Anda di halaman 1dari 47

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA TERHADAP TN.

H
DENGANMASALAH UTAMA ISOLASI SOSIAL
DI RUANG KUTILANG RUMAH SAKIT JIWA DAERAH
PROVINSI LAMPUNG

DISUSUN OLEH :

ADINDA CHOIRUNISYA 0241012219044


AJENG ANISA PUTRI 0241012219045
AKNES FALO 0241012219046
AMBAR KURNIA RAMADHANI 0241012219047
ANNIDA PRATAMA DAMAYANTI 0241012219048
AYU WULANDARI 0241012219049
BRIGITA AGIL HELPITNATI 0241012219050
CICI ANDIKA 0241012219051
DEA NOVIANA PUTRI 0241012219052
DESI RAMADANI 0241012219053
DEWI NATIA 0241012219054
ELVIA WATI 0241012219055
ERLINDA NOMI EKA PUTRI 0241012219056
FAREL RIZAL RAMADHAN 0241012219057
FELSI RATNA SARI 0241012219058
FIRDHA MAYA SARI 0241012219059

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

AKPER DHARMA WACANA

METRO

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telahmemberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikanlaporanini,sebagaisalah
satutugaspadamatakuliahkeperawatanjiwa.

Makalah ini berjudul “Asuhan Keperawatan Jiwa Terhadap Klien


Dengan Masalah Utama Isolasi Sosial Jiwa Daerah Provinsi
Lampung”.Dalam penyelesaian makalah ini,kami menyadari bahwa
makalah ini jauh dari sempurna.Untuk itu,kami mengharapkan
masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan penulisan.Semoga makalah ini berguna bagi kita
semua.

BandarLampung,Januari 2022
DAFTARISI
KATA PENGANTAR..............................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................3
BABILATARBELAKANG
A. LATAR BELAKANG....................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................4
C. TUJUAN ........................................................................................................4
BABIILAPORANPANDAHULUAN
A. Definisi isolasi sosial......................................................................................7
B. Proses terjadinya masalah.............................................................................11
C. Pohon masalah..............................................................................................16
D. Diagnosis ...................................................................................................17
BABIIIASUHANKEPERAWATAN
A. Pengkajian ...................................................................................................19
B. Data Fokus ...................................................................................................31
C. Analisa Data..................................................................................................32
D. Pohon Masalah..............................................................................................34
E. Dokumentasi.................................................................................................34
BABIV PEMBAHASAN
A. Pengkajian .................................................................................................66
B. Diagnosa Keperawatan.................................................................................67
C. Intervensi Keperawatan................................................................................68
D. Implementasi Keperawatan...........................................................................68
E. Evalusi Keperawatan....................................................................................70
BABVKESIMPULAN
A.Kesimpulan...............................................................................................71
DAFTARPUSTAKA
BABI
LATARBELAKANG

A. Latarbelakang

Kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi mental sejahtera yang


memungkinkan hidup harmonis dan produktif sebagai bagian utuh dari
kualitas hidup seseorang,dengan memperhatikan semua segi kehidupan
manusia. Kesehatan jiwa mempunyai rentang sehat – sakitjiwa yaitu sehat
jiwa, masalah psikososial dan gangguan jiwa ( Keliatetal., 2016).

Gangguan jiwa menurut American Phychiatric Association (APA)


merupakan sindrom atau polapsikologis atau pola perilaku yang penting
secara klinis yang terjadi pada individu dan sindrom itu dihubungkan
dengan adanya distress (misalnya gejala nyeri,menyakitkan) atau
disabilitas (ketidak mampuan pada salah satu bagian dan beberapa fungsi
yang penting) atau disertai dengan peningkatan resiko yang sera bermakna
untuk mati, sakit, ketidak mampuan atau kehilangan kebebasan (APA
dalam Prabowo, 2014).

Gangguan jiwa merupakan suatu perubahan dangangguan pada fungsi jiwa


yang menyebabkan timbulnya penderitaan pada individu atau hambatan
dalam melaksanakan peran sosial (Keliatet al., 2016).

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka dapat diambil


suatu rumusan masalah “Bagaimana Asuhan Keperawatan Jiwa Terhadap
Klien Dengan Masalah Utama Isolasi Sosial Di Ruang Kutilang Rumah
Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung ?

B. Tujuan

1. TujuanUmum

Secara umum tujuan penelitian ini untuk Mendeskripsikan Asuhan


Keperawatan Jiwa Terhadap Klien Dengan Masalah Utama Isolasi Sosial Di
Ruang kutilang Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2. TujuanKhusus

a) Mampu mendeskripsikan hasil pengkajian asuhan keperawatan dengan


Isolasi Sosial di Ruang Kutilang Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Lampung
b) Mampu mendeskripsikan rumusan diagnosa asuhan keperawatan dengan
isolasi social di Ruang kutilang Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Lampung
c) Mampu mendeskripsikan intervensi asuhan keperawatan dengan isolasi
sosial di Ruang kutilang Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung
d) Mampu mendeskripsikan implementasi asuhan keperawatan dengan isolasi
sosial di Ruang kutilang Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung
e) Mampu mendeskripsikan hasil evaluasi asuhan keperawatan dengan resiko
perilaku kekerasan di Ruang Nuri Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Lampung
f) Mampu mendeskripsikan hasil dokumentasi asuhan dengan isolasi sosial
di Ruang kutilang Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung
BABII
LAPORAN PENDAHULUAN

A. DEFINISI ISOLASI SOSIAL

A. KASUS ATAU MASALAH UTAMA: ISOLASI SOSIAL (ISOS)

Isolasi sosial adalah keadaan di mana seseorang individu mengalami penurunan atau bahkan
sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya (Damaiyanti, 2018).
Isolasi sosial adalah suatu gangguan hubungan interpersonal yang terjadi akibat adanya
kepribadian yang tidak fleksibel yang menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi
seseorang dalam dalam hubungan sosial (Depkes RI, 2014).
Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang lain
menyatakan sikap yang negatif dan mengancam (Farida, 2012).

B. PROSES TERJADINYA MASALAH

Proses terjadinya Isolasi sosial pada pasienakan dijelaskan dengan menggunakan


konsepstressadaptasiStuart yangmeliputi stressordari faktorpredisposisi danpresipitasi.
a. Faktor predisposisi

Hal-halyang dapat mempengaruhi terjadinya isolasi sosial,meliputi:


1) riwayat Faktor Biologis Hal yang di kaji pada faktor biologis meliputi adanya faktor herediter
dimana ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.Adanya risiko bunuh
diri,riwayat penyakit atau trauma kepala,dan riwayat penggunaan NAPZA. Selain itu
ditemukan adanya k patologis otak, yangdapat diketahui dari hasil pemeriksaan struktur otak
melalui pemeriksaan CT ScandanhasilpemeriksaanMRI
untukmelihatgangguanstrukturdanfungsiotak(Thomb, 2012).

2) Faktor Psikologis Pasien dengan masalah isolasi sosial, seringkali mengalami kegagalan yang
berulang dalam mencapai keinginan/harapan,hal ini mengakibatkan terganggunya konsep diri,
yang pada akhirnya akan berdampak dalam membina hubungan dengan orang lain.Koping
individual yang digunakan pada pasien dengan isolas isosial dalam mengatasi
masalahnya,biasanya maladaptif. Koping yang biasa digunakan meliputi: represi, supresi,
sublimasi danproyeksi.Ciri-ciri pasien dengan kepribadian ini adalah menutup diri dari orang
sekitarnya.
Faktor psikologis lain yang dapat menyebabkan isolasi sosial adalah kegagalan dalam
melaksanakan tugas perkembangan.Kegagalan dalam melaksanakan tugas perkembangan
akan mengakibatkan individu tidak percaya diri,tidak percaya pada orang lain, ragu, takut
salah, pesimis, putus asa terhadap hubungan dengan orang lain, menghindar dari orang lain,
tidak mampu merumuskan keinginan, dan merasa tertekan(Stuart & Laraia,2015).
3) Faktor Sosial Budaya
Faktor predisposisi sosial budaya pada pasien dengan isolasi sosial, sesring kali diakibatkan
karena pasien berasal dari golongan sosial ekonomi rendah hal ini mengakibatkan
ketidakmampuan pasien dalam memenuhi kebutuhan.Kondisi tersebut memicu timbulnya
stres yang terus menerus, sehingga fokus pasien hanya pada pemenuhan kebutuhannya dan
mengabaikan hubungan sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.Stuar t&Laraia(2015)
danTownsend(2015).
mengatakan bahwa faktor usia merupakan salah satu penyebab isolasi sosial hal ini
dikarenakan rendahnya kemampuan pasien dalam memecahkan masalah dan kurangnya
kematangan pola berfikir.

b. Faktor Presipitasi
Ditemukan adanya riwayat penyakit infeksi, penyakit kronis atau kelainan struktur
otak.Faktor lain nya pengalaman dalam keluarga.Penerapan aturan atau tuntutan
dikeluarga atau masyarakat yang sering tidak sesuai dengan pasien dan konflik antar
masyarakat.Selain itu Pada pasien yang mengalami isolasi sosial, dapat ditemukan adanya
pengalaman negatif pasien yang tidak menyenangkan terhadap gambaran dirinya,ketidak
jelasan atau berlebihnya peran yang dimiliki serta mengalami krisis identitas.Pengalaman
kegagalan yang berulang dalam mencapai harapan atau cita-cita, serta kurangnya
penghargaan baik dari diri sendiri maupunlingkungan. Faktor-faktor diatas, menyebabkan
gangguan dalam berinteraksi sosialdenganorang lain, yangpadaakhirnyamenjadimasalah
isolasi sosial.
C. POHON MASALAH

Gangguan sensori persepsi halusinasi Efek

ISOLASI SOSIAL Care Problem

Harga diri rendah Causa

D. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI

Pengkajian pasien isolasi sosial dapat dilakukan melalui wawancara dan


observasi kepadapasien dan keluarga. Tanda dan gejala isolasi sosial dapat
ditemukan dengan wawancara,melalui bentuk pertanyaan sebagai berikut:

bentukpertanyaansebagai berikut:

1. Bagaimana perasaan Anda saat berinteraksi dengan orang lain?

2. Bagaimana perasaan Anda ketika berhubungan dengan orangl ain?Apa


yang Anda rasakan?Apakah Anda merasa nyaman ?

3. Bagaimana penilaian Anda terhadap orang-orang disekeliling Anda


(keluargaatautetangga)?

4. Apakah Anda mempunyai anggota keluarga atau teman terdekat? Bila


punya siapa anggota keluarga dan teman dekatnya itu?

5. Adakah anggota keluarga atau teman yang tidak dekat dengan Anda? Bila
punya siapa anggota keluarga dan teman yang tidak dekatnya itu?

6. Apa yang membuat Anda tidak dekat dengan orang tersebut?


Tanda dan gejala isolasi sosial yang dapat ditemukan melalui observasi adalah
sebagai berikut:

1. Pasien banyak diam dan tidak mau bicara


2. Pasien menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan orang yang terdekat
3. Pasien tampak sedih,ekspresi datar dan dangkal
4. Kontak mata kurang

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosis keperawatan dirumuskan berdasarkan tanda dan gejala Isolasi sosial
yang ditemukan. Jika hasil pengkajian menunjukkan tanda dan gejala isolasi sosial,
maka diagnosis keperawatan yang ditegakkan adalah Gangguan sensori persepsi
halusinasi, Isolasi sosial, dan Harga diri rendah. Masalah utama (CoreProblem)
adalah isolasi sosial. Penyebab pasien mengalami isolasi sosial dikarenakan pasien
memiliki harga diri rendah. Apabila pasien isolasi sosial tidak diberikan asuhan
keperawatan akan mengakibatkan gangguan sensori persepsi halusinasi.

F. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Tindakan keperawatan pada pasien isolasi:
a. Mengucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan klien
1. Berkenalan dengan klien: perkenalkan nama dan nama panggilan yang
perawat sukai,serta tanyakan nama dan nama panggilan yang disukai
pasien.
2. Menanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini
3. Buat kontrak asuhan : apa yang Perawat akan lakukan bersama
klien,berapa lama akan dikerjakan, dan tempatnya di mana
4. Jelaskan bahwa perawat akan merahasiakan informasi yang diperoleh
untuk kepentingan terapi
5. Setiap saat tunjukkan sikap empati terhadap klien
6. Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan
b. Membantu pasien menyadari perilaku isolasi sosial
1. Tanyakan pendapat pasien tentang kebiasaan berinteraksi dengan orang
lain
2. Tanyakan apa yang menyebabkan pasien tidak ingin berinteraksi dengan
orang lain
3. Diskusikan keuntungan bila pasien memiliki banyak teman dan bergaul
akrab dengan mereka
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN

PENGKAJIAN Nama : Tn. H


KEPERAWATAN TL/ Umur : 10 agustus 1985/ 36tahun
AWAL Penanggung : Tn.S
PASIEN RAWAT Jawab(tuliskan Anak
INAP
PSIKIATRI Hub dengan
pasien)
(Dilengkapi dengan 24 Pendidikan : SMA
Jam pertama pasien Pekerjaan :-
masuk ruang rawat )
Agama : Islam

TanggalMasuk: Jam: 09.30 WIB RuangRawat: Kutilang


13Desember 2021

I. ALASANKERUMAHSAKIT

Klien datang kerumah sakit jiwa diantar keluarganya pada tanggal 29 November 2021 pukul 09.30
karena putus obat kurang lebih 3 bulan, gelisah, emosi labil, sulit tidur , mengusir orang rumah ,
ancam senjata . Keluhan utama saat pengkajian : klien mengatakan sering emosi dan suka tersinggung

II. RIWAYATKESEHATAN
1. Pernah dirawat ? □Tidak □Ya, jika ya jelaskan tempat dan waktu perawatan
Jelaskan: Klien mengatakan pernah di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung
pada 2020 yang lalu . Keluarga mengatakan sejak 2020 klien sudah mengalami
gangguan mental.
2.Penyakit yang pernah dialami :tidak ada
3.Riwayat operasi:Klien tidak pernah menjalani operasi
4. Riwayat alergi: □ Tidak □ Ya,Sebutkan : -
Reaksi Alergi : Klien tidak memiliki alergi makanan atau pun obat-obatan
5.Riwayat penggunaan/ketergantungan terhadap zat ( waktu,jenis,frekuensi,jumlah dan
lama penggunaan)
□Obat-obatan □√Rokok □ NAPZA □ Lainnya,Sebutkan: -
Jelaskan: Klien mengatakan pengobatan rawat jalan untuk mengatasi masalah mental
yang dialami klien dan klien mengatakan sebagai perokok aktif
III. RIWAYATPENYAKITMASALALU
1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu? □Tidak□Ya
2. Pengobatan sebelumnya □Berhasil □Kurang berhasil□Tidakberhasil
Jelaskan : Klien sebelumnya merupakan klien rawat jalan namun sudah putus obat
sejak 3 bulan yang lalu
Masalah keperawatan: ketidak patuhan
3. Riwayat pelaku/usia korban/usia
saksi/usiaAniyayafisik ꙱ ꙱꙱ ꙱꙱
Aniayaseksual ꙱꙱ ꙱꙱ ꙱꙱
Penolakan ꙱꙱ ꙱꙱ ꙱꙱
Kekerasandlm keluarga ꙱ ꙱ ꙱
Tindakankriminal ꙱꙱ ꙱꙱ ꙱꙱
Jelaskan:klien tidak pernah mengalami aniaya fisik, seksual maupun kekerasan dalam
keluarga. klien tidak pernah memukul ibunya.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
4. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Jelaskan: tidak ada

RIWAYATPENYAKITKELUARGA
Apakahada anggotakeluarga yangmengalami gangguanjiwa :□ Ya□ Tidak
(jika Ya hubungan keluarga,gejala,riwayat pengobatan )
Genogram

X X X

KeteranganGenogram :
Klien mengatakan anak kedua dari 5 bersaudara keluarganya tidak ada yang
mempunyai penyakit seperti dirinya .
Masalahkeperawatan: koping keluarga tidak efektif
IV. PERSEPSI KESEHATAN
Klien mengatakan malas berkumpul dengan teman temannya. Klien kurang bias beragul
Karen suka menyendiri
MasalahKeperawatan : isolasi social

PEMERIKSAANFISIK
1. Keluhan fisik :
□ tidak □ya , jika ya sebutkan : -
TD:120/80 mmhg nadi :8 4 x/m RR : 20x/m Suhu: 36,5◦c
Pemeriksaan head to toe :
a. kepala
-tidak ada benjolan atau lesi,rambut hitam,dan kulit kepala kotor
-mata : pupil isokor,konjungtiva anemis warna merah muda
-hidung : tidak ada lesi atau luka,tidak ada sumbatan lubang hidung
-mulut : tidak ada lesi atau sariawan pada bibir,gigi tampak kotor
b. leher
tidak ada lesi atau pembesaran kelenjar tiroid
c. dada
tidak ada lesi atau benjolan,tidak ada nyeri tekan
d. abdomen
tidak ada benjolan,tidak ada lesi,tidak ada nyeri tekan
e. ekstremitas
ekstremitas atas dan bawah dapat digerakkan tanpa nyeri atau kekakuan, kuku kaki
bersih.

2. PenilaianNyeri
Keluhan nyeri : tidak ada nyeri yang dirasakan klien(0)

Masalahkeperawatan:tidakadamasalah

3. Skrining Status Nutrisi (berdasalkanmalnutritionscreeningtool/MST)


Berat badan:55 kg tinggi badan : 163 cm
Sudah dilaporkan ketim terapi gizi:□Tidak
No Parameter Score
1. Apakah pasien mengalami penurunan berat badan yang tidak diinginkan dalam
6bulanterakhir?

a.Tidak penurunan berat badan 0

b.Tidak yakin/tidak tahu/terasa baju lebih longgar 2

c. JikaYaberapa penurunan berat badan tersebut

1-5 kg 1

6-10 kg 2

11-15 kg 3

>15 kg 4

Tidak yakin penurunannya 2

2. Apakah asupan makanan berkurang karena berkurangnya nafsu makan?

a.Tidak 0

b.Ya 1

Totalscore
0
3.Pasien dengan diagnosa khusus:□tidak □Ya(□DM□Ginjal □Hati □Jantung
□Paru □Stroke □Kangker □Penurunan Imunitas □Geriatri □Lain-lain:……….

Masalahkeperawatan: Tidak ada masalah

4. Penilaian Fungsional (berdasarkan status fungsional barthel ADL Indeks)


Perlu bantuan, sebutkan : klien kalau mandi, sikat gigi atau membersihkan badan perlu diingatkan
baru mau mandi.

NO FUNGSI PENILAIA SCORE


N
1. Mengendalikan rangsang Tak terkendali / tak teratur(perlu 0
pembuangan tinja pencahar)
Kadang-kadang tidak terkendali 1
(1xseminggu)
Terkendali teratur 2

2. Mengendalikan rangsangan Tak terkendali / pakai masker 0


berkemih
Kadang-kadang tak terkendali (hanya 1
1x/24jam)
Mandiri 2

3. Butuh pertolongan orang lain 0


Membersihkan diri(seka Mandiri 1
muka,sisir rambut ,sikat gigi)
4. Penggunaan jamban, masuk dan Tergantung pertolongan orang lain 0
keluar (melepaskan ,memakai celana,
membersihkan, menyiram. Perlu pertolongan beberapa kegiatan 1
Tetapi Sebagian masih dapat dikerjakan
Mandiri 2

5. Makan Tidakmampu 0

Perlu ditolong memotong makanan 1

Mandiri 2

6. Berubah sikap dari berbaring Tidak mampu 0


keduduk
Perlu bantuan untuk duduk(2orang) 1

Bantuan minimal 1orang 2

Mandiri 3

7. Berpindah atau berjalan Tidak mampu 0

Bisa(pindah)dengan kursi roda 1

Berjalan dengan bantuan orang lain 2

Mandiri 3

8. Memakai baju Tergantung orang lain 0

Sebagian dibantu (mis:Mengancing) 1

Mandiri 2

9. Naik turun tangga Tidak mampu 0

Butuh pertolongan 1

Mandiri 2

10. Mandi Tergantung orang lain 0

Mandiri 2

Totalscore 21

Katagori: □12-19:ketergantunganringan
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
V. RESIKO JATUH/ CEDERA (Berdasarkan EdmonsonScale)
Berdasarkan penilaian tidak ada resiko jatuh
Parameter Score

Usia ≥50tahun 8

50-79tahun 10

≥80tahun 26

Statusmental Sadar penuh dan orientasi waktu baik -4

Agitasi/cemas 13

Sering bingung 13
Bingung dan disorientasi
Eliminasi Mandiri untuk BAB dan BAK 8

Memakai kateter / astomy 12

BAB dan BAK dengan bantuan 10

Gangguan eliminasi (inkonensia, banyak BAK dimalam 12


hari, sering BAB dan BAK)
Inkonensia tetapi bisa ambulasi mandiri 12

Medikasi Tidak ada pengobatan yang diberikan 10

Obat-obatan jantung 10

Obat psikiatri termasuk benzodiazepine dan antidepresan 8


Atau

Meningkatnya dosis obat yang dikonsumsi / ditambahkan 12


Dalam 24 jam terakhir
Diagnosis Bipolar/gangguan scizoaffective 10

Penyalahgunaan zat terlarang dan alcohol 8

Gangguan depresi mayor 10

Dimensia / delitrium 12

Ambulasi/ Ambulasi stabil dan langkah stabil atau pasien imboil 7


Keseimbangan
Penggunaan alat bantu yang tepat(tongkat, woker, tripod,dll) 8

Vertigo/hipotensiortostatik / kelemahan 10

Langkah tidak stabil, butuh bantuan dan menyadari 8


Tidak kemampuannya
Langkah setabil, butuh bantuan dan tidak menyadari 8
Ketidakmampuannya
Nutrisi Hanya sedikit mendapatkan asupan makanan / minum dalam 12
24jam terakhir
Nafsu makan baik 0
Gangguantidur Tidak ada gangguan tidur 8
Ada gangguan tidur yang dilaporkan keluarga pasien / staf 12
RiwayatJatuh Tidak ada riwayat jatuh 8
Ada riwayat jatuh dalam 3 bulan terakhir 14
TOTAL SKOR 53
KATEGORIRISIKO RR

Kategori:< 90= Resikorendah (RR) >90 = Resiko tinggi


(RT)Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah

VI. PSIKOSOSIAL
1. KonsepDiri
a. Citra tubuh :
Klien mengatakan menyukai seluruh anggota tubuhnya
Masalah keperawatan :tidak ada
b. Identitas diri:
Klien mengatakan bahwa dirinya berperan sebagai laki laki klien mengatakan
dirinya ingin bekerja di bidang IT
Masalah keperawatan :tidak ada
c. Peran:
Klien mengatakan perannya sebagai perannya dirumah .
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
d. Ideal diri:
Klien mengatakan ingin sembuh dan ingin segera berkumpul dengan keluarganya
dirumah dan lingkungannya dapat menerimanya
Masalahkeperawatan :tidak ada
e. Harga diri
Klien mengatakan tidak dapat berperan menjadi lelaki dewasa yang tidak bekerja
Masalah Keperawatan:
2. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan:
Klien beragama islam,
b. Kegiatan ibadah:
Klien mengatakan selama di Rumah Sakit jarang untuk beribadah
Masalahkeperawatan : tidak ada masalah
.
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti:
Klien mengatakan yang sangat berarti dalam hidupnya yaitu keluarganya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat/sekolah:
Klien mengatakan tidak memiliki kegiatan kelompok disekitar lingkungan. Tetapi
saat dirumah sakit jiwa hanya mengikuti kegiatan rehabilitasi. Pada saat kegiatan
klien lebih suka menyendiri dan jarang bicara dengan orang lain. Klien suka
menyendiri
c. Hambatan dalam hubungan dengan orang lain:
klien tidak mau bicara banyak dan tidak punya kemampuan apapun untuk
mengobrol.
Masalah keperawatan : Isolasi Sosial (D.0121) dan harga diri rendah (D.0086)

VII. STATUSMENTAL
1.Penampilan
□Bersih □Tidakrapi □Caraberpakaiantidaksepertibiasanya
□Rapi □Kotor □Penggunaanpakaiantidaksesuai
Jelaskan:
Klien tampak rapi, klien mengatakan senang menggosok gigi,klien mandi 2x sehari
Masalah Keperawatan :tidak ada masalah

2.Pembicaraan
□Sesuai □Cepat □Keras □Apatis Inkoheren
□Mendominasi □Mengancam □Lambat □Gagap Membisu
□Tidakmampumemulaipembicaraan
Jelaskan:
Klien saat diajak berbicara serta diberi pertanyaan klien menjawab dengan keras seperti
orang marah dan terkadang keluar dari pembahasan.
Masalah Keperawatan :resiko perilaku kekerasan(D.0146)
3. Aktifitas motorik/perilaku
□ Normal □Agitasi □Konflusif □Lesu/tidakbersemangat □Grimasem
□ Tegang □Gelisah □ labil □Melamun/banyakdiam □Sulit diarahkan
□ TIK
Jelaskan: klien terlihat gelisah dan gugup saat di ajak berbicara, kien tampak mondar
mandir
Masalah Keperawatan : isolasi social dan gangguan komunikasi verbal (D.0146)
4. Alam perasaan
□Sesuai □Putus asa □Sedih □Merasa tidak mampu
□Marah □Ketakutan □Labil □Gembira berlebihan
□Tertekan □Khawatir □Malu □Tidak berharga/berguna
Jelaskan:
Klien terlihat labil saat mengutarakan perasaan , klien mengatakan tidak suka bercerita
dengan orang banyak
MasalahKeperawatan: isolasi social ( menarik diri )
5. Interaksi selama wawancara
□ Kooperatif □Bermusuhan □Curiga □Tidakkooperatif
□ Kontakmatakurang □ Mudah tersinggung□
Jelaskan
Klien tampak curiga dan mudah tersinggung saat diajak berbicara klien mengalihkan
pandangan
MasalahKeperawatan: isolasi social ( menarik diri )
6. Afek
□ Sesuai □√Datar □Tumpul □Labil □Tidak sesuaiJelaskan :
Klien ketika diajak berbicara klien lebih banyak diam dan mengalihkan pandangan ,
terlihat cemas
MasalahKeperawatan: gangguan komunikasi verbal.
7. Persepsi
□ Halusinasi □Pendengaran□Penghidu □Penglihatan□Pengecapan
□ Perabaan

Jelaskan:
Masalah Keperawatan:
8.Prosespikir
□ Sesuai □ Sirkumsial □ Flightofideas □Pengulanganpembicaraan
□ Tangensial □ Bloking □ Kehilanganasosiasi
Jelaskan :
Klien tampak mengalami blooking yaitu pembicaraan yang terhenti tiba tiba
MasalahKeperawatan : gangguan komunikasi verbal
9. Isi Pikir
□ Sesuai □Obsesi □Fobia □Hipokondria
□ Pikiranmagis □Ide yang terkait □Depersonalisasi□Agama
□ Waham □Kebesaran □Curiga □Nihilistik
Jelaskan:
Masalah keperawatan: klien sangat yakin terhadap kondisinya
10. Tingkatkesadaran
□ Composmentis □Apatis □Stupor □Bingung
Sedasi
Jelaskan: pada saat berbicara atau wawancara klien tampak
bingung
MasalahKeperawatan: gangguan komunikasi verbal
11. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang □Gangguan daya ingat jangka pendek
□ Gangguan daya ingat saat ini □Konfabulasi

Jelaskan:klien tidak menjelaskan secara benar kejadian saat dibawa kerumah sakit jiwa,
klien mengatakan tidak inegte ceritanya
Masalah Keperawatan :gangguan memori ( mudah beralih )
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
□ Konsentrasi baik □Tidak mampu berkonsentrasi
□Mudah beralih □Tidak mampu berhitung sederhanaJelaskan:
Saat diajak bicara klien terlihat tidak focus dan mudah beralih
Masalah Keperawatan:tidakada
13. Kemampuan penilaian

□Gangguan ringan □Gangguan bermakna


Jelaskan: klien mengalami gangguan ringan namun klien mampu mengambil keputusan
yang sederhana walau dengan bantuan orang lain
MasalahKeperawatan:tidak ada masalah
14. Daya tilik diri(insight)
□ Mengingkari penyakit yang diderita □Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Jelaskan :
Klien tidak merasa sakit jiwa sehingga klien merasa jengkel,kesal dan terkekang
Masalah Keperawatan : penyangkalan tidak efektif

VIII. SUMBER KOPING


Jelaskan :
Klien menggunakan asuransi kesehatan nasional (BPJS) klien mengatakan tidak
mampu mengatasi masalah yang dialaminya sendiri dan harus meminta bantuan
keluarganya untuk menyelasaikan masalah.
Masalah Keperawatan: koping individu tidak efektif

IX. PERSIAPAN PULANG / DISCHARGE PLANNING


NO Komponenyangdibutuhkan Ya Tidak
1 Tempattinggal 
2 Caregiver 
3 Layanankesehatanmasyarakat(puskesmas/CMHN) 
4 Group support 

Klien dibuat mandiri untuk minum obat,control,merawat diri sendiri,dan mengontrol


ISOS Dan DPD,
X. ASPEKMEDIK
DiagnosaMedis :Skizoferenia Paranoid (F.20.0)
Therapymedis :
Depacote 1x250 mg oral pagi
Rizperidone 2x3 mg oral pagi dan malam
Trihexyphenidyl 2x2 mg oral pagi dan malam
Chlorpromazine 1x50 mg oral malam

XIII. PEMERIKSAANPENUNJANG

HASIL PEMERIKSAAN HEMATOLOGI

DARAH RUTIN HASIL NILAI NORMAL


Hemoglobin 17, 0 Lk. 14-18 g/dl
Eritrosit 5,43 Er. 12-16 g
Leukosit 14,900 Lk.4,5 -6.0 jt sel/mm3
Trombosit 551000 Pr.4.0-5.5 jt sel/mm3
N Batang 0 0-1%
Esoslonofil 0 1–3%
N. Segmen 73 2–6%
Limfosit 23 50 – 70 %
Monosit 5 20 – 40 %
Masa pendarahan 2–8%
Hematokroid 48,2 40 - 54 %

HASIL PEMERIKSAAN HEMATOLOGI

DARAH RUTIN HASIL NILAI NORMAL


GOT/ AST 54
GPT/ALT 42
A. DATA FOKUS
DS :
 Klien mengatakan malas berkumpul dengan teman-temannya
 Klien mengatakan sering mandi 2x sehari jarang menggunakan pasta gigi, sabun dan shampo
 Klien mengatakan tidak suka bercerita dengan orang banyak
 Klien mengatakan tidak ingat ceritanya
 Klien mengatakan ingin bertemu dengan keluargana
 Klien mengatakan keluarga jarang menjenguk keluarganya
 Klien mengatakan tidak mampu mengatasi masalah yang dialami nya
 Klien mengatakan komunikasi dengan keluarganya kurang
 Klien mengatakan tidak mengetahui tentang fungsi obat yang dikonsumsi

DO :
 Klien kurang bisa bergaul
 klien suka menyendiri
 klien tampak curiga dan mudah tersinggung saat di ajak berbicara
 Afek datar
 Klien tampak memalingkan pandangan saat di ajak berkomunikasi
 Klien tampak mondar mandir
 Klien tampak kusam
 Cara bicara klien keras tetapi saat berbicara membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
berfkir
 Klien tampak labil saat mengutarakan perasaanya
 Klien saat di ajak berbicara lebih banyak diam
 Klien tampak mengalami blocking
 Klien tampak gugup
 Klien tidak bisa menjelaskan secara benar kejadian saat di bawa ke RSJ
 Klien tampak menunduk
B. ANALIS DATA

N DATA MASALH
O
1 DS : ISOLASI SOSIAL
 Klien mengatakan malas berkumpul dengan
teman-temannya

DO :
 Klien kurang biasa bergaul
 klien suka menyendiri
 klien tampak curiga dan mudah tersinggung saat
di ajak berbicara
 Afek datar
 Klien tampak memalingkan pandangan saat di
ajak berkomunikasi
 Klien tampak mondar mandir

2.
DS :
 Klien mengatakan sering mandi 2x sehari jarang DEFISIT PERAWATAN
menggunakan pasta gigi, sabun dan shampo DIRI

DO :
 Klien tampak kusam

N DATA MASALAH
O
3. DS : Harga diri rendah
 Klien mengatakan keluarganya tidak ada yang
peduli dengan nya jarang dijenguk keluarga
DO
 Kontak mata klien tampak kurang
 Klien merasa malu
 Klien tampak menunduk

DS :
 Klien mengatakan tidak mampu mengatasi
4. masalah yang dialami
 Klien mengatakan komunikasi dengan Koping individu tidak efektif
keluarganya kurang
DO :
 Klien tampak bingung
DS :
 Klien mengatakan ingin bertemu dengan
5. keluarganya Koping keluarga tidak efektif
 Klien mengatakan keluarga jarang menjenguk
klien
DO :
 Klien tampak melamun
 Kontak mata klien kurang

DS :
 Klien mengatakan tidak tahu tentang penyakitnya
 Klien mengatakan tidak mengetahui tentang Defisit pengetahuan
6. fungsi obat yang dikonsumsi
DO :
 Klien tidak meminum obat dengan rutin

DS:
 Kien mengatakan di keluarga sebagai anak
 Klien mengatakan selama di rawat tidak bekerja
7. Penampilan peran tidak
sehingga tidak mempunyai pendapatan , klien
efektif
berasa kurang bertanggung jawab

DO:
 Klien tampak tidak berperan sesuai dengan
umurnya.
C. POHON MASALAH

Isolasi sosial penampilan peran


DEFISIT PENGETAHUAN
Tidak efektif

HDR(harga diri rendah)

koping individu tidak efektif

Koping keluarga tidak efektif

C. PRIORITAS MASALAH
1. Resiko prilaku kekerasan
2. Gangguan sensori persepsi : halusinasi pendengaran dan penglihatan
RENCANA KEPERAWATAN

TGL N DX TUJUAN KRETERIA EVALUASI INTERVENSI


O KEPERAWATA
D N
X
3 1 Isolasi social TUJUAN Identifikasi fokus masalah
januar KHUSUS : 1. Setelah dilakukan pertemuan klien dengan :
i 2022 Pertemuan klien menunjukkan tanda-  sapa klien dengan ramah
pengkajian : tanda percaya kepada baik verbal maupun
Klien mampu perawat dan mengenali nonverbal
menunjukkan masalah yang dialami dengan  perkenalkan nama nama
tanda-tanda kriteria panggilan perawat dan
percaya kepada  ekspresi wajah bersahabat tujuan perawat
perawat dan  menunjukkan rasa senang berinteraksi
mengenali  ada kontak mata  tanyakan dan panggil
masalah yang  mau berkenalan nama kesukaan klien
dialami  bersedia menceritakan  tunjukkan sikap empati
masalah yang dialami. jujur Dan menepati janji
setiap kali berinteraksi
 tanyakan perasaan klien
dan masalah yang
dialami klien
 buat kontrak interaksi
yang jelas
 beri perhatian kepada
klien dan perhatikan
tubuh dasar klien
dengarkan dengan penuh
perhatian ungkapan
masalah klien
Petemuan 1 : Setelah dilakukan pertemuan 1 Bantu klien
Kien mampu klien menjelaskan isolasi yang mengidentifikasi isolasi
mengiudentifika dialami dengan kritea : social :
si isolasi social  Menyebutkan siapa  Orang yang
mampu orang terdekat tinggal serumah
mengatasi isos  Menyebutykan penyebab atau teman
yang dialami isolasi social yang sekamar klien
dengan latihan dialami  Orang yang
berkenalan  Menyebutkan kerugian paling dekat
isolasi yang dialami dengan klien
 Menyebutkan manfaat dirumah atau
berhubunganm social diruang
atau sosialisasi perawatan
 Apa yang
membuat klien
dekat dekan
orang tersebut
 Orang yang
tidak dekat
dengan klien
dirumah atau
diruang
perawatan

Pertemuan 2 Setelah dilakukan pertemuan ke 2 Latih kalien mengatasi
klien mengendalikan isolasi social isolasi social engan
Klien mampu yang dialami dengan latihan berkenalan 2-3 orang :
mengatasi berkenalan dengan 2-3 orang  Evaluasi
isolasi yang dengan kriteria : kegiatan
dialami  Mengucapkan salam berkenalan
dengan  Menyebutkan nama ( beberapa
latihan lengkap, nama orang ). Beri
berkenalan panggilan, asal dan hobi pujian
2-3 orang  Menanyakan yang diajak  Latih cara
berkenalan nama berbicara saat
lengkap panggilan,asal melakukan
dan hobi. kegiatan harian
 Mau jabat tangan ( latih 2
 Kontak mata kegiatan )
dipertahankan ,  Masukan dalam
tersenyum jadwal kegiatan
 Berkenalan dengan 2-3 untuk latihan
orang dan bicara 2 topik berkenalan 2-3
kegiatan orang pasien,
perawat dan
tamu, brbicara
ssaat
melakukan
kegiatan harian
Pertemuan 3 Setelah dilakukan pertemuan Latih klien mengatasi isolasi
Klien mampu ke 3 klien mengendalikan social dengan berkenalan 4-5
mengatasi isolasi social yang dialami orang
isolasi yang dengan latihan berkenalan 4-  Evaluasi kegiatan
dialami dengan 5 orang dengan criteria : latihan berkenalan
cara verbal atau  Mengucapkan salam ( berapa orang ) dan
bercaap-cakap  Menyebutkan nama bicara saat
lengkapa, nama melakukan 2
panggilan, asal dan kegiatan harian .
hobi beri pujian
 Menanyakan yang  Latih cara berbicara
diajak berkenalan saat melakukan
nama lengkap, nama kegiatan harian (2
panggilan, asal dan kegiatan baru)
hobi  Masukkan pada
 Mau jabat tangan jadwal kegiatan
 Kontak mata untuk ltihan
dipertahanlan, berkenalan 4-5
tersenyum orang, berbicara saat
 Berkenalan dengan melakukan 4
4-5 orang dan bicara kegiatan harian
2 topik kegiatan .
Pertemuan 4 Setelah dilakukan pertemuan ke 4 Latih cara klien mengatasi
Klien mampu klien mngendalikan isolasi social isolasi social dengan
mengatasi yang dialami dengan latihan berkenalan 5 orang
isoslasi yang berkenalan dengan kurang lebih 5  Evaluasi kegiatan ,
dialami dengan orang dengan kriteria : bicara saat
cara kegiatan  Mengucapkan salam melakukan 4
terjadwal  Menyebutkan nama kegiatan harian, beri
lengkap, nama pujian.
panggilan, asal dan hobi  Latih cara bicara
 Menanyakan yang diajak social : meminta
pekenalan nama lengkap, sesuatu, menjawab
nama panggilan asal dan pertanyaan
hobi  Masukkan pada
 Mau jabat tangan jadwal kegiatan
 Kontak mata untuk latihan
dipertahankan, berkenalan < 5
tersenyum orang, orang baru,
 Berkenalan dengan berbicara saat
kurang lebih 5 orang dan melakukan kegiatan
bicara 2 topik kegiatan harian dan
sosialisasi

Pertemuan 5 Setelah dilakukan pertemuan Latih klien mengatasi
Klien mampu ke 5 mengendalikan isolasi isolasi social dengan
mengatasi social yang dialami dengan berkenal 2-3 orang, 4-5
isolasi yang latihan berkenalan dengan 2- orang , > 5orang
dialami 3 orang deng criteria :  Evaluasi
 Mengucapkan salam kegiatan latihan
 Menyebutkan nama berkenalan ,
lengkap, nama berkenalan 2-3
panggilan, asal dan orang, 4-5
hobi orang, > 5
 Menanyakan yang orang bicara
diajak berkenalan saat melakukan
nama lengkap, nama 4 kegiatan
panggilan, asal dan harian, beri
hobi pujian
 Mau jabat tangan  Nilai
 Kontak mata kemampuan
dipertahanklan yang sudah
 Berkenalan dalam mandiri
kelompok  Nilai apakah
isolasi social
sudah teratasi .
RENCANATINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL

NamaKlien : Tn.H Tanggal lahir : 19 – 08 – 1985


RM No. : 027930 Ruangan : Kutilang

Tanggal No Dx keperawatan Perencanaan


dx
3 januari 1 Isolasi social TUJUAN UMUM : klien mampu
2022 ( ISOS ) bersoisalisasi secara bertahap

TUJUAN KHUSUS: Setelah 3x pertemuan klien menunjukan 1. Binahubungan saling percaya


Klien mampu menunjukkan tanda- tanda tanda tanda percaya kepada perawat dan dengan meng-gunakan prinsip
percaya kepada perawat dan mengenali mengenali masalah yang dialami dengan komunikasi terapeutik :
masalah yang dialami. kriteria: □ Sapa klien dengan ramah baik
o Ekspresi wajah bersahabat
verbal maupun non verbal.
o Menunjukan rasa senang
o Ada kontak mata
□ Perkenalkan diri dengan sopan.
o Mau berkenalan □ Tanyakan nama lengkap dan
o Bersedia menceritkan masalah yang nama panggilan yang disukai
dialami klien.
□ Jelaskan tujuan pertemuan.
□ Jujur dan menepati janji.
□ Tunjukan sikap empati dan
menerima klien apa adanya.
□ Beri perhatian dan perhatikan
kebutuhan dasar klien.
□ Dengarkan dengan penuh
perhatian ungkapan masalah klien
Pertemuan 1 Setelah 3x pertemuan klien menjelaskan 1. Bantu klien mengidentifikasi isolasi
Klien mampu mengidentifikasi isolasi isolasi social yang dialami dengan criteria : social :
social dan mampu mengatasi isos yang o Menyebutkan siapa orang terdekat □ Diskusi dengan klien :
dialami dengan latihan berkenalan o Menyebutkan isolasi social yang  Orang yang tinggal serumah
dialami atau teman sekamar klien
o Menyebutkan kerugian isolasi  Orang yang paling dekat
social yang dialami dengan klien dirumah atau
o Menyebutkan manfaat berhubungan diruang perawatan
social atau sosialisasi  Apa yang membuat klien
dekat dengan orang tersebut
 Orang yang tidak dekat
dengan klien dirumah atau
diruang perawatan
□ Diskusikan dengan klien penyebab
menarik diri atau tidak mau bergaul
dengan orang lain
□ Tanyakan klien tentang :
 Manfaat hubungan social
 Kerugian menarik diri
□ Diskesikan bersama klien tentang
manfaat berhubungan social dan
kerugian menarik diri
□ Beri pujian terhadap kemampuan
klien mengungkapkan perasaannya
Pertemuan II Setelah di lakukan 3x pertemuan klien 1. Latih klien mengatasi isolasi social
Klie mampu mengatasi isos yang di alami mengendalikan isolasi social yang di dengan latihan berkenalan 2-3 orang
dengan latihan berkenalan alamidengan latihan berkenalan dengan dua □ Evaluasi kegiatan berkenalan
sampai tiga orang dengan kriteria : (beberapa orang). Beri pujian
o Mengucap salam
□ Latih cara berbicara saat melakukan
o Menyebutkan nama langkap, nama
kegiatan harian (latih 2 kegiatan)
panggilan, asal dan hobi
o Menanyakan yang di ajarkan □ Masukan pada jadwal kegiatan
berkenalan nama lengkap, nama untuk latihan berkenalan 2-3 orang
panggilan, asal dan hobi pasien, perawat dan tamu, berbicara
o Mau berjabat tangan saat melakukan kegiatan harian
o Kontak mata di pertahankan,
tersenyum
o Berkenalan dengan 2-3 orang dan
berbicara dua topic kegiatan
Pertemuan III Setelah dilakukan 3x pertemuan klien 1. Latih klien mengatasi isolasi social
Klien mampu mengatasi isos yang di alami mengendalikan isolasi social yang di alami dengan berkenalan dengan 4-5 orang
dengan cara verbal atau bercakap-cakap dengan latihan berkenalan dengan 4-5 orang, □ Evaluasi kegiatan berkenalan
dengan kriteria: (beberapa orang) dan bicara saat
o Mengucap salam melakukan dua kegiatan harian.
o Menyebutkan nama lengkap, nama Beri pujian
panggilan, asal dan hobi □ Latih cara berbicara saat melakukan
o Menanyakan yang di ajarkan kegiatan harian (dua kegiatan baru)
berkenalan nama lengkap, nama □ Masukan pada judul kegiatan untuk
panggilan, asal dan hobi melatih berkenalan 4-5 orang,
o Mau jabat tangan berbicara saat melakukan 4
o Kontak mata di pertahankan, kegiatan harian
tersenyum
o Berkenalan dengan 4-5 orang dan
bicara dua topic kegiatan
Pertemuan IV Setelah dilakukan 3x pertemuan klien 1. Latih klien mengatasi isolasi social
Klien mampu mengatasi isos yang di alami mengendalikan isolasi social yang di alami dengan berkenalan >5 orang
dengan cara latihan kegiatan terjadwal dengan latihan berkenalan dengan >5 orang, □ Evaluasi kegiatan latihan
dengan kriteria: berkenalan bicara saat melakukan 4
o Mengucap salam kegiatan harian. Beri pujian
o Menyebutkan nama lengkap, nama □ Latih cara bicara social : meminta
panggilan, asal dan hobi sesuatu, menjawab pertanyaan.
o Menanyakan yang di ajarkan
berkenalan nama lengkap, nama
□ Masukan pada jadwal kegiatan
panggilan, asal dan hobi untuk melatih berkenalan >5 orang,
o Mau jabat tangan orang baru berbicara pada saat
melakukan kegiatan harian dan
o Kontak mata di pertahankan,
sosialisasi
tersenyum
o Berkenalan dengan >5 orang
dengan bicara dua topic kegiatan

Pertemuan V dst Setelah dilakukan 3x pertemuan klien 1. Latih klien mengatasi isolasi social
Klien mampu mengatasi isos yang di alami mengendalikan isolasi social yang di alami dengan berkenalan, 2-3 orang, 4-5
dengan latihan berkenalan dengan 2-3 orang, orang >5 orang
dengan kriteria: □ Evaluasi kegiatan latihan
o Mengucap salam berkenalan, berkenalan 2-3 orang,
o Menyebutkan nama lengkap, nama 4-5 orang, >5 orang dan bicara saat
panggilan, asal dan hobi melakukan empat kegiatan harian.
o Menanyakan yang di ajarkan Beri pujian
berkenalan nama lengkap, nama □ Nilai kemampuan yang sudah
panggilan, asal dan hobi mandiri
o Mau jabat tangan
□ Nilai apakah social sudah teratasi
o Kontak mata di pertahankan,
tersenyum
o Berkenalan dengan kelompok
Evaluasi Keperawatan
Tgl,jam Profesional Hasil asesmen pasien dan pemberian Instruksi PPA termasuk pasca VERIFIKASI DPJP
pemberi asuhan pelayanan (dituliskan dengan format bedah (instruksi ditulis (tulis nama, beri paraf
SOAP/ADIME, disertai sasaran. Tulis dengan rinci dan jelas ) tgl, jm) (DPJP harus
nama, beri paraf pada akhir catatan membaca/interview
semua rencana asuhan)

27-12- Mahasiswa S:
2021 perawatAKPER  Klien mengatakan suka
Dharma menyendiri
Wacana  Klien mengatakan malu
bergabung dengan teman
temannya
 Klien mengatakan jarang mandi
O:
09.00  Klien suka menyendiri
10.00  Kontak mata klien tampak kurang
 Kuku klien panjang
11.00
 Badan klien sedikit kotor dan bau

A:
 Isolasi social
 Deficit perawatan diri
P:
 Pertemuan sp 1 isolasi social
 Pertemuan sp 1 perawatan diri

28-12-2021 Mahasiswa S:  Identifikasi penyebab


perawatAKPE  Klien mengatakan masih suka isolasi
R Dharma menyendiri
 Latih cara berkenalan
 Klien mengatakan sudah mandi
Wacana dengan 2-3 orang

O:  Evaluasi kebersihan
 Klien tampak masih menyendiri diri
 Klien tampak jarang
 Latih cara berdandan
berkomunikasi dengan temannya
setelah kebersihan
A:
diri, sisiran, rias muka
 Isolasi social belom teratasi
 Deficit perawatan diri belom
teratasi

P:
 Pertemuan sp 2 isolasi sosial
 Pertemuan sp 2 defisit perawatan
diri
09.00

10.00

Tgl,jam Profesional pemberi Hasil asesmen pasien dan pemberian Instruksi PPA termasuk pasca bedah VERIFIKASI DPJP
asuhan pelayanan (dituliskan dengan format (instruksi ditulis dengan rinci dan (tulis nama, beri
SOAP/ADIME, disertai sasaran. Tulis jelas ) paraf tgl, jm) (DPJP
nama, beri paraf pada akhir catatan harus
membaca/interview
semua rencana
asuhan)
29-12- Mahasiswa AKPER S:  evaluasi kegiatan latihan
2021 Dharma Wacana  klien mengatakan sudah mau berkenalan
berkomunikasi dengan teman  latih cara berbicara saat
temannya, 2 sampai 3 orang melakukan kegiatan harian
 klien mengatakan mampu  latih berkenalan 3-4 orang
merawat diri dengan mandi  evaluasi kegiatan kebersihan
O: diri
 klien mampu berkenalan dan  latih cara makan dan minum
bercakap cakap yang baik

A:
 isolasi sosial
 deficit perawatan diri

P:
 pertemuan sp 3 isolasi sosial
 pertemuan sp 3 defisit perawatan
diri

09.00
10.00

12.00

Tgl,jam Profesional pemberi Hasil asesmen pasien dan pemberian Instruksi PPA termasuk pasca bedah VERIFIKASI DPJP
asuhan pelayanan (dituliskan dengan format (instruksi ditulis dengan rinci dan (tulis nama, beri
SOAP/ADIME, disertai sasaran. Tulis jelas ) paraf tgl, jm) (DPJP
nama, beri paraf pada akhir catatan harus
membaca/interview
semua rencana
asuhan)
30-12-2021 Mahasiswi AKPER S:  evaluasi kegiatan latihan
Dharma Wacana  klien mengatakan mampu berkenalan
berkenalan dengan 3 sampai 4  latih cara bicara yang baik,
orang meminta sesuatu, menjawab
 klien mengatakan mampu pertanyaan
berdandan seperti menyisir  latih cara berkenalan >5
rambut orang
O:  evaluasi kegiatan kebersihan
 klien tampak senang diri
 klien tampak sudah tidak  latih bab dan bak yang baik
menyendiri lagi
 klien tampak mampu berdandan
sendiri

A:
 isolasi sosial
 deficit perawatan diri
P:
 p 4 isolasi sosial
 p 4 defisit perawatan diri

09.00

10.00

12.00
13.00
BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah melaksanakan asuhan keperawatan kepada Tn.H dengan isolasi social di Rumah
Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung, maka pada BAB ini akan membahas kesenjangan
antara teoritis dengan tinjauan kasus. Pembahasan dimulai melalui proses keperawatan
yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
A. Pengkajian
Pengkajian keperawatan merupakan tahap awal proses keperawatan yang
meliputi pengumpulan data, dan perumusan masalah. Data yang dikumpulkan adalah
secara holistic, meliputi aspek biologi, psikologi, sosial dan spiritual (Yusuf, 2015
dalam Madhani dan Kartika, 2020). Selama pengkajian dilakukan pengumpulan data
dari beberapa sumber yaitu pasien dan rekam medis pasien. Dari hasil pengkajian
didapatkan muncul isolasi sosial yang ditandai dengan respon subjektif pasien.
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien mudah gelisah, emosi labil, sulit tidur
mengusir orang rumah.Sedangkan untuk data objektif, pasien tampak gelisah, saat
wawancara pasien berbicara dengan volume keras dan cepat dan emosi pasien
berubah-ubah.
Gangguan ini dipengaruhi oleh faktor predisposisi di antaranya perkembangan dan
sosial budaya. Kegagalan dapat mengakibatkan individu tidak percaya pada diri, tidak
percaya pada orang lain, ragu, takut salah, pesimis, putus asa terhadap orang lain, tidak
mampu merumuskan keinginan, dan merasa tertekan. Kedaan ini menimbulkan perilaku
tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain, lebih suka berdiam diri, menghindar dari orang
lain, dan kegiatan sehari-hari (Direja, 2011).
Dari data fakta dan teori tersebut meyakini antara fakta dan teori terdapat
kesamaan seperti berbicara dengan nada keras, kasar ,merusak lingkungan,
amuk/agresif, mengancam, mengamuk, dendam dan jengkel. Sesui dengan
Stuart(2016) mengatakan gejala kognitif perilaku kekerasan ditemui adanya bingung,
tidak mampu memecahkan masalah gangguan penilaian. Gejala perilaku(behavior)
seperti suara keras, kekerasan fisik terhadap orang lain dan lingkungan. Gejala
afektif seperti tidak nyaman suasana hati marah, mudah tersinggung dan bermusuhan
sedangkan gejala fisiologis seperti respon fisik dari rasa marah ditunjukkan dengan
adanya ketegangan tubuh, wajah merah dan pandangan tajam.
B. Diagnosa Keperawatan
Menurut Damaiyanti(2012) mengatakan diagnosa keperawatan adalah
interpretasi diri dari data pengkajian yang digunakan untuk mengarahkan
perencanaan, impementasi dan evaluasi. Menurut Yosep (2010) dalam Nadek (2019)
ada 7 diagnosa keperawatan jiwa sebagai berikut : Risiko perilaku kekerasan, Harga
diri rendah kronis, Gangguan persepsi sensori : Halusinasi, Isolasi Sosial, Waham
dan Risiko bunuh diri.
Diagnosa utama yang dianggkat pada Tn.H adalah Isolasi sosial dengan di
dukung data isolasi social yang ditandai dengan respon subjektif pasien mengatakan
bahwa pasien susah bercerita dengan orang lain, emosi labil, sulit tidur mengusir
orang rumah Sedangkan untuk data objektif, pasien tampak gelisah, saat wawancara
pasien berbicara dengan volume keras dan cepat dan emosi pasien berubah-ubah.
.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa isolasi sosial merupakan keaadaan seseorang yang
mengalami penurunan bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain
karena mungkin merasa ditolak, kesepian dan tidak mampu menjalin hubungan yang baik
antar sesama.

C. Intervensi Keperawatan
Menurut Dinarti dan Yuli (2017) intervensi keperawatan adalah suatu rangkaian
kegiatan penentuan langkah–langkah pemecahan masalah dan prioritasnya,
perumusan tujuan, rencana tindakan dan penilaian asuhan keperawatan pada pasien
berdasarkan analisis data dan diagnosa keperawatan. Dari data subjektif dan objektif
telah ditegakan diagnosa keperawatan yaitu resiko perilaku kekerasan maka
intervensi yang diberikan Tn.H adalah strategi pelaksanaan isolasi social dengan
intervensi melatih klien mengatasi isolasi social dengan berkenalan.
Menurut Keliat dkk (2019) menyebutkan tujuan dari dilakukan intervensi
keperawatan pada pasien dengan isolasi social dapat mmbina hubungan saling
percaya dengan perawat, sikap terbuka dan empati, menerima klien apa adanya,
mempertahankan kontak mata selama interaksi, klien dapat mengenal perasaan yang
menyebabkan perilaku social, klien dapat menyebutkan penyebab atau alasan prilaku
menarik diri pada dirinya. Klien dapat mengetahui keuntungan berhubungn dengan
orang lain, klien mendapatkan dukungan keluarga dalam berinteraksi dengan orang
lain.
Pada intervensi isolasi social strategi pelaksanaannya yaitu:
 Bantu klien mengindentifikasi isolasi social.
 Latih klien mengatasi isolasi social dengan berkenalan 2-3 orang
 Latih klien mengatasi isolasi social dengan berkenalan 4-5 orang
 Latih klien mengatasi isolasi sosial dengan berkenalan dengan 5 orang
 Latih klien mengatasi isolasi social dengan berkenalan lebih dari 5 orang.

D. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status
kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan
(PotterdanPerry,2011). Setelah merumuskan rencana keperawatan pada Tn.H dengan
diagnosa isolasi sosial untuk selanjutan akan di lakukan implementasi keperawatan
atau tindakan keperawatan kepada Tn.H
Implementasi yang dapat dilakukan untuk pasien dengan isolasi sosial yaitu
melatih klien untuk melakukan latihan berkenalan yaitu :
 Bantu klien mengindentifikasi isolasi social.
 Latih klien mengatasi isolasi social dengan berkenalan 2-3 orang
 Latih klien mengatasi isolasi social dengan berkenalan 4-5 orang
 Latih klien mengatasi isolasi sosial dengan berkenalan dengan 5 orang
 Latih klien mengatasi isolasi social dengan berkenalan lebih dari 5 orang.

E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi Keperawatan menurut Kusuma wati dan Yudi (2010), evaluasi
merupakan proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan
pada pasien. Evaluasi dilakukan dengan pendekatan SOAP sebagai berikut,
S:Respon subjektif pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan,
O :Respon objektif pasien terhadap tindakankeperawatanyangtelahdilaksanakan,
A : Analisisterhadapdatasubjektifdanobjektifuntukmenyimpulkanapakahmasalah
masih tetap ada, muncul masalahbaru,atauadadatayangkontradiksiterhadap masalah
yang ada, dan
P : Tindak lanjut berdasarkan hasil analisis respon pasien rencana tindak lanjut
dapat berupa hal rencana dilanjutkan (jika masalah tidak berubah) atau rencana
dimodifikasi (jika masalah tetap, sudah dilaksanakan semua tindakan terapi hasil
belum memuasakan) (Kusumawati dan Yudi, 2010). Hasil evaluasi tindakan
keperawatan pada Tn. H yang terakhir menunjukan respon subjektif pasien
mengatakan bersedia melakukan perkenalan dengan 2-3 orang Data objektif pasien
tampak kooperatif dan pasien tampak nyaman . Perencanaan untuk pasien anjurkan
untuk berlatih cara berkenalan dan bercakap-cakap
Dapat disimpulkan bahwa Tn.H dapat lakukan kegiatan yang sudah terjadwal
yaitu dengan cara berkenalan. Dari hasil diatas maka intervensi dan implementasi
yang sudah dilakukan kepada Tn.H efektif karena isolasi social sudah tidak tampak.

BAB V
KESIMPULAN

Pemberian intervensi keperawatan pada pasien dengan isolasi social bertujuan


agar klien mampu mengidentifikasi penyebab isolasi social dan latihan cara
berkenalan yang dialami dalam hal ini intervensi dilakukan sesuai dengan penegakan
intervensi SIKI dalam mengatasi isolasi social Manfaat latihan berkenalan yaitu agar
klien mampu menunjukkan tanda-tanda percaya kepada perawat dan mengenali
masalah yang dialami dan mampu bersosialisasi terhadap lingkungan sekitar.
. Hasil evaluasi tindakan keperawatan pada Tn.H yang terakhir menunjukan
respon subjektif pasien mengatakan bersedia diajarkan latihan berkenalan ,Pasien
mengatakan sudah lebih tenang dan tidak menyendiri lagi .Data objektif pasien
tampak kooperatif dan pasien tampak mau bersosialisasi .
DAFTARPUSTAKA

Abidin, Yusuf Zainal. (2015). Manajemen Komunikasi: Filosofi, Konsep,

danAplikasi.Bandung: PustakaSetia

Badar.(2016).AsuhanKeperawatanProfesionalJiwaPadaPasienIsolasiSosial

:Samarinda

Dalami, Ermawati dkk. (2009). Asuhan Keperawatan Dengan GangguanJiwa.Jakarta

Dermawan,DedendanRusdi.(2013).KonsepdanKerangkaKerjaAsuhan

KeperawatanJiwa.Yogyakarta:GosyenPublishing

Direja,AdeHermanSurya.2011.BukuAsuhanKeperawatanJiwa.
Yogyakarta:NuhaMedika.

Dinas Kesehatan Kota Padang. (2013). Profil Kesehatan. Padang:

DinasHidayat,AzizAlimul.2012.RisetKeperawatandanTeknikPenulisan
IlmiahEdisi kedua.Jakarta: SalembaMedika.

Keliat,etal.2016.KeperawatanKesehatanJiwaKomunitas:CMHN(BasicCourse).
Jakarta:EGC.
Keliat,BudiAnna,dkk.(2009).ProsesKeperawatanKesehatanJiwa.Edisi

2.Jakarta:EGC

Kuntjojo.2009.MetodePenelitian.Jakarta

MuhithA.2015.PendidikanKeperawatanJiwa(Teoridan Aplikasi).
Yogyakarta:PenerbitANDI.

Nursalam.
(2008).KonsepDanPenerapanMetodologiPenelitianIlmuKeperawatan.Jakarta:Salemb
aMedika

Anda mungkin juga menyukai