SEMINAR KASUS Kelompok Kutilang
SEMINAR KASUS Kelompok Kutilang
H
DENGANMASALAH UTAMA ISOLASI SOSIAL
DI RUANG KUTILANG RUMAH SAKIT JIWA DAERAH
PROVINSI LAMPUNG
DISUSUN OLEH :
METRO
2021/2022
KATA PENGANTAR
BandarLampung,Januari 2022
DAFTARISI
KATA PENGANTAR..............................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................3
BABILATARBELAKANG
A. LATAR BELAKANG....................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................4
C. TUJUAN ........................................................................................................4
BABIILAPORANPANDAHULUAN
A. Definisi isolasi sosial......................................................................................7
B. Proses terjadinya masalah.............................................................................11
C. Pohon masalah..............................................................................................16
D. Diagnosis ...................................................................................................17
BABIIIASUHANKEPERAWATAN
A. Pengkajian ...................................................................................................19
B. Data Fokus ...................................................................................................31
C. Analisa Data..................................................................................................32
D. Pohon Masalah..............................................................................................34
E. Dokumentasi.................................................................................................34
BABIV PEMBAHASAN
A. Pengkajian .................................................................................................66
B. Diagnosa Keperawatan.................................................................................67
C. Intervensi Keperawatan................................................................................68
D. Implementasi Keperawatan...........................................................................68
E. Evalusi Keperawatan....................................................................................70
BABVKESIMPULAN
A.Kesimpulan...............................................................................................71
DAFTARPUSTAKA
BABI
LATARBELAKANG
A. Latarbelakang
B. Tujuan
1. TujuanUmum
Isolasi sosial adalah keadaan di mana seseorang individu mengalami penurunan atau bahkan
sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya (Damaiyanti, 2018).
Isolasi sosial adalah suatu gangguan hubungan interpersonal yang terjadi akibat adanya
kepribadian yang tidak fleksibel yang menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi
seseorang dalam dalam hubungan sosial (Depkes RI, 2014).
Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang lain
menyatakan sikap yang negatif dan mengancam (Farida, 2012).
2) Faktor Psikologis Pasien dengan masalah isolasi sosial, seringkali mengalami kegagalan yang
berulang dalam mencapai keinginan/harapan,hal ini mengakibatkan terganggunya konsep diri,
yang pada akhirnya akan berdampak dalam membina hubungan dengan orang lain.Koping
individual yang digunakan pada pasien dengan isolas isosial dalam mengatasi
masalahnya,biasanya maladaptif. Koping yang biasa digunakan meliputi: represi, supresi,
sublimasi danproyeksi.Ciri-ciri pasien dengan kepribadian ini adalah menutup diri dari orang
sekitarnya.
Faktor psikologis lain yang dapat menyebabkan isolasi sosial adalah kegagalan dalam
melaksanakan tugas perkembangan.Kegagalan dalam melaksanakan tugas perkembangan
akan mengakibatkan individu tidak percaya diri,tidak percaya pada orang lain, ragu, takut
salah, pesimis, putus asa terhadap hubungan dengan orang lain, menghindar dari orang lain,
tidak mampu merumuskan keinginan, dan merasa tertekan(Stuart & Laraia,2015).
3) Faktor Sosial Budaya
Faktor predisposisi sosial budaya pada pasien dengan isolasi sosial, sesring kali diakibatkan
karena pasien berasal dari golongan sosial ekonomi rendah hal ini mengakibatkan
ketidakmampuan pasien dalam memenuhi kebutuhan.Kondisi tersebut memicu timbulnya
stres yang terus menerus, sehingga fokus pasien hanya pada pemenuhan kebutuhannya dan
mengabaikan hubungan sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.Stuar t&Laraia(2015)
danTownsend(2015).
mengatakan bahwa faktor usia merupakan salah satu penyebab isolasi sosial hal ini
dikarenakan rendahnya kemampuan pasien dalam memecahkan masalah dan kurangnya
kematangan pola berfikir.
b. Faktor Presipitasi
Ditemukan adanya riwayat penyakit infeksi, penyakit kronis atau kelainan struktur
otak.Faktor lain nya pengalaman dalam keluarga.Penerapan aturan atau tuntutan
dikeluarga atau masyarakat yang sering tidak sesuai dengan pasien dan konflik antar
masyarakat.Selain itu Pada pasien yang mengalami isolasi sosial, dapat ditemukan adanya
pengalaman negatif pasien yang tidak menyenangkan terhadap gambaran dirinya,ketidak
jelasan atau berlebihnya peran yang dimiliki serta mengalami krisis identitas.Pengalaman
kegagalan yang berulang dalam mencapai harapan atau cita-cita, serta kurangnya
penghargaan baik dari diri sendiri maupunlingkungan. Faktor-faktor diatas, menyebabkan
gangguan dalam berinteraksi sosialdenganorang lain, yangpadaakhirnyamenjadimasalah
isolasi sosial.
C. POHON MASALAH
bentukpertanyaansebagai berikut:
5. Adakah anggota keluarga atau teman yang tidak dekat dengan Anda? Bila
punya siapa anggota keluarga dan teman yang tidak dekatnya itu?
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosis keperawatan dirumuskan berdasarkan tanda dan gejala Isolasi sosial
yang ditemukan. Jika hasil pengkajian menunjukkan tanda dan gejala isolasi sosial,
maka diagnosis keperawatan yang ditegakkan adalah Gangguan sensori persepsi
halusinasi, Isolasi sosial, dan Harga diri rendah. Masalah utama (CoreProblem)
adalah isolasi sosial. Penyebab pasien mengalami isolasi sosial dikarenakan pasien
memiliki harga diri rendah. Apabila pasien isolasi sosial tidak diberikan asuhan
keperawatan akan mengakibatkan gangguan sensori persepsi halusinasi.
I. ALASANKERUMAHSAKIT
Klien datang kerumah sakit jiwa diantar keluarganya pada tanggal 29 November 2021 pukul 09.30
karena putus obat kurang lebih 3 bulan, gelisah, emosi labil, sulit tidur , mengusir orang rumah ,
ancam senjata . Keluhan utama saat pengkajian : klien mengatakan sering emosi dan suka tersinggung
II. RIWAYATKESEHATAN
1. Pernah dirawat ? □Tidak □Ya, jika ya jelaskan tempat dan waktu perawatan
Jelaskan: Klien mengatakan pernah di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung
pada 2020 yang lalu . Keluarga mengatakan sejak 2020 klien sudah mengalami
gangguan mental.
2.Penyakit yang pernah dialami :tidak ada
3.Riwayat operasi:Klien tidak pernah menjalani operasi
4. Riwayat alergi: □ Tidak □ Ya,Sebutkan : -
Reaksi Alergi : Klien tidak memiliki alergi makanan atau pun obat-obatan
5.Riwayat penggunaan/ketergantungan terhadap zat ( waktu,jenis,frekuensi,jumlah dan
lama penggunaan)
□Obat-obatan □√Rokok □ NAPZA □ Lainnya,Sebutkan: -
Jelaskan: Klien mengatakan pengobatan rawat jalan untuk mengatasi masalah mental
yang dialami klien dan klien mengatakan sebagai perokok aktif
III. RIWAYATPENYAKITMASALALU
1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu? □Tidak□Ya
2. Pengobatan sebelumnya □Berhasil □Kurang berhasil□Tidakberhasil
Jelaskan : Klien sebelumnya merupakan klien rawat jalan namun sudah putus obat
sejak 3 bulan yang lalu
Masalah keperawatan: ketidak patuhan
3. Riwayat pelaku/usia korban/usia
saksi/usiaAniyayafisik ꙱ ꙱꙱ ꙱꙱
Aniayaseksual ꙱꙱ ꙱꙱ ꙱꙱
Penolakan ꙱꙱ ꙱꙱ ꙱꙱
Kekerasandlm keluarga ꙱ ꙱ ꙱
Tindakankriminal ꙱꙱ ꙱꙱ ꙱꙱
Jelaskan:klien tidak pernah mengalami aniaya fisik, seksual maupun kekerasan dalam
keluarga. klien tidak pernah memukul ibunya.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
4. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Jelaskan: tidak ada
RIWAYATPENYAKITKELUARGA
Apakahada anggotakeluarga yangmengalami gangguanjiwa :□ Ya□ Tidak
(jika Ya hubungan keluarga,gejala,riwayat pengobatan )
Genogram
X X X
KeteranganGenogram :
Klien mengatakan anak kedua dari 5 bersaudara keluarganya tidak ada yang
mempunyai penyakit seperti dirinya .
Masalahkeperawatan: koping keluarga tidak efektif
IV. PERSEPSI KESEHATAN
Klien mengatakan malas berkumpul dengan teman temannya. Klien kurang bias beragul
Karen suka menyendiri
MasalahKeperawatan : isolasi social
PEMERIKSAANFISIK
1. Keluhan fisik :
□ tidak □ya , jika ya sebutkan : -
TD:120/80 mmhg nadi :8 4 x/m RR : 20x/m Suhu: 36,5◦c
Pemeriksaan head to toe :
a. kepala
-tidak ada benjolan atau lesi,rambut hitam,dan kulit kepala kotor
-mata : pupil isokor,konjungtiva anemis warna merah muda
-hidung : tidak ada lesi atau luka,tidak ada sumbatan lubang hidung
-mulut : tidak ada lesi atau sariawan pada bibir,gigi tampak kotor
b. leher
tidak ada lesi atau pembesaran kelenjar tiroid
c. dada
tidak ada lesi atau benjolan,tidak ada nyeri tekan
d. abdomen
tidak ada benjolan,tidak ada lesi,tidak ada nyeri tekan
e. ekstremitas
ekstremitas atas dan bawah dapat digerakkan tanpa nyeri atau kekakuan, kuku kaki
bersih.
2. PenilaianNyeri
Keluhan nyeri : tidak ada nyeri yang dirasakan klien(0)
Masalahkeperawatan:tidakadamasalah
1-5 kg 1
6-10 kg 2
11-15 kg 3
>15 kg 4
a.Tidak 0
b.Ya 1
Totalscore
0
3.Pasien dengan diagnosa khusus:□tidak □Ya(□DM□Ginjal □Hati □Jantung
□Paru □Stroke □Kangker □Penurunan Imunitas □Geriatri □Lain-lain:……….
5. Makan Tidakmampu 0
Mandiri 2
Mandiri 3
Mandiri 3
Mandiri 2
Butuh pertolongan 1
Mandiri 2
Mandiri 2
Totalscore 21
Katagori: □12-19:ketergantunganringan
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
V. RESIKO JATUH/ CEDERA (Berdasarkan EdmonsonScale)
Berdasarkan penilaian tidak ada resiko jatuh
Parameter Score
Usia ≥50tahun 8
50-79tahun 10
≥80tahun 26
Agitasi/cemas 13
Sering bingung 13
Bingung dan disorientasi
Eliminasi Mandiri untuk BAB dan BAK 8
Obat-obatan jantung 10
Dimensia / delitrium 12
Vertigo/hipotensiortostatik / kelemahan 10
VI. PSIKOSOSIAL
1. KonsepDiri
a. Citra tubuh :
Klien mengatakan menyukai seluruh anggota tubuhnya
Masalah keperawatan :tidak ada
b. Identitas diri:
Klien mengatakan bahwa dirinya berperan sebagai laki laki klien mengatakan
dirinya ingin bekerja di bidang IT
Masalah keperawatan :tidak ada
c. Peran:
Klien mengatakan perannya sebagai perannya dirumah .
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
d. Ideal diri:
Klien mengatakan ingin sembuh dan ingin segera berkumpul dengan keluarganya
dirumah dan lingkungannya dapat menerimanya
Masalahkeperawatan :tidak ada
e. Harga diri
Klien mengatakan tidak dapat berperan menjadi lelaki dewasa yang tidak bekerja
Masalah Keperawatan:
2. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan:
Klien beragama islam,
b. Kegiatan ibadah:
Klien mengatakan selama di Rumah Sakit jarang untuk beribadah
Masalahkeperawatan : tidak ada masalah
.
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti:
Klien mengatakan yang sangat berarti dalam hidupnya yaitu keluarganya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat/sekolah:
Klien mengatakan tidak memiliki kegiatan kelompok disekitar lingkungan. Tetapi
saat dirumah sakit jiwa hanya mengikuti kegiatan rehabilitasi. Pada saat kegiatan
klien lebih suka menyendiri dan jarang bicara dengan orang lain. Klien suka
menyendiri
c. Hambatan dalam hubungan dengan orang lain:
klien tidak mau bicara banyak dan tidak punya kemampuan apapun untuk
mengobrol.
Masalah keperawatan : Isolasi Sosial (D.0121) dan harga diri rendah (D.0086)
VII. STATUSMENTAL
1.Penampilan
□Bersih □Tidakrapi □Caraberpakaiantidaksepertibiasanya
□Rapi □Kotor □Penggunaanpakaiantidaksesuai
Jelaskan:
Klien tampak rapi, klien mengatakan senang menggosok gigi,klien mandi 2x sehari
Masalah Keperawatan :tidak ada masalah
2.Pembicaraan
□Sesuai □Cepat □Keras □Apatis Inkoheren
□Mendominasi □Mengancam □Lambat □Gagap Membisu
□Tidakmampumemulaipembicaraan
Jelaskan:
Klien saat diajak berbicara serta diberi pertanyaan klien menjawab dengan keras seperti
orang marah dan terkadang keluar dari pembahasan.
Masalah Keperawatan :resiko perilaku kekerasan(D.0146)
3. Aktifitas motorik/perilaku
□ Normal □Agitasi □Konflusif □Lesu/tidakbersemangat □Grimasem
□ Tegang □Gelisah □ labil □Melamun/banyakdiam □Sulit diarahkan
□ TIK
Jelaskan: klien terlihat gelisah dan gugup saat di ajak berbicara, kien tampak mondar
mandir
Masalah Keperawatan : isolasi social dan gangguan komunikasi verbal (D.0146)
4. Alam perasaan
□Sesuai □Putus asa □Sedih □Merasa tidak mampu
□Marah □Ketakutan □Labil □Gembira berlebihan
□Tertekan □Khawatir □Malu □Tidak berharga/berguna
Jelaskan:
Klien terlihat labil saat mengutarakan perasaan , klien mengatakan tidak suka bercerita
dengan orang banyak
MasalahKeperawatan: isolasi social ( menarik diri )
5. Interaksi selama wawancara
□ Kooperatif □Bermusuhan □Curiga □Tidakkooperatif
□ Kontakmatakurang □ Mudah tersinggung□
Jelaskan
Klien tampak curiga dan mudah tersinggung saat diajak berbicara klien mengalihkan
pandangan
MasalahKeperawatan: isolasi social ( menarik diri )
6. Afek
□ Sesuai □√Datar □Tumpul □Labil □Tidak sesuaiJelaskan :
Klien ketika diajak berbicara klien lebih banyak diam dan mengalihkan pandangan ,
terlihat cemas
MasalahKeperawatan: gangguan komunikasi verbal.
7. Persepsi
□ Halusinasi □Pendengaran□Penghidu □Penglihatan□Pengecapan
□ Perabaan
Jelaskan:
Masalah Keperawatan:
8.Prosespikir
□ Sesuai □ Sirkumsial □ Flightofideas □Pengulanganpembicaraan
□ Tangensial □ Bloking □ Kehilanganasosiasi
Jelaskan :
Klien tampak mengalami blooking yaitu pembicaraan yang terhenti tiba tiba
MasalahKeperawatan : gangguan komunikasi verbal
9. Isi Pikir
□ Sesuai □Obsesi □Fobia □Hipokondria
□ Pikiranmagis □Ide yang terkait □Depersonalisasi□Agama
□ Waham □Kebesaran □Curiga □Nihilistik
Jelaskan:
Masalah keperawatan: klien sangat yakin terhadap kondisinya
10. Tingkatkesadaran
□ Composmentis □Apatis □Stupor □Bingung
Sedasi
Jelaskan: pada saat berbicara atau wawancara klien tampak
bingung
MasalahKeperawatan: gangguan komunikasi verbal
11. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang □Gangguan daya ingat jangka pendek
□ Gangguan daya ingat saat ini □Konfabulasi
Jelaskan:klien tidak menjelaskan secara benar kejadian saat dibawa kerumah sakit jiwa,
klien mengatakan tidak inegte ceritanya
Masalah Keperawatan :gangguan memori ( mudah beralih )
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
□ Konsentrasi baik □Tidak mampu berkonsentrasi
□Mudah beralih □Tidak mampu berhitung sederhanaJelaskan:
Saat diajak bicara klien terlihat tidak focus dan mudah beralih
Masalah Keperawatan:tidakada
13. Kemampuan penilaian
XIII. PEMERIKSAANPENUNJANG
DO :
Klien kurang bisa bergaul
klien suka menyendiri
klien tampak curiga dan mudah tersinggung saat di ajak berbicara
Afek datar
Klien tampak memalingkan pandangan saat di ajak berkomunikasi
Klien tampak mondar mandir
Klien tampak kusam
Cara bicara klien keras tetapi saat berbicara membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
berfkir
Klien tampak labil saat mengutarakan perasaanya
Klien saat di ajak berbicara lebih banyak diam
Klien tampak mengalami blocking
Klien tampak gugup
Klien tidak bisa menjelaskan secara benar kejadian saat di bawa ke RSJ
Klien tampak menunduk
B. ANALIS DATA
N DATA MASALH
O
1 DS : ISOLASI SOSIAL
Klien mengatakan malas berkumpul dengan
teman-temannya
DO :
Klien kurang biasa bergaul
klien suka menyendiri
klien tampak curiga dan mudah tersinggung saat
di ajak berbicara
Afek datar
Klien tampak memalingkan pandangan saat di
ajak berkomunikasi
Klien tampak mondar mandir
2.
DS :
Klien mengatakan sering mandi 2x sehari jarang DEFISIT PERAWATAN
menggunakan pasta gigi, sabun dan shampo DIRI
DO :
Klien tampak kusam
N DATA MASALAH
O
3. DS : Harga diri rendah
Klien mengatakan keluarganya tidak ada yang
peduli dengan nya jarang dijenguk keluarga
DO
Kontak mata klien tampak kurang
Klien merasa malu
Klien tampak menunduk
DS :
Klien mengatakan tidak mampu mengatasi
4. masalah yang dialami
Klien mengatakan komunikasi dengan Koping individu tidak efektif
keluarganya kurang
DO :
Klien tampak bingung
DS :
Klien mengatakan ingin bertemu dengan
5. keluarganya Koping keluarga tidak efektif
Klien mengatakan keluarga jarang menjenguk
klien
DO :
Klien tampak melamun
Kontak mata klien kurang
DS :
Klien mengatakan tidak tahu tentang penyakitnya
Klien mengatakan tidak mengetahui tentang Defisit pengetahuan
6. fungsi obat yang dikonsumsi
DO :
Klien tidak meminum obat dengan rutin
DS:
Kien mengatakan di keluarga sebagai anak
Klien mengatakan selama di rawat tidak bekerja
7. Penampilan peran tidak
sehingga tidak mempunyai pendapatan , klien
efektif
berasa kurang bertanggung jawab
DO:
Klien tampak tidak berperan sesuai dengan
umurnya.
C. POHON MASALAH
C. PRIORITAS MASALAH
1. Resiko prilaku kekerasan
2. Gangguan sensori persepsi : halusinasi pendengaran dan penglihatan
RENCANA KEPERAWATAN
Pertemuan V dst Setelah dilakukan 3x pertemuan klien 1. Latih klien mengatasi isolasi social
Klien mampu mengatasi isos yang di alami mengendalikan isolasi social yang di alami dengan berkenalan, 2-3 orang, 4-5
dengan latihan berkenalan dengan 2-3 orang, orang >5 orang
dengan kriteria: □ Evaluasi kegiatan latihan
o Mengucap salam berkenalan, berkenalan 2-3 orang,
o Menyebutkan nama lengkap, nama 4-5 orang, >5 orang dan bicara saat
panggilan, asal dan hobi melakukan empat kegiatan harian.
o Menanyakan yang di ajarkan Beri pujian
berkenalan nama lengkap, nama □ Nilai kemampuan yang sudah
panggilan, asal dan hobi mandiri
o Mau jabat tangan
□ Nilai apakah social sudah teratasi
o Kontak mata di pertahankan,
tersenyum
o Berkenalan dengan kelompok
Evaluasi Keperawatan
Tgl,jam Profesional Hasil asesmen pasien dan pemberian Instruksi PPA termasuk pasca VERIFIKASI DPJP
pemberi asuhan pelayanan (dituliskan dengan format bedah (instruksi ditulis (tulis nama, beri paraf
SOAP/ADIME, disertai sasaran. Tulis dengan rinci dan jelas ) tgl, jm) (DPJP harus
nama, beri paraf pada akhir catatan membaca/interview
semua rencana asuhan)
27-12- Mahasiswa S:
2021 perawatAKPER Klien mengatakan suka
Dharma menyendiri
Wacana Klien mengatakan malu
bergabung dengan teman
temannya
Klien mengatakan jarang mandi
O:
09.00 Klien suka menyendiri
10.00 Kontak mata klien tampak kurang
Kuku klien panjang
11.00
Badan klien sedikit kotor dan bau
A:
Isolasi social
Deficit perawatan diri
P:
Pertemuan sp 1 isolasi social
Pertemuan sp 1 perawatan diri
O: Evaluasi kebersihan
Klien tampak masih menyendiri diri
Klien tampak jarang
Latih cara berdandan
berkomunikasi dengan temannya
setelah kebersihan
A:
diri, sisiran, rias muka
Isolasi social belom teratasi
Deficit perawatan diri belom
teratasi
P:
Pertemuan sp 2 isolasi sosial
Pertemuan sp 2 defisit perawatan
diri
09.00
10.00
Tgl,jam Profesional pemberi Hasil asesmen pasien dan pemberian Instruksi PPA termasuk pasca bedah VERIFIKASI DPJP
asuhan pelayanan (dituliskan dengan format (instruksi ditulis dengan rinci dan (tulis nama, beri
SOAP/ADIME, disertai sasaran. Tulis jelas ) paraf tgl, jm) (DPJP
nama, beri paraf pada akhir catatan harus
membaca/interview
semua rencana
asuhan)
29-12- Mahasiswa AKPER S: evaluasi kegiatan latihan
2021 Dharma Wacana klien mengatakan sudah mau berkenalan
berkomunikasi dengan teman latih cara berbicara saat
temannya, 2 sampai 3 orang melakukan kegiatan harian
klien mengatakan mampu latih berkenalan 3-4 orang
merawat diri dengan mandi evaluasi kegiatan kebersihan
O: diri
klien mampu berkenalan dan latih cara makan dan minum
bercakap cakap yang baik
A:
isolasi sosial
deficit perawatan diri
P:
pertemuan sp 3 isolasi sosial
pertemuan sp 3 defisit perawatan
diri
09.00
10.00
12.00
Tgl,jam Profesional pemberi Hasil asesmen pasien dan pemberian Instruksi PPA termasuk pasca bedah VERIFIKASI DPJP
asuhan pelayanan (dituliskan dengan format (instruksi ditulis dengan rinci dan (tulis nama, beri
SOAP/ADIME, disertai sasaran. Tulis jelas ) paraf tgl, jm) (DPJP
nama, beri paraf pada akhir catatan harus
membaca/interview
semua rencana
asuhan)
30-12-2021 Mahasiswi AKPER S: evaluasi kegiatan latihan
Dharma Wacana klien mengatakan mampu berkenalan
berkenalan dengan 3 sampai 4 latih cara bicara yang baik,
orang meminta sesuatu, menjawab
klien mengatakan mampu pertanyaan
berdandan seperti menyisir latih cara berkenalan >5
rambut orang
O: evaluasi kegiatan kebersihan
klien tampak senang diri
klien tampak sudah tidak latih bab dan bak yang baik
menyendiri lagi
klien tampak mampu berdandan
sendiri
A:
isolasi sosial
deficit perawatan diri
P:
p 4 isolasi sosial
p 4 defisit perawatan diri
09.00
10.00
12.00
13.00
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah melaksanakan asuhan keperawatan kepada Tn.H dengan isolasi social di Rumah
Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung, maka pada BAB ini akan membahas kesenjangan
antara teoritis dengan tinjauan kasus. Pembahasan dimulai melalui proses keperawatan
yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
A. Pengkajian
Pengkajian keperawatan merupakan tahap awal proses keperawatan yang
meliputi pengumpulan data, dan perumusan masalah. Data yang dikumpulkan adalah
secara holistic, meliputi aspek biologi, psikologi, sosial dan spiritual (Yusuf, 2015
dalam Madhani dan Kartika, 2020). Selama pengkajian dilakukan pengumpulan data
dari beberapa sumber yaitu pasien dan rekam medis pasien. Dari hasil pengkajian
didapatkan muncul isolasi sosial yang ditandai dengan respon subjektif pasien.
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien mudah gelisah, emosi labil, sulit tidur
mengusir orang rumah.Sedangkan untuk data objektif, pasien tampak gelisah, saat
wawancara pasien berbicara dengan volume keras dan cepat dan emosi pasien
berubah-ubah.
Gangguan ini dipengaruhi oleh faktor predisposisi di antaranya perkembangan dan
sosial budaya. Kegagalan dapat mengakibatkan individu tidak percaya pada diri, tidak
percaya pada orang lain, ragu, takut salah, pesimis, putus asa terhadap orang lain, tidak
mampu merumuskan keinginan, dan merasa tertekan. Kedaan ini menimbulkan perilaku
tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain, lebih suka berdiam diri, menghindar dari orang
lain, dan kegiatan sehari-hari (Direja, 2011).
Dari data fakta dan teori tersebut meyakini antara fakta dan teori terdapat
kesamaan seperti berbicara dengan nada keras, kasar ,merusak lingkungan,
amuk/agresif, mengancam, mengamuk, dendam dan jengkel. Sesui dengan
Stuart(2016) mengatakan gejala kognitif perilaku kekerasan ditemui adanya bingung,
tidak mampu memecahkan masalah gangguan penilaian. Gejala perilaku(behavior)
seperti suara keras, kekerasan fisik terhadap orang lain dan lingkungan. Gejala
afektif seperti tidak nyaman suasana hati marah, mudah tersinggung dan bermusuhan
sedangkan gejala fisiologis seperti respon fisik dari rasa marah ditunjukkan dengan
adanya ketegangan tubuh, wajah merah dan pandangan tajam.
B. Diagnosa Keperawatan
Menurut Damaiyanti(2012) mengatakan diagnosa keperawatan adalah
interpretasi diri dari data pengkajian yang digunakan untuk mengarahkan
perencanaan, impementasi dan evaluasi. Menurut Yosep (2010) dalam Nadek (2019)
ada 7 diagnosa keperawatan jiwa sebagai berikut : Risiko perilaku kekerasan, Harga
diri rendah kronis, Gangguan persepsi sensori : Halusinasi, Isolasi Sosial, Waham
dan Risiko bunuh diri.
Diagnosa utama yang dianggkat pada Tn.H adalah Isolasi sosial dengan di
dukung data isolasi social yang ditandai dengan respon subjektif pasien mengatakan
bahwa pasien susah bercerita dengan orang lain, emosi labil, sulit tidur mengusir
orang rumah Sedangkan untuk data objektif, pasien tampak gelisah, saat wawancara
pasien berbicara dengan volume keras dan cepat dan emosi pasien berubah-ubah.
.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa isolasi sosial merupakan keaadaan seseorang yang
mengalami penurunan bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain
karena mungkin merasa ditolak, kesepian dan tidak mampu menjalin hubungan yang baik
antar sesama.
C. Intervensi Keperawatan
Menurut Dinarti dan Yuli (2017) intervensi keperawatan adalah suatu rangkaian
kegiatan penentuan langkah–langkah pemecahan masalah dan prioritasnya,
perumusan tujuan, rencana tindakan dan penilaian asuhan keperawatan pada pasien
berdasarkan analisis data dan diagnosa keperawatan. Dari data subjektif dan objektif
telah ditegakan diagnosa keperawatan yaitu resiko perilaku kekerasan maka
intervensi yang diberikan Tn.H adalah strategi pelaksanaan isolasi social dengan
intervensi melatih klien mengatasi isolasi social dengan berkenalan.
Menurut Keliat dkk (2019) menyebutkan tujuan dari dilakukan intervensi
keperawatan pada pasien dengan isolasi social dapat mmbina hubungan saling
percaya dengan perawat, sikap terbuka dan empati, menerima klien apa adanya,
mempertahankan kontak mata selama interaksi, klien dapat mengenal perasaan yang
menyebabkan perilaku social, klien dapat menyebutkan penyebab atau alasan prilaku
menarik diri pada dirinya. Klien dapat mengetahui keuntungan berhubungn dengan
orang lain, klien mendapatkan dukungan keluarga dalam berinteraksi dengan orang
lain.
Pada intervensi isolasi social strategi pelaksanaannya yaitu:
Bantu klien mengindentifikasi isolasi social.
Latih klien mengatasi isolasi social dengan berkenalan 2-3 orang
Latih klien mengatasi isolasi social dengan berkenalan 4-5 orang
Latih klien mengatasi isolasi sosial dengan berkenalan dengan 5 orang
Latih klien mengatasi isolasi social dengan berkenalan lebih dari 5 orang.
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status
kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan
(PotterdanPerry,2011). Setelah merumuskan rencana keperawatan pada Tn.H dengan
diagnosa isolasi sosial untuk selanjutan akan di lakukan implementasi keperawatan
atau tindakan keperawatan kepada Tn.H
Implementasi yang dapat dilakukan untuk pasien dengan isolasi sosial yaitu
melatih klien untuk melakukan latihan berkenalan yaitu :
Bantu klien mengindentifikasi isolasi social.
Latih klien mengatasi isolasi social dengan berkenalan 2-3 orang
Latih klien mengatasi isolasi social dengan berkenalan 4-5 orang
Latih klien mengatasi isolasi sosial dengan berkenalan dengan 5 orang
Latih klien mengatasi isolasi social dengan berkenalan lebih dari 5 orang.
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi Keperawatan menurut Kusuma wati dan Yudi (2010), evaluasi
merupakan proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan
pada pasien. Evaluasi dilakukan dengan pendekatan SOAP sebagai berikut,
S:Respon subjektif pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan,
O :Respon objektif pasien terhadap tindakankeperawatanyangtelahdilaksanakan,
A : Analisisterhadapdatasubjektifdanobjektifuntukmenyimpulkanapakahmasalah
masih tetap ada, muncul masalahbaru,atauadadatayangkontradiksiterhadap masalah
yang ada, dan
P : Tindak lanjut berdasarkan hasil analisis respon pasien rencana tindak lanjut
dapat berupa hal rencana dilanjutkan (jika masalah tidak berubah) atau rencana
dimodifikasi (jika masalah tetap, sudah dilaksanakan semua tindakan terapi hasil
belum memuasakan) (Kusumawati dan Yudi, 2010). Hasil evaluasi tindakan
keperawatan pada Tn. H yang terakhir menunjukan respon subjektif pasien
mengatakan bersedia melakukan perkenalan dengan 2-3 orang Data objektif pasien
tampak kooperatif dan pasien tampak nyaman . Perencanaan untuk pasien anjurkan
untuk berlatih cara berkenalan dan bercakap-cakap
Dapat disimpulkan bahwa Tn.H dapat lakukan kegiatan yang sudah terjadwal
yaitu dengan cara berkenalan. Dari hasil diatas maka intervensi dan implementasi
yang sudah dilakukan kepada Tn.H efektif karena isolasi social sudah tidak tampak.
BAB V
KESIMPULAN
danAplikasi.Bandung: PustakaSetia
Badar.(2016).AsuhanKeperawatanProfesionalJiwaPadaPasienIsolasiSosial
:Samarinda
Dermawan,DedendanRusdi.(2013).KonsepdanKerangkaKerjaAsuhan
KeperawatanJiwa.Yogyakarta:GosyenPublishing
Direja,AdeHermanSurya.2011.BukuAsuhanKeperawatanJiwa.
Yogyakarta:NuhaMedika.
DinasHidayat,AzizAlimul.2012.RisetKeperawatandanTeknikPenulisan
IlmiahEdisi kedua.Jakarta: SalembaMedika.
Keliat,etal.2016.KeperawatanKesehatanJiwaKomunitas:CMHN(BasicCourse).
Jakarta:EGC.
Keliat,BudiAnna,dkk.(2009).ProsesKeperawatanKesehatanJiwa.Edisi
2.Jakarta:EGC
Kuntjojo.2009.MetodePenelitian.Jakarta
MuhithA.2015.PendidikanKeperawatanJiwa(Teoridan Aplikasi).
Yogyakarta:PenerbitANDI.
Nursalam.
(2008).KonsepDanPenerapanMetodologiPenelitianIlmuKeperawatan.Jakarta:Salemb
aMedika