatu mesin mekanik yang berfungsi untuk memampatkan fluida gas
atau meningkatkan tekanan udara. Compressor biasanya menggunakan mesin diesel/mesin
bensin atau motor listrik sebagai tenaga penggeraknya. Udara yang dihasilkan dari
Compressor mempunyai tekanan yang berbeda-beda, tergantung dari spesifikasi BAR
yang dimilki compressor itu sendiri. Udara yang bertekanan itu biasanya digunakan untuk
mengisi angin ban, pembersihan peralatan/perkakas, gerinda udara (air gerinder),
pengecatan dengan teknik spray/ air brush, medis (oil free Compressor) dan lain
sebagainya.
Alat ini juga bisa berfungsi untuk sistem pneumatik. Berbeda dengan sistem hidrolik yang
menggunakan cairan oli sebagai penggerak mekanik, sistem Pneumatik ini menggunakan
tekanan udara untuk menggerakan cylinder kerja yang mengubah tekanan udara tersebut
menjadi tenaga mekanik (gerakan maju mundur pada cylinder). Lahirnya prinsip kerja dari
compressor terinspirasi pada sistem pernapasan manusia yaitu sistem kerja paru-paru yang
ditemukan oleh ilmuwan bernama Otto von guiricke pada tahun 1650. Prinsip kerja ini
diambil ketika manusia mengambil nafas dalam-dalam untuk meniup api lilin, maka ia
akan meningkatkan tekanan udara di dalam paru-paru, sehingga menghasilkan udara
bertekanan yang kemudian dihembuskan untuk meniup api lilin tersebut.
85
1.45 JENIS JENIS KOMPRESOR
Beberapa banyak orang salah mengartikan jenis Piston Air Compressor, dimana mereka berfikir kalau
dua buah piston air compressor itu berarti jenis Two Stage, ternyata bukan, memang terlihat sama, tetapi
yang membedakanya Piston Air Compressor Single Stage dan Piston Air Compressor Two stage itu
hanya cara kerja untuk mengkompresi udara. Berawal dari udara yang dihisap melalui Filter udara,
Ketika piston bergerak ke bawah, udara tersebut ditarik kedalam dan Ketika piston bergerak naik, udara
tersebut ditekan/dikompresi. Ada dua buah katup (Valve) yang mengurus asupan udara dan Pembuangan.
Katup tersebut hanya satu arah (biasanya terletak di dalam kepala silinder) yang memastikan bahwa
udara yang terhisap tidak dapat kembali lagi keluar melalui melalu lubang penghisapan, Begitu juga
udara yang terdorong keluar melalui lubang pembuangan tidak dapat mengalir kembali ketika piston
bergerak ke bawah, melainkan langsung masuk ke dalam Air Receiver Tank.
Piston Air Compressor Two Stage ini memiliki cara kerja hampir sama dengan Piston Air
Compressor Single Stage, yang membedakanya adalah Adanya dua Silinder besar dan
kecil, Tahap pertama udara tersebut di kompresi di dalam Silinder besar, Volume udara
yang tinggi tetapi bertekanan rendah. Kemudian udara tersebut diturunkan temperaturnya
melewati pendingin udara sebelum di lanjutkan ke tahap dua, Tahap kedua udara tersebut
kembali lagi di kompresi melalui silinder/Piston yang lebih kecil, Volume udara lebih
rendah, tetapi memiliki tekanan yang sangat besar.
86
Ada beberapa ukuran kapasitas Piston Air Compessor, Dari Piston Air Compressor dengan
kapasitas 0.75 HP sampai Piston Air Compressor dengan kapasitas 30HP. Semuanya
tergantung berapa banyak udara yang di butuhkan. Bila memang membutuhkan Air
Delivery yang besar, Rotary Screw Air Compressor akan menjadi pilihan yang lebih baik,
tapi bila membutuhkan tekanan udara yang besar dan jarang sekali pemakaianya.
Keterangan gambar :
1.Piston tekanan rendah
2.Piston tekanan tinggi
3.Katup masuk tekanan rendah
4.Katup buang tekanan rendah
5.Katup masuk tekanan tinggi
6.Katup buang tekanan tinggi
7.Manometer tekanan rendah
8.Manometer tekanan tinggi
9.Safety valve tekanan rendah
10.Safety valve tekanan tinggi
11.Filter udara.
12.Inter cooler.
13.After cooler.
14.Ceratan tekanan rendah.
15.Ceratan tekanan tinggi.
16.Keran isap.
17.Keran keluar
Cara menghentikan:
⚪Buka katup cerat.
⚪Matikan Power.
⚪Tutup keran isap, kemudian keran buang.
⚪Tutup keran udara masuk botol angin.
88
izinkan.
Ket gambar:
1. Kompresor udara utama
2. Botol angina utama
3. Botol angina bantu
4. Kompresor darurat.
5. Mesin induk.
6. Mesin Bantu.
NRV=Non Return Valve.
89
Starting dengan udara bertekanan
· Main engine yang distart dengan udara bertekanan dilengkapi dengan paling tidak dua
kompresor. Satu di antaranya berpenggerak independen dari main engine, dan harus
mampu mensuplai 50% dari total kapasitas yang diperlukan.
· Kapasitas total udara start dalam tabung harus dapat diisi dari tekanan atmosfir sampai
tekanan kerja 30 bar dalam waktu 1 jam.
· Tabung udara disediakan dua dengan ukuran yang sama dan dapat digunakan secara
independen.
· Kapasitas total tabung harus memperhatikan paling tidak dapat digunakan start 12x baik
maju atau mundur untuk engine yang reversibel dan tidak kurang dari 6x start untuk
engine non-reversibel. Jumlah start berdasar pada engine saat dingin dan kondisi siap start.
· Jika sistem udara start digunakan untuk starting auxilary engine, mensuplai peralatan
pneumatic, peralatan manoeuvering, atau tyfon semuanya disuplai dari tabung udara maka
harus dipertimbangkan dalam perhitungan kapasitas tabung udara.
91
92
BAB XIII
93
1.46 TASK DATE 1.47 1.48 TIME 1.49
1.66 INSTRUCTION:
1.67 1.68 Tugas individu dikerjakan dalam bentuk uraian tulisan tangan pada lembar/form jawaban.
1.
1.69 1.70 Tugas dikumpulkan sesuai dengan submitted date dan time.
2.
1.71 1.72 Untuk melengkapi tugas taruna dapat mencari referensi pendukung dari buku di
3. perpustakaan ataupun dari internet. Seperti buku seamanship oleh Danton atau file terlampir
1.73 TASK:
94
1.74 1.75 Jelaskan pengertian Boiler
1.
95
2.1 Ketel Uap
Dalam Undang-undang (stoom ordonnantie) verordening stoom
ordonnantie 1930 yang dimaksud dengan pesawat uap ialah ketel uap dan alat-alat
lainnya yang dengan peraturan Pemerintah ditetapkan demikian, langsung atau
96
tidak langsung berhubungan (atau tersambung) dengan suatu ketel uap dan
diperuntukan bekerja dengan tekanan yang lebih besar (tinggi) daripada tekanan
udara.
97
Sebuah ketel uap biasanya merupakan bejana tertutup yang terbuat dari
baja Fungsinya adalah memindahkan panas yang dihasilkan pembakaran bahan
bakar ke air yang pada akhirnya akan menghasilkan uap. Uap yang dihasilkan bisa
Di manfaatkan untuk:
1. Mesin pembakaran luar seperti: mesin uap dan turbin.
2. Suplai tekanan rendah bagi kerja proses di industri seperti pabrik kelapa
sawit, pabrik gula, industri revinery dsb.
3. Menghasilkan air panas, dimana bisa digunakan untuk instalasi pemanas
bertekanan rendah.
2. Baggase Feeder
Digunakan sebagai pengumpan ampas agar masuknya ampas ke dalam
ruang bakar secara kontinu dan merata. pemasukan ampas menggunakan rotary
valve dengan mengatur bukaan pintu ampas.
4. Super heater
Digunakan untuk mengubah uap kenyang menjadi uap kering dengan
temperatur 325oC karena uap yang mengandung air akan berbahaya bagi turbin.
6
Cara kerjanya yaitu uap yang keluar dari upper drum ketel dimasukkan ke dalam
pipa-pipa yang kemudian masuk ke dalam ruang bakar dan uap berubah menjadi
uap kering.
6. Economizer
Ekonomiser adalah piranti yang digunakan untuk memanaskan air umpan
dengan memanfaatkan panas dari gas asap sebelum masuk ke cerobong.
7. Oil burner
Sebagai pembakaran tambahan dalam ketel dengan residu.
7
1.86 Balance of boiler
1. Deaerator
Pemisah gas-gas terlarut dalam air (O2) dan memanaskan air umpan boiler
sebelum dibakar di dalam boiler.
8
2. Feed water heater
Sistem pemanasan awal pada air pengisi ketel
3. Blowdown system
Blowdown kontinyu yang tidak terkendali sangatlah sia-sia. Pengendalian
blowdown otomatis dapat terpasang yang merupakan sensor dan merespon pada
konduktivitas air boiler dan pH. Blowdown 10 % dalam boiler 15 Kg/cm²
menghasilkan kehilangan efisiensi 3%.
9
3. Ketersediaan bahan bakar dan air.
4. Kemungkinan stasiun permanen.
5. Faktor beban yang mungkin.
10
2. Berdasarkan posisi dapur pembakar.
1. Dibakar di dalam
2. Pada ketel uap dibakar di dalam, dapur diletakkan di dalam kulit boiler.
Sebagaian besar ketel pipa api mempunyai jenis ini.
3. Dibakar di luar
4. Pada ketel uap dibakar di luar, dapur disusun dibawah susunan bata. Ketel
pipa air selalu dibakar di luar.
2. Sirkulasi paksa
Pada ketel uap dengan sirkulasi paksa, ada sirkulasi paksa pada air dengan
memakai penggerak pompa. Penggunaan sirkulasi paksa dilakukan pada
ketel seperti ketel La-Mont, ketel Benson, ketel Loefler dan ketel Velcon.
11
6. Berdasarkan penggunaannya.
1. Stasioner
Ketel uap stasioner digunakan di pusat pembangkit tenaga, dan di industri
proses. Ketel ini disebut stasioner karena ketel tidak berpindah dari satu ke
tempat lainnya.
2. Mobil (bergerak)
Ketel uap mobil adalah ketel yang bergerak dari satu tempat ke tempat
lainnya. Ketel jenis ini seperti ketel lokomotif dan ketel marine.
12
2. Ketel pipa air memerlukan perhatian yang lebih hati-hati bagi
penguapannya, karena itu akan menimbulkan biaya operasi yang lebih
tinggi.
13
2.7.3 Perpindahan Panas Secara Rambatan (conduction)
Perpindahan panas secara konduksi adalah perpindahan panas dari suatu
bagian benda padat kebagian lain dari benda padat yang sama atau dari benda
padat yang satu ke benda padat yang lain karena terjadinya persinggungan fisik
(kontak fisik atau menempel) tanpa terjadinya perpindahan panas molekul-
molekul dari benda padat itu sendiri. Di dalam dinding ketel, panas akan
dirambatkan oleh
Sistem boiler terdiri dari : sistem air umpan, sistem steam dan sistem bahan
bakar. Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai
dengan kebutuhan steam. Berbagai valve disediakan untuk keperluan perawatan
dan perbaikan. Sistem steam mengumpulkan dan mengontrol produksi steam
dalam boiler. Steam dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada
keseluruhan sistem, tekanan steam diatur menggunakan valve dan dipantau
dengan alat pemantau tekanan.
14
Dua sumber air umpan adalah: kondensat atau steam yang mengembun
yang kembali dari proses dan air make up (air baku yang sudah diolah) yang harus
diumpankan dari luar ruang boiler dan plant proses. Untuk mendapatkan efisiensi
15
boiler yang lebih tinggi, digunakan economizer untuk memanaskan awal air
umpan menggunakan limbah panas pada gas buang.
16
Gambar 2.3 Kurva Steam Jenuh
17
Air dan steam dapat berada secara bersamaan pada berbagai tekanan pada
kurva ini, keduanya akan berada pada suhu jenuh. Steam pada kondisi diataskurva
jenuh dikenal dengan superheated steam/steam lewat jenuh:
Dalam hal ini pembakaran air di dalam boiler adalah, air yang melalui
economizer yang telah melalui pemanasan di dalamnya dialirkan ke drum boiler
(penampungan steam) dan kemudian dibakar di dalam boiler untuk dipanaskan
lebih lanjut hingga menjadi steam basah. Suhu di dalam boiler ini adalah sekitar
untuk menjadi kan steam kering, suhu steam saat itu sekitar 520 oC–600oC dan
siap untuk memutar turbin.
18
Economizer adalah jenis penukar kalor antara Gas dan Cairan , dimana
dengan system ini Kalor dari Gas asap Boiler dimanfaatkan sebagai pemanas air
19
untuk proses produksi ataupun sebagai umpan Air ke Boiler . Secara umum Boiler
akan mengalami peningkatan effesiens sekitar 1 % untuk setiap penurunan
temperature 20 oC dari Gas Asap. Ekonomizer merupakan komponen yang
digunakan untuk memanaskan feedwater dengan memanfaatkan panas dari gas
asap sebelum masuk ke cerobong. Prinsip kerjanya sama seperti halnya
dengan heat exchanger. Economizer akan meningkatkan nilai ekonomis ketel uap.
Jenis ekonomiser yang populer adalah economiser “Greans” yang banyak
digunakan pada ketel stasioner. Economiser ini terdiri dari sejumlah besar pipa
vertikal yang ditempatkan sebagai penambahan gas asap antara ketel dengan
cerobong.
20
Semakin besar efektivitas perpindahan panas yang terjadi, maka alat tersebut
semakin efisien.
Biaya operasi economizer ditentukan oleh tenaga fan dan tenaga pompa.
Fan digunakan untuk mengalirkan udara pembakaran ke boiler melalui
economizer. Semakin banyak loop dan semakin rumit susunan tubing pada
economizer maka tenaga fan yang dibutuhkan semakin besar. Pompa digunakan
untuk mengalirkan air umpan boiler ke steam drum melalui economizer. Semakin
panjang dan semakin banyak loop pada economizer, maka tenaga pompa yang
dibutuhkan semakin besar.
1. diameter luar tubing, yaitu besarnya diameter tube yang digunakan dalam
menyusun economizer. Semakin besar diameter tube akan mengakibatkan
efektifitas perpindahan panas semakin berkurang.
2. transversal spacing, yaitu menyatakan jarak antar tube sejajar ke arah lebar
economizer. Semakin lebar jarak antar tube mengakibatkan proses induksi
panas dalam economizer semakin berkurang, sehingga efektifitas
perpindahan panas menurun.
3. kerapatan fin, yaitu banyaknya fin tiap inci yang dapat disusun untuk
menggabungkan beberapa tube dalam economizer. Semakin banyak fin
yang tersusun akan mengakibatkan perpindahan panas tidak efektif karena
jarak antar tube yang semakin jauh
Konstruksi economizer adalah berdasarkan tipenya, ada tipe economizer
yang tidak menyatu dengan boiler, dan ada juga economizer yang menyatu dengan
boiler. Perbedaan kedua nya hanyalah pada peletakkan tempat pada penyusunan
komponen dalam suatu pabrik. Pada economizer yang dihubungkan langsung
dengan boiler, dan terpasang langsung saat dikeluarkan dari pabrikan nya.
Dalam hal ini, spesifikasi alatnya bukan lah dari type economizer
melainkan type dari boiler itu sendiri yaitu boiler recovery atau bisa juga disebut
boiler economizer.
21
Adapun bagian-bagian dari economizer adalah sebagai berikut:
1. Soot blower
Soot blower yang terlihat pada gambar berikut ini adalah suatu peralatan
mekanis yang digunakan untuk pembersihan bagian ketel seperti pada economizer
dari endapan-endapan abu (ash) yang lengket pada pipa-pipa economizer. Soot
blower mengarahkan alat pembersih melalui mulut pipa (nozzle) pada abu yang
lengket pada pipa-pipa economizer. Soot blower juga mencegah penyumbatan gas
asap yang lewat.
2. Ash handling
Dalam membantu dan menjaga agar economizer tetap dalam kondisi baik,
maka economizer dilengkapi dengan alat pembantu seperti ash handling seperti
gambar 3.4 berikut, yang berfungsi untuk menangkap abu yang telah dibersihkan
oleh soot blower.
22
Gambar 2.6 Ash Handling System
boiler. Setiap penurunan 220oC suhu gas buang melalui economizer atau
pemanas awal terdapat 1% penghematan bahan bakar dalam boiler. Setiap
kenaikan 60oC suhu air umpan melalui economizer atau kenaikan 200oC suhu
udara pembakaran melalui pemanas awal udara, terdapat 1% penghematan bahan
bakar dalam boiler. Kinerja economizer ditentukan oleh fluida yang mempunyai
koefisien perpindahan panas yang rendah yaitu gas.
24
Efektifitas perpindahan panas adalah besarnya energi yang dapat terambil
dari total jumlah energi yang dapat diserap. Semakin besar efisiensi perpindahan
panas pada economizer, maka panas gas sisa yang terambil akan semakin banyak.
Semakin besar efektivitas perpindahan panas yang terjadi, maka alat tersebut
semakin efisien.
Biaya operasi economizer ditentukan oleh tenaga fan dan tenaga pompa.
Fan digunakan untuk mengalirkan udara pembakaran ke boiler melalui
economizer. Semakin banyak loop dan semakin rumit susunan tubing pada
economizer maka tenaga fan yang dibutuhkan semakin besar.
25
Gambar 2.7 Penampang Economizer
Dari pembahasan diatas terlihat jelas bahwa pemanasan awal air sangat
berguna untuk penghematan bahan bakar. Begitu juga dengan economizer, walau
hanya perangkat tambahan, kegunaan alat ini bisa meng-efisiensikan proses kerja
boiler. Dimana kita ketahui pembakaran air di dalam economizer ini hanya
memanfaatkan gas buang dari hasil pembakaran di dalam boiler dengan tidak
menambah bahan bakar untuk memanaskan air di dalamnya. Memang tidak hanya
26
economizer saja yang merupakan heater perndukung, melainkan banyak heater-
heater yang lain yang bisa juga digunakan di dalam suatu sistem industri yang
membuat air menjadi steam.
Boiler harus bekerja lebih lama dalam pembuatan steam dan selain itu
boiler akan memerlukan bahan bakar yang lebih banyak untuk mencapai panas
suhu steam yang telah ditentukan. Selain itu juga, apabila boiler tetap dipaksakan
bekerja lebih maka akan lebih cepat merusak pipa-pipa di dalam boiler itu sendiri.
Apabila telah terjadi seperti ini maka suatu pabrik akan mengalami kerugian yang
sangat besar dalam operasional boiler karena pemakaian bahan bakar yang terlalu
27
banyak dan ketahanan suatu alat akan cepat menurun dan harus mengganti
peralatan tersebut.
28
sebelum dibakar di dalam boiler sudah cukup tinggi, berarti pemanasan air
menjadi steam di dalam boiler tidak memakan waktu lama dan tidak menggunakan
bahan bakar yang banyak untuk mencapai standar suhu yang telah ditentukan,
maka biaya operasional dapat lebih di efisienkan dan secara tidak langsung dapat
menguntungkan bagi pabrik.
29
Gambar 2.9 Neraca panas energi boiler (Buerau of energy efficiency)
30
Neraca panas merupakan keseimbangan energi total yang masuk boiler
terhadap yang meninggalkan boiler dalam bentuk yang berbeda. Gambar berikut
memberikan gambaran berbagai kehilangan yang terjadi untuk pembangkitan
steam.
31
6. Kehilangan konveksi dan radiasi (dikurangi dengan isolasi boiler yang
lebih baik.
32
25
BAB XIV
3. Untuk melengkapi tugas taruna dapat mencari referensi pendukung dari buku di perpustakaan
ataupun dari internet. Seperti buku seamanship oleh Danton atau file terlampir
TASK:
1. Jelaskan pengertian mesin deck !
2. Jelaskan tujuan dari perawatan dan perbaikan mesin deck di atas kapal!
33
Mesin Kemudi ini berfungsi untuk manuvering, menjaga kapal dalam sebagaimana
dikehendaki. Mesin ini terdiri dari daun kemudi, batang kemudi, tiller, sistem hidroulik.
5. Mesin Sekoci
Peralatan ini berfungsi sebagai keselamatan bila kapal terjadi kecelakaan. Karena
menyangkut keselamatan crew kapal maka alat – alat keselamatan ini harus sesuai dengan
standar. Sehingga bila terjadi kecelakaan maka semua crew dapat diselamatkan. Peralatan yang
harus disediakan diantaranya lifeboy, life jacket, skoci satu dengan penggerak engine, liferaft.
Dan peralatan pencegah kebakaran sebagaimana diatur dalam class ataupun regulasi
34
internasional lain seperti SOLAS, dimana juga mengatur mengenaI tempat-tempat aman yang
harus dilapisi dengan material tahan api.
Untuk melakukan perawatan mesin-mesin dek tahapan yang dilakukan sebagai berikut :
1. Periksa lampu-lampu indikasi
2. Diberi perlindungan anti karat
3. Mengecat dengan cat anti korosif. Pengecatan ini dimaksudkan untuk memberikan lapisan
anti karat atau korosif pada permukaan mesin-mesin dek.
4. Berikutnya adalah memberikan lapisan pipa yang telah dicat dengan cat anti karat atau
korosif dengan cat biasa (Top coating).
5. Menghilangkan lapisan karat dengan diketok dengan palu ketok, dibersihkan dengan
amp las untuk menghilangkan sisa kotoran yang terdapat pada permukaan mesin-mesin dek,
lalu dicat dengan cat anti karat dan cat biasa (Top coating)
6. Melumasi bagian-bagian yang saling bergesekan pada mesin-mesin dek
1. Mesin Kemudi
Mesin kemudi ada beberapa macam. Mesin kemudi menurut cara penggerakkannya dibedakan
menjadi 2 jenis yaitu:
- Kemudi Tangan
Seperti namanya maka kemudi ini langsung digerakan dengan tangan, karena kekuatan tangan
kita terbatas maka peralatan kemudi ini hanya dip akai untuk kapal-kapal yang kecil, misalnya
perahu layar, sekoci kapal dan lain-lain atau dapat juga sebagai kemudi bantu pada kapal-kapal
agak besar.
- Kemudi Mesin
Pada kapal-kapal yang besar maka tidak mungkin untuk memakai kemudi yang digerakan hanya
dengan tenaga tangan, karena rantai-rantai atau kabel-kabel akan jadi terlalu berat apalagi
kalau ombak besar. Karena hal tersebut, maka untuk kapal-kapal besar selalu dip akai kemudi
yang digerakan dengan mesin.
35
bekas keluar melalui sebelah dalam sorong. Sedangkan sorong muatan dalam ialah sorong bila
uap baru mengalir melalui bagian dalam dari sorong dan uap bekas mengalir di luar sorong.
Cara kerja : sorang pengatur berada ditengah-tengah (mesin berhenti), kalau roda kemudi
diputar ke kanan, maka torak pada pemberi menekan minyak di ruangan. Tekanan minyak ini
akan menekan silinder pada penerima, silinder bergerak ke kiri gerakan ini mengakibatkan
tuas berputar dan batang bergerak ke atas, akibatnya batang sorong pengatur ikut terangkat ke
atas.
Sekarang sorong pengatur tidak berada dalam kedudukan ditengah, sehingga mesin akan
berputar. Berputarnya mesin akan memutar roda demikian gigi dan batang pengatur juga batang
berulir berputar pada bus yang tetap hingga batang sorong, demikian juga sorong pengatur juga
turun.
2. Mesin Kemudi Elektro Hidrolis
Cara Kerja : Kalau roda kemudi dianjungan diputar ke kiri, maka torak pada silinder
telemotor akan bergerak ke kiri demikian juga batang yang akan mengubah kedudukan
batang, menyebabkan pompa hele shaw bekerja dan memompa minyak yang berada pada
silinder kemudi, sehingga plunyer akan
terdesak ke atas sehingga kapal berbelok ke kiri. Maka sebaliknya kalau roda kemudi di
anjungan diputar ke kanan kapal akan berbelok ke kanan.
Mesin-mesin kemudi hidrolis selalu dilengkapi dengan 2 buah pompa agar supaya kalau
salah satu rusak, yang lain dapat dipakai, kemudian yang rusak diperbaiki untuk cadangan.
Perkembangan baru dari mesin kemudi hidrolis adalah mesin kemudi rotasi. Pada sistem ini
tidak dipakai silinder dan plunyer untuk menggerakan atau memutar batang kemudi, tetapi
dengan memakai sistem rotasi.
3. Mesin Kemudi Listrik
Mesin kemudi listrik seperti namanya memakai sumber arus listrik sebagai tenaga
penggerak utamanya. Cara kerja mesin kemudi ini bekerja atas dasar jembatan Wheatstone
atau sistem Ward Leonard. Kalau roda kemudi di anjungan diputar, maka kontak akan
berpindah temp atnya ke kiri atau ke kanan sesuai dengan arah putaran roda kemudi.
Misalkan setelah roda kemudi diputar ke dudukan kontak jadi tak seimbang antara rheostat-
rheostat anjungan dan kemudi sehingga terjadi arus listrik. Adanya arus ini akan
menimbulkan medan magnit pada generator, sehingga generator ini mampu membangkit-kan
arus listrik pula dan lagi arus listrik dari generator membangkit-kan medan magnit pada
generator, dimana sekarang generator juga dapat menimbulkan arus listrik yang mampu
untuk memutar motor kemudi. Dan selanjutnya motor memutar cacing dan roda cacing
serta rondsel, yang akhirnya dapat menggerakan kwadran, batang daun kemudi dan daun
kemudi.
Sementara motor kemudi berputar, maka batang juga berputar, karena hubungan roda-
roda gigi kerucut, mengakibatkan kontak akan berpindah temp atnya. Kalau kontak sudah
bergerak sedemikian sehingga sesuai dengan kedudukan kontak, maka akan terjadi
keadaan seimbang, sehingga arus antara kontak-kontak berhenti dan motor kemudi juga
akan berhenti dan kapal atau daun kemudi sekarang berkedudukan membe-lok.
Untuk mengembalikan daun kemudi ke kedudukan tengah-tengah roda kemudi harus diputar
arah berlawanan dengan tadi, sehingga kontak akan kembali ke tengah-tengah.
2. Mesin Jangkar
36
Dipakai terutama untuk mengangkat dan menurunkan jangkar, tapi kadangkadang dipakai
untuk menarik/mengulur tali/tross, kabel dan lain-lain.
37
3. Mesin Listrik Hidrolis
4. Motor Diesel
Derek-derek uap dan listrik dewasa ini yang paling banyak digunakan karena konstruksinya yang
sederhana, murah, dapat dipercaya, kerugian tenaga kecil, perawatan dan perbaikan mudah serta
ekonomis.
Derek hidrolis cara kerjanya sesuai dengan mesin kemudi hidrolis. Derek ini kurang begitu
banyak digunakan karena konstruksinya ruwet, tidak ekonomis, tetapi derek ini dapat bekerja
dengan kecepatan beban yang dapat diatur dengan mudah dan sama sekali tidak ribut seperti
derek lain.
3 .3 .2. Keran
Keran-keran ini digunakan untuk bongkar muat muatan. Keuntungan-keuntungan :
1. Mempunyai kapasitas yang lebih besar
2. Diperlukasn lebih sedikit personil
3. Selalu siap bisa dipakai.
4. Lebih mudah untuk melayani muatan pada dua palka yang berdekatan dan dapat
berputar 360 °
Kerugian-kerugian :
1. Biaya banyak dan konstruksi sulit
2. Tinggi angkatnya terbatas
3. Diperlukan tenaga yang mempunyai skill lebih tinggi
4. Perbaikan dan perawatan memerlukan lebih banyak biaya.
Kapasitas angkat beban dari keran-keran umumnya terbatas dari 1-5 ton, tetapi untuk hal-hal
yang khusus dapat dibuat lebih dari itu. Umumnya pada tiap palka dip asang 2 keran.
Keran-keran di kapal biasanya sebagai tenaga penggerak dip akai motor listrik. Karena keran
listrik mempunyai daya guna yang tinggi maka keran ini banyak dip akai kapal-kapal baru.
Macam-macam keran yang dipakai di kapal adalah :
1. Keran Balans
2. Keran dengan pilar yang tetap
3. Keran dengan pivet
4. Keran berjalan.
Pada keran-keran juga dilengkapi dengan rem tambahan, untuk mencegah berputarnya
keran karena sesuatu sebab pada waktu tidak dipakai.
38
4.2. Suhu Air Pendingin Tidak Benar.
Dengan pengecualian me sin yang dilengkapi dengan pengendali termostatik dari sirkulasi
air pendingin, pada umumnya mesin menghendaki bahwa aliran air diatur dengan tangan
untuk menyesuaikan dengan bebannya. Kalau dengan beban yang kira-kira konstan suhu air
jaket mulai mananjak ,operator harus segera menemukan penyebabnya. Hanya terdapat dua
kemungkinan:
1. Penyediaan air berkurang atau dimatikan oleh penutupan yang kurang berhati-hati
dari katup atau penghenti pompa sirkulasi air
2. Sebuah torak minyak seret/ hampir macet.
39
yang pertama mekanis; yaitu kalau suatu bagian me sin memukul bagian yang lain .
yang kedua pembakaran yang biasa disebut ketukan bahan bakar. Ketukan dari penyebab
mekanis mungkin berasal dari beberapa sumber di antaranya sebagai berikut :
1. Pena torak atau bantalan pena torak sangat aus. Pena torak harus diperbaiki atau diganti
bantalan pena torak mungkin perlu dip erbaiki.
2. Bantalan pena engkol sangat longgar. Kelonggaran bantalan harus disetel atau bantalan
diganti baru.
3. Torak atau lapisan silinder atau keduanya sangat aus yang menyebabkan tamparan torak.
Pemeriksaan longgaran dan penampilan permukaannya akan menunjukkan keadaan ini.
Lapisan silinder harus diperbaiki atau diganti baru tindakan yang sama juga dilakukan pada
torak.
4. Torak memukul katup masuk dan buang. Ini terjadi pada mesin kecil dengan celah
mekanis yang sangat kecil ketika gasket yang sangat tipis dari kepala silinder disisipkan .Gasket
harus diganti.
5. Pasak roda gila longgar. Pasak harus diketatkan. Kalau alur pasak dalam poros atau hub,
harus dibersihkan dan dipasangkan pasak baru tirus yang lebih lebar. Kalau pasak menjadi
longgar secara periodik, khususnya pada mesin besar, pasak yang kedua harus dipasang atau
digunakan dua pasak tangensial. Roda gila yang mengetuk tidak bisa dibiarkan karena dapat
mengakibatkan patahnya poros engkol.
40
4.6.3. Air Dalam Karter
Kemungkinan penyebabnya adalah sebagai berikut:
1. Kepala silinder retak
2. Gasket kepala silinder bocor
3. Lap isan silinder retak atau bocor
4. Sil bawah dari silinder bocor. Cylinder liner harus dilepas keluar dan cincin karet sebelah
bawah diganti baru.
4.7. Pemeriksaan
Terdapat beberapa langkah yang harus diambil sebelum menstart mesin diesel, kususnya untuk
pertama kali dan merupakan praktek yang baik untuk melakukan kebiasaan yang harus selalu
diikuti sebagai berikut:
1. Semua bagian yang bergerak dari mesin harus diperiksa untuk penyetelan dan
penyeragaman dan pelumasan yang baik. Ini mencakup katup, nok, penggerak katup, pompa
bahan bakar, sistem injeksi bahan bakar, pengatur alat pelumas, pompa minyak dan pompa
pendingin.
2. Seluruh mesin dan permesinan harus diperiksa kalau ada mur longgar, baut patah
sambungan longgar dan kebocoran packing, sambungan atau katup. Adalah baik untuk
diingat bahwa tidak satupun yang seharusnya ketat ternyata longgar dan tidak satupun
yang seharusnya bebas ternyata seret/ketat (macet).
3. Seluruh perkakas dan peralatan harus diperiksa untuk memastikan tidak ada yang
tertinggal atau hilang, peralatan tersebut mungkin diperlukan segera ketika mesin sedang
berjalan, atau kalau salah letak dan ketinggalan diatas mesin, mungkin dijatuhkan oleh getaran
dan merusak beberapa bagian yang bergerak.
4. Seluruh pipa dan katup untuk bahan bakar, minyak lumas , air dan udara serta saluran
harus dip eriksa kalau tersumbat, kurang setelan, kebersihan dan lain sebagainya; ketiadaan
benda asing dalam sistem perpipaan harus diperiksa dengan sangat berhati-hati kususnya kalau
mesin telah lama tidak bekerja atau baru saja dipasang. Dalam kasus yang terakhir
dianjurkan untuk menghembus keluar keseluruhan sistem perpipaan dengan udara tekan.
5. Suatu pemeriksaan lengkap harus diberikan kepada sistem pelumasan untuk memastikan
bahwa minyak terdapat pada setiap tempat yang memerlukan, bahwa alat pelumas dan semua
bantalan yang diminyaki sendiri mempunyai penyediaan minyak bersih cukup, bahwa semua
mangkuk gemuk/grease terisi. Alat pelumas harus diperiksa apakah pompanya berfungsi
dengan baik dan apakah jumlah pengalirannya cukup, serta diisi dengan minyak sampai
ketinggian cukup. Pomp a pelumas manual harus diputar/ dipompa dan titik yang mendapat
pengaliran minyak harus dilumasi dengan baik. Pastikan bahwa mesin akan menerima
pelumasan yang baik pada saat segera mulai berputar.
6. Sistem pendinginan harus diperiksa, dan kalau pompanya digerakan oleh motor listrik,
maka harus distart; saluran hisap harus dibuka untuk memberikan air di dalam jacket mesin
sebelun di start, jumlah yang tepat dari sirkulasi air dapat diperiksa belakangan, sementara
mesin dipanasi. Kalau mesin mempunyai torak yang didinginkan minyak dengan
minyak pelumas yang dialirkan dengan pompa khusus ( lub. Oil priming pump) start pompa
minyak dan setel tekanan sampai sebesar yang dinyatakan pada plat nama atau yang diberikan
dalam buku instruksi dari pembuat mesin.
41
7. Sistem minyak bahan bakar harus diperiksa dalam segala hal, untuk memastikan bahwa
pipa bersih, pompa bekerja, dan terdapat penyediaan
bahan bakar didalam tangki. Pompa Injeksi bahan bakar kemudian harus dipancing
(primed), dan udara atau air dikeluarkan dari saluran keluar katup atau nosel. Harus berhati-hati
untuk tidak menekan bahan bakar terlalu banyak kedalam ruang bakar atau silinder agar
tidak mendapat tekanan terlalu tinggi pada penyalaan pertama yang menyebabkan katup
pengaman meletup dan agar minyak bahan bakar tidak masuk kedalam penampungan karter.
Tetapi pompa bahan bakar harus cukup dipancing sedemikian rupa sehingga setiap saluran
pengeluaran terisi penuh sampai nosel. Tuas kendali bahan bakar disetel terbuka lebar sehingga
injeksi akan start segera. Kendali pompa bahan bakar ditempatkan pada posisi “ ON”.
8. Katup pengaman yang biasanya dipasang pada tiap kepala silinder, harus diperiksa,
katup ini disetel untuk meletup pada kira-kira 750 sampai 1250 psi, tergantung pada tekanan
maksimumun/angka dibo-lehkan dalam me sin. Katup dihadapkan pada gas suhu tinggi dan
mempunyai kecenderungan untuk macet, pemeriksaan dapat dilakukan dengan menekan
pegas menggunakan batang pengungkit atau dengan melepas baut dan melepas katup untuk
diperiksa.
9. Mesin harus diputar satu atau dua kali kalau telah lama tidak beroperasi. Untuk
melakukan ini dip erlukan untuk membuka kran indikatur atau katup pengaman (compression
relief) dan memutar mesin, baik dengan tangan yang menggunakan batang yang dimasukan
kedalam lubang yang ada pada roda gila (fly wheel) ataupun dengan udara start. Kemudian kran
pengaman/ indikator harus ditutup setelah mesin dalam kedudukan yang baik untuk di start,
yaitu satu silinder mempunyai katup udara start terbuka dan toraknya kira-kira 10 derajat
melampui TMA.
10. Udara start dalam tabung (tangki) harus diperiksa untuk mengetahui apakah tekanannya
cukup, kalau tidak harus diisi dengan menghidupkan motor compressor udara start. Sistem
pestart udara dari tangki sampai katup pengendali utama start harus dibuka, setelah
diperiksa bahwa katup pengendali utama tertutup.
11. Beban mesin harus diputuskan, saklar harus dibuka kalau mesin menggerakan
generator, atau kopling harus berada dalam kedudukan netral.
4.8. Menghidupkan
Kalau sebelas point kegiatan persiapan telah diamati dan dilakukan, maka penstarteran
dengan udara start dapat dilaksanakan, dengan cara sebagai berikut :
1. Katup penstarter udara utama dibuka dan batang penstarter diatur menurut petunjuk yang
diberikan (dalam buku petunjuk mesin)
2. Mesin harus diawasi; tidak boleh digunakan udara yang tidak diperlukan. Pada tanda
pertama dari pembakaran, udara harus dimatikan dan katup ventilasi dibuka. Sebuah mesin
dalam keadaan yang baik biasanya mulai penyalaan diantara putaran kedua dan keempat dari
poros engkol.
3. Kalau mesin gagal setelah empat atau lima putaran, berarti ada sesuatu yang salah. Pemutaran
tidak berguna dan mesin harus dihentikan.
4. Kalau tekanan udara penstarter terlalu rendah karena kebocoran pada sistim perpipaan dan
sambungan atau karena kegagalan mesin untuk start pada percobaan pertama, maka pastikan
untuk mengisi kembali tangki udara star sampai pada tekanan yang dianjurkan. Apabila
kompressor tidak memungkinkan untuk dijalankan karena tidak ada listrik atau motor
42
penggerak kompressor cadangan, terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk
memastikan tekanan udara penstarter yang diperlukan, tetapi jangan sekali-kali menggunakan
oksigen murni untuk kepentingan start.
4.9. Pemanasan
Setelah mesin distart, sebelum dibebani harus dibiarkan tanpa kerja untuk beberapa menit
(sampai 5 menit) dan menjadi panas. Selama 5 menit ini pengamatan berikut harus dilakukan:
1. Dengarkan apakah pembakaran seperti biasa dan urutan pengapian benar, periksa semua
silinder untuk pembakarannya, dan perhatikan kerja dari pompa injeksi untuk mengetahui
apakah semua beropersi dengan baik
2. Amati sistim air pendingin keseluruhan untuk mengetahui apakah pomp a bekerja dan
terdapat air cukup; lihatlah apakah suhu air menanjak dengan baik; dan atur aliran air
untuk menyesuaikanya.
3. Amati tekanan pelumasan dan kerja dari alat pelumas, dan hitung jumlah tetesan untuk
operasi yang benar.
4. Periksa apakah ada silinder yang terlalu cepat panas yang menunjukan adanya torak
yang tidak terlumasi dan dengarkan kalau ada bantalan pena torak atau pena engkol yang
tidak terlumasi. Kalau ada bagian yang bergerak yang tidak cukup mendapatkan pelumasan,
dapat menimbulkan kerusakan gawat.
5. Amati suara dan warna gas buang, untuk mengetahui keadaan yang baik. Pengamatan ini harus
diulangi setelah beban disambungkan. Warna gas buang dapat bercerita banyak hal, yang
akan ditunjukkan kemudian.
Tindakan pengamatan ini selama lima menit pertama setelah menstart harus menjadi
kebiasaan bagi operator mesin. Pro sedur ini merupakan metoda yang paling baik dan
terandalkan untuk mencegah operasi yang tidak benar. Ini didasarkan pada kenyataan bahwa
mesin diesel memerlukan bukannya perhatian banyak ataupun perhatian yang terus
menerus, melainkan memerlukan perhatian yang layak pada saat yang tepat. Juga didasarkan
pada kenyataan yang telah diketahui bahwa mesin diesel harus dioperasikan dengan baik
dalam lima menit atau terdapat satu kelainan yang harus ditemukan dalam lima menit tersebut.
Tetapi, perlu dicatat bahwa pengamatan tertentu harus dilakukan meskipun setelah periode
pemanasan lima menit. Yaitu kalau terdapat kebocoran pada jacket air, katup injeksi, katup
udara, dan sebagainya, hal tersebut mungkin tidak terlihat sampai pemuaian sepenuhnya
dari bagian yang bersangkutan terjadi setelah mesin beroperasi untuk waktu yang lebih lama
dalam beban normal. Tidak boleh ada kebocoran jenis apapun juga, kalau mereka tidak dapat
diperbaiki sementara mesin berjalan , mesin harus dihentikan dan tidak boleh distart kembali
sampai kerusakan diperbaiki.
4.10. Mematikan
Untuk menghentikan mesin dilakukan sebagai berikut :
1. Lepas beban pada mesin, dalam kasus mesin induk kopling
yang menghubungkan poros propeller sudah pada posisi netral, kalau untuk pembangkit
generator maka beban listrik sudah diputuskan.
2. Turunkan kecepatan putaran mesin sampai kecepatan terendah yang masih bisa
jalan langsam.
43
3. Gerakkan pengendali pompa bahan bakar ke kedudukan STOP dan tutup katup
penyedia bahan bakar.
4. Air pendingin dan minyak pendingin torak harus dibiarkan berjalan setelah mesin
berjalan sampai suhu keluar tidak lebih dari 5 sampai 10 derajat lebih tinggi dari suhu
masuk. Ini mencegah panas lebih setempat yang dapat menyebabkan endapan karat dalam
jacket.
5. Kalau mesin harus dimatikan untuk jangka waktu yang lama, maka jacket air harus
dikuras seluruhnya untuk mencegah karat dalam cuaca dingin juga melindungi jacket dari
peledakan kalau air membeku.
6. Semua peminyakan tetes harus dimatikan, semua listrik harus diputuskan, dan kopling
diletakkan pada kedudukan netral.
44
45